Anda di halaman 1dari 108

DRAFT RENSTRA KEMENKES

2020-2024

Pokja Renstra Kemenkes 2020-2024

1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.2. Potensi dan Permasalahan

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENKES


SISTEMATIKA RENSTRA KEMENKES

2.1. Visi Pemerintah 2020-2024


2.2. Misi Pemerintah 2020-2024
2.3. Tujuan Strategis Kemenkes 2020-2024
2.4. Sasaran Strategis Kemenkes 2020-2024
2020-2024

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kemenkes
3.3. Kerangka Regulasi
3.4. Kerangka Kelembagaan

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN


4.1. Target Kinerja
4.2. Kerangka Pendanaan

BAB V PENUTUP 2
KONDISI UMUM

• Impact pembangunan kesehatan:


• Umur Harapan Hidup 71.5 tahun
• HALE: 62,64 tahun → ∆ = 8,83 tahun
• DALYs lost
• AKI 305 per 100.000 KH → 183 per 100.000 KH
• AKN → 15 per 1000 KH menjadi 11 per 1000 KH
• Stunting 30,8% → 19%
• PHBS,
• Proteksi financial

3
POTENSI DAN PERMASALAHAN (1)

No Sub-Bab Permasalahan Peluang solusi


1 Upaya Kesmas
Kesehatan Ibu Kematian maternal (sebab: eclampsia, Sinergisme dan sistem rujukan antara FKTP (Puskesmas) dan
perdarahan, infeksi; lokus: 78% fasyankes) FKTRL (RS Kabupaten/Kota), termasuk peningkatan
kompetensi SDM pelayanan maternal. Penguatan puskesmas
PONED dan RS PONEK
Kematian bayi 2/3 kematian bayi → neonatus Cakupan pelayanan harus dibarengi dengan mutu pelayanan
Sebab kematian neonatus: komplikasi yang adekuat, sistem rujukan yang optimal antara FKTP dan
kejadian intrapartum (28,3%), gangguan FKTRL, serta peningkatan kompetensi SDM terkait pelayanan
respiratori dan kardiovaskuler (21,3%), neonatal dan bayi
BBLR dan prematur (19%), kelainan
konginetal (14,8%), infeksi (7,3%).
Gizi balita Wasting 10,2%, stunting 30,8% , dan Lima pilar penanggulangan stunting: komitmen pimpinan
underweight 17,7% pada tahun 2018 tinggi, kampanye nasional dan strategi komunikasi, kovergensi
(Riskesdas 2018). program, ketahanan pangan dan gizi, penguatan monev
2 P2P
P2PTM Beban PTM 70% sbg DALY lost Peningkatan upaya promotif dan preventif melalui
pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS),
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan PTM
(peningkatan peran Posbindu), dan peningkatan aksi
multisektoral.
4
POTENSI DAN PERMASALAHAN (2)

No Sub-Bab Permasalahan Peluang solusi


P2 PM
P2TB Tingginya un-detected cases di (a) meningkatkan cakupan deteksi kasus kelompok risiko (individu kontak
kelompok berisko, ketidakpatuhan dengan penderita, pasien HIV/ADS, pasien diabetes, perokok, penjara, hunian
berobat, missing cases di rumah padat), (b) memperkuat Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) dengan
sakit dan klinik, serta naiknya MDR- mensinergikan puskesmas, rumah sakit (pemerintah dan swasta), klinik, dan
TB dokter parktik mandiri. Ini diperlukan tata kelola yang kuat oleh Dinas
Kesehatan kabupaten/kota, (c) meningkatkan cakupan penemuan kasus dan
pengobatan pada MDR TB.
P2HIV Rendahnya deteksi kasus (fenomena (a) edukasi kepada kelompok risiko terkait pencegahan (seks aman,
gunung es), keteraturan berobat, penggunaan jarum suntik aman pada penasun), (b) penyediaan sarana test
stigmatisasi, belum membudayanya HIV di fasyankes, (c) peningkatan penemuan kasus pada kelompok risiko
sex aman tinggi (pekerja seksual, penasun, waria).
P2 Malaria Terkonsentrasi di WIT Peningkatan pendekatan EDAT (Early Diagnosis and Treatment), dengan
Geografis sulit dijangkau melakukan peningkatan kapasitas SDM, pembentukan kader malaria desa
Kurangnya stok logistic RDT untuk deteksi kasus, penyediaan logistik rapid tes (RDT) dan obat, serta
peningkatan survailans.
PD3I Masih ada kasus sporadis dan KLB (a) meningkatkan cakupan imunisasi melalui peningkatan kegiatan luar
(Difteri, campak, Polio) gedung dan perbaikan pencatatan/ monitoring (penggunaan PWS imunisasi),
Beberapa Kab/Kota blm UCI untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) pada seluruh
kabupaten/kota sampai level desa/ kelurahan, dan (b) peningkatan mutu
imunisasi, melalui perbaikan rantai dingin (cold chain) dan peningkatan
kapasitas SDM imunisasi.
5
POTENSI DAN PERMASALAHAN (3)

No Sub-Bab Permasalahan Peluang solusi


New Penilaian JEE skore 3.0 Peningkatan pencegahan dan mitigasi (to prevent), peningkatan kemampuan
emerging deteksi/ diagnosis (to detect) termasuk penguatan sistem laboratorium
diseases dan nasional dan sistem surveilans, dan peningkatan kemampuan respon
Public Health terhadap kasus yang muncul (to respond) termasuk penyiapan sarana,
Emergency prasarana, dan SDM yang kompeten
NTD Masih punya masalah kusta, Peningkatan edukasi kepada masyarakat, aksi multisectoral, peneingkatan
frambusia, filariasis, schistosomiasis penemuan kasus, pengobatan masal, peningkatan survailans
3 Faktor risiko Faktor perilaku (diet tidak sehat, (a) peningkatan upaya promotif dan preventif serta edukasi kepada
PTM merokok, kurang aktivitas fisik, masyarakat terkait pencegahan faktor risiko, (b) peningkatan skrining dan
alcohol), lingkungan (polusi, deteksi dini penyakit tidak menular di semua FKTP dan jejaraingnya
pencemaran), dan gangguan (pendekatan PIS-PK) (c) penguatan upaya pemberdayaan masyarakat terkait
metabolik (obesitas, dyslipidemia, pengendalian penyakit tidak menuar (penguatan posbindu, pos UKK), (d)
gangguan kadar gula, hipertensi) perbaikan mutu pelayanan melalui penguatan pelayanan kesehatan primer
sebagai garda depan (gate keeper) dan sistem rujukan antara FKTP dan FKTRL
dan (e) peningkatan aksi multisektoral terkait GERMAS.
4 YANKES
Yankes Cakupan dan kualitas program belum Peningkatan fungsi puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar (essential
primer optimal, fungsi puskesmas sbg focal health care), pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
point jejaring PHC belum optimal, (community involvement and empowerment), dan pelibatan
belum terkoordinasi dengan optimal multistakeholder dalam rangka aksi bersama, serta memerankan puskesmas
PHC sebagai entitas sistem sbg focal point koordinator sistem PHC dalam wilayah kerja

6
POTENSI DAN PERMASALAHAN (4)

No Sub-Bab Permasalahan Peluang solusi


Yankes Belum semua terakreditasi, jenjang akreditasi Percepatan akreditasi rumah sakit baik pemerintah maupun
rujukan masih rendah, belum optimal dukungan rs swasta, peningkatan peran rumah sakit dalam penurunan
terhadap program prioritas (penurunan kematian maternal (RS PONEK, peningkatan kompetensi bidan
kematian maternal, balita gizi buruk) puskesmas)
5 SDM Kes Keterpenuhan SDM Kes di Puskesmas belum Percepatan pemenuhan SDM kes di Puskemas sesuai standar,
sesuai standar, Kompetensi SDM Kes Puskesmas khususnya utk pemenuhan proram prioritas (tenaga gizi, tenaga
belum optimal, Pemenuhan SDM Kes di rumah kesmas, tenaga promkes, tenaga analis lab), Percepatan
sakit belum sesuai standar (kekuarangan tenagapemenuhan tenaga spesialis di rumah sakit kabupaten/kota (Klas
spesialis) C), peningkatan kompetensi SDM kesehatan melalui pelatihan
6 Farmalkes Belum optimalnya perencanaan obat, Penguatan perencanaan obat, penguatan e-catalog, perbaikan
permasalahan e-catalog, ketersediaan obat Fornas, penjaminan ketersediaan obat esensial, pengembangan e-
esensial di puskesmas, penggunaan obat logistic obat dan alkes real time sampai puskesmas, edukasi
rasional, kemandirian obat dan alkes, penggunaan obat rasional, dan percepatan kemandirian obat dan
alkes
7 Tata kelola Kelemahan dan tumpang tindih regulasi, belum Penguatan dan perbaikan regulasi, penguatan manajemen di
adekuatnya NSPK, belum adekuatnya daerah (khususnya kabupaten/kota), penguatan sinergisme pusat
sinergisme pusat dan daerah, belum optimalnya dan daerah, peningkatan pembinaan terpadu, dan penguatan
manajemen di daerah , belum optimalnya monev
pembinaan terpadu, dan monev
8 Litbangkes Belum optimalnya pendekatan CORA, masih Penguatan jejaring dan kerjasama baik dalam dan luar negeri,
lemahnya riset inovasi baik inovasi program penguatan CORA, peningkatan riset inovasi perbaikan program,
maupun inivasi produk, belum optimalnya inovasi produk dengan konsorsium, dan peninngkatan advokasi
adopsi rekomendasi riset utk kebijakan hasil riset
7
POTENSI DAN PERMASALAHAN (5)

No Sub-Bab Permasalahan Peluang solusi


A Lingkungan Pertumbuhan penduduk dan bonus demografi Sinergisme pusat dan daerah, skema penempatan
Strategis Disparitas kesehatan antar wilayah, desa-kota, SDM kesehatan untuk pemerataan (nakes
Nasional antar tingkat pendapatan, Implementasi JKN, kontrak?), Binwasdal monev pelaksanaan SPM,
pembagian urusan pemerintahan dan SPM efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
kesehatan, reformasi birokrasi
B Lingkungan ASEAN, MEA, APEC Ekspor produk jasa unggulan kesehatan, SDM
Strategis Kesehatan, dan produk kesehatan (obat dan
Regional vaksin)
C Lingkungan SDGs, General Programme of Work (GPW 13) Kerjasama internasional (global), memperhatikan
Strategis WHO, Global Health Security, Astana Declaration indikator SDGs dan GPW 13
Global on PHC, Eradikasi Polio

8
VISI PEMERINTAH (2020-2024)

• Visi Pemerintah (Kabinet Indonesia Maju):

Visi: “Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat,


Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong
Royong”

9
MISI PEMERINTAH (2020-2024)
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya
Saing
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
5. Memajukan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada
Seluruh Warga
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan
10
ARAH KEBIJAKAN RPJMN BIDANG KESEHATAN 2020-2024
11

Meningkatkanpelayanan
Meningkatkan akses dankesehatan
mutu pelayanan
menuju kesehatan menuju cakupan
cakupan kesehatan semesta kesehatan
terutama
semesta dengan
penguatan penekanan
pelayanan padadasar
kesehatan penguatan pelayanan
(Primary kesehatan
Health Care) dengandasar (Primary
mendorong
Health Care) dan
peningkatan peningkatan
upaya upaya
promotif dan promotifdidukung
preventif, dan preventif
inovasididukung oleh inovasi
dan pemanfaatan
dan pemanfaatan
teknologi. teknologi

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Gerakan


Pembudayaan Peningkatan
Penguatan Sistem
kesehatan ibu, anak perbaikan gizi pengendalian Masyarakat
Gerakan Hidup
Masyarakat pelayanan kesehatan
Kesehatan,
KB, dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat
Hidup(Germas)
Sehat dan pengawasan
Pengawasan Obat
reproduksi (GERMAS) obat
dandan makanan
Makanan
11
INDIKATOR SASARAN POKOK RPJMN TEKNOKRATIK BIDANG KESEHATAN 2020-2024 (1)

No. Indikator Baseline Target 2024


1 Angka kematian ibu (per 100.000 KH) 305 (SUPAS 2015) 183
2 Angka kematian bayi (per 1000 KH) 24 (SDKI 2017) 16
3 Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Cara
57.2 (SDKI 2017) 63,41
Modern (mCPR)
4 Unmet Need KB (persen) 10,60% (SDKI 2017) 7,4%
5 ASFR 15-19 Tahun 36 (SDKI 2017) 18
6 Prevalensi stunting pada balita (%) 30,8% (RKD 2018) 19% [14%]
7 Prevalennsi wasting pada balita (%) 10,2% (RKD 2018) 7%
8 Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak
0,24 (Kemenkes 2018) 0,18
terinfeksi HIV)
9 Insidensi TB (per 100.000 penduduk) 319 (Global TB Report 2018) 190
10 Eliminasi malaria (kab/kota) 285 (Kemenkes 2018) 405
11 Persentase merokok penduduk usia 10-18
9,1% (RKD 2018) 8,7%
tahun
12 Prevalensi obesitas pada penduduk umur >=
21,8% (RKD 2018) 21,8%
18 tahun 12
INDIKATOR SASARAN POKOK RPJMN TEKNOKRATIK BIDANG KESEHATAN 2020-2024 (2)

No. Indikator Baseline Target 2024


13 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada
57,9% (RKD 2018) 80%
anak usia 12-23 bulan
14 Persentase fasilitas kesehatan tingkat
40% (Kemkes 2018) 85%
pertama (FKTP) terakreditasi
15 Persentase rumah sakit terakreditasi 63% (Kemkes 2018) 95%
16 Persentase puskesmas dengan jenis tenaga
23% (Kemkes 2018) 83%
kesehatan sesuai standar
17 Persentase puskesmas tanpa dokter 15% (Kemkes 2018) 0%
18 Persentase puskesmas dengan ketersediaan
86% (Kemkes 2018) 96%
obat esensial
19 Persentase obat memenuhi syarat 80,9% (BPOM 2018) 92,3%
20 Persentase makanan memenuhi syarat 71% (BPOM 2018) 90%

13
Tujuan Prioritas RPJMN dan Strategi (1)

No. Tujuan Prioritas RPJMN Strategi (Upaya?)


1 Peningkatan KIA, KB, dan a) Peningkatan pelayanan maternal dan neonatal berkesinambungan di fasilitas publik dan swasta dengan
Kesehatan Reproduksi mendorong seluruh persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
antenatal dan neonatal, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan, perbaikan sistem
rujukan maternal, penyediaan sarana prasarana dan farmasi, jaminan ketersediaan darah setiap saat,
dan pencatatan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan;
b) Perluasan imunisasi dasar lengkap terutama pada daerah dengan cakupan rendah dan pengembangan
imunisasi untuk menurunkan kematian bayi;
c) Peningkatan perilaku hygiene;
d) Peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil;
e) Peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh kembang anak dan gizi;
f) Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi sesuai karakteristik wilayah
dengan optimalisasi peran sektor swasta dan pemerintah daerah melalui advokasi, komunikasi,
informasi, edukasi (KIE) dan konseling tentang pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi,
peningkatan kompetensi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas LapanganKeluarga Berencana
(PLKB) serta kapasitas tenaga lini lapangan serta penguatan fasilitas kesehatan, jaringan dan jejaring
fasilitas kesehatan dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi serta usaha kesehatan bersumber
daya masyarakat; dan
g) Peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan reproduksi remaja secara lintas sektor yang
responsif gender.

14
Tujuan Prioritas RPJMN dan Strategi (2)
No. Tujuan Prioritas RPJMN Strategi (Upaya?)
2 Perbaikan gizi masyarakat a) Percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi spesifik perluasan dan
penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi;
b) Peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung data yang kuat (evidence based policy)
termasuk fortifikasi dan pemberian multiple micronutrient;
c) Penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan perilaku hidup sehat terutama mendorong
pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (food based approach);
d) Penguatan sistem surveilans gizi;
e) Peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi
sesuai kondisi setempat; dan
f) Respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
3 Pembudayaan GERMAS a) Pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat, upaya kesehatan sekolah
(UKS) dan lingkungan kerja sehat;
b) Penyediaan ruang terbuka publik, transportasi masal dan konektivitas dengan mengacu pada rencana
tata ruang untuk mendorong aktivitas fisik masyarakat dan lingkungan sehat serta penurunan polusi
udara;
c) Regulasi yang mendorong pemerintah pusat dan daerah serta swasta untuk menerapkan pembangunan
berwawasan kesehatan dan mendorong hidup sehat termasuk pengembangan standar dan pedoman
untuk sektor non kesehatan, peningkatan cukai rokok, pelarangan iklan rokok, dan penerapan cukai
pada produk pangan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan pengaturan produk makanan dengan
kandungan gula, garam dan lemak;
d) Promosi perubahan perilaku hidup sehat yang inovatif dan pemberdayaan masyarakat termasuk
revitalisasi posyandu dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lainnya serta penggerakan
masyarakat madani untuk hidup sehat; dan
e) Peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan label pangan dan perluasan akses
terhadap buah dan sayur. 15
Tujuan Prioritas RPJMN dan Strategi (3)

No. Tujuan Prioritas RPJMN Strategi (Upaya?)


4 Peningkatan pengendalian a) Pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit termasuk perluasan cakupan deteksi dini,
penyakit pengembangan real time surveilans dan pengendalian vektor;
b) Penguatan health security terutama peningkatan kapasitas untuk pencegahan, deteksi, dan respon
cepat terhadap ancaman penyakit termasuk penguatan alert system kejadian luar biasa dan karantina
kesehatan;
c) Penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera;
d) Penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
5 Penguatan sistem kesehatan a) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang difokuskan pada peningkatan upaya kesehatan
dan pengawasan obat dan masyarakat sebagai elemen pokok dari pelayanan kesehatan dasar;
makanan . b) Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang digunakan sebagai
acuan pemenuhan standar fasilitas pelayanan kesehatan;
5.1. Penguatan pelayanan c) Pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan;
kesehatan dasar dan d) Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi perluasan sistem rujukan online
rujukan termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem rujukan khusus untuk daerah
dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan dan pegunungan),
e) Perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam medis dan rekam
medis online;
f) Perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care) dan gugus pulau;
g) Optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan keluarga;
h) Pengembangan dan peningkatan kualitas RS khusus; dan
i) Perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan pengendalian bahan berbahaya
dan beracun (B3);
16
Tujuan Prioritas RPJMN dan Strategi (3)

No. Tujuan Prioritas RPJMN Strategi (Upaya?)


5.2. Pemenuhan dan a) Afirmasi pemenuhan tenaga kesehatan strategis termasuk dengan pengembangan paket pelayanan
peningkatan kompetensi kesehatan (tenaga kesehatan, farmasi dan alat kesehatan);
tenaga kesehatan b) Afirmasi Pendidikan (beasiswa dan tugas belajar) tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah
tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah kurang diminati;
c) Afirmasi pendayagunaan dan mekanisme re-distribusi tenaga kesehatan yang ditempatkan di fasilitas
pelayanan kesehatan;
d) Pengembangan mekanisme kerjasama pemenuhan tenaga kesehatan melalui penugasan sementara dan
kontrak pelayanan;
e) Perluasan pendidika dan pelatihan tenaga kesehatan fokus pada pelayanan kesehatan dasar;
f) Pengembangan tenaga kesehatan untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar (seperti tenaga promosi
kesehatan, dokter keluarga layanan primer, dan perawat komunitas);
g) Penyesuaian program studi dan lembaga Pendidikan bidang kesehatan dengan kebutuhan dan standar;
h) Pemenuhan tenaga kesehatan sesuai standar dan tenaga non-kesehatan termasuk tenaga sistem
informasi dan administrasi keuangan untuk mendukung tata kelola di fasilitas pelayanan kesehatan
5.3. Pemenuhan dan a) Efisiensi penyediaan obat dan vaksin dengan mengutamakan kualitas produk;
peningkatan daya saing b) Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
sediaan farmasi dan alat
kesehatan c) Peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
d) Pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang didukung oleh
penelitian dan pengembangan life sciences;
e) Pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong kemandirian produksi dalam
negeri;

17
Tujuan Prioritas RPJMN dan Strategi (3)
No. Tujuan Prioritas RPJMN Strategi (Upaya?)
5.4. Peningkatan efektivitas a) Perluasan cakupan dan kualitas pengawasan pre dan post market obat dan pangan berisiko yang
pengawasan obat dan didukung oleh peningkatan kompetensi SDM pengawas;
makanan b) Pemenuhan sarana prasarana laboratorium, peningkatan riset;
c) Percepatan dan perluasan proses layanan publik termasuk registrasi;
d) Perluasan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengawasan obat dan makanan;
e) Peningkatan kepatuhan dan kemandirian pelaku usaha dalam penerapan sistem manajemen mutu dan
pengawasan produk;
f) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan;
g) Perluasan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang obat dan makanan
5.5. Penguatan tata kelola, a) Pengembangan kebijakan untuk penguatan kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;
pembiayaan, penelitian dan pendampingan
pengembangan kesehatan b) Perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki masalah kesehatan untuk pencapaian target nasional
dan mendorong pemenuhan SPM kesehatan;
c) Integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sistem informasi kesehatan pusat dan daerah termasuk
penerapan sistem single entry;
d) Penguatan data rutin;
e) Inovasi dan pemanfaatan teknologi digital untuk pengumpulan data, media promosi, komunikasi, dan
edukasi kesehatan termasuk big data;
f) Peningkatan pemanfaatan anggaran untuk penguatan promotif dan preventif berbasis bukti;
g) Pengembangan sumber pembiayaan baru seperti penerapan earmark cukai dan pajak, kerjasama
pemerintah dan swasta;
h) Peningkatan kapasitas dan kemandirian pembiayaan fasilitas kesehatan milik pemerintah; dan
i) Penguatan penelitian dan pengembangan untuk efektivitas inovasi intervensi, dan evaluasi sistem
18
kesehatan untuk mendukung pencapaian prioritas nasional.
Tujuan Strategis (TS) Kemenkes (2020-2024)

1. Peningkatan cakupan kesehatan semesta yang bermutu


2. Peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus
hidup
3. Peningkatan pembudayaan masyarakat hidup sehat melalui
pemberdayaan masyarakat dan pengarusutamaan kesehatan
4. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan
pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
5. Peningkatan sumber daya kesehatan
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik

19
Tujuan Strategis (TS) (1)

No Tujuan Strategis (TS) Sasaran Strategis (SS)


1 Peningkatan cakupan kesehatan 1) Meningkatnya ketersediaan fasyankes dan mutu
semesta yang bermutu pelayanan kesehatan
2) Meningkatnya perbaikan pengelolaan BPJS Kesehatan
2 Peningkatan status kesehatan 3) Menurunnya kematian maternal dan neonatal
masyarakat melalui siklus hidup 4) Meningkatnya status gizi balita
3 Peningkatan pembudayaan 5) Meningkatnya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat hidup sehat melalui masyarakat
pemberdayaan masyarakat dan 6) Meningkatnya advokasi kesehatan dan aksi lintas
pengarusutamaan kesehatan sektor
4 Peningkatan pencegahan dan 7) Meningkatnya pencegahan dan pengendalian
pengendalian penyakit dan penyakit dengan mengutamakan pendekatan faktor
pengelolaan kedaruratan risko
kesehatan masyarakat 8) Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan
masyarakat
20
Tujuan Strategis (TS) (2)

No Tujuan Strategis (TS) Sasaran Strategis (SS)


5 Peningkatan sumber daya 9) Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu
kesehatan kefarmasian dan alat kesehatan
10)Meningkatnya pemenuhan SDM kesehatan sesuai
standar
11)Meningkatnya pembiayaan kesehatan

6 Peningkatan tata kelola 12)Meningkatnya sinergisme pusat dan daerah


pemerintahan yang baik 13)Meningkatnya efektivitas pengelolaan penelitian dan
pengembangan kesehatan dan sistem informasi
kesehatan untuk pengambilan keputusan
14)Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih

21
SASARAN STRATEGIS 1
No Sasaran Strategis Upaya strategis
1 Meningkatnya a) Peningkatan ketersediaan fasyankes dasar dan rujukan (FKTP dan FKTRL) yang difokuskan
ketersediaan pada daerah yang akses secara fisik masih terkendala (DTPK), di mana untuk wilayah
fasyankes dan perkotaan lebih didorong peran swasta
pelayanan kesehatan b) Pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional penyediaan fasilitas pelayanan
yang bermutu kesehatan;
c) Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan baik FKTP dan FKTRL, dengan
catatan bahwa akreditasi Puskesmas harus lebih komprehensif menyeimbangkan UKM dan
UKP.
d) Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi perluasan sistem
rujukan online termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem
rujukan khusus untuk daerah dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan dan
pegunungan).
e) Perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam
medis dan rekam medis online; perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health
care) dan gugus pulau;
f) Penguatan pelayanan kesehatan primer sebagai sebuah sistem, melalui penguatan sistem
koordinasi dan jejaring FKTP oleh Puskesmas, penguatan promotif, preventif dan
penemuan dini kasus melalui penguatan UKBM, penguatan aksi multisektoral melalui
pelibatan seluruh stakeholder, dan penguatan konsep wilayah kerja.
g) Penguatan kepemimpinan dan manajemen di Dinas Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam
rangka penguatan pelayanan kesehatan primer sebagai sebuah sistem
h) Perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan pengendalian
bahan berbahaya dan beracun (B3); 22
SASARAN STRATEGIS 2

No Sasaran Strategis Upaya strategis


2 Meningkatnya a) Perluasan kepesertaan jaminan sosial kesehatan (JKN), mencakup PBI sebesar
Perbaikan 40% jumlah penduduk (kuintil 1 dan 2), Pekerja Penerima Upah, dan Pekerja
Pengelolaan BPJS Bukan Penerima Upah (PBPU).
Kesehatan b) Peningkatan koordinasi dan pembagian fungsi yang lebih jelas antar pelaku
jaminan sosial kesehatan, yakni Kemenkes, BPJS, Kemensos, DJSN, dan
stakeholder terkait lainnya.
c) Penguatan penghitungan aktuaria terkait premi, penguatan audit medik, dan
meminimalisasi moral hazard baik dari sisi provider maupun peserta, guna
penguatan kendali biaya
d) Sinergi data dasar kependudukan, basis data terpadu (BDT) dan data BPJS
Kesehatan serta ketenagakerjaan
e) Integrasi data JKN dengan sistem informasi kesehatan dan pemanfaatan data
Pelayanan BPJS Kesehatan sebagai dasar pertimbangan penyusunan kebijakan
bagi pemangku kepentingan;
f) Penguatan health technology assessment (HTA), dewan pertimbangan klinis,
dan tim kendali mutu dan kendali biaya, pengembangan dan penerapan clinical
pathway

23
SASARAN STRATEGIS 3

No Sasaran Strategis Upaya strategis


3 Menurunnya kematian a) Peningkatan pelayanan maternal dan neonatal berkesinambungan di fasilitas
maternal dan neonatal publik dan swasta melalui sistem rujukan terpadu dan berkesinambungan
semenjak ANC
b) Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal dan neonatal,
c) peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan melaui pelatihan
magang di rumah sakit (on job training)
d) Penyediaan ambulans desa untuk mencegah tiga terlambat
e) Peningkatan penyediaan darah setiap saat dibutuhkan
f) Perbaikan pencatatan kematian maternal dan kematian bayi di fasyankes dan
masyarakat melalui pengembangan PS2H (Pencatatan Sipil dan Statistik Hayati)
g) Perluasan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) mencapai UCI (Universal
Child Immunization) sampai level desa
h) Peningkatan cakupan ASI eksklusif
i) Peningkatan akses air bersih dan perilaku higiene
j) Peningkatan gizi remaja puri dan ibu hamil
k) Peningkatan literasi kesehatan pada ibu dan keluarga khususnya terkait
tumbuh kembang anak dan gizi
l) Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
m) Peningkatan penyediaan farmalkes terkait dengan pencegahan kematian
maternal dan neonatal
24
SASARAN STRATEGIS 4

No Sasaran Strategis Upaya strategis


4 Meningkatnya status gizi a) Percepatan penurunan stunting dengan peningkatan
balita efektivitas intervensi spesifik perluasan dan penajaman
intervensi sensitif secara terintegrasi sampai tingkat desa
b) Peningkatan cakupan dan mutu intervensi spesifik mulai dari
remaja, ibu hamil, bayi, da anak balita
c) Penguatan kampanye nasional dan strategi komunikasi untuk
perubahan perilaku sampai pada keluarga
d) Penguatan puskemas dalam penanganan balita gizi buruk dan
wasting
e) Penguatan sistem surveilans gizi melalui e-PPGBM
f) Pendampingan ibu hamil untuk menjamin asupan gizi yang
berkualitas
g) Pendampingan baduta untuk mendapatkan ASI eksklusif,
makanan pendamping ASI, dan stimulasi perkembangan yang
adekuat
h) Respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
25
SASARAN STRATEGIS 5 & 6

No Sasaran Strategis Upaya strategis


5 Meningkatnya promosi a) Promosi pembudayaan hidup sehat, melaui edukasi literasi kesehatan baik secara
kesehatan dan masal mapun sampai tingkat keluarga (Program Indonesia Sehat dengan
pemberdayaan Pendekatan Keluarga)
masyarakat b) Revitalisasi posyandu, posbindu, UKS, dan UKBM lainnya untuk edukasi
kesehatan, skrining, dan deteksi dini kasus
c) Mendorong pelabelan pangan, kampanye makan ikan, makan buah dan sayur,
serta kampanye diet seimbang (isi piringku)
d) Meningkatkan metode / cara promosi kesehatan, melalui TV spot, leaflets,
booklet, media sosial, dan sebagainya
e) Mengembangkan jejaring kemitraan dengan berbagai mitra potensial bidang
kesehatan.
6 Meningkatnya advokasi a) Pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat,
kesehatan dan aksi lintas upaya kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat;
sektor b) Melakukan aksi multisektoral untuk mendorong penyediaan ruang terbuka publik,
aktivitas fisik (olah raga), stop smoking, penurunan polusi udara, dan peningkatan
lingkungan sehat
c) Mendorong regulasi pemerintah pusat & daerah serta swasta untuk menerapkan
pembangunan berwawasan kesehatan (HiAP), peningkatan cukai rokok,
pelarangan iklan rokok, dan penerapan cukai pada produk pangan yang berisiko
tinggi terhadap kesehatan (GGL) minuman berkarbonasi 26
SASARAN STRATEGIS 7 & 8

No Sasaran Strategis Upaya strategis


7 Meningkatnya pencegahan dan a) Perluasan cakupan deteksi dini PM dan PTM, termasuk pencapaian cakupan
pengendalian penyakit dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
mengutamakan pendekatan faktor b) Pengembangan real time surveilans melalui penguatan sistem survailans nasional
risko dan penguatan sistem jejaring laboratorium nasional, termasuk penguatan
laboratorium kesehatan masyarakat.
c) Peningkatan inovasi pengendalian vektor, termasuk pengendalian vektor terpadu,
dan pengendalian vektor secara biologis.
d) Penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera;
e) Penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
f) Peningkatan akses air bersih dan perilaku higienis
8 Meningkatnya pengelolaan Peningkatan ketahanan kesehatan nasional melalui
kedaruratan kesehatan masyarakat a) Penguatan legislasi, kebijakan dan pembiayaan untuk kegawatdaruratan
kesehatan masyarakat
b) Peningkatan advokasi dan komunikasi
c) Peningkatan program pencegahan resistensi antibiotika, penyakit zoonosis,
keamanan pangan, manajemen biorisiko
d) Penguatan sistem laboratorium nasional
e) Penguatan reporting dan real time survaillance
f) Membangun sistem kewaspadaan dini
g) Membangun kemampuan fasyankes untuk repon cepat
h) Peningkatan kemampuan SDM

27
SASARAN STRATEGIS 9 & 10
No Sasaran Strategis Upaya strategis
9 Meningkatnya akses, a) Menjamin kecukupan obat esensial, termasuk vaksin, baik untuk FKTP dan
kemandirian dan mutu FKTRL
kefarmasian dan alat b) Menjamin mutu sediaan vaksin dengan memperbaiki rantai dingin
kesehatan c) Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik sampai
dengan level Puskesmas
d) Peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
e) Pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin yang didukung riset
life science
f) pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong
kemandirian produksi dalam negeri;
g) Peningkatan investasi obat, alat kesehatan, dan obat tradisional, dengan
menumbuhkan lingkungan yang mempermudah investasi
10 Meningkatnya pemenuhan a) Pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas sesuai standar
SDM kesehatan sesuai standar b) Pemenuhan tenaga dokter spesialis di rumah sakit klas C sesuai standar
c) Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terkait program prioritas nasional
(penurunan kematian maternal, kematian bayi, stunting, pengendalian
penyakit)
d) Afirmasi pendidikan tenaga kesehatan strategis untuk wilayah DTPK
e) Pembuatan skema penempatan tenaga kesehatan untuk pemenuhan standar
jumlah nakes (sistem kontrak) dengan pendekatan insentif yang memadai
f) Meningkatkan kompetensi tenaga kader kesehatan di UKBM (Posyandu,
Posbindu) dan memberikan reward yang memadai sesuai kinerja yang
ditetapkan 28
SASARAN STRATEGIS 11 & 12

No Sasaran Strategis Upaya strategis


11 Meningkatnya pembiayaan a) Mendorong peningkatan pembiayaan kesehatan dari komponen
kesehatan APBN, khususnya terkait Upaya Kesehatan Masyarakat
b) Mendorong peningkatan pembiayaan kesehatan dari APBD minimal
10% dari APBD
c) Mendorong peningkatan pembiayaan kesehatan oleh swasta
(corporate, CSR)
12 Meningkatnya sinergisme pusat a) Pengembangan kebijakan untuk penguatan kapasitas pemerintah
dan daerah provinsi dan kabupaten/kota
b) Pendampingan perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki
masalah kesehatan untuk pencapaian target nasional dan mendorong
pemenuhan SPM Kesehatan
c) Integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sistem informasi kesehatan
pusat dan daerah termasuk penerapan sistem single entry
d) Penguatan manajemen kesehatan di Kabupaten/ Kota dalam kerangka
otonomi pembangunan kesehatan
e) Menorong sinergisme perencanaan pusat, provinsi, dan kabupaten/
kota
29
SASARAN STRATEGIS 13

No Sasaran Strategis Upaya strategis


13 Meningkatnya efektivitas a) Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengacu pada dukungan
pengelolaan penelitian dan pencapaian pembangunan kesehatan sesuai dengan RPJMN bidang kesehatan
pengembangan kesehatan dan dan Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024.
sistem informasi kesehatan untuk b) Memperluas kerja sama penelitian dalam lingkup nasional dan internasional
pengambilan keputusan yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain, perguruan tinggi, pemerintah
daerah, dunia usaha, dan lembaga riset lainnya, untuk meningkatkan mutu
penelitian dan percepatan proses alih teknologi.
c) Menguatkan jejaring penelitian kesehatan dan jejaring laboratorium guna
memperkuat sistem penelitian kesehatan nasional
d) Penguatan riset operasional untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan
kebijakan dan perencanaan kesehatan
e) Meningkatkan diseminasi dan advokasi hasil penelitian untuk mendorong
pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan kebijakan dan program
kesehatan.
f) Pengembangan sumber daya yang mencakup sarana, prasarana, SDM,
laboratorium dan regulasi terkait penelitian dan pengembangan bidang
kesehatan.
g) Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM litbangkes mencakup peneliti,
perekayasa, statistisi, analisis kebijakan, litkayasa, dan tenaga fungsional
lainnya, untuk meningkatkan mutu penelitian dan pengembangan kesehatan
h) Menyusun dashboard sistem informasi pembangunan kesehatan yang real 30
time
SASARAN STRATEGIS 14

No Sasaran Strategis Upaya strategis


14 Meningkatnya tata kelola a) Mendorong penerapan revolusi mental dan reformasi
pemerintahan yang baik birokrasi untuk peningkatan nilai reformasi birokrasi
dan bersih b) Mendorong efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
pemerintah
c) Meningkatkan pendekatan manajemen berbasis kinerja
d) Meningkatkan jumlah unit yang masuk dalam kategori
WBK dan WBBM

31
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS

32
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS (1)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1. Meningkatnya ketersediaan 1) Rasio Fasyankes primer dengan jumlah penduduk di tingkat kecamatan
fasyankes dan pelayanan kesehatan 2) Rasio RS dengan jumlah penduduk di tingkat kabupaten
yang bermutu 3) Persentase FKTP terakreditasi
4) Persentase RS terakreditasi
5) Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.
6) Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 kab/kota.
7) Persentase pasien yang dirujuk dari FKTP ke FKTL < 10%
8) Menurunnya separuh jumlah kasus kematian maternal di fasyankes
9) Persentase pasien DM tipe 2 yang terkontrol
10) Persentase pasien hipertensi yang tekanan darahnya terkontrol
2. Meningkatnya Perbaikan 1) Cakupan PBI sebesar 112,9 juta jiwa dan Tepat Sasaran
Pengelolaan BPJS Kesehatan 2) Persentase Peserta PBI Yang Mempunyai Akses FKTP
3) Persentase Peserta PBI Yang Mempunyai Akses FKTRL
3. Menurunnya kematian maternal 1) Persentase bumil KEK dari 17.3% menjadi 5%
dan neontal 2) Persentase bumil mendapatkan ANC K4 ideal dari 74% menjadi 95%
3) Persentase persalinan di fasyankes 95%

4. Meningkatnya status gizi balita 1) Persentase balita stunting dari 30,8% menjadi 19%
2) Persentase balita wasting 10,2% menjadi 5%
3) Persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif sebesar 60%

33
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS (2)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS


5. Meningkatnya promosi 1) Meningkatnya posyandu aktif sebesar 100%
kesehatan dan pemberdayaan 2) Meningkatnya posbindu aktif sebesar 100%
masyarakat 3) Menurunnya jumlah penduduk yang kurang melakukan aktivitas fisik kurang
(150 menit per minggu) dari 33.5% menjadi 20%
4) Meningkatnya persentase penduduk dengan PHBS
6. Meningkatnya advokasi 1) Kab/Kota yang menerapkan kebijakan Germas sebesar 50% (Kriteria daerah
kesehatan dan aksi lintas yang sudah penerapan kebijakan Germas)
sektor 2) Kab/Kota yang mempunyai kebijakan KTR (Jumlah?)
3) Kab/Kota sehat sebanyak 420 kab/kota
4) Kebijakan K/L yang medukung kesehatan (kenaikan cukai, penghapusan iklan
rokok, pelabelan makanan: GGL)
7. Meningkatnya pencegahan 1) Menurunnya insidensi TB menjadi 190 per 100.000 penduduk pd tahun 2024
dan pengendalian penyakit 2) Menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18% pd tahun 2024
dengan mengutamakan 3) Meningkatkan eliminasi malaria di 405 kab/kota
pendekatan faktor risko 4) Menurunnya prevalensi kecelakaan lalu lintas dari …. ke …..
5) Menurunnya prevalensi penderita tekanan darah tinggi
6) Menurunnya prevalensi penderita diabetes tipe 2
7) Kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap sebanyak 95 %
34
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS (3)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS


8. Meningkatnya pengelolaan 1) Jumlah kab/kota yang menerapkan deteksi dini dan respon (mempunyai SKDR)
kedaruratan kesehatan 2) Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar
masyarakat 100%

9. Meningkatnya akses, 1) Persentase kab/kota dengan ketersediaan obat esensial sebesar 96%
kemandirian dan mutu 2) Persentase alat kesehatan memenuhi syarat sebesar 95%.
kefarmasian dan alat 3) Persentase puskesmas dengan Ketersediaan Vaksin IDL sesuai standar sebesar
kesehatan 97%
4) Menurunnya impor obat dan alkes sebesar 10% tahun 2024
10. Meningkatnya pemenuhan 1) Persentase puskesmas dengan jenis nakes sesuai standar sebesar 83%
SDM kesehatan sesuai standar 2) Persentase RSUD kab/kota kelas C dengan 7 jenis dokter spesialis sebesar
90% (minimal 4 spesialis dasar wajib ada).
3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 37.785
orang
4) Persentase puskesmas tanpa dokter sebesar 0%
5) Tersedianya minimal satu perawat kesehatan masyarakat/komunitas di setiap
puskesmas daerah urban/suburban
6) Jumlah penempatan dokter DLP / Dokter keluarga sesuai prioritas
35
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS (4)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
11. Meningkatnya pembiayaan 1) Meningkatnya alokasi pembiayaan kesehatan dari APBN
kesehatan 2) Meningkatnya alokasi pembiayaan kesehatan daerah (Provinsi dan Kab/Kota)
diatas 10%
12. Meningkatnya sinergisme 1) Persentase Provinsi dan Kab/Kota yang mencapai SPM sesuai standar .
pusat dan daerah 2) Persentase Kab/Kota yang perencanaan programnya selaras dengan
RPJMN/Renstra Kemenkes (dibuatkan pedoman)
3) Persentase Kab/Kota yang melaksanakan manajemen kesehatan kategori baik
(dibuatkan pedoman)
4) Terbentuknya dan terimplementasinya sistim monitoring, pelaporan dan
validasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
13. Meningkatnya efektivitas 1) Jumlah rekomendasi penelitian yang diadop menjadi kebijakan
pengelolaan penelitian dan 2) Terbentuknya dash board real time untuk pengambilan keputusan (Pusdatin)
pengembangan kesehatan dan
sistem informasi kesehatan
untuk pengambilan keputusan
14. Meningkatnya tata kelola 1) Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan sebesar 80,58
pemerintahan yang baik dan 2) Nilai kinerja penganggaran Kementerian Kesehatan sebesar 95
bersih

36
Terwujudnya SDM Indonesia Berkualitas

Peningkatan Peningkatan
Peniingkatan Peningkatan P2 Penyakit Peningkatan
Cakupan kes status pembudayaan dan Peningkatan SD tata kelola
semesta yg kesmas masy hidup pengelolaan Kesehatan pemerintahan
bermutu melalui sehat kedaruratan yg baik
siklus hidup kesmas

Meningkatnya 12
Menurun- Meningkatnya Meningkatnya akses, Meningkatnya
Meningkat-nya 1 nya promosi P2 Penyakit 7 7
kemandirian Sinergisme
ketersediaan kematian 3 kesehatan dan
5 melalui faktor 9
fasyankes dan dan mutu Pusat dan Kerang-
maternal & pemberdayaan risiko farmalkes Daerah
PROGRAM GENERIK DAN TEKNIS

Arah mutu yankes neonatal masy ka


kebi- regulasi
jakan dan
Strategi Meningkatn Meningkatnya
Nas ya pemenuhan Meningkatnya
(RPJMN) Meningkat- Meningkat- pengelolaan SDM sesuai efektivitas 813 Kerang-
nya 4 Meningkatnya 6 pengendalia 8 satndar 10
litbang dan SIK
perbaikan nya status advokasi kes 8 ka
Pengelolaan 2 gizi balita dan aksi LS n kelemba-
BPJS kedaruratan
kesmas gaan
Kesehatan Meningkatnya Meningkatnya
Arah pembiayaan tata kelola
kesehatan 11
kebi- pemerintahan
jakan dan pemerintah yg baik dan Kerang-
Strategi bersih ka
Kemen- 14 penda-
kes naan
LINGKUNGAN STRATEGIS

37
Cascading Indikator

Indikator Indikator Indikator Indikator


Sasaran Sasaran Kinerja Kinerja
Strategis Strategis Program Kegiatan
Nasional Kemenkes (IKP) (IKK)

38
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP)
DAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK

39
INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESMAS
Target RENSTRA 2020-2024
Program/Kegiatan/ Output Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan Program Persentase persalinan di fasilitas pelayanan 87% 89% 91% 93% 95%
Kesehatan Masyarakat kesehatan (PF)

Persentase Kabupaten/kota yang 51% 70% 90% 100% 100%


melaksanakan surveilans gizi

Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air 40% 50% 60% 70% 80%
besar Sembarangan (SBS)

Persentase Kabupaten/kota yang menerapkan 30% 35% 40% 45% 50%


kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat

40
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS (1)
Target RENSTRA 2020-2024
Program/Kegiatan/ Output Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Keluarga Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 120 kab/kota 180 240 300 360
surveilans kematian ibu dan bayi baru lahir kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota

Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 160 200 240 300 360


persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota

Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 120 kab/kota 180 240 300 360
pelayanan kesehatan balita kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota

Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 125 kab/kota 150 200 275 350
pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota

Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 120 kab/kota 180 240 300 360
pelayanan kesehatan usia reproduksi kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota

Persentase Kabupaten/kota yang menyelenggarakan 45% 50% 55% 60% 65%


pelayanan kesehatan lanjut usia

41
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS (2)
Program/Kegiatan/ Target RENSTRA 2020-2024
Indikator
Output 2020 2021 2022 2023 2024
Gizi Masyarakat Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan 51% 70% 90% 100% 100%
Surveilans gizi

Jumlah puskesmas yang menyelenggarakan 1000 2000 3000 4500 6000


Tata laksana gizi buruk

Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronis 16% 15% 14% 13% 12%
(KEK)

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan 40% 45% 50% 55% 60%
mendapat ASI Eksklusif

42
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS (3)
Program/Kegiatan/ Target RENSTRA 2020-2024
Indikator
Output 2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air 40% 50% 60% 70% 80%
Lingkungan besar Sembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420

Persentase sarana air minum yang 60% 64% 68% 72% 76%

diawasi/diperiksa kualitas air minumnya


sesuai standar
2600 3000 4850 6250 8800
Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan
limbah medis sesuai standar
38% 44% 50% 56% 62%
Persentase tempat pengelolaan pangan
(TPP) yang memenuhi syarat sesuai standar
2500 3000 3500 4000 4500
Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan
pengawasan Pasar sesuai standar
60% 62% 64% 68% 70%
Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU)
yang dilakukan pengawasan sesuai standar
43
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS

Program/Kegiatan Target RENSTRA 2020-2024


Indikator
/ Output 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar
Sembarangan (SBS) 40% 50% 60% 70% 80%
Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420
Persentase sarana air minum yang
diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai 60% 64% 68% 72% 76%
Kesehatan standar

Lingkungan Jumlah Fasyankes (RS dan Pkm) yang


melaksanakan pengelolaan limbah medis sesuai
51% 66% 81% 95% 100
standar

Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan 2500 3000 3500 4000 4500


pengawasan Pasar sesuai standar

Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) 38% 44% 50% 56% 62%
yang memenuhi syarat sesuai standar

Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) 60% 62% 64% 68% 70%
yang dilakukan pengawasan sesuai standar
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS (4)
Program/Kegiatan/ Target RENSTRA 2020-2024
Indikator
Output 2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Kerja dan Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan 308 334 360 385 411
Olahraga kesehatan kerja

Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan 308 334 360 385 411


kesehatan olahraga

45
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESMAS (5)
Program/Kegiatan/ Target RENSTRA 2020-2024
Indikator
Output 2020 2021 2022 2023 2024
Promosi Kesehatan Persentase Kabupaten/kota yang 30% 35% 40% 45% 50%
dan PM menerapkan kebijakan gerakan masyarakat
hidup sehat

Persentase Kab/kota melaksanakan 51% 70% 90% 100% 100%


pembinaan posyandu aktif

46
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP)
P2P
Program Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
PROGRAM Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV
40 45 50 55 60
PENCEGAHAN (ODHA on ART)
DAN Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC Succes
90 90 90 90 90
PENGENDALIAN Rate)
PENYAKIT Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria 325 345 365 385 405
Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta 416 436 458 482 514
Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai
80 93 106 150 190
eliminasi
Jumlah kabupaten/kota ≥ 40% FKTP yang menyelenggarakan
50 100 175 275 350
layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
Jumlah Kab/kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM 52 129 232 360 514
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar
79.3 83.8 87.9 91.6 95.0
lengkap anak usia 0-11 bulan
Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah
330 380 430 480 530
kesehatan jiwa dan penyalahgunaan Napza
Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam
pencegahan dan pengendalian KKM
Persentase kab/kota yang melakukan eliminasi penyakit infeksi 47
tropis terabaikan
IKP 1 : Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi
ARV (ODHA on ART)
IKK
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Pencegahan Persentase ODHA baru ditemukan
dan Pengendalian yang memulai pengobatan ARV
77 80 85 90 95
Penyakit Menular
Langsung
Persentase pengobatan Sifilis

48
IKP 2 : Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC
(TBC Success Rate)

IKK
Kegiatan
No Indikator Indikator Tahun
Jenis Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
1. Cakupan penemuan dan pengobatan TBC Output
Pencegahan dan Cakupan
(TBC treatment penemuan dan
coverage)
Pengendalian Penyakit pengobatan TBC (TBC treatment
Menular Langsung coverage)
65 70 75 80 85

49
IKP 3 : Jumlah kabupaten/kota yang mencapai
eliminasi malaria

IKK
Kegiatan
No Indikator Indikator Tahun
Jenis Indikator
1. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai 2020 2021 2022
Output 2023 2024
API<1/1.000
Pencegahan dan penduduk
Jumlah kabupaten/kota yang
Pengendalian Penyakit mencapai API<1/1.000 penduduk
466 475 484 495 500
Menular Langsung

50
IKP 4 : Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator 2020Jenis Indikator
2021 2022 2023 2024
1.
Pencegahan Proporsi kasus
dan kusta
Proporsi barukusta
kasus tanpa cacat
baru tanpa Output
Pengendalian Penyakit cacat 87 88 89 90 >90
Menular Langsung

51
IKP 5: Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang
mencapai eliminasi
IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator Jenis2021
2020 Indikator
2022 2023 2024
1.
Pencegahan Jumlah kabupaten/kota
dan endemis filariasis
Jumlah kabupaten/kota endemis berhasil Output
Pengendalianmenurunkan angka mikrofilaria
Penyakit filariasis <1%
berhasil menurunkan angka
87 88 89 90 >90
Tular Vektor dan mikrofilaria <1%
Zoonotik

52
IKP 6 : Jumlah kabupaten/kota ≥ 40% FKTP yang
menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
Pencegahan dan Jumlah kabupaten/kota ≥ 40%
No
Pengendalian Penyakit FKTP yang menyelenggarakan
Indikator Jenis100
50
Indikator
175 275 350
Tidak1.Menular layanan Upaya
Jumlah kabupaten/kota Berhenti
≥ 40% FKTPMerokok
yang Output
(UBM) layanan Upaya Berhenti
menyelenggarakan
Jumlah kab/kota yang menerapkan
Merokok (UBM)
2 Kawasan
Jumlah kab/kota Tanpa
yang Rokok (KTR)
menerapkan 100% 324
Kawasan 374
Output 424 474 514
Tanpa Rokokdi 7(KTR)
tatanan
100% di 7 tatanan

53
IKP 7 : Jumlah Kab/kota yang melakukan deteksi dini faktor
risiko PTM ≥ 80% populasi usia ≥ 15 tahun
IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator 2020
Jenis2021 2022 2023
Indikator 2024
Pencegahan Jumlah
dan Kab/kota
Jumlah Kab/kota
yang yangdeteksi
melakukan melakukan deteksi
dini faktor risiko Output
1.
PTM ≥ 80% dini faktorusia
populasi risiko
≥ PTM
15 ≥ 80% populasi usia
tahun
Pengendalian Penyakit ≥ 15 tahun 52 129 232 360 514
Tidak2Menular
Jumlah Kab/Kota yg melakukan pelayanan terpadu Output
(Pandu) PTMJumlah
di ≥ 80% Puskesmas
Kab/Kota yg melakukan pelayanan
3 Jumlah kabupaten/kota yang PTM
terpadu (Pandu) melaksanakan deteksi dini 103
di ≥ 80% Puskesmas
205
Output 308 411 514
gangguan indera
Jumlahpada ≥ 40% populasi
kabupaten/kota yang
melaksanakan deteksi dini gangguan 155 206 308 360 514
4 Jumlah kabupaten/kota
indera padayang melakukan
≥ 40% populasi deteksi dini Output
penyakit kanker di ≥ kabupaten/kota
Jumlah 80% populasi usia 30-59
yang tahun
melakukan
deteksi dini penyakit kanker di ≥ 80% 283 309 360 411 514
populasi usia 30-59 tahun 54
IKP 8 : Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80%
imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
No Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang Jenis Indikator
Surveilans dan
Persentase mendapat
bayi usia 0-11 bulandasar
yang lengkap
mendapat
1 imunisasi 92.9 93.6Output
94.1 94.6 95
Karantina Kesehatan
imunisasi dasar lengkap
2 Persentase Persentase anak bulan
anak usia 18-24 usia 18-24
yang bulan yang
mendapat Output
mendapat
imunisasi lanjutan imunisasi
Campak lanjutan Campak
Rubella 76.4 81 85.6 90.3 95
Rubella

55
IKP 9 : Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini
masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan Napza

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator Jenis Indikator
2020 2021Output
2022 2023 2024
1. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan
Pencegahan Penyalahguna
dan Persentase ODGJ berat yang mendapatkan
2 Napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi 45
layanan
60 Output
75 90 100
Pengendalianmedis
Masalah Penyalahguna Napza yang mendapatkan
Kesehatan
3 Presentase
Jiwa dan penderita
pelayananDepresi penduduk ≥ 15 tahun yang9.500 10.000Output
padamedis
rehabilitasi
10.500 11.000 11.500
mendapat layanan
Napza Presentase
Presentase penderita penderitaMental
Gangguan Depresi
Emosional pada ≥ 10
pada penduduk
20 Output
30 40 50
4 15 tahun yang mendapat layanan
penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan
Presentase penderita Gangguan Mental
Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun yang 10 20 30 40 50
mendapat layanan
56
IKP 10 : Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam
pencegahan dan pengendalian KKM
IKK
No Kegiatan Indikator
Indikator Tahun Jenis
Indikator
1 Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan 2020 2021 2022 2023
output 2024
2 Pelayanan
Dukungan Persentase
Persentase rekomendasi faktor resiko
surveilans kajianpenyakit di pintu
faktor risiko danmasuk yang
penyakit berbasis laboratorium output
Kekarantinaan di Pintu Masuk
3 Persentase
dikendalikan
Kab/Kota
86
yang memiliki Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas
89 93 97
output
100
Negara dan Wilayah
sesuai standar dalam pencegaham
Persentase dan pengendalian
rekomendasi kedaruratan
surveilans kajian kesehatan masyarakat
faktor risiko
Dukungan
4 Pelayanan
Jumlah Kab/Kota yang memiliki ≧ 20% Puskesmas Rujukan Rabies Center (RC) output
Surveilans dan Laboratorium dan penyakit berbasis laboratorium 80 85 90 95 100
Kesehatan
5 Masyarakat
Jumlah Kab/kota yang melaksanakan PSN 3 M Plus dengan G1R1J output
Surveilans
6 dan Karantina
Jumlah Persentase
puskesmas Kab/Kota yang
yang melaksanakan memilikiVektor
Surveilans Pelabuhan/Bandar output
Kesehatan Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas sesuai
7 Jumlah Kab/Kotastandar
yang 80 % Puskesmasnya
dalam melaksanakan
pencegaham dan tatalaksana Diare
pengendalian 20sesuai 40
standar 60 output
80 100
kedaruratan kesehatan masyarakat
8 Persentase kabupaten/kota yang merespon peringatan dini KLB (alert systems) minimal 80% output
9 Jumlah
Persentase Kab/Kota Kab/Kota
yang 50% puskesmasnya ≧ 20% Puskesmas
yang memiliki melaksanakan tatalaksana Pneumonia sesuai output
Pencegahanstandar
dan Rujukan Rabies Center (RC) 55 73 110 147 184
pengendalian
10 penyakitkabupaten/kota
Persentase yang memiliki peta risiko penyakit infeksi emerging
Jumlah Kab/kota yang melaksanakan PSN 3 M Plus
output
tular11vektorJumlah kab/kota yang melakukan deteksi dini Hepatitis B dan atau C pada populasi berisiko
dan zoonotik dengan G1R1J 166 216 266
Output
316 370
57
IKP 10 : Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam
pencegahan dan pengendalian KKM Lanjutan

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator Jenis
2020 2021 2022 2023 2024
Indikator
1 Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan
Jumlah puskesmas yang melaksanakan Surveilans output
Pencegahan dan pengendalian
penyakit
2 tularPersentase Vektor surveilans kajian faktor risiko dan penyakit berbasis500
vektor dan rekomendasi 1.000
laboratorium 1.500 2.000
output 2.500
zoonotik
3
Pencegahan Persentase
dan Kab/Kota
Pengendalian yang
Jumlah memiliki
Kab/Kota Pelabuhan/Bandar
yang Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas
80 % Puskesmasnya output
sesuai
Penyakit Menular standar dalam
Langsung pencegaham
melaksanakan dan pengendalian
tatalaksana kedaruratan
Diare sesuai standar kesehatan51
masyarakat
58 66 73 80
4 Jumlah Kab/Kota yang memiliki ≧ 20% Puskesmas Rujukan Rabies Center (RC) output
Surveilans dan Karantina Persentase kabupaten/kota yang merespon peringatan
5
Kesehatan Jumlah Kab/kotadini
yang melaksanakan
KLB PSN
(alert systems) 3 M Plus
minimal 80%dengan G1R1J 60 65 70 output
75 80
6 Jumlah puskesmas yang melaksanakan Surveilans Vektor output
Pencegahan
7 dan Kab/KotaPersentase
Pengendalian
Jumlah yang 80 % Kab/Kota yang 50%
Puskesmasnya puskesmasnya
melaksanakan tatalaksana Diare sesuai standar output
Penyakit Menular Langsung melaksanakan tatalaksana Pneumonia sesuai standar 50 52 55 57 60
8 Persentase kabupaten/kota yang merespon peringatan dini KLB (alert systems) minimal 80% output
Surveilans
9 dan Persentase
Karantina Kab/Kota
Persentase yang 50%kabupaten/kota yang
puskesmasnya memiliki petatatalaksana
melaksanakan risiko Pneumonia sesuai output
Kesehatan standar penyakit infeksi emerging 5 10 20 30 40
10 Persentase kabupaten/kota yang memiliki peta risiko penyakit infeksi emerging output
Pencegahan dan Jumlah kab/kota yang melakukan deteksi dini Hepatitis
11 Jumlah kab/kota yang melakukan deteksi dini Hepatitis B dan atau C pada populasi berisiko Output
Pengendalian Penyakit B dan atau C pada populasi berisiko 85 90 95 10058 100
Menular Langsung
IKP 11 : Persentase kab/kota yang melakukan eliminasi penyakit
infeksi tropis terabaikan

IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No Indikator Jenis2021
2020 Indikator
2022 2023 2024
1.
Pencegahan Jumlah
dan Desa dengan
Jumlah Prevalensi
Desa dengan Prevalensi output
pengendalian schistosomiasis < 0,05% < 0,05%
penyakit schistosomiasis
Jumlah Kab/Kota
tular 2vektor dan Jumlah eliminasi
Kab/KotaFrambusia
eliminasi outcome
42 172 283 383 472
zoonotik Frambusia

59
INDIKATOR KINERJA PROGRAM YANKES
TAHUN 2020-2024
TARGET
PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM
2020 2021 2022 2023 2024
PEMBINAAN Persentase FKTP terakreditasi 60 70 75 80 85
PELAYANAN
KESEHATAN
Persentase RS terakreditasi 75 80 85 90 95

Penurunan kematian maternal di


fasyankes sebesar 50%

60
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (1)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan Fasilitas Jumlah FKTP yang memenuhi sarana, prasarana dan alat 233 200 199 200 200
Pelayanan Kesehatan (SPA) sesuai standar (7.197) (7.397) (7.596) (7. 796) (7.996)

Jumlah rumah sakit rujukan regional dan provinsi yang 130 130 130 130 130
memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

Jumlah rumah sakit UPT vertikal di kawasan timur Indonesia 2 1 2 1 1


yang dikembangkan
Jumlah rencana induk nasional pengembangan fasilitas 1 1
pelayanan kesehatan
Jumlah RSUD di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, 7 14 21 28 35
kepulauan (DTTPK) yang dilakukan rehabilitasi
berat/dibangun baru
Jumlah puskesmas daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan 250 200 200 200 200
(DTPK)yang ditingkatkan SPA nya sesuai standar

61
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (2)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024

Pembinaan Jumlah Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) yang 18 51 84 117 150


Pelayanan Kesehatan dilakukan di daerah terpencil dan sangat terpencil
Primer sesuai standar
Jumlah kabupaten/kota yang telah melaksanakan PIS- 105 200 300 400 514
PK dengan 100% intervensi keluarga
Persentase FKTP dengan rasio rujukan non spesialistik 40 50 60 70 80
kurang dari 5%
Jumlah UTD yang mendapatkan pembinaan sesuai 42 126 210 252 294
standar pelayanan Transfusi Darah

62
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (3)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan Jumlah provinsi yang menerapkan sistem rujukan 10 18 25 30 34
Pelayanan terintegrasi (SISRUTE)
Kesehatan Rujukan
Jumlah fasyankes yang diampu dalam melaksanakan 67 134 201 268 335
telemedicine
Jumlah RS yang mampu melaksanakan pelayanan 125 150 200 235 257
waktu tanggap kegawatdaruratan (emergency respon
time) IGD RS ≤ 5menit
Jumlah rumah sakit rujukan yang menerapkan rekam 115 230 345 460 575
medis elektronik (RME) terintegrasi

63
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (4)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Mutu dan Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat 4,593 4,450 4,116 5,426 5,283
Akreditasi pertama yang siap diakreditasi
Pelayanan
Kesehatan

Jumlah rumah sakit yang siap diakreditasi 1038 772 1026 1187 920

64
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (5)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Indeks reformasi birokrasi Kementerian 58 59 59 60 60
Dukungan Kesehatan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis Persentase kinerja RKA-K/L Kementerian 85 88 90 93 95
Lainnya Kesehatan yang efektif dan efisien pada
program pembinaan pelayanan kesehatan

65
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN YANKES
TAHUN 2020-2024 (6)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan 175 250 325 400 475
Pelayanan kegiatan pelayanan kesehatan tradisional
Kesehatan
Tradisional
Jumlah RS pemerintah yang menyelenggarakan 10 15 20 25 30
kegiatan pelayanan kesehatan tradisional
terintegrasi

Jumlah Griya Sehat di Kabupaten/Kota 4 11 26 42 60

66
INDIKATOR KINERJA PROGRAM FARMALKES
TAHUN 2020-2024

TARGET
PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM
2020 2021 2022 2023 2024
KEFARMASIAN DAN Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat 85 90 92 94 96
ALAT KESEHATAN esensial

Persentase alat kesehatan memenuhi syarat 91 92 93 94 95

Persentase puskesmas dengan ketersediaan 95 95.5 96 96.5 97


vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) sesuai
standar

67
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (1)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Persentase Rumah Sakit dengan Penggunaan 70% 75% 80% 85% 90%
Pelayanan Obat sesuai FORNAS
Kefarmasian

68
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (2)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Tata Jumlah puskesmas dengan ketersediaan obat dan 9334 9432 9531 9629 9629
Kelola Obat Publik vaksin esensial
dan Perbekalan
Kesehatan
Persentase Kab/Kota dengan ketersediaan vaksin 91 92 93 94 95
IDL

69
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (3)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Jumlah Bahan baku sediaan farmasi produksi 8 12 16 19 22
Produksi dan dalam negeri yang siap dimanfaatkan oleh industri
Distribusi
Kefarmasian
Persentase layanan penerbitan sertifikat produksi 90 92.5 95 97.5 100
dan distribusi kefarmasian yang diselesaikan tepat
waktu

70
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (4)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Persentase penilaian pre market Alat Kesehatan 90 92 94 96 98
Penilaian Alat dan PKRT tepat waktu sesuai good review practice
Kesehatan (Alkes)
dan Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
Jumlah alat kesehatan yang diproduksi di dalam 7 14 21 28 35
negeri (kumulatif)

71
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (5)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Persentase produk alat kesehatan (Alkes) dan 91 92 93 94 95
Pengawasan Alat Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Kesehatan (Alkes) yang diuji dan memenuhi persyaratan
dan Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)

72
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN FARMALKES
TAHUN 2020-2024 (6)

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Dukungan Persentase layanan dukungan manajemen yang 90 95 97 99 99
Manajemen dan diselesaikan tepat waktu dan mendapat predikat
Pelaksanaan Tugas baik
Teknis Lainnya pada
Program
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan

73
INDIKATOR KINERJA PROGRAM PPSDMK
Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya ketersediaan dan Persentase puskesmas tanpa dokter 12 9 6 3 0
mutu sumber daya manusia
kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan Persentase puskesmas dengan jenis 35 47 59 71 83
tenaga kesehatan sesuai standar

Persentase RS Kab/Kota kelas C 70 75 80 85 90


yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis
penunjang
Jumlah SDM Kesehatan Yang 38731 36827 37475 37637 37785
Ditingkatkan Kompetensinya

74
Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR KINERJAJumlah
KEGIATAN
dokterPENINGKATAN
calon spesialis MUTU
2020 SDM
1885 KESEHATAN
1785 1650 1540
penerima bantuan pendidikan

Jumlah SDM Kesehatan 2985 2692 3190 3287 3245


Penerima Bantuan Pendidikan
Berkelanjutan
SDM Kesehatan yang 100 250 500 700 1000
tersertifikasi kompetensi

75
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PELATIHAN SDM KESEHATAN

Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024

Jumlah SDM Kesehatan yang 22376 20000 20000 20000 20000


Mendapat Sertifikat pada Pelatihan
Teknis dan Fungsional Terakreditasi

76
Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR KINERJAJumlah
KEGIATAN
Penerima PENDIDIKAN
Afirmasi Bantuan SDM KESEHATAN
0 500 1.000 1.500 1.500
Biaya Pendidikan Dalam Rangka
Penugasan Khusus Diutamakan Pada
Daerah Bermasalah Kesehatan dan
DTPK
Jumlah Prodi dan Institusi Pendidikan 52 104 156 208 260
SDM Kesehatan Yang Disesuaikan
Dengan Kebutuhan Program
Pembangunan Kesehatan*(kumulatif)

77
Target
Kegiatan Indikator
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PERENCANAAN
2020 2021 2022
DAN
2023 2024
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
Jumlah kumulatif penempatan baru dan
pemulangan tenaga kesehatan pada
5928 7250 5400 5400 5400

penugasan khusus
Jumlah Calon Dokter Spesialis pada 100 100 100 100 100
Penugasan Khusus Calon Dokter
Spesialis (Residen)
Jumlah lulusan pendidikan dokter spesialis 700 700 700 700 700
baru yang di dayagunakan

Jumlah Dokumen Perencanaan kebutuhan 5 5 5 5 5


SDM Kesehatan
Jumlah Pendayagunaan SDMK Luar 350 350 350 350 350
Negeri

78
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN REGISTRASI, STANDARDISASI,
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah tenaga kesehatan
teregistrasi 180.000 185.000 190.000 195.000 200.000
Jumlah NSPK terkait Konsil
5 11 11 11 11
Tenaga Kesehatan Indonesia

79
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PELAKSANAAN INTERNSIP TENAGA
KESEHATAN

Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah dokter yang 11250 12000 12000 12000 12000
melaksanakan internsip

80
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN
PENDIDIKAN TINGGI

Target
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah mahasiswa aktif yang 95000 95000 95000 95000 95000
dididik di Poltekkes Kementerian
Kesehatan RI

81
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN
TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Target
Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Indeks reformasi birokrasi Kementerian Kesehatan pada program 58 59 59 60 60
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan
- Jumlah Dokumen Data dan Informasi Tenaga Kesehatan yang 35 35 35 35 35
Terupdate Secara Teratur

82
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) TAHUN 2020 - 2024

Indikator Tahun
Program/Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Penelitian, Jumlah hasil Riset Kesehatan Nasional
1 1 1 1 2
pengembangan dan (Riskesnas)
pemanfaatannya Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis
untuk masukan penelitian dan pengembangan
kebijakan program kesehatan yang diadvokasikan ke
kesehatan 29 32 33 33 34
pengelola program kesehatan dan atau
pemangku kepentingan

Persentase rekomendasi kebijakan


hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan yang dimanfaatkan untuk 100 100 100 100 100
perbaikan pelaksanaan prioritas
nasional
Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan
Kekayaan Intelektual (KI) 5 7 7 7 7
83
IKK LITBANG BIOMEDIS DAN TEKNOLOGI DASAR KESEHATAN

Indikator Tahun
Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Penelitian dan Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari
pengembangan di penelitian dan pengembangan di Bidang Biomedis, 11 12 13 13 13
bidang biomedis Life Science, dan Teknologi Dasar Kesehatan
dan teknologi Jumlah hasil penelitian dan pengembangan life
dasar kesehatan 3 4 4 4 4
science bidang kesehatan
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan
biomedis dan gizi masyarakat pada riset kesehatan 1 1 1 1 1
nasional
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di
17 17 17 18 19
bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang
30 30 30 32 32
dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional
dan internasional
84
IKK LITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Tahun
Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Penelitian dan Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari
pengembangan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya 13 18 18 18 18
di bidang Upaya dan pelayanan kesehatan
Kesehatan Jumlah riset evaluasi intervensi kesehatan prioritas
Masyarakat terkait sumber daya dan pelayanan kesehatan yang 1 1 1 1 1
dilaksanakan
Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS)
1 1 1 7 2
pada wilayah I
Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS)
1 1 1 7 2
pada wilayah IV
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang
13 20 22 24 25
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan yang dimuat di media 38 40 42 42 44
cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
85
IKK LITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Indikator Tahun
Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Penelitian dan Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari
pengembangan di penelitian dan pengembangan di bidang upaya 19 20 21 22 22
bidang Upaya kesehatan masyarakat
Kesehatan Jumlah riset evaluasi intervensi kesehatan prioritas
Masyarakat 1 1 1 1 1
terkait upaya kesehatan masyarakat
Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS)
1 1 1 7 2
pada wilayah II
Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS)
1 1 1 6 2
pada wilayah V
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di
22 34 35 37 38
bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat yang dimuat di media cetak 55 56 57 64 65
dan atau elektronik nasional dan internasional

86
IKK LITBANG HUMANIORA DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Indikator Tahun
Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Penelitian dan Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari 11 11 12 12 12
pengembangan di penelitian dan pengembangan di bidang humaniora dan
bidang Humaniora manajemen kesehatan
dan Manajemen Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan sistem 5 10 10 10 10
Kesehatan integrasi pencatatan kelahiran, kematian dan penyebab
kematian maternal dan neonatal yang mendukung
pencatatan sipil statistik hayati (PS2H) yang dibangun

Jumlah rekomendasi penguatan sistem pencatatan data 2 1 1 1 1


rutin program kesehatan
Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS) 1 1 1 7 2
pada wilayah III
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang 10 12 12 14 15
Humaniora dan Manajemen Kesehatan
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Humaniora 30 30 30 31 31
dan Manajemen Kesehatan yang dimuat di media cetak
dan atau elektronik nasional dan internasional

87
IKK DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS
LAINNYA PADA PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

Indikator Tahun
Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2021
Dukungan Manajemen Jumlah laporan dukungan manajemen 5 5 5 5 5
dan Dukungan teknis penelitian dan pengembangan
Pelaksanaan Tugas Teknis kesehatan
Lainnya Pada Program
Penelitian dan Jumlah laporan dukungan manajemen 5 5 5 5 5
Pengembangan penelitian dan pengembangan Kesehatan
Kesehatan

88
INDIKATOR KINERJA PROGRAM INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN 2020-2024
TARGET
PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM
2020 2021 2022 2023 2024

Program Peningkatan Jumlah rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil


Pengawasan dan pengawasan terhadap Program Prioritas Kementerian 7 7 7 7 7
Akuntabilitas Aparatur Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Persentase Satker KP/KD yang telah memenuhi indikator
40% 50% 60% 70% 80%
WBK/WBBM (Kemenkes/Nasional)

Persentase Satker KP/KD yang mengimplementasikan


Manajemen Risiko dengan Maturitas Level 3 dalam 10% 20% 30% 40% 50%
pelaksanaan tugas dan fungsinya

89
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TAHUN 2020-2024 (1)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Laporan Keuangan Satker yang memenuhi SAP dan 100 100 100 100 100
Peningkatan Pengawasan Pengendalian Intern yang memadai
Program/Kegiatan Lingkup
Satker Binaan Inspektorat Persentase RKA-K/L Satker yang tidak memiliki catatan halaman IV 75 80 85 90 95
DIPA dan/atau output cadangan

Persentase Satker yang memperoleh nilai hasil Evaluasi SAKIP dengan 97 97 98 98 98


kategori "AA"
Persentase rekomendasi hasil pengawasan yang tuntas ditindaklanjuti 55 60 65 70 75

Persentase Satker KP/KD yang mengimplementasikan Manajemen 10 20 30 40 50


Risiko dengan Maturitas Level 3 dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya
Persentase Satker Lingkup Binaan Inspektorat yang memperoleh 40 50 60 70 80
predikat WBK Kemenkes
Jumlah rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil pengawasan 7 7 7 7 7
terhadap Program Prioritas Kementerian Kesehatan lingkup binaan
Inspektorat

90
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TAHUN 2020-2024 (2)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase pengaduan masyarakat berkadar pengawasan 100 100 100 100 100
Peningkatan yang ditindaklanjuti
Pengawasan melalui
Audit Investigasi dan
Penanganan Pengaduan
Persentase rekomendasi hasil audit dengan tujuan tertentu 55 60 65 70 75
Masyarakat
yang ditindaklanjuti

Jumlah Satker yang telah memperoleh predikat WBK/WBBM 10 12 14 16 18


Nasional

91
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TAHUN 2020-2024 (3)
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
Dukungan Manajemen Indeks Kepuasan Pelayanan Pengawasan 7,5 7,5 7,75 7,75 8
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya pada
Program Peningkatan
Pengawasan dan
Jumlah Hasil Analisis Rekomendasi Laporan Hasil Pengawasan 8 8 8 8 8
Akuntabilitas Aparatur
per program Kemenkes
Kementerian Kesehatan

Indeks Reformasi Birokrasi Lingkup Inspektorat Jenderal 48,5 49,0 49,5 50,0 50,5

92
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya Kementerian Kesehatan

TARGET
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

Dukungan Manajemen dan Nilai Reformasi Birokrasi 78.06 78.69 79.32 79.95 80.58
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan

93
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

Jumlah peraturan perundang- 125 125 125 125 125


Perumusan Produk Hukum dan undangan dan produk hukum
Organisasi lain bidang kesehatan yang
disusun
Jumlah produk penataan 18 18 18 18 18
organisasi dan tatalaksana
serta fasilitasi pelaksanaan
reformasi birokrasi
Kementerian Kesehatan
Jumlah permasalahan dan 206 169 169 169 169
kasus hukum yang tertangani
serta fasilitasi pengawasan
dan penyidikan bidang
kesehatan
94
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan Administrasi Persentase Pejabat 75% 78% 81% 84% 87%
Kepegawaian Pimpinan Tinggi, Pejabat
Administrator dan Pejabat
Pengawas di lingkungan
Kementerian Kesehatan
yang memiliki kompetensi
sesuai dengan standar
kompetensi jabatan
Persentase PNS di 60% 64% 68% 72% 75%
lingkungan Kementerian
Kesehatan yang menduduki
Jabatan Fungsional
Tingkat Kepuasan terhadap 4.0 4.1 4.2 4.3 4.4
Layanan Kepegawaian
95
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
PembinaanPersentase
Pengelolaan
Pembinaan Pengelolaan ketepatan waktuAdministrasi Keuangan
100 100 100 100 100
Administrasi Keuangan dan
penyampaian Rekonsiliasi
Barang Milik Negara danKeuangan
Laporan Barang Milik Negara
Satuan
Kerja
Persentase Capaian Realisasi 95 96 97 98 98
Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa
Persentase jumlah satker 60 70 80 90 100
kantor Pusat dan Kantor
Daerah dengan Nilai Indikator
Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) >= 80
Persentase nilai Barang Milik 100 100 100 100 100
Negara (BMN) yang telah
mendapatkan Surat
Keputusan Penetapan Status
Penggunaan (SK PSP) sesuai
ketentuan 96
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

Perencanaan dan Nilai kinerja penganggaran 85 88 90 93 95


Penganggaran Program Kementerian Kesehatan
Pembangunan Kesehatan

97
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
Pengelolaan Ketatausahaan
2020 Kementerian
2021 2022 2023 2024
Pengelolaan Ketatausahaan Persentase Kepuasan 80 83 85 87 90
Kementerian Pelanggan terhadap Layanan
TU Pimpinan dan Protokol
Jumlah Satker yang telah 44 (k) 66 (k) 88 (k) 110 (k) 132 (k)
melaksanakan Self
Assessment Gerakan Kantor
Berbudaya, Hijau, dan Sehat
(BERHIAS)
Jumlah Satker yang 88 (k) 110 (k) 132 (k) 154 (k) 176 (k)
melaksanakan Gerakan
Nasional Sadar Tertib Arsip
(GNSTA)
Jumlah Satker yang 45 (k) 90 (k) 135 (k) 180 (k) 220 (k)
menggunakan aplikasi E-
Monev Belanja Pegawai
Kementerian Kesehatan
98
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Pengelolaan Data dan Jumlah Sistem Informasi 10 25 45 70 100
Informasi Kesehatan Kesehatan yang
terintegrasi dalam Aplikasi
Satu Data Kesehatan
(ASDK)
Persentase indikator 50 60 70 80 90
pembangunan kesehatan
yang diukur dengan data
rutin

99
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Kerja Sama Luar Jumlah Perjanjian Kerja Sama 3 4 4 5 5
Negeri Bilateral Bidang Kesehatan
yang
ditandatangani/diimplementasi
kan
Jumlah Prakarsa Indonesia 5 5 6 6 7
yang menjadi hasil pertemuan
Regional dan Multilateral
Bidang Kesehatan

100
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Peningkatan Kesehatan Indeks Kepuasan jemaah haji 75 77 80 82 85
Jemaah Haji terhadap pelayanan kesehatan
haji di Arab Saudi minimal baik
pada saat operasional haji
Jumlah Jemaah haji 231,000 231,000 231,000 231,000 231,000
mendapatkan pelayanan
kesehatan
Persentase Jemaah haji 75 77 80 82 85
memperoleh pengukuran
kebugaran jasmani sebelum
keberangkatan
Persentase Jemaah haji 100 100 100 100 100
memperoleh perlindungan atau
proteksi terhadap penyakit
meningitis meningokokus
sebelum keberangkatan
101
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
55,000 70.000 75,000 80,000 85,000
Jumlah Publikasi Program
Pengelolaan Komunikasi
Pembangunan Kesehatan
Publik dan Pelayanan dan Pelayanan Masyarakat
yang disebarluaskan kepada
Masyarakat
masyarakat
Pengelolaan Komunikasi Publik
19,690 19,690 19,690 19,840 19,840
Jumlah Layanan Informasi
Publik (permohonan informasi
dan pengaduan masyarakat)
yang diselesaikan
20 20 40 40 45
Jumlah penguatan UPT
Kemenkes dalam pelayanan
Publik

102
KEGIATAN
Pengelolaan
INDIKATOR
Krisis Kesehatan
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Pengelolaan Krisis Kesehatan Jumlah provinsi dan 152 158 159 159 159
kabupaten/kota yang
mendapatkan penguatan dalam
pengelolaan krisis kesehatan
Jumlah provinsi dan 117 123 124 124 124
kabupaten/kota yang
ditingkatkan kapasitasnya
dalam upaya pengurangan
risiko krisis kesehatan

Jumlah kabupaten/kota yang 35 35 35 35 35


mendapatkan dukungan tim
dalam upaya penanggulangan
krisis kesehatan

103
TARGET
Pengelolaan Konsil
KEGIATAN INDIKATOR Kedokteran Indonesia
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah penanganan kasus 43 43 45 45 47
Pengelolaan Konsil Kedokteran dugaan pelanggaran disiplin
Indonesia dokter dan dokter gigi yang
terselesaikan
40,000 73,000 45,000 47,000 50,000
Jumlah Surat Tanda
Registrasi (STR) dokter dan
dokter gigi yang diterbitkan
5 7 9 11 13
Jumlah Standar Pendidikan
Profesi Dokter dan Dokter
Gigi yang disahkan

104
TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

Peningkatan Analisis Jumlah rancangan 4 4 4 4 4


Determinan Kesehatan kebijakan determinan
pembangunan kesehatan
yang dihasilkan

105
INDIKATOR KINERJA PROGRAM PENGUATAN
PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

TARGET
KEGIATAN INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Program Penguatan Jumlah penduduk yang
Pelaksanaan Jaminan menjadi peserta Penerima
Kesehatan Nasional Bantuan Iuran (PBI) melalui
Jaminan Kesehatan Nasional 96.8 109.6 110.7 111.8 112.9
(JKN)/Kartu Indonesia Sehat
(KIS)
Jumlah dokumen bahan
kebijakan teknis
pengembangan pembiayaan 8 8 8 8 8
kesehatan dan jaminan
kesehatan

106
SASARAN/ INDIKATOR TARGET
KEGIATAN
KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024
Pengembangan Pembiayaan Jumlah penduduk yang menjadi 96.8 109.6 110.7 111.8 112.9
Kesehatan dan JKN/KIS peserta Penerima Bantuan Iuran
(PBI) melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/ Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (dalam juta jiwa)
Jumlah Dokumen Studi Penilaian 2 2 2 2 2
Teknologi Kesehatan yang
Dihasilkan
Jumlah Dokumen Bahan Kebijakan 2 2 2 2 2
Teknis Pengembangan
Pembiayaan Kesehatan
Jumlah Dokumen Bahan Dukungan 4 4 4 4 4
Teknis Pembiayaan Kesehatan dan
Jaminan Kesehatan

107
108

Anda mungkin juga menyukai