Anda di halaman 1dari 2

Pribadi Utuh, Kukuh dan Bermakna

Kita generasi baru yang masih memiliki rute panjang, jangan pernah berpikir posisi.
Jadilah pribadi yang diposisi apapun Anda bermakna, mempesona, dan dirasakan
kehadirannya.
- Anies Baswedan

Sering mendengar pepatah bilang, “kemarin aku pintar, aku ingin mengubah dunia.
Hari ini aku menjadi bijak, aku ingin mengubah diriku sendiri”. Kalimat bijak tersebut
rasanya benar, bahwa apabila kita sendiri belum bisa melakukan suatu hal yang meski
bernilai baik tidak pantas rasanya kita menyuruh dan menuntut orang lain melakukan hal
tersebut. Sebagai contoh menjadi pribadi utuh, kukuh dan bermakna.
Pribadi utuh yang dimaksud adalah menjadi manusia yang menyadari tujuan dan
perannya terhadap Allah SWT, kepada seluruh umat manusia, kepada semua jenis makhluk
hidup, dan kepada sgala sesuatu yang ada pada alam semesta. Pribadi utuh nantinya akan
mencerminkan sebagai pribadi kepada Tuhan nya akan taat dan kepada makhluk lain akan
jujur, adil, amanah, dan cerdas. Pribadi utuh akan mampu menyelesaikan segala ego dan
menuntun semua ambisi ke jalan yang baik dan benar. Pribadi utuh akan mampu menerima
kekurangan diri, kesalahan-kesalahan yang terjadi pada masa lalu, tanpa menghakimi dan
jauh dari perasaan pesimis. Dan satu hal lain yang dimiliki pribadi utuh yaitu dapat
menggunakan dan mengoptimalkan seluruh potensi diri untuk menuju tujuan dan perannya.
Selanjutnya adalah pribadi kukuh yaitu pribadi yang teguh pada pendirian dan pribadi
kuat hatinya menjungjung nilai-nilai dan visi hidup. Pribadi yang kukuh ini sangat diperlukan
karena dalam menjalani kehidupan kita akan dihadapkan oleh banyak kepentingan dan
ketidakpastian. Menetapkan suatu hal kita memerlukan pikiran dan hati yang jernih untuk
tahu yang kita pilih adalah untuk kepentingan bangsa dan ketidakpastian yang kita pilih
adalah yang terbaik untuk saat ini dan masa depan bangsa.
Dan yang terakhir adalah keinginan untuk menjadi pribadi yang bermakna. Pribadi
bermakna adalah pribadi yang segala tindak tanduknya dilakukan demi kebermanfaatan
bersama tanpa melihat apakah yang dilakukan ini dinilai oleh orang lain. Tanpa memikirkan
posisi kita saat ini sebagai apa, kita tetap melakukan semua tindakan secara utuh, mempesona
dan dirasakan kehadiran kita.
Setelah kita selesai dengan pribadi utuh, kukuh, dan bermakna kita dapat segera
melanjutkan ke dalam cita-cita yang lebih besar secara lebih ringan. Kita dapat memulai
dengan memproyeksikan peran kita terhadap Indonesia 20 tahun ke depan. Melalui
curriculum vitae kita dapat menuliskan satu paragraf tentang bidang-bidang kita. Jadikan CV
tersebut sebagai roadmap, tuliskan dan persiapkan! Hal yang perlu disiapkan selain tujuan
adalah perubahan. Karena ternyata kekalahan pendahulu kita bukan karena tidak mampu,
tetapi karena tidak antisipasi terhadap perubahan.
Dalam pemerintahan, Anies Baswedan telah mencontohkan dengan membuat konsep
perubahan yaitu City evolution dengan 4 tahapan.Yang pertama City 1.0 yaitu pemerintah
sebagai administrator, penduduk sebagai residen yang tinggal di daerah tersebut, dan publik
berperan sebagai objek sosialisasi. Kedua City 2.0 yaitu pemerintah sebagai penyedia
layanan, manusia sebagai konsumen, dan publik berperan untuk konsultasi. Ketiga City 3.0
yaitu pemerintah sebagai fasilitator, penduduk sebagai partisipan, dan publik berperan
sebagai partisipan aktif. Dan yang terakhir yang saat ini diterapkan di DKI. Jakarta yaitu City
4.0 yaitu pemerintah sebagai kolaborator, penduduk sebagai co-creator dan publik berperan
sebagai kolaborat dalam menyukseskan program pemerintah. Pada konsep terakhir ini semua
ikut berperan. Antara pemerintah dan masyarakat memiliki kewajiban dan peran yang setara
meskipun berbeda untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan daerahnya.
Untuk mencapai perubahan dan ikut berperan ini butuh kesiapan sebagai pribadi yang
utuh, kukuh, dan bermakna. Karena tanpa ketiga hal tersebut kita tidak akan selesai dengan
keinginan pribadi, kita akan memikirkan posisi, dan kita akan lupa bahwa kehadiran yang
kita inginkan adalah untuk bermakna.
Terakhir Anies Baswedan menyampaikan, Indonesia ingin damai harus ada keadilan.
Adil itu abstrak, tapi rasa keadilan itu konkrit. Penegakan hukum memang harus tegas pada
pelanggaran. Akan tetapi pelanggaran ada 2 tipe, pelanggaran karena kebutuhan yang hadir
karena ketidakadilan, dan pelanggaran karena keserakahan karena ketidakutuhan,
ketidakkukuhan, ketidakbermaknaan sebagai pribadi dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai