Anda di halaman 1dari 9

REVIEW FILM SOEKARNO

BERDASARKAN KAJIAN BIBLICAL CHRISTIAN WORLDVIEW DAN


NILAI-NILAI PANCASILA YANG DIIMPLEMENTASIKAN DALAM
KEHIDUPAN KELUARGA, BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN
BERNEGARA

Disusun Oleh:

Dewi Sri Utami (01401180025)

Cyintia Harman (01401180002)

Jemry Bernabas Olang (01401180012)

Mikael Faradaey (01401180040)

Siwi Penny Tatakad (01401180005)

Yossie Martauli Sinaga (01401180026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG
LATAR BELAKANG

Film “Soekarno” yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo pada tahun 2013

yang lalu, berbicara tentang lahirnya dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seraya

menghadapi Belanda dan Jepang yang ingin menguasai Indonesia. Pada masa itu hadir

seorang tokoh yang dikenal sebagai bapak Proklamator, Soekarno. Jiwa nasionalisme

yang dimiliki Soekarno membuatnya tidak menyerah menghadapi Belanda dan Jepang.

Pada tahun 1929, beliau dipenjara selama dua tahun di Bandung karena memprovokasi

masyarakat pribumi untuk bersatu memerdekakan Indonesia. Kemudian beliau

dibebaskan dan kembali berpolitik. Pada tahun 1934, beliau ditangkap dan dibuang ke

Ende. Setelah itu, diasingkan karena penyakitnya. Di dalam keadaan sulit, beliau mencari

kesempatan dan terus berpikir agar Indonesia segera merdeka. Salah satu organisasi yang

berdiri pada masa penjajahan yang bernama BPUPKI, dasar negara mulai dirumuskan

sehingga lahirlah Pancasila. Setelah lahirnya Pancasila, golongan muda mulai membujuk,

bahkan menculik Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia. Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia ini sangat berdampak sampai

sekarang. Kami melihat Basuki Tjahaja Purnama sebagai contoh seseorang yang berjiwa

nasionalisme. Meskipun beliau beberapa tahun yang lalu dipenjara karena dianggap

melakukan penistaan agama. Saat ini beliau telah bebas dan tetap mengabdi untuk

pembangunan Indonesia (Tribun Manado, 2019).

Suastika dan Sukadi menuliskan dalam buku yang berjudul PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAN bahwa ada beberapa paham nasionalisme yang berkembang di

Indonesia pada masa penjajahan. Salah satu paham tersebut mencampuradukkan antara

paham nasionalisme dengan kepentingan agama, yaitu nasionalisme Islam. Ditunjukkan

pada Piagam Jakarta yang mengharuskan seluruh rakyat Indonesia untuk hidup sesuai
syariat-syariat Islam (2017. Hal. 12-14). Pada film juga ini ditampilkan perbedaan

golongan antara masyarakat pribumi dan orang Belanda pada masa penjajahan.

Sedangkan di bawah pemerintahan Jepang masyarakat secara terang-terangan disiksa

secara psikologis dan fisik (kerja paksa/ romusha). Belajar dari para pahlawan yang

berjuang, masyarakat sangat menjunjung tinggi solidaritas, toleransi terhadap sesama,

saling membantu, serta membangun rasa kekeluargaan dengan nasib yang sama-sama

dijajah.

Film ini menggambarkan dengan baik kondisi politik Indonesia pada zaman itu.

Terlihat dari garis besar film ini, yaitu mengenai perebutan wilayah kekuasaan terjadi

secara berurutan. Berawal dari Belanda yang kemudian diikuti Jepang untuk menjajah

Indonesia. Berbeda dari Belanda yang selalu menaruh curiga dan menganggap rendah

golongan nasionalis Indonesia, Jepang lebih memilih menjalin kerjasama dengan

golongan nasionalis, bahkan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia untuk

mewujudkan misi mereka sebagai usaha membebaskan Asia dari penjajahan. Namun di

sisi lain, Jepang menetapkan berbagai peraturan yang membuat Indonesia terbebani

dengan mengambil separuh dari hasil tanah penduduk. Selain itu, suasana politik juga

terasa saat Soekarno berpidato menyampaikan aspirasinya dan membakar semangat

masyarakat untuk merdeka, agar tidak berada di bawah pemerintahan bangsa asing.

Organisasi-organisasi maupun partai politik yang ada, juga menggambarkan situasi

politik yang bebas dan berkembang. Misalnya PETA, Sarekat Islam, PNI, BPUPKI, dan

lain-lain. Demokrasi juga disinggung dalam percakapan antara Soekarno dan Hatta, yaitu

mengenai pemilu dan saat Soekarno bermusyawarah dengan warga setempat mengenai

pengadaan tempat prostitusi dan tidak langsung memutuskan satu pihak. Kita bisa lihat

bahwa demokrasi yang ada sejak dahulu masih berjalan sampai sekarang ini. Masih
banyak keputusan yang diambil dengan jalan musyawarah dan pemerintah juga masih

mengadakan pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden.

Istilah yuridis mempunyai arti khusus sebagai terjemahan dari bahasa Belanda

“Straf” yang dapat diartikan sebagai hukuman (Arief, 2016). Dalam film ini

memperlihatkan hukum yang belum stabil dan peraturan diputuskan secara sepihak oleh

pemerintahan Belanda dan Jepang sesuai keinginan dan kepentingan mereka. Seperti

pada saat Soekarno menerima hukuman vonis penjara empat tahun oleh pemerintahan

Belanda dan dibebaskan sebelum waktunya sehingga hukuman penjara hanya dua tahun.

Soekarno terus berusaha untuk membela keadilan dalam kehidupan masyarakat, misalnya

masalah penculikan perempuan oleh tentara Jepang untuk memenuhi nafsu mereka tanpa

adanya hukuman dari pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Namun, Soekarno belum

dapat melawan ketidakadilan tersebut karena belum memiliki kekuatan hukum yang

dapat membantunya. Sehingga beliau harus mengambil keputusan besar bersama

masyarakat, yaitu mendatangkan pelacur untuk tentara Jepang. Berdasarkan pengalaman-

pengalaman yang dialami masyarakat pada zaman penjajahan hingga saat ini, pemerintah

terus memperbaharui hukum dan peraturan di Indonesia sesuai dengan dasar negara kami

yaitu nilai-nilai Pancasila karena kejahatan terus-menerus berkembang dan merajalela.

NILAI- NILAI PANCASILA

Nilai yang terkandung pada sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, yaitu nilai

Ketuhanan. Digambarkan dengan jelas bahwa bangsa Indonesia percaya akan adanya

Tuhan dan mendasarkan segala hal kepada Tuhan. Sebagai contoh, pada film ini saat

Soekarno masih muda, orang tua Soekarno menyalakan dupa yang meyakini bahwa
adanya Allah yang melindungi mereka dan pada adegan lainnya yaitu saat Soekarno

senantiasa berdoa kepada Tuhan dengan ajaran muslim.

Nilai yang terkandung pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab,

adalah nilai kemanusiaan. Hal tersebut merupakan kesadaran sikap dan tingkah laku

manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan

norma-norma dan kebudayaan pada umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama

manusia maupun alam sekamirnya (Darmodiharjo, 2002). Mengerti akan kesamaan hak

dan mempunyai kedudukan yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Soekarno

menunjukkan sikap moral yang dijunjung oleh bangsa Indonesia dengan contoh pada

adegan Soekarno membantu salah seorang penduduk yang ditembaki oleh tentara Jepang,

beliau mengerti akan kesamaan hak dan kewajiban sebagai seorang manusia sehingga

dengan tulus hati membantu walaupun penduduk tersebut berbeda suku dengan Soekarno.

Nilai yang terkandung pada sila ketiga Persatuan Indonesia, adalah nilai kesatuan.

Indonesia merupakan negara yang cukup luas, hal ini juga membuat suku, agama, ras,

dan golongan yang ada di Indonesia beragam. Film ini menampilkan kepentingan salah

satu agama tertentu, namun sikap yang Soekarno ambil menunjukkan adanya nilai

kesatuan. Beliau menolak untuk mementingkan salah satu pihak dan tetap pada persatuan

Indonesia. Keadaan Negara Indonesia terdiri dari keberagaman diikat dalam suatu

persatuan yang dituangkan dalam istilah Bhinneka Tunggal Ika (Mochlisin, 2007).

Perbedaan yang ada harus menjadi sebuah kekuatan bagi bangsa Indonesia.

Nilai yang terkandung pada sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, adalah nilai demokrasi. Demokrasi

mengharapkan dan mendukung keragaman kepentingan dan ide (Morin, 2005). Pada saat
anak-anak warga diculik dan dijadikan wanita penghibur yang di dokumentasikan dalam

artikel BBC yang ditulis oleh Sri Lestari tahun 2017, Soekarno dan para warga

melaksanakan musyawarah akan hal tersebut. Nilai demokrasi lainnya tergambar juga

dalam perumusan akan teks saat Soekarno, Muhammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo

saling bertukar pikiran satu sama lain dan mendapatkan teks proklamasi yang seperti kita

tahu sekarang ini.

Nilai yang terkandung pada sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia, adalah nilai keadilan. Maksudnya adalah ingin mewujudkan kesejahteraan

yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia dalam setiap aspek sehingga mewujudkan

pemerintahan yang adil dan juga memiliki rasa gotong royong yang tinggi dalam

masyarakat (Aim, 2006). Rakyat Indonesia ingin mendapatkan kesamaan hak dan

kewajiban dalam bernegara, keadilan ini tergambar dalam film saat ada salah satu

golongan yang ingin bersikap lebih tinggi dari golongan lain. Namun Soekarno tetap

menjaga keadilan sehingga tidak ada golongan yang lebih tinggi dibanding dengan

golongan lainnya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FILM

Kelebihan :

1. Karakter tokoh Soekarno yang digambarkan pada film ini sangat terlihat tegas,

berwibawa dan penuh kharisma. Hal ini dapat dilihat dari beberapa adegan yang

memperlihatkan Soekarno tampil dengan wibawa yang luar biasa sehingga memikat

hati rakyat yang mendengarkan pidato-pidatonya.


2. Film ini menunjukkan detail-detail kehidupan Soekarno. Detail-detail tersebut dapat

dilihat dari kisah cinta Soekarno yang digambarkan. Bukan hanya kisah cintanya saja,

cerita mengenai lahirnya Pancasila dan setiap sila-sila yang diusulkan oleh Soekarno

di jelaskan dengan sangat baik. Selain itu, setiap peristiwa penting mengenai

kemerdekaan juga diceritakan secara dramatis dan bernuansa nasionalis.

3. Alur cerita yang sangat jelas merupakan kekuatan dari film ini. Dibantu dengan

penjelasan lokasi yang di munculkan dalam film ini membuat penonton mengerti

tentang tempat-tempat bersejarah yang pernah ditempati oleh Soekarno.

4. Suasana politik yang tergambar dalam film sangat mencekam dan penuh drama.

Konflik antara Soekarno dan para golongan muda, Belanda dan Jepang digambarkan

dengan sangat baik.

5. Film ini secara keseluruhan cukup bagus dengan penggunaan bahasa lain selain bahasa

Indonesia dan penggunaan properti yang sangat realistis pada zaman tersebut membuat

film ini sangat menarik dan layak untuk ditonton.

Kekurangan :

1. Dalam film ini Soekarno terlihat seakan lebih membela pihak Jepang dengan maksud

mencari cara agar Indonesia merdeka tanpa pertumpahan darah. Soekarno terlihat

seperti menutup mata dengan semua kekejaman yang terjadi pada rakyat Indonesia dan

mengakibatkan timbulnya amarah sebagian besar rakyat.

2. Konflik perubahan Piagam Jakarta menjadi Pancasila juga kurang diceritakan pada

film ini dan bagi orang-orang yang mengetahui sejarah sebenarnya hal ini cukup

mengganjal.
3. Moh. Yamin sebagai salah satu penyusun naskah proklamasi tidak di tunjukan pada

film ini. Padahal Moh. Yamin memegang peranan yang sangat penting pada saat

perumusan teks proklamasi.

KESIMPULAN & WAWASAN KRISTEN ALKITABIAH

Paper ini membuat kami semakin mengenal sejarah terbentuknya pancasila dan

perjuangan para founding fathers untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan

segala tekanan yang mereka hadapi, baik dari bangsa sendiri maupun dari bangsa asing.

Selain itu, proses perumusan Pancasila membuat kami semakin kagum akan penyertaan

Allah dalam pembentukan NKRI. Salah satu contohnya pada perumusan dasar negara

Republik Indonesia. Saat salah satu agama berambisi untuk menjadi yang utama di negeri

ini, Tuhan memakai perwakilan pemuda dari wilayah timur Indonesia untuk

mengemukakan pendapat mereka tentang dasar negara yang dianggap lebih

mengutamakan suatu agama, dan permintaan mereka dikabulkan hanya dalam hitungan

jam sebelum diproklamirkan. Hal ini sungguh luar biasa, mengingat perlu berhari-hari

para founding fathers merumuskan dasar negara. Sebagai orang yang percaya, kami tahu

bahwa ini terjadi bukanlah kebetulan, namun ini merupakan providensi Allah yang Maha

Kuasa. Oleh karenanya, kami semakin menyadari bahwa Negara Indonesia dibentuk

sesuai kehendak Allah, dan kami sebagai warga negara haruslah tunduk dan taat pada

pemerintahan yang ada sebagaimana Kristus telah mengajarkan kami pada Roma 13:1.
Daftar Pustaka

Aim, A. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA. Bandung: Grafindo.

Arief, H. Hanafi. (2016). Pengantar Hukum Indonesia. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara.

Darmodiharjo, Darji. (2002). Pokok-pokok Filsafat Hukum : Apa dan Bagaimana Filsafat

Hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Manado, Tribun. (2019). Ahok: Saya Cacat untuk Mengabdi di Republik Indonesia,

Kenyataan Tutup Peluang Jadi Menteri. Tribun Manado, 23 Juli 2019.

https://manado.tribunnews.com/2019/07/23/ahok-saya-cacat-untuk-mengabdi-di-

republik-indonesia-tutup-peluang-jadi-menteri

Lestari, Sri. (2017). Para penyitas perbudakan seks masa penjajahan Jepang yang

terlupakan. BBC News, 1 Januari 2017. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-

38477024

Mochlisin. (2007). Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Interplus.

Morin, Edgar. (2005). Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisisus.

Suastika, I Nengah dan Sukadi. (2017). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai