Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Adhan Noor

NPM : 16.63.0264
Kelas : 7D

SYUKUR
1. Definisi Syukur
Syukur Menurut Bahasa dan Istilah kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran,
wa syukuran,danwa syukuran yang berarti berterima kasih keapda- Nya.

Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya
berterimakasih bagimu, asy- syukru artinya berterimakasih, asy-syakir artinya yang
banyak berterima kasih.

Menurut Kamus Arab - Indonesia, kata syukur diambil dari katasyakara, yaskuru,
syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.

Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya.
Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta
mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan
dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah
bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang
diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun
perbuatan.

Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya.
Menurut bahasa syukur adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati
serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan,
dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersyukur
dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan
kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.

Untuk itu seorang mukmin, di tuntut ia menyikapi nikmat-nikmat Allah Swt tersebut
dengan bersyukur. Ia sadar bahwa nikmat tersebut adalah pemberian dari yang Maha
Kuasa, dipergunakan dalam rangka ketaatan kapada Allah Swt dan tidak menyebabkan
mereka sombong dan lupa kepada yang memberikan nikmat tersebut. Dan barang siapa
yang mensyukuri nikmat-Nya, maka Allah pun akan membalasnya. Sebagaimana
firman Allah Swt: “Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)

Ibnu `Abbas menceritakan, Rasulullah bersabda,

"Orang pertama yang akan dipanggil untuk masuk surga adalah orang-orang yang
senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah,yaitu orang- orang yang senantiasa
memuji Allah dalam keadaan lapang dan dalam keadaan sempit"
(Tanbihul Ghafilin 197)

Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai:
(1) rasa terima kasih kepada Allah, dan
(2) untunglah (menyatakan lega, senang, dan sebagainya).

Pengertian kebahasaan ini tidak sepenuhnya sama dengan pengertiannya menurut asal
kata itu (etimologi) maupun menurut penggunaan Al-Quran atau istilah keagamaan.

Pengertian Syukur dalam Al - Qur'an

Allah swt berfirman dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 7 yang artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu
dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab- Ku sangat pedih."

Dalam ayat ini Allah swt bahkan telah menjanjikan akan menambah nikmatnya bagi
siapapun yang bisa bersyukur.

Dalam Al-Quran kata"syukur" dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam


puluh empat kali. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al- Lughah menyebutkan
empat arti dasar dari kata tersebut yaitu :
1. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha
atau puas dengan sedikit sekalipun, karena itu bahasa menggunakan kata ini
(syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya membutuhkan sedikit rumput.
Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min barwaqah (Lebih
bersyukur dari tumbuhan barwaqah). Barwaqah adalah sejenis tumbuhan yang
tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan.
2. Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur dilukiskan dengan kalimat
syakarat asy-syajarat.
3. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit).
4. Pernikahan, atau alat kelamin.

Untuk lebih jelasnya maka, akan kami bahas dalam pembahasan selanjutnya pada bab-
bab berikutnya.

Ayat tentang Pengertian Syukur dalam Alquran

Ada tiga ayat yang dikemukakan tentang pengertian syukur ini, yaitu sebagai berikut
disertai penafsirannya masing-masing.

1. Surah al-Furqan, 25 /042 : 62

Artinya:
"Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur" (QS. Al- Furqan: 62).

Ayat ini tergolong Makkiyah dan tidak ditemukan sebab turunnya (asbab al-nuzul), ayat
ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya bahwa Allah telah membeberkan
beberapa dalil tauhid dan menunjuk kepada beberapa tanda-tanda kebesaran dan bukti
yang ada di dalam alam yang membuktikan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.
Kemudian Allah kembali menjelaskan perkataan dan perbuatan mereka yang keji.
Karena, sekalipun mereka telah menyaksikan segala bukti, namun mereka tidak
meninggalkan perbuatan sesatnya malah berpaling dari mengingat Tuhan, sehingga
hanya kalau disembah dan tidak dapat mendatangkan azab kalau tidak disembah. Di
samping itu, mereka membantu para penolong, setan dan menjauhi para penolong ar-
Rahman. Jika kau heran terhadap sesuatu, maka heranlah terhadap perkara mereka,
karena kejahilannya telah sampai kepada membahayakan orang yang datang untuk
memberikan kabar gemberia tentang kebaikan yang meyeluruh jika mreka menaati
Tuhan, dan mengingatkan mereka dari malapetaka dan kebinasaan jika mereka
mengingkari-Nya. Lebih dari itu, rasul tidak mengharapkan imbalan dari dakwah itu.

Allah juga memerintahkan kepada rasulnya agar tidak takut terhadap ancaman dan
siksaan mereka, tetapi hendaknya beliau bertawakkal kepada Tu han, bertasbih seraya
memuji-Nya.

Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah telah menjadikan
malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak
mengamil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir tentang ciptaan-Nya, serta
mensyukuri nikmat tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab, jika dia
hanya memusatkan kehidupan akhirat maka dia akan kehilangan waktu untuk
melakukan-Nya.

Dengan demikian diketahui bahwa ayat yang berkenaan dengan pengertian syukur
dalam ayat tersebut pada dasarnya adalah lafal yang berbunyi ‫ شكورا اراد‬Jadi arti syukur
menurut al- Maragi adalah mensyukuri nikmat Tuhan-Nya dan berpikir tentang
cipataan-Nya dengan mengingat limpahan karunia-Nya.

Hal senada dikemukakan Ibn Katsir bahwa syukur adalah bersyukur dengan mengingat-
Nya.

Penafsiran senada dikemukakan Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan
Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa syukur
adalah bersyukur atas segala nikmatRabb yang telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.

Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah bersyukur


atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan tentang ciptaan-
Nya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa syukur adalah bersyukur atas segala
nikmat Tuhan-Nya dengan mengingat dan berpikir tentang ciptaan-Nya.

2. Surah Saba, 034 /058 :13

Artinya:

"Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung- gedung
yang Tinggi dan patung- patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih". (QS. Saba: 13).

Ayat ini tergolong surah Makkiyah yang tidak ditemukan asbab al-Nuzul, ayat ini
menjelaskan bahwa Allah menyebut-nyebut apa yang pernah Dia anugrahkan kepada
Sulaiman as,. Yaitu mereka melaksanakan perintah Sulaiman as untuk membuat istana-
istana yang megah dan patung-patung yang beragam tembaga, kaca dan pualam. Juga
piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh orang dan tetap pada tempatnya, tidak
berpindah tempat. Allah berkata kepada mereka "agar mensyukuri-Nya atas segala
nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian".

Syukur itu bisa berupa perbuatan begitu pula bisa berupa perkataan dan bisa pula berupa
niat, sebagaimana dikatakan:

‫المحيحيا الهير و زلساني يدي ثالث مني النعماء أحديكم‬.

Kemudian Dia menyebutkan tentang sebab mereka diperintahkan bersyukur yaitu


dikarenakan sedikit dari hamba- hamba-Nya yang patuh sebagai rasa syukur atas
nikmat Allah swt dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.
Ayat yang berkaitan dengan pengertian syukur dalam ayat tersebut adalah lafal yang
berbunyi:

‫شكرا‬- ‫الشكور‬

Menurut al-Maragi arti kata asy- Syukur di atas adalah orang yang berusaha untuk
bersyukur. Hati dan lidahnya serta seluruh anggota tubuhnya sibuk dengan rasa syukur
dalam bentuk pengakuan, keyakinan dan perbuatan.

Dan ada pula yang menyatakan asy-syukur adalah orang yang melihat kelemahan
dirinya sendiri untuk bersyukur.

Sementara itu Ibn Katsir memberikan arti dari kata asy- syukuradalah berterima kasih
atas segala pemberian dari Tuhan yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Penafsiran yang senada dikemukakan oleh jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-
Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al- Rahman Ibn Abi Bkar al-Suyutiy dengan
menambahkan bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan perintah-
Nya.

Penafsiran yang senada dikemukakan oleh Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-
Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al- Rahman Ibn Abi Bakr al-Suyutiy dengan
menambahkan bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan perintah-
Nya.

Sedangkan Depertemen agama RI menyebutkan arti kata dasarasy- syukur adalah


bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan Allah kepada hamba-Nya dengan amal
saleh dan menggunakannya sebagaimana mestinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa syukur adalah berterima kasih dengan
bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan-Nya dengan rasa syukur dalam bentuk
pengakuan, keyakinan dan perbuatan.

3. Surah al-Insan, 076 /098 : 9

Artinya:
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)
terima kasih". (QS. Al- Insaan: 9)

Ayat ini tergolong Madaniyah dan tidak ditemukan sebab turunnya (asbab al-nuzul),
ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan dari kalian balasan
dan lain-lainnya yang mengurangi pahala, kemudian Allah memperkuat dan
menjelaskan lagi bahwa Dia tidak mengharapkan balasan dari Hamba-Nya, dan tidak
pula meminta agar kalian berterimakasih kepada-Ku, dengan demikian diketahui bahwa
ayat yang ada kaitannya dengan arti syukur dadlam ayat tersebut pada dasarnya adalah
lafal yang berbunyi:

‫شكورا‬

Menurut al-Maragi arti kata syukur di atas adalah berterimakasih kepada Allah swt.

Sementara Ibn Katsir mendefenisikan syukur itu adalah ucapan terima kasih.

Hal senada dikemukakan oleh Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan
Jalal al-Din 'Abd ar-Rahman Abi Bakr al- Suyutiy, syukur adalah berterimakasih
kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya. Apakah mereka benar-benar mengucapkan
hal yang demikian ataukah hal itu telah diketahui oleh Allah swt, kemudian Dia memuji
kalian, sesungguhnya dengan masalah ini ada dua pendapat.

Hal senada dikemukkan oleh Departemen Agama RI bahwa syukur adalah ucapan
terimakasih.Hal ini didukung pengertian secara bahasa, bahwa syukur adalah berterima
kasih kepada- Nya. Berasal dari kata ‫ شكر‬- ‫ يشكر‬- ‫ سكرا‬yang berarti berterimakasih.

Berdasarkan penafsiran keempat mufasir di atas maka dapat disimpulkan bahwa syukur
adalah berterimakasih kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya.

Demikianlah uraian tentang pengertian syukur dalam Alquran dengan melihat beberapa
penafsiran mufasir terhadap ayat yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Dimensi Syukur
a. Hati
Dilakukan dengan mengingat- ingat ni'mat atau meng- gambarkan ni'mat yang
telah diberikan Allâh dengan perasaan hati. Misalnya dulu tidak punya apa-apa
sekarang punya kekayaan, dulu tidak bekerja sekarang dapat pekerjaan, dulu sakit-
sakitan sekarang ada dalam kesehatan, kita cukup sandang dan pangan sementara
orang lain hidup dalam kesulitan. Dengan demikian akan muncul perasaan hati
untuk lebih bersyukur kepada pemberi ni'mat. Al-Maraghi (I:29) menyebutkan,
syukur dengan hati itu dengan melahirkan ketulusan, kemurnian hati dan rasa cinta
kita pada Allâh (al- Nashu wa al-Mahabbah).

Syukur hati yaitu menggambarkan dan selalu merasakan Kurnia Allah Swt,
kemahamurahan dan anugrah-Nya. Serta merealisasikan perasaan tersebut menjadi
perasaan cinta kepada Allah Swt, Kitab suci-Nya dan Rasul Nya. Rasulullah Saw
bersabda dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya:

"Empat perkara, barang siapa diberi keempatnya berarti ia telah mendapatkan


kebaikan dunia akhirat: hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berzikir, diri
yang selalu bersabar menghadapi bala' dan istri yang tidak berkhianat pada dirinya
dan pada harta suaminya.” (‘Ash-Shabru wats Tsawabu'alaihi, tilisan Ibnu Abi
Dunya hal. 36.)

b. Lisan
Adapun syukur dengan lisan adalah penilaian hati, getaran hati yang menjalar
kepada anggota badan melalui mulutnya yang senantiasa basah, memuji nikmat-
Nya dan menyebut nama Allah Swtberupa wirid dan dzikir seperti tahmid, takbir,
tasbih dan bentuk puji-pujian yang lain terhadap Allah Swt. Termasuk dalam
katagori syukur pada lisan ini ialah seorang yang sentiasa memuji-muji nikmat
Allah di hadapan manusia lainya, mengajak manusia untuk sama-sama bersyukur
dan menzhohirkan kesyukuran itu melalui ibadat dan majlis-majlis ilmu yang
bertujuan untuk mengajak manusia supaya taat dan patuh kepada Allah Swt.

Yaitu bentuk syukur yang diucapkan dengan lisan, baik kepada Allâh, juga kepada
sesama manusia. Syukur lisan kepada Allâh antara lain kita mengucapkan kalimat
al- Hamdulillah. Ibnu Abbas menyebutkan al-Hamdulillah adalah kalimat syukur,
jika hamba menyebut al-Hamdulillah, Allâh Swt berfirman, Syakaranî 'Abdî. Pada
kesempatan lain Ia mengatakan al-Hamdu adalah al- Syukru dan al-Iqrâru
bini'amihi wa hidâyatihi. Dan Jalaludin al- Suyuthi (I:30) mengutif riwayat Ibnu
Jarir dan al-Hâkim, menyebutkan hadits Nabi Saw, "Rasulullah Saw bersabda,
apabila kalian mengucapkan "al- Hamdulillahi Rabbil 'Alamin" dengan demikian
engkau telah bersyukur kepada Allâh dan Dia akan menambah ni'mat-Nya" Dan
syukur lisan kepada sesama manusia dilakukan dengan mengucapkan kata-kata
pujian, kata yang baik (al-Madhu-Al- Tsana`u) terhadap orang yang berbuat ihsan
(baik), sebagai ungkapan rasa syukur (Al- Maraghi, I:29)

c. Jawarib / Anggota Badan


Selanjutnya yang termasuk dengan bersyukur pada seluruh anggota adalah kita
telah menyadari bahwa seluruh anggota badan, jiwa dan raga milik Allah Swt
semata. Kemudian kita menggunakan dan memakainya untuk hal-hal kebaikan
juga. Dari mulai mata, telinga, tangan, kaki, mulut dan sebagainya itu semua milik
AllahSwt dan kita harus menggunakannya untuk keridhoan Allah Swt juga. Itulah
tadi bentuk-bentuk kesyukuran, maka hendaknya kita untuk senantiasa bersyukur
kepada Allah Swt yakni dengan terus memuji, baik itu dengan hati, lisan ataupun
anggota badan. Maka syukur nikmat bisa berarti bahwa kita sentiasa ingat, sadar,
memahami, mengerti, mengucapkan, melaksanakan dan senantiasa memandang
kepada Yang Memberi Nikmat yaitu Allah Swt.
Sahabat bacaan madani yang di rahmati Allah Swt. Inilah salah satu sikap dari
orang yang beriman. Mereka menyadari kelemahan mereka, di hadapan Allah,
mereka memanjatkan syukur dengan rendah diri atas setiap nikmat yang diterima.
Bukan hanya kekayaan dan harta benda yang disyukuri. Karena orang-orang yang
beriman mengetahui bahwa Allah adalah Pemilik segala sesuatu, mereka juga
bersyukur atas kesehatan, keindahan, ilmu, hikmah, kepahaman, wawasan, dan
kekuatan yang dikaruniakan kepada mereka. Mereka bersyukur karena telah
dibimbing dalam kebenaran. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang
bersyukur. Aamiin.

Dilakukan dengan membalas ni'mat atau kebaikan dengan kepatutan atau


kepantasan yang layak. Syukur Jawarih kepada Allâh, dilakukan dengan membalas
ni'mat Allâh dengan ibadah kepada Allâh. Untuk itu Ibnu al-Mundzir dalam al-
Suyuthi (I:31) menyebutkan, "Shalat itu adalah syukur, shaum juga syukur, seluruh
kebaikan yang dilakukan atas dasar karena Allâh itu adalah syukur."

3. Keutamaan Syukur
Bersyukur artinya pujian atas kebaikan. Dalam bahasa Indonesia artinya berterima
kasih. Bersyukur menurut agama islam adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnul
Qayyim yaitu “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi
nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui
anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah”. (Madarijus Salikin :
2/224).

Bersyukur merupakan sifat para Nabi dimana mereka senantiasa berterima kasih pada
Allah atas nikmat yang diberikan walaupun mereka diberi berbagai cobaan dan
rintangan, itulah orang orang yang mulia. Allah menceritakan sifat para Nabi tersebut
dalam firman Nya.

“Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur”. (QS Al Isra : 3)

“Sesungguhnya Ibrahim adalah iman yang teladan lagi patuh, ia senantiasa mensyukuri
nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus”. (QS
An Nahl : 120-121).

Sebagai umat islam kita wajib menjalankan perintah Allah dan mengikuti teladan
kebaikan yang diberikn oleh para Nabi terdahulu. Allah memberikan nikmat bukan
hanya kepada para Nabi, tetapi merata kepada setiap makhluk Nya, tidak ada satupun
yang hidup di dunia ini yang tidak mendapat kenikmatan dari Allah. Bahkan ujian yang
diberikan oleh Allah kepada para Nabi jauh lebih berat dari ujian yang diberikan kepada
manusia biasa, islam senantiasa menganjurkan untuk bersyukur, begitu banyak
kebaikan yang akan diperoleh dengan bersyukur, berikut 17 keutamaan bersyukur
dalam islam secara lengkap

1. Menjalankan Perintah Allah


Bersyukur merupakan salah satu perintah Allah seperti firman Nya berikut “Dan
syukurilah nikmat Allah jika hanya kepada Nya saja kamu menyembah”. (QS An Nahl
: 114). Anda yang senantiasa bersyukur berarti telah menjadikan rasa syukur tersebut
sebagai lahan ibadah sebab telah menjankan salah satu perintah Nya.
2. Mengingat dan Mengakui Nikmat Allah
Sesungguhnya Allah maha mulia senantiasa memberi nikmat berupa rejeki, kesehatan,
serta nikmat umur agar manusia senantiasa bersyukur, kita sebagai manusia seluruhnya
bergantung kepada Allah. cara mensyukuri nikmat allah yakni kita wajib mengakui
bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugrah dari Allah, lihatlah dalam
keseharian anda, anda mampu bekerja dan beraktivitas karena diberi kesehatan dan
jalan rezeki oleh Nya, mudah saja Allah mengambil nya dengan mudah, tetapi Allah
senantiasa memberi yang terbaik untuk hamba Nya karena Allah maha penyayang “Hai
manusia ingatlah nikmat Allah kepadamu, adakah pencipta yang dapat memberikan
rezeki kepadamu dari langit dan bumi selain Dia?”. (QS Fathir : 3).

3. Mendapat Rezeki yang Berkah


“Mintalah rezeki di sisi Allah dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada Nya”. (QS
Al Ankabut : 17). Kita tak perlu iri dengan segala yang dimiliki orang lain dalam hal
duniawi, misalnya urusan harta, seberapapun yang anda miliki adalah yang terbaik dari
Allah, jika anda bersyukur tentu anda akan mendapatkan keberkahan dari harta tersebut.
doa pembuka rezeki dari segala penjuru juga wajib dipanjatkan untuk lebih
memperlancar keberkahan rezeki yang ada.

4. Jalan Menuju Surga


“Sesungguhnya jika Allah menguji hamba Nya kemudian dia bersabar maka aku
gantikan baginya surga”. (HR Bukhari). Orang yang mendapat ujian dan dia menerima
serta menjalani dengan ikhlas maka Allah menjanjikan bagi nya surga karena rasa sabar
dan rasa syukurnya tersebut.

5. Jauh dari Penyakit Hati


Bersyukur dapat menghindarkan dari berbagai penyakit hati seperti dengki, iri, dendam,
dll sebab bersyukur membuat kita menerima apa adanya nikmat dari Allah dengan
berharap ridho Nya tidak semata mengejar kenikmatan duniawi. iri dengki dalam islam
termasuk hal – hal yang dilarang ya sobat. Jadi sebisa mungkin untuk menjauhinya.

6. Sebagai Peringatan
Allah senantiasa memberi jalan untuk berusaha, terkadang ada yang tidak mau
memaksimalkannya untuk kebaikan dan menyalahkan keadaan ketika kesusahan
menimpanya. Padahal itu semua sebab dari kesalahannya sendiri, “Apa saja nikmat
yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka
dari kesalahan dirimu sendiri”. (QS An Nisa : 79).

7. Pengakuan atas Kesempurnaan Allah


Lihatlah pada tubuh anda setiap organ bekerja secara otomatis tanpa anda
memerintahkannya dan hal tersebut sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup
anda, hal itu adalah salah satu nikmat dari Allah, betapa Allah maha sempurna dan tidak
ada yang mampu menciptakn sesuatu setara dengan Nya, “Dan juga pada dirimu
sendiri. maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS Ad Dzaariyat : 21).

8. Ciri Orang yang Tawakkal


Salah satu cara tanda orang yang bertawakkal ialah berserah pada Allah setelah
berusaha dan berdoa sebaik yang ia mampu, ia menyadari bahwa segala yang ia
dapatkan adalah yang terbaik dari Allah “Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat
Nya atasmu agar kamu berserah diri kepada Nya”. (QS An Nahl : 81)

9. Jauh dari Sombong


“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu
bersyukur”. (QS An Nahl : 78). Jelas dalam firman Allah tersebut bahwa segala
kemampuan yang kita miliki adalah atas ijin Allah sebab itu tidak dibenarkan seorang
manusia sombong atau membenarkan bahwa kemampuannya berasal dari dirinya
sendiri. sifat sombong dalam islam merupakan salah satu penyakit hati yang sering
terjadi di masyarakat.

10. Terhindar dari Azab


“Mengapa Allah menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman?”. (QS An Nisa : 147).
Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah bagaimana mungkin Allah akan menyiksa
hamba Nya jika telah melaksanakan perintah Nya yaitu memiliki rasa iman dan rasa
syukur.

11. Mendapat Tambahan Nikmat


“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu”.
(QS Ibrahim : 7). Allah akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur, nikmat ini
berlaku selama lamanya sebab dikatakan pula pada sebuah hadist “ketika engkau
melihat keadaanmu tidak bertambah maka mulailah bersyukur”.

12. Bentuk Perlawanan dari Tipu Daya Syetan


Allah menjelaskan dalam firman Nya bahwa iblis senantiasa menjadikan rasa syukur
sebagai sasaran tertinggi untuk menggoda manusia, dia menggoda manusia untuk jauh
dari rasa syukur sebab syukur memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah “Kemudian
saya (syetan) akan mendatangi manusia dari muka dan belakang mereka, dari kanan
dan kiri mereka dan Engkau (Allah) akan mendapati kebanyakan dari mereka tidak
bersyukur”. (QS Al A’raf : 17).

13. Menjadi Hamba yang Sukses di Mata Allah


Seseorang yang mmapu bersyukur dalam keadaan apapun adalah hamba yang sukses
dalam hal keimanan dan akhlak di sisi Allah karena merupakan wujud dari iman nya
dan menjadi bukti kesabaran bahwa dia mampu melewati berbagai ujian dan godaan
syetan. Seperti dalam firman Allah pada poin sebelumnya bahwa syetan senantiasa
menghalangi manusia untuk bersyukur, hanya orang taat yang mampu melawan godaan
dan tipu daya syetan.

14. Mendapat Keberkahan Hidup


“Sesungguhnya Kami telah memberi hikmah pada Luqman yaitu nikmat syukur kepada
Allah”. (QS Luqman : 12). Bersyukur membuat Allah memberikan hikmah dan
keberkahan hidup, misalnya walaupun memiliki rezeki yang tidak banyak tetapi
senantiasa bermanfaat untuk kehidupan sehari hari bahkan bisa membantu orang lain,
dibandingkan rezeki yang banyak tetapi selalu habis oleh berbagai urusan yang tidak
terduga atau sesuatu yang tidak bermanfaat.
15. Memberikan Kebahagiaan Hidup
“Dan bertasbihlah memuji Rabb mu pada waktu waktu di malam hari dan siang hari
agar kamu merasa senang”. (QS Thaahaa : 130). Dengan bersyukur, hati akan merasa
senang dan bahagia, hidup menjadi tentram karena telah menerima segala nikmat dari
Allah dan merasa cukup dengan segala pemberian Nya.

16. Mendapat Kebaikan dari Allah


Mengucap syukur dalam islam salah satunya dapat dilakukan dengan bertasbih pada
Nya dengan membaca “Alhamdulillah” di setiap kesempatan, hal itu akan mendapat
kebaikan dari Allah seperti hadist Rasulullah berikut “Dan barang siapa membaca
Alhamdulillah sebagai tanda syukur maka baginya tiga puluh kebaikan”. (HR Bukhari).

17. Meningkatkan Keimanan


Bersyukur adalah ciri orang yang beriman, dengan bersyukur setiap kali menjalani
kehidupan baik dalam kondisi lapang ataupun sempit, maka setiap rasa syukurnya
tersebut akan menambah keimanannya pada Allah. Bersyukur akan membuat seseorang
senantiasa memperbaiki diri, Rasulullah bersabda dalam hadist berikut “Dua hal
apapbila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur
dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi
lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia di melihat kepada yang lebih
bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa di masih diberi kelebihan”. (HR Tirmidzi).

Allah memberikan begitu banyak nikmat yang tidak akan bisa dihitung, bahkan Allah
berfirman dalam surat QS Ar Rahman “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?” sebanyak 31 kali, menunjukkan betapa banyak nikmat Allah pada
hamba Nya. Semoga kita senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun dan mendapat
keberkahan serta ridho Nya dengan rasa syukur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai