Disusun Oleh :
Fernita Berliana
16230109
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah ﷻTuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Pengertian: Iman, Kufur, Fasiq,
Nifak, Murtad dan Syirik” ini dapat tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Tauhid.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca.
10 Oktober 2023
(Fernita Berliana)
ii
ABSTRAK
Pengertian : Iman, Kufur, Fasiq, Nifak, Murtad Dan Syirik
Oleh : Fernita Berliana
Email ; ferllianaa@gmail.com
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PEMALANG
Makalah ini membahas konsep-konsep kunci dalam Islam yang penting untuk
pemahaman keimanan dan akidah. Konsep-konsep tersebut meliputi iman, kufur,
fasiq, nifak, murtad, dan syirik. Dalam makalah ini, kami menjelaskan pengertian
masing-masing konsep serta macam-macamnya. Iman sebagai dasar kepercayaan
dalam Islam dan kufur sebagai penyangkalan atau penolakan terhadap iman
dijelaskan secara rinci. Fasiq sebagai orang yang melakukan perbuatan dosa
secara terang-terangan dan nifak sebagai hipokrisi dan ketidakjujuran dalam
keimanan. Selain itu, kami menjelaskan murtad sebagai orang yang keluar dari
agama Islam dan syirik sebagai penyekutuan dengan Allah.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
ABSTRAK......................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “ “ امنyang artinya aman, damai,
tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan. 1
Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau
mempercayai. (at-tasdiq) yang merupakam lawan dari kata Al-Kufr dan At-
Taqdzib.2 sedangkan secara terminologi atau dalam istilah syar’i para ulama
tafsir mempunyai pendapat yang beragam tentang pengertian iman, antara lain:
Muhammad Nawawi Al-Jawi berkata, Iman adalah mereka yang percaya
dengan segenap hati mereka. Tidak sepeti orang-orang yang berkata namun
tidak sesuai dengan hati mereka.3
Menurut al-Baidhawi berkata bahwa Iman secara bahasa merupakan
ungkapan tentang membenarkan sesuatu. Kata iman diambil dari kata al-amn,
seperti bahwasannya orang yang membenarkan sesuatu, maka dia (akan)
mengamankan hal yang diyakini kebenarannya itu dari pendustaan dan ketidak
cocokan/perbedaan.4
Menurut Ibnu katsir iman adalah membenarkan ucapan dengan perbuatan,
kemudian melakukan sholat dan menunaikan zakat dan apa yang dibawa oleh
Rosulullah ﷺ, juga apa yang dibawa oleh rosul sebelumnya, serta keyakinan
akan adanya kehidupan akherat.5
Dapat ditarik kesimpulan pengertian iman adalah keyakinan dengan segala
pembenaran kepada ketentuan Allah ﷻdan Rosul-Nya yang diterapkan dalam
amal kepada sebagian dari nama-nama dan sifat-sifat Allah ﷻ.
Esensi/Hakikat Iman
1
Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51
2
Muhammad Ibnu Mukrim Ibn Manzur Al-Afriki Al-Misri. Lisan al-Arabi (Beirut: dar sodir), hlm. 21
3
Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Uunir, Marah Labid, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011),
hlm. 8
4
Al-Baydawi, Abdullah bin ‘Umar, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil, Jld. I, ditahqiq oleh
Aburrahman al-Mir’asyly, (Beirut: Dar Ihya’ at-Turats Al-‘Arabi 1418H), hlm. 38
5
Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, terj, Bahrun Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm. 202
3
Esensi iman Kepada Allah ﷻadalah tauhid yaitu mengesakan-Nya, baik
dalam zat, Asma, Was-Shiffat maupun af’al (perbuatan)-Nya. Dalam
memaknai kehidupan, seseorang yang beriman atau yakin bahwa Allah ﷻ
sebagai Tuhan,6 maka perbuatan yang dilakukannya akan sesuai dengan
wahyu Allah yaitu sesuai dengan aturan kitab Al-Quran. 7 Seseorang yang
percaya dengan ke-esaan Allah ﷻakan berusaha terus memaknai hidupnya
atas perintah yang disampaikan oleh Allah. Dari beberapa pemaparan makna
iman diatas dapat disimpulkan bahwa” seorang yang beriman kepada allah
pasti memiliki ketenangan jiwa, selalu merasa tentram baik lahir dan batinnya.
Dalam kehidupannya selalu berbuat baik dan berkata jujur.
6
Tohihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan Dalam Theology Islam, (Yogyakarta: Fiara Wacana, tt)
hlm.01
7
Syeikh Abdurohman As-Sa’idi, Hakikiat, Pokok-Pokok, dan Buah Iman, (Jakarta: Darul HAQ,
2015). Hlm 50
8
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan ‘Aqii-datut Tauhiid, Majmuu’ Fataawaa (XII/335) hal. 81
9
Dr. Shalih Bin Fauzan al-Fauzan, Kitab Tauhid (Jakarta: Ummul Qura, 2014), 338-342
4
datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi
orang-orang kafir.” (Q.S. al-Ankabut: 68)
Kufur karena Enggan dan sombong (Kufrul Libaa’ wal Istikbar ma’at
Tashdiiq)
Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:
َو ِإْذ ُقْلَنا ِلْلَم لِئَك ِة اْسُج ُد ْو ا َأِلَد َم َفَسَج ُد ْو ا ِإاَّل ِإْبِلْيَس َأَبى َو اْسَتْك َبَر َو َك اَن ِم َن اْلَك ِفِرْيَن.
“Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu
kepada Adam!’ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur.
Dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Q.S. al-Baqarah; 34).
Kekufuran semacam ini adalah kekufurannya Iblis yang dikutuk Allah ﷻ,
karena Iblis sebetulnya tidak menginginkan perintah Allah dan tidak
mengingkarinya (tidak melawannya dengan keingkaran), tetapi menerimanya
dengan iba (keengganan menaati/melaksanakannya dan diterima penuh dengan
kesombongan.
Kufur Kecil
Kufur kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Kufur ini
bersifat amali (amalan). Yaitu, dosa-dosa yang disebutkan dalam al-Kitab dan
as-Sunnah sebagai sebuah kekufuran tapi tidak sampai pada kufur akbar.
Seperti kufur nikmat yang disebutkan dalam firman Allah:
ْع ِرُفْو َن ِنْع َم َت ِهللا ُثَّم َيْنَك ِرْو َنَها َو َأْك َثُر ُهُم اْلَك ِفُرْو َن.
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.” (Q.S an-Nahl: 83).
5
Karena itu, Allah menyifati iblis dengan firman-Nya:
ِإال ِإْبِليَس َك اَن ِم َن اْلِج ِّن َفَفَس َق َعْن َأْمِر َر ِّبِه
“Kecuali iblis (tidak mau sujud), dia termasuk golongan jin, dan dia berbuat
fasik terhadap perintah Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi, 50)
Maksud kalimat “dia berbuat fasik” keluar dari ketaatan kepada-Nya dan tidak
mengikuti perintahnya. (Tafsir At-Thabari, 1:409)10
6
gaib, mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi. Atau
berdoa kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah dalam urusan
yang hanya dikuasai Allah atau meminta perlindungan kepada selain Allah
dalam urusan semacam itu.
Riddah dengan sebab perbuatan
Seperti contohnya melakukan sujud kepada patung, pohon, batu atau kuburan
dan menyembelih hewan untuk diperembahkan kepadanya. Atau melempar
mushaf di tempat-tempat yang kotor, melakukan prkatek sihir, mempelajari
sihir atau mengajarkannya. Atau memutuskan hukum dengan bukan hukum
Allah dan meyakini kebolehannya.
Riddah dengan sebab keyakinan
Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, meyakini khamr, zina dan
riba sebagai sesuatu yang halal. Atau meyakini roti itu haram. Atau meyakini
bahwa sholat itu tidak diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman
sesuatu yang jelas disepakati kehalalannya. Atau meyakini kehalalan sesuatu
yang telah disepakati keharamannya.
Riddah dengan sebab Keraguan
Seperti meragukan sesuatu yang sudah jelas perkaranya di dalam agama,
seperti meragukan diharamkannya syirik, khamr dan zina. Atau meragukan
kebenaran risalah Nabi ﷺatau para Nabi yang lain. Atau meragukan
kebenaran Nabi tersebut, atau meragukan ajaran Islam. Atau meragukan
kecocokan Islam untuk diterapkan pada zaman sekarang ini (lihat At-Tauhid li
Shaffits Tsaalits‘Aliy,hal.32-33)13
13
https://muslim.or.id/3899-macam-macam-kemurtadan.html
7
Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya,
atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya
kepada Allah ﷻ. Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni
semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik.
Firman Allah ﷻyang Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisaa’: 48).
Syirik adalah dosa yang paling berbahaya, yang paling buruk dan yang paling
besar siksaannya karena itu merupakan penghinaan bagi Allah yang Maha
Kuasa.14
Macam-macam Syirik:
Syirik Besar
Syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menempatkannya
kekal di dalam neraka bila hingga meninggal dunia ia belum bertobat darinya.
Definisi Syirik al-akbar yakni menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam
masalah rububiyah, uluhiyah atau asma dan sifat-Nya.15 Definisi lain syirik
besar ialah memalingkan suatu ibadah untuk selain Allah.
Syirik Besar ada empat macam :16
1. Syirkud Da’wah (syirik do’a)
Berdo’a memohon kepada selain Allah disamping memohon kepada Allah.
Allah ﷻberfirman:
َفِإَذ ا َرِكُبْو ا ِفى اْلُفْلِك َدَعُو ا ِهللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن َفَلَّم ا َنَّجُهْم ِإَلى اْلَبِّر ِإَذ ا ُهْم ُيْش ِرُك ْو َن.
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan
memurnikan kataatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka sampai kedarat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan
(Allah).” (Q.S. al-Ankabut: 65).
14
Waahab, IMIA, The book of Tawheed (tauhid), (Yogyakaerta:Mitra Pustaka, 2004)
15
Dr. Shalih Bin Fauzan al-Fauzan, Kitab Tauhid (Jakarta: Ummul Qura, 2014), 51
16
Dr. Shalih Bin Fauzan al-Fauzan, Kitab Tauhid (Jakarta: Ummul Qura, 2014), 332
8
2. Syirkun Niyyah wal Iradah wal Qashd (syirik niat)
Yaitu memperuntukkan dan meniatkan suatu ibadah kepada selain Allah.
Allah ﷻberfirman:
ُأْو َلِئَك. َم ْن َك اَن ُيِرْيُداْلَحَيوَة الُّد ْنَيا َو َزْيَنُتَها ُنَو ِّف ِإَلْيِه ْم َأْع َم اَلُهْم ِفْيَها َو ُهْم ِفْيَها اَل ُيْبَخ ُسوَن
اَّلِذ ْيَن َلْيَس َلُهْم ِفى اَأْلِخَرِة ِإَّال الَّناُر َو َح ِبَط َم ا َص َنُعْو ا ِفْيَها َوَبِط ٌل َّم ا َك ُنْو ا َيْع َم ُلْو َن.
اَّتَخ ُذ ْو ا َأْح َباَر ُهْم َو ُر ْهَبَنُهْم َأْر َباًبا ِّم ن ُد ْو ِن ِهللا َو اْلَم ِس ْيَح اْبَن َم ْر َيَم َو َم ا ُأِم ُرْو ا ِإاَّل ِلَيْعُبُدوا
ِإَلْيَها َو اِح ًدا اَّل ِإَلَه ِإاَّل ِإاَّل ُهَو ُسْبَح َنُه َع َّم ا ُيْش ِرُك ْو َن.
َوِم َن الَّناِس َم ن َيَّتِخ ُذ ِم ْن ُد ْو ِن ِهللا َأْنَداًدا ُيِح ُّبْو َنُهْم َك ُحِّب ِهللا َو اَّلِذ ْيَن َأَم ُنْو ا َأَشُّد ُح ًّبا ِهلِل
َو َلْو َيَر ى اَّلِذ ْيَن َظَلُم ْو ا ِإْذ َيَر ْو َن اْلَع َذ اَب َأَّن اْلُقَّو َة ِهلِل َجِم ْيًعا َو َأَّن َهللا َش ِد ْيُد اْلَع َذ اَب.
9
mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman lebih cinta kepada
Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal).” (Q.S. al-Baqarah: 165).
Syirik Kecil
Syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi dapat
mengurangi (nilai) tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.
Syirik kecil terbagi menjadi dua :
1. Syirik Dzahir/al-Jaliy (Syirik yang Nampak)
berupa perkataan dan perbuatan.
Contoh perkataan, seperti bersumpah dengan nama selain Allah.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah,
sungguh ia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” Contoh perbuatan,
seperti mengenakan kalung atau benang untuk mengusir dan bala’,
memakai jimat karena khawatir terkena penyakir dan perbuatan lainnya.
2. Syirik Khafiy (Tidak Nampak)
yaitu kesyirikan yang terdapat pada keinginan dan niat, seperti riya (ingin
dilihat orang).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian, dapat kami simpulkan bahwa :
Iman secara bahasa berarti aman, damai, tentram. Secara istilah iman adalah
keyakinan dengan segala pembenaran kepada ketentuan Allah Subhanahu
wata ‘ala dan Rosul-Nya yang diterapkan dalam amal kepada sebagian dari
nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wata ‘ala. Kufur secara bahasa
(etimologi) berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), kufur
adalah tidak beriman kepada Allah ﷻdan Rasul-Nya ﷺ, baik dengan
mendustakannya atau tidak mendustakannya. Fasik Secara bahasa berarti
keluar dari sesuatu. Demikian pula orang munafik dan orang kafir disebut
orang fasik. Karena dua orang ini telah keluar dari ketaatan kepada Allah.
Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara
lahiriah beragama Islam, namun jiwanya atau batinnya tidak beriman. Murtad
bermakna kembali berbalik ke belakang. Sedangkan menurut syariat, orang
murtad adalah seorang Muslim yang menjadi kafir setelah keislamannya,
tanpa ada paksaan, dalam usia tamyiiz (sudah mampu memilah dan memilih
perkara, antara yang baik dari yang buruk-pen.) serta berakal sehat. Syirik dari
segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan
syirik disebut musyrik.
Baik Kufur, Fasiq, Nifak, Murtad dan Syirik mempunyai macam tingkatan
dan konsekwensinya dalam islam. Dan konsekwensi terberat adalah Allah
mengancamnya masuk kedalam neraka jahannam. Semoga Allah melindungi
kita dari perkara demikian aamiin.
11
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun. Apabila ada kesalahan dalam menyusun
makalah kami mohon maaf. Kritik dan saran sangat kami butuhkan agar kami
dapat menyusun makalah lebih baik. mengetahui apa yang dimaksud Iman,
Kufur, Fasiq, Nifak, Murtad dan Syirik serta macam-macamnya sehingga kita
dapat mewaspadai dan menghindari diri dari perilaku Kufur, Fasiq, Nifak,
Murtad dan Syirik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13