Anda di halaman 1dari 10

UAS MANAJEMEN RISIKO

Nama : Taufiq Agung Pambudi


NIM : 21108030026
Kelas : Manajemen Risiko (A)

1. Buatlah tanggapan risiko dengan peristiwa risiko yang telah teridentifikasi!


Kredit Macet
Menurut (Turmudi, 2016) dalam hal kredit macet, upaya penyelesaian yang dapat
dilakukan pihak bank berupa rescheduling, reconditioning, restructuring, penyelesaian
melalui jaminan serta hapus buku dan atau hapus tagih.
1. Penjadualan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran
kewajiban nasabah atau jangka waktunya;
2. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh
persyaratan pembiayaan, piutang dan atau Ijarah yang tidak terbatas pada
perubahan jadual pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo pembiayaan, piutang
dan atau Ijarah;
3. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan pembiayaan,
piutang dan atau ijarah.

Jadi, apabila nasabah mengalami kredit macet, pihak bank dapat melakukan
tahapan-tahapan di atas. Mulai dari melakukan perubahan jadwal pembayaran dari
nasabah kembali, merubah persyaratan pembayaran, atau penyelesaian melalui jaminan
yang diberikan nasabah.

Nasabah Pembiayaan dan Pendanaan Berkurang Karena Covid dan Inflasi


Berdasarkan penelitian (Ghofur et al., 2021) terhadap terkait nasabah pembiayaan
berkurang pada beberapa lembaga keuangan syariah memiliki strategi yang berbeda-
beda artinya mereka melihat bagaimana keadaan dilapangan, sehingga strategi-strategi
yang dilakukan diatas bisa disimpulkan bahwa disebutkan sebagai berikut:
1) Pelatihan Pola Penjualan Online;
2) Pengurangan Nominal Angsuran;
3) Perpanjangan Masa Angsuran;
4) Pelebaran Titik Pemasaran.
Maka, pihak bank perlu melakukan strategi baru untuk menarik masyarakat
menjadi nasabah pembiayaan pada bank tersebut. Apalagi peristiwa Covid-19 dan
inflasi ini sangat berdampak terhadap segala sektor perekonomian, salah satunya sektor
perbankan ini.

Kurangnya Sumber Daya Manusia


Berdasarkan penelitian (Zulkifli et al., 2018) pada salah satu BMT yang berada di
Pekanbaru, lemahnya kualitas SDM yang dimiliki oleh BMT menjadi permasalahan
yang sangat krusial yang harus segera diatasi oleh para praktisi BMT. Karena SDM
merupakan elemen penting dalam aktivias bisnis suatu institusi.
Dalam hal ini, pihak bank perlu menambah jumlah kerja yang dapat melakukan
pada setiap bagian divisinya masing-masing.

Kurangnya Literasi Tentang Keuangan Syariah Oleh Masyarakat


Berdasarkan penelitian (Hayati, 2019), untuk meningkatkan literasi masyarakat
tentang keuangan syariah dapat dilakukan dengan edukasi dan sosialisasi dengan tujuan
agar masyarakat dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan syariah,
terutama pemahaman mengenai fitur, manfat, risiko, biaya, dan kewajiban pengguna
produk jasa keuangan syariah. Selain itu agar masyarakat dapat melakukan perencanaan
dan pengelolaan keuangan dengan baik. Program edukasi ini dilakukan dengan bentuk
sosialisasi secara langsung yaitu mendatangi nasabah Bank dan masyarakat
umum/calon nasabah. Sosialisasi dan edukasi tentang literasi keuangan syariah
memberikan pengertian kepada masyarakat agar dapat mengelola keuangannya dengan
baik personal maupun kelompok.
Hal tersebut dapat dilakukan pihak bank dalam meningkatkan literasi tentang
keuangan syariah terhadap masyarakat. Program sosialisasi dan edukasi ini dapat
dilakukan secara langsung terjun ke masyarakat maupun melalui media massa, seperti
koran, majalah, media sosial, dll.

Sulitnya Mencari Barang Murabahah


Dalam buku (Pfeffer & Salancik, 2015) tentang control eksternal dalam
ketergantungan sumber daya organisasi, dinyatakan bahwa pentingnya suatu organisasi
bergantung pada mitranya, dalam hal ini sebagai penyedia barang.
Sesuai dengan pernyataan di atas, pihak bank terkhusus manajer harus memiliki
hubungan kerja sama maupun koneksi terhadap mitra kerjanya, terutama dalam
penyediaan barang murabahah.

Nasabah Tidak Bisa Menulis


Suatu perusahaan harus memiliki kuantitas dan kualitas karyawan yang memadai
guna kelancaran berjalannya operasional perusahaan tersebut. Apabila dalam proses
pengoperasian perusahaan terhambat, maka perlu untuk menambah jumlah tenaga
kerjanya. (Arif, 2021).
Jadi, pihak bank perlu menambah jumlah karyawannya, agar proses transaksi
dapat berjalan maksimal. Penambahan jumlah karyawan bisa dilakukan dengan
merekrut karyawan magang atau mahasiswa PKL.

Nasabah Membawa Buku Tabungan Orang Lain (BPK RI, 2023)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan dijelaskan perihal prosedur pengambilan tabungan
secara terperinci. SOP memuat aturan dengan keterikatan semua puhak dan berisi
konsekuensi yang akan didapatkan apabila melanggarnya.
Maka, diperlukan ketelitian teller dalam memeriksa data diri tabungan yang
dibawa nasabahnya. Jangan sampai merugikan pihak lain yang juga selaku nasabahnya.
Teller harus memahami dengan benar terkait SOP yang telah disahkan negara dan
menegur nasabahnya yang terbukti melakukan pelanggaran.

2. Tanggapan risiko tersebut menjadi wewenang siapa?


Menurut (Andri Soemitra, 2018) Risiko dalam konteks BMT merujuk pada
potensi kerugian atau ketidakpastian yang dapat mempengaruhi operasional, keuangan,
atau reputasi lembaga tersebut. Ada beberapa pihak yang memiliki wewenang terkait
risiko dalam BMT, antara lain:
1. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BMT bertugas mengawasi dan memastikan bahwa lembaga
tersebut beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan peraturan yang
berlaku. Mereka memiliki wewenang untuk memantau dan mengevaluasi
risiko yang dihadapi oleh BMT, serta mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mengurangi risiko tersebut.
2. Direksi
Direksi BMT bertanggung jawab atas pengelolaan harian lembaga, termasuk
mengelola risiko. Mereka memiliki wewenang untuk mengidentifikasi risiko,
mengembangkan kebijakan risiko, dan mengimplementasikan strategi
manajemen risiko yang efektif. Direksi juga bertanggung jawab untuk
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku.
3. Manajer
Manajer memiliki wewenang untuk melakukan analisis risiko,
mengidentifikasi area-area yang rentan, dan mengembangkan strategi
manajemen risiko yang sesuai. Mereka juga dapat memberikan rekomendasi
kepada direksi dan Komite Risiko terkait tindakan mitigasi risiko.
4. Karyawan
Semua karyawan BMT memiliki peran dalam manajemen risiko. Mereka harus
memahami risiko yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab mereka serta
melaksanakan prosedur yang ditetapkan untuk mengurangi risiko. Karyawan
juga memiliki kewajiban untuk melaporkan risiko atau pelanggaran yang
terdeteksi kepada pihak yang berwenang di dalam lembaga.
Penting untuk dicatat bahwa struktur dan wewenang terkait manajemen risiko
dalam BMT dapat bervariasi tergantung pada ukuran, kompleksitas, dan kebijakan
internal lembaga. Selain itu, peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh otoritas
pengawas syariah dan regulator keuangan juga mempengaruhi wewenang dalam
manajemen risiko BMT.

3. Penilaian atas tanggapan risiko dan berikan penjelasannya!


A. Pengukuran Peluang Berdasarkan Risiko(Vorst et al., 2018)
Skor Keterangan Deskripsi
1 Rendah Terjadi < 6 kali dalam sebulan
2 Sedang Terjadi 6-8 kali dalam sebulan
3 Tinggi Terjadi > 8 kali dalam sebulan
Sumber: Vorst, dkk. (2018), Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000, Badan Standar Nasional.
B. Pengukuran Dampak Terjadinya Risiko
Skor Keterangan Deskripsi
Dapat menimbulkan masalah kecil yang bisa
1 Rendah
diatasi dengan aktivitas pengelolaan rutin
2 Sedang Menghambat kinerja divisi-divisi tertentu
3 Tinggi Menghambat kinerja BMT secara keseluruhan
Sumber: Vorst, dkk. (2018), Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000, Badan Standar Nasional.

C. Matriks Kemungkinan dan Dampak (Darmawan, 2021)


Tinggi 3 6 9
Sedang 2 4 6
KEMUNGKINAN Rendah 1 2 3
Rendah Sedang Tinggi
DAMPAK
Sumber: Darmawan, (2021). Manajemen Risiko Keuangan Syariah. UNY Press.

Keterangan :
 Green, merupakan risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan apabila
terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil.
 Yellow, merupakan risiko yang perlu diwaspadai dan memberikan pengaruh
signifikan terhadap perusahaan.
 Red, merupakan risiko tertinggi yang berdampak secara signifikan
terhadap keberlangsungan perusahaan, serta memiliki dampak jangka
panjang yang harus dihindari perusahaan.

D. Penilaian Atas tanggapan risiko


1) Kredit Macet
 Mitigasi: Pihak BMT dapat melakukan rescheduling, reconditioning,
restructuring, maupun penyelesaian melalui jaminan serta hapus buku dan atau
hapus tagih.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 2 (Menghambat kinerja divisi-divisi tertentu)
Risiko : 2 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
2) Nasabah Pembiayaan dan Pendanaan Berkurang Karena Covid dan Inflasi
 Mitigasi: Pihak BMT dapat melakukan pelatihan pola penjualan online,
pengurangan nominal angsuran, perpanjangan masa angsuran, pelebaran titik
pemasaran.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 2 (Menghambat kinerja divisi-divisi tertentu)
Risiko : 2 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
3) Kurangnya Sumber Daya Manusia
 Mitigasi: Pihak BMT harus melakukan penambahan jumlah karyawannya,
agar proses kinerja BMT dapat maksimal dan tidak tumpang tindih.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 1 (Dapat menimbulkan masalah kecil yang bisa diatasi dengan
aktivitas pengelolaan rutin)
Risiko : 1 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
4) Kurangnya Literasi Tentang Keuangan Syariah Oleh Masyarakat
 Mitigasi: Untuk meningkatkan literasi keuangan syariah oleh masyarakat,
pihak BMT dapat melakukan edukasi dan sosialisasi dengan tujuan agar
masyarakat dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan syariah,
terutama pemahaman mengenai fitur, manfat, risiko, biaya, dan kewajiban
pengguna produk jasa keuangan syariah. Selain itu agar masyarakat dapat
melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan dengan baik.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 2 (Terjadi 6-8 kali dalam sebulan)
Dampak : 1 (Dapat menimbulkan masalah kecil yang bisa diatasi dengan
aktivitas pengelolaan rutin)
Risiko : 2 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
5) Sulitnya Mencari Barang Murabahah
 Mitigasi: Pihak BMT terkhusus manajer harus mulai menjalin hubungan kerja
sama maupun koneksi terhadap mitra kerjanya, terutama dalam penyediaan
barang murabahah.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 1 (Dapat menimbulkan masalah kecil yang bisa diatasi dengan
aktivitas pengelolaan rutin)
Risiko : 1 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
6) Nasabah Tidak Bisa Menulis
 Mitigasi: Pihak BMT perlu menambah jumlah karyawannya, agar proses
transaksi dapat berjalan maksimal. Penambahan jumlah karyawan bisa
dilakukan dengan merekrut karyawan magang atau mahasiswa PKL.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 1 (Dapat menimbulkan masalah kecil yang bisa diatasi dengan
aktivitas pengelolaan rutin)
Risiko : 1 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)
7) Nasabah Membawa Buku Tabungan Orang Lain
 Mitigasi: Pihak BMT terutama bagian teller harus teliti dalam memeriksa data
diri tabungan yang dibawa nasabahnya. Jangan sampai merugikan pihak lain
yang juga selaku nasabahnya. Teller harus memahami dengan benar terkait
SOP yang telah disahkan negara dan menegur nasabahnya yang terbukti
melakukan pelanggaran.
 Nilai Risiko Setelah Mitigasi.
Kemungkinan : 1 (Terjadi < 6 kali dalam sebulan)
Dampak : 2 (Menghambat kinerja divisi-divisi tertentu)
Risiko : 2 (risiko yang kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
apabila terjadi risiko yang ditimbulkan memiliki dampak relatif kecil)

4. 4-6 Inovasi apa yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan sesuai data observasi dalam
upaya meminimalisir frekuensi dan dampak risiko di masa depan? Membutuhkan waktu
berapa lama pengembangannya? Siapa yang sebaiknya bertanggungjawab dalam
pengembangan inovasi tersebut?
a) Menurut (Sudarto, 2020), inovasi dapat dilakukan sebagai berikut.
 Melakukan Penjadwalan kembali (rescheduling). Hal ini dilakukan dengan cara
memperpanjang jangka waktu pembiayaan, dimana anggota diberikan keringanan
dalam jangka waktunpembiayaan, misalnya: memperpanjang jangka waktu
pembiayaan dari 6 bulan menjadi 1 tahun, sehingga anggota mempunyai waktu
yang lebih lama untuk mengembalikannya. Dalam hal ini jangka waktu angsuran
pembiayaan diperpanjang pembayarannya dengan demikian jumlah angsuran pun
menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jum;ah angsuran.
 Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh
persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban anggota yang
harus dibayarkan kepada BMT, antara lain meliputi: 1). Perubahan jadwal
pembayaran, 2). Perubahan jumlah angsuran, 3). Perubahan jangka waktu, 4).
Pemberian potongan.
 Pentaan kembali (restructuring), perubahan persyaratan pembiayaan dengan
penambahan dana fasilitas pembiayaan.
Waktu yang digunakan untuk pengembangan inovasi ini mungkin sekitar 3-4
bulan, karena perlu mempertimbangan dampak yang akan terjadi Ketika telah
diterapkan. Penanggungjawab dalam pengembangan ini adalah manajer.
b) Menambah jumlah karyawannya
Untuk memaksimalkan produktivitas dari perusahaan, pihak BMT perlu
menambah jumlah karyawan mereka supaya setiap bagian divisinya dapat focus
terhadap pekerjaannya. Menurut Swashta, produktivitas adalah konsep yang
menggambarkan antara apa yang telah dihasilkan (output) dengan apa yang yang
telah digunakan (input). (Arif, 2021). Oleh karna itu, jika karyawan bertambah maka
proses
transaksi maupun kinerja dari perusahaan akan berjalan lebih maksimal.
Waktu yang digunakan untuk pengembangan inovasi ini mungkin sekitar 1-2
bulan, karena perlunya membuka dan menyeleksi para pelamar kerjanya.
Penanggungjawab dalam pengembangan ini adalah direksi BMT.
c) Pengembangan Keterampilan dan Pelatihan
Perusahaan dapat meminimalisir dampak kurangnya sumber daya manusia
dengan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan pelatihan yang relevan.
Dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan kompetensi
mereka, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada dan mengurangi
risiko. (Noe et al., 2006). BMT dapat menerapkan inovasi ini untuk meningkatkan
kualitas dari para karyawannya agar bisa mengurangi risiko-risiko yang disebabkan
oleh mereka.
Waktu yang digunakan untuk pengembangan inovasi ini mungkin sekitar 6
bulan, karena hal ini sifatnya berkelanjutan. Penanggungjawab dalam
pengembangan ini adalah bagian pengembangan & pemberdayaan manusia.
d) Program pelatihan dan workshop kepada masyarakat
Perusahaan dapat menyelenggarakan program pelatihan dan workshop secara
rutin yang ditujukan kepada masyarakat umum. Program ini dapat mencakup
berbagai aspek keuangan syariah, seperti pengenalan dasar, investasi, perencanaan
keuangan, dan manajemen risiko. Pelatihan dan workshop ini akan membantu
meningkatkan literasi keuangan syariah masyarakat secara langsung.(HS, 2021).
Dengan ini, BMT terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan pendampingan
terhadap mereka agar masyarakat lebih memahami tentang keuangan syariah.
Program ini mungkin dilaksanakan sekitar 1 tahun, agar nasyarakat
mengetahui betul tentang keuangan syariah. Penanggungjawab dalam
pengembangan ini adalah Marketing.
DAFTAR PUSTAKA
Andri Soemitra. (2018). Bank & Lembaga Keuangan Syariah. In Jurnal Pemasaran Kompetitif
(Vol. 2, Issue 1).
Arif, M. (2021). BAB 14 PRODUKTIVITAS KERJA. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
BPK RI. (2023, May 25). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012. Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/132829/permen-pan-rb-no-35-tahun-2012
Darmawan. (2021). Manajemen Risiko Keuangan Syariah (Tarmizi, Ed.). Bumi Aksara.
Ghofur, A., Syarifuddin, M. A., Toyyibi, A. M., & Kurnianingsih, R. (2021). Strategi Lembaga
Keuangan Syariah Menghadapi Pembiayaan Bermasalah Di Masa Pandemi Covid-19.
Ulumuddin: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 11(2).
Hayati, S. R. (2019). Strategi Bank Syariah dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah pada
Masyarakat (Studi Kasus pada BPRS Madina Mandiri Sejahtera). JESI (Jurnal Ekonomi
Syariah Indonesia), 8(2). https://doi.org/10.21927/jesi.2018.8(2).129-137
HS, S. (2021). Strengthening Islamic Financial Literacy Education for Millennial Generation. AL-
ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(3). https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i3.1290
Noe, R., Hollenbeck, J., Gerhart, B., & Wright, P. (2006). Human Resources Management:
Gaining a Competitive Advantage, Tenth Global Edition. Human Resources Management.
Pfeffer, J., & Salancik, G. (2015). External control of organizations-resource dependence
perspective. In Organizational Behavior 2: Essential Theories of Process and Structure.
https://doi.org/10.4324/9781315702001-32
Sudarto, A. (2020). PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH STUDI BMT AL HASANAH LAMPUNG TIMUR. Islamic
Banking : Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 5(2).
https://doi.org/10.36908/isbank.v5i2.118
Turmudi, M. (2016). MANAJEMEN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA
LEMBAGA PERBANKAN SYARIAH. Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam,
1(1). https://doi.org/10.31332/lifalah.v1i1.477
Vorst, C. R., Priyarsono, D. S., & Budiman, A. (2018). Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO
31000. In Badan Standarisasi Nasional (Vol. 13, Issue 1).
Zulkifli, Z., Hamzah, Z., & Hamzah, H. (2018). Analisa Permasalahan Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) melalui Pendekatan Analytical Network Process (ANP). Al-Hikmah: Jurnal Agama
Dan Ilmu Pengetahuan, 13(1). https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2016.vol13(1).1162
 

Anda mungkin juga menyukai