Anda di halaman 1dari 15

DIFABEL SIAGA BENCANA

DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

DIFABEL SIAGA BENCANA


DIFAGANA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

SEJARAH PEMBENTUKAN DIFAGANA DIY


Difabel SIAga bencana Daerah Istimewa YOGYAKARTA atau yang lebih dikenal dengan
sebutan DIFAGANA DIY adalah salah satu SAHABAT TAGANA Daerah istimewa YOGYAKARTA
yang dibentuk dan dilantik pada tanggal 26 november 2017 setelah sebelumnya mendapatkan
pelatihan dasar oleh tagana diy pada tanggal 25-26 november 2017 di brtpd (Balai Rehabilitasi
Terpadu Penyandang Disabilitas) Pundong, Bantul, DI Yogyakarta.
Pembentukan Difagana diy ini atas inisiatif bapak Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta, Bapak Drs. Untung Sukaryadi, M.M.
Maka direkrutlah 50 orang penyandang disabilitas/difabel dan pendamping penyandang
disabilitas dari 4 kabupaten dan 1 kota di wilayah daerah istimewa yogyakarta.
Pembentukan DIFAGANA Daerah Istimewa Yogyakarta ini juga sebagai perwujudan
amanah dari Perda Daerah Istimewa Yogyakarta No. 4 tahun 2012 tentang Perlindungan Dan
Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

TUJUAN DIBENTUKNYA DIFAGANA DIY


1. Difabel mendapatkan pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana.
2. Difabel mendapatkan pengetahuan tentang proses penyelamatan dan evakuasi dalam
keadaan bencana.
3. Difabel dapat berperan dalam semua tahapan proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana dengan prinsip inklusif.
4. Difabel dipandang cakap sebagai petugas, mendapat pengetahuan tentang shelter,
advokasi sosial, dapur umum, pendampingan sosial dan psikososial.

VISI DIFAGANA DIY


Menjadi relawan DIFABEL yang selalu siap siaga dalam urusan Penanggulangan Bencana
berprinsip Inklusif
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

MISI DIFAGANA DIY


1. Meningkatkan kapasitas dan partispasi penyandang diasbilitas dalam penanggulangan bencana

2. Penguatan kemampuan dasar bagi penyandang disabilitas di klaster Pengungsian dan


Perlindungan Sosial

3. Menjalin koordinasi dan Kerjasama dengan berbagai elemen, dlam upaya menanggulangi
bencana.

PENGETAHUAN TIM DIFAGANA YANG DIMILIKI SAAT INI SETELAH


MENDAPATKAN PELATIHAN DASAR
• PENGETAHUAN KE-POSKOAN
• PENGETAHUAN LOGISTIK
• PENGETAHUAN SHELTER
• PENGETAHUAN DAPUR UMUM
ANGGOTA DIFAGANA DIY MEMILIH SECARA PRIBADI UNTUK MASUK MENJADI BAGIAN DARI TIM
YANG DIBENTUK BERDASARKAN KEMAMPUAN DIATAS (POSKO, SHELTER, LOGISTIK DAN DAPUR
UMUM). PEMILIHAN TIM INI DIDASARKAN KEPADA MINAT ATAU KETERTARIKAN MASING-
MASING ANGGOTA DIFAGANA .

STRUKTUR KEPENGURUSAN
DIFAGANA DI YOGYAKARTA 2019-2020

• KETUA : Ely Novita

• WAKIL KETUA : Edy Suroso

• SEKRETARIS 1 : Doddy Kurniawan Kaliri

• SEKRETARIS 2 : Hardi

• BENDAHARA 1 : Muhammad Nasir

• BENDAHARA 2 : Erisna Budi Ratna


DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

• BIDANG-BIDANG :

• BIDANG PROGRAM DAN PERENCANAAN : Sutrisno

Yulius Yulianto

Dwi Rahayu Februarti

Triyanto

• BIDANG HUMAS, INFORMASI DAN KERJASAMA : Suhartono

Yati Indari

Suparjiyanto

• BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN : Elfiandi Nain

Maridi

Rosmiyati

• BIDANG OPERASI : Suwarni

Waluyo

1. TIM DUKUNGAN :

• Tim Dukungan Posko : Iswanto

Sarjiyanto

• Tim Dukungan Shelter : Pariyanto

Dwi Windarto

• Tim Dukungan Dapur Umum : Sudarti

Didik Susanti

• Tim Dukungan Logistik : Jumadi

Suparman

• Tim Dukungan Psikososial : Sunarto

Sri Widayanti
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

2. KOORDINATOR KABUPATEN/KOTA :

• Koordinator Kota Yogyakarta : Khrisyanto Adi Raharjo.

• Koordinator Kabupaten Bantul : Sunarto

Roby Solahudin

• Koordinator Kabupaten Kulon Progo : Setiyo Kapuji Suratno

• Koordinator Kabupaten Gunung Kidul : Mujiana

• Koordinator Kabupaten Sleman : Purnama


DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DIFAGANA DIY

KETUA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA
1& 2 1&2

BIDANG HUMAS,
BIDANG PROGRAM DAN BIDANG PENDIDIKAN DAN
INFORMASI DAN BIDANG OPERASI
PERENCANAAN PELATIHAN
KERJASAMA

KOORDINATOR KAB/KOTA TIM DUKUNGAN


DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

PROGRAM KERJA DIFAGANA DIY TAHUN 2020

Waktu
No. Bidang/Seksi Usulan Kegiatan Pelaksanaan Sumber Dana PIC/PJ Prioritas Catatan
1 Sekretaris Pelatihan Pembuatan Laporan Maret 2020 Swadaya SEKERTARIS SEDANG TAGANA DIY
Kegiatan, Notulensi dan Realease
Giat
Pelatihan Pembuatan Proposal MEI 2020 Swadaya SEKERTARIS SEDANG TAGANA DIY
2 Wakil Ketua Realisasi KTA DIFAGANA DIY Maks Desember 2020 Dinas Sosial DIY KETUA Tinggi DINSOS DIY
Realisasi SK DIFAGANA DIY Maks Desember 2020 Dinas Sosial DIY KETUA Tinggi DINSOS DIY

3 Sunarto Pelatihan PRB/Pengurangan MEI 2020 Swadaya KORDINATOR SEDANG DIFAGANA


(Koordinator Resiko Bencana
Kab. BANTUL)
4 Bu Widi Haryanti Pelatihan Mendampingi Korban JULI 2020 Swadaya OPRASIONAL SEDANG ASB /HI
Bencana (Pendampingan Psikis
dan Kesehatannya)
5 Program Dan Pertemuan Rutin Seluruh 2 bulan sekali di Tahun Dinas Sosial DIY SEKERTARIS Tinggi DIFAGANA
Perencanaan anggota DIFAGANA DIY 2 bulan 2020
sekali
Pembuatan Seragam Kaos dan Maret 2020 Swadaya Program Dan Tinggi DIFAGANA
PDL Proposal Perencanaan DIFAGANA
Pendataan DIFABEL DIY OKTOBER 2020 Swadaya KETUA DAN SEDANG DIFAGANA
HUMAS
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

Outbond Sebelum Berakhirnya Sebelum Bulan Swadaya PROGRAM RENDAH DIFAGANA


Kepengurusan DIFAGANA November 2020 DAN
Periode 2017-2020 PERENCANAAN
6 Pendidikan Dan Belajar BISINDO Setiap Pertemuan Swadaya Pendidikan Tinggi DIFAGANA
Pelatihan Rutin 2 bulan Sekali. Dan Pelatihan
Waktunya 30 menit
7 Operasional Pendalaman Materi Setiap Pertemuan Dinas Sosial DIY Pendidikan Tinggi TAGANA DIY
Kebencanaan (Seperti yang Rutin 2 bulan Sekali. Dan Pelatihan
disampaikan TAGANA di Untuk 5 materi
Pelatihan DIFAGANA)
8 Ketua DIFAGANA BLUSUKAN Agustus Dinas Sosial DIY Sekretaris Rendah DIFAGANA
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

PROGRAM UNGGULAN DIFAGANA DIY TAHUN 2020


1. KONSEP GIAT DIFAGANA BLUSUKAN

I. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara dengan potensi terjadi bencana yang cukup tinggi, hal
tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan para pakar kebencanaan
yang menyatakan bahwasanya wilayah Indonesia dikelilingi oleh potensi bencana yang
tinggi hal tersebut dibuktikan dengan adanya “circle of fire” dimana merupakan daerah
yang dilewati oleh pegunungan-pegunungan berapi yang aktif, selain itu indonesiapun
rentan akan bencana gempa bumi akibat titik pertemuan antara lempeng indo-Australia
dengan lempeng samudra pasifik. Dengan kondisi tersebut indonesia memiliki potensi
bencana yang besar, belum lagi bencana yang sifatnya akibat kerusakan lingkungan
seperti longsor banjir dll.

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia, secara


matematis jika sebuah bencana terjadi dengan tanpa peringatan dan tanpa seorangpun
yang menyadari hal tersebut maka jumlah korban jiwa akan sangat banyak, belum lagi
dampak-dampak yang ditimbulkan setelahnya. Kondisi tersebut diibaratkan sebagai
suatu keadaan dimana kita sebagai bangsa indonesia haruslah siap untuk mengatasi
persoalan tersebut. maka sudah sepantasnya sebagai mahluk yang diberkati ilmu dan
akal untuk dapat mengantisipasi hal tersebut dan salah satunya adalah dalam bentuk
mitigasi bencana alam.

Mitigasi merupakan suatu upaya untuk mengurangi resiko terburuk jika terjadi suatu
bencana. Istilah mitigasi sudah berkembang diindonesia terutama ketika bencana telah
terjadi. Pemerintah dengan wewenangnya telah peka akan istilah mitigasi ini dengan
pembuatan kebijakan dan peraturan perundang-undangan diantaranya dengan adanya
undang-undang no 24 tahun 2007 yang menjelaskan mengenai dasar, prinsip,
kewenangan dan tanggung jawab daerah serta penyelenggara pemerintahan untuk
penanggulangan suatu bencana. Pada undang-undang inipun dijelaskan mengenai hak
dan kewajiban masyarakat dalam hal penanggulangan bencana. Seperti yang tertera
pada pasal 27 ayat b “ Setiap orang berkewajiban melakukan kegiatan penanggulangan
bencana, dan” di ayat c “ memberikan informasi yang benar kepada public tentang
penanggulangan bencana”.
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

Jika melihat faktor resiko dari semua masyarakat yang akan terdampak bencana,
tentunya Penyandang Disabilitas mempunyai faktor resiko yang lebih besar dari yang
lain. Apalagi faktor kerentanan dari Penyandang Disabilitas atau Difabel atau
menyumbang resiko yang lebih besar. Dan bila warga Difabel ini tidak mendapatkan
pengetahuan tentang mitigasi bencana yang benar dan Inklusif, maka sudah bisa di
perkirakan bahwa Difabel akan lebih besar resikonya menjadi korban bencana,

Berdasarkan latar belakang diatas maka sudah semestinya perlu ada pendidikan dan
pelatihan mitigasi bencana bagi masyarakat, khususnya Penyandang Disabilitas atau
Difabel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata dari upaya preventif terhadap
pengurangan resiko korban jiwa jika terjadi suatu bencana. Lanjutnya, juga harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa
pengecualian. Penanggulangan bencana tidak boleh membedakan latar belakang
agama, suku, ras, golongan, gender, status sosial, Difabel atau Non Difabel.

II. NAMA KEGIATAN :


DIFAGANA BLUSUKAN

III. TUJUAN KEGIATAN :

1. Memberikan pemahaman akan Kesiapsiagaan bencana kepada Difabel


2. Memberikan pemahaman tentang tindakan Pengurangan Resiko Bencana
3. Memberikan pemahaman tentang cara melindungi diri yang baik dan aman
4. Memberikan pemahaman bagaimana cara melindungi diri sendiri
5. Memberikan pemahaman bagaimana cara melindungi orang lain

IV. SASARAN KEGIATAN


Warga Difabel dan Komunitas/Organisasi Difabel di 5 kab/kota dalam wilaayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.

V. PENGORGANISIR KEGIATAN

DIFAGANA DIY
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

VI. DESKRIPSI KEGIATAN


Kegiatan berbentuk “Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana” kepada Difabel.
Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan satu kali di setiap Kab/Kota dalam
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Adapun materi yang akan disampaikan adalah :
 Apa itu Bencana dan Jenisnya
 Memetakan/Identifikasi Faktor Resiko dan Pendukung
 Cara Berlindung dan Melindungi diri
 Cara Melindungi orang lain
 Tas Siaga Bencana
 Merencanakan Jalur Evakuasi
 Simulasi

VII. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Difabel menjadi tahu bagaimana mengidentifikasi dan memetakan faktor
Resiko dan Faktor Pendukung
2. Difabel memahami bagaimana cara melindungi diri sendiri
3. Difabel mengerti bagaimana cara meng evakuasi diri sendiri

VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Timeline Pelaksanaan Kegiatan DIFAGANA BLUSUKAN

BULAN TAHUN SLEMAN KOTA BANTUL KULONPROGO GUNUNGKIDUL


YOGYAKARTA
OKTOBER 2020
NOVEMBER 2020
DESEMBER 2020
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

2. BELAJAR BISINDO (BAHASA ISYARAT INDONESIA)

I. LATAR BELAKANG

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa Negara kita Indonesia ini merupakan negara
dengan potensi terjadi bencana yang cukup tinggi, tentunya sebagai pemerintah negara
Republik Indonesia harus semaksimal mungkin meng-upayakan perihal Penanganan
Resiko Kebencanaan terhadap semua warganya.

Salah satu kelompok warga masyarakat yang mempunyai resiko besar terdampak
bencana adalah kelompok DIfabel. Hal ini dikarenakan karena hambatan “Internal” dan
“Eksternal” yang ada atau dihadapai oleh warga Difabel. Salah satu contoh hambatan
Internal adalah kondisi fisik, mental dan intelektual dari seorang Difabel yang
menyebabkan respon terhadap bencana menjadi lebih beresiko di banding yang bukan
Difabel. Sedangkan salah satu hambatan eksternal yang ada adalah belum dipahaminya
komunikasi dari warga Difabel Tuli oleh warga masyarakat lainnya. Ini menjadi
hambatan yang besar. Bagaimana kemudian kalo kita berpikir lebih lanjut tentang
apakah arahan-arahan atau sosialisasi tentang pengurangan resiko bencana sampai dan
dipahami oleh Difabel Tuli.

Untuk itu DIFAGANA DIY merasa perlu melakukan upaya penyebaran Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO) di kalangan sendiri terlebih dahulu atau kepada anggota dan
pengurus DIFAGANA DIY. Dalan DIFAGANA DIY sendiri ada 9 (tujuh) Difabel Tuli yang
bergabung. Dan diantara 9 tersebut ada 3 (tiga) Difabel Tuli yang menjadi bagiandari
Pengurus DIFAGANA DIY.
II. NAMA KEGIATAN

BELAJAR BISINDO (BAHASA ISYARAT INDONESIA)

III. TUJUAN KEGIATAN :

Adanya komunikasi yang terjalin lewat bahasa Isyarat antara Difabel Tuli
dengan yang bukan Tuli di lingkup DIFAGANA DIY.

IV. SASARAN KEGIATAN


Pengurus dan anggota DIFAGANA Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sahabat-sahabat DIFAGANA DIY.
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

V. PENGORGANISIR KEGIATAN

DIFAGANA DIY

VI. DESKRIPSI KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan “Belajar Bahasa Isyarat” ini di kelola oleh Bidang
pendidikan dan Pelatihan DIFAGANA DIY. Yang menjadi Fasilitator atau
Instruktur nya adalah kawan-kawan Tuli anggota DIFAGANA DIY. Kegiatan ini
mendapatkan alokasi waktu selama 30 menit.
Instruktur akan menyampaikan bahasa-bahasa Isyarat sederhana ke peserta.
Peserta akan menirukan dan memahami bahasa isyarat yang diajarkan oleh
instruktur, Pengajaran ini akan diulang-ulang untuk beberapa kali agar peserta
menjadi paham. Kemudian peserta akan mempraktrekkan bahasa isyarat yang
diajarkan sebelumnya. Sistem pengajaran ini juga didukung dengan game-game
interaktif dan menyenangkan. Di penghujung pengajaran bahasa isyarat akan ada
tugas atau pekerjaan rumah bagi peserta untuk menguatkan pelajaran bahasa
isyarat ini.

VII. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Anggota Difagana DIY dan Sahabat-sahabat DIFAGANA DIY dapat mengenal
dan memahami bahasa isyarat.
2. Anggota Difagana DIY dapat berkomunikasi sederhana dengan bahasa
isyarat sehari-hari kepada anggota DIFAGANA DIY yang Tuli.
DIFABEL SIAGA BENCANA
DIFAGANA D.I YOGYAKARTA

VIII. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Belajar Bahasa Isyarat ini, dilakukansetiap 2 bulan sekali selama 30 menit.
Tempat pelaksanaan kegiatan belajar bahasa Isyarat ini di tempat
pelaksanaan kegiatan pertemuan rutin 2 bulanan DIFAGANA DIY.
Timeline Pelaksanaan Kegiatan BELAJAR BISINDO

BULAN TAHUN BISINDO BISINDO BISINDO BISINDO BISINDO BISINDO


MARET 2020
MEI 2020
JULI 2020
SEPTEMBER 2020
NOVEMBER 2020
DESEMBER 2020

Anda mungkin juga menyukai