Anda di halaman 1dari 7

1

Sirah Study Club (SSC)

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


MATERI PERTEMUAN KE 35

SIRAH STUDY CLUB (SSC)


Senin, 12 Ramadhan 1439 H./ 28 Mei 2018 M.

(Ba’da Isya’ Ruang Darussalam Masjid al-Falah Surabaya)

Oleh: Mohammad Ikrom Rijal

MATERI KAJIAN

TAHUN KE 14 KENABIAN / 1 HIJRIYAH:

MEMASUKI MADINAH

Tiba di Quba

Disebutkan dalam kitab ar-Rahiqul Makhtum bahwa beliau sampai di daerah Quba pada hari senin
pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun ke 14 Kenabian, atau tahun 1 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 23
September 622 M. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Quba’.

Pada saat itu usia beliau 53 tahun. Adapun Nubuwahnya genap 13 tahun bagi yang berpendapat
bahwa nubuwahnya jatuh pada tanggal 9 Rabiul Awwal tahun 41 dari Tahun Gajah. Akan tetapi bagi yang
berpendapat bahwa nubuwahnya jatuh pada bulan Ramadhan tahun 41 dari Tahun Gajah maka
nubuwahnya 12 tahun lebih 5 bulan dan 18 atau 20 hari.

Penyambutan di Quba

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abdullah bin az-Zubair ia menuturkan:

“Tatkala orang-orang muslim di Madinah mendengar kabar tentang kepergian Rasulullah


shallallahu alaihi wasallam dari Makkah, maka setiap pagi mereka keluar menuju tanah lapang menunggu
kedatangan beliau. lalu mereka pulang tatkala panas matahari menyengat pada tengah hari. Suatu hari
tatkala mereka pulang setelah menunggu sekian lama dan tatkala mereka telah masuk ke rumah masing-
masing, ada salah seorang Yahudi yang naik ke atas benteng mereka untuk suatu keperluan. Saat itu dia
melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan rekan-rekannya, membentuk titik putih yang kabur
karena fatamorgana.

.
2
Sirah Study Club (SSC)

Orang Yahudi itu tidak kuasa untuk tidak berteriak dengan suara nyaring: “Wahai semua orang
Arab, itulah kakek kalian yang kalian tunggu-tunggu”. Seketika itu orang-orang muslim menghampiri
senjatanya”.1

Dalam riwayat al-Bukhary disebutkan bahwasanya Urwah bin Az-Zubair berkata: “Lalu mereka
menyongsong kedatangan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Nabi shallallahu alaihi wasallam berjalan
bersama mereka hingga berhenti di Bani Amr bin Auf.

Hal ini terjadi pada hari senin bulan Rabi’ul Awwal. Abu Bakar berdiri sementara beliau hanya
duduk sambil diam. Orang-orang Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mengira bahwa beliau adalah Abu Bakar yang berdiri itu. Tatkala matahari mengenai beliau, maka Abu
Bakar segera memayungi beliau dengan mantelnya. Pada saat itulah mereka baru tahu Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam.2

Turunnya Ayat 4 Surat at-Tahrim

Terdengar suara hiruk pikuk dan takbir dari kalangan Bani Amr bin Auf. Orang-orang muslim
bertakbir karena gembira atas kedatangan beliau. mereka pun keluar rumah untuk menyongsong dan
menyambut dengan ucapan selamat atas nubuwah beliau, lalu mereka mengobrol di sekeliling beliau.
sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam diam dan tenang, karena wahyu turun kepada beliau:

]4 :‫ [التحريم‬.‫ والمالئكة بعد ذلك ظهير‬.‫فإن هللا هو مواله وجبريل وصالح المؤمنين‬

“Sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang
baik, dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya”. (at-Tahrim: 4)

Penyambut Paling Meriah Sepanjang Sejarah Madinah

Semua penduduk Madinah berkerumun untuk mengadakan penyambutan. Ini adalah hari yang
sangat meriah. Sepanjang sejarahnya Madinah tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Saat itu
orang-orang Yahudi juga bisa membenarkan pengabaran yang disampaikan Habaquq Sang Nabi:
“Sesungguhnya Allah datang dari Taiman dan Sang Kudus datang dari gunung Faran”.

1
. Shahih Bukhary, 1/555.
2
. Shahih Bukhary, 1/555.

.
3
Sirah Study Club (SSC)

Di Quba 4 Hari Mendirikan Masjid Pertama Setelah Nubuwah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di Quba’ di rumah Kultsum bin Hadm. Namun ada
pendapat yang mengatakan bahwa beliau menetap di rumah Sa’ad bin Khaitsamah. Pendapat yang
pertama lebih kuat.3

Beliau berada di Quba’ selama 4 hari: Senin, Selasa, Rabu, Kamis. Di sana beliau membangun
masjid Quba’ dan shalat di dalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan atas dasar takwa setelah
Nubuwah. Sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT subhanahu wataala di dalam al-Quran:

]108 :‫[التوبة‬... ‫لمسجد أسس على التقوى من أول يوم أحق أن تقوم فيه‬

Pada hari Jum’at beliau melanjutkan perjalanan, dan Abu Bakar membonceng di belakang beliau.
utusan dikirim kepada Bani an-Najjar yang masih terhitung paman beliau dari sang Ibu. Lalu merekapun
datang sambil menghunus pedang, serombongan menuju Madinah. Shalat Jum’at dilakukan di Bani Salim
bin Auf. Beliau melaksanakannya di masjid tengah lembah, jumlah mereka ada 100 orang.

Bagaimana Nasib Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu?

Ibnu Hisyam meriwayatkan: Adapun Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu, sepeninggal Nabi
shallallahu alaihi wasallam tinggal 3 hari di Makkah untuk menyelesaikan beberapa urusan yang
dipesankan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Yaitu mengembalikan kaitan-kaitan dan titipan kepada
pemiliknya, setelah itu dia hijrah ke Madinah dengan cara berjalan kaki, hingga bertemu beliau di Quba’
dan menetap juga di rumah Kultsum bin Hadm.4

Perubahan Nama Yatsrib Menjadi Madinaturrasul

Seusai shalat Jum’at Nabi shallallahu alaihi wasallam memasuki Madinah. Menurut al-Mas’udi
dalam kitabnya Murwujud dzahab wa ma’adinul jauhar: “Beliau memasuki Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul
Awwal”.5

Sejak hari itulah Yatsrib dinamakan Madinaturrasul shallallahu alaihi wasallam. yang kemudian
disingkat dengan nama Madinah saja. Ini adalah hari yang sangat monumental, semua rumah dan jalan
ramai dengan suara tahmid dan taqdis.

3
. ar-Rahiqul Makhtum, Shafiurrahman al-Mubarakfury, Hal. 233.
4
. Sirah an-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/493. Zaadul Ma’ad, 2/54, Rahmatan lil alamin, 1/102
5
. Murwujud dzahab, Abul Hasan Ali bin Husein bin Ali al-Mas’udi, 2/279, Cet. Beirut.

.
4
Sirah Study Club (SSC)

Polemik Seputar Bait “Thalaal Badru”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad bin Aisyah ia berkata: “Ketika Nabi shallallahu alaihi
wasallam memasuki Madinah anak-anak gadis dan anak kecil mendendangkan syair penyambutan dengan
riang gembira”. Dalam kitab ar-Rahiqul Makhtum juga disebutkan oleh Shafiyurrahman:

“Sementara anak-anak gadis mereka mendendangkan bait-bait syair karena senang dan gembira:

‫من ثنية الوداع‬ ‫طلع البدر علينا‬

‫ما دعا هلل داع‬ ‫وجب الشكر علينا‬

‫جئت باألمر المطاع‬ ‫أيها المبعوث فينا‬

“Purnama telah terbit di atas kami Dari arah Tsaniyatul wada’6

Kita wajib mengucap syukur Dengan doa kepada Allah semata

Wahai orang yang diutus kepada kami Kau datang membawa urusan yang ditaati”. 7

Beberapa kalangan pemerhati hadits, mendo’ifkan kisah ini, dan dikategorikan kepada hadist
Mu’dhol sebagaimana diungkapkan oleh al-Hafidz al-Iraqy.

Semua Berharap Ditempati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam

Sekalipun orang-orang Anshar bukan termasuk orang-orang yang sangat kaya, tetapi setiap orang
di antara mereka agar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sudi menempati rumahnya. Tak ada satu
rumahpun yang dilalui beliau melainkan mereka pasti memegang tali kekang onta beliau, seraya meminta
agar beliau berkenan singgah di rumahnya.

Beliau bersabda:

‫دعوها فإنها مأمورة‬

“Berilah jalan kepada onta ini, karena ia adalah onta yang sudah diperintah”.

6
. Di sini Ibnul Jauzy menyangsikan karena Tsaniyatul Wada’ dari arah Syam, mungkin saja dari arah Tabuk bukan
dari arah Makkah.
7
. ar-Rahiqul Makhtum, Shafiurrahman al-Mubarakfury, Hal.235. Kisah seputar penyambutan dengan bait ini
diriwayatkan oleh Abul Hasan al-Khal’i dalam kitab: al-Fawaid (2/59). Al-Baihaqy dalam kitabnya: Dalailun
Nubuwah: No. 752. Ibnu Hajar di Fathul Bary, 7/261. Semuanya dari riwayat al-Allamah al-Akhbary as-Tsiqah Abu
Khalifah al-Fadl bin al-Hubab (Wafat: 305) dari Ibnu Aisyah tabiit tabiiy. Riwayat ini dianggap Mu’dhol karena tidak
menyebutkan 3 perawi dalam periwayatannya.

.
5
Sirah Study Club (SSC)

Rumah Abu Ayyub Terpilih Sebagai Tempat Menetap

Onta beliau terus berjalan hingga tiba di suatu tempat yang sekarang ini menjadi masjid Nabawy,
di tempat ini ia menderum. Namun beliau tidak turun dari punggungnya. Onta itu berdiri lagi berjalan
beberapa langkah, menolehkan kepala lalu kembali lagi dan menderum di tempat semula.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu turun dari punggung onta. Tempat itu berada di Bani an-
Najjar, yang masih terhitung paman-paman beliau. Berkat taufik Allah beliau memang lebih senang
singgah di tempat paman-pamannya. Dengan begitu beliau bisa memuliakan mereka. Semua orang
berbicara kasak-kusuk tentang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang akan singgah di rumah mereka.
Maka Abu Ayyub al-Anshary segera mengambil pelana ontanya lalu memasukkannya ke dalam
rumah. Melihat ini Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Seseorang itu beserta pelananya”.
Sementara As’ad bin Zurarah datang sambil memegangi tali kekang ontanya dan berada di dekat beliau”.

Dalam riwayat al-Bukhary dari Anas radiyallahu anhu disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi
wasallam bertanya: “Siapakah rumah kerabat kami yang paling dekat jaraknya?”.

Abu Ayyub menjawab: “Aku wahai Rasulullah. Itu rumahku dan itu pintunya”. Maka beliau beranjak
dan Abu Ayyub menyiapkan tempat yang biasa dipergunakan untuk istirahat siang. Saat itu beliau
bersabda: “Orang-orang yang berada dalam berkah Allah”.

Dalam riwayat disebutkan, warga Bani Najjar berbahagia dengan kedatangan Nabi shallallahu
alaihi wasallam, dan mendendangkan nasyid:

‫نحن َجوار من بني النجار ياحبذا محمد من جار‬

Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata kepada mereka: “Apakah kalian mencintaiku?”
mereka menjawab: “Iya” lalu beliau bersabda: “Allah subhanahu wataala Maha Tahu bahwa aku juga
mencintai kalian”. Dalam riwayat lain: “Demi Allah SWT sesungguhnya hatiku juga mencintai kalian”

Posisi Nabi Tempat Nabi Shallallahu alaihi wasallam Di Rumah Abu Ayyub

Posisi Nabi shallallahu alaihi wasallam di rumah Abu Ayyub berada di tingkat bawah. Hal itu
membuat Abu Ayyub agak sungkan. Maka kemudian ia minta agar Nabi menempati di tingkat atas. Akan
tetapi beliau menjawab:

‫يا أبا أيوب إنه ألرفق بنا وبمن يغشانا أن نكون في أسفل البيت‬

Nabi shallallahu alaihi wasallam memilih bagian bawah untuk memudahkan orang-orang yang
akan mengunjunginya.

Riwayat tentang hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Hajar di al-Ishabah, 1/405. Sirah Ibnu Hisyam,
1/479. Tartib Musnad Imam Ahmad; 20/292.

.
6
Sirah Study Club (SSC)

Keluarga Menyusul Ke Madinah

Selang beberapa hari kemudian istri beliau Saudah binti Zam’ah, kedua putri beliau Fatimah dan
Ummu Kultsum tiba di Madinah, bersama-sama dengan Usamah bin Zaid, Ummu Aiman, Abdullah bin Abu
Bakar dan seluruh keluarga Abu Bakar termasuk pula Aisyah. Sementara Zainab putri beliau masih tinggal
bersama suaminya Abul Ash di Makkah, Zainab belum memungkinkan untuk hijrah dan baru hijrah setelah
perang Badar.

Doa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Untuk Madinah

Dalam riwayat al-Bukhary bahwasanya Aisyah radiyallahu anha berkata: “Tatkala Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam sudah tiba di Madinah, sementara Abu Bakar dan Bilal merintih kesakitan, aku
segera menemui keduanya dan bertanya: “Wahai ayah bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal, bagaimana
keadaanmu?.

Biasanya jika Abu Bakar terkena demam dia akan menjawab dengan sebuah bait syair:

“Kala pagi setiap orang bisa berkumpul dengan keluarga

Namun kematian lebih dekat daripada tali terompahnya”.

Aisyah berkata: “Lalu aku mendatangi Rasulullah shallallahu alaih wasallam dan mengabarkan
keadaannya itu. Maka beliau berdoa:

“Ya Allah, buatlah kami mencintai Madinah ini seperti cinta kami kepada Makkah atau bahkan lebih
banyak lagi. Sebarkanlah kesehatan di Madinah, berkahilah ukuran dan timbangannya, singkirkanlah sakit
demamnya dan sisakanlah air padanya”.8

Begitulah bagan dari kehidupan Rasulullah shallallahuu alaihi wasallam, yang menandai
berakhirnya satu paroh dakwah Islam, yaitu Periode Makkah.

Pelajaran dan Hikmah

1. Mahabbah atau kecintaan adalah asas dari ittiba’. Karena yang menggerakkan untuk ittiba’
adalah dorongan mahabbah pada diri seseorang. Jadi antara mahabbah dan ittiba’ satu
kesatuan yang tak bisa dipisahkan dalam mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam. Adapun
jenis cinta yang dimiliki Nabi shallallahu alaihi wasallam terhadap umatnya sejenis cinta orang
tua terhadap putra-putrinya, bahkan melebih dari itu semuanya.
2. Taaluf dan cinta di hati orang-orang Madinah adalah karunia Allah subhanahu wataala. Allah
SWT berfirman:

8
. Shahih Bukhary, 1/588-589.

.
‫‪7‬‬
‫)‪Sirah Study Club (SSC‬‬

‫وألف بين قلوبهم لو أنفقت ما في األرض جميعا ما ألفت بين قلوبهم ولكن هللا ألف بيهم إنه عزيز حكيم [األنفال‪]63 :‬‬

‫‪Wallahu a’lam bisshowab‬‬

‫‪Surabaya; Senin, 12 Ramadhan 1439 H./ 28 Mei 2018 M.‬‬

‫‪Mohammad Ikrom Rijal‬‬

‫‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai