Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

Aqidah dan Akhlak Dr.

IMAN KEPADA ALLAH SWT

DISUSUN OLEH :
Nama : Vera Swanda
Nim : 2203010

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) H.M LUKMAN EDY

PEKANBARU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang "Ekslusi Sosial". Penyusunan
Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang dibimbing oleh
Dosen Pengampu ZIkri Rahman, S.Pd.I.,M.Pd

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari Dosen dan
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, saya sebagai penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan Makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi.
Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Pekanbaru, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ekslusi sosial...........................................................................................


B. Isu Global yang menyebabkan Eksklusi Sosial........................................................
C. Tantangan Global dan Pembangunan.......................................................................
D. Aspek aspek ekslusi sosial........................................................................................
E. Demensi - demensi ekalusi sosial ............................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................................
B. SARAN...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Eksklusi sosial menurut Byrne sebagaimana dikutip oleh Setyawati (Jurnal Masyarakat dan
Budaya, Edisi Khusus, 2010: 133) eksklusi sosial dapat diartikan sebagai proses multidimensional
dalam berbagai bentuk eksklusi, seperti partisipasi dalam pembuatan kebijakan dan proses politik,
akses terhadap pekerjaan dan sumber daya material, dan integritas ke dalam proses kultural. Pada
definisi ini menekankan kepada ketidaksetaraan dalam segi material dan power sebagai aspek
penting terjadinya proses eksklusi sosial pada seseorang atau kelompok. Eksklusi sosial sering kali
dilihat pada segi negatif seperti pengecualian kelompok yang tereksklusi yang mana tidak memiliki
status sosial yang tinggi, memiliki penghasilan yang rendah dan kedudukan yang rendah sehingga
mereka sering kali tidak dilibatkan dalam partisipasi kelompok dan juga terkadang pendapatnya
terabaikan oleh kelompok yang mengeksklusi. Namun disadari atau tidak, eksklusi sosial
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam jalannya suatu kelompok ataupun masyarakat
maupun negara.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan eksklusi sosial ?

3. Apa j

4. Sebutkan Aspek aspek ekslusi sosial ?

5. Sebutkan Demensi - demensi eksklusi sosial ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Iman yang berasal dari bahasa Arab adalah bentuk infinitive (Masdar) dari amina-
ya'manu berarti percaya, setia, aman dan tentram. Dalam bahasa Inggris biasa dipadanankan
dengan Faith dan belief. Arti lain dari iman secara etimologi adalah melindungi,
menempatkan sesuatu pada tempat aman. Dengan demikian iman secara etimologi yaitu
ikhtiraf, membenarkan, mengakui, pembenaran yang bersifat khusus.
Iman dalam pengertian termanologis menjadi beragam ketika di pahami oleh masing –
masing aliran –aliran teologi mendiskusikan imanc pada tiga persoalan pokok yaitu iman
sebagai tasdit (pembenaran hati) ,iman sebagai ma’rifat (mengetahui tuhan ) dan iman
sebagai amal (perbuatan positif).aliran teologi yang memahami iman sebatas tasdiq
saja,misalnya aliran as’yariah,jabriah dan maturidia buhkara.bagi mereka,iman adalah
pembenaran hati dengan tuhan dan kebenaran-kebenaran yang diinformasikan oleh wahyu.
Bahkan murijah, secara ekstrim berpendapat bahwa iman merupakan bentuk
pembenaran yang sangat independen; apapun dosa yang dilakukan seseorang tidak
mempengaruhi dri seseorang sebagai orang yang beriman, meskipun dikemudian hari
ortodoksi murjiah telah di elaborasi oleh abu hanifah (w. 767 M) sehingga ma’rifatullah
(knowledge of god) telah tercakup dalam konsep iman menurut mur’jiah.
Aliran yang memahami iman sebagai tasdiq dan ma’rifah adalah maturidiah
samarkand. Iman dalam pandangan mereka adalah mengetahui tuhan dalam nya, ma’rifah
adalah mengetahui tuhan segala sifatnya dan tayuhid adalah mengenal tuhan dengan
keesaannya. Bagi mutazila adalah iman adalah tasdiq dan ma’rifah yang selalu harus dengan
amal saleh dalam bentuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan tuhan.
Aliran yang berbicara tentang iman adalah Qadariah.tokoh Qadariah ,Jahm Ibn Sufyan
dan Abu Hasan Al Shalihi mempunyai pendapat lain. Keduanya berpendapat bahwa iman
itu adalah cukup dengan mengetahui tuhan dengan hati ( ma’rifat bi ala-qalb). Bagi aliran
yang memposisikan iman hanya sebagai pembenaran (tasdiq) belaka,akan berpendapat
bahwa iman itu statis (la yazid wa la yanqus). Sebaliknya bagi aliran yang mengapa iman itu
terkait langsung dengan perbuatan maka iman itu dinamis ( yazid yanqus).bagi harun
nasution,perbedaan definisi tersebut karena perbedaan memandang peran akal dan wahyu
terhadap iman.berbeda lgi dengan abu ja’faral –tahawi (239H-321H),salah seorng murid abu
hanifah tang beraliran teologi ahlusunnah.ia berpendapat bahwa iman tidak perludi di
pertentangkan karena perbedaan iman hanya terjadi pada tingkatan kualitas seorng muslim
dalam takut kepada allah (al-khasyyah), ketakwaan ( al-tuqa),keberanian melawanhawa
nafsu( mukhlafat al-hawa) dan pembiasan diridengan sifat keutamaan (mulazimat al-aula).
Simpulan pijakan-pijakan dalam metode analisis para teolog antara lain sebagai
berikut:
1. Berangkat dari pemahaman bahwa iman itu statis (la yazid wa la yankus).
2. Berangkat dari pendekatan-pendekatan bahasa,bahwa bagaimana pun pengertian
iman secara bahasa adalah al-tasdiq(pembenaran hati).
3. Berangkat dari pemberian porsi yang lebih luas antara peran akal dan wahyu
sehingga bagi teologi penganut akal lebih besar akan mengganggap iman masih
harus di dukung oleh syarat-syarat lain dan disempurnakan oleh dimensi lain seperti
amal saleh.
Berangkat dari pemahaman bahwa iman memiliki,cabang dan sebenarnya di sanalah letak
perbedaan-perbedaan.
Dengan demikian,secara terminologi iman yaitupengucapan lisan, keyakinan dengan
hati,pengalaman dengan anggota tubuh, bertambah dengan melaksanakan ketaatan dan
berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan.
Kata allah adalah satu satunya ism’alam atau kata yang menunjukkan nama yang di pakai
bagi zat yang maha suci. Nama-nama lain sekaligus sifat-sifatnya jika menunjukkan
kealaman zat allah.jadi iman kepada allah adalah mengakui di hati bahwa tiada tuhan yang
di sembah melainkan allah .

B. Pengertian tentang Tuhan dalam penggunaan kata –kata Al-llah dan al-Rabb.
1. Al-llah
Kata di atas terdiri dari tuga huruf yakni hamzah,lam dan ha; menurut makna etimologisnya
yang terkumpul dalam kitab “maqayisal-lughah” antara lain:diam ( jadi tenang), mencari
perlindungan jika di timppa Kata di atas terdiri dari tuga huruf yakni hamzah, lam dan ha.
Menurut makna etimologisnya yang terkumpul dalam kitab "Maqayis al-Lughah" antara
lain: Diam (jadi tenang), mencari perlindungan jika ditimpa ketakutan, menghadap karena
sangat rindu, gelisah, menghamba (ibadah), bingung, meninggi (naik).
Penulis akan menguraikan makna-makna yang terrangkum dalam berbagai Mujam
Maqayis al-Lughah, agar dapat dipahami maksudnya:
a. Diam (jadi tenang) akan kepadanya.cat 6.Apabila Tuhan semakin didekati dan
senantiasa mengadakan dzikir, maka dalam hati seorang hamba akan merasakan sebuah
ketenangan, kedamaian dan ketentraman. Hal ini terungkap dalam firman Allah Swe:
Paling tidak, hal itulah yang 5 ‫ هللا تطمئن القلوب‬mendasari para sufi untuk senantiasa tidak
melupakan Tuhan walaupun sesaat dan bahkan jika ditimpa ketakutan(J).Pada dasarnya,
manusia tidak pernah luput dari rasa takut. Ketakutan itu pangkal dari berbagai macam
bentuk ketakutan. Namun, sebaagi hamba yang beriman, tidak sepantasnya mencari
perlindungan selain kepada Allah, karena dengan adanya perlindungan dari Allah, maka
manusia akan mampu mengatasi ketakutan- ketakutan itu.
b. Mencari perlindungan kepada orang lain jika ditimpa ketakutan

c. Menghadap kepadanya karena sangat rindu (4) Manusia pada dasaraya memiliki. (‫الرجل ألي‬
‫ الرجل‬rasa kerinduan untuk bertemu dan berbicara secara langsung dengan orang-orang yang
dicintainya. Kerinduan yang paling tinggi adalah kerinduan seorang hamba kepada
Tuhannya di akhirat. Namun, apabila seorang hamba merasa rindu kepada Tuhannya, maka
dapat ditempuh melalui komunikasi salat dan membaca kalam Ilahi, sehingga akan terasa
bahwa kita seakan

B. Pengertian tentang Tuhan dalam penggunaan kata- kata al-llah dan al-Rabb
1. Al-llah
2. Al-llah dalam pandangan kaum jahiliah
3. Al-Rabb
4. Ciri Orang Beriman Kepada Allah
C. Wujud Allah
1. Dalil Fitrah
2. Dalil Akal
3. Dalil Naqli
4. Tuhan dalam perspektif Filosofis
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Eksklusi sosial atau marginalisasi sosial adalah tindakan penyingkiran atau pengucilan ke
pinggiran masyarakat. Ini adalah istilah yang banyak digunakan di Eropa dan pertama kali dipakai
di Prancis. Istilah ini digunakan dalam berbagai bidang ilmu yang meliputi edukasi, sosiologi,
psikologi, politik dan ekonomi. Secara terminologis, yang dimaksud dengan eksklusi sosial adalah
suatu proses yang membatasi akses sumber daya bagi seseorang atau sekelompok orang untuk dapat
berpartisipasi di dalam kehidupan sosial, politik atau ekonomi.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami yakin dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat pada kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/29945/2/BAB%20I%20Lanny%20Kurnia%20Putri.pdf

Awad, Ibrahim. 2011. The global economic crisis and migrant workers: Impactand response
(Geneva: International Labour Office, International Migration Programme).

Beall, J., 8s Piron, L. H. (2005). DFID social exclusion review. London: The London School of
Economics and Political Science.

https://www.scribd.com/document/518573443/Dimensi-Eksklusi-Sosial

Anda mungkin juga menyukai