VENTILASI MEKANIK
Dibutuhkan
informasi lebih
lanjut untuk
SEKARANG membantu klinisi
Menilai kekuatan mengenali tanda
DULU otot respirasi distres
untuk memulai pernapasan dan
AGD untuk ventilasi mekanik
mengidentifikasi gagal napas
Sedikit bukti dan
kriteria yang gagal napas dan
memandu dokter apakah
dalam memulai dibutuhkan
ventilatory support ventilatory support
DIPERLUKAN BUKTI BAHWA INTERVENSI
TERTENTU BERMANFAAT & MEMBERIKAN HASIL
YANG EFEKTIF:
1. PENINGKATAN KUALITAS HIDUP
2. MENURUNKAN LAMA PERAWATAN
3. MENURUNKAN MORTALITAS
Tujuan Ventilasi Mekanik
FISIOLOGIS KLINIS
Pulse oximetry adalah alat yang efektif dan efisien dalam menilai saturasi
oksigen dan frekuensi nadi
Gagal Napas Akut
■ Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar PaO2, PaCO2,
dan pH normal
– PaO2 di bawah kisaran normal untuk usia pasien pada
kondisi atmosfer tersebut
– PaCO2 > 50 mmHg
– pH ≤ 7.25 mmHg
Gagal Napas Akut
Gagal Napas Hipoksemia: GN Hiperkapnia:
Hipoksia jaringan akut yang Gagal ventilasi
mengancam nyawa atau organ vital akut
Sakit kepala
Hipertensi ringan
Letargi
Vasokonstriksi
perifer
GEJALA KLINIS Berat
Dispnea Confusion
Takikardia
bradikardia,
aritmia Delirium
Penilaian terganggu
Reaksi melambat
Aktivitas manik-depresi
Gangguan kesadaran
Koma
GEJALA KLINIS HIPERKAPNIA
Ringan hingga
Sedang
Kulit
Dispnea Hipertensi Mengantuk
kemerahan
Vasodilatasi Pusing
Confusion
GEJALA KLINIS HIPERKAPNIA
Berat
Penurunan
kesadaran
Koma
Keberhasilan Intervensi
Pemantauan
Penggunaan
berkelanjutan
terapi
status
suplementasi
oksigenasi
O2
dan ventilasi
Mempertahankan
jalan napas tetap
paten
Gagal Napas Akut dan
Indikasi Ventilasi Mekanik
Ventilasi
Nilai Normal Nilai Kritis
pH 7.35-7.45 <7.25
PaCO2 35-45 >55 dan
meningkat
Rasio ruang rugi/volume 0.3-0.4 >0.6
tidal (V0/V1)
Oksigenasi
Nilai Normal Nilai Kritis
PaO2 80-100 <70 (on O2 ≥ 0.6)
P(A-a)O2 5-20 >450 (dengan O2)
PaO2/PAO2 0.75 <0.15
PaO2/FiO2 475 200
Ventilatory Mechanics Nilai Normal Dewasa Nilai Kritis
Tekanan inspirasi -100 to-50 -20 to 0
maksimal (cmH2O)
Tekanan ekspirasi 100 <40
maksimal (cmH2O)
Kapasitas vital (mL/kg) 65-75 <10 to 15
Volume tidal (mL/kg) 5-8 <5
Frekuensi napas 12-20 >35
(napas/menit)
FEV1 (mL/kg) 50-60 <10
PEF: (L/menit) 350-600 75-100
TUJUAN TERAPI
1. Mendukung sistem pernapasan
2. Menurunkan WoB hingga penyebab
gagal napas diketahui dan diatasi
3. Mengembalikan keseimbangan
asam-basa kembali normal untuk
pasien
4. Meningkatkan delivery O2
5. Mencegah komplikasi terkait
ventilasi mekanik
Kriteria Standar Memulai
Ventilasi Mekanik
PERTIMBANGAN:
■ Classified into:
– Cardiogenic
– Hypovolemic
– Obstructive
– Distributive
■ Sesak Napas
■ Takipnea dan takikardia ( alkalosis respiratorik atau asidosis
metabolik) Menurunnya produksi urin.
■ Penurunan kesadaran (gangguan elektrolit, hipoksemia dan
hiperkapnia)
■ Penurunan kesadaran merupakan indikasi dilakukan intubasi
dan ventilasi mekanik.
Goals of Mechanical Ventilation
in Shock
■ In Hemodynamically unstable patients, tissue perfussion,
including CNS compromised.
■ 2 main goals :
1. establish an adequate airway
2. reduce VO2.
■ By resting the respiratory muscles and allowing for sedation,
MV can reduce VO2 and decrease sympathetic tone. These
effects may improve tissue perfusion.
■ It is important to achieve patient-ventilator synchronization,
otherwise, WoB increase diverts blood to the respiratory
muscles & away from other vulnerable tissue beds.
Pasien
Suplementasi
diposisikan
oksigen
ulang
Kemungkinan
alternatif
ventilasi
invasif
Noninvasive
Medikamentosa Positive
(bronkodilator Pressure
dan mukolitik) Ventilation
(NIPPV)
Non-invasive Positive
Pressure Ventilation
■ Tata laksana untuk gagal napas acute-on-chronic
■ Tujuan
– Menurunkan perlunya intubasi
– Menurunkan komplikasi ventilasi
– Memperpendek lama perawatan
– Menurunkan mortalitas
■ Juga dapat dipertimbangkan untuk
– Edema paru kardiogenik
– Gagal napas hiperkapnia acute-on-chronic pada pasien
dengan gangguan muskuloskeletal
– Eksaserbasi akut hiperkapnia pada PPOK
INDIKASI NIV
■ Frekuensi napas >25x/menit
■ Asidosis sedang hingga berat (pH 7.25-7.30, PaCO2 45-60
mmHg)
KONTRAINDIKASI NIV
MUTLAK RELATIF
■ Henti napas ■ Sekresi banyak atau
■ Henti jantung kental
■ Hemodinamik tidak stabil ■ Abnormalitas
■ Gagal organ (organ non- nasofaringeal yang
respirasi) menetap
■ Fistula trakeoesofagus
paten ■ Obesitas ekstrim
■ Ketidakmampuan menjaga
jalan napas atau risiko
aspirasi tinggi
■ Pasien tidak kooperatif
■ Operasi atau trauma pada
wajah atau kepala
NIV Ventilasi Invasif?
Henti napas
Komplikasi
kardiovaskular
Hipersomnolen/
Frekuensi
gangguan
napas >35x/m
status mental
Sesak napas
Asidosis berat
berat
Hipoksemia
yang
mengancam
nyawa
Pertimbangan Etika
KASUS 1
Kasus 1
AGD
■ PaO2 = 55 mmHg
■ PaCO2 = 74 mmHg
■ HCO3– = 34 mEq/L
■ pH = 7.28
Analisis?
■ Dengan peningkatan PaCO2, asidosis respiratorik yang cukup
berat, dan peningkatan upaya napas yang jelas terlihat,
pasien ini memperlihatkan semua tanda distres pernapasan.
■ Berdasarkan riwayat pengobatan pasien, dokter jelas harus
menentukan obat mana yang sesuai baik bagi gagal jantung
yang dialami pasien sekaligus masalah pernapasannya.
■ Hasil analisis gas darah dan penilaian pernapasan
mendukung perlunya intervensi untuk meningkatkan ventilasi
pasien dan menurunkan upaya napas sebelum kondisinya
mengalami perburukan.
Intervensi?
KASUS 2
Kasus 2
■ Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD RS karena
terdapat kelemahan pada ekstremitas, rasa kesemutan di
kedua tangan dan kaki, dan koordinasi gerak yang semakin
memburuk.
■ Dua minggu sebelumnya ia baru saja berobat sakit flu.
■ Dokter melakukan pemeriksaan AGD, yang hasilnya normal. MIP
sebesar -70 cmH2O, dan VC sebesar 4,3 L (prediksi 4,8 L)
■ Selama periode 36 jam, VC, MIP, V T, SpO2, dan frekuensi napas
dimonitor setiap 3 hingga 4 jam. Nilai tersebut menurun
progresif hingga VC 2,1 L (44%).
■ Evaluasi AGD menunjukkan PaO2 70 mmHg, PaCO2 48 mmHg,
dan pH = 7,34
Diagnosis?
Diagnosis?
Kelainan apa yang ditemukan
pada pasien?
■ Gangguan: neuromuskular
Intervensi?
Timing?
Kasus 2
■ Intubasi dan ventilasi mekanik
■ Seringkali pada penyakit neuromuskular, terapi obat yang
efektif tidak tersedia untuk melawan progresi paralisis. Saat
mekanika pernapasan mulai memburuk, pasien seringkali
diintubasi atau diberikan support pernapasan invasif
sebelum mekanika pernapasan mencapai keadaan kritis.
■ Menariknya, AGD dan saturasi O2 dapat normal. Klinisi harus
ingat bahwa lebih baik bertindak cepat daripada menunggu
terjadinya henti napas.
.
KASUS 3
Kasus 3