Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI LINEANMENT DENSITY ANALYSIS UNTUK

PROSPEKSI MINERAL EKONOMIS :


Studi Kasus Pada Daerah Cikotok, Pongkor dan Lebong Tandai

Okki Verdiansyah
Jurusan Teknik Geologi STTNAS
okki.verdiansyah@sttnas.ac.id

Abstrak
Eksplorasi mineral logam berharga sejak lama dilakukan oleh banyak perusahaan
pertambangan dan eksplorasi di Indonesia, seperti pada daerah Lebong Tandai, Cikotok dan
Pongkor. Eksplorasi merupakan kegiatan yang memerlukan waktu lama dan mahal serta
dilakukan pada daerah yang luas, sehingga diperlukan metode yang lebih cepat dan tepat.
Penerapan Lineanment Density Analysis (LDA) dengan menggunakan perangkat lunak di
komputer, dapat dipakai untuk mempercepat prospeksi mineralisasi pada tahap regional
bahkan sampai semi-detil pada suatu daerah. Konsep penerapan LDA adalah salah satu
pendekatan konsep mineralisasi litho-structural, sebagai faktor keberadaan mineralisasi
suatu daerah. Proses LDA dilakukan dengan proses penggunaan data topografi atau DEM,
pembuatan shading-image, proses ekstraksi dan analisis dengan perangkat lunak GIS. Hasil
analisis memperlihatkan mineralisasi emas pada daerah Cikotok dan Pongkor yang
umumnya berupa tipe vein epitermal berada pada densitas 4-6 / km, dan pada daerah
Lebong Tandai mempunyai densitas > 2000 m/km2. Hasil analisis pada daerah studi kasus
menunjukan hasil cukup baik, dimana pada daerah mineralisasi terbaik dijumpai anomali
yang cukup tinggi. Aplikasi LDA untuk prospeksi mineralisasi logam berharga, terbukti
dapat dilakukan dan dapat digunakan untuk mempercepat eksplorasi mineralisasi atau
untuk kepentingan penelitian lainnya.
Kata Kunci: Eksplorasi, Mineralisasi, Emas, GIS, Lineanment

1. Pendahuluan daerah, yaitu Lineanment Density Analysis


(LDA) yang terbukti efektif dilakukan pada
Eksplorasi mineral logam berharga sejak lama beberapa tempat seperti analisis mineralisasi di
dilakukan oleh banyak perusahaan pertambangan Afganistan (Hubart et. al., 2012), analisis
dan eksplorasi di Indonesia, terutama pada target kelurusan di daerah Maran – Malaysia (Abdullah
emas epitermal dengan tipe vein. Eksplorasi et. al., 2010), dan evaluasi tektonik di Irak utara
mineral merupakan kegiatan yang memerlukan (Thannoun, 2013).
waktu lama dan berbiaya tinggi, serta beresiko
tinggi. Penerapan Lineanment Density Analysis (LDA)
dengan menggunakan perangkat lunak di
Eksplorasi mineral logam ekonomis di Indonesia komputer, dapat dipakai untuk mempercepat
telah dilakukan sejak zaman Belanda sampai saat prospeksi mineralisasi pada tahap regional
ini, dengan menggunakan konsep eksplorasi bahkan sampai semi-detil pada suatu daerah
tidak jauh berbeda, namun dengan pendetilan
dan teknologi pengambilan, analisis, dan Lineanment Density Analysis (LDA) digunakan
evaluasi yang mengikuti perkembangan dalam kaitannya dengan membantu mempercepat
teknologi. penentuan prospek berdasarkan parameter
densitas zona lemah, yang dapat juga dijadikan
Permasalahan yang timbul pada kegiatan faktor pertimbangan potensi suatu daerah.
eksplorasi awal adalah sulitnya menemukan Aplikasi LDA pada daerah brown field
daerah prospek atau daerah yang memiliki exploration atau eksplorasi pada sekitar daerah
anomali menarik, sehingga kegiatan awal tambang emas.
eksplorasi selalu membutuhkan daerah yang
sangat luas dan membutuhkan waktu yang sangat Aplikasi ini diharapkan dapat menjadikan model
lama untuk menentukan lokasi anomali. pola dan sebaran densitas kelurusan yang
berhubungan dengan potensi emas, seperti
Maka itu, di butuhkan metode evaluasi yang daerah Cikotok, Pongkor, dan Lebong Tandai.
cepat dan tepat untuk menetukan prospek suatu

105
Aplikasi ini nantinya dapat dipakai pada seluruh 2. Metode
wilayah eksplorasi, dengan keuntungannya
adalah cepat dan berbiaya murah karena sifatnya Metode yang digunakan adalah metode
adalah desktop study. gabungan bersifat kuantitatif yaitu dengan
pencarian nilai zona high density lineanment
1.1. Lokasi Penelitian / Studi Kasus yang bersifat semi-otomatis dengan
menggunakan perangkat lunak komputer dan
Lokasi studi atau kajian LDA dilakukan pada
diinterpretasi secara kualitatif bersama data
daerah – daerah brown exploration yaitu daerah
geologi yang lainnya.
yang telah terbukti adanya tambang emas seperti
daerah Lebong Tandai di provinsi Bengkulu dan Proses analisis bersifat desktop study yang
Cikotok di provinsi Banten (Gambar 1), sebagai kemudian dilengkapi dengan data-data
patokan model dan pencarian pola sebaran pengecekan lapangan.
densitas.
Pada studi ini, data sekunder yang digunakan
Daerah Cikotok merupakan daerah bekas yaitu :
tambang emas yang awalnya dikembangkan oleh
[1]. Data lokasi prospek pada daerah Pongkor
Belanda sejak 1930-an dan dilanjutkan oleh PT
(Basuki dkk, 1993; PT. Antam 2013),
Antam sampai tahun 2000, dimana didalamnya
Cikotok (Antam 1990; Rosana, 2011),
terdapat > 30 prospek mineralisasi, dengan
Lebong Tandai (Sumatra Copper Gold,
mineral ekonomis emas dan perak di ambil pada
2012)
vein Cirotan dan Cikidang.
[2]. Data geologi regional digital skala 1 :
Daerah Pongkor, merupakan tambang aktif saat 250.000, Pusat Studi geologi - Indonesia
ini yang telah ditambang sekitar 75 Ton Au [3]. Data digital DEM dari Aster-30m, SRTM-
sampai tahun 2013, dan masih aktif untk saat ini. 90m.
Daerah Lebong Tandai merupakan daerah
mineralisasi emas dan perak pertama di 3. Kajian Pustaka
Indonesia yang dikelola oleh Belanda sejak 3.1. Konsep mineralisasi
1910, kemudian dilanjutkan perusahaan swasta
sampai tahun 1992 dengan total perolehan emas Mineralisasi emas dan mineral berharga lainnya
sebanyak 4.2 Ton emas dan 24 Ton perak. Saat berkaitan dengan proses hidrotermal pada umur
ini kegiatan penambangan tradisional oleh geologi tertentu, seperti pada daerah Cibaliung
masyarakat masih berlangsung dan disamping itu dan Arinem sekitar 8 juta tahun yang lalu
eksplorasi mineral masih dilakukan pada daerah (Yuningsih, 2011), Pongkor sekitar 1 - 2 juta
Lebong dan sekitarnya oleh PT. Bengkulu Utara tahun yang lalu.
Gold (anak perusahaan Sumatra Copper Gold) Pada daerah Sumatera dan Jawa, mineralisasi
dan PT. Antam (persero) Tbk. berhubungan dengan sabuk magmatik dan
tektonik Tersier sepanjang jalurpegunungan barat
– selatan Sumatra, dan pegunungan selatan Jawa.
Lebong Tandai Konsep“Lithostructural” merupakan pendekatan
yang baik untuk mencari cebakan mineralisasi
logam berharga. Konsep ini pada prinsipnya
terdapat tiga komponen dasar yaitu : Kontrol
Litologi, Kontrol breksi hidrotermal, dan
kontrol sesar (Sillitoe, 1999; Gambar 2).
Konsep ini menggambarkan bahwa secara umum
Pongkor mineralisasi akan hadir pada daerah yang hancur
atau memiliki intensitas struktur sangat kuat,
sehingga larutan hidrotermal dapat melewati dan
Cikotok
mengendapkan mineral logam berharga pada
lokasi tersebut.
Pendekatan litostruktural ini, kemudian saat ini
Gambar 1. Lokasi daerah studi lineanment density dapat didekatkan dengan analisis densitas
analysis. kelurusan (Lineanment density analysis) dengan
menggunakan parameter kelurusan yang secara
umum berhubungan dengan struktur geologi.

106
distorsi dengan variasi – variasi tertentu dapat
dilakukan seperti perubahan posisi matahari
(altitude) dan sudut pencahayaan (angle
direction) dan DEM memiliki resolusi yang lebih
baik daripada citra satelit (Batson et al. 1975).
Data DEM dapat jugadigunakan untuk analisis
struktur geologi, pola sebaran batuan, dan pola
kelurusan (lineanment).
Istilah "kelurusan (Lineanment)" adalah salah
satu istilah yang paling umum digunakan dalam
kajian geologi yang menggambarkan sebuahh
kelurusan pada permukaan linear, seperti garis
patahan, lipatan atau garis retakan. Hobbs (1904)
pertama kali menggunakan istilah kelurusan
untuk menginterpretasi sebaran batuan
Gambar 2. Diagram konsep Lithostructural dalam
hubungannya dengan endapan mineral. Basement. O'Leary et al. (1976) menggambarkan
Pada diagram segitiga terplotkan istilah kelurusan sebagai fitur mappable, linear
beberapa deposit emas di dunia oleh sederhana atau komposit yang menggambarkan
Sillitoe,1999. kondisi tertentu dipermukaan sebagai akibat
kejadian geologi tertentu. Kelurusan dapat
didefinisikan sebagai fitur topografi atau tonal
3.2. Lineanment density analysis linear pada zona lemah struktural (Williams,
Proses Lineanment Density Analysis (LDA) 1983). Gupta (1991) menyimpulkan bahwa
diharapkan dapat membantu prospeksi kelurusan merupakan bentukan dari (1) shear
mineralisasi berdasarkan konsep pendekatan zones/faults; (2) rift valleys; (3) truncation of
Lithostructural atau struktur geologi, sebagai outcrops; (4) fold axial traces; (5) joint and
salah satu parameter keterdapatan zona fracture traces; (6) topographic, vegetation, soil
mineralisasi. tonal changes alignment.
Dalam proses LDA, hal yang berpengaruh Pola lineanment / kelurusan terbagi menjadi
terhadap hasil analisis adalah data sekunder dan positif dan negative. Kelurusan garis positif (tona
data image seperti DEM, dengan resolusi kelurusan terang) diinterpretasikan sebagai
tertentu. Image dengan resolusi tinggi lebih baik kelurusan punggungan, palung, dan kawah,
digunakan, seperti IFSAR DEM dengan resolusi sedangkan kelurusan garis negatif (tona
5 m, SRTM dengan resolusi 30 dan 90 m, dan kelurusan gelap) mewakili kekar, sesar, dan
ASTER dengan resolusi 30 m, atau data pergeseran. Pada proses LDA, pola kelurusan ini
topografi detil yang kemudian diolah menjadi tidak terlalu berpengaruh sehingga dipakai
DEM. sebagai satu parameter yaitu dianggap struktur
geologi.
Kajian LDA terhadap mineralisasi tentunya
memerlukan data sekunder, untuk menunjang
parameter yang digunakan, seperti nilai dan pola
3.4. Proses pembuatan image
densitas yang cocok terhadap masing masing
prospek. Alur proses LDA, dapat dilihat pada hal yang perlu dilakukan pertama kali dalam
gambar 3. proses melakukan LDA adalah memilih data
image yang tepat untuk kebutuhan selanjutnya,
seperti ekstraksi LINE oleh software PCI
3.3. Digital Elevation Model (DEM) Geomatica.
Data DEM adalah data elevasi digital yang Pada proses pembuatan image yang akan
menggambarkan ekspresi topografi permukaan dianalisis, terdapat dua metode yang dapat
pada suatu daerah, yang dapat diekstraksi data digunakan yaitu :
topografinya dengan menggunakan algoritma a) Shaded Relief, dengan membuat image
computer termasuk slope, aspect and shaded shading dari beberapa arah mata angin,
relief. Pada analisis ini kami menggunakan dengan komponen paket yang dipakai yaitu:
software Global Mapper 12 dan Arc GIS yang A: Kombinasi 4 shaded relief images
digunakan untuk pembuatan algoritma shaded dengan sun angle 0°,45°,90° and 135°.
relief yang kemudian dapat dikombinasikan dan B: Kombinasi 4 shaded relief images dengan
menjadi produk gambaryang baru sesuai
sun angle 180°,225 ,270o and 3150
kebutuhan. Data DEM, tidak seperti gambar
Landsat, mewakili kondisi sebenarnya tanpa

107
b) Proses ini dapat dilakukan baik di Global Proses ini dapat secara otomatis
Maper, maupun dengan Arc GIS langsung, mengarahkan posisi kelerengan atau identik
dengan altitude normal 45°, sehingga dengan pencahayaan pada shaded relief,
diperoleh shading yang ideal. Hasil image sehingga dapat lebih sederhana
pada proses ini diharapkan berupa image pemrosesannya menjadi image yang
greyscale yang dapat dilakukan analisa diinginkan pada ekstraksi nantinya. Hasil
secara terpisah per pencahayaan, atau proses image ini berupa image RGB yang
digabungkan da;am satu image di Arc GIS mewakili arah slope secara gradasional 0° -
(Gambar 4a). 360° (Gambar 4b).
c) Slope Direction Shading, dengan
menggunakan software Global Mapper.

Gambar 3. Alur proses Lineanment Densitas Analysis dan penggunaan software, (modifikasi dari Thannoun R.G,
2013).

a b

Gambar 4. (a) Peta Shaded Relief daerah Cikotok dan sekitarnya (Banten dan sebagian Jawa Barat), yang
merupakan hasil kombinasi cahaya berarah 0°, 45°, 90°, dan 135°; menggunakan Altitude / elevasi
matahari 45°. (b) Peta Slope Direction Shading daerah Cikotok dan sekitarnya (Banten dan sebagian
Jawa Barat).

108
3.5. Proses ekstraksi (line extraction) d) FTHR (Line fitting error threshold):
Parameter ini menentukan kesalahan
Ekstraksi lineanment diperoleh secara otomatis maksimum (dalam piksel) diperbolehkan
dengan menggunakan software PCI Geomatica. dalam pas polyline untuk kurva pixel. Nilai
Proses ekstraksi (Line Extraction) menggunakan FTHR rendah memberikan segmen yang
algoritma [LINE] pada PCI Geomatica, dengan lebih baik pas, tetapi juga lebih pendek
memasukkan parameter – parameter sebagai polyline. Rentang data untuk parameter ini
berikut (PCI Geomatica, 2013): adalah antara 0 dan 8192.
a) RADI (Filter radius): Parameter ini e) ATHR (Angular difference threshold):
menentukan radius filter deteksi tepi (dalam Parameter ini menentukan sudut maksimum
pixel) untuk menentukan tingkat detil (dalam derajat) antara segmen polyline. Jika
terkecil pada gambar. Rentang data untuk tidak, itu tersegmentasi menjadi dua atau
parameter ini adalah antara 0 dan 8192. lebih vektor. Hal ini juga sudut maksimum
b) GTHR (Gradient threshold): Parameter ini antara dua vektor bagi mereka untuk
menentukan ambang batas untuk tingkat dihubungkan. Rentang data untuk parameter
gradien minimum untuk pixel tepi untuk ini adalah antara 0 dan 90.
mendapatkan citra biner. Rentang data untuk f) DTHR (Linking distance threshold):
parameter ini adalah antara 0 dan 255. Parameter ini menentukan jarak minimum
c) LTHR (Length threshold): Parameter ini (dalam pixel) antara titik akhir dua vektor
menentukan panjang minimum kurva (dalam bagi mereka untuk dihubungkan. Rentang
piksel) yang dianggap sebagai kelurusan data untuk parameter ini adalah antara 0 dan
lanjut (misalnya, menghubungkan dengan 8192.
kurva lain). Rentang data untuk parameter Pada proses ekstraksi di PCI Geomatica,
ini adalah antara 0 dan 8192. parameter yang digunakan dalam LDA dapat
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Penggunaan nilai parameter dalam ekstraksi Lineanment dengan menggunakan software PCI-
Geomatica 12.

4. Hasil Penelitian menarik berada pada zona relatif lemah dan


intensitas struktur geologi kuat, yang terlihat
Lineanment Density Analysis (LDA) pada daerah pada prospek Ciurug (Pongkor), Ciberang,
Lebong Tandai dan Cikotok – Pongkor, Cikotok, Kadukalahang. Pada daerah prospek
memperlihatkan adanya nilai densitas tinggi yang tidak pada daerah densitas tinggi,
yang berada pada prospek menarik. kemungkinan diakibatkan oleh sebaran
Parameter densitas yang digunakan adalah mineralisasi masih berada di bawah permukaan
panjang per km atau jumlah lineanmenet per seperti vein Ciguha (Pongkor), Cikidang
kilometer, dimana keduanya terlihat sama. (Cikotok), dan Cisungsang (Cikotok).

4.1. Cikotok : Potensi mineralisasi daerah Cikotok dan


sekitarnya berdasarkan data LDA,
Pada daerah Cikotok dan Pongkor digunakan memperlihatkan beberapa daerah yang belum
parameter jumlah lineanment per kilometer Hasil dilakukan ekplorasi dan bisa menjadi targetan
LDA (Gambar 5) diperoleh bahwa daerah baru untuk eksplorasi selanjutnya.
mineralisasi emas yang umumnya berupa tipe
vein epitermal berada pada densitas 4-6 / km, Data geokimia, litologi dan analisis sistem
artinya pada daerah dengan anomali mineralisasi vulkanik diperlukan dalam evaluasi tipe

109
mineralisasi yang memungkinakan pada daerah Elevation Model (DEMs) in the Maran –
Cikotok dan sekitarnya. Sungi Lembing Area, Malaysia, EJGE
Bulletin vol. 15, pp 949 – 957.
4.2. Lebong Tandai : Batson, R.M., Edwards. K. and Eliason, E.M.
Pada daerah studi Lebong Tandai, digunakan (1975) “Computer – generated shaded- relief
parameter jumlah panjang lineanment per Images”, Journal Research U.S. Geological
kilometer persegi. Hasil LDA (Gambar 6) Survey 3 (4): 401-408
diperoleh bahwa daerah mineralisasi emas yang Basuki, A., Sumanagara, A. D. and Sinambela,
umumnya berupa tipe vein epitermal berada pada D. (1994) The Gunung Pongkor gold-silver
densitas > 2000 m/km2, dengan posisi sangat pas deposit, West Java, Indonesia. Jour.
dengan prospek Lebong Tandai, Glumbuk, Geochem. Explor., 50, 371–391.
Lebong Kandis, Air Kuro dan Air Main. Pada Gupta, R.P. (1991) “Remote Sensing Geology”,
prospek lainnya berada pada zona 1000 – 2000 Berlin, Heidelberg: Springer-Verlag
m/km2 seperti Air Noar, Toko Rotan dan Air Hobbs, W. H. (1904) “Lineaments of the
Niru. Atlantic Border Region”, Geological
Society.American Bulletin 15: 483-506.
Hasil LDA dapat menambahkan nilai potensi Hubbard, B.E., Mack, T.J., and Thompson, A.L.,
mineralisai epitermal pada daerah Lebong (2012), Lineament analysis of mineral areas
Tandai, masih dapat dikembangkan of interest in Afghanistan: U.S. Geological
terutamapada daerah Air Niru dan bagian Survey Open-File Report 2012–1048, 28 p.,
Timurnya. http://pubs.usgs.gov/of/2012/1048.
O’Leary, D. W., Friedman, J. D., and Pohn,
H. A. (1976) “Lineament, linear,
5. Kesimpulan dan diskusi lineation: Some proposed new standards for
Aplikasi LDA, sebagai parameter penentuan old terms”, Geological Society America
prospek dapat dilakukan sebagai kajian desktop Bulletin 87: 1463-1469.
sebagai acuan daerah menarik pada tahapan PCI Geomatica, (2013), PCI Geomatica user’s
pemetaan regional sampai semi-detil. guide, Ontario. Canada: Richmond Hill
Rosana, M. F. and Matsueda, H. (2002) Cikidang
Pada studi daerah Cikotok, Pongkor dan Lebong hydrothermal gold deposit in western Java,
Tandai terlihat ketepatan posisi densitas tinggi Indonesia. Resource Geology, 52, 341-352.
terhadap prospek yang telah terbukti, dan sangat Sillitoe, R.H., (1999), Style of High Sulphidation
cocok untuk dipakai pada analisis mineralisasi Gold, Silver, and Copper Mineralisation in
yang berhubungan dengan kontrol dominan Porphyry and Epithermal Environments,
struktur seperti tipe epitermal baik vein ataupun Proceeding of The Pacific Rim at Bali
lode massive quartz. Sumatra Copper Gold (2012), Annual Report.
Tipe mineralisasi lainnya seperti porfiri, Thannoun, R.G., (2013), Automatic Extraction
kemungkinan berbeda pola densitasnya (low – and Geospatial Analysis of Lineaments and
medium density) seperti pada daerah Batuhijau, their Tectonic Significance in some areas of
dan Elang. Tipe mineralisasi dengan dominan Northern Iraq using Remote Sensing
struktur geologi seperti tipe Orogenik di Pulau Techniques and GIS, International Journal
Buru, kemungkinan sifatnya lebih kompleks Of Enhanced Research In Science
akibat gejala tektonik yang berkembang sudah Technology & Engineering Bulletin, Vol. 2
sangat kompleks dan berumur tua (banyak Williams, R. S. (1983) “Geological
overprinting) applications”, In. Colwell, R. N. (eds).
“Manual of Remote Sensing”, 1667- 1951.
Keunggulan LDA, adalah cepat, murah, dan Falls Church, VA: American Society of
akurat sehingga mempermudah penentuan Photogrammetry.
prospek dan dapat juga menghemat biaya Yuningsih ET, Matsueda H, Setyaraharja EP,
eksplorasi. Rosana MF. (2011) The Arinem Te-bearing
gold-silver-base metal deposit, West Java,
Ucapan Terima Kasih Indonesia. Resour Geol (in press): RG10-36.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim
project generation PT. Antam (persero) Tbk,
dalam penyediaan data dan evaluasi bersama.
Daftar Pustaka
Abdullah, A., Akhir, J.M., Abdullah, I., (2010),
Automatic Mapping of Lineaments Using
Shaded Relief Images Derived from Digital

110
a

Gambar 5. (a) Peta lineanment / kelurusan, hasil dari proses semi-otomatis pada software.
(b) Peta iso- densitas Lineanment Density pada daerah Cikotok – Pongkor dan
sekitarnya, yang memperlihatkan keberadaan nilai densitas tinggi (kuning –
merah kecoklatan, ellips merah) terhadap prospek yang sudah ada dan dapat
dijadikan evaluasi daerah sekitar.

111
a

Gambar 6. (a) Peta lineanment / kelurusan, hasil dari proses semi-otomatis pada
software, dan lokasi prospek mineralisasi (jalur vein kuarsa) berdasarkan
data sekunder. (b) Peta iso-densitas lineanment density daerah Lebong
Tandai, Bengkulu Utara. Terlihat prospek Lebong Tandai (bekas tambang)
berada pada densitas sangat tinggi. Pada bagiam tengah dan selatan dapat
dijadikan target prospeksi baru, berdasarkan tingginya densitas kelurusan.

112

Anda mungkin juga menyukai