Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Kelas:
Psikologi/5E
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Tafsir
Ayat dan Hadis Psikologi. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nantinantikan syafaatnya di akhirat kelak.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bapak Dr. Ahmaddin Ahmad Tohar, M.A. pada mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadis Psikologi.
Penulis berterimakasih kepada Bapak Dr. Ahmaddin Ahmad Tohar, M.A. selaku dosen
pengampu mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadis Psikologi yang telah memberikan tugas ini
kepada tim penulis. Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, tim penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan
pada penulisan makalah ini. Tim penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
PENDAHULUAN
Syukur adalah kalimat yang kerap kali didengar oleh manusia khususnya umat muslim.
Kata syukur biasanya terucap ketika seseorang telah mendapatkan sesuatu nikmat yang
menguntungkan dirinya dan kehidupannya.
Syukur seringkali diibaratkan layaknya kondisi iman manusia. Kadang naik, lalu turun
dan begitu seterusnya terjadi. Hal ini berbeda dengan rasa syukurnya malaikat dan setan.
Setan tidak pernah naik turun untuk tidak mau bersyukur. Sedangkan malaikat selalu
konsisten dalam menjalankan syukur dan perintah Allah. Dalam konteks ini, problematika
syukur yang dialami dan dirasakan manusia menjadi penting dicermati kembali dalam
upaya bersungguhsungguh untuk menuju jalan lurus Allah. Allah adalah tujuan hidup
setiap ciptaan-Nya.
Kata kunci dari syukur adalah suka berterima kasih, tahu diri, tidak mau sombong, dan
tidak boleh lupa Tuhan. Bagi seorang Muslim, kunci syukur itu adalah ingat Allah. Kita
ada karena Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Di sinilah, syukur seringkali
disamakan dengan ungkapan rasa “terima kasih” dan segala pujian hanya untuk Allah
semata. Semakin sering bersyukur dan berterima kasih, kita akan semakin baik, tenteram
dan bahagia.
Syukur kerap kali disebutkan didalam Alquran maupun hadtis tentu makalah ini
diharapkan menjadi pembelajaran yang cukup bermanfaat dan perlu dipelajari bersama
BAB II
PEMBAHASAN
Kata syukur dalam Alquran disebutkan sebanyakn 75 kali. Dalam tafsir Al-misbah
ditemukan beberapa makna syukur antara lain:
1. Pujian atas kebaikan. Makna ini terdapat dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ QS. al-Baqarah, 2:
172.
2. Membuka atau menampakkan nikmat. Makna ini berasal dari ( )شكرsyakara yang
berarti membuka merupakan lawan kata ( )كفرkafara, yang berarti menutup. Makna ini
terdapat dalam QS. Ibrāhīm, 14: 5; QS al-Insān, 76: 9; QS. Ibrāhīm, 13: 7; QS. al-
A’rāf, 7: 144; QS. al-Furqān, 25: 62.
3. Dalam surah Annaml 27:19
Ayat tersebut di atas menggambarkan permohonan Nabi Sulaimān agar kiranya Allah
Swt. menganugerahkan dorongan untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang
dinugerahkannya dan kedua ibu bapaknya. Kata ( ) شكرsyukur terambil dari kata ()شكر
syakara yang maknanya berkisar antara lain pujian atau kebaikan serta penuhnya
sesuatu. Para pakar bahasa mengungkapkan bahwa tumbuhan yang tumbuh, walau
dengan sedikit air, atau binatang yang gemuk, walau dengan sedikit rumput, keduanya
dinamai syakūr.
2.2 perintah syukur dalam Alquran
perintah syukur kepada Allah dan manusia dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ:
1. a. QS. al-Baqarah, 2: 152
Dalam ayat tersebut dijelaskan perintah untuk mensyukuri nikmat Allah, dengan lidah, hati,
dan anggota badan. Syukur atas nikmat mencakup tiga hal, yakni dengan mensucikan dan
memuji Allah, memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, dan melaksanakan perintah Allah.
Apabila hal tersebut dilakukan, maka Allah akan senantiasa mengingat dan bersama hamba-
Nya.
2. QS. Luqmān, 31: 12
Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya dalam QS. Luqmān, 31: 12, ayat
ini mengandung perintah untuk bersyukur kepada Allah. Ketika seseorang bersyukur kepada
Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kemaslahatan dirinya sendiri. Namun
sebaliknya barang siapa yang kufur, maka akan mendapatkan kerugian bagi dirinya sendiri.
Dalam hadist Rasulullah Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, tidak
luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah
Radhiallahu’anha,
وقد، يا رسوَل ِهللا ! أتصنُع هذا: قالت عائشُة. قام حتى تفَّطر رجاله، إذا صَّلى، كان رسوُل ِهللا صَّلى ُهللا عليه وسَّلَم
ُغ ِفر لك ما تقَّد م من ذنبك وما تأَّخ َر ؟ فقال ” يا عائشُة ! أفال أكوُن عبًدا شكوًرا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat
lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa
engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu
maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku
menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820).
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Kata syukur dalam Alquran disebutkan sebanyakn 75 kali.dengan berbagai makna terkait
syukur dalam Alquran seharusnya mendongkrak semangat dalam berkehidupan dengan
cara bersyukur terhadap semua yang telah didapatkan oleh manusia. Dengan beberapa ciri
ciri orang bersyukur tentu bisa mengukur diri apakah kita sudah termassuk orang yang
bersyukur dan bisa melihat hal hal apa saja yang seharusnya kita syukuri dalam
kehiudpan sehari hari.
Beberapa ciri ciri orang bersyukur seperti : 1) mengenal Allah dan mengenal anugerah
yang telah diberikan kepadanya; 2) memiliki rasa kagum dan patuh terhadap Allah,
karena telah mengenal Allah; 3) memahami fungsi anugerah yang telah diberikan
kepadanya; 4) melakukan amal saleh sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga
melahirkan amal yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, N. K., Subandi, S., & Ilyas, H. (2021). Psikologi Kebersyukuran: Perspektif Psikologi
Positif dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam.
Mahfud, C. (2014). The Power of Syukur Tafsir Kontekstual Konsep Syukur dalam Al Qur’an, Vol.
9, No. 2. Surabaya: Episteme.
Wantini, W., & Yakup, R. (2023). Konsep Syukur dalam Al-Quran dan Hadis Perspektif Psikologi
Islam. Jurnal Studia Insania, 11(1), 33-49.