Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN

INSTRUMEN DERIVATIF PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA


Muhammad Najir
16113062

1. Latar Belakang Masalah

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur. Strategi yang dapat diambil antara lain
risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu (accept risk). Manajemen
risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko
keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-
instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan

soleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen
risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).

Instrumen derivatif...

2. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis instrument derivatif dalam mengatasi
risiko kredit pada Bank BRI Tbk. Maka Penulisan ini bertujuan untuk menentukan dan
menganalisis instrument derivatif dalam mengatasi risiko kredit.

3. Pembahasan

Bank UU Republik Indonesia No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU
No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 menyebutkan “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakst dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Manajemen Risiko berperan dalam melindungi modal dan mengoptimalkan return terhadap risk.
Skala operasi yang luas dan volume usaha yang terus meningkat, membuat BRI harus menerapkan
pola pengelolaan risiko secara terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan seluruh eksposur risiko.

Untuk bertumbuh menjadi bank terdepan, BRI mengembangkan bisnisnya melalui inovasi produk
dan jasa secara berkelanjutan serta didukung dengan teknologi digital dan jaringan yang handal
didukung satelit untuk mengoptimalkan layanan perbankan sampai ke pelosok negeri.

Manajemen Risiko Perbankan

Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan
risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi
yang lebih tinggi (Darmawi 2012:17). Sesuai pasal 2 Peraturan Bank Indonesia No.
11/25/PBI/2009 mengenai Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko sekurang-kurangnya mencakup:

1. Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi

2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.

3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit serta sistem
informasi manajemen risiko.

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Bank menetapkan suatu sistem penilaian (internal credit review) yang independen dan
berkelanjutan terhadap efektifitas penerapan proses manajemen risiko kredit.

Definisi Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakpastian atau kegagalan pasangan usaha
(Counterparty) memenuhi kewajibannya (Ghozali, 2007:121).
Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang dialami bank karena debitur tidak melunasi kembali
pokok pinjamannya ditambah bunga (Ali, 2004:199).

Definisi risiko kredit yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa risiko kredit
adalah peluang adanya kerugian bank disebabkan debitur tidak dapat melunasi hutang beserta
bunganya kepada bank.

Penyebab Risiko Kredit

Kondisi yang menyebabkan adanya risiko kredit, antara lain:

a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat hutang) yang dibeli
bank tidak terbayar.

b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain, misalnya
kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivatif.

c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk derivatif. (Ghozali,
2007:12). Risiko kredit dapat berasal dari kesalahan pihak nasabah, ketidakhati-hatian pemberian
kredit, maupun ketidakjelasan kesepakatan yang dibuat. Kondisi yang menyebabkan adanya risiko
kredit memperkuat adanya kemungkinan gagal bayar yang merugikan pihak bank dari kredit yang
telah diberikan.

Efektifitas Proses Manajemen Risiko Perbankan

Efektivitas merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara yang benar (Kadarisman, et al,
2005:14). Efektifitas juga didefinisikan sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktunya (Fathoni, 2006:92).

Efektifitas dalam kaitannya dengan proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan
risiko kredit, adalah upaya yang dilakukan telah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik
berupa sumber daya manusia maupun sumber daya teknologi, dengan cara yang benar dan
mencapai tujuan tepat waktu, yaitu untuk meminimalisir risiko kredit.

4. Rekomendasi
Saran yang diberikan terkait dengan penerapan manajemen risiko perbankan dalam pengendalian
risiko kredit, adalah:

a. Mempertahankan pencapaian hasil dari proses manajemen risiko perbankan dalam


mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan.

b. Memaksimalkan pemberian kredit yang lebih terfokus pada debitur yang dinilai memiliki
kemampuan dalam mengendalikan kredit.

5. Kesimpulan

Proses manajemen risiko perbankan dalam mengelola risiko kredit dilihat dari upaya yang
dilakukan dalam mengendalikan risiko kredit sebagai hasil dari pencapaian upaya pengendalian
risiko kredit yang dilakukan. Proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan risiko
kredit pada PT. BRI Agroniaga Tbk dengan beberapa upaya pengendalian risiko kredit sebagai
berikut:

a. Proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan risiko kredit dilakukan dengan
beberapa upaya pengendalian risiko kredit dan telah sesuai dengan teknik identifikasi risiko,
dimensi pengukuran dan evaluasi risiko, dan alternatif pengelolaan risiko.

b. Efektifitas dalam kaitannya dengan proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan
risiko kredit, adalah upaya yang dilakukan telah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, dengan
cara yang benar dan mencapai tujuan, yaitu untuk meminimalisir risiko kredit tiap tahunnya.
6. Daftar Pustaka

1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia
with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and
Commerce.Vol.22, No. 3,2017

2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in
Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management
Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

3. Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and Evidence.


Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.

4. Darmawi, Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Askara.

5. Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Risiko Perbankan: Pendekatan Kuantitatif Value at Risk
(VaR). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai