Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

A. PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula
penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja
disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah
medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient
safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, program ini juga
mengambil dari beberapa sumber best practices yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety
and Health (NIOSH), The Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), The US
Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang
dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami kemangkiran yang diakibatkan oleh penyakit akibat
kerja dan injuri, dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yang dilakukan terhadap 165
laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injuri yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian
lain seperti luka dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan.
Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan dikalangan petugas rumah sakit.
B. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan di RSU Dharma Ibu belum terekam dengan baik.
Salah satu faktor penyebab, sering terjadi kecelakaan kerja karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja
akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Potensi bahaya di RSU Dharma Ibu, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi
situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan
sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi.
Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RSU Dharma Ibu, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RSU Dharma Ibu.
RSU Dharma Ibu adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan yang sedang bertumbuh
dalam situasi persaingan global sehingga membutuhkan upaya perbaikan termasuk dengan melakukan penilaian atau evaluasi kerja.
Selama ini RSU Dharma Ibu belum mengukur kinerja kesehatan dan keselamatan kerja secara rapi dan terstruktur. RSU Dharma
Ibu juga kurang menyadari pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaannya,
padahal faktor tenaga kerja adalah faktor yang paling penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan. Melihat
kenyataan itulah, RS Harapan Jayakarta membutuhkan suatu pengukuran dampak kesehatan dan keselamatan kerja sehingga
memberikan sebuah hasil penilaian terhadap produktivitas dan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan (program) yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut
sehingga dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di Rumah Sakit Harapan Jayakarta yang aman, sehat dan produktif untuk sumber daya rumah sakit,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit
berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit (K3RS).
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja bagi manajemen, pelaksana dan pendukung
program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja.
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
e. Pasien, pengantar atau pengunjung pasien, staf dan pekerja lain dilingkungan rumah sakit merasa aman dan nyaman
dilingkungan rumah sakit.
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
g. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Memastikan semua petugas/staf RSU Dharma Ibu memahami cara-cara menghindari risiko bahaya di rumah sakit.
b. Melakukan penyelidikan/pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan.
c. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja di RSU Dharma Ibu.
d. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut.

2. Rincian Kegiatan
a. Disaster Program
1) Membuat Peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan bencana.
2) Melakukan pelatihan Disaster Program (Jadwal pelatihan, peserta, pelaporan) yang melibatkan semua unsur di Rumah
Sakit.
3) Mengusulkan penyediaan fasilitas: rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah
evakuasi bencana, pintu emergensi, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung.
b. Pencegahan, Pengendalian Kebakaran
1) Penambahan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya, terutama di ruang khusus.
2) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
3) Melakukan pelatihan penanganan kebakaran bagi pegawai baru
c. Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas
1) Melakukan koordinasi pembuatan prosedur kerja di seluruh unit kerja yang berkaitan dengan K3.
2) Melakukan sosialisasi pedoman K3 dan distribusikan ke seluruh ruangan.
3) Membuat denah rumah sakit tentang tempat-tempat berisiko.
4) Memberi tanda pada tempat yang berisiko.
5) Melakukan sosialisasi tempat-tempat berisiko.
6) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (misal : pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk
kamar mandi, tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll ).
7) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
8) Memantau berfungsinya genset sebagai pengganti cadangan listrik.
9) Memantau ketersediaan air bagi pasien, pengunjung dan petugas.
10) Melakukan pengecekan jalur evakuasi dan jalur emergensi.
11) Melakukan pengecekan APAR secara berkala setiap 3 bulan sekali.
d. Keselamatan dan Kesehatan Pegawai
1) Membuat rancangan laporan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga didapatkan data mengenai hasil
pemeriksaan kesehatan pegawai.
2) Melakukan koordinasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan pegawai, terutama di bagian-bagian yang rawan (misal :
Laboratorium, unit perawatan dll ).
3) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus kepada semua pegawai rumah sakit serta pemeriksaan
kesehatan bagi calon pegawai rumah sakit.
4) Melakukan pemasangan gambar larangan merokok di masing-masing ruangan dan melakukan evaluasi kepatuhan
pegawai tentang larangan merokok.
5) Melakukan monitoring kepatuhan pemakaian APD dan evaluasinya pada masing – masing unit kerja.
6) Penyuluhan K3 dengan melihat kemungkinan bencana apa yang terjadi disana terutama di tempat-tempat yang rawan,
misalnya Laboratorium, Radiologi, Gizi, ruang Intensif dll.
e. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1) Melakukan koordinasi dengan panitia pengadaan jasa dan barang berbahaya dalam pelaksanaan pengadaan barang yang
mengacu pada MSDS (Material Safety Data Sheet).
2) Menentukan dan membuat denah mengenai tempat-tempat yang banyak terdapat bahan berbahaya dan beracun.
3) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan barang berbahaya ke ruangan-ruangan.
4) Melakukan sosialisasi mengenai cara penanganan kontaminasi B3.
5) Membuat rencana pelatihan penanganan apabila terjadi kontaminasi B3.
6) Melakukan pengawasan kepatuhan penggunaan tempat penyimpanan bahan berbahaya.
7) Melaksanakan dokumentasi, evaluasi dan tindak lanjut pelatihan mengenai kontaminasi B3.
f. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
1) Membuat jadwal pemantauan
2) Melaksanakan pemantauan
3) Merekap hasil pemantauan dan laporan berkala.
4) Mendokumentasikan bukti pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan tindak lanjut dari program penyehatan lingkungan.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di Rumah Sakit.
g. Sanitasi Rumah Sakit
1) Melengkapi fasilitas sanitasi.
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan program pemeliha-raan fasilitas sanitasi, baik dalam pembuangan limbah
padat, cair dan gas.
3) Melakukan koordinasi dengan pihak sanitasi dalam upaya pengendalian serangga dan tikus.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi mengenai program yang dikerjakan dalam rangka sanitasi Rumah Sakit.
h. Pengelolaan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
1) Melakukan koordinasi dalam penyusunan program pemeliharaan
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan jadwal pemeliharaan dan sertifikasi kelaikan peralatan.
3) Melakukan monitor dan evaluasi terhadap sarana dan prasarana.
4) Mengupayakan adanya sistem komunikasi yang sesuai kebutuhan.
5) Membuat dan mensosialisasikan prosedur cara penggunaan sarana komunikasi.
6) Mengupayakan adanya daftar nomor telpon internal maupun eksternal yang terkait dengan K3.
7) Adanya ketentuan tertulis mengenai kewenangan penggunaan sarana komunikasi.
i. Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas.
1) Melakukan koordinasi dengan Sanitasi dalam hal menyusun program pemeliharaan terhadap fasilitas penanganan
limbah padat, cair dan gas.
2) Melakukan koordinasi dalam hal monitoring dan evaluasi berkala penanganan limbah.
j. Pelatihan dan Pendidikan K3
1) Menyusun program tertulis mengenai pendidikan dan pelatihan pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang K3.
2) Menyusun kebutuhan tenaga untuk K3.
3) Mengupayakan tersedianya tenaga untuk K3.
4) Menyusun jadwal pelaksanaan pelatihan.
5) Mengirim staf K3 atau tenaga pendukung di unit kerja dalam pelatihan K3.
6) Mendokumentasikan kegiatan pelatihan, evaluasi dan tindak lanjut.
7) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan.

k. Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan Data


1) Menyusun ketentuan tentang sistem pencatatan dan pelaporan K3.
2) Mengupayakan koordinasi antar unit kerja dalam pengelolaan data tentang K3.
3) Menyusun prosedur tentang pelaksanaan evaluasi K3.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Advokasi ke pimpinan rumah sakit, sosialisasi dan pembudayaan K3RS;
2. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program K3RS
3. Melakukan Internal Audit Program K3RS dengan menggunakan instrumen penilaian sendiri (self assessment) akreditasi Rumah
Sakit yang berlaku;

Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi SDM Rumah Sakit:
a. Pemeriksaan fisik lengkap;
b. Kesegaran jasmani;
c. Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
d. Laboratorium rutin;
e. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
f. Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul, khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu.
g. Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter (pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-
raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit :


a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan
laboratorium rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit sekurang-kurangnya 1 tahun.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua)
minggu;
b. SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau SDM Rumah Sakit yang wanita dan SDM Rumah Sakit
yang cacat serta SDM Rumah Sakit yang berusia muda yang mana melakukan pekerjaan tertentu;
c. SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan kesehatan perlu dilakukan
pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan
d. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas
pengamatan dari Organisasi Pelaksana K3RS.
4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah
Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain:
a. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3;
b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
c. SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya;
d. Orientasi K3 di tempat kerja;
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan
sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik SDM Rumah Sakit:
a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi,
petugas laboratorium, petugas kesling dll;
b. Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
c. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
d. Pembinaan mental/rohani.
6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderita sakit:
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM Rumah Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk SDM Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja
(PAK);
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus;
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
7. Melakukan koordinasi dengan Tim / Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap SDM
Rumah Sakit dan pasien:
a. Pertemuan koordinasi;
b. Pembahasan kasus;
c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a. Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis bahaya dan besarnya risiko;
b. Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan jenis pekerjaannya, lama pajanan dan dosis pajanan;
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus;
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus. (dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja,
merekomendasikan pemberian istirahat kerja);
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah Sakit.
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran
terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi).
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis
terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.

Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan
keselamatan kerja yang dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan :
2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap SDM Rumah Sakit :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomic terhadap peralatan kerja dan SDM Rumah Sakit;
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan mengendalikan risiko ergonomi.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial;
b. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial secara rutin dan berkala;
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan lingkungan kerja.
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitarian :
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan prasarana sanitarian yang memenuhi syarat, meliputi :
a. Penyehatan makanan dan minuman;
b. Penyehatan air;
c. Penyehatan tempat pencucian;
d. Penanganan sampah dan limbah;
e. Pengendalian serangga dan tikus;
f. Sterilisasi/desinfeksi;
g. Perlindungan radiasi;
h. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja :
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan;
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD);
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APD;
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan penggunaan peralatan keselamatan dan APD.
6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua SDM Rumah Sakit :
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh SDM Rumah Sakit;
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada petugas K3 Rumah Sakit.
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desain/lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta
pengadaannya terkait keselamatan dan keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam perencanaan, desain/lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta
pengadaan sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja;
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja dan membuat
rekomendasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan keselamatan.
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka.
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka.
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK).
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran;
c. Membuat SPO;
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penggulangan kebakaran.
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah
Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.

F. SASARAN
1. Pengelola rumah sakit
a. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit.
b. Kebijakan yang mendukung program.

2. SDM rumah sakit


a. Paham dan mengerti tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk keselamatan dan keamanan.
c. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana.
d. Pekerja sehat, aman, nyaman dan terlindungi.
3. Pasien, pengunjung atau pengantar pasien
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Mutu layanan.
4. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana.

G. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN


H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Evaluasi akan dilaksanakan terhadap pelaksanaan kegiatan keamanan pasien, pengunjung dan petugas dilakukan oleh ketua
dan Tim.
b. Sebagian sarana dan prasarana alat keamanan pasien yang belum ada akan diupayakan secara terus menerus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Memprogramkan kembali sosialisasi tentang ketentuan / prosedur / denah dan lain lain yang dilakukan terus menerus.
2. Pelaporan
a. Setiap 3 Bulan Panitia K3 mencatat kejadian K3 yang terjadi di rumah sakit.
b. Setiap 6 Bulan Panitia K3 Membuat Rekapitulasi kejadian K3 yang terjadi di rumah sakit .
c. Setiap 1 Bulan Panitia K3 melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia K3 di Rumah Sakit RSU Dharma Ibu kepada
Direktur RSU Dharma Ibu.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Laporan Bulanan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Panitia K3 yang dilaporkan kepada
Direktur Rumah Sakit
2. Laporan Semester, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Panitia K3yang dilaporkan kepada
Direktur Rumah Sakit
3. Laporan Tahunan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Panitia K3 yang dilaporkan kepada
Direktur Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai