Anda di halaman 1dari 13

MAKNA SEMANTIK KONSEP IMAN, SYUKUR, KUFUR, KAFIR, NIFAQ DAN

SYIRIK

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu : Drs. Tamami, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok 1

• Muhammad Alrizky Febrian (1211040077)


• Musfiroh Rachmawati (1211040083)
• Nisrina Nazwa Zakiya (1211040093)
• Regina Solihatul Afiyah (1211040104)

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung


2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Makna Semantik Konsep Iman,
Syukur, Kufur, Kafir, Nifaq Dan Syirik”

Adapun makalah tentang “Makna Semantik Konsep Iman, Syukur, Kufur, Kafir, Nifaq
Dan Syirik” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak
pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang “ Makna Semantik Konsep
Iman, Syukur, Kufur, Kafir, Nifaq Dan Syirik ” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan pengetahuan terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari anda kami tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.

Bandung, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung............................................................


KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
1. Iman.....................................................................................................................................2
2. Syukur..................................................................................................................................2
3. Kufur....................................................................................................................................3
4. Kafir.....................................................................................................................................4
5. Nifaq.....................................................................................................................................5
6. Syirik....................................................................................................................................7
BAB III

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………….. 9
D. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang modern dengan arus globalisasi yang cenderung


pada materialism-hedonistik sering mendewa-dewakan harta, kedudukan dan kemewahan
tanpa menghiraukan norma-norma agama, dipengaruhi beberapa faktor, baik eksternal
maupun internal dalam diri manusia itu sendiri, sehingga manusia sering kehilangan
pedoman hidup.
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan dan
sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan
perpanjangan dan implementasi dari aqidah itu. Islam adalah agama yang bersumber dari
Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan
dan perbuatan.
Keimanan dalam islam merupakan dasar atau pondasi yang diatasnya berdiri
syariat-syariat islam. Keimanan kita kepada Allah SWT harus terus menerus dipupuk
agar semakin kokoh dan kuat, karena ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita
kepada kufur. Kekufuran apabila tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan
kepada perbuatan yang menyimpang yaitu syrik dan nifaq. Iman, kufur dan nifaq
termasuk hal yang dapat membatalkan tauhid seseorang setidaknya mengurangu
kesempurnaan keimanan seseorang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian iman, Syukur, kufur, Kafir, nifaq, dan syirik?


2. Sebutkan jenis-jenis kafir?
3. Sebutkan jenis-jenis nifaq?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu iman, syukur, kufur, kafir, nifaq dan syrik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kafir
3. Untuk mengetahui jenis-jenis nifaq
BAB II

PEMBAHASAN

1. Iman

 Pengertian Iman secara bahasa dan istilah

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah


syar’i, iman adalah “Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota
badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat”.

Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman
bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang”. Ini
adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin
Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.

Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan


lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.1

2. Syukur

 Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah 

Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wasyukuran,danwa syukuran


yang berarti berterima kasih keapda- Nya. Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya
ucapan terimakasih, syukranlaka artinya berterimakasih bagimu, asy- syukru artinya
berterimakasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima kasih. Menurut Kamus Arab -
Indonesia, kata syukur diambil dari katasyakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang
berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.

Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-
Nya. Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta
mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan
dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.

1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah
adalah bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat
yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun
perbuatan.

 Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-
Nya. Menurut bahasa syukur adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa
menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan
lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersyukur dan
berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan
kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.2

3. Kufur

Kata kufur mempunyai lebih dari satu arti. Kufur dalam banyak pengertian sering
diantagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawanan dengan iman.Adapun yang
dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak beriman kepada Allah SWT.

Makna semantik dari kata kufur adalah ‘tidak berterimakasih’, biasanya


terjadipada orang yang hatinya keras sehingga enggan mengucapkan terimakasih.3

Dengan demikian, kufur merupakan keadaan di mana seseorang tidak mengikuti


ketentuan-ketentuan syariat yang telah digariskan oleh AllahSwt. Oleh sebab itu, kufur
mempunyai lubang-lubang yang kalau tidak hati-hati seorang manusia akan terjerumus ke
dalam lubang yang menyesatkan, seperti syirik, nifak, murtad, tidak mau bersyukur, dan
sebagainya. Allah berfirman dalam Surah Al-Bayyinah:1 :
Artinya: ”Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik
(mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang
kepada mereka bukti yang nyata”.

Ada dua hal yang perlu dicatat untuk mengungkap sebab-sebab kufur yaitu Al-
Qur’an memberi isyarat bahwa setiap manusia lahir kedunia dengan membawa potensi
beriman dan bertuhan, akan tetapi dilain pihak Al-Qur’an justru mengungkapkan bahwa
dalam kenyataanya hanya sedikit sekali manusia yang beriman. Dari permasalahan ini
ada faktor-faktor penyebab pengingkaran yaitu:

2
https://www.berbagaireviews.com/2017/12/syukur-pengertia-syukur-menurut-bahasa.html?m=1
3
Imam Muhsin, Tafsir al-qur’an dan budaya lokal: studi nilai-nilai budaya jawa dalam tafsir Al-Huda karya Bakri
(Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RI, 2010) p. 261
A. Faktor-faktor Internal, yaitu sifat negatif pada diri manusia

 Kepicikan dan kebodohan


 Kesombongan dan keangkuhan
 Keputusasaan dalam hidup
 Kesuksesan dan kesenangan dunia
B. Faktor-faktor Eksternal, yaitu faktor lingkungan, kemiskinan, politik dan budaya.4

4. Kafir

Kata kafir (kufr) berakar dari huruf kaf, fa, dan ra, yang bermakna “menutupi”.
Malam disebut sebagai kafir karena menutupi segala objek dengan kegelapan. Kafir
berasal dari kata “Kafa Yakfuru Kufran” yang berarti: orang yang mengingkari Allah
SWT, didalam KBBI diartikan “tidak percaya kepada Allah dan Rasulnya”. sedangkan
menurut istilah adalah mengingkari agama Allah swt, mengingkari wahyu-wahyu-Nya,
mengingkari Rasulullah Saw, serta mengingkari malaikat-malaikat-Nya, takdir, dan hari
akhir termasuk kategori kafir, Firman-Nya : “Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan
orang-orang musyrik (Mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan
(agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”.5

Menurut penelitian Toshihiro Izutsu tentang makna kafir secara semantic.


Menurutnya, kafir pada mulanya adalah lawan syakir, lalu berkembang menjadi lawan
mukmin. Artinya, pada awalnya kafir itu hanya bermakna kafir ni’mah, kemudian
berkembang menjadi makna kafir millah.6

Para ulama berbeda pendapat dalam merumuskan pengertian kafir. Kalangan


mutakalim (ahli ilmu kalam) sendiri tidak sepakat dalam menetapkan batasan kafir, yaitu
kaum Khawarij mengatakan bahwa kafir adalah meninggalkan perintah Tuhan atau
melakukan dosa besar; *kaum Muktazilah mengatakan, kafir ialah suatu sebutan yang
paling buruk yang digunakan untuk orang-orang yang ingkar terhadap Tuhan; dan kaum
Asy‟ariyah berpendapat, kafir adalah pendustaan atau ketidaktahuan (Al-jahl) akan Allah
SWT. Adapun di kalangan fukaha (ahli fiqih), pengertian kafir di kaitkan dengan masalah
hukum. Misalnya, mereka membuat klafikasi mengenai orag-orang yang termasuk kafir
berdasarkan hukum Islam dan status mereka bila berada di bawah pemerintah Islam.7

Kufur secara bahasa adalah menyembunyikan sesuatu. Pensifatan malam dengan


kafir karena menyembunyikan orang-orang dan pensifatan penanam (az-zari‟) karena
menyembunyikan benih didalam bumi. Dan orang kafir adalah mengingkari Keesaan atau
kenabian atau hukum ketiganya. Terkadang dikatakan kafir bagi orang yang langgar
hukum dan meninggalkan yang diharuskan baginya berupa syukur kepada Allah.8

4
Yuni Puspitaningrum, Konsep Iman, kufur dan nifaq, hal 11
5
Nasirudin Zuhdi, Ensiklopedia Religi, cet-1 (Jakarta: Republika Penerbit, tt), p. 355
6
Khairil Anwar, Teori al banjari,(Airlangga University Press, 2020) p. 142
7
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensikolpedia Islam (Jakarta; Ichtiar Baru, 2001), p. 342, cet. 9
a) Jenis-Jenis Kafir

Macam jenis kafir menggambarkan keingkaran manusia terhadap sang pengcipta


dan kurang bersyukurnya seseorang, jenis kufur manusia satu dengan yang lain
mempunyai perbedaan antara lain:
 Kufur al-inkar mengingkari Allah dengan lisan, tindakan, tidak mengenal ketauhidan
 Kafir Al-Juhud. Mengkari Allah dalam hati, tetapi tidak mau mengingkarinya dengan
lidah
 Kafir Al-Mua‟nadat, mengenal Allah dalam hati, mengakuinya dengan idah tetapi tidak
mau menjadikan suatu keyakinan
 Kafir An-Nifak, mengakui Allah, Rosul dan ajaran-ajaranya dengan lidah tetapi
mengingkarinya dalam hati.
 Kafir dalam arti syirik mempersekutukan Allah dengan sesuatu
 Kafir An-Nikmah, kufur kepada nikmat-nikmat Allah
 Kafir Al-Irtidat (murtad) kembali kepada kafir sesudah beriman keluar dari Islam9

5. Nifaq

Nifaq (ُ‫ )اَلنِّفَاق‬berasal dari kata ً‫ة‬Pَ‫نِفَاقاًو ُمنَافَق‬-ُ‫افِق‬PPَ‫يُن‬-َ‫ نَافَق‬yang diambil dari kata ‫ا ُء‬Pَ‫النَّافِق‬
(naafiqaa’) yang berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka
tikus itu akan lari dan keluar melalui lubang yang lain.Nifaq atau Munāfiq (kata benda,
dari bahasa Arab ‫ منافق‬,plural Munāfiqūn) adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk
pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak
mengakui dalam hatinya.

Munafik (‫ )المنافك‬artinya adalah orang yang nifaq (‫اق‬PP‫)النف‬. Nifaq secara bahasa
berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika ketidaksamaan itu dalam hal keyakinan,
hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia termasuk nifaq i'tiqadi 10. An-
Nifaq sekaliapun telah dikenal dalam bahasa Arab, namun sebagai sebuah istilah Islam
dengan makna khusus tidak dikenal oleh bangsa Arab. Karena istilah An-Nifaq muncul
setelah Islam hadir dengan kekuatannya yang besar yang mengancam kekufuran dan
kemusyrikan disekitarnya.

8
Dr. Muhammad Yusuf „Abdu , Jangan Jadi Munafik : Siapa Saja Bisa Jadi Munafik (Bandung: Pustaka
Hidayah ),p. 269 cet-1
9
Ibid, hal 103 – 164.
10
Nifaq I’tiqodi, yaitu menampakkan keislaman tetapi menyebunyikan kekufuran.
Nifaq menurut syara’ (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan kebaikan
tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian karena dia
masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain. Karena itu Allah
memperingatkan dengan firman-Nya:

َ‫إِنَّ ْال ُمنَافِقِينَهُ ُم ْالفَا ِسقُون‬

“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu mereka adalah orang-orang yang fasiq.”[At-


Taubah: 67]

Jenis jenis Nifaq :

1. Nifaq I'tiqadi ( keyakinan )


Nifaq I‟tiqadi yaitu nifaq besar, dimana pelakunya menampakan keislaman tetapi
menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan keluar dari agama dan pelakunya
berada di dalam kerak Neraka.

Nifaq jenis ini ada empat macam:

a. Mendustakan Rasulullah Saw. atau mendustakan sebagian dari pada apa yang Beliau
bawa.
b. Membenci Rasulullah Saw. Atau membenci sebagian apa yang Beliau bawa.
c. Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
d. Tidak senang dengan kemenangan Islam.

2. Nifaq ‘Amali (Perbuatan)


Nifaq ‘Amali yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang
munafik tetapi masih tetap ada Iman di dalam hatinya. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkan
dari Agama, tetapi merupakan wasilah (perantara) kepada yang demikian. Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini.
Artinya: "Dari Abdullah ibn 'Amr bahwa Nabi Saw bersabda: "Empat sifat yang
barang siapa mengerjakannya, maka ia menjadi munafik tulen, dan barang siapa yang
melakukan salah satu dari empat sifat itu, maka di dalam dirinya terdapat sifat nifaq
sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila dipercaya, ia berkhianat, (2) apabila
berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia
curang (mau menang sendiri). (H.R. Bukhari, Muslim)

6. Syirik

ٌ ْ‫)شر‬
1. Kata ‘syirik’ (‫ك‬ َ ‫ ) َش ِر‬yang berarti: berserikat, bersekutu,
ِ berasal dari kata ‘syarika’ ( ‫ك‬
bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama
antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.syirik terbagi menjadi dua
yaitu; Asy-Syirk al-Akbar (‫ )ال ِّشرْ ُكاْألَ ْكبَ ُر‬syirik besar, yaitu syirik dalam bidang keyakinan,
yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk
ciptaannya dalam hal ketuhanan.
2. Asy-Syirk al-Ashgar (ُ‫)ال ِّشرْ ُكاْألَصْ َغر‬syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah dalam tujuan
beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh pujian dari orang
lain, padahal tujuan beribadah dan beramal kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari
keridlaan Allah subhanahu wa ta’ala. (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369)

Kedua macam syirik tersebut hukumnya haram, dan Allah subhanahu wa ta’ala
tidak akan mengampuninya kecuali dengan bertaubat sebelum meninggal sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. an-Nisa':
48).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman
adalah “Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat”

 Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wasyukuran,danwa syukuran yang
berarti berterima kasih keapda- Nya. Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan
terimakasih, syukranlaka artinya berterimakasih bagimu, asy- syukru artinya
berterimakasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima kasih. Menurut Kamus Arab -
Indonesia, kata syukur diambil dari katasyakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang
berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.

 Kata kufur mempunyai lebih dari satu arti. Kufur dalam banyak pengertian sering
diantagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawanan dengan iman.

 Kata kafir (kufr) berakar dari huruf kaf, fa, dan ra, yang bermakna “menutupi”. Malam
disebut sebagai kafir karena menutupi segala objek dengan kegelapan. Kafir berasal dari
kata “Kafa Yakfuru Kufran” yang berarti: orang yang mengingkari Allah SWT, didalam
KBBI diartikan “tidak percaya kepada Allah dan Rasulnya”. sedangkan menurut istilah
adalah mengingkari agama Allah swt, mengingkari wahyu-wahyu-Nya, mengingkari
Rasulullah Saw, serta mengingkari malaikat-malaikat-Nya, takdir, dan hari akhir

 Nifaq (ُ‫ )اَلنِّفَاق‬berasal dari kata ً‫نِفَاقاًو ُمنَافَقَة‬-ُ‫يُنَافِق‬-َ‫ نَافَق‬yang diambil dari kata ‫( النَّافِقَا ُء‬naafiqaa’)
yang berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka tikus itu akan
lari dan keluar melalui lubang yang lain.Nifaq atau Munāfiq (kata benda, dari bahasa
Arab ‫افق‬PP‫ من‬,plural Munāfiqūn) adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk pada
mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakui
dalam hatinya.

 ٌ ْ‫)شر‬
Kata ‘syirik’ (‫ك‬ َ ‫ ) َش ِر‬yang berarti: berserikat, bersekutu,
ِ berasal dari kata ‘syarika’ ( ‫ك‬
bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama
antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensikolpedia Islam (Jakarta; Ichtiar Baru, 2001), p. 342, cet.

9.

Dr. Muhammad Yusuf „Abdu , Jangan Jadi Munafik : Siapa Saja Bisa Jadi Munafik (Bandung:

Pustaka Hidayah ),p. 269 cet-1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman.

https://www.berbagaireviews.com/2017/12/syukur-pengertia-syukur-menurut-bahasa.html?m=

Ibid, hal 103 – 164.

Imam Muhsin, Tafsir al-qur’an dan budaya lokal: studi nilai-nilai budaya jawa dalam tafsir Al-

Huda karya Bakri (Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RI, 2010).

Khairil Anwar, Teori al banjari,(Airlangga University Press, 2020).

Nasirudin Zuhdi, Ensiklopedia Religi, cet-1 (Jakarta: Republika Penerbit, tt).

Nifaq I’tiqodi, yaitu menampakkan keislaman tetapi menyebunyikan kekufuran.

Yuni Puspitaningrum, Konsep Iman, kufur dan nifaq.

Anda mungkin juga menyukai