Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU AKHLAK

SYUKUR DAN NIKMAT


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu : Dr. H. Ateng Kusnandar Adisaputra, S.H., M.M.

Disusun oleh Kelompok 6 :

1. Dimas Aditya Nugraha (1239230106)


2. Ersa Sofwatul Atqiyya (1239230140)
3. Mega Amelia (1239230102)
4. Naufal Musthofa (1239230113)
5. Rafifah Bilqis Bukhori (1239230097)
6. Tsania Rohmatilah (1239230120)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Akhlak dengan
judul “Syukur dan Nikmat”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Bandung, 2 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Syukur dan Nikmat...........................................................................3
2.2 Dalil Mengenai Syukur dan Nikmat...................................................................5
2.1 Dalil Mengenai Syukur...................................................................................5
2.2 Dalil Mengenai Nikmat...................................................................................6
2.3 Macam-macam Syukur dan Nikmat...................................................................8
2.3.1 Macam-macam Syukur................................................................................8
2.3.2 Macam-macam Nikmat...............................................................................9
2.4 Keutamaan Mensyukuri Nikmat.......................................................................10
2.5 Sebab Kurangnya Rasa Bersyukur....................................................................11
2.6 Hikmah Dari Mensyukuri Nikmat....................................................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
3.2 Kritik dan Saran................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih dan pengakuan atas segala nikmat
yang telah diberikan oleh Allah atau Tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Islam,
syukur sangat ditekankan sebagai bentuk ibadah dan kesadaran akan kebesaran Allah.
Syukur juga dianggap sebagai kunci kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup, karena
dengan bersyukur seseorang dapat memperoleh kepuasan dan rasa bahagia yang
mendalam atas segala nikmat yang diberikan. Dalam kehidupan sehari-hari, bersyukur
dapat ditunjukkan dengan mengucapkan kata-kata terima kasih, berdoa, atau
menggunakan nikmat yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian
yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia
sajalah yang kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa scolah-olah
belum diberikan sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak bersyukur kepada Allah
dan tidak merasakan bahwa Allah telah memberi kepadanya sangat banyak dari
permintannya.
Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah nikmat iman. Termasuk orang
yang menyia- nyiakan nikmat Allah adalah orang yang menggunakan nikmat Allah
tidak pada tempatnya. atau menggunakan nikmat Allah untuk kemaksiatan. Termasuk
sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa bahwa semua yang ada padanya
adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri manusia itu sendiri. Perasaan seperti
ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk
Allah yang senantiasa mengharapkan keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran
dalam mensyukuri nikmat yang sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Syukur dan Nikmat?
2. Apa saja dalil mengenai Syukur dan Nikmat?
3. Apa saja macam-macam Syukur dan Nikmat?
4. Apa saja keutamaan mensyukuri Nikmat?
5. Apa saja sebab kurangnya rasa mensyukuri?

1
6. Apa saja hikmah dari mensyukuri nikmat?

1.3 Tujuan
1. Agar dapat memahami pengertian dari Syukur dan Nikmat.
2. Agar dapat mengetahui dalil mengenai Syukur dan Nikmat.
3. Agar dapat mengetahui macam-macam Syukur dan Nikmat.
4. Agar dapat mengetahui apa saja keutamaan Mensyukuri Nikmat.
5. Agar dapat mengetahui penyebab kurangnya rasa Bersyukur.
6. Agar dapat mengetahui hikmah dari Mensyukuri Nikmat.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Syukur dan Nikmat
Istilah syukur berasal dari bahasa Arab yaitu syakaro - yaskuru - syukron yang
artinya syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya
tersebut. Dalam kamus bahasa arab, syukur berarti ungkapan rasa terimakasih kepada
Allah swt kerena telah di berikan sebuah kenikmatan.
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa
yang dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari kufur. Hakikat syukur
adalah menampakkan nikmat, sedangkan hakikat kekufuran adalah
menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain berarti menggunakannya
pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-
nyebut nikmat dan pemberinya dengan lidah.
Syukur adalah mengingat-ingat kenikmatan dan menampakkanya. Dengan
demikian, syukur berarti menghadirkan ingatan limpahan nikmat yang Allah berikan,
baik lahir maupun batin. Syukur merupakan rangkaian yang sangat erat dengan amal
(tindakan, aktivitas, ketaatan) dimana amal merupakan refleksi dari kesyukuran itu
sendiri. Antara amal dan syukur bagai mata uang yang tak terpisahkan dan tak bisa
dicerai (thalaq).
Syukur adalah menyadari bahwa tidak ada yang memberikan kenimatan
kecuali Allah. Kemudian apabila engkau mengetahui perincian kenikmatan Allah
kepadamu dalam anggota-anggota tubuh, jasad dan ruhmu. Serta seluruh yang engkau
perlukan dari urusan-urusan penghidupanmu, muncullah di dalam hatimu rasa senang
kepada Allah dan kenikmatan-Nya serta anugrah-Nya atas dirimu. Kemudian,
karenanya engkau banyak beramal. Syukur itu adalah dengan hati, lisan, dan
anggotaanggota tubuh lainnya.
Syukur dengan hati adalah engkau menyembunyikan kebaikan dari seluruh
makhluk dan senantiasa menghadirkannya dalam dzikir kepada Allah Swt., bukan
melalaikan-Nya. Syukur dengan lisan adalah engkau menampakkannya dengan
pujian-pujian yang ditunjukan pada-Nya. Adapun dengan anggota-anggota tubuh yang
lain adalah dengan menggunakan kenikmatan-kenikmatan Allah Swt. Di dalam
ketaatan kepada-Nya dan merasa takut untuk menggunakan dalam kemaksiatan.
Mensyukuri kenikmatan mata adalah engkau menutupi seluruh aib yang engkau lihat

3
dari kaum Muslim. Engkau tidak menggunakan untuk melihat dalam kemaksiatan.
Mensyukuri kenikmatan telinga adalah engkau menutupi aib-aib yang engkau dengar,
dan tidak menggunakannya untuk mendengar kecuali yang di bolehkan.
Syukur juga diartikan sebagai menampakkan sesuatu ke permukaan,
sedangkan kufur adalah menutupinya. Menampakkan nikmat Tuhan antara lain
dengan bentuk memberi sebagian dari nikmat itu kepada pihak lain, sedangkan
menutupinya adalah dengan bersifat kikir. Sebagian ulama mengatakan, “Bersyukur
adalah ketika tidak menggunakan sesuatu nikmat yang diterima untuk kemaksiatan.”
Nikmat berasal dari bahasa Arab, yaitu na’ima, yan’amu, na’matan, wa
man’aman yang berarti hidup senang dan mewah. Adapun masdarnya yaitu na’matan
dan masdar mimnya yaitu man’aman. Kata an-ni’matu bentuk jamaknya menjadi
ni’amun wa an’umun yang berarti kesenangan, kebahagiaan.
Nikmat itu sendiri bermakna kesenangan (kegembiraan). Pengertian nikmat
juga mencakup semua yang diinginkan dan dibutuhkan lebih dari yang lainnya.
Dalam istilah agama, nikmat yang hakiki dan sebenarnya adalah segala sesuatu yang
mengantarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagian
akhirat.
Seluruh kata “nikmat” dalam Al-Qur‟an disandarkan pada Allah SWT.,
kecuali pada satu tempat, yakni kepada Rasulullah SAW. Penyandaran pada Allah
sifatnya hakiki, karena hanya Allah semata satu-satunya Dzat yang memberi dan
menganugerahi nikmat tanpa ada sekutu bagi-Nya. Setiap manusia tidak akan pernah
terlepas dari nikmat Allah, pemberian, dan kebaikan dari-Nya meskipun hanya
sekejap mata, tidak di dunia, tidak pula di akhirat, dari hal-hal yang kecil sampai
kepada yang besar.
Allah Ta’ala menceritakan macam-macam nikmat yang telah dianugerahkan
kepada makhluk-Nya; nikmat yang berkenaan dengan pengiriman angin sebagai
pembawa berita gembira akan turunnya hujan setelah angin berhembus. Karena itu,
Dia berfirman, “Untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya” berupa
turunnya hujan, lalu ia menghidupkan hamba dan negara. “Supaya kapal dapat
berlayar dengan perintah-Nya” di lautan yang dijalankan dengan angin,” dan supaya
kamu dapat mencari karunia-Nya” melalui perdagangan, pencarian penghidupan, dan
perjalanan dari satu daerah ke daerah lain. “Mudah- mudahan kamu bersyukur”
kepada Allah Ta’ala atas mcam-macam nikmat-Nya baik yang nyata mauoun yang
tersembunyi, yang tidak dapat dihitung dan dihinggakan.

4
2.2 Dalil Mengenai Syukur dan Nikmat
2.1 Dalil Mengenai Syukur
 Q.S. Ibrahim/14:7

‫َو ِاْذ َتَاَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِٕىْن َشَكْر ُتْم َاَلِزْيَد َّنُك ْم َو َلِٕىْن َكَفْر ُتْم ِاَّن َع َذ اِبْي َلَش ِد ْيٌد‬

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap orang yang bersyukur atas nikmat
pemberian Allah SWT, maka ia akan dilimpahkan kenikmatan yang berkali-kali
lipat. Berbeda dengan orang yang tidak mau mensyukuri nikmat pemberian Allah
SWT, ia akan mendapat ganjaran yang setimpal.

 Q.S. Al-Baqarah/2:152
‫َفاْذ ُك ُرْو ِنْٓي َاْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ا ِلْي َو اَل َتْكُفُرْو ِن‬

Artinya: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.

Allah SWT telah menegaskan kepada hamba-Nya untuk selalu mengingat-Nya


dalam keadaan apapun. Allah SWT juga mengingatkan bahwa orang yang
bertakwa adalah akan mendapatkan sebaik-baik tempat di sisi-Nya, daripada orang
yang ingkar kepada-Nya.

 Q.S. Al-Qasas/28:73
‫َوِم ْن َّرْح َم ِتٖه َجَعَل َلُك ُم اَّلْيَل َو الَّنَهاَر ِلَتْس ُكُنْو ا ِفْيِه َو ِلَتْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِلٖه َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya: Berkat rahmat - Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu
beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia - Nya (pada
siang hari),dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

5
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan betapa besarnya karunia yang ia berikan
kepada hamba-hamba-Nya. Dia mengatur jagad raya dan seisinya agar selalu
berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya.

 Q.S. Al-Jasiyah/45:65
‫ُهّٰللَا اَّلِذ ْي َس َّخ َر َلُك ُم اْلَبْح َر ِلَتْج ِر َي اْلُفْلُك ِفْيِه ِبَاْم ِر ٖه َو ِلَتْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِلٖه َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َۚن‬

Artinya: Allahlah yang telah menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari sebagian
karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.

Allah SWT menegaskan kuasanya akan seluruh alam semesta. Manusia tidak akan
bisa hidup dan melakukan hal-hal sebagaimana yang mereka perlukan apabila
Allah SWT tidak berkehendak. Oleh karenanya kita diwajibkan untuk senantiasa
memanjatkan rasa syukur.

2.2 Dalil Mengenai Nikmat


 Q.S. Ibrahim/14:34

‫َو ٰا ٰت ٮُك ْم ِّم ْن ُك ِّل َم ا َس َا ْلـُتُم ْو ُهۗ  َو ِا ْن َتُع ُّد ْو ا ِنْع َم َت ِهّٰللا اَل ُتْح ُصْو َهاۗ  ِاَّن اِاْل ْنَس ا َن َلـَظُلْو ٌم َك َّفا ٌر‬

"Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-
Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah)".

Sudah tertera jelas dalam surat di atas bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah
sanggup untuk menghitung semua nikmat yang telah diberi Allah sangking
banyaknya. Kita bisa bangun pagi hari setelah tidur, mata kita masih bekerja dengan
baik, kita masih bisa bernafas dengan baik adalah hal-hal kecil yang jarang manusia
syukuri setiap harinya.

 Q.S. An-Nisa/4:94

6
‫َك ٰذ ِلَك ُكْنُتْم ِّم ْن َقْبُل َفَم َّن ُهّٰللا َع َلْيُك ْم َفَتَبـَّيـُنْو اۗ  ِاَّن َهّٰللا َك ا َن ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًرا‬

"Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya


kepadamu, maka telitilah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang
kamu kerjakan."

Ayat tersebut merupakan penggalan terakhir dari surat An-Nisa ayat 94. Di dalam
ayat tersebut ada anjuran kita sebagai manusia untuk kita meneliti apa yang telah
Allah berikan kepada kita. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teliti hal-hal
kecil yang masih bisa kita rasakan, yang masih bisa kita dapatkan dalam hidup kita.

 Q.S. Al-Maidah/5:6

‫ٰۤي‬
‫ـَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْۤو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفا ْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َا ْيِدَيُك ْم ِاَلى اْلَم َر ا ِف ِق َو ا ْم َس ُحْو ا ِبُرُءْو ِس ُك ْم َو َا ْر ُج َلُك ْم‬
‫ٰۤض‬
‫ِاَلى اْلـَكْع َبْيِن ۗ  َو ِا ْن ُكْنُتْم ُج ُنًبا َفا َّطَّهُرْو اۗ  َو ِا ْن ُكْنُتْم َّم ْر ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ٓاَء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغٓاِئ ِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم‬
‫الِّنَس ٓاَء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ٓاًء َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفا ْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َا ْيِد ْيُك ْم ِّم ْنُهۗ  َم ا ُيِرْي ُد ُهّٰللا ِلَيْج َع َل َع َلْيُك ْم ِّم ْن َح َر ٍج‬
‫َّو ٰل ـِكْن ُّيِر ْيُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat,


maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah.
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu
dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu
bersyukur."

Kurang banyak bagaimana lagi nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.
Tertulis sangat jelas bagaimana Allah sangat mempermudah hamba-hambanya untuk
melakukan apapun. Telah tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 6 tersebut
bagaimana Allah tidak ingin menyulitkan seorang hambanya ketika ia ingin
melakukan ibadah.

 Q.S. Al-Baqarah/2:231

7
‫َو اَل َتَّتِخ ُذ ْۤو ا ٰا ٰي ِت ِهّٰللا ُهُز ًو ا َّوا ْذ ُك ُرْو ا ِنْع َم َت ِهّٰللا َع َلْيُك ْم َو َم ۤا َاْنَز َل َع َلْيُك ْم ِّم َن اْلِكٰت ِب َو ا ْلِح ْك َم ِة َيِع ُظُك ْم ِب ٖه ۗ  َو ا َّتُق وا َهّٰللا‬
‫َو ا ْعَلُم ْۤو ا َاَّن َهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم‬

"Dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat
Allah kepada kamu dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kamu, yaitu Kitab
(Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu".

Perlu kita ingat bahwa nikmat yang Allah beri tidak hanya selalu berupa rezeki uang,
kesehatan, keluarga yang harmonis, tetapi hal penting lain yang menjadi nikmat bagi
seorang muslim adalah Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai pedoman umat islam.
Di dalam Al-Qur'an Allah memberikan pengajaran bagi manusia.

 Q.S. Fatir/35:3
‫ٰۤي َا ُّيَها الَّنا ُس اْذ ُك ُرْو ا ِنْع َم َت ِهّٰللا َع َلْيُك ْم ۗ  َهْل ِم ْن َخ ا ِلـٍق َغْيُر ِهّٰللا َيْر ُزُقُك ْم ِّم َن الَّس َم ٓاِء َو ا َاْل ْر ِضۗ  ۤاَل ِاٰل َه ِااَّل ُه َو ۖ  َف َا‬
‫ّٰن ى ُتْؤ َفُك ْو َن‬

"Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain
Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan Bumi Tidak ada
Tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan)"
Di ayat ini Allah bertanya kepada manusia bahwa adakah selain Allah yang dapat
memberikan rezeki kepada mereka dari langit dan bumi. Pertanyaan tersebut
tentunya bisa dijadikan sebagai refleksi untuk diri sendiri bahwa sebenarnya kita
hanya makhluk lemah yang tidak bisa melakukan apapun tanpa adanya pertolongan
dari Allah.

2.3 Macam-macam Syukur dan Nikmat


2.3.1 Macam-macam Syukur
Syukur terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Syukur Hati
Syukur hati berarti menyadari bahwa semua kenikmatan tentu datang dari
Allah SWT. Hal ini akan membawa perasaan tenang bagi yang melakukannya.
Ditambah dengan menampakkan kecintaan kepada Allah yang Maha Pemberi

8
nikmat dengan tanpa menyandarkan kenikmatan tersebut kepada kekuatan diri
sendiri.
2. Syukur Lisan
Syukur lisan berarti menyanjung Allah sebagai Sang Pemberi kenikmatan.
Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh
bersumber dari Allah, maka spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah”.
Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap
memuji Allah.
3. Syukur Perbuatan
Syukur perbuatan berarti menggunakan anggota tubuh untuk menaati perintah
Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Diantara bentuknya adalah
memberikan banyak kebaikan kepada orang lain. Bersyukur sangat dituntut
dilakukan dalam keseharian. Perilaku yang baik, santun, jujur, ramah tamah
adalah bagian dari rasa syukur itu sendiri.

2.3.2 Macam-macam Nikmat


1. Nikmat Firtiyah
Yaitu nikmat yang terdapat pada diri pribadi, personal. Misalnya Allah
memberikan kita fisik yang lengkap, maka nikmat ini patut kita syukuri
dipergunakan untuk kebaikan.
2. Nikmat Ikhtiyariyah
Ini merupakan nikmat yang diperoleh atas usaha kita.
3. Nikmat Alamiyah
Merupakan nikmat yang berada di sekitar lingkungan. Kita tidak bisa hidup jika
Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya nikmat air, udara, dan
tanah.
4. Nikmat Diniyah
Yaitu nikmat agama dan iman. Kita meyakini dengan benar bahwa kemerdekaan
diperjuangkan oleh semua suku dan agama yang berbeda, semangat beragama
dan imanlah yang menjadikan kita merdeka. Tentunya atas berkat Rahmat Allah.
Maka untuk mensyukurinya kita harus dengan menjadi penganut agama yang
taat, dan toleransi beragama yang baiklah salah satu cara mensyukurinya.

5. Nikmat Ukhrowiyah

9
Yaitu nikmat yang akan dipetik di Yaumil Akhir. Meyakini bahwa kebaikan kita
akan memperoleh balasan yang baik. Seorang muslim yang taat, jika
amaliahnya diterima Allah, maka ia akan memperoleh ganjaran yang setimpal
pada kegidupan yang sesungguhnya.

2.4 Keutamaan Mensyukuri Nikmat


Mensyukuri nikmat adalah salah satu kewajiban seorang muslim yang beriman kepada
Allah SWT. Nikmat adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi kita, baik yang bersifat
materi maupun non-materi, seperti kesehatan, rezeki, ilmu, iman, dan lain-lain.

Keutamaan mensyukuri nikmat adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kecintaan kepada Allah.


Orang yang mensyukuri nikmat akan merasakan kasih sayang Allah yang melimpah
dan akan mencintai-Nya lebih dari segalanya.
2. Meningkatkan rasa syukur.
Orang yang mensyukuri nikmat akan selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya dan
tidak mengeluh atau iri dengan orang lain.
3. Mendapat berkah dari Allah.
Orang yang mensyukuri nikmat akan mendapatkan tambahan nikmat dari Allah,
sebagaimana firman-Nya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7).
4. Lebih sabar dalam menghadapi cobaan.
Orang yang mensyukuri nikmat akan mampu menghadapi segala kesulitan dan ujian
dengan sabar dan ikhlas, karena ia yakin bahwa Allah tidak akan memberikan beban
di luar kemampuannya.
5. Meningkatkan hubungan sosial.
Orang yang mensyukuri nikmat cenderung lebih positif dan ramah terhadap sesama
manusia, karena ia tidak merasa sombong atau rendah diri.
6. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Orang yang mensyukuri nikmat akan merasakan kesejahteraan emosional dan
mengurangi stres, yang berdampak baik bagi kesehatan tubuh dan jiwa.

10
2.5 Sebab Kurangnya Rasa Bersyukur
1. Tidak Menghargai Apa yang Dimiliki
Orang yang tidak bersyukur biasanya tidak menghargai apa yang mereka miliki.
Mereka menganggap kesehatan, keluarga yang harmonis, makanan yang bergizi,
tempat berteduh, dan lainnya sebagai sesuatu yang seharusnya dimiliki dan diabaikan.
Mereka tidak menghargai semua kenikmatan yang telah mereka rasakan.
2. Terlalu Terfokus pada Apa yang Diinginkan
Tentu saja, memiliki keinginan dalam hidup adalah hal yang wajar. Namun, jika kita
terlalu terfokus pada apa yang ingin kita miliki, kita bisa lupa menghargai apa yang
telah kita dapatkan. Saat seseorang terlalu terfokus pada apa yang diinginkan, ia hanya
melihat tujuannya dan tidak menghargai apa yang sudah dimilikinya.
3. Membanding-Bandingkan Diri dengan Orang Lain
Jika kita tidak bisa mensyukuri apa yang kita miliki, rumput tetangga akan selalu
tampak lebih hijau. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain adalah salah satu
penyebab ketidakbahagiaan. Ketika kita membandingkan hidup kita dengan
kehidupan orang lain yang dianggap lebih beruntung, kita sulit melihat kebaikan
dalam hidup kita sendiri.
Ingatlah bahwa rezeki setiap orang telah ditentukan oleh Allah dan sesuai dengan
kebutuhan mereka. Apa yang kita anggap sebagai kebaikan dalam kehidupan orang
lain belum tentu akan membuat kita bahagia jika Allah memberikannya kepada kita.
Allah SWT lebih mengetahui apa yang kita butuhkan. Membanding-bandingkan
hanya akan membuat hati kita sempit dan tidak bahagia.
4. Tidak Mengenal Allah SWT
Orang yang tidak bersyukur tidak mengenal kebesaran Allah. Mereka tidak menyadari
bahwa semua kenikmatan yang mereka rasakan hingga saat ini adalah anugerah dari
Allah. Misalnya, jika Allah tidak mengizinkan kita makan hari ini, kita tidak akan
merasakan enaknya makanan. Mungkin karena Allah mengizinkan uang kita hilang
sehingga kita tidak bisa membeli makanan, atau Allah membuat kita sakit sehingga
tubuh kita tidak dapat menikmati makanan.
Sadarilah bahwa apa pun yang kita terima dan nikmati adalah hasil kebaikan Allah.
Jika Allah berkehendak, Dia bisa menunda atau menambah rezeki kita. Allah-lah yang
memberi kita kemampuan mendengar, melihat, dan menikmati keindahan dunia ini.

11
Seperti yang disebutkan dalam Surat An-Nahl ayat 78, “Allah telah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.”
5. Godaan Setan
Salah satu penyebab orang tidak bersyukur adalah godaan setan. Setan mencoba
menghasut pikiran kita agar tidak menghargai nikmat yang diberikan Allah SWT.
Godaan setan membuat kita terlalu terfokus pada apa yang kita inginkan dan
membandingkan diri dengan kehidupan orang lain.
Jika kita merasakan ketidaknyamanan dan kehilangan rasa syukur, segera beristighfar
dan memohon perlindungan kepada Allah. Mohonlah ampunan karena kita
terpengaruh oleh godaan setan untuk tidak bersyukur atas segala nikmat Allah.
Kemudian, mintalah perlindungan dari Allah agar hati kita selalu dilindungi dari
godaan setan yang membuat kita tidak bersyukur.

2.6 Hikmah Dari Mensyukuri Nikmat


1. Orang yang gembira dengan nikmat itu namun kegembiraannya bukan ditunjukkan
kepada yang memberi, melainkan karena kenikmatan yang dirasakan
2. Orang yang gembira dengan nikmat itu karena dia mengerti bahwa apa yang
diterimanya adalah pemberian dari Allah Swt.
3. Orang yang gembira karena Allah, maka ia tidak menyibukkan diri dengan apa yang
diterimanya melainkan hanya fokus kepada Allah
Demikian rasa syukur itu menjadi faktor hadirnya kegembiraan seorang hamba setelah
memperoleh nikmat. Bukan karena mengharapkan bertambahnya nikmat ketika
disyukuri, melainkan karena wasilah tersebut, hamba dapat mempererat koneksi dengan
Tuhannya melalui berbagi dan menyebarluaskan karunia Allah Swt. kepada orang lain.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita
dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia.
Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat
mengucapkan alhamdulilla, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk nikmat
& berkah datangnya semata hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat mensyukuri
nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah
dan menjauhi segala larangan-Nya.

Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada ALLAH
SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi karena ALLAH
SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan dirugikan yang pada
dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia
mensyukuri untuk dirinya sendiri.
3.2 Kritik dan Saran
Demikian tugas ini kami selesaikan, namun kami sebagai penulis serta penyusun
menyadari terdapat kekurangan maupun kekhilafan atau kesalahan, baik dalam
penyelesaian maupun pemaparan dari makalah kami ini.
Maka dari itu, kami sangat berharap dari para pembaca atau pendengar sekalian,
baik teman-teman maupun Bapak dosen Dr. H. Ateng Kusnandar Adisaputra, S.H.,
M.M. sebagai pembimbing dalam mata kuliah Ilmu Akhlak ini, untuk turut serta
dalam memberikan kritik yang membangun dan saran yang baik tentunya, agar
kedepannya nanti kami bisa menjadi lebih maju dan baik dari sebelumnya. Aamiin..ya
rabbal’alamin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia. Surabaya: Penerbit


Pustaka Progresif.
Abidin, Ahmad Zainal. 2014. Ajaibnya Tafakur dan Tasyakur untuk Percepatan Rezeki.
Jogjakarta: Sarifah.
Shihab, Muhammad Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas perbagai
persoalan Umat. Bandung: Mizan.
https://dalamislam.com/dasar-islam/keutamaan-bersyukur-dalam-islam
https://fadillahid.blogspot.com/2014/09/makalah-mensyukuri-nikmat-allahswt.html
https://quranindo.com/penyebab-orang-kurang-bersyukur/

14

Anda mungkin juga menyukai