Anda di halaman 1dari 2

Shafa Nur Adzirah_072011233105_Jurnal Review Week 3

Asal-usul Lahirnya Indonesia sebagai Suatu Bangsa.


Setelah 350 tahun Kolonial Belanda menjajah Indonesia yang kemudian disusul pada tanggal 11 bulan
Februari 1912, Jepang turut serta menyerang Indonesia menjadikan dua peristiwa tersebut sebagai titik awal
perjuangan kelahiran negara Indonesia . Desas-desus bahwa jepang telah menyerah kepada sekutu mendorong
tindakan beberapa organisasi bawah tanah untuk siap bangkit melawan Jepang pada 10 Agustus 1945. Sultan
Sjahrir yang telah menerima laporan radio tentang perdamaian Jepang kemudian mendesak Soekarno dan Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, sementara itu Soekarno dan Hatta belum yakin
bahwa Jepang akan menyerah dan pergerakan bawah tanah belum mampu mengumpulkan kekuatan yang cukup
untuk menggulingkan Jepang. Peristiwa Rengasdenklok atau penculikan Soekarno dan Hatta oleh kelompok
pemuda guna mendesak kedua tokoh tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia
pada akhirnya berhasil untuk membuat Soekarno dan Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 dan melahirkan Indonesia sebagai negara merdeka (Kahin, 1952). Selama satu dekade
terakhir pemerintahan kolinial, pribumi Indonesia juga banyak memperdebatkan visi misi yang berbeda tentang
bangsa, negara, masyarakat, dan wilayah teritorial Indonesia. Ideologi nasional Pancasila sendiri dihadirkan
sebagai pengesahan tradisi Indonesia dan adaptasi ideal dari keindonesiaan sejati dan ketertiban prinsip-prinsip
baru negara berdaulat sejak kelahiran negara Indonesia yang merdeka (Kreuzer, 2006).

Indonesia lahir dari situasi sosial yang sangat unik sebab letak geografis Indonesia yang berada di antara
dua benua dan dua Samudra berdampak pada keanekaragaman sosial budaya Indonesia. Sejarah penjajahan oleh
Belanda dan Jepang juga turut serta mempengaruhi kondisi sosial dan politik di Indonesia. Dampak Belanda
terhadap struktur sosial Indonesia terjadi tidak lama setelah pendirian perusahaan Hindia Timur pada tahun
1602 (Kahin, 1952). Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multicultural yang memiliki latar belakang suku
budaya yang beragam sehingga melahirkan banyak perbedaan pandangan terhadap suatu bangsa. Kelompok
dominan dalam nasionalis Indonesia percaya pada identitas dasar negara dan masyarakat. Dalam pandangan
mereka, negara adalah entitas yang berputar di sekitar pemimpinnya sehingga pemegang kekuasaan tertinggi
harus mampu memaksa pemegang kekuasaan lain dan masyarakat untuk mengikuti perintahnya. Soekarno
memberikan tiga aliran utama legitimasi politik yaitu nasionalisme, agama dan komunisme, yang justru
menimbulkan kekacauan. Struktur politik tersebut mampu diubah menjadi parlementer demokrasi yang mampu
menyelesaikan kekacauan Indonesia pada waktu itu. Beralih dari situasi sosial-politik Indonesia, hakikat umum
pembangunan bangsa dilihat dari berbagai minoritas yang berkembang sebagai strategi dominasi budaya oleh
beberapa etnis, ras, dan bahasa. Soekarno juga berpendapat bahwa bangsa Indonesia sebenarnya sudah ada
karena struktur geopolitik pemberian Tuhan yang maha esa sehingga dari sudut pandang ini, tidak ada
kebutuhan untuk menentukan nasib sendiri bagi setiap komunitas di dalam bangsa Indonesia (Kreuzer, 2006).
Shafa Nur Adzirah_072011233105_Jurnal Review Week 3

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia lahir dari perjuangan panjang melawan
penjajahan Kolonial Belanda dan Jepang sehingga timbul keinginan untuk menyudahi semua penderitaan yang
telah dilalui dengan menjadi negara yang merdeka. Peristiwa yang menjadi tolak ukur kelahiran Indonesia yaitu
pada saat pembacaan naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir Soekarno. Dalam prosesnya
menjadi negara yang merdeka, Indonesia banyak memperdebatkan visi misi yang berbeda tentang bangsa,
negara, masyarakat, dan wilayah territorial. Situasi sosial dan politik Indonesia sejak dahulu terbilang sangat
rumit sekaligus unik yang disebabkan oleh banyak faktor yaitu faktor geografis, dampak penjajahan Belanda,
pandangan masyarakat yang berbeda-beda dan pengaruh dari pemegang kekuasaan pada waktu itu. Hakikat
umum bangsa Indonesia sendiri lahir dari berbagai perbedaan ras, etnis, budaya, dan bahasa yang justu
menyatukan Indonesia menjadi suatu negara-bangsa.

Jumlah Kata: 540

Referensi:

Kahin, George McTurnan. 1995. Nationalism and Revolution in Indonesia. New York : Cornell University
Press.
Kreuzer, Peter. 2006. Violent civic nationalism versus civil ethnic nationalism: Contrasting Indonesia and
Malaysia. Vol.8 No.1,March 2006.

Anda mungkin juga menyukai