Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK

Disusun oleh :

ARFIANTI KURNIA NUR FADILLAH 16310101


IMANIAR RAGIL RACHMAWATI 16310101
AISSYAH LATHIFAH ADRIYANTI 1631010158
RICKY RIZKY RIFO OKTOVIANDRA 1631010160
ARRIZAL BUDITAMA 1631010162

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
Pengolahan Limbah Tekstil

Kendala Pengolahan Limbah:

Pengolahan limbah tekstil pertama kali dilakukan pengenceran terlebih dahulu


hingga sebanyak 500 mL. Setelah itu, dilakukan pengolahan limbah dengan cara
menambahkan resin anion dan kation. Dilakukan penambahan resin sebanyak 5 gram
pada setiap pengadukan 5 menit. Namun, hingga penambahan 20 gram resin anion dan
kation tidak ada perubahan pada limbah tekstil. Dari fenomena tersebut, dapat
diketahui bahwa limbah tekstil tidak memiliki kandungan logam berat.

Dapat dilihat dari limbah tekstil terdapat endapan berupa serat-serat pewarna,
maka proses pengolahan yang akan dilakukan adalah koagulasi dan flokulasi untuk
mengendapkan endapan-endapan yang berupa serat tersebut. Koagulasi dilakukan
dengan cara menambahkan koagulan, yakni Al2(SO4)3. Dari perlakuan koagulasi
dilakukan pengadukan selama 5 menit, dan diperoleh hasil yang signifikan dari
sebelumnya. Hasil setelah koagulasi mulai terdapat endapan-endapan yang mulai
mengendap berukuran mikro. Kemudian, dilanjut dengan proses flokulasi, dengan
penambahan flokulan (FeCl3). Dilakukan pengadukan selama 5 menit untuk perlakuan
flokulasi. Hasil dari perlakuan flokulasi ialah terdapat endapan yang berukuran makro.
Kemudian, air yang lebih jernih dipisahkan dengan endapan-endapan serat pewarna
tekstil dengan cara dilakukan filtrasi. Filtrasi limbah tekstil dengan menggunakan
kertas saring. Dan diperoleh filtrate berupa air tidak berwarna/transparan, dan endapan
berupa serat pewarna tekstil.

Solusi dari Kendala Pengolahan Limbah Tekstil:

Saat dilakukan filtrasi, sifatnya hanya memindahkan zat warna dari fase cair ke
dalam fase padat, bukan menguraikan senyawa kompleks pembentukan warna.
Partikel-partikel warna yang menggumpal bersama bahan perlu diproses lebih lanjut
sehingga tidak menimbulkan pencemaran lanjutan atau limbah baru. Untuk mengolah
padatan dari endapan, maka dilakukan proses fotokatalis. Material fotokatalis yang
dikembangkan adalah Kalsium Titanat (CaTiO3) dan WO3/TiO2 komposit. Produk
CaTiO3 dan WO3/TiO2 komposit selanjutnya digunakan untuk penjernihan polutan
organik dalam air yakni Rhodamine B (RhB) dan Methylene Blue (MB). Keuntungan
dari metode fotokatalis adalah sumber energi yang digunakan melalui pemanfaatan
cahaya matahari. Selain itu oksidasi fotokatalis dapat mengubah senyawa-senyawa
berbahaya dan beracun di dalam air menjadi senyawa yang tidak berbahaya seperti CO2
dan H2O. (Sumber: Humas ITK, 2019, https://itk.ac.id/solusi-alternatif-pengolahan-
limbah-tekstil-kalimantan/)
Limbah Air Beras

Kendala dan Solusi Pengolahan Limbah:

Karakteristik limbah yang akan diolah cenderung memiliki pH yang asam. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan proses netralisasi untuk menetralkan limbah tersebut.
Penambahan zat yang digunakan adalah NaOH, zat tersebut akan menyebabkan limbah
menjadi netral. Namun, perlu diperhatikan dalam penambahan zat tersebut, karena
apabila terlalu banyak menambahkan NaOH akan menyebabkan air limbah berubah
menjadi warna kuning.

Proses yang tepat dalam mengolah limbah air cucian beras adalah dengan
dilakukan proses koagulasi dan flokuasi untuk mengendapkan partikel-partikel padat
yang terkandung dalam limbah. Partikel yang terdapat pada air cucian beras pada
proses koagulasi akan diikat dengan larutan Al2(SO4)3 untuk menghasilkan padatan-
padatan yang masih berukuran mikro. Lalu, pada proses flokulasi, padatan yang
berukuran mikro akan diikat oleh larutan FeCl3 untuk mengubah ukuran partikel
menjadi berukuran makro. Setelah itu dilakukan proses pengendapan, untuk
menghasilkan air yang sedikit jernih dengan memisahkan endapannya.

Anda mungkin juga menyukai