Anda di halaman 1dari 125

Kurikulum

dan Modul

Pelatihan
K ader
Posyandu

Kementerian Kesehatan RI bekerja sama


Ayo ke
dengan POKJANAL Posyandu PUSAT
2012
Kata Pengantar
KEPALA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya “Kurikulum dan Modul Pelatihan
Kader Posyandu” ini dapat diterbitkan atas prakarsa berbagai unsur dan
komponen yang tergabung dalam Kelompok Kerja Operasional Pembinaan
Posyandu (Pokjanal Posyandu) di tingkat Pusat. Di samping itu, tetap
mengacu pada Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu dan Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011.
Kurikulum dan modul pelatihan ini sebagai acuan untuk melatih kader
Posyandu dan materi pembelajarannya dapat digunakan sebagai bahan
belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam
mengelola Posyandu guna meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan.
Kami menyadari bahwa kurikulum dan modul ini masih jauh dari
sempurna, karenanya saran dan kritik membangun sangat kami harapkan.
Kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam penyusunan
kurikulum dan modul ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
atas kesungguhannya.
Semoga kurikulum dan modul pelatihan ini dapat memberikan manfaat
362. 11 Katalog dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan kader
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal
Posyandu.
k Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011 Jakarta, Agustus 2012
ISBN 978-602-235-169-6 Kepala Pusat Promosi Kesehatan
I. Judul II. COMMUNITY HEALTH SERVICES Kementerian Kesehatan RI
III. MATERNAL MORTALITY
III. MATERNAL HEALTH SERVICES
IV. CHILD HEALTH SERVICES dr. Lily S. Sulistyowati, MM
V. INFANT MORTALITY

iii
Sambutan mendukung percepatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
yang merupakan salah satu target kinerja yang ingin dicapai dalam proses
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
Pelatihan bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader,
masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan
dan pelatihan-pelatihan lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan
dan budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan
untuk menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
khususnya kader Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas)
masyarakat dan antar sesama masyarakat serta mendekatkan pelayanan
yang tersebar merata dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian
dalam pencapaian tujuan. Untuk itu, Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Posyandu yang disusun agar dapat digunakan sebagai acuan bagi semua
Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 266.827 yang tersebar di seluruh
pihak terkait untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut guna peningkatan
Indonesia dan terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu dan
keterampilan agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu.
berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu. Berdasarkan data Riskesdas,
Semoga buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu ini
hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di Posyandu.
dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menyelenggarakan pelatihan kader
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu
Posyandu di daerah sehingga keberadaan kader Posyandu dapat memberikan
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu.
kontribusi bermakna terhadap akselerasi pencapaian masyarakat yang sehat
Namun demikian, masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan
dan mandiri.
keterampilan yang memadai dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan
sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu dengan baik karena merekalah
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Pengelola
Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu Jakarta, Agustus 2012
serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat. Oleh sebab itu, Direktur Jenderal
pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu. Kegiatan pelatihan Kementerian Dalam Negeri
kader Posyandu ini dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, swasta maupun organisasi masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
dan unsur masyarakat luas termasuk dunia usaha. Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc
Peran dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu sangat penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan masyarakat di
Posyandu. Peningkatan kapasitas Posyandu pada skala desa/kelurahan akan

iv v
Sambutan wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN Kesehatan RI
mampu, dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal dasar masyarakat.
utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan, pendidikan Upaya untuk meningkatkan kemampuan kader tersebut diperlukan pelatihan
dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas kader Posyandu. Untuk itu, perlu disusun Kurikulum dan Modul Pelatihan
hidup sumber daya manusia. Kader Posyandu yang dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak
Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana terkait untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut sebagai upaya peningkatan
Pembangunan jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010—2014 menitikberatkan keterampilan kader agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu
pada pendekatan upaya preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat yang ada di masyarakat.
dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada semua
di bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu. pihak yang turut menyusun dan menerbitkan buku ini. Semoga Posyandu tetap
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya ada di hati masyarakat dan terus berperan dalam mewujudkan masyarakat
masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam sehat yang mandiri.
kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu, selain berfungsi sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas Jakarta, Agustus 2012
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat, juga untuk mendekatkan Sekretaris Jenderal
pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, Kementerian Kesehatan RI
dan AKBA.
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2011, sebanyak 268.439
Posyandu tersebar di seluruh Indonesia. Namun, bila ditinjau dari aspek
kualitas, masih ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan sarana dr. Ratna Rosita, MPHM
dan keterampilan kader yang belum memadai, dimana kader Posyandu adalah
anggota masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk
mengelola kegiatan Posyandu.
Peran dan dukungan pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan
di Posyandu. Kegiatan Posyandu selama ini terlaksana dengan adanya peran
masyarakat sebagai kader dengan bimbingan petugas kesehatan dan pihak
lain terkait pemberdayaan masyarakat.
Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu
karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di

vi vii
Daftar Isi

Daftar Isi ix
x Daftar Isi Daftar Isi xi
xii Daftar Isi Daftar Isi xiii
Pelatihan Kader Posyandu
KURIKULUM
Bagian 1

KURIKULUM
PELATIHAN KADER
POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

xiv Daftar Isi


I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan


arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010—2014 bidang kesehatan yang
dititikberatkan pada pendekatan preventif dan promotif serta pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang salah satunya
adalah Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselengarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Oleh sebab itu,
untuk mendukung pembinaan Posyandu diperlukan langkah-langkah
edukasi kepada masyarakat antara lain dengan upaya peningkatan
kapasitas kader melalui pelatihan kader Posyandu.
Untuk maksud tersebut, perlu disusun buku kurikulum pelatihan
kader Posyandu sehingga dapat digunakan sebagai acuan berbagai
pihak yang akan menyelenggarakan pelatihan bagi kader Posyandu.
Dengan demikian, pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan kader
yang handal dalam upaya pengembangan Posyandu khususnya di
daerahnya.
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan learned centered, yakni
pendekatan yang menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian,
sedangkan fasilitator lebih berperan sebagai process helper, mengingat
adanya keanekaragaman kebijakan dan budaya setempat maka
tujuan pembelajaran diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan
sendiri sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan
dalam pelaksanaan tugas.

Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 1


II. PENDEKATAN PELATIHAN III. PERAN DAN KOMPETENSI

Pelatihan ini diselenggarakan dengan berdasarkan pendekatan berikut. Peserta yang telah menyelesaikan Pelatihan Kader Posyandu
mempunyai peran dan kompetensi sebagai berikut.
A. Berdasarkan Masalah (Problem Based), yakni proses
pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata yang ada di
A. Peran
lapangan.
Kader sebagai penyelenggara kegiatan di Posyandu.
B. Berdasarkan Kompetensi (Competency Based), yakni proses
pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan keterampilan
B. Kompetensi
berjenjang langkah demi langkah menuju kemampuan
Peserta latih mempunyai kompetensi:
paripurna.
1. Mampu memahami pengelolaan Posyandu.
C. Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning), yakni
2. Mampu memahami tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan
proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan
Posyandu.
pembelajaran orang dewasa, yang selama pelatihan peserta
3. Mampu memahami masalah kesehatan pada sasaran
berhak untuk:
Posyandu.
1. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
4. Mampu menggerakkan masyarakat.
2. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, se­jauh berada di
5. Mampu melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan
dalam konteks pelatihan.
kegiatan pengembangannya.
3. Dihargai keberadaannya.
6. Mampu melakukan penyuluhan.
D. Pembelajaran Dengan Melakukan (Learning by Doing), yang
7. Mampu melaksanakan pencatatan dan pe­laporan Posyandu
memungkinkan peserta untuk:
(Sistem Informasi Posyandu).
1. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan
8. Mampu menyusun rencana tindak lanjut.
dengan menggunakan metode pem­belajaran antara lain diskusi
kelompok, studi kasus, simulasi, role play (bermain peran), dan
latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
IV. TUJUAN PELATIHAN
2. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu. A. Tujuan Umum
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu menyelenggarakan
kegiatan Posyandu.

B. Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:

2 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 3


1. Memahami pengelolaan Posyandu. C. Narasumber
2. Memahami tugas-tugas kader dalam penye­lenggaraan 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDMK.
Posyandu. 2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan
3. Memahami masalah kesehatan pada sasaran Posyandu. PPSDMK.
4. Menggerakkan masyarakat. 3. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
5. Melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan Kementerian Dalam Negeri.
pengembangannya. 4. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
6. Mampu melakukan penyuluhan. 5. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu (Sistem 6. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
Informasi Posyandu). 7. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
8. Menyusun rencana tindak lanjut (RTL). yang terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.

V. PESERTA, FASILITATOR, NARASUMBER, DAN D. Penyelenggara


PENYELENGGARA Pelatihan dapat diselenggarakan oleh:
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan
A. Peserta PPSDMK.

1. Kriteria peserta 2. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

Kader Posyandu yang berasal dari tingkat desa/kelurahan. Kementerian Dalam Negeri.

2. Jumlah peserta 3. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.


4. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
Jumlah peserta pelatihan kader Posyandu antara 24—30
5. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
orang per kelas. Apabila peserta melebihi jumlah yang telah
6. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
ditentukan maka pelatihan dilakukan dengan beberapa kelas
yang terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.
secara paralel.

B. Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Dinas terkait di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota.

4 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 5


VI. STRUKTUR PROGRAM VII. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN DAN METODE
PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, materi pelatihan disusun A. Diagram Proses Pembelajaran
dengan struktur program yang terdiri dari:
Pembukaan
A. Materi Dasar
Pra-tes
B. Materi Inti
C. Materi Penunjang Dinamika kelompok

NO MATERI WAKTU (Jpl)


Wawasan: Pembekalan kemampuan:
A. Materi Dasar T P PL JUMLAH
- Tugas-tugas kader dalam
Pengelolaan Posyandu 2 0 0 2 Pengelolaan penyelenggaraan Posyandu
B. Materi Inti Posyandu - Penilaian masalah kesehatan pada
Tugas-tugas kader dalam sasaran Posyandu
1. 1 2 0 3
penyelenggaraan Posyandu - Penggerakan masyarakat
Metode:
Penilaian masalah kesehatan pada - Lima langkah kegiatan di Posyandu
2. 1 3 0 4 Ceramah -
sasaran Posyandu dan kegiatan pengembangannya
Tanya Jawab
3. Penggerakan masyarakat 1 0 4 5 - Penyuluhan pada kegiatan Posyandu
- Pencatatan dan pelaporan Posyandu
Lima langkah kegiatan di Posyandu
4.
dan kegiatan pengembangannya
1 3 0 4 (Sistem Informasi Posyandu)

5. Penyuluhan pada kegiatan Posyandu 1 3 0 4 Metode: CTJ, Curah Pendapat, Diskusi,


Pencatatan dan pelaporan Posyandu Simulasi, Role Play, Praktik Lapang,
6. 1 3 0 4 Presentasi, Studi Kasus dan Game
(Sistem Informasi Posyandu)
C. Materi Penunjang Bekerja secara tim
1. Dinamika kelompok 0 2 0 2 (in door & out door)
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 0 2 0 2
Diskusi :
Jumlah Total 8 18 4 30
Rangkuman Hasil Praktik Lapang

Keterangan:
T = Teori
Rencana tindak lanjut
P = Penugasan
PL = Praktik lapang
1 Jpl = 45 menit Pasca-tes

Penutupan

6 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 7


B. Proses dan Metode Pembelajaran Oleh sebab itu, metode yang digunakan selama proses
1. Proses pembelajaran pembelajaran di antaranya adalah:
Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan sebagai a. Ceramah singkat dan tanya jawab.
berikut. b. Curah pendapat, untuk penjajakan pengetahu­an dan pengalaman
a. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta peserta terkait dengan materi yang akan diberikan.
membangun komitmen belajar di antara peserta. c. Penugasan berupa: diskusi kelompok, studi kasus, tugas baca,
b. Persiapan peserta sebagai individu atau ke­lompok yang bermain peran (role play), simulasi, dan praktik lapang.
mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam
menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan
tugas.
c. Penjajakan awal peserta dengan memberikan tes awal
(pre-tes).
d. Review semua materi baik teori maupun praktik untuk
memantapkan pengetahuan dan keterampilan peserta.
e. Evaluasi akhir untuk menilai keberhasilan pencapaian
kompetensi peserta.

2. Metode pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
a. Orientasi kepada peserta meliputi latar be­lakang, kebutuhan
dan harapan yang terkait dengan tugas yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan, memberikan
kesempatan belajar dengan melakukan (learning by doing),
dan belajar atas pengalaman (learning by experience).
b. Peran serta aktif peserta (active learner participatory) sesuai
dengan pendekatan pembelajaran (learning).
c. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk
terciptanya komunikasi dari dan ke ber­bagai arah.
d. Pengalaman praktik kerja lapang untuk membiasakan peserta
melaksanakan tugas­nya.

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


VIII. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Materi Dasar Pengelolaan Posyandu
(GBPP)
Alat bantu 1. LCD
A. Materi Dasar 2. Laptop
:
Materi Dasar Pengelolaan Posyandu 3. Flip chart
4. Spidol
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl, P= 0 Jpl, PL= 0 Jpl) :
Referensi • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu Kementerian Dalam Negeri, Pedoman Umum
pembelajaran memahami Pengelolaan Posyandu Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
umum Jakarta, 2010.
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian Posyandu dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
khusus 2. Menjelaskan kegiatan Posyandu Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu Posyandu, Jakarta, 2011.
• Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
Pokok Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pedoman
A. Pengertian Posyandu Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
bahasan dan 1. Pengertian
sub-pokok Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
2. Sasaran
bahasan 3. Fungsi
4. Manfaat
5. Pengorganisasian
6. Pembentukan
7. Tingkat perkembangan Posyandu
B. Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan utama
2. Kegiatan pengembangan
C. Penyelenggaraan Posyandu
1. Waktu penyelenggaraan
2. Tempat penyelenggaraan
3. Penyelenggaraan kegiatan
4. Para pelaksana
5. Pendanaan
6. Pencatatan dan pelaporan

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Media : Slide

10 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 11


B. Materi Inti
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan
Materi Inti 1 : Materi Inti 1 :
Posyandu Posyandu
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl) : 1. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
Referensi
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Tujuan Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
pembelajaran : memahami tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu, Jakarta, 2011.
umum Posyandu 2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan
Tujuan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi,
pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: Jakarta, 2011.
1. Menjelaskan tugas kader dalam 3. Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
khusus
penyelenggaraan Posyandu Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
:
2. Menjelaskan kegiatan utama Posyandu Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
3. Menjelaskan kegiatan pengembangan Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
Posyandu 4. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI
dengan Kementerian Dalam Negeri Republik
Pokok A. Tugas Kader Posyandu Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
bahasan dan 1. Sebelum hari buka Posyandu Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
sub-pokok 2. Pada saat hari buka Posyandu Kesehatan, Jakarta, 2011
bahasan 3. Sesudah hari buka Posyandu
B. Kegiatan Utama Posyandu
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
C. Kegiatan Pengembangan Posyandu

Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok

1. Modul
Media : 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
Alat Bantu
1. LCD, laptop
: 2. Flip chart
3. Spidol

12 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 13


Penilaian Masalah Kesehatan pada Sasaran Penilaian Masalah Kesehatan pada Sasaran
Materi Inti 2 : Materi Inti 2 :
Posyandu Posyandu
Alat Bantu 1. LCD, laptop
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
: 2. Flip chart
3. Spidol
Tujuan Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
pembelajaran : memahami masalah kesehatan pada sasaran
Referensi 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
umum Posyandu
Kader Posyandu, Jakarta.
: Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: 2. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Kader Seri
Tujuan 1. Menjelaskan pengertian masalah kesehatan Kesehatan Anak, Jakarta, 2010.
pembelajaran 2. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang 3. Kementerian Kesehatan RI, Informasi Dasar
khusus sering ditemukan di Posyandu Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak
3. Menyebutkan potensi/kemampuan yang dimiliki Bagi Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi
4. Menentukan kegiatan untuk menangani masalah Kemasyarakatan, Jakarta, 2010.
kesehatan yang ada 4. Kementerian Kesehatan RI, Buku Pedoman
5. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
perlu dirujuk ke sarana kesehatan Persalinan dan Nifas, Jakarta, 2011.
5. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta,
Pokok bahasan A. Masalah Kesehatan 2011.
dan sub-pokok 1. Pengertian masalah kesehatan
bahasan 2. Pembahasan masalah
B. Masalah-masalah Kesehatan yang Sering
Ditemukan di Posyandu
1. Masalah kesehatan ibu
2. Masalah kesehatan anak
C. Kegiatan untuk Menangani Masalah Kesehatan
:
yang Ada
1. Kegiatan oleh masyarakat
2. Kegiatan oleh Posyandu
3. Rujukan oleh kader
D. Masalah Kesehatan yang Perlu Dirujuk ke
Sarana Kesehatan
1. Pengertian rujukan
2. Masyarakat yang perlu dirujuk

Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok

Media 1. Modul
2. Slide
:
3. Lembar penugasan/bergambar
4. Buku KIA/KMS, Balok SKDN

14 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 15


Materi Inti 3 : Penggerakan Masyarakat Materi Inti 4 : Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan
Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl, P = 0 Jpl, PL = 4 Jpl) Kegiatan Pengembangan
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
pembelajaran umum menggerakkan masyarakat
pembelajaran melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih umum kegiatan pengembangan.
pembelajaran mampu:
khusus Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
1. Melakukan komunikasi efektif
pembelajaran 1. Menjelaskan lima langkah kegiatan utama di
2. Memotivasi masyarakat untuk berperan serta
khusus Posyandu
dalam kegiatan Posyandu
2. Menjelaskan kegiatan pengembangan di Posyandu
3. Melakukan kunjungan rumah
3. Mempraktikkan lima langkah kegiatan utama di
Pokok bahasan dan : A. Komunikasi Efektif Posyandu
sub-pokok bahasan 1. Pengertian komunikasi
Pokok bahasan : A. Lima Langkah Kegiatan Utama di Posyandu
2. Bentuk-bentuk komunikasi
dan sub-pokok 1. Langkah Pertama: pendaftaran
3. Membangun komunikasi efektif bahasan 2. Langkah Kedua: penimbangan
4. Komunikasi verbal yang efektif 3. Langkah Ketiga: pengisian KMS
5. Komunikasi non-verbal yang efektif 4. Langkah Keempat: penyuluhan
B. Motivasi Masyarakat untuk Berperan Serta 5. Langkah Kelima: pelayanan kesehatan
dalam Kegiatan Posyandu B. Pengembangan Kegiatan di Posyandu
1. Motivasi masyarakat Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, bermain peran,
2. Menggerakkan masyarakat diskusi kelompok
C. Kunjungan Rumah
Media : 1. Modul
1. Pengertian kunjungan rumah
2. Slide
2. Sasaran kunjungan rumah 3. Lembar penugasan/bergambar
3. Langkah-langkah kunjungan rumah 4. Timbangan dacin
D. Saran untuk Kader 5. KMS/Buku KIA
Metode : Ceramah tanya jawab, simulasi, praktik lapang, 6. Buku bantu pencatatan lainnya
diskusi kelompok, bermain peran 7. Media penyuluhan
Media : 1. Modul Alat Bantu : 1. LCD, laptop
2. Slide 2. Flipchart
3. Lembar penugasan/bergambar 3. Spidol
Alat Bantu : 1. LCD, laptop Referensi : 1. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis
2. Flip chart Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak,
3. Spidol Jakarta, 2009.
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan 2. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu,
Kader Posyandu, Jakarta.
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta,
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan 2011.
RI dengan Kementerian Dalam Negeri RI, 3. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta,
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang 2011.
Masyarakat, Jakarta, 2011. 4. Kementerian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu
dan Anak, Jakarta, 2011.
16 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 17
Materi Inti 5 : Penyuluhan pada Kegiatan Posyandu Materi Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu pembelajaran melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu
pembelajaran melaksanakan penyuluhan umum (Sistem Informasi Posyandu)
umum
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
pembelajaran 1. Menjelaskan pentingnya SIP
pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian penyuluhan
khusus 2. Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan
khusus 2. Menjelaskan pesan, metode, dan media untuk
kegiatan Posyandu menggunakan SIP
penyuluhan yang harus disampaikan
3. Mempraktikan penyuluhan di Posyandu dan di Pokok bahasan A. Sistem Informasi Posyandu
luar Posyandu dan sub-pokok 1. Pengertian dan manfaat SIP
bahasan 2. Macam-macam format SIP
Pokok bahasan : A. Pengertian Penyuluhan
B. Cara Mengisi Format SIP
dan sub-pokok B. Pesan, Metode, dan Media Penyuluhan
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi
bahasan 1. Pesan penyuluhan
kelompok
2. Metode penyuluhan
3. Media penyuluhan Media : 1. Modul
C. Penyuluh yang Baik 2. Slide
3. Lembar penugasan
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi
4. Format SIP
kelompok, simulasi
Alat Bantu : 1. LCD, laptop
Media : 1. Modul
2. Flip chart
2. Slide
3. Spidol
3. Lembar penugasan/bergambar
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
Alat Bantu : 1. LCD, laptop dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
2. Flip chart Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
3. Spidol Posyandu, Jakarta, 2011.
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan 2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan
Kader Posyandu, Jakarta. Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi,
2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Jakarta, 2011.
Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, 3. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Jakarta, 2011. Kader Posyandu, Jakarta.

18 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 19


C. Materi Penunjang
Materi
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
: Dinamika Kelompok Penunjang 2
Penunjang 1
Waktu : 2 Jpl ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl) Waktu : 2 J PL ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl)
Tujuan : Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator
Tujuan : Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
pembelajaran dan penyelenggara/panitia saling mengenal serta
pembelajaran (RTL) berdasarkan karakteristik wilayah kerja
umum (TPU) menyepakati norma selama proses pelatihan
umum (TPU) tempat bertugas
berlangsung.
Tujuan : Peserta mampu:
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL
pembelajaran 1. Mengenal seluruh peserta, fasilitator dan panitia khusus (TPK) 2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL
khusus (TPK) penyelenggara 3. Menyajikan RTL
2. Mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya
Pokok bahasan
3. Menyampaikan harapannya
A. Pengertian dan Ruang Lingkup RTL
4. Menyepakati norma selama proses pelatihan
B. Langkah-langkah Penyusunan RTL
Pokok bahasan : A. Perkenalan C. Penyajian RTL
B. Tujuan Pelatihan
C. Harapan Peserta
Metode : Ceramah tanya jawab, Diskusi kelompok,
D. Norma Kelas
pembelajaran Penugasan, Presentasi
Metode : Diskusi kelompok, penugasan, permainan (games) Alat bantu : 1. Laptop
pembelajaran pembelajaran 2. LCD
3. Flip chart
Alat bantu : 1. Laptop
4. Spidol
pembelajaran 2. Flip chart
5. White board
3. Kertas metaplan
4. LCD Media : Lembar penugasan
5. Spidol pembelajaran
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Kader Posyandu, Jakarta.
Kader Posyandu, Jakarta.
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI
RI dengan Kementerian Dalam Negeri RI,
dengan Kementerian Dalam Negeri RI, Kurikulum
Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011.
Masyarakat, Jakarta, 2011.

20 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 21


IX. EVALUASI DAN SERTIFIKASI g. Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti pengadaan
A. Evaluasi dan bahan diskusi).
h. Penilaian proses pelatihan baik di kelas, mau­pun di lapangan.
Evaluasi yang digunakan selama proses pem­belajaran terdiri dari
i. Laporan akhir.
evaluasi terhadap:
1. Peserta. B. Sertifikasi
2. Pelatih (fasilitator/CI, asisten CI, pembimbing PL).
Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasar­kan
3. Penyelenggara.
lamanya waktu pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif,
Evaluasi yang digunakan selama proses pem­belajaran terdiri dari dimana peserta yang mengikuti pelatihan selama 30 jam pelajaran
evaluasi terhadap: akan memperoleh angka kredit sebanyak 1 (satu).
1. Peserta, meliputi:
a. Pra-tes.
b. Pasca-tes.
2. Pelatih dan fasilitator/CI meliputi:
a. Penguasaan materi.
b. Ketepatan waktu.
c. Sistematika penyajian.
d. Penggunaan metode dan alat bantu diklat.
e. Empati gaya dan sikap kepada peserta.
f. Pencapaian kompetensi sesuai bidang yang diajarkan.
g. Kesempatan tanya jawab.
h. Kemampuan menyajikan.
i. Kerja sama antara fasilitator.
3. Penyelenggara, meliputi:
a. Pengalaman peserta dalam pelatihan.
b. Rata-rata penggunaan metode pembelajaran.
c. Tingkat semangat peserta untuk mengikuti program pelatihan.
d. Tingkat kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran.
e. Kenyamanan ruang pelatihan.
f. Penyediaan alat bantu pelatihan.

22 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 23


TIM REVIEW MATERI

Bagian 2

Pelatihan Kader Posyandu


MODUL
MODUL
PELATIHAN KADER
POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

24 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu


Modul
Materi Dasar

MODUL MATERI DASAR


Pengelolaan Posyandu
PENGELOLAAN
POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI DASAR

Pengelolaan Posyandu

Pengelolaan Posyandu 25
I. DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Modul Pengelolaan Posyandu ini disusun untuk membekali para kader Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
Posyandu tentang konsep dasar pengelolaan Posyandu dalam kaitannya ini adalah:
untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pokok Bahasan A: Pengertian Posyandu
upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan 1. Pengertian
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka 2. Sasaran
Kematian Balita (AKBA). 3. Fungsi
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber 4. Manfaat
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, 5. Pengorganisasian
oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan 6. Pembentukan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan 7. Tingkat perkembangan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh Posyandu
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka Pokok Bahasan B: Kegiatan Posyandu
kematian ibu, bayi, dan balita. 1. Kegiatan utama
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan sosial dasar keluarga dalam 2. Kegiatan pengembangan
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya,
di­lakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat Pokok Bahasan C: Penyelenggaraan Posyandu
antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu 1. Waktu penyelenggaraan
sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap 2. Tempat penyelenggaraan
memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. 3. Penyelenggaraan kegiatan
4. Para pelaksana
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 5. Pendanaan
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) 6. Pencatatan dan pelaporan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami
Pengelolaan Posyandu.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta:
pelajaran (T=2 Jpl, P=0, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
1. Menjelaskan pengertian Posyandu.
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
2. Menjelaskan kegiatan Posyandu.
sebagai berikut.
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu.

26 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 27


A. Langkah 1 (15 menit) dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
1. Fasilitator memperkenalkan diri. bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus. pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
3. Menggali pendapat peserta tentang Posyandu. yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah
4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelas­kan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung
pengertian Posyandu. jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.
Revitalisasi Posyandu sejalan dengan Pengem­bangan Desa dan
B. Langkah 2 (60 menit) Kelurahan Siaga Aktif (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529
Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
Kelurahan Siaga Aktif) bahwa keaktifan Posyandu merupakan salah
a. Pengertian Posyandu.
satu kriteria untuk mencapai Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk
b. Kegiatan Posyandu.
memantapkan upaya dimaksud dan dalam rangka pengintegrasian
c. Penyelenggaraan Posyandu.
layanan sosial dasar di Posyandu yang memerlukan peran serta
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk
pemerintah daerah dan lintas sektor (Peraturan Menteri Dalam
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab
Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian
pertanyaan peserta tersebut.
Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu).

C. Langkah 3 (15 menit)


1. Pengertian
3. Fasilitator meminta peserta untuk menanyakan hal-hal yang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
kurang jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
4. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
pada kertas yang telah disediakan.
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
5. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
peran penting Posyandu dalam pembangunan kesehatan.
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu,
VI. URAIAN MATERI bayi, dan balita.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang
A. Pokok Bahasan: Pengertian Posyandu dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh,
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan
dan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus dari petugas Puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait
sebagai investasi sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan, lainnya.

28 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 29


Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi 3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bersifat non-instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain
dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi terkait.
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan b. Bagi kader dan tokoh masyarakat
dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi 1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya
se­tempat. kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB,
dan AKBA.
2. Sasaran 2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama: masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait
a. Bayi. dengan pe­nurunan AKI, AKB, dan AKBA.
b. Anak balita. c. Bagi Puskesmas
c. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui. 1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat
d. Pasangan usia subur (PUS). penggerak pembangunan ber­wawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
3. Fungsi kesehatan perorangan primer, dan pusat pelayanan
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi kesehatan masyarakat primer.
dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar 2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
AKI, AKB, dan AKBA. setempat.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan 3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan masyarakat.
AKBA. d. Bagi sektor lain
1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
4. Manfaat pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar
a. Bagi masyarakat lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan
1) Memperoleh kemudahan untuk men­dapatkan informasi AKI, AKB, dan AKBA sesuai kondisi setempat.
dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan 2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan
dengan pe­nurunan AKI, AKB, dan AKBA. secara terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi
2) Memperoleh layanan secara profesional dalam (tupoksi) masing-masing sektor.
pemecahan masalah kesehatan terutama terkait
kesehatan ibu, bayi, dan balita.

30 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 31


5. Pengorganisasian a. Pendekatan internal
a. Struktur organisasi Tujuannya adalah mempersiapkan para petugas sehingga
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah bersedia dan memiliki kemampuan mengelola Posyandu
masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur melalui berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan
organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan seluruh petugas Puskesmas.
bendahara serta kader Posyandu yang me­rangkap sebagai b. Pendekatan eksternal
anggota. Struktur organisasi bersifat fleksibel sehingga Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, tokoh masyarakat sehingga ber­sedia mendukung
permasalahan, dan kemampuan sumber daya. penyelenggaraan Posyandu melalui berbagai pendekatan
b. Pengelola Posyandu dengan tokoh masyarakat setempat.
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga c. Survei mawas diri (SMD)
kemasyarakatan, organisasi ke­masyarakatan, lembaga Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat
swadaya masya­rakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah
usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan yang dihadapi serta potensi yang dimiliki dengan bimbingan
kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di petugas Puskesmas, aparat pemerintahan desa kelurahan
Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain: dan forum peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah
1) sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat, terbentuk).
2) memiliki semangat pengabdian, ber­inisiatif tinggi dan d. Musyawarah masyarakat desa (MMD)
mampu memotivasi masyarakat, Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh
3) bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau
masyarakat. forum peduli ke­sehatan kecamatan.
c. Kader Posyandu
Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, 7. Tingkat perkembangan Posyandu
mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan Tingkat perkembangan Posyandu dibedakan atas 4 tingkat
kegiatan Posyandu secara sukarela. sebagai berikut.
a. Posyandu pratama, adalah Posyandu yang belum mantap,
6. Pembentukan yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang
sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan dari 5 (lima) orang.
sumber daya. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat b. Posyandu madya, adalah Posyandu yang sudah dapat
dilakukan dengan tahapan berikut. melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan

32 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 33


rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi lengan atas).
cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu e) Pemberian tablet besi.
kurang dari 50%. f) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
c. Posyandu purnama, adalah Posyandu yang sudah dapat g) Pemeriksaan fundus uteri.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan h) Penyuluhan termasuk perencanaan persalinan
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, dan pencegahan komplikasi (P4K), pentingnya
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu IMD, dan ASI eksklusif.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh i) KB pasca-persalinan.
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh 2) Pelayanan untuk ibu nifas dan menyusui
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang a) Penyuluhan/konseling kesehatan.
dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. b) KB pasca-persalinan.
d. Posyandu mandiri, adalah Posyandu yang sudah dapat c) ASI eksklusif.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan d) Gizi untuk ibu nifas dan menyusui.
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, e) Pemberian kapsul vitamin A.
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu f) Perawatan payudara.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh g) Pemeriksaan kesehatan umum.
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh 3) Pelayanan untuk bayi dan balita
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat a) Penimbangan berat badan.
tinggal di wilayah kerja Posyandu b) Penentuan status pertumbuhan.
c) Penyuluhan dan konseling.
B. Pokok Bahasan: Kegiatan Posyandu d) Pemeriksaan kesehatan (dilakukan bila ada tenaga
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan kesehatan).
pengembangan/pilihan. Secara garis besar, kegiatan Posyandu b. Keluarga berencana (KB)
adalah sebagai berikut. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
1. Kegiatan utama adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan.
a. Kesehatan ibu dan anak (KIA) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dapat dilakukan
1) Pelayanan untuk ibu hamil pelayanan suntikan KB dan konseling KB.
a) Penimbangan berat badan. c. Imunisasi
b) Pengukuran tinggi badan. Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan
c) Pengukuran tekanan darah. oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
d) Pemantauan nilai status gizi (peng­ukuran lingkar disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

34 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 35


d. Gizi 2. Tempat penyelenggaraan
Pelayanan gizi di Posyandu adalah sebagai berikut. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
1) Penimbangan berat badan. pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
2) Deteksi dini gangguan pertumbuhan. penyelenggaraan ter­sebut dapat di salah satu rumah warga,
3) Penyuluhan dan konseling gizi. halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun,
4) Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran,
5) Suplementasi kapsul vitamin A dan tablet Fe. atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
e. Pencegahan dan penanggulangan diare masyarakat.
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan 3. Penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh
Penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit. kader Posyandu dengan bim­bingan teknis dari Puskesmas
Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, akan diberikan dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu
obat Zinc oleh petugas kesehatan. minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai
2. Kegiatan pengembangan dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu,
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan yakni yang mengacu pada sistem 5 langkah. Kegiatan yang
utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung
50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. jawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan
Kegiatan pengembangan ini sesuai dengan Peraturan Menteri sebagai berikut.
Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
Pertama Pendaftaran Kader
(Posyandu) yang artinya adalah suatu upaya mensinergikan
Kedua Penimbangan Kader
berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan
Pengisian KMS/
kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, Ketiga Kader
buku KIA
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga, Keempat Penyuluhan Kader
dan kesejahteraan sosial. Pelayanan Kader bersama
Kelima
Kesehatan Petugas Kesehatan
C. Pokok Bahasan: Penyelenggaraan Posyandu
4. Para pelaksana
1. Waktu penyelenggaraan
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang
pihak.
dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari
buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

36 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 37


a. Kader. 3) Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang
b. Petugas Puskesmas. dipegang oleh kader yang ditunjuk.
c. Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) 4) Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan
1) Camat dan lurah/kepala desa. dikelola secara bertanggung jawab.
2) Instansi/lembaga terkait. 6. Pencatatan dan pelaporan
3) Kelompok kerja (Pokja) Posyandu. a. Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
4) Tim penggerak PKK. dilaksanakan. Pencatatan di­lakukan dengan menggunakan
5) Tokoh masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan format baku sesuai dengan program kesehatan, Sistem
(apabila telah terbentuk). Informasi Posyandu (SIP).
6) Organisasi kemasyarakatan/LSM. b. Pada dasarnya, kader Posyandu tidak wajib melaporkan
7) Swasta/dunia usaha. kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor
5. Pendanaan terkait lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas harus menunjuk
a. Sumber dana petugas yang bertanggung jawab untuk mengambil copy
Pendanaan Posyandu berasal dari berbagai sumber. data hasil kegiatan Posyandu.
1) Masyarakat.
2) Swasta/dunia usaha. REFERENSI
3) Hasil usaha.
● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kementerian
4) Pemerintah. Dalam Negeri, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
5) Sumber lain yang dapat diper­tang­gung­jawabkan. Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta, 2010.
b. Pemanfaatan dan pengelolaan dana ● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
kegiatan Posyandu. Posyandu, Jakarta, 2011.
1) Biaya operasional Posyandu. ● Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
2) Biaya penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Masyarakat dan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
3) Pengganti biaya perjalanan kader. 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
4) Modal usaha KUB. Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
5) Bantuan biaya rujukan bagi yang mem­butuhkan.
c. Pengelolaan dana
1) Dilakukan oleh pengurus Posyandu.
2) Dana disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin
mendatangkan hasil.

38 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 39


Modul
Materi Inti 1
TUGAS KADER
DALAM PENYELENGGARAAN
POSYANDU

Tugas Kader dalam Penyelenggaraan


MODUL MATERI INTI 1
Posyandu
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 1

Tugas Kader dalam Penyelenggaraan


Posyandu

Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 41


I. DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan B: Kegiatan Utama Posyandu
Kader Posyandu selain menjadi pelaksana kegiatan diharapkan juga 1. Kesehatan ibu dan anak
menjadi pengelola Posyandu karena kader mengenal kondisi kebutuhan 2. Keluarga berencana (KB)
masyarakat di wilayahnya. Kader selaku pengelola Posyandu bertugas 3. Imunisasi
untuk merencanakan kegiatan dan mengaturnya. 4. Gizi
Modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran tugas kader dalam 5. Pencegahan dan penanggulangan
penyelenggaraan Posyandu pada tiga tahap yaitu sebelum hari buka diare
Posyandu, pada saat hari buka Posyandu, dan setelah hari buka Pokok Bahasan C: Kegiatan Pengembangan Posyandu
Posyandu.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tugas (T=1 Jpl; P=2 Jpl; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
kader dalam penyelenggaraan Posyandu. pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
sebagai berikut.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: A. Langkah 1 (15 menit)
1. Menjelaskan tugas kader dalam penye­lenggaraan Posyandu. 1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kegiatan utama Posyandu. 2. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu
3. Menjelaskan kegiatan pengembangan Posyandu. yang diperlukan untuk membahas Materi Inti 2 di papan tulis/
flipchart/file presentasi.
3. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
4. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang tugas kader
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
Posyandu di wilayah kerja peserta.
ini adalah:
5. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan
Pokok Bahasan A: Tugas Kader Posyandu menegaskan tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
1. Sebelum hari buka Posyandu
B. Langkah 2 (30 menit)
2. Saat hari buka Posyandu
3. Sesudah hari buka Posyandu 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
a. Tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

42 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 43
b. Kegiatan utama Posyandu. 7. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
c. Kegiatan pengembangan Posyandu. mengacu pada uraian materi.
2. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan menjawab D. Langkah 4 (30 menit)
pertanyaan peserta tersebut dengan cara membangun suasana 1. Peserta tetap terbagi dalam kelompok yang sama.
yang kondusif untuk melakukan tanya jawab. 2. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan apa
saja yang termasuk ke­giatan utama Posyandu dan kegiatan
C. Langkah 3 (30 menit) pengem­bangan Posyandu.
1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang 3. Hasil diskusi tentang kgiatan utama Posyandu dituliskan
terdiri dari 4—5 orang per kelompok. dalam kertas metaplan warna kuning dan tentang kegiatan
2. Fasilitator meminta tiap kelompok menunjuk ketua kelompok. pengembangan Posyandu dituliskan dalam kertas metaplan
Fasilitator meminta ketua kelompok mengambil media kartu warna biru muda.
bergambar, kertas dinding, dan selotip untuk masing-masing 4. Setelah menuliskan kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
kelompok. pengembangan Posyandu, tiap peserta diminta untuk
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok, yaitu: menempelkannya pada tempat yang disediakan.
Tugas kelompok 5. Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi
a. Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas kader kelompoknya.
dalam penyelenggaraan Posyandu. 6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
b. Susunlah kartu-kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: menanggapi hasil penyajian kelompok lain.
kartu-kartu tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada 7. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
hari buka Posyandu, dan setelah hari buka Posyandu. mengacu pada uraian materi.
c. Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di kertas dinding.
d. Apabila perlu, tambahkan tugas kader Posyandu yang masih E. Langkah 5 (30 menit)
kurang dengan menuliskan di kartu kosong. 1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci untuk
4. Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami mereka.
kelompoknya. Pertanyaan kunci
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk a. Sebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu,
menanggapi hasil penyajian kelompok lain. pada hari buka Posyandu, dan setelah hari buka
6. Fasilitator menggali pendapat peserta mengenai hal-hal yang Posyandu!
dapat memotivasi kader untuk melaksanakan tugas dengan
lebih giat.

44 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 45
b. Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
dalam rangka melaksanakan kegiatan utama Posyandu dan
Tugas-tugas Kader Posyandu
kegiatan pengembangan Posyandu?
Sebelum Hari Buka Posyandu
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
3. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dan menegaskan a b
bahwa kader memiliki peran penting dalam pengelolaan
Posyandu di tiga tahap penyelenggaraan Posyandu.
4. Peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang masih kurang jelas. Fasilitator memberikan jawaban atas
pertanyaan peserta.
5. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan Menerima masukan catatan Menyiapkan sarana dan
keberadaan ibu hamil, kelahiran, prasarana kegiatan di tempat
apresiasi pada peserta. kematian bayi dan kematian ibu Posyandu
melahirkan, bayi, balita, ibu nifas,
PUS, dan WUS dari kelompok
Dasawisma

c d

Menghubungi Pokja Posyandu Menyiapkan PMT

e f

Pendekatan tokoh masyarakat Mengundang orang tua balita


formal maupun informal untuk datang ke Posyandu

46 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 47
Tugas-tugas Kader Posyandu
Hari Buka Posyandu

a b g h

Mendaftar bayi/balita, ibu Menimbang bayi/balita, ibu Memberikan oralit, kapsul Pemberian rujukan
vitamin A, tablet besi, dan
hamil, dan PUS hamil, dan PUS
pelayanan KB.
c d i j

Melakukan pengukuran lingkar Mencatat hasil penimbangan di Kartu Evaluasi bulanan dan Membuat catatan kegiatan
lengan atas ibu hamil dan Menuju Sehat/KMS dan me­nilai perencanaan kegiatan Posyandu
WUS berat badan naik/tidak naik, dan Posyandu
mencatat hasil pengukuran LILA
pada WUS dan ibu hamil

e f

Memberikan penyuluhan dan Pemberian makanan tambahan


konseling (PMT)

48 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 49
VI. URAIAN MATERI
Tugas-tugas Kader Posyandu
Setelah Hari Buka Posyandu A. Pokok Bahasan: Tugas Kader Posyandu
Tugas-tugas kader dalam rangka menye­leng­garakan Posyandu,
a b dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
• Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada
H - Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader
agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
• Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada H
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 kegiatan.
Kunjungan rumah, kepada Melaksanakan kegiatan diskusi • Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas
keluarga yang tidak hadir di kelompok
Posyandu pada H + Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari
Posyandu. Penyelenggaraan Posyandu 1 bulan penuh, hari
c buka Posyandu untuk penimbangan 1 bulan sekali.

1. Sebelum hari buka Posyandu


a. Melakukan persiapan penyelenggaraan ke­giatan
Posyandu.
b. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu
melalui pertemuan warga setempat atau surat edaran.
Memberikan informasi hasil
kegiatan Posyandu kepada
c. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi kader
pokja Posyandu, pada yang menangani pendaftaran, penimbangan, pencatatan,
pertemuan bulanan, dan penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta
merencanakan kegiatan
Posyandu yang akan datang pe­layanan yang dapat dilakukan oleh kader.
d. Kader melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan
atau petugas lainnya. Sebelum pelaksanaan kegiatan
kader melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan
dan petugas lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan
diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan
yang telah ditetapkan berikutnya.
50 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 51
e. Menyiapkan bahan pemberian makanan tam­bahan PMT f. Menyampaikan penghargaan kepada orang tua yang telah
Penyuluhan dan PMT Pemulihan (jika diperlukan), serta datang ke Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada
penyuluhan. Bahan-bahan pe­nyuluhan sesuai dengan hari Posyandu berikutnya.
permasalahan yang ada yang dihadapi oleh para orang g. Menyampaikan informasi pada orang tua agar menghubungi
tua di wilayah kerjanya serta disesuaikan dengan metode kader apabila ada permasalahan yang terkait dengan anak
penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan balitanya, jangan segan atau malu.
apabila mau melakukan demo masak, lembar balik apabila h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada
mau menyelenggarakan kegiatan konseling, kaset atau CD, hari buka Posyandu.
KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita, dan lain-lain.
f. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu. 3. Sesudah hari buka Posyandu
a. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir
2. Saat hari buka Posyandu pada hari buka Posyandu, pada anak yang kurang gizi,
a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu atau pada anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan,
hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya. dan lain-lain.
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan b. Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan
kesehatan anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam
berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang
kepala anak, deteksi perkembangan anak, pemantauan status aman dan nyaman, dan lain-lain. Selain itu, memberikan
imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orang tua penyuluhan agar mewujudkan rumah sehat, bebas jentik,
tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan kotoran, sampah, bebas asap rokok, BAB di jamban sehat,
tentang permasalahan balita, dan lain sebagainya. menggunakan air bersih, cuci tangan pakai sabun, tidak ada
c. Membimbing orang tua melakukan pencatatan terhadap tempat berkembang biak vektor atau serangga/binatang
berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi balita. pengganggu lainnya (nyamuk, lalat, kecoa, tikus, dan
d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh balita, agar anak lain-lain).
tumbuh sehat, cerdas, aktif dan tanggap. Dalam kegiatan c. Melakukan pertemuan dengan tokoh mas­yarakat, pimpinan
itu, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, wilayah untuk menyam­paikan atau menginformasikan hasil
diskusi kelompok. dan demonstrasi dengan orang tua/ kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
keluarga balita. Posyandu dapat terus berjalan dengan baik.
e. Memotivasi orang tua balita agar terus me­lakukan pola d. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan, diskusi atau
asuh yang baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip forum komunikasi dengan masyarakat, untuk membahas
asih-asah-asuh. penye­lenggaraan atau kegiatan Posyandu di waktu yang

52 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 53
akan datang. Usulan dari masyarakat inilah yang nanti 3) Memberi tahu waktu hari buka Posyandu, lokasi
digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak Posyandu, jenis layanan yang bisa diterima sasaran,
lanjut kegiatan berikutnya. petugas pemberi layanan, manfaat apabila membawa
e. Mempelajari sistem informasi Posyandu (SIP). SIP adalah anaknya ke Posyandu, dan lain-lain. Kegiatan ini dapat
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan dilakukan melalui kunjungan rumah, penyampaian
yang diselenggarakan di Posyandu, dan memasukkan surat edaran, atau melalui forum komunikasi yang
kegiatan Posyandu tersebut dalam SIP. Manfaat SIP ada di masyarakat setempat baik formal, maupun
ini adalah sebagai acuan bagi kader untuk memahami informal.
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan 4) Menyiapkan sarana-prasarana, buku catatan,
jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bahan-bahan penyuluhan, mungkin juga makanan
sasaran. yang akan dibagikan pada balita, dan lain-lain.
f. Format SIP meliputi catatan ibu hamil, kelahiran, kematian 5) Memberikan pelayanan balita di Posyandu secara
bayi dan balita, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas. rutin. Sasarannya adalah orang tua dan keluarga
Catatan bayi dan balita yang ada si wilayah kerja Posyandu. balita, serta balita itu sendiri.
Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian 6) Melakukan pencatatan kegiatan pelayanan Posyandu.
tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status Peran kader lainnya adalah melakukan pencatatan
pemberian imunisasi. Selanjutnya juga ada catatan wanita usia dan pelaporan. Ada beberapa format pencatatan yang
subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu biasa dikerjakan oleh kader Posyandu. Pencatatan
hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh
rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon kader Posyandu karena berdasarkan catatan tersebut
donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.Pada aktivitas Posyandu dapat diketahui. Pencatatan yang
dasarnya, kader Posyandu menjalankan tugasnya sebagai dibuat dan dilaporkan oleh kader Posyandu, mengacu
pencatat, penggerak dan penyuluh. Ada beberapa jenis pada sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu
kegiatan yang dilakukan kader dalam memberikan pelayanan yang ada. Tetapi bisa ditambahkan apabila ada hal-hal
di Posyandu sebagai berikut. yang bersifat khusus, termasuk penanganan rujukan
1) Melakukan pendataan atau pemetaan balita di balita.
wilayahnya. 7) Membuat dokumentasi kegiatan Posyandu.
2) Menggerakkan dan memotivasi keluarga yang punya 8) Menyusun program kerja/rencana aksi untuk kegiatan
balita untuk datang dan mendapatkan pelayanan berikutnya. Berbagai jenis kegiatan hendaknya
Posyandu. dilakukan oleh kader bersama dengan petugas,
tokoh masyarakat, serta berbagai pihak terkait

54 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 55
lainnya. Jenis kegiatan yang dibuat berdasarkan dan mencatat hasil pengukurannya. Dengan
kondisi serta kebutuhan masyarakat setempat. bertambahnya umur maka bertambah tinggi pula
Dalam merencanakan kegiatan perlu dicantumkan badan anak tersebut. Hasil pengukuran tinggi
upaya mendapatkan dukungan dana atau sarana badan digunakan untuk menilai status perbaikan
dari berbagai pihak, agar penyelenggaraan kegiatan gizi anak.
Posyandu semakin meningkat. iii. Mendampingi orang tua untuk mengukur
9) Penyusunan rencana aksi dibuat secara lebih rinci dan lingkar kepala anak balitanya dan mencatat
jelas, meliputi jenis kegiatan, tujuan, sasaran, peran hasil pengukurannya. Hasil pengukuran lingkar
dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat, serta kepala, dapat menunjukkan perkembangan otak
waktu pelaksanaan kegiatan. Penyusunan rencana anak.
aksi ini hendaknya dibahas melalui pertemuan atau iv. Melakukan pemantauan terhadap status
musyawarah dengan berbagai pihak yang potensial. imunisasi pada anak serta pemberian suplemen
makanan atau kapsul vitamin (vitamin A).
Peran kader dalam memberikan layanan pada balita v. Mengajak atau membimbing orang tua
meliputi: mengenali kondisi keaktifan balita, dengan jalan
a) Mengajak atau membimbing orang tua mengenali memberikan stimulasi dan melihat respon anak
kondisi balita, dengan jalan: tersebut. Kader bisa menggunakan alat bantu
i. Mendampingi orang tua untuk menimbang dalam bentuk ceklis, untuk mempermudah
anaknya secara teratur setiap bulan dan melakukan pemantauan. Hasil dari pemantauan
membimbing orang tua mencatat hasil tersebut, dicatat dan digunakan sebagai bahan
penimbangan balitanya di KMS. Dari hasil untuk menilai kondisi balita tersebut. Apabila
penimbangan tersebut, orang tua dapat terdapat masalah dapat dilakukan upaya
mengetahui kondisi anaknya. Apabila, hasil mengatasi sedini mungkin.
penimbangan tidak berada di garis hijau, vi. Mengajak atau membimbing orang tua
maka kader memberikan penyuluhan tentang mengenali kondisi anak balitanya dalam
pemberian gizi seimbang pada balita. Pada merespon keadaan lingkungan sekitar. Dalam
saat memberikan penyuluhan kader akan lebih melakukan pengamatan kader bersama ibu
baik apabila menggunakan media penyuluhan, mengisi laporan sesuai dengan usia anak. Atau
misalnya: lembar balik, dan lain-lain. bisa juga, melihat perilaku anak yang dapat
ii. Mendampingi orang tua untuk mengukur tinggi diamati, di antaranya adalah ketika anak diajak
badan anak balitanya setiap 3 atau 6 bulan sekali bicara, dia mau menatap dan memperhatikan

56 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 57
orang yang mengajak bicara. Anak tertawa iii. Membuat jadwal serta penetapan petugas yang
kalau diajak bermain. Anak tidak sulit untuk akan melakukan penyuluhan tentang pola asuh,
menyesuaikan diri, atau mudah beradaptasi. dengan menggunakan media tersebut, dan materi
Misalnya: anak tidak takut apabila ada orang yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan
lain yang mendekatinya. Hasil dari pemantauan sasaran. Metode dan teknik penyuluhan
tersebut, digunakan sebagai bahan untuk dapat dilakukan dalam bentuk berkomunikasi
menilai kondisi balita tersebut. Apabila terdapat langsung secara individu, konsultasi, ceramah,
masalah dapat dilakukan upaya mengatasi diskusi, memutarkan film, memutarkan spot atau
sedini mungkin. lagu-lagu, dan lain-lain.
b) Melakukan penyuluhan atau menyampaikan informasi iv. Melaksanakan penyuluhan sesuai rencana
tentang pola asuh balita. Peran kader dalam melakukan yang dibuat dan materinya disesuaikan dengan
penyuluhan tersebut dapat dilakukan pada hari buka kondisi atau permasalahan yang ada.
Posyandu tetapi juga dapat dilakukan melalui berbagai v. Memotivasi orang tua tentang pentingnya
kesempatan lainnya, misalnya: kunjungan rumah, melakukan pola asuh pada anak balitanya, dan
pertemuan arisan, pengajian, dan lain-lain. Selanjutnya membantu apabila ada permasalahan yang
ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan kader, dihadapi. Dengan demikian, diharapkan terjadi
yaitu: peningkatan kemampuan serta motivasi orang
i. Merumuskan pesan tentang pola asuh yang tua untuk menerapkan pola asuh bagi balitanya.
akan disampaikan kepada orang tua balita. c) Membimbing orang tua untuk melakukan stimulasi
Pesan atau informasi harus disesuaikan dengan yang sesuai dengan usia anak, agar anak menjadi
kondisi anak. sehat, cerdas, dan aktif.
ii. Membuat atau memilih media penyuluhan yang d) Memotivasi orang tua yang mempunyai balita
sesuai dengan tujuan penyuluhan. Ada berbagai bermasalah agar mau merujuk anaknya sehingga
jenis media, di antaranya adalah media cetak mendapat pelayanan yang lebih baik.
(leaflet, poster, lembar balik, buku, KMS, buku e) Melakukan rujukan pada balita yang bermasalah dengan
KIA), media elektronik (film, spot, lagu-lagu), menghubungi petugas yang ahli. Rujukan dilakukan
media berupa benda-benda untuk demonstrasi agar anak mendapat menanganan yang lebih baik dari
(sayuran, buah-buahan, bahan-bahan lainnya), petugas yang ahli di bidangnya. Rujukan sebaiknya
media stimulasi (dalam bentuk sarana dilakukan oleh kader, sedini mungkin. Artinya, setelah
permainan), dan lain-lain. mengetahui adanya masalah hendaknya segera dirujuk.

58 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 59
Rujukan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
terhadap adanya permasalahan pada anak, maupun persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB,
karena pola asuh orang tua yang tidak sesuai. IMD, ASI eksklusif, dan gizi pada ibu hamil.
f) Melakukan pemantauan pasca-rujukan. Peran kader b) Perawatan payudara dan pemberian ASI.
disini adalah membimbing dan memantau pola asuh c) Peragaan pola makan ibu hamil.
yang dilakukan ibu atau keluarga setelah rujukan. Hal d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.
ini merupakan wujud perhatian kader pada ibu atau e) Senam ibu hamil.
keluarga. Melalui kegiatan ini akan terbangun hubungan
yang lebih harmonis antara kader dengan ibu balita. b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
B. Pokok Bahasan: Kegiatan Utama Posyandu menyusui mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) 1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca-persalinan,
a. Ibu hamil pentingnya ASI eksklusif dan gizi pada ibu nifas serta
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil ibu menyusui.
mencakup: 2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi
badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).
nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), 3) Perawatan payudara.
pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus 4) Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca- ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
c. Bayi dan balita
dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan,
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan balita harus
segera dirujuk ke Puskesmas.
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada
diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari
waktu menunggu giliran pelayanan, balita sebaiknya tidak
buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
kesepakatan. Kegiatan kelas ibu hamil antara lain
pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk
sebagai berikut.
itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
60 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 61
Posyandu untuk balita mencakup: 5. Pencegahan dan penanggulangan diare
1) Penimbangan berat badan secara teratur setiap Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
bulan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan
2) Penyuluhan dan konseling. diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit dan Zinc
3) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
kesehatan, pemantauan perkembangan balita, pengukuran
tinggi badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan, pelayanan C. Pokok Bahasan: Kegiatan Pengembangan Posyandu
kesehatan anak, dan imunisasi. Apabila ditemukan kelainan, Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat me­nambah kegiatan
segera dirujuk ke Puskesmas. Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama
2. Keluarga berencana (KB) yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.
suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan
peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di
dilakukan pemasangan IUD dan implan. atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan
kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat
3. Imunisasi
yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
yang telah diselenggarakan antara lain:
4. Gizi 1. Bina keluarga balita (BKB).
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan 2. Kelas ibu hamil dan balita.
yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi 3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian luar
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, biasa (KLB), misalnya:infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian kapsul demam berdarah dengue (DBD), gizi buruk, polio, campak,
vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang difteri, pertusis, dan tetanus neonatorum.
Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 4. Pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), 5. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau 6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
Poskesdes. (PAB – PLP).

62 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 63
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui tanaman obat keluarga (TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan ibu bersalin (Tabulin), tabungan masyarakat
Modul
Materi Inti 2
(Tabumas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui bina keluarga lansia (BKL).
11. Kesehatan reproduksi remaja (KRR).
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.

REFERENSI PENILAIAN MASALAH


● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum
KESEHATAN PADA SASARAN
Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011. POSYANDU
● Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta,
2011.
● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011. POSYANDU

Penilaian Masalah Kesehatan pada


Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

MODUL MATERI INTI 2


● Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan

Sasaran Posyandu
Masyarakat dan Desa, Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011. Ayo Ke

64 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu


MODUL MATERI INTI 2

Penilaian Masalah Kesehatan


Pada Sasaran Posyandu

Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 65


I. DESKRIPSI SINGKAT II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami
menurun sebesar tiga-perempatnya dan Angka Kematian Bayi (AKB) masalah kesehatan pada sasaran Posyandu.
serta Angka Kematian Balita (AKBA) sebesar dua-pertiga dalam kurun
waktu 1990—2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai komitmen B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, AKB Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup dan AKBA menjadi 32 per 1.000 1. Menjelaskan pengertian masalah kesehatan.
kelahiran hidup pada tahun 2015. 2. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang sering
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan ditemukan di Posyandu.
dan segera setelah persalinan (SKRT, 2001). Penyebab langsung kematian 3. Menyebutkan potensi/kemampuan yang di­miliki.
Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Penyebab 4. Menentukan kegiatan untuk menangani masalah kesehatan
tidak langsung kematian ibu antara lain adalah Kurang Energi Kronis yang ada.
(KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian 5. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang perlu dirujuk
anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu ke sarana kesehatan.
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir III. POKOK BAHASAN
tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam
maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah Pokok Bahasan A: Masalah Kesehatan
diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi 1. Pengertian masalah kesehatan
dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) 2. Pembahasan masalah
yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun
Pokok Bahasan B: Masalah-masalah Kesehatan yang
1985, pemerintah juga merancang Child Survival (CS) sebagai upaya Sering Ditemukan di Posyandu
menurunkan AKB dan AKBA. 1. Masalah kesehatan ibu
Upaya-upaya yang dicanangkan oleh pemerintah, diharapkan tidak hanya 2. Masalah kesehatan anak
dilakukan oleh tenaga kesehatan semata melainkan juga oleh masyarakat Pokok Bahasan C: Kegiatan untuk Menangani Masalah
dalam hal ini kader Posyandu untuk juga dapat memantau masalah-masalah Kesehatan yang Ada
yang timbul pada sasaran Posyandu. Sehingga penyebab-penyebab AKI, 1. Kegiatan oleh masyarakat
AKB, dan AKBA yang muncul dapat dicegah sedini mungkin terutama dalam 2. Kegiatan oleh Posyandu
pemantauan selama kegiatan di Posyandu. 3. Rujukan oleh kader

66 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 67
Pokok Bahasan D: Masalah Kesehatan yang Perlu 4. Bahan diskusi
Dirujuk ke Sarana Kesehatan
a. Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah kesehatan
1. Pengertian rujukan
2. Masyarakat yang perlu dirujuk apa saja pada lembar penugasan/bergambar yang paling
sering ditemukan di Posyandu?
b. Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
dari suatu masalah kesehatan?
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran
5. Fasilitator memberikan masukan mengenai pe­ngertian
(T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0) @45 menit untuk memudahkan proses
“Pembahasan Masalah Kesehatan” dengan mengacu pada
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
uraian materi.
sebagai berikut.

C. Langkah 3 (60 menit)


A. Langkah 1 (15 menit)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
a. Pengertian masalah kesehatan.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
b. Masalah-masalah kesehatan yang sering ditemukan di
3. Menggali pendapat peserta tentang pengertian masalah
Posyandu.
kesehatan apa yang sering dijumpai di Posyandu serta apa
c. Potensi/kemampuan yang dimiliki.
upaya yang dilakukan.
d. Kegiatan untuk menangani masalah kesehatan yang ada.
4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator men­jelaskan
e. Masalah-masalah kesehatan yang perlu dirujuk ke sarana
pengertian masalah kesehatan.
kesehatan.
2. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk menanyakan
B. Langkah 2 (25 menit)
hal-hal yang kurang jelas dan menjawab pertanyaan tersebut.
1. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
semua peserta. Secara acak, fasilitator meminta 1—3 orang
D. Langkah 4 (30 menit)
peserta untuk membacakan tulisan di dalamnya.
1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang
2. Fasilitator memberi penjelasan singkat mengenai masalah
terdiri dari 4—5 orang per kelompok.
kesehatan sesuai dengan tulisan yang dibacakan oleh peserta.
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk memotong/
3. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu
menggunting lembar pe­nugasan/bergambar agar berbentuk
hal-hal sebagai berikut.
kartu-kartu.

68 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 69
3. Fasilitator menuliskan tugas kelompok di atas papan tulis atau 3. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
kertas dinding (plano), yaitu: materi, mengenai 3 jenis kegiatan yang perlu diketahui
Tugas kelompok kader.
a. Pilihlah 3 kartu (masalah) dari lembar penugasan/bergambar 4. Fasilitator kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan
yang menurut kelompok merupakan masalah yang paling satu per satu pertanyaan sebagai berikut.
sering terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada pada Diskusi pleno: rujukan
lembar penugasan/bergambar tuliskan pada kartu/kertas a. Apa yang disebut rujukan?
kosong.
b. Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di
b. Pilihlah kartu-kartu dari lembar penugasan/bergambar yang
Posyandu perlu diberikan rujukan?
berisikan kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan
5. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
untuk mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan
belum ada pada lembar penugasan/bergambar dan tuliskan materi, mengenai pengertian rujukan dan orang yang perlu
pada kartu/kertas kosong. dirujuk.
c. Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya di atas
kertas plano. F. Langkah 6 (20 menit)
4. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 30 menit. 1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa
E. Langkah 5 (30 menit) dipahami oleh peserta.
1. Masing-masing wakil dari setiap kelompok me­nyampaikan hasil 2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
kelompoknya. memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
2. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan satu per satu 3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.
hal-hal sebagai berikut.
Diskusi pleno
a. Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk
menangani suatu masalah sudah tepat?
b. Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat
sendiri dan mana yang perlu dibantu oleh Posyandu?
c. Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu
memecahkan masalahnya sendiri?

70 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 71
V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Masalah-masalah Kesehatan Anak
Masalah-masalah Kesehatan Ibu

a b
a b

Balita kurang gizi Kematian bayi


Ibu hamil kurang gizi Gondok
c d
c d

Diare Kerdil
Bengkak kaki, muka, dan tangan Pusing dan muntah-muntah

e f
e f

Keluar cairan Kematian ibu Lumpuh (polio) Batuk

72 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 73
Masalah-masalah Kesehatan Ibu dan Anak

a b
g h

Kawin muda Banyak anak


Tetanus Campak

c d
i j

Belum bisa jalan Belum bisa bicara


Sakit kulit Lingkungan kotor

k l

Sakit gigi Banyak jajan

74 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 75
PENJELASAN MASALAH KESEHATAN ANAK

Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk Bayi lahir mati adalah semua janin mulai kehamilan
Kurang Energi Bayi Lahir Mati 22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya
kurang gizi pada Balita. Cara mengetahuinya adalah
Protein (KEP) tanda-tanda kehidupan.
dengan melihat catatan pada Kartu Menuju Sehat
(KMS). Apabila berat badan Balita berada di Bawah
Kematian Bayi Kematian bayi berusia 0 hari—12 bulan.
Garis Merah (BGM) berarti anak kurang gizi atau
menderita KEP.
Kurang Vitamin A Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh Kematian Balita Kematian balita 0 hari— 5 tahun.
(KVA) sudah sangat kurang. Manifestasi KVA dapat dilihat
secara klinis, misalnya buta senja dan xerophtalmi, Kurang Darah Kurang Darah (Anemia) yaitu kekurangan zat
sedangkan dari sub-klinis kadar serum retinol di (Anemia) besi, yang terjadi karena orang kurang memakan
bawah 20 mcg/dl. sayuran, terutama yang berwarna hijau tua. Kurang
darah biasa terjadi pada siapa saja (wanita, pria,
Gangguan Akibat ibu hamil, ibu menyusui). Kurang darah bagi ibu
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yaitu
Kurang Yodium hamil akan membahayakan jiwa dirinya dan bayi
penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
(GAKY) yang dikandung. Sedang bagi ibu menyusui, akan
menggunakan garam beryodium dalam makanannya
mengganggu pertumbuhan anak yang sedang
sehari-hari. Akibatnya antara lain: kemampuan
disusui.
dan kecerdasan anak terhambat, pertumbuhan
jasmani terhambat (kerdil, mengalami ketulian,
pembengkakan kelenjar gondok). Ibu hamil yang
mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
bayinya.
Lumpuh Layuh yaitu penyakit lumpuh yang
Lumpuh Layu disebabkan virus polio yang menyebabkan kaki
(POLIO) anak menjadi layu (lemas) dan biasanya datang
mendadak. Hal ini akan menjadi cacat pada
anak sampai ia dewasa (seumur hidup). Cara
mencegahnya adalah dengan memberikan imunisasi
polio pada anak.

Kematian Ibu Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehatan.


Artinya yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil,
bersalin, nifas sampai 40 hari sesudah bersalin. Di
luar saat kehamilan, persalinan, dan 40 hari sesudah
persalinan, dianggap kematian biasa (tidak termasuk
kematian ibu).

76 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 77
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI
g h
MASALAH KESEHATAN Pemberian
makanan Menjadi peserta
aa bb
pendamping ASI KB
Memeriksa
Penimbangan (MP-ASI)
kehamilan
balita
secara teratur
i j

Membuang
Pemberian
c d
sampah di
oralit
Pemberian Pemberian tablet tempatnya
kapsul vitamin A penambah darah

k l

e f Memelihara Memasak
Pemberian air kebersihan diri dengan garam
Imunisasi (pribadi) beryodium
susu ibu (ASI)

78 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 79
m n
u v
Membawa
Penyuluhan Penyuluhan gizi
anak sakit ke
PMT pemulihan MP-ASI
Puskesmas/
Rumah Sakit
w x
Penyuluhan
o p
Mengadakan Penyuluhan KB kesehatan pribadi
PMT penyuluhan ambulans desa/ dan lingkungan
alat transportasi

y
Pengadaan,
q r pemanfaatan,
Membiasakan anak dan pemeliharaan
cuci tangan sebelum/
Melatih anak jamban
sesudah makan dan
sesudah buang air berbicara
dengan sabun

s t

Melatih anak Penyuluhan ASI


berjalan eksklusif

80 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 81
DAFTAR ISTILAH
Ibu Hamil Risiko Tinggi Bumil Risti yaitu ibu hamil yang memiliki
MASALAH KESEHATAN IBU (Bumil Risti) gejala atau tanda-tanda bahaya, seperti:
pembengkakan kaki, mengalami kurang gizi
IMD (Inisiasi Menyusui Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi diberi (KEK), pendarahan, usia di bawah atau di
Dini) kesempatan mulai (inisiasi) menyusui sendiri atas batas aman (di bawah 20 tahun, di atas
segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan 35 tahun), pernah melahirkan prematur atau
bayi menempel di dada atau perut ibu, keguguran, berat badan kurang dari 38 kg
bayi dibiarkan merayap mencari puting dan sebelum hamil, tinggi badan kurang dari 140
menyusui sampai puas. Proses ini berlangsung cm, jarak kelahiran dari anak terdahulu kurang
minimal satu jam pertama sejak bayi lahir. dari 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.

ASI Eksklusif ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja kepada Bina Keluarga Balita BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya
bayi berumur 0—6 bulan tanpa memberikan (BKB) dari segi kesehatan fisik (pertumbuhan) saja,
makanan atau minuman lain. Menurut ahli melainkan juga dari segi perkembangan
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah mental, kecerdasan, dan kepekaan sosialnya.
terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja.
Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal Pertumbuhan Anak Pertumbuhan yaitu perubahan fisik anak yang
terhadap berbagai penyakit pada usia ditandai dengan bertambahnya berat dan tinggi
selanjutnya. badan anak. Pertumbuhan anak yang normal
bisa dipantau melalui penimbangan rutin di
Makanan Pendamping Makanan atau minuman yang mengandung zat Posyandu. Perkembangan yaitu peningkatan
ASI (MP-ASI) gizi diiberikan kepada bayi dan anak usia 6—24 kematangan mental, kecerdasan, emosi, dan
bulan guna memenuhi kecukupan gizinya kepekaan sosial anak. Perkembangan anak
selain dari ASI perlu dilatih oleh kedua orang tua (ayah dan
ibu) di rumah agar anak sehat jasmani dan
Pemberian Makanan PMT Penyuluhan adalah pemberian makanan rohani.
Tambahan (PMT) tambahan yang ditujukan untuk memberikan
Keadaan kekurangan energi dalam waktu lama
Penyuluhan contoh pada orang tua balita bagaimana Kurang Energi Kronis
pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil
menyiapkan makanan yang baik dan benar (KEK)
yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan
serta bergizi seimbang. PMT Penyuluhan
(LILA) < 23,5 cm.
diutamakan terbuat dari bahan makanan yang
mudah didapat di wilayah masing-masing

PMT Pemulihan Makanan yang diberikan bagi kelompok


golongan rawan gizi yang telah diperhitungkan
nilai gizinya sesuai dengan kebutuhannya
agar dapat terpenuhi kebutuhan gizi untuk
menambah asupan gizi guna memenuhi zat
gizi guna memenuhi zat gizi yang kurang dalam
tubuhnya.

82 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 83
VI. URAIAN MATERI b. Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah:
1) Kader bisa menentukan masalah yang paling
A. Pokok Bahasan: Masalah Kesehatan
mendesak untuk segera ditangani.
1. Pengertian masalah kesehatan 2) Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk
Masalah kesehatan adalah keadaan-keadaan yang di anggap menangani suatu masalah.
mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan 3) Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya
hidup masyarakat. Masalah kesehatan yang menjadi perhatian orang yang mampu memecahkan masalah
kader Posyandu antara lain: masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus
a. Masalah dari kelompok sasaran umum: antara lain ibu didorong agar berusaha memecahkan masalah-
hamil, ibu nifas/ibu menyusui, bayi, balita dan pasangan masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya
usia subur. agar tidak terjadi.
b. Masalah dari kelompok sasaran yang perlu per­hatian segera,
antara lain: 3. Kapan kader melakukan penilaian masalah?
1) Ibu hamil, nifas/menyusui: ibu hamil risiko tinggi, ibu Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat:
hamil kurang gizi dan anemia, ibu hamil berisiko. a. Kegiatan buka Posyandu atau pelayanan 5 langkah kegiatan
2) Bayi/balita: bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, karena pada saat itu biasanya ditemukan sejumlah masalah
balita yang belum diimunisasi, balita yang mengalami Posyandu.
rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah b. Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau
gondok, balita yang mengalami batuk dengan napas Puskesmas untuk merencanakan kegiatan Posyandu bulan
sesak (gejala radang paru-paru), balita yang sering berikutnya.
sakit diare.
3) Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah
memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya yaitu:
gizi ibu hamil, ibu nifas/menyusui, bayi dan balita. a. Data buku KIA/KMS/SIP dan catatan kegiatan Posyandu
lainnya.
2. Pembahasan masalah b. Balok SKDN.
a. Yang dimaksud dengan pembahasan masalah adalah c. SIP/buku catatan lain.
mendiskusikan masalah-masalah yang berhasil ditemukan d. Buku bantu kader.
oleh kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan
akibat suatu masalah.

84 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 85
B. Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan yang d. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan
Sering Ditemukan Di Posyandu kurang dari 145 cm.
e. Ibu dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan.
1. Masalah kesehatan ibu f. Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm.
Kader diharapkan dapat juga mengenali secara dini tanda g. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan,
bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat kejang-kejang, demam tinggi, per­salinan lama, melahirkan
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya. dengan cara operasi, dan bayi lahir mati).
Gejala atau tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang perlu
dikenali terutama pada ibu hamil risiko tinggi (Bumil Risti) Beberapa masalah kesehatan ibu antara lain:
antara lain: a. Ibu hamil kurang gizi
a. Ibu tidak mau makan dan muntah terus. Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu istilah untuk kurang gizi
b. Berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau dalam waktu lama pada ibu hamil. Cara mengetahuinya
berat badan < 45 kg pada akhir bulan keenam. adalah dengan mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas).
c. Pendarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas. Apabila LILA ibu hamil kurang dari 23,5 cm berarti ibu hamil
d. Bengkak kaki, tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kurang gizi atau menderita KEK.
kejang. b. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY)
e. Gerakan janin berkurang dan atau tidak bergerak sama sekali GAKY yaitu penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
dalam 12 jam. menggunakan garam beryodium dalam makanannya
f. Kelainan letak janin di dalam rahim sampai umur kehamilan sehari-hari.Akibatnya antara lain: kemampuan dan kecerdasan
9 bulan. anak terhambat (IQ rendah), pertumbuhan jasmani terhambat
g. Ketuban pecah sebelum waktunya. (kerdil, mengalami ketulian, pembengkakan kelenjar gondok).
h. Persalinan lama lebih dari 12 jam sejak mulai mulas. Ibu hamil yang mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
i. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap ke­hamilan. bayinya.
j. Demam tinggi pada masa nifas. c. Kematian ibu
Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehat­an. Artinya
Adapun kondisi-kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil, bersalin, nifas
adalah: sampai 40 hari sesudah bersalin. Di luar saat kehamilan,
a. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun. persalinan dan 40 hari sesudah persalinan, dianggap
b. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun. kematian biasa (tidak terrnasuk kematian ibu).
c. Jumlah anak 3 orang atau lebih.

86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
d. Kurang darah (anemia) 2. Masalah kesehatan anak
Kurang darah (anemia) yaitu kekurangan zat besi, yang Selain masalah-masalah yang timbul terkait dengan kesehatan
terjadi karena orang kurang memakan sayuran, terutama ibu, kader juga perlu mengetahui masalah-masalah kesehatan
yang berwarna hijau tua. Kurang darah biasa terjadi anak yang banyak ditemukan di Posyandu.
pada siapa saja (wanita, pria, ibu hamil, ibu menyusui). Beberapa masalah kesehatan anak adalah:
Kurang darah bagi ibu hamil akan membahayakan jiwa a. Gizi buruk
dirinya dan bayi yang dikandung. Sedang bagi ibu yang 1) Marasmus:
menyusui, akan mengganggu pertumbuhan anak yang a) Tampak sangat kurus.
sedang disusui. Gejala atau tanda anemia antara lain b) Wajah seperti orang tua.
berkunang-kunang, lemah, lesu, cepat lelah dan mengantuk, c) Cengeng dan rewel.
kuku dan wajah pucat. Anemia dapat dicegah dengan makan d) Rambut tipis jarang dan kusam.
makanan sumber hewani seperti telur, ikan, daging dan hati e) Kulit keriput.
serta makanan sumber nabati seperti kacang-kacangan dan f) Tulang iga tampak jelas dan perut cekung.
sayuran berwarna. Bila perlu, minum 1 tablet tambah darah g) Pantat kendur dan keriput.
setiap hari selama 90 hari. h) Otot lengan dan tungkai mengecil.
e. Kawin muda 2) Kwashiorkor:
Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, a) Wajah bulat (moon face) dan sembap.
disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara b) Cengeng/rewel.
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri c) Tidak perduli terhadap lingkungan (apatis).
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang d) Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. dicabut tanpa rasa sakit.
Sedangkan perkawinan usia muda adalah per­kawinan yang e) Kedua punggung kaki bengkak.
para pihaknya masih relatif muda, dimana kedua belah pihak f) Perut buncit.
masih sangat muda dan belum memenuhi persyaratan– g) Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik
persyaratan yang telah ditentukan dalam melakukan kemerahan.
perkawinan (pihak pria belum mencapai umur 19 tahun dan 3) Marasmus-kwashiorkor merupakan gabungan dari
pihak wanita belum mencapai umur 16 tahun). tanda marasmus dan kwashiorkor
f. Banyak anak 4) Bahaya gizi buruk
Adalah jumlah anak lebih dari 2 atau 3 orang yang dimiliki oleh a) Gizi buruk dapat menyebabkan kematian bila
seorang ibu (suatu keluarga) dengan jarak usia yang terlalu tidak ditanggulangi segera.
dekat. b) Anak gizi buruk lebih mudah sakit.

88 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 89
c) Pada waktu dewasa mudah terkena penyakit keras. Kadang-kadang sampai muntah, muka tampak
menular atau tidak menular, seperti batuk, pilek, kebiruan dan lelah.
diare, TBC, dan lain-lain. 3) Pertusis sering menimbulkan kematian karena radang
d) Penurunan tingkat kecerdasan. paru-paru atau perdarahan otak.
e) Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih
rendah dari anak normal. e. Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh
b. Kematian bayi kuman tetanus, yang masuk melalui luka atau perawatan tali
Bayi lahir mati yaitu adalah semua janin mulai kehamilan pusat bayi yang tidak baik.
22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya tanda-tanda 1) Gejala penyakit ini adalah kejang seluruh tubuh yang
kehidupan. Apabila anak mati di bawah usia 12 bulan, berulang selama beberapa menit, rahang terkunci dan
disebut kematian bayi, sedangkan anak mati di bawah 5 balita (mulut mencucu untuk bayi), kaku leher, sulit
tahun disebut kematian balita. menelan, dan kaku otot perut.
2) Pencegahan memberikan imunisasi yang diberikan
c. Lumpuh (polio) pada ibu hamil, dan WUS (Wanita Usia Subur), dan
1) Penyakit yang disebabkan virus polio. siswi di sekolah.
2) Hampir sebagian besar penyakit polio tanpa gejala 3) Kekebalan TT dapat diberikan dengan imunisasi TT 5
atau gejala ringan seperti flu, diare ringan, sebagian dosis, untuk kekebalan seumur hidup.
kecil menjadi lumpuh layu dan menetap seumur hidup,
yang terjadi terutama pada tungkai. f. Campak
3) Imunisasi polio secara lengkap pada bayi diberikan Campak biasa dikenal masyarakat dengan sebutan tampek
sebanyak 4 kali, dan melaksanakan pola hidup bersih (Jawa Barat) atau gabag (Jawa) yaitu penyakit yang ditandai
merupakan pencegahan penyakit polio. dengan demam dan bercak kemerahan pada wajah atau
tubuh terutama menyerang anak-anak. Campak disebabkan
d. Batuk rejan (Pertusis) oleh virus campak.
1) Adalah penyakit infeksi akut yang di­sebabkan Gejala yang muncul yaitu:
oleh racun yang dikeluarkan oleh kuman pertusis. 1) Demam atau panas tinggi.
2) Gejalanya mula-mula seperti flu biasa, makin lama 2) Timbul bercak kemerahan pada wajah atau tubuh.
batuknya makin hebat, terus menerus, dan cepat, 3) Disertai batuk dan atau pilek.
keras sampai puluhan kali, dan diakhiri dengan 4) Kadang-kadang disertai mata merah dan diare.
sekuat tenaga mengambil napas sampai berbunyi

90 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 91
Cara penularan: Cara penularan:
1) Penularan secara langsung dari penderita campak ke 1) Penularan diare melalui mulut dan anus dengan
anak yang sehat lewat udara. perantaraan lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
2) Anak yang tidak dapat imunisasi campak. 2) Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung
3) Kurang gizi. kuman bila buang air besar sembarangan dapat
4) Lingkungan yang padat penduduk dan kumuh. mencemari lingkungan terutama air.
3) Melalui makanan dan atau alat dapur yang tercemar
Cara pencegahan: oleh kuman dan masuk melalui mulut, kemudian terjadi
1) Memberikan imunisasi campak.
diare.
2) Perbaikan gizi.
3) Menjaga kebersihan lingkungan. Faktor risiko:
4) Hindari kontak dengan penderita campak. 1) Kondisi lingkungan yang buruk (tidak memenuhi syarat
kesehatan) misalnya tidak tersedia sarana air bersih
Cara penanggulangan:
dan jamban/WC.
Anjurkan ke sarana ke­sehatan (puskesmas dan lain-lain).
2) Buang air besar sembarangan (BABs).
Bahaya campak: 3) Tidak merebus air minum sampai mendidih.
Pneumonia dan meningitis (radang otak), yang 4) Tidak membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum
menyebabkan kematian. menjamah makanan.

g. Diare Cara pencegahan:


Diare adalah berak encer atau bahkan dapat berupa air saja 1) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan
(mencret) biasanya lebih dari 3 kali. Penyebab diare: sesudah buang air besar.
1) Makanan/minuman yang tercemar kuman penyakit, 2) Semua anggota keluarga buang air besar di jamban
basi, dihinggapi lalat, dan kotor. yang sehat.
2) Minum air mentah/tidak dimasak. 3) Merebus peralatan makan dan minum bayi.
3) Botol susu dan dot yang tidak bersih. 4) Masaklah air sampai mendidih sebelum diminum.
5) Buanglah tinja bayi dan anak kecil di jamban.
Bahaya diare: 6) Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah diare karena
1) Penderita akan kehilangan cairan tubuh. ASI terjamin kebersihannya dan cocok untuk bayi.
2) Penderita menjadi lesu dan lemas. 7) Siapkan dan berikan makanan pendamping ASI yang
3) Penderita bisa meninggal jika tidak segera ditolong. baik dan benar.

92 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 93
8) Gunakan air bersih yang cukup. 2) Tanda-tanda bahaya:
9) Berikan imunisasi campak. a) Timbul demam.
b) Ada darah dalam tinja.
Cara penanggulangan:
c) Diare makin sering.
1) Bila anak diare segera beri banyak minum seperti larutan
d) Muntah terus menerus.
oralit atau air rumah tangga seperti kuah sayur, air putih,
e) Bayi terlihat sangat haus.
air tajin dan lain-lain.
f) Bayi tidak mau makan dan minum.
2) Untuk bayi dan balita yang masih menyusui tetap
diberikan ASI lebih sering dan lebih banyak. 3) Langkah-langkah membuat oralit
3) Bila anak sudah memperoleh makanan tambahan a) Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
lanjutkan makanan seperti biasanya. mengalir.
4) Saat anak diare sebaiknya diberi makanan lembek. b) Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas belimbing,
atau gelas ukur bila ada).
Bagaimana bila sudah kena diare:
c) Gunakan air yang sudah direbus kemudian
1) Tindakan di rumah:
dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air minum
a) Berikan ASI lebih sering.
yang paling bersih yang tersedia.
b) Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air
d) Tuangkan seluruh bubuk oralit ke dalam gelas
besar.
berisi air matang tersebut.
c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
e) Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut.
mangkuk/cangkir/gelas.
d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
h. Anak belum bisa berjalan
lanjutkan lagi dengan lebih lambat.
Seorang anak dikatakan belum bisa berjalan adalah apabila
e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
sudah mencapai usia 12 bulan tetapi masih belum mampu untuk
berhenti.
belajar berjalan baik secara mandiri ataupun berpegangan
f) Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur,
dengan tanpa adanya gangguan fisik.
atau air tajin.
g) Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas
i. Anak belum bisa berbicara
kesehatan.
Umumnya anak sudah belajar bicara pada usia 9—12 bulan
h) Mencari pengobatan lanjutan dan anjurkan ke
dengan mengucapkan kata “ma..ma.., pa..pa..” dan akan
puskesmas untuk mendapatkan tablet zinc.

94 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 95
berkembang terus sampai dengan mengucapkan kata yang oleh masyarakat sendiri. Kegiatan yang perlu dikenal oleh
lebih jelas. Apabila sampai usia tersebut anak belum dapat kader antara lain:
mengeluarkan kata-kata maka dapat dikatakan anak belum 1) Kegiatan oleh masyarakat
dapat bicara. a) Melaksanakan kebiasaan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam keluarga (kebersihan diri,
Namun, pertumbuhan dan perkembangan anak terkait dengan lingkungan rumah, melaksanakan pola hidup sehat,
kemampuan bicara dan berjalan perlu tetap mendapatkan memanfaatkan pekarangan untuk menyediakan
perhatian dan pemantauan lebih lanjut sehingga dapat bahan makanan bergizi bagi keluarga, dan
ditegakkan diagnosa yang lebih tepat oleh dokter ahli. sebagainya).
b) Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin
C. Pokok Bahasan : Kegiatan untuk Menangani Masalah untuk ibu hamil, bayi serta balita yang sakit, dan
Kesehatan yang Ada sebagainya.
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan c) Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader
di Posyandu perlu diketahui potensi atau kemampuan yang Posyandu maupun petugas lainnya, seperti
dimiliki, yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap hal-hal memeriksakan kehamilan secara rutin, membawa
yang men­dukung penyelenggaraan Posyandu. Hal-hal yang perlu anak untuk irnunisasi, membawa anak yang sakit
diperhatikan antara lain: ke Puskesmas atau petugas kesehatan lain, dan
1. Dukungan lingkungan sebagainya.
a. Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti masyarakat 2) Kegiatan oleh Posyandu
dan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. a) Kegiatan-kegiatan Posyandu yang paling dasar
b. Tersedianya tempat yang layak untuk kegiatan Posyandu. disebut sebagai Kegiatan Utama Posyandu, yang
c. Tersedianya sarana kesehatan rujukan. terdiri dari: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
d. Tersedianya sarana transportasi untuk rujukan. Berencana, Imunisasi, Penanggulangan Diare, dan
Kegiatan Perbaikan Gizi (termasuk paket PMT).
2. Sumber daya b) Kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama disebut
a. Tersedianya kader dan pengelola Posyandu. kegiatan pengembangan Posyandu yaitu kegiatan
b. Memiliki sumber pembiayaan baik tetap maupun tidak lain berdasarkan masalah kesehatan yang
tetap. dirasakan di wilayah masing-masing sehingga
c. Dalam upaya pemecahan masalah di Posyandu, kader berbeda pada setiap wilayah. Kegiatan-kegiatan
sebaiknya mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani yang bisa dipilih antara lain: kesehatan lingkungan,

96 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 97
parkembangan anak (termasuk BKB, PAUD), c. Biasanya kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada
penanggulangan penyakit menetap (demam saat bertugas memberikan penyuluhan, tetapi bisa juga
berdarah, malaria, gondok, dan lain-lain), usaha memberikan rujukan di luar hari Posyandu ketika kader
kesehatan gigi masyarakat daerah (UKGMD), dan menemukan suatu masalah.
sebagainya.
3) Rujukan oleh kader 2. Masyarakat yang perlu dirujuk
a) Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat a. Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah
untuk menangani suatu masalah, kader perlu (BGM) atau kurus.
mern­berikan rujukan ke Puskesmas agar b. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut (2T) tidak
orang tersebut segera ditangani oleh petugas naik.
kesehatan. c. Balita yang terlalu gemuk.
b) Kader Posyandu melakukan rujukan ke d. Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai
Puskesmas pada hari buka Posyandu, tetapi berikut.
bisa juga melakukan rujukan di luar hari buka 1) Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak ber­gairah.
Posyandu bila kader menemukan masalah. 2) Badannya panas tinggi.
3) Rewel dan tidak mau makan.
D. Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan yang Perlu 4) Tidak mau menetek.
Dirujuk ke Sarana Kesehatan 5) Memiliki bercak putih pada matanya.
6) Badan berbercak-bercak merah.
1. Pengertian rujukan 7) Buang air terus menerus (diare) Iebih dari 1 hari.
a. Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang 8) Muntah-muntah.
yang dianggap memiliki tanda-tanda masalah. Surat itu 9) Tidak bisa kencing Iebih dari sehari.
biasanya ditujukan kepada Puskesmas. 10) Batuk Iebih dari 100 hari.
b. Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari 11) Batuk cepat disertai napas sesak.
petugas kesehatan yang bertugas di langkah ke-5 pada 12) Kelihatan kena penyakit kulit.
hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi e. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut.
rujukan apabila diperlukan. 1) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau
kurus.
2) Kepala sering pusing.

98 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu 99
3) Penglihatan berkunang-kunang.
4) Muntah terus menerus.
5) Nafsu makan kurang.
6) Kakinya bengkak.
7) Sesak napas.
8) Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda. Modul
9) Lesu, Iemah, mudah capek, dan mudah mengantuk.
10) Kelopak mata bagian dalam pucat.
11) Mencret lebih dari sehari semalam.
Materi Inti 3
12) Mencretnya mengandung darah.
f. Orang sakit berat yang minta pertolongan kepada kader.

REFERENSI PENGGERAKKAN
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu, MASYARAKAT
Jakarta.
● Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak,
Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Informasi Dasar Imunisasi Rutin serta
Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Kader, Petugas Lapang dan Organisasi
Kemasyarakatan, Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Pedoman Pengenalan Tanda
POSYANDU
Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Jakarta, 2011.

Penggerakkan Masyarakat
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

MODUL MATERI INTI 3


● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
Ayo Ke

100 Modul Pelatihan Kader Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu i


MODUL MATERI INTI 3

Penggerakkan Masyarakat

Penggerakkan Masyarakat 101


I. DESKRIPSI SINGKAT 3. Membangun komunikasi yang
Posyandu sangat dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri efektif
yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di
4. Komunikasi verbal yang efektif
Posyandu. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan kader sebelum 5. Komunikasi non-verbal yang efektif
hari buka Posyandu adalah menggerakkan masyarakat dan kunjungan Pokok Bahasan B: Motivasi Masyarakat untuk
rumah yang dilakukan setelah hari buka Posyandu. Berperan Serta dalam Kegiatan
Modul Penggerakkan Masyarakat ini disusun untuk membekali kader Posyandu
agar memahami cara-cara penggerakkan masyarakat, bagaimana 1. Motivasi masyarakat
melakukan komunikasi kepada sasaran sehingga mereka mempunyai 2. Menggerakkan masyarakat
pemahaman tentang manfaat Posyandu bagi kesehatan, dan akhirnya Pokok Bahasan C: Kunjungan Rumah
termotivasi untuk ikut teribat dalam kegiatan Posyandu. 1. Pengertian kunjungan rumah
2. Sasaran kunjungan rumah
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. Langkah-langkah kunjungan rumah
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Pokok Bahasan D: Saran untuk Kader
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu menggerakkan
masyarakat.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 5 jam pelajaran

Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: (T = 1 Jpl, P = 0, PL = 4 Jpl) @45 menit untuk memudahkan proses

1. Melakukan komunikasi efektif. pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

2. Memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan sebagai berikut.

Posyandu.
3. Melakukan kunjungan rumah.
A. Langkah 1 (10 menit)
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan
III. POKOK BAHASAN
waktu yang diperlukan untuk membahas Materi Inti 3 di papan
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
tulis/flip chart/file presentasi.
Pokok bahasan A: Komunikasi Efektif 3. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Pengertian komunikasi 4. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang apa yang
2. Bentuk-bentuk komunikasi mereka pahami tentang penggerakan masyarakat. Peserta
lain diminta untuk me­nyimak dan mendengarkan.
102 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 103
5. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator me­rangkum dan Bahan diskusi:
menegaskan tentang peng­gerakan masyarakat. a. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat?
b. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
B. Langkah 2 (45 menit) 6. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
1. Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menyampaikan Lembar Informasi Kunci (LIK).
tentang apa yang mereka pahami mengenai komunikasi
yang efektif. Peserta lain diminta untuk menyimak dan D. Penjelasan dan Diskusi : Langkah-langkah Kunjungan
mendengarkan. Rumah (120 menit)
2. Fasilitator memaparkan teknik melakukan ko­munikasi yang 1. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan:
efektif. Bahan diskusi
3. Fasilitator memaparkan teknik memotivasi masyarakat untuk a. Siapa sasaran yang perlu dikunjungi? Bagaimana cara
berperan serta dalam kegiatan Posyandu. menentukannya?
4. Fasilitator memaparkan tentang kunjungan rumah. b. Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami
5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya dalam melaksanakan kunjungan rumah?
hal-hal yang belum jelas mengenai materi komunikasi efektif, 2. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
cara memotivasi, dan cara melakukan kunjungan rumah. Lembar Informasi Kunci (LIK), mengenai pengertian, tujuan,
dan sasaran kunjungan rumah.
C. Langkah 3 (30 menit) 3. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergam­bar kepada
1. Fasilitator membagikan sebuah kartu atau potongan kertas semua peserta.
kepada semua peserta. 4. Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
2. Peserta meminta masing-masing peserta untuk menuliskan penugasan/bergambar tentang langkah-langkah kunjungan
hal sebagai berikut. rumah.
“SATU (1) alasan yang PALING SERING dilontarkan ibu-ibu 5. Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam
apabila tidak mau atau tidak bisa datang ke Posyandu”. melaksanakan kunjungan rumah dengan mengacu pada
3. Fasilitator meminta peserta untuk saling bertukar kertas yang LIK.
telah diulis dengan peserta yang duduk di dekat/sebelah kiri 6. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
atau di kanannya. semua peserta.
4. Kemudian meminta beberapa peserta untuk membacakan 7. Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
kertas yang dipegangnya. penugasan/bergambar tentang cara meng­gunakan kartu
5. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan: konseling dalam melaksanakan kunjungan rumah.

104 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 105


8. Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah KASUS 2
tersebut. a. Satu (1) orang menjadi Ibu Susi yang kesal pada kader
9. Fasilitator membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 karena selalu menganjurkan untuk datang ke Posyandu,
memainkan peran Kasus 1, sedangkan kelompok 2 memainkan padahal Andi anaknya sudah berumur 3 tahun dianggap
peran Kasus 2. tidak perlu lagi menimbang berat badannya.
10. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memilih dua b. Satu (1) orang menjadi ibu Lastri, mertua Ibu Susi yang
orang peserta untuk melaksanakan peragaan kunjungan rumah selalu menyindir-nyindir kader sebagai orang yang suka
untuk memainkan peran sebagai kader dengan menggunakan mencampuri urusan orang lain.
media kartu konseling, langkah-langkah peragaan, mengacu c. Satu (1) orang menjadi ibu Tati, tetangga ibu Susi yang
pada lembar penugasan/bergambar. mempengaruhi Ibu Susi untuk tidak perlu datang ke Posyandu
11. Fasilitator meminta tiga peserta lainnya dalam kelompok karena Andi sudah bukan bayi lagi.
menjadi ibu-ibu (masyarakat) yang akan dikunjungi oleh kedua
kader dengan peran-peran sebagai berikut. Catatan:
Ibu Susi adalah petani dan memiliki 4 orang anak, yaitu 3
KASUS 1 orang masih di Sekolah Dasar, dan Andi paling kecil berumur
a. Satu (1) orang menjadi Bapak Slamet yang kesal pada kader 3 tahun, badan Andi terlihat kurus dan perut buncit dengan
karena istrinya selalu dianjurkan ikut KB padahal bapak ini rambut kuning.
tidak setuju.
b. Satu (1) orang menjadi Ibu Slamet yang sedang hamil 5 bulan, 12. Fasilitator meminta kelompok 1 memerankan kasus 1.
nampak pucat dan lelah, tetapi takut pada suaminya. 13. Fasilitator meminta kedua kader (peraga) mencerita­kan kesan
c. Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Slamet yang dan kesulitannya melaksanakan pe­ragaan kunjungan rumah.
selalu menyindir-nyindir kader sebagai orang yang suka 14. Fasilitator meminta kelompok 2 memerankan kasus 2.
mencampuri urusan orang lain. 15. Fasilitator meminta kedua kader (peraga) mencerita­kan kesan
dan kesulitannya melaksanakan pe­ragaan kunjungan rumah.
Catatan: 16. Fasilitator meminta tanggapan peserta mengenai peragaan
Bapak dan Ibu Slamet adalah petani dan memiliki 5 orang kasus 1 dan kasus 2.
anak, yaitu 2 orang balita (1 tahun dan 3 tahun), 2 orang masih 17. Fasilitator meminta peserta untuk membahas hal-hal sebagai
di Sekolah Dasar, dan yang paling besar 15 tahun sudah tidak berikut.
sekolah. a. Apakah kader memiliki pengalaman diperlakukan oleh
masyarakat seperti yang diperagakan kader tadi?
Ceritakan.

106 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 107


b. Bagaimana sikap kader apabila diperlakukan demikian? B. Tahap Pelaksanaan Kunjungan
c. Bagaimana cara melaksanakan kunjungan rumah yang 1. Mengucapkan salam dan beramah-tamah.
tidak menimbulkan hal-hal seperti itu? 2. Menyampaikan tujuan kedatangan.
d. Apakah memberikan masukan dengan mengacu pada 3. Berbincang-bincang tentang keadaan ibu hamil/ibu menyusui/
Lembar Informasi Kunci (LIK). bayi/balita.
18. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada 4. Memberi saran-saran praktis apabila ditemukan masalah.
Lembar Informasi Kunci (LIK). 5. Apabila diperlukan, memberikan tablet tambah darah (tablet
besi), vitamin A dan sebagainya.
E. Penutup (10 menit) 6. Mengajak sasaran untuk menghadiri kegiatan Posyandu.
1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada 7. Berpamitan.
peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa
dipahami oleh peserta. C. Tahap Sesudah Kunjungan
Pertanyaan kunci Mencatat hasilnya di buku kader. Berikut ini adalah CONTOH
a. Apa tujuan kunjungan rumah? langkah-langkah kunjungan rumah oleh kader dengan
b. Siapa sasaran kunjungan rumah? menggunakan media kartu sebagai bahan ‘obrolan’ bersama
c. Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan sasaran.
rumah? 1. Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu
2. Apabila masih ada hal-hal yang perlu dijelaskan, fasilitator sebelum sampai pada pokok tujuan.
memberikan masukan dengan mengacu pada lembar informasi 2. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk
kunci (LIK). melihat keadaan ibu hamil, ibu menyusui atau bayi dan balita
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. di keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
3. Kader menanyakan pada keluarga/ibu tersebut tentang
V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR keadaan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/ balita dan alasan
A. Langkah-langkah Kunjungan Rumah mengapa mereka tidak datang ke Posyandu.

1. Tahap persiapan. 4. Di dalam obrolan, kader kemudian menyampai­kan manfaat

2. Memilih sasaran yang akan dikunjungi. mengetahui informasi mengenai kesehat­an ibu hamil/ibu

3. Pembagian tugas kader. menyusui/bayi/balita di Posyandu.

4. Persiapan materi belajar. 5. Sebagai contoh, kader memperllihatkan kartu bergambar


dengan keterangan di belakangnya yang merupakan informasi
mengenai kesehatan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/balita.

108 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 109


6. Kader kemudian mengajak keluarga/ibu untuk melihat Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan demikian
gambar-gambar tersebut. komunikasi verbal adalah penyampaian tujuannya secara
7. Kader meminta keluarga/ibu tersebut menjelaskan pengalaman lisan. Proses penyampaian informasi secara lisan ini yang
keluarga mengenai hal yang terdapat pada gambar–gambar biasa kita kenal dengan berbicara.
tersebut. b. Komunikasi non-verbal
8. Keterangan di belakang gambar kemudian di­bacakan. Kader Penyampaian pesan selain melalui lisan atau tulisan dapat
juga menambahkan informasi lainnya apabila perlu. juga dilakukan dengan melalui cara berpakaian, waktu,
9. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah tempat, isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu
mereka berminat hadir pada kegiatan Posyandu atau kegiatan barang, atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana
belajar kelompok bersama kader. Kader memberitahukan hati perasaan pada saat tertentu.
kapan dan dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Contoh komunikasi non-verbal.
1) Cara berpakaian
VI. URAIAN MATERI Orang yang sedang berkabung karena kematian
seseorang, biasanya akan berpakaian hitam-hitam atau
A. Pokok Bahasan: Komunikasi Efektif
memasang tanda dengan kain hitam di lengan bajunya.
Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran
Dengan demikian kita menjadi tahu bahwa orang
pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun
tersebut dalam suasana berkabung. Atau seseorang
tanda-tanda yang dapat men­cakup segala bentuk interaksi dengan
yang biasanya berpakaian biasa-biasa saja tiba-tiba
orang lain yang berupa percakapan biasa. Komunikasi yang efektif
berpakaian lengkap dengan jas atau dasi, ini tentu juga
diperlukan agar kader sehingga dapat menggerakkan masyarakat
suatu informasi bahwa yang bersangkutan mungkin
dan melakukan kunjungan rumah.
sedang dalam suasana yang lain misalnya akan dilantik
1. Pengertian komunikasi
menjadi pejabat, akan menghadiri pesta atau pertemuan
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat,
yang penting dan sebagainya.
perasaan, atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat
2) Waktu
pula diartikan sebagai proses pertukaran pertukaran pendapat,
Bunyi beduk atau lantunan suara adzan di mesjid atau
pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-
mushola, memberikan informasi bahwa waktu shalat
tanda.
telah tiba. Contoh lain adalah bunyi bel di sekolah yang
2. Bentuk-bentuk komunikasi
menunjukkan bahwa waktu masuk kelas, istirahat atau
a. Komunikasi verbal
pulang telah tiba.
Komunikasi yang ada sangat beragam sekali, mempunyai
aneka bentuk tergantung dari sisi apa kita melihat komunikasi
tersebut.
110 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 111
3) Tempat dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh penerima
Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk (komunikan). Kemudian penerima menyampaikan kembali
di depan atau di kepala meja, tidak pernah di belakang. bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Dalam hal
Ini menginformasikan bahwa yang ber­sangkutan ini terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik.
adalah pemimpin rapat atau pemimpin pertemuan yang Agar terjadi komunikasi yang efektif maka perlu diperhatikan
biasanya orang penting atau memiliki jabatan tertentu. hal-hal sebagai berikut.
Ruang Kerja Kepala Puskesmas tentunya akan berbeda a. Mengetahui siapa mitra bicara
dengan ruang kerja juru imunisasi demikian juga ruang Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan
kerja dan peralatannya. Demikian juga di instansi lain siapa kita berbicara, apakah dengan Pak Camat, Pak Lurah,
misalnya di kecamatan dan di kelurahan atau di instansi Bidan Desa, tokoh masyarakat, atau dengan kader. Mengapa
lainnya. kita harus mengetahui dengan siapa kita bicara? Karena
4) Isyarat dengan mengetahui audience, kita harus cerdas dalam
Audience di suatu seminar secara spontan ber­tepuk memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan
tangan dengan riuh setelah mendengarkan paparan informasi buah pikiran kita. Kita harus memakai bahasa yang
seorang presenter yang mempresentasikan materinya sesuai dan mudah dipahami oleh audience kita.
dengan baik dan menarik. Tepuk tangan tersebut Selain itu pengetahuan mitra bicara kita juga harus
merupakan isyarat bahwa audience puas terhadap diperhatikan informasi yang ingin kita sampaikan mungkin
paparan presenter tersebut. Sebaliknya para peserta bukan merupakan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi
latih mulai menguap, atau keluar masuk kelas, atau ada kalau penyampaiannya menggunakan istilah-istilah yang
yang berbisik-bisik satu dengan lainnya ketika fasilitator tidak dipahami oleh mitra kita, informasi atau gagasan yang
memberikan materi/kuliah, ini juga suatu isyarat bahwa kita sampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra. Dengan
materi, atau cara membawakan materi tersebut kurang memperhatikan mitra bicara kita akan dapat menyesuaikan
berkenan di hati peserta latihan. Contoh lain misalnya diri dalam berkomunikasi dengannya.
mengacungkan dua jari tanda victory (kemenangan), b. Mengetahui apa tujuan komunikasi
menggeleng tanda tidak tahu, raut wajah yang asam Cara kita menyampaikan informasi sangat ter­gantung kepada
tanda tidak senang, murung tanda bersedih, tangan tujuan kita berkomunikasi, misalnya:
mengepal tanda marah, tatapan mata bisa bermacam 1) Dalam berkomunikasi maka kita perlu
arti dan sebagainya. mempertimbangkan keadaan atau lingkungan saat kita
3. Membangun komunikasi yang efektif berkomunikasi. Bahasa dan informasi yang disampaikan
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana
dikirim oleh komunikator (sender) dapat diterima dengan baik komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan

112 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 113


bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi semua bahasa dari mitra bicara. Oleh karena ada kata-kata
karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh yang menurut etnis tertentu merupakan hal yang lumrah tapi
tidak sesuai dengan yang diharapkan. menurut etnis lain merupakan hal yang tabu untuk dikatakan
2) Mempertimbangkan penggunaan kata hemat: atau mempunyai arti yang berbeda. Misalnya ucapan ‘nangka
a) Kita harus hemat dalam mengelola anggaran tok’ menurut bahasa Sunda berarti ‘nangka saja’, tetapi
Poskesdes. untuk orang Jawa ini tentu lain artinya. Begitu juga ‘gedang’
b) Menurut hemat saya, bidan desa sebaiknya tinggal menurut orang Sunda artinya ‘pepaya’, tetapi menurut orang
di desa dimana Poskesdes berada. Jawa artinya ‘pisang’.
c) Penggunaan kata hemat pada kedua kalimat 4. Komunikasi verbal yang efektif
tersebut konteksnya pasti berbeda satu sama lain. Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi
c. Mengetahui kultur pesan diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud
Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “Dimana penyampai pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam
bumi dipijak, di situ langit dijunjung” artinya bahwa dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara
berkomunikasi kita harus memperhatikan dan menyesuaikan yang diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut.
diri dengan budaya atau habit atau kebiasaan orang atau Suara-suara itu harus mempunyai makna sehingga maksud
masyarakat setempat. Misalnya berbicara sambil menunjuk dari berbicara itu dapat dimengerti.
sesuatu dengan telunjuk kepada orang yang lebih tua a. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila:
atau lebih tinggi kedudukannya di daerah Jawa Barat atau 1) Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang
Jawa Tengah bisa dianggap kurang sopan atau kurang dimaksud oleh si pengirim.
ajar walaupun mungkin di daerah lain itu biasa-biasa saja. 2) Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti
Atau kalau di daerah Sumatera Utara orang bisa berbicara dengan perbuatan yang dikehendaki oleh pengirim.
dengan intonasi dan suara yang keras maka apakah orang 3) Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang
non-Sumatera Utara harus mengimbangi pula dengan nada seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan
yang keras? Dalam hal ini, misalnya orang Sunda kalau yang dikirim.
berbicara dengan orang Batak tidak perlu bertutur seperti b. Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif
orang Batak, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian maka 1) Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan
tidak terjadi salah tafsir yang mengakibatkan kegagalan pesan).
komunikasi. 2) Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan
d. Mengetahui bahasa mengapa).
Dalam berkomunikasi seyogyanya kita memahami bahasa 3) Ramah dan bersahabat (congenial).
lawan bicara kita, hal ini tidak berarti kita harus memahami 4) Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti).

114 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 115


5) Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi). maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam
6) Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut.
menyampaikan gagasan dengan jelas). 1) Percaya diri.
7) Dua arah (seimbang antara berbicara dan 2) Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan.
mendengarkan). 3) Bicara dengan wajar, seperti biasanya, jangan terkesan
8) Responsif (memperhatikan keperluan dan pan­dangan sebagai penyair atau sedang deklamasi.
orang lain). 4) Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton.
9) Nyambung (menginterpretasi pesan dan kebutuh­an Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk
orang lain dengan tepat). menampilkan poin-poin tertentu, tetapi hindarkan
10) Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan kesan sebagai pemain drama.
kebutuhan yang sesungguhnya). 5) Tarik napas dalam-dalam 2 atau 3 kali untuk mengurangi
c. Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif ketegangan. Mengatur napas secara normal dan
1) Tidak langsung (bertele-tele) tidak mengatakan. jangan terkesan seperti orang yang dikejar-kejar. Bila
2) Pasif (malu-malu, tertutup). perlu menghentikan pembicaraan sejenak, selain untuk
3) Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian.
kebencian). 6) Hindari sindrom: ehm, Ah, Au, barangkali, mungkin,
4) Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak anu, apa, dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan
pernah diungkapkan secara terbuka). bicara atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini
5) Satu arah (lebih banyak berbicara daripada menunjukkan bahwa seakan-akan kita sedang berpikir
mendengarkan). dan akan berdampak positif dibanding mengatakan
6) Tidak responsif (sedikit/tidak ada minat terhadap mengatakan ’apa’, ’ya, eh ...’, ’apa ya, saya pikir...’,
pandangan atau kebutuhan orang lain). ’barangkali’, dan seterusnya.
7) Tidak nyambung (respon dan kebutuhan orang lain 7) Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks
disalahartikan dan disalah interpretasikan). tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini,
8) Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan ke­putusan karena pendengar akan berpikir bahwa kita hanya
diungkapkan secara tidak jujur). menekankan poin pembicaraan tertentu agar lebih
d. Keterampilan berbicara lengkap.
Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari 8) Siapkan air minum. Ini sangat membantu
dan ditingkatkan dengan berlatih. Agar mampu berbicara pembicara berhenti sejenak juga untuk membasahi
secara efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal kerongkongan.

116 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 117


5. Komunikasi non-verbal yang efektif waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan kerja, dan lain-lain).
Komunikasi non-verbal adalah proses pertukaran pesan/makna Misalnya seorang Kepala Puskesmas bila menghadiri rapat
melalui berbagai cara selain kata-kata. Yaitu melalui bahasa dinas dengan Pak Camat, akan lebih dihargai bila berpakaian
tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara dinas (PDH) dibandingkan jika berpakaian biasa-biasa
(volume, intonasi, irama, dan sebagainya), baju yang dipakai, saja. Atau seorang dokter akan lebih dikenal jika sedang
penggunaan ruangan, dan lain-lain. Wajah mengekspresikan mengadakan kunjungan ke desa menggunakan pakaian
bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas dokter (jas putih) dan memakai stetoskop dibanding kalau
emosi. Misal kalau sedih wajah terlihat murung atau dengan hanya memakai pakaian dinas biasa. Demikian juga seorang
tangan mengepal kalau sedang marah. bidan akan lebih cepat dikenali oleh masyarakat jika memakai
Dalam komunikasi pertukaran makna verbal dan non- seragam bidan. Namun, penggunaan pakaian juga harus tepat
verbal saling melengkapi, saling mempengaruhi, dan tidak pada saat yang tepat, misalnya pada waktu pesta di luar jam
terpisahkan satu sama lain. Komunikasi interpersonal selalu kantor maka tentu kurang tepat kalau kita datang dengan
menyangkut pesan verbal dan non-verbal. Suatu kata yang menggunakan pakaian dinas kantor.
sama diekspresikan dengan berbeda emosi yang berbeda b. Waktu
akan bermakna berbeda. Kualitas komunikasi verbal seringkali Di dalam berkomunikasi, manfaatkan waktu se­cara tepat,
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : intonasi suara, artinya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya karena
ekspresi raut wajah, gerakan tubuh (body language). waktu adalah sesuatu yang sangat berarti. Misalnya, kalau
Sebuah hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjuk­kan bahwa bidan ingin melakukan kunjungan rumah maka pilihlah waktu
dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi yang longgar bagi keluarga yang akan dikunjungi tersebut,
keberhasilan penyampaian informasi adalah sebagai misal jangan mengunjungi pada saat pagi hari ketika ibu sibuk
berikut. mempersiapkan sarapan.
• Sebanyak 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body c. Tempat
language). Tempat sangat menentukan efektivitas komuni­kasi, misalnya
• Sebanyak 38% ditentukan oleh isyarat dan kontak mata. kantor adalah tempat kerja, restoran adalah tempat makan,
• Dan sebanyak 7% ditentukan oleh kata-kata. lapangan tenis adalah tempat olahraga.
Namun demikian, seringkali urusan kantor bisa diselesaikan
Beberapa contoh yang dapat dikembangkan, agar komunikasi
di lapangan tenis atau bahkan di hotel atau restoran. Dalam
non-verbal dapat lebih efektif:
dunia bisnis dikenal istilah entertain yaitu untuk melobi rekan
a. Cara berpakaian bisnis, pertemuan diadakan di restoran atau di hotel sambil
Cara berpakaian mengkomunikasikan siapa dan apa status menjamu rekan bisnis. Hal ini ternyata banyak membawa hasil
seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam ketimbang pertemuan dilakukan secara formal di kantor.

118 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 119


Demikian pula misalnya Tim Fasilitator Puskesmas apabila Motivasi timbul dari ke­butuhan yang membuat seseorang
bertemu dengan Pak Camat atau Pak Lurah di lapangan ingin terpenuhi kebutuhan tersebut dan tergerak untuk berbuat.
tenis sambil bermain tenis, di sela-sela waktu istirahat Kader perlu memotivasi ibu yang mempunyai bayi/balita dan ibu
dapat berkomunikasi secara informal mengenai hal-hal hamil untuk datang ke Posyandu, dengan cara memunculkan
yang berhubungan dengan kedinasan. Selanjutnya hasil kebutuhan ibu akan perlunya datang ke Posyandu.
pembicaraan tersebut ditindak lanjuti di kantor. Cara memotivasi ibu agar datang ke Posyandu dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
Selain hal-hal tersebut di atas, perlu juga dipahami fungsi-fungsi a. Mengenal budaya masyarakat setempat, apakah masyarakat
yang menunjukkan ke-nonverbal-an komunikasi, antara lain: setempat telah rajin datang ke Posyandu atau belum, kalau
1) Pengulangan (repetition) yaitu pengulangan pesan dari sudah bagaimana cara melakukannya, selanjutnya juga
individu dilakukan dengan verbal. perlu memahami di dalam masyarakat tersebut ada tidak
2) Penyangkalan (contradiction) yaitu penyangkalan tokoh-tokoh formal maupun non-formal yang apabila kita
pesan yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya masuk ke dalam masyarakat tersebut menjadikan mereka
mengangkat bahu menyatakan ”tidak tahu”, menggeleng tersinggung, kalau ada hal yang demikian maka motivator
kepala sama dengan ”tidak”, dan sebagainya. Namun, harus mendekati tokoh-tokoh tersebut.
penggunaannya juga harus memperhatikan budaya atau b. Mengenal kebutuhan masyarakat yang akan dimotivasi
kebiasaan, misal, untuk orang India menggelengkan (motivandus), walaupun kebutuhan tersebut kadangkala
kepala bukan berarti tidak. belum dirasakan oleh motivandus, misalnya kebutuhan
3) Pengganti pesan (substitution) misal mendelik berarti mengetahui berat badan bayi sungguh pun itu kebutuhan yang
marah. vital tetapi belum tentu dirasakan oleh mereka. Apabila hal itu
4) Melengkapi pesan verbal misal mengatakan ”bagus” terjadi maka kader sebagai motivator perlu menyampaikan
sambil mengacungkan ibu jari, dan se­bagainya. terlebih dahulu bahwa pemantauan berat badan bayi itu
5) Penekanan (accenting) menggarisbawahi pesan verbal sangat penting untuk melihat perkembangan bayinya, dan
misalnya berbicara dengan sangat pelan atau menekan apa bahayanya apabila motivandus tidak melakukannya.
kaki. c. Perlu membuat hubungan yang baik, perlu ada kepercayaan
dari ibu bayi/balita dan ibu hamil/nifas terhadap kader sebelum
B. Pokok Bahasan : Motivasi Masyarakat untuk Ikut melakukan motivasi. Kepercayaan ibu bisa ditumbuhkan
dalam Kegiatan Posyandu lewat komunikasi dan interaksi yang baik pada kehidupan
1. Motivasi masyarakat sehari-hari.
Motivasi berasal dari kata motif yakni suatu kebutuhan atau d. Dalam memotivasi, motivator hendaknya menggunakan
keinginan yang menggerakkan se­seorang untuk berbuat. bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan/tingkat

120 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 121


pengetahuan motivandus. Bila perlu gunakan alat peraga, adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat karena
gambar-gambar dan data yang menunjukkan bahayanya kedudukannya, kewibawaannya, atau pengalamannya.
bila Desa Siaga tidak dilakukan, misalnya orang sakit yang
terlambat memperoleh pertolongan medis, walaupun jenis 2. Menggerakkan masyarakat
sakitnya sederhana tetapi dapat menimbulkan kematian, a. Mengapa perlu menggerakkan masyarakat?
atau penyakit-penyakit yang timbul karena tidak melakukan Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi
PHBS. ibu-ibu atau masyarakat agar mau memanfaatkan
e. Motivator jangan menggurui, karena pada hakikatnya pelayanan di Posyandu. Selain itu, kader juga diharapkan
memotivasi itu bukan mendidik atau mengajar, tetapi dapat menggerakkan tokoh masyarakat untuk menggerakkan
menumbuhkan niat atau kesadaran untuk mengerjakan masyarakat agar datang ke Posyandu.
sesuatu sesuai dengan tujuan motivasi. b. Menggerakkan masyarakat merupakan tantangan bagi kader
f. Memotivasi masyarakat tidak cukup sekali. Oleh sebab disebabkan:
itu, perlu pe­rencanaan, kemudian intervensi/tindakan 1) Masyarakat hanya mau melakukan sesuatu yang
motivasi, evaluasi, dan apabila pendekatan dan teknisnya sudah pasti atau langsung dirasakan manfaat atau
kurang baik, maka perencanaannya diperbaiki kembali dan keuntungannya, sedangkan Posyandu memiliki kegiatan
seterusnya. yang manfaat atau keuntungannya seringkali tidak
g. Pada tahap persiapan, motivator harus menguasai secara langsung. Misalnya imunisasi dan penggunaan
bahan dan program serta metode pendekatan dan cara garam beryodium, merupakan tindakan pen­cegahan
berkomunikasi yang baik. yang manfaat atau hasilnya tidak bisa langsung terlihat.
h. Pada tahap pelaksanaan, motivator hendaknya melakukan 2) Masyarakat merasa sudah terbiasa dengan hal-hal yang
apa yang telah direncanakan secara kontekstual dengan secara turun-temurun telah di­lakukannya, sedangkan
menyesuaikan situasi dan kondisi fisik dan mental Posyandu memper­kenalkan banyak hal baru yang
motivandus pada saat itu. seringkali berbeda dengan kebiasaan masyarakat.
i. Pada tahap evaluasi, motivator melihat apa yang Misalnya cara memberikan makanan pertama pada
direncanakan dengan apa yang telah dilaksanakan. bayi.
j. Penggunaan media dalam motivasi. Media yang baik adalah 3) Masyarakat lebih percaya pada contoh yang
media yang mendidik, sesuai dengan keinginan motivandus, nyata daripada anjuran-anjuran saja, Posyandu
murah dan mudah. Misalnya dengan diputarkan film, dengan memperkenalkan cara hidup sehat yang seringkali
membuat drama, poster, dan sebagainya. sulit menjelaskannya dengan contoh. Misalnya: apa
k. Pada situasi dan kondisi tertentu, perlu meng­gunakan hubungan lingkungan kotor dengan berbagai penyakit
“key person” untuk memberikan motivasi. Key person ini yang terjadi.

122 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 123


4) Masyarakat hanya bersedia melakukan se­suatu apabila d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan Posyandu secara menarik
hal itu merupakan masalah yang sedang dialaminya dan berdasarkan kebutuhan masyarakat sehingga mereka bisa
dan tidak bisa dipecahkan sendiri, sedangkan merasakan manfaatnya.
Posyandu bukan lem­baga pelayanan kesehatan
yang memiliki keahlian medis seperti Puskesmas 5. Kesehatan ibu
sehingga kemampuan kader terbatas. Misalnya: kader Kader mempunyai peran penting dalam perannya meningkatkan
tidak dilatih untuk menolong orang sakit yang minta cakupan pelayanan kesehatan ibu, yaitu:
pertolongan. a. Mengajak para ibu hamil dan ibu nifas agar rutin datang ke
Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya selama masa
3. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
kehamilan dan se­sudah kelahiran serta untuk memperoleh
Menggerakkan atau memotivasi ibu-ibu (mas­yarakat) agar
suntikan Tetanus Toksoid, kapsul vitamin A, dan tablet
datang ke Posyandu merupakan seni dalam bekerja untuk
tambah darah.
masyarakat. Hal ini perlu dilakukan dengan gembira dan
b. Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apakah
kesukarelaan.
semua ibu hamil dan ibu nifas sudah rutin datang ke
Posyandu.
4. Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu (masyarakat)
c. Bila ada ibu hamil dan ibu nifas yang belum datang ke
a. Memberikan contoh langsung melalui pe­nerapan hidup sehat
Posyandu, menganjurkan atau mendampingi ibu ke
pada keluarga kader sendiri agar mereka tergerak untuk
Posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu.
meniru.
d. Memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya ibu
b. Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah.
hamil dan ibu nifas tentang tujuan dan manfaat pentingnya
Kader sebaiknya tidak bersikap menggurui kepada sasaran
rutin datang ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya
dalam melakukan kunjungan. Ber­bincang-bincang sambil
selama masa kehamilan dan sesudah melahirkan.
memberi informasi tentang manfaat kegiatan Posyandu
e. Menjawab rumor yang beredar di masyarakat.
merupakan cara yang lebih baik daripada menggurui. Untuk
membina hubungan yang baik dengan ibu-ibu, kader perlu
6. Kesehatan anak
bersikap ramah dan menghindari kebiasaan mengecam atau
Kader mempunyai peran penting dalam perannya meningkatkan
memarahi masyarakat.
cakupan pelayanan kesehatan anak, yaitu:
c. Melakukan pendekatan kepada tokoh mas­yarakat yang bisa
a. Mengajak para ibu untuk rutin datang ke Posyandu membawa
membantu menggerakkan atau memotivasi masyarakat.
bayi dan balitanya untuk memeriksakan kesehatan anaknya
Misalnya kepala desa, tokoh agama (ulama), pemimpin adat,
serta untuk memperoleh suntikan imunisasi dasar lengkap,
guru, dan sebagainya.
kapsul vitamin A, dan tablet tambah darah.
124 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 125
b. Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apa­kah semua 2. Sasaran kunjungan rumah
ibu sudah rutin membawa bayi atau balitanya ke Posyandu. Menentukan sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa
c. Bila ada balita yang belum datang ke Posyandu, menganjurkan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
atau mendampingi ibu ke Posyandu agar bayi atau balitanya a. Sasaran yang pernah datang ke Posyandu, tetapi kemudian
mendapat pelayanan kesehatan anak. tidak datang lagi.
d. Memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya ibu, b. Sasaran yang tidak pernah datang ke Posyandu dan tidak
bayi dan balita tentang tujuan dan manfaat pentingnya rutin menggunakan sarana kesehatan lainnya (misalnya tidak
datang ke Posyandu untuk menjadikan tumbuh kembangnya menggunakan pelayanan Puskesmas atau ke dokter
optimal. swasta).
e. Jelaskan apa itu Posyandu dan manfaatnya bagi tumbuh
kembang anak. Jelaskan bahwa Posyandu itu gratis, bayi dan Sasaran yang perlu dikunjungi adalah sebagai berikut.
balita akan ditimbang berat badannya untuk mengetahui status a. Ibu yang anak balitanya selama dua bulan berturut-turut tidak
tumbuh kembangnya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). hadir lagi ke Posyandu.
f. Menimbang secara rutin setiap bulan ke Posyandu dan b. Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A.
memberi pengetahuan ibu tentang status kesehatan anak c. Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke Puskesmas
karena anak sehat bertambah usia akan bertambah berat karena:
badannya. 1) berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM),
g. Menyediakan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan (jika 2) sakit, dan
diperlukan). 3) balita kegemukan.
h. Hal yang penting, bagi bayi akan mendapatkan imunisasi d. Ibu hamil yang selama dua bulan berturut-turut tidak
dasar lengkap. menghadiri kegiatan di Posyandu.
i. Menjawab rumor yang beredar di masyarakat. e. Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui (hamil baru).
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
C. Pokok Bahasan: Kunjungan Rumah g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul
1. Pengertian kunjungan rumah yodium.
Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader Posyandu h. Ibu/Bapak yang belum mau mengikuti KB.
yang bertujuan untuk melakukan pendekatan kepada
masyarakat tentang kegiatan di Posyandu dan manfaatnya. 3. Langkah-langkah kunjungan rumah

Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk menggerakkan Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam kunjungan

mereka agar mau datang ke Posyandu. rumah, yang bisa disingkat dengan SAJI, yaitu:

126 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 127


4) Tegaskan bahwa merupakan tugas Anda untuk
S Salam
membantu keluarga agar tetap sehat.
A Ajak Bicara
J Jelaskan dan Bantu b. Ajak bicara
I Ingatkan 1) Ajak bicara anggota keluarga tentang masalah
kehamilan dan penyakit TB paru, mungkin masih ada
Bagaimana menerapkan SAJI dalam kunjungan rumah? hal-hal yang meragukan atau belum jelas bagi mereka,
Berikut ini akan diuraikan contoh penerapan SAJI dalam bisa saja karena mereka merasa tidak bebas atau malu
kunjungan rumah dengan keadaan keluarga sebagai untuk mengungkapkan masalah yang sebenarnya
berikut. dihadapi, maupun untuk bertanya lebih lanjut tentang
cara mengatasi masalahnya.
“Hasil pencatatan Kartu Kesehatan Pak Hasan, diketahui
2) Anda harus mendengarkan seluruh cerita anggota
bahwa istri Pak Hasan sedang hamil. Ini adalah kehamilan
keluarga dengan baik sehingga dapat diketahui:
yang ketiga kalinya. Selain itu ada anggota keluarga yang
a) Seberapa jauh keluarga Pak Hasan mengenal
menderita batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih.
masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan
Ternyata adik laki-laki Pak Hasan itu menderita penyakit TB
penyakit TB Paru.
Paru. Sebagai tindak lanjut pertemuan, telah diputuskan untuk
b) Apa hambatan keluarga untuk mengatasi masalah
mengunjungi rumah keluarga Pak Hasan.”
tersebut, apakah karena:
a. Salam i. Kurangnya pengetahuan untuk mengenal
1) Ucapkan salam kepada penghuni rumah keluarga Pak masalah dan penyebab masalahnya.
Hasan, seperti Assalammualaikum, Selamat pagi, atau ii. Kurangnya pengetahuan tentang sarana
menggunakan kebiasaan menyapa dalam bahasa pelayanan kesehatan yang tersedia.
setempat. iii. Tidak adanya biaya untuk memperoleh
2) Sapa keluarga dengan baik, bicarakan hal-hal yang pelayanan kesehatan.
umum dulu misalnya tentang kemajuan-kemajuan iv. Tidak adanya biaya untuk menyediakan sarana
yang dicapai penduduk setempat, kegiatan ke­luarga yang diperlukan untuk melaksana­kan perilaku
tersebut sehari-hari, dan sebagainya. yang dianjurkan.
3) Sampaikan maksud kedatangan Anda, yaitu untuk v. Adanya faktor lain yang menyangkut ke­biasaan,
membicarakan masalah yang berkaitan dengan ibu kepercayaan yang merugikan kesehatan.
hamil dan penyakit TB paru, dan kesediaan Anda
untuk membantu.

128 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 129


c. Jelaskan dan bantu keluarga mengingat pesan-pesan yang telah
1) Setelah mengetahui lebih jauh tentang keluarga Pak disampaikan.
Hasan yang menyangkut pengetahuan, sikap dan
4. Tahap persiapan
perilaku yang berkaitan dengan masalah ibu hamil dan
a. Memilih sasaran yang akan dikunjungi
penyakit Penyakit TB Paru, Anda perlu memberikan
Lihat penjelasan sebelumnya tentang pe­nentuan
penjelasan dan membantu keluarga Pak Hasan untuk
sasaran.
mengatasi masalahnya tersebut.
b. Pembagian tugas kader
2) Anda bisa bekerja sama dengan petugas kesehatan
Apabila terdapat sejumlah keluarga/ibu yang harus
dalam menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh
dikunjungi, kader sebaiknya melakukan pembagian tugas.
keluarga Pak Hasan terutama terkait dengan masalah
Disarankan satu tim terdiri dari dua orang kader yang
kesehatan ibu hamil dan penyakit penyakit TB Paru.
melakukan kenjungan bersama-sama.
3) Memberikan penjelasan jangan lupa meng­gunakan
c. Persiapan materi belajar
media penyuluhan sebagai alat bantu untuk memperjelas
1) Kader Posyandu yang akan melakukan kun­jungan
pesan yang disampaikan.
harus menguasai topik yang ber­sangkutan.
2) Bacalah dan pelajari bahan-bahan dan buku yang
d. Ingatkan
merupakan buku acuan kader.
1) Di akhir kunjungan, ingatkan kembali pokok-pokok
pesan yang telah disampaikan dan apa yang harus d. Saran untuk kader
mereka lakukan untuk memecahkan masalah yang 1) Untuk mendapatkan informasi mengenai sa­­saran
dihadapi, misalnya: yang perlu dikunjungi, kader bisa me­­ngacu pada
a) Jangan lupa memeriksakan kehamilan dan catatan-catatan kegiatan Posyandu.
merencanakan pertolongan persalinan pada tenaga 2) Selain itu, sasaran bisa ditentukan berdasar­kan hasil
kesehatan. temuan kader atau informasi ibu-ibu lainnya di desa.
b) Penderita penyakit TB paru harus berobat dan
5. Tahap pelaksanaan kunjungan
minum obat secara teratur.
a. Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih
2) Pada akhir percakapan dalam kunjungan yang Anda
dahulu sebelum sampai pada pokok tujuan, untuk meminta
lakukan, jangan lupa tetap berusaha menarik perhatian
kesediaan waktunya.
mereka, agar kunjungan Anda berikutnya bisa diterima.
b. Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
3) Dalam kesempatan ini, Anda bisa memberikan bahan/
media penyuluhan seperti leaflet untuk membantu

130 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 131


c. Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga/ 5. Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya)
ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil/ ibu menyusui/bayi/ hanya untuk sasaran yang telah menerima kedatangan kader
balita. dengan baik. Jangan paksakan penggunaan media bantu
d. Memberikan penjelasan tentang hal yang spe­sifik mengenai apabila itu tidak tepat.
keadaan ibu hamil/ibu me­nyusui/bayi/ balita.
e. Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet REFERENSI
yodium, vitamin A untuk balita dan sebagainya.
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
f. Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu Jakarta.
tersebut untuk menghadiri kegiatan Posyandu yang akan ● Kerja sama Antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian
dilaksanakan. Dalam Negeri RI, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011.
6. Tahap sesudah kunjungan
Membuat catatan kegiatan pada Buku Bantu Kader (BBK).

D. Pokok Bahasan: Saran untuk Kader


Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali
dianggap sebagai ’gangguan’ oleh sasaran. Apalagi bila sasaran itu
termasuk orang yang sulit didekati dan diajak melaksanakan kegiatan
Posyandu. Berikut ini adalah beberapa saran untuk kader agar
kunjungan rumah berjalan dengan baik.
1. Kader sebaiknya bersikap ramah, sabar dan tidak menggurui,
apalagi dengan memarahi dan mengomeli sasaran.
2. Berikan penjelasan dengan cara sederhana, ter­utama tentang
manfaat apabila melaksanakan saran-saran yang diberikan.
3. Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, seperti sedang
bertamu dan mengobrol biasa.
4. Jangan bertamu terlalu lama dan jangan datang pada jam-jam
sibuk mereka (misalnya ketika pagi hari ketika ibu sibuk menyiapkan
sarapan).

132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133


Modul
Materi Inti 4
LIMA LANGKAH KEGIATAN DI
POSYANDU DAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

Lima Langkah Kegiatan di Posyandu


dan Kegiatan Pengembangan
MODUL MATERI INTI 4
MODUL MATERI INTI 4

Lima Langkah Kegiatan di Posyandu


dan Kegiatan Pengembangan

Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 135


I. DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan A: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Modul Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 1. Langkah pertama: pendaftaran
Pengembangan di Posyandu ini disusun untuk membekali para kader 2. Langkah kedua: penimbangan
Posyandu agar mampu melakukan melakukan Lima Langkah kegiatan 3. Langkah ketiga: pengisian KMS
di Posyandu dengan baik dan benar serta memahami kegiatan 4. Langkah keempat: penyuluhan
pengembangan di Posyandu. 5. Langkah kelima: pelayanan
Lima langkah kegiatan di Posyandu pada saat hari buka meliputi kesehatan
kegiatan pendaftaran, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Sehat Pokok Bahasan B: Pengembangan Kegiatan Posyandu
(KMS)/Buku KIA, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan. Untuk
langkah satu sampai dengan empat dilaksanakan oleh para kader,
sedangkan langkah lima dilakukan oleh petugas sektor, yaitu petugas IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
kesehatan, PLKB, atau sektor lainnya. Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran
(T=1 Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
II. TUJUAN PEMBELAJARAN pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) sebagai berikut.

Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu melakukan lima


A. Langkah 1 (10 menit)
langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangan.
1. Fasilitator memperkenalkan diri.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Menggali pendapat tentang lima langkah kegiatan di Posyandu
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
dan kegiatan pengem­bangannya.
1. Menjelaskan lima langkah kegiatan utama di Posyandu.
2. Menjelaskan kegiatan pengembangan di Posyandu.
B. Langkah 2 (35 menit)
3. Mempraktikkan lima langkah kegiatan utama di Posyandu.
1. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menyampaikan
pokok bahasan:
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
a. Lima langkah kegiatan di Posyandu.
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
b. Kegiatan pengembangan di Posyandu.
ini adalah:
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menanggapi
pertanyaan peserta tersebut.

136 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 137
C. Langkah 3 (70 menit): Penimbangan 7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan jalan kembali cara mengisi KMS/ Buku KIA yang benar.
berhitung 1—3, kemudian peserta dengan nomor 1 bergabung
dengan nomor 1 lainnya, peserta dengan nomor 2 bergabung E. Langkah 5 (15 menit) : Penyuluhan terkait kasus Kasus
dengan peserta nomor 2 lainnya, dan peserta dengan nomor dalam KMS Balita
3 bergabung dengan peserta nomor 3 lainnya. 1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok sesuai dengan
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan kelompok penimbangan.
alat timbang, balita yang akan ditimbang dua kali jumlah 2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
kelompok yang akan melakukan praktik. praktik pengisian KMS Balita, sesuai dengan kasus 1 dan kasus
3. Masing-masing kelompok melakukan penimbangan balita 2.
dengan diamati oleh kelompok lainnya. 3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
4. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil pengamatan kelompok.
terhadap kelompok yang diamati. 4. Anggota kelompok mengisi KMS dan me­rencanakan tindak lanjut
5. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil sesuai kasus yang diberikan.
pengamatan tersebut. 5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
6. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi kelompok.
kembali langkah penimbangan yang benar. 6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
tersebut.
D. Langkah 4 (30 menit): Pengisian KMS Balita 7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok sesuai dengan kembali cara mengisi KMS/buku KIA yang benar.
kelompok penimbangan.
LEMBAR KASUS PENGISIAN KMS BALITA
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan
KASUS 1:
KMS Balita, formulir pen­catatan, dan alat tulis kantor.
Anak pertama Bapak dan Ibu Amin, bernama Ani, lahir pada tanggal
3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
17 Agustus 2011 dengan berat badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan,
kelompok.
berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ani
4. Anggota kelompok mengisi KMS sesuai kasus.
tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir
5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
sampai umur 4 bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
kelompok.
saja. Setelah itu, atas saran kakek-neneknya, Ani juga diberikan
6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
tersebut.

138 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 139
Pada umur 6 bulan Ani agak demam, berat badannya waktu itu V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa
ke Puskesmas dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil Pelaksanaan Lima Langkah
penimbangan bulan April 2012, berat badan Ani 5,7 kg. di hari H Posyandu
Tugas:
- Isilah KMS Ani secara lengkap.
a b
- Siapkan penjelasan dan tindak lanjut tentang keadaan
pertumbuhan Ani.

KASUS 2:
Pada bulan April 2012, Yanto,anak Bapak dan Ibu Hasan berumur
6 bulan. Pada saat lahir, berat badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia
1 bulan, Yanto hanya mendapatkan ASI saja. Namun, saat Yanto
berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa bubur dan Pendaftaran WUS, ibu hamil/ Penimbangan balita
pisang yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. balita
Saat berumur 4 bulan, tanggal 5 Februari 2012, untuk pertama c

kalinya Yanto dibawa ke Posyandu, dengan berat badan 4 kg. Saat


usia 5 bulan, Yanto pilek, berat badan 3,9 kg. Pada 4 April 2012,
berat badan Yanto 4,2 kg.
Tugas:
- Isilah KMS Yanto secara lengkap.
- Siapkan penjelasan dan tindak lanjut tentang keadaan Pencatatan hasil penimbangan
pertumbuhan Yanto.
d e
F. Langkah 6 (20 menit)
1. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dengan meminta
peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas,
memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.
2. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta
pada kertas yang telah disediakan.
3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan
Penyuluhan/konseling Pelayanan kesehatan dan KB
apresiasi kepada peserta.

140 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 141
VI. URAIAN MATERI
A. Pokok Bahasan: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh
kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan
sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu, minimal
jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu
pada sistem lima langkah.
Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan kegiatan persiapan,
antara lain:
• Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
• Memberikan informasi kepada masyarakat me­ngenai hari buka
Posyandu, dapat melalui per­temuan warga setempat, sarana
ibadah dan lain-lain.
• Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu,
seperti: alat timbang (dacin, sarung timbang, pita LILA), alat
ukur panjang/tinggi badan, obat (kapsul vitamin A dan TTD),
oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
• Melakukan pembagian tugas antar kader.
• Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak
PKK desa.
• Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
diperlukan.
Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan
­­mulai dari pendaftaran hingga pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah pertama hingga
keempat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima
dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

142 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 143
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang
Pertama Pendaftaran Kader diselipkan dalam KMS.
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader Langkah-langkah penimbangan:
Keempat Penyuluhan Kader 1) Mempersiapkan dacin
a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti:
Pelayanan Kader atau kader bersama
Kelima pelana rumah atau kusen pintu, atau dahan
kesehatan petugas kesehatan
pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada lima b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya lima kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
meja yang sesungguhnya. c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar
dengan mata penimbang.
Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
berikut. e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak
1. Langkah pertama: pendaftaran timbang yang kosong pada dacin.
a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua
anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian jarum di atas tegak lurus.
diselipkan pada KMS-nya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama 2) Penimbangan balita
ibu hamil tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
dipersilahkan menuju ke langkah 4. sampai jarum tegak lurus.
2. Langkah kedua: penimbangan b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di
a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk ujung bandul geser.
membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS ke­pada c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/
kader di langkah 2. buku bantu dalam kilogram dan ons.

144 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 145
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga
bandul aman. balita untuk mengisinya.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50
timbang. buku KIA). Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah
muda (halaman 51—52 Buku KIA).
3. Langkah ketiga; pengisian KMS d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva halaman KMS.
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Pe­nimbangan”
berat badan menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu, di bawah umur 0 (nol) bulan.
kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh Contoh:
anak yang datang dan ditimbang. Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari
KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat ‘08” di bawah umur 0 bulan.
pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah
terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia kolom “Bulan penimbangan”.
dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada
baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat
pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat
di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak titik yang mudah terlihat.
kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan dalam bentuk garis lurus.
membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar Catatan:
tidak salah. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan
Cara mengisi KMS: tidak dapat dihubungkan.
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada
isian “Nama Ibu” dan “Nama Anak” pada sampul depan bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan
buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama yang telah ditentukan.
anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang
jika ada. (√) bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja,
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan
Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah

146 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 147
lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan
dengan tanda strip (–). nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap
balita yang kemudian menuju langkah ke-4. anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5
4. Langkah keempat; penyuluhan (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ketenaga
a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila ditemukan
balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut. masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
b. Cara membaca KMS/menentukan status per­tumbuhan e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluh­an gizi
anak: atau pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin
yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan A, oralit, dan lain-lain..
menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan f. Tindak lanjut hasil penimbangan
dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak lanjut yang dapat dilakukan adalah:
adalah sebagai berikut. 1) Berat Badan Naik (N):
1) Naik (N): grafik berat badan memotong garis a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk
lebih besar dari KBM. mempertahankan kondisi anak sehat.
2) Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan
pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
besar dari KBM. pada KMS secara sederhana.
3) Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan
pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat badan kondisi anak dan berikan nasihat tentang
lebih kecil dari KBM. pemberian makan anak sesuai golongan
4) Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan umurnya.
kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM. d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan
5) Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan berikutnya.
kenaikan grafik berat badan lebih kecil dari KBM. 2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
c. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan menuliskan “N” balita ke Posyandu.

148 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 149
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti 5. Langkah kelima: pelayanan kesehatan
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan
KMS secara sederhana. oleh petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan Keluarga Berencana (PL KB) yang memberikan layanan antara
(batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain) dan lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah (tablet
kebiasaan makan anak. besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
d) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu B. Pokok Bahasan: Pengembangan Kegiatan Posyandu
e) Anjurkan untuk datang pada penimbangan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat me­nambah kegiatan
berikutnya.
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping lima kegiatan
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya
Garis Merah (BGM):
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular,
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
balita ke Posyandu dan anjurkan untuk datang
Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu
kembali bulan berikutnya.
Terintegrasi.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera di KMS
secara sederhana. kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti

c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu. mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan
d) Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Mawas
pemberian makan anak sesuai golongan umurnya. Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah
e) Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi Masyarakat Desa (MMD).
anak. Saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak telah diselenggarakan antara lain:
teratur): 1. Bina Keluarga Balita yang selanjutnya disingkat BKB
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang adalah upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
manfaat memantau proses tumbuh kembang kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina
anak. tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik,
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan. ke­cerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung
dalam proses interaksi anatara ibu/anggota keluarga lainnya
dengan balita.

150 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 151
Penyuluhan pada Kegiatan
MODUL MATERI INTI 5
Posyandu
2. Pos Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut Pos
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk mem­bantu
pertumbuh­an dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Modul
REFERENSI

● Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Penggunaan Buku


Materi Inti 5
Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta, 2009.
● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu, Jakarta, 2011. PENYULUHAN
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011. PADA KEGIATAN
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta,
2011.
POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

152 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan


MODUL MATERI INTI 5

Penyuluhan Pada
Kegiatan Posyandu

Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 153


I. DESKRIPSI SINGKAT III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul metode penyuluhan ini disusun untuk membekali para kader Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam
Posyandu agar dapat menggunakan pesan, memilih metode dan pelajaran (T=1 Jpl, P=3, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
media penyuluhan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga pesan pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
penyuluhan yang disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dan sebagai berikut.
dimengerti secara benar dan dapat memotivasi masyarakat untuk
mengikuti pesan penyuluhan yang dianjurkan. A. Langkah 1 (10 menit)
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Memberikan kesempatan kepada pe­serta untuk bertanya, dan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mam­pu melaksanakan menjawab semua pertanyaan peserta.
penyuluhan dalam kegiatan Posyandu maupun di luar kegiatan
Posyandu. B. Langkah 2 (30 menit)
1. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang penyuluhan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator men­jelaskan pokok
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta dapat: bahasan pengertian pe­nyuluhan.
1. Menjelaskan pengertian penyuluhan.
2. Menjelaskan pesan, metode, dan media untuk penyuluhan yang harus C. Langkah 3 (60 menit)
disampaikan. 1. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok. Masing-masing
3. Mempraktikan penyuluhan di Posyandu dan di luar Posyandu. kelompok terdiri dari 4—5 orang.
2. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok sebagai berikut.
II. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN Tugas Kelompok
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul a. Pilihlah satu topik penyuluhan dari uraian materi.
ini adalah: b. Susunlah penyuluhan yang lamanya 2—3 menit dengan isi
Pokok Bahasan A: Pengertian Penyuluhan
sebagai berikut.
Pokok Bahasan B: Pesan, Metode, dan Media • Pesan-pesan pokok penyuluhan (per­gunakan Buku
Penyuluhan Kader Posyandu untuk mencari bahan informasi).
1. Pesan penyuluhan • Manfaat bila melaksanakan pesan pe­nyuluhan
2. Metode penyuluhan tersebut.
3. Media penyuluhan 3. Fasilitator membagikan lembar penugasan/ber­gam­bar kepada
Pokok Bahasan C: Penyuluh yang baik semua peserta.

154 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 155
4. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per b. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta
satu beberapa hal sebagai berikut. dalam melaksanakan penyuluhan di Posyandu? Bagaimana
Bahan diskusi cara mengatasinya?
a. Metode-metode mana saja pada lembar penugasan/ c. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta dalam
bergambar yang biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan melaksanakan penyuluhan di luar Posyandu? Bagaimana
pengalaman dalam melaksanakannya. cara mengatasinya?
b. Media-media mana saja pada lembar penugasan/bergambar d. Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian
yang biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan cara sasaran?
penggunaannya. 4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator memberikan
5. Fasilitator menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat metode penjelasan tentang pesan, metode, dan media penyuluhan
dan media penyuluhan dengan mengacu pada uraian yang bisa disampaikan terkait dengan kegiatan Posyandu.
materi.
6. Kelompok melaksanakan tugasnya selama 30 menit. E. Langkah 5 (20 menit)
1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
D. Langkah 4 (60 menit) peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa
1. Fasilitator menugaskan masing-masing kelompok untuk praktik dipahami oleh peserta.
menyuluh. Dua kelompok praktik menyuluh di Posyandu dan Pertanyaan Kunci
dua kelompok praktik penyuluhan di luar Posyandu (kunjungan a. Apakah yang disebut penyuluhan?
rumah). Pada saat kompok melakukan simulasi praktik b. Topik-topik penyuluhan di Posyandu?
menyuluh, kelompok lain berperan sebagai ibu-ibu peserta c. Apa saja pesan penyuluhan terkait dengan kegiat­an
Posyandu, dan seorang peserta dari anggota kelompok lain Posyandu?
mengamati. d. Apa saja metode dan media penyuluhan yang dipilih agar
2. Setiap kelompok selesai praktik, peserta dari kelompok lain penyuluhan oleh kader Posyandu berhasil guna dan tepat
diminta menyampaikan hasil pe­ngamatannya. sasaran?
3. Setelah semua kelompok praktik menyuluh, fsilitator mengajak 2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai memberikan kepada peserta dengan mengacu pada uraian
berikut. materi.
Diskusi Pleno 3. Fasilitator merangkum dan menutup sesi pembelajaran ini.
a. Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang
disampaikan oleh masing­-masing kelompok? Jelaskan!

156 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 157
IV. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR

Metode-metode Belajar g h

a b

Lembar balik Kartu konseling

i j
Ceramah Diskusi kelompok

c d

Bahan peraga Poster

k l
Simulasi Demonstrasi

e f

Brosur Booklet

Praktik Kunjungan lapangan

158 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 159
V. URAIAN MATERI B. Pokok Bahasan : Pesan, Metode, dan Media
A. Pokok Bahasan: Pengertian Penyuluhan Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan dari satu orang atau 1. Pesan penyuluhan
kelompok kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai a. Dalam menyusun pesan penyuluhan, sebaiknya memuat
hal yang berkaitan dengan suatu program. Sesuai dengan Program hal-hal sebagai berikut.
Kegiatan Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih 1) Pesan-pesan pokok: yaitu informasi yang diharapkan
banyak mengenai kesehatan ibu dan anak. sasaran mau melaksanakannya.
Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan pendidikan melalui 2) Manfaat: yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila
penyebaran informasi yang mem­buat orang sadar, tahu dan sasaran melaksanakan pesan-pesan itu.
mengerti, juga mau dan bisa melakukan anjuran dalam pesan 3) Akibat: yaitu penjelasan mengenai apa akibat­nya
penyuluhan tersebut. apabila hal itu tidak dilaksanakan.
Tujuan dalam penyuluhan (kesehatan) adalah perubahan perilaku b. Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran: yaitu
pada sasaran penyuluhan baik perorangan maupun masyarakat penjelasan tentang bagaimana cara mengatasi masalah
agar sesuai dengan norma (kesehatan). yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa
dibantu oleh Posyandu, atau yang perlu dirujuk.
Kelebihan dan kekurangan penyuluhan c. Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus
1. Kelebihan: cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang menguasai materi-materi dan pesan-pesan pokok.
dan kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasi- d. Pesan pokok penyuluhan yaitu:
informasi apa saja yang akan di­sampaikan. Untuk mengatasi 1) Cara memantau pertumbuhan anak yang baik.
kelemahan di atas, dalam melakukan penyuluhan kader bisa 2) Pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) untuk bayi berusia
memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya dan 0—6 bulan atau pentingnya ASI eksklusif.
mengemukakan pendapat. 3) Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk
2. Kekurangan: biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah bayi berusia 6 bulan — 2 tahun.
yang merupakan proses komunikasi satu arah. Karena itu e. Peningkatan gizi dan pemberian kapsul Vitamin A untuk
sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat balita, pemberlan tablet tambah darah (tablet besi)
dan pengalamannya. Penyuluhan menjadi seperti guru yang 1) Manfaat imunisasi bagi balita.
memberitahu segala sesuatunya pada peserta. Karena tidak 2) Perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang
dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang perlu diberikan sesuai dengan usia anak, misalnya:
memperhatikan pem­bicaraan. latihan berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan
sebagainya.

160 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 161
3) Cara merawat ibu hamil 1 menyusui, misalnya
Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipatif)
pemeriksaan teratur, perawatan gigi, imunisasi, Ceramah
karena penyuluh menyampaikan materi belajar melalui
istirahat dan sebagainya. ceramah sedangkan peserta lebih banyak menjadi
4) Persalinan yang aman. pendengar saja.

5) Keluarga Berencana seletelah melahirkan. Diskusi Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara
6) PHBS. Kelompok aktif karena peserta merupakan kelompok-kelompok
kecil untuk melaksanakan pembahasan suatu materi
7) KADARZ1.
bersama-sama.
8) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah
9) Pesan penyuluhan lain sesuai kebutuhan daerah. Simulasi
permainan yang menggambarkan proses yang
sesungguhnya terjadi di masyarakat. Misalnya:
2. Metode penyuluhan seseorang berperan sebagai kader Posyandu,
sedangkan peserta lain berperan sebagai masyarakat,
Metode penyuluhan bisa dikelompokkan pada metode proses kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada dalam
belajar mengajar satu arah (didaktik) dan metode proses keadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi
kemudian didiskusikan.
belajar mengajar dua arah (sokratik).
a. Metode penyuluhan satu arah: yang aktif hanya penyuluh Sandiwara Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai
pemain, kemudian melaksanakan sepenggal adegan/
peserta penyuluh tidak terlibat aktif. peristiwa. Peserta Iainnya yang tidak ikut bermain,
b. Metode penyuluhan dua arah, terjadi komunikasi dua bertindak sebagai penonton. Setelah sandiwara,
arah. Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam proses dilanjutkan dengan diskusi tentang adegan tersebut.

belajar-mengajar. Peragaan/ Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan


Demonstrasi contoh dalam melakukan sesuatu yang bersifat teknis.
Misalnya cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kader sebaiknya mencoba menggunakan ber­bagai macam dan cara membuat larutan gula garam (LGG), untuk
metode agar kegiatan belajar lebih menarik dan bervariasi. anak yang diare. Setelah itu peserta melakukan praktik
(mencoba), apa yang telah diperagakan.
Berikut beberapa metode yang dapat digunakan dalam
Praktek Demonstrasi dianggap cukup untuk memperkenalkan
penyuluhan.
sesuatu yang bersifat teknis (keterampilan), kemudian
dilakukan praktik. Misalnya: ibu-ibu mempraktikkan cara
mengisi KMS dan membuat LGG dibimbing oleh kader
Posyandu.

Kunjungan Metode ini digunakan untuk melihat langsung suatu


Lapang keadaan dan kemudian membahas keadaan itu
bersama-sama, langsung di lokasi kejadian.

162 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 163
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu diskusi c) Langkah-langkah diskusi kelompok
kelompok, dengan uraian sebagai berikut. i. Tahap persiapan
a) Pengertian diskusi kelompok • Mengundang peserta
i. Kegiatan kelompok belajar merupakan cara - Kader akan mudah mengundang keluarga
atau metode belajar yang bersifat partispatif balita pada saat mereka hadir pada hari
atau melibatkan peserta secara aktif. Pemimpin buka Posyandu untuk menimbang bayi/
diskusi berperan sebagai penyuluh, bukan balita mereka.
sebagai guru. - Peserta dibatasi yaitu 12—15 orang saja,
ii. Penyuluh bertugas untuk mendorong peserta paling banyak 20 orang per kelompok.
agar aktif mengemukakan pengalaman dan Apabila banyak peserta yang berminat,
gagasan tentang memikirkan cara memecahkan bisa dibuat beberapa kelompok kecil yang
suatu masalah. Penyuluh hanya memberi saran masing-masing dipandu oleh satu atau dua

apabila diperlukan. orang kader.

b) Manfaat diskusi kelompok • Menetapkan waktu diskusi kelompok


- Apabila peserta diundang pada hari
i. Karena caranya dengan saling bertukar
Posyandu, sebaiknya kegiatan diskusi
pengalaman di antara masyarakat mengenai
kelompok ini dilaksanakan beberapa hari
cara melaksanakan upaya meningkatkan
sesudah hari Posyandu.
kesehatan ibu, anak dan keluarga maka
- Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari
kegiatan belajar menjadi lebih mudah dihayati
arisan atau hari pengajian, yaitu sesudah
oleh peserta.
kegiatan itu selesai.
ii. Menciptakan suasana belajar yang akrab dan
• Menentukan tempat diskusi kelompok
santai sehingga masyarakat tidak merasa
- Dari hasil diskusi dengan ibu-ibu, salah
seperti sedang belajar di kelas. Dengan
satu alasan yang membuat mereka enggan
demikian, diharapkan mereka menyukai
datang ke Posyandu adalah jarak yang
ke­giatan belajar untuk me­ningkatkan
jauh dari rumah mereka. Untuk mengatasi
penge­tahuan dan keterampilannya mengenai
masalah jarak, kader sebaiknya membuat
cara-cara meningkatkan kesehatan ibu, bayi, pertemuan kelompok untuk petugas
balita dan keluarga. yang rumahnya berdekatan (kelompok
Dasawisma).
- Pertemuan bisa dilaksanakan di rumah
salah seorang ibu atau kader, di kantor

164 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 165
Posyandu, atau di tempat yang paling atas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan
mudah dijangkau peserta. Sebaiknya di bawah pohon atau di halaman.
tempat pertemuan cukup untuk 12—15 • Pelaksanaan kegiatan diskusi
orang bisa duduk melingkar tanpa ada - Kader memandu kegiatan belajar sesuai
yang duduk di belakang. dengan topik yang sudah dipersiapkan.
• Pembagian tugas tim penyuluh - Kader menggunakan media untuk
- Apabila kelompok akan dipandu 2 orang mem­bantu proses diskusi.
kader, tentukan siapa yang menjadi - Disarankan agar diskusi dilaksanakan
penyuluh utama dan siapa yang menjadi paling lama 1 jam.
pengamat. - Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman
- Kader perlu juga membagi tugas tentang dan kesimpulan diskusi.
siapa dan kapan akan mengundang iii. Tahap sesudah pelaksanaan
kembali para ibu. Misalnya: undangan Mencatat hasil kegiatan pada buku bantuan
lisan dari mulut ke mulut. kader.
• Persiapan materi belajar
- Kader Posyandu yang akan memandu 3. Media penyuluhan
diskusi kelompok harus menguasai materi Media penyuluhan adalah alat bantu dalam melakukan
diskusi yang bersangkutan. Bacalah penyuluhan agar proses belajar dalam penyuluhan menjadi
bahan-bahan mengenai materi yang lebih menarik serta lebih mudah dilaksanakan.
bersangkutan dari berbagai bahan bacaan Berbagai bentuk media ini antara lain adalah: lembar balik,
dan pegangan untuk kader. kartu konseling, poster, booklet, brosur, lembar simulasi
ii. Tahap pelaksanaan (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya
• Pengaturan tempat (sebagian bisa dilihat pada LB.5.4.).
- Kader mengatur tempat belajar sedemikian Bisakah kader membuat media sendiri?
rupa sehingga semua peserta bisa duduk a. Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media
melingkar, tanpa ada seorang pun yang cetak yang mahal dan mungkin sulit didapat. Kader bisa
duduk di belakang orang lainnya. membuat sendiri media penyuluhan yang sederhana.
- Kader menempatkan diri di antara peserta b. Misalnya: membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang
sehingga terlihat membaur tanpa jarak digambar sederhana asalkan bisa dimengerti. Bisa juga
dengan peserta lainnya. Suasana akan dengan mencari gambar yang sesuai dari majalah bekas
lebih santai apabila semua orang duduk di atau ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri.

166 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 167
CATATAN: • Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran-
Media bisa dipergunakan dengan cara parti­sipatif maupun tidak saran, tidak disertai dengan kecaman atau omelan terhadap
partisipatif: ibu atau seseorang yang bermasalah.
a. Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), • Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, tidak hanya
artinya media ini dipergunakan untuk memberikan ceramah mendengarkan saja.
dan penyuluhan yang lebih banyak bicara meskipun
Sikap penyuluh yang baik
menggunakan media.
1. Bersikap sabar: jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang
b. Media dipergunakan untuk, diskusi kelompok (partisipatif).
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita tetah
Media ini dipergunakan untuk membantu peserta agar bisa
mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada
terlibat dalam diskusi. Artinya, bukan penyuluh melainkan
pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap
peserta yang lebih banyak menggunakan media dalam
awal karena suasana belum cukup lancar. Namun, proses
proses diskusi.
selanjutnya akan sangat hidup apabila penyuluh terus bersabar
dalam mendorong proses partisipasi peserta.
C. Pokok Bahasan: Penyuluhan yang Baik
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi: karena pengalaman
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik?
dari peserta yang paling panting dalam pembelajaran, penyuluh
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kader bisa menjadi penyuluh
harus lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar proses
yang baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut.
pelatihan. Penyuluh harus percaya bahwa bagaimana cara
• Informasi dan saran-saran diberikan ber­dasarkan keadaan atau
mengelola Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal
permasalahan peserta yang datang ke Posyandu misalnya,
dari dirinya, melainkan berasal dari proses tukar-menukar
keadaan yang terdapat pada data KMS atau permasalahan
pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari
yang disampaikan oleh peserta itu sendiri.
sendiri bagaimana melakukan kegiatan Posyandu secara lebih
• Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis sehingga
baik.
bisa dilaksanakan oleh ibu-ibu, misalnya: jenis makanan yang
3. Menghargai dan rendah hati: cara menghargai peserta
bergizi yang mudah didapat dan murah diperoleh ibu-ibu di
adalah dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh
desa tersebut.
pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang
• Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana
luar sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba
dan mudah dimengerti oleh masyarakat, khususnya penjelasan
ketinggalan sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
tentang bahasa-bahasa kesehatan misalnya imunisasi, alat
kontrasepsi, tablet tambah darah (tablet besi), kurang darah 4. Mau belajar: penyuluh perlu memiliki semangat untuk belajar
(anemia), kurang gizi, dan sebagainya. dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari
kader Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja
di masyarakatnya sendiri. Selain itu, penyuluh tidak akan
168 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 169
berhasil apabila tidak memahami seluk beluk pengalaman REFERENSI
peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
pada pengalaman peserta akan lebih bermakna.
Jakarta.
5. Bersikap sederajat dan akrab: hubungan dengan kader
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan
mempelajari lebih banyak kalau mereka rasa nyaman dengan
tim penyuluh. Sebaiknya kita menghindari adanya jarak atau
perbedaan antara tim penyuluh dan kader Posyandu. Misalnya,
tim penyuluh bisa coba memakai baju yang sama dengan
kader Posyandu.
6. Tidak menggurui: proses belajar berlangsung sama dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila penyuluh
bersikap sebagai guru yang serba tabu. Sebaiknya kita belajar
dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu
pemahaman yang kaya.
7. Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: mung­kin dalam
pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta.
Penyuluh tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat,
juga tidak boleh bersikap memihak. Penyuluh mesti berusaha
memandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat untuk mencari kesepakatan dan jaian keluarnya.
8. Bersikap terbuka: penyuluh jangan segan untuk berterus
terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu, dari contoh
ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki
sikap terbuka dengan ibu-ibu desa.
9. Bersikap positif: seorang penyuluh sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif.

170 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 171
Modul

Pencatatan dan Pelaporan


MODUL MATERI INTI 6
Materi Inti 6

Posyandu
PENCATATAN
DAN PELAPORAN
POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 6

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 173


I. DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi Pokok bahasan dan Sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
kesehatan mencakup pe­ren­canaan, penggerakan dan pelaksanaan, ini adalah:
serta pemantauan dan penilaian. Pengambilan keputusan dan Pokok Bahasan A: Sistem Informasi Posyandu (SIP)
penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi 1. Pengertian dan manfaat SIP
kesehatan tidak lepas dari ketersediaan data dan informasi yang akurat, 2. Macam-macam format SIP
tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran.
Begitu juga dengan kegiatan Posyandu, keter­sediaan data dan informasi Pokok Bahasan B: Cara Mengisi Format SIP
yang akurat diperlukan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan
dalam upaya pengembangan Posyandu. Dengan demikian dipandang
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
perlu untuk dibekali para petugas/kader dengan pengetahuan dan
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran
kemampuan yang memadai tentang pencatatan dan pelaporan kegiatan
(T=1 Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
di Posyandu.
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Modul pelatihan ini diharapkan dapat memberi­kan pemahaman dan
sebagai berikut.
keterampilan para petugas/kader dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan kegiatan di Posyandu. Untuk itu dalam modul ini akan A. Langkah 1 (15 menit)
dibelajarkan materi tentang pencatatan dan pelaporan Posyandu
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
dengan menggunakan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Menggali pendapat peserta tentang Posyandu.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator men­jelaskan perlunya
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) pencatatan dan pelaporan Posyandu.
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu melaksanakan
pencatatan dan pelaporan Posyandu Sistem Informasi Posyandu B. Langkah 2 (30 menit)
(SIP). 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
a. Sistem Informasi Posyandu
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 1) Pengertian dan manfaat SIP
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: 2) Macam-macam format SIP
1. Menjelaskan pentingnya SIP. b. Praktik cara mengisi format SIP
2. Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu
menggunakan SIP.

174 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 175
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab A. Memandu Diskusi Pleno atau Curah Pendapat
pertanyaan peserta tersebut.
1. Fasilitator utama mengunggah agar seluruh peserta pelatihan
3. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta
aktif berbicara dan mengemukakan pendapat pada diskusi
pada kertas yang telah disediakan.
pleno. Jika banyak suka­relawan untuk permainan, minta
4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan
peserta yang diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, pilih
peran penting Posyandu dalam pembangunan kesehatan.
seorang peserta pelatihan yang belum mendapat kesempatan

C. Langkah 3 (60 menit) untuk maju menyajikannya.


2. Fasilitator pendamping duduk dengan peserta dan membantu
1. Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok yang
fasilitator utama jika diperlukan. Dalam permainan, tim fasilitator
terdiri dari 5—6 orang tiap kelompok.
berbaur dengan peserta lain supaya mengembangkan
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
keakraban.
diskusi dan praktik pencatatan dan pelaporan menggunakan
format SIP yang telah disediakan. B. Teknik Memandu
Semua Pokok Bahasan (PB) memiliki langkah-langkah umum
D. Langkah 4 (60 menit)
pelaksanaan kegiatan belajar. Dalam memandu langkah-langkah
1. Masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan pembahasan setiap Pokok Bahasan (PB), beberapa kegiatan
hasil diskusi kelompoknya. penting dilakukan fasilitator untuk memperlancar proses pelatihan,
2. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi yaitu:
dari kelompok lain. 1. Setiap kali ada tugas kelompok, tuliskan tugas-tugas tersebut di
3. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian atas papan tulis atau kertas besar (plano). Tuliskan dengan huruf
materi. besar supaya terbaca dari jauh. Berikan penjelasan seperlunya
agar tugas kelompok dapat dipahami oleh peserta pelatihan.
E. Langkah 5 (15 menit) 2. Bagilah peserta pelatihan dalam kelompok kecil secara acak,
1. Fasilitator meminta peserta untuk menanyakan hal-hal yang agar peserta pelatihan bisa ber­baur. Misalnya dengan meminta
kurang jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta. peserta untuk menghitung diri (yaitu kalau ingin 4 kelompok,
2. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta masing-masing peserta akan berhitung secara berurutan) dan
pada kertas yang telah disediakan. kelompok dibuat berdasarkan nomor peserta masing-masing.
3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan 3. Ada banyak media berupa kartu/gambar/tabel/bagan yang
pentingnya pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu dipakai untuk membantu diskusi kelompok selama pelatihan ini.
menggunakan format SIP. Para fasilitator utama dan pendamping perlu selalu memeriksa
176 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 177
untuk memastikan peserta pelatihan mengerti isi media/gambar karena itu pelatihan tidak akan berhasil apabila fasilitator bersikap
dan cara menggunakannya sebelum mereka memulai kegiatan sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan
diskusi ke­lompok. saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang
kaya.
C. Tahap Sesudah Pelaksanaan Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: Mungkin dalam pelatihan,
Pada hari terakhir pelatihan, sesudah seluruh kegiatan selesai, perbedaan pendapat bisa muncul diantara peserta. fasilitator tidak
tim fasilitator mengumpulkan semua dokumen hasil pelatihan boleh menilai dan mengkritik semua pendapat, juga tidak boleh
yang tedapat pada kertas besar (plano) dan catatan yang dibuat bersikap memihak. Secara netral fasilitator harus berusaha me­
selama pelatihan berlangsung. Tim fasilitator kemudian membahas mandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk
rencana penulisan laporan yang merupakan tugas panitia. mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
Bersikap terbuka: Fasilitator jangan segan untuk berterus terang
D. Ingatlah Batas Waktu kalau merasa kurang mengetahui sesuatu. Dari contoh ini, kader
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, tetapi fasilitator bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka
juga ingat bahwa setiap pokok bahasan dibatasi waktu. dengan ibu-ibu di desa.
1. Batasi jumlah pendapat yang dikemukakan oleh peserta Bersikap positif: Seorang fasilitator sebaiknya selalu membangun
pelatihan. suasana yang positif. Pelatihan seperlunya mendorong kader
2. Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk member mencari potensi diri sendiri. Jangan memperdebatkan masalah untuk
kesempatan pada peserta yang belum berpendapat. mencari kesalahan seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya.
3. Mintalah peserta untuk berbicara fokus kepada hal yang
dibahas agar tidak bertele-tele. E. Langkah-langkah
Pengantar (3 menit)
Bersikap sederajat dan akrab: Hubungan dengan kader sebaiknya 1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan
dilakukan dengan cara informal, akrab, dan santai sehingga waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pokok bahasan
suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan dapat belajar 1 di atas papan tulis.
lebih banyak kalau mereka merasa akrab dengan tim fasilitator. 2. Fasilitator mengajak panitia dan fasilitator lainnya untuk ikut
Sebaiknya kita menghindari adanya jarak atau perbedaan antara terlibat dalam proses perkenalan ini.
tim fasilitator dan kader Posyandu. Misalnya, tim fasilitator bisa
Perkenalan (32 menit)
mencoba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu dan
3. Fasilitator meminta semua peserta, panitia dan fasilitator
melepaskan baju seragam yang terlalu formal.
lainnya untuk berdiri membentuk lingkaran dan melaksanakan
Tidak menggurui: Proses belajar berlangsung sama dengan
proses perkenalan.
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian,

178 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 179
4. Fasilitator menugaskan peserta untuk mengingat semua nama a. Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi
peserta lainnya karena setelah per­kenalan, akan diadakan tentang gizi.
permainan untuk mengingat nama peserta lain. b. Saya ingin terampil mengisi KMS.
5. Semua peserta memperkenalkan diri dengan cara sebagai c. Saya ingin sedikit ceramah tapi lebih banyak praktik.
berikut. d. Saya ingin berbagi pengalaman dengan pe­serta lain.
6. “Nama saya…….., tugas saya di Posyandu adalah 12. Peserta menuliskan harapannya di atas kartu (satu kartu hanya
melaksanakan……….” (Peserta menyebutkan satu tugasnya untuk satu harapan, ditulis dengan huruf cetak dan ukuran
di Posyandu, misalnya: Pendaftaran, menimbang bayi/balita, besar agar bisa dibaca dari jarak yang agak jauh).
mencatat/mengisi KMS, member penyuluhan, dan sebagainya. 13. Fasilitator menempelkan semua kartu harapan peserta di atas
Sedangkan panitia dan fasilitator menyebutkan pekerjaan di kertas dinding.
lembaganya masing-masing). 14. Fasilitator membacakan dan menyimpulkan garis besar
7. Fasilitator melempar bola kertas (kertas yang diremas berbentuk harapan peserta dalam mengikuti pelatihan.
bola) kepada seseorang yang harus menangkap bola tersebut,
Pembahasan Jadwal Pelatihan (15 menit)
sambil menyebutkan nama peserta tersebut dan tugas yang
15. Fasilitator membacakan dan menjelaskan tujuan pelatihan
biasanya dilakukan di Posyandu.
(LB.1.1.) serta jadwal pelatihan (LB.1.2.) yang telah dipersiapkan
8. Demikian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan
sebelumnya di atas kertas dinding (plano).
lemparan bola.
16. Fasilitator mengemukakan pertanyaan sebagai berikut.
9. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa me­nyebutkan
BAHAN DISKUSI
nama dan tugas peserta lain dengan benar maka peserta itu
- Apakah tujuan dan jadwal pelatihan memenuhi harapan/
mendapat hukuman sesuai kesepakatan bersama.
kebutuhan peserta?
10. Fasilitator kemudian menjelaskan manfaat per­mainan
- Apakah masih ada yang belum memenuhi harapan
perkenalan ini dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci
peserta?
(LIK).
17. Fasilitator kemudian menjelaskan maksud pem­bahasan tujuan,
jadwal, dikaitkan dengan ungkapan peserta, dengan mengacu
Ungkapan Harapan Peserta (30 menit)
pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
11. Fasilitator memberikan kartu metaplan kepada masing-masing
peserta dan meminta mereka me­nuliskan harapannya mengikuti
pelatihan ini yang berhubungan dengan tugas-tugas mereka di
Posyandu. Apabila perlu, fasilitator bisa memberikan beberapa
contoh harapan, antara lain:

180 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 181
Pemilihan Pengurus Kelas (5 menit) VI. URAIAN MATERI
18. Fasilitator untuk meminta peserta memilih ketua kelas dan A. Pokok Bahasan: Sistem Informasi Posyandu
sekretaris secara musyawarah serta petugas penjaga waktu
1. Pengertian dan manfaat sistem informasi Posyandu
untuk mengingatkan fasilitator dan semua peserta tentang
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah se­perangkat alat
disiplin waktu (bertugas per hari).
penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan
19. Fasilitator menjelaskan manfaat pembentukan pe­ngurus kelas,
kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap
dan tugas mereka dengan mengacu pada Lembar Informasi
Posyandu. SIP adalah tatanan dari berbagai komponen
Kunci (LIK).
kegiatan Posyandu yang menghasilkan data dan informasi
tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan
Penutup
pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan
20. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil
peserta untuk mengevaluasi apakah proses dan isi bisa dipahami
penimbangan dan partisipasi masyarakat.
mereka.
Manfaat SIP antara lain adalah:
PERTANYAAN KUNCI
a. Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami
- Apa tujuan dari pelatihan ini? permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan
- Apa materi-materi pokok yang terdapat dalam pelatihan ini? yang tepat dan di­sesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
21. Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, fasilitator b. Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan
Kunci (LIK). dalam pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk
22. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.

Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan


F. Tujuan Pelatihan
tugas pencatatan kader yang sangat banyak. Untuk
1. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan sebagai pengelola melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan
Posyandu berdasarkan ke­butuhan sasaran. pengisian format SIP terlebih dahulu.
2. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan dalam berkomunikasi
dengan masyarakat. 2. Macam-macam format SIP
a. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian
3. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan menggunakan
ibu hamil, melahirkan, nifas. Berisi catatan dasar mengenai
metode dan media diskusi yang partisipatif.
sasaran Posyandu.

182 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 183
b. Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu. Berisi B. Pokok Bahasan: Cara Mengisi Format SIP
catatan pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, 1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu
tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di wilayah hamil, melahirkan dan nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh
kerja Posyandu tersebut. kader Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan kepada ketua
c. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu. kelompok PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui ketua kelompok
Berisi daftar ibu hamil dan ibu nifas, catatan umur kehamilan, RT dan kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.
pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian 2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu,
kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu lembar
tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang hidup format ini berlaku untuk satu tahun.
dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja 3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan
Posyandu. oleh kader Posyandu untuk selama satu tahun.
d. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi 4. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu,
daftar wanita dan suami-istri usia produktif yang memiliki dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama satu
kemungkinan mempunyai anak (hamil). tahun.
e. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pe­ngunjung (bayi, 5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap
balita WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap ada kegiatan.
meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, 6. Data hasil kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader
kader PKK, PKB/PLKB, paramedis dan sebagainya). Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap
f. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu ada kegiatan.
hamil yang diperiksa dan mendapat tablet tambah darah,
jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
panimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K),
balita yang timbangannya naik dan yang di Bawah Garis
Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi,
dan imunisasi (DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) serta balita
yang menderita diare.

184 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 185
PENJELASAN FORMAT 1
KET PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN
8
BAYI DAN KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN/NIFAS

orang
orang
orang
orang
KOLOM PENJELASAN
TANGGAL MENINGGAL

Nomor urut.
IBU

1
7

2 Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di


wilayah kerja Posyandu.

=
=
=
=
3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
: CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU HAMIL

BAYI

4 Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama


maka kolom ini ditulis nama ibunya sesuai kolom 2.

1. Jumlah ibu hamil


2. Jumlah bayi lahir
3. Jumlah bayi meninggal
4. Jumlah ibu hamil, melahirkan, dan nifas yang meninggal
Diisi tanggal, bulan, tahun lahirnya bayi. Apabila ada
TANGGAL

LAHIR

5 kelahiran bayi kembar, tanggal lahir keduanya tetap harus


5

ditulis (apabila ada bayi yang pindah dari Dasawisma daerah


lain, dan belum mencapai 12 bulan maka nama ibu, bapak,
bayi tersebut dicatat juga).

6 Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya bayi. Di dalam


NAMA BAYI

kolom keterangan disebutkan usia meninggal dan sebab


4

meninggalnya.
7 Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil,
melahirkan dan masa nifas. Di dalam kolom keterangan
disebutkan usia meninggal dan sebab meninggalnya.
BAPAK

Diisi dengan catatan beberapa hal sebagai


3

8
kelengkapan informasi yang perlu diketahui:
MELAHIRKAN/NIFAS

• Lahir kembali
NAMA

• Usia meninggal
• Penyebab meninggalnya
IBU

• Berat bayi ketika lahir


• Usia kehamilan ibu
• Keguguran, dan lain-lain
CATATAN: Catatan ini merupakan rekap dari catatan yang sama
kelompok Dasawisma
NO
FORMAT 1

Catatan :

186 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 187
CATATAN

40
MENINGGAL

39
TANGGAL BAYI DAN BALITA
CAMPAK

38
bI
PENJELASAN FORMAT 2
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA

37
III
POSYANDU

36
DPT/HB

II
KOLOM PENJELASAN

35
I
PEMBERIAN
IMUNISASI
1 Nomor urut
: REGISTER BAYI DAN BALITA DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER ..........

34
IV
2 Diisi nama bayi/ balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini

33
III
POLIO 3 Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak

32
II
mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan

31
umur.

I
BCG
4 Diisi berat badan ketika lahir dalam ukuran kg.

30
bI
5 Diisi nama ayah balita
HB 0 (HB NOL)

29
bI
6 Diisi nama ibu balita
PELAYANAN

DIBERIKAN

28
bI
ORALIT
7 Diisi nama kelompok Dasawisma tempat tinggalnya
YANG

8—19 Diisi berat badan hasil penimbangan dalam kg.


27
bI
VITAMIN A
26 Pada bagian atas ditulis berat hasil penimbangan.
bI

E6 Bagian bawahnya ditulis dengan huruf/tanda:


25

N : Apabila hasil penimbangannya naik dari penimbangan bulan lalu


PEMBERIAN ASI

E5
24

T : Apabila hasil penimbangan tetap atau turun


O : Apabila bulan sebelumnya tidak datang menimbang
E4
23

E3 B : Apabila bayi baru datang untuk pertama kalinya


22

E2 ∆ : Apabila hasil penimbangan berada di bawah garis merah.


Ditengah tanda segitiga (∆) diberi huruf-huruf sesuai hasil
21

penimbangan atau baru pertama kali


E1
20

20—25 Diisi status pemberian ASI pada bayi


DESEMBER
19

(√) Apabila hingga bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja tanpa
18

NOVEMBER
makanan lain
17

(-) Apabila hingga bulan tersebut sudah diberi makanan lain selain
OKTOBER

ASI
16
HASIL PENIMBANGAN

SEPTEMBER

26—27 Diisi bulan saat pemberian kapsul vitamin A


15

AGUSTUS

28 Diisi bulan saat bayi mendapatkan oralit


14

JULI

29 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi HB 0


JUNI
13

30 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi BCG


MEI
12

APRIL
31—34 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, Ill, dan IV
11

35—37 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT/HB I, II, dan III
MARET
10
:
:
:
:

FEBRUARI
38 Diisi tanggal dan buian pemberian imunisasi campak
9

JANUARI
8

KELOMPOK DASAWISMA 39 Diisi tanggal dan bulan bayi/balita meninggal


7

Diisi penjelasan/keterangan yang ada dan belum tertampung pada


40
DESA/KELURAHAN
FORMAT 2

POSYANDU

KECAMATAN
KAB/KODYA

IBU
kolom­-kolom yang tersedia
NAMA

AYAH
5

BBL (KG)
4

TANGGAL, BULAN, TAHUN LAHIR


3

188 NAMA BALITA/BAYI


Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 189
2

NO
1
: REGISTER WUS DAN PUS DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER TAHUN.......... PENJELASAN FORMAT 3

PENGGANTIAN
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS Dl WILAYAH KERJA

17
JENIS KONTRASEPSI

POSYANDU
TANGGAL/BULAN
KOLOM PENJELASAN

16
1 Nomor urut
YANG DIPAKAI
2 Diisi nama WUS/PUS di wilayah kerja Posyandu

15
JENIS KONTRASEPSI

3 Diisi umur WUS/PUS tersebut

14
V
4 Diisi nama suami dari WUS/PUS yang ada di kolom 2.
PEMBERIAN IMUNISASI TT

IV
Apabila kolom 2 yang bersangkutan WUS maka pada
kolom ini diberi tanda (-).

III 13
12 5 Diisi tahapan keluarga sejahtera sesual klariflkasinya
Diisi nama kelompok Dasawisma dirnana WUS/PUS
6
bertempat tinggal
11

II

7 Diisi jumlah anak yang hidup


10

I
Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat
LILA <= ATAU > 23,5 CM
8 meninggal.
Contoh:
9

PENGUKURAN

2 orang : - 3 bulan
JUMLAH ANAK

- 2 tahun
UMUR
8

MENINGGAL PADA

9 Diisi hasil pengukuran Iingkar lengan atas (LILA) WUS yang


YANG HIDUP
kurang 23,5 cm .
7

10—14 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, Ill, IV


dan V
KELOMPOK DASAWISMA
6

TAHAPAN KS
15 Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS/PUS saat ini.
5

16
:
:
:
:

NAMA SUAMI
Diisi tanggal dan bulan pergantian jenis kontrasepsi
4

17
Diisi jenis kontrasepsi yang diganti
DESA/KELURAHAN

UMUR
FORMAT 3

POSYANDU

KECAMATAN
KAB/KODYA

NAMA WUS DAN PUS


2

NO
1

190 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 191
CATATAN

31
VITAMIN A PENJELASAN FORMAT 4

30
PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
: REGISTER IBU HAMIL DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER.........

POSYANDU

UL 2X D
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut

29
V
IMUNISASI TT

2 Diisi nama ibu yang ada di wilayah kerja Posyandu

28
IV

27
III

3 Diisi umur ibu hamil yang bersangkutan

26
II

4 Diisi nama kelompok Dasawisma (RT/RW) dimana ibu

25
I

tinggal

24
III
TAMBAH
TABLET

DARAH

5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat
BKS

23
II

kehamilannya
22
I

DESEMBER 21 6 Diisi dengan umur (berapa bulan) kehamilan, saat ibu


NOVEMBER tersebut datang pertama kali ke Posyandu
20

OKTOBER
7 Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk diihitung
19

SEPTEMBER juga anak yang meninggal


18
HASIL PENIMBANGAN

8
Diisi hasil pengukuran dengan LILA
AGUSTUS
17

JULI
16

JUNI
9 Diisi dengan tanggal dan bulan apabila menerima PMT
15

MEI
pemulihan
14

APRIL 10—21 Diisi dengan hasil penimbangan


13

MARET
Diisi dengan jumlah berapa bungkus Tablet Tambah Darah
12

22—24
ke I, II, III yang diterima
FEBRUARI
11

JANUARI
10

Diisi dengan tanggal dan bulan penerimaan Imunisasi TT I,


PMT PEMULIHAN 25—29
II, III, IV dan V
9

LILA
8

HAMIL KE 30 Diisi tanggal dan bulan pemberian kapsul vitamin A


7
:
:
:
:

PENDAFTARAN

UMUR KELAHIRAN
31 Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam
6

kolom yang ada


DESA/KELURAHAN
FORMAT 4

POSYANDU

KECAMATAN
KAB/KODYA

TANGGAL
5

ALAMAT KELOMPOK DASAWISMA


4

UMUR
3

NAMA IBU
2

NO
1

192 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 193
PENJELASAN FORMAT 5
PENGISIAN DATA POSYANDU

KET

15
KOLOM PENJELASAN

PARAMEDIS
1 Nomor urut

MEDIS

DAN

14
JUMLAH PETUGAS HADIR
2
Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan

PLKB

13
3 Diisi jumlah bayi umur 0—12 bulan yang datang ke
Posyandu saat itu
4
Posyandu
KADER

Diisi jumlah balita umur 1—5 tahun yang datang ke


PKK

12
Posyandu saat itu
5 Diisi jumlah WUS yang datang mendapatkan pelayanan di
MELAHIRKAN

Posyandu
IBU HAMIL,
KEMATIAN
JUMLAH

NIFAS

11

6 Diisi jumlah PUS yang hadir mendapatkan pelayanan di


Posyandu
7
WAFAT

Diisi jumlah ibu hamil yang datang mendapatkan pelayanan


10
JUMLAH BAYI

di Posyandu

Diisi jumlah ibu menyusui yang datang mendapatkan


LAHIR

8
9

pelayanan di Posyandu

9 Diisi jumlah bayi yang lahir saat pertama kali Posyandu


8
PUS HAMIL
MENYUSUI

dibuka (bulan tertentu)


IBU

10 Diisi jumlah bayi yang meninggal saat itu


6

11 Diisi jumlah ibu hamil melahirkan, nifas yang meninggal


WUS

saat itu
12
Diisi jumlah kader PKK yang hadir saat itu
BALITA 1-5
TAHUN
:

:
:
:

13 Diisi jumlah PLKB yang hadir saat itu

14 Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat


BAYI 0-12
BULAN
DESA/KELURAHAN
FORMAT 5

KECAMATAN
KAB/KODYA

itu
3

15 Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam


kolom yang ada
BULAN
Posyandu

2
NO

194 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 195
KETERANGAN

35
MENDAPAT ORALIT

BALITA YANG
MENDERITA

34
JML YANG

DIARE
JML BALITA
PENJELASAN FORMAT 6

33
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
V
KOLOM PENJELASAN

32
BUMIL YANG DAPAT
JUMLAH WUS DAN
IV

IMUNISASI TT

31
III
1 Nomor urut

30
2
II Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan

29
I

28
Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat
CAMPAK 3

27
itu
III
JUMLAH BAYI YANG DIIMUNISASI

26
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
DPT/HB

II

25
5
I Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe

24
IV
6 Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
III 23
22
POLIO

7
II
Diisi jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
21

8—10
I
20

BCG Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa


19

kondom, pil, dan suntikan


HB 0 (HB NOL)
18

PENYULUHAN 11 Diisi jumlah bayi dan balita yang ada di wilayah kerja
BAYI DAN
JUMLAH

17
BALITA

Posyandu yang menjadi sasaran pelayanan Posyandu (S)


YANG MENDAPAT PMT
VITAMIN A
16

YANG MENDAPAT KAPSUL

YANG BGM 12 Diisi jumlah bayi dan balita yang punya KMS (K)
15
DAN BALITA (JUMLAH)
PENIMBANGAN BAYI
: DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU

YANG NAIK (N)


14

YANG DITIMBANG (D) 13 Diisi jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang (D)
13

BUKU KIA (K)


Diisi jumlah balita yang ditimbang dan naik timbangannya
12

YANG MEMILIKI KMS/


14
(N)
Posyandu (S)
11

JUMLAH BALITA SASARAN

15
KB YANG MENDAPAT
PELAYANAN ULANG

SUNTIK
JUMLAH PESERTA

10

Diisi jumlah yang setelah penimbangan dan pencatatan


PIL diketemukan berada di Bawah Garis Merah (BGM)
9

KONDOM 16 Diisi jumlah balita yang mendapatkan vitamin A


8
:
:
:
:

MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A


17 Diisi jumlah balita yang mendapatkan PMT Penyuluhan
7

JUMLAH IBU NIFAS YANG


JUMLAH IBU YANG MENYUSUI
6

18 Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi HB


DESA/KELURAHAN
FORMAT 6

POSYANDU

KECAMATAN
KAB/KODYA

MENDAPAT FE
5

0 (HB Nol)
JUMLAH YANG
IBU HAMIL

MEMERIKSAKAN DIRI
4

JUMLAH YANG
JUMLAH
3

196 BULAN
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 197
2

NO
1
19 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi BCG
20—23 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Polio I, II, III
dan IV

Modul
Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi DPT/HB I, II
24—26
dan III

Materi Penunjang 1
27
Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Campak

28—32 Diisi jumlah WUS dan bumil yang mendapatkan Imunisasi


TT I, II,III, IV, dan V
33 Diisi jumlah balita yang menderita diare

MODUL MATERI PENUNJANG 1


34 Diisi jumlah balita Diare yang mendapatkan oralit

Dinamika Kelompok
35 Diisi penjelasan-penjelasan/keterangan yang belum
tertampung dalam kolom yang ada DINAMIKA KELOMPOK

REFERENSI

● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok


Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum POSYANDU
Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011. Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu
Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011 Ayo Ke
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader
Posyandu, Jakarta.
● SIP Dagri.

198 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu


MODUL MATERI PENUNJANG 1

Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok 199


I. DESKRIPSI SINGKAT II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Perkenalan adalah adaptasi awal antar peserta dan fasilitator juga A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
dengan panitia penyelenggara pelatihan, supaya cepat terlibat dalam Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator dan penyelenggara/
proses pembelajaran. Perkenalan yang baik dan menarik biasanya panitia saling mengenal serta menyepakati norma selama proses
akan menunjang proses belajar selanjutnya. Dengan me­ngenal peserta pelatihan berlangsung.
dari mana asal dan pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan akan mendapat gambaran variasi pengetahuan B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
dan pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat di bidang Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
kesehatan. 1. mengenal seluruh peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara,
Dalam komunitas pembentukan tim dan dinamika kelompok dibutuhkan 2. mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya,
lebih dari sekedar wacana, konsep atau kumpulan materi yang dilatihkan 3. menyampaikan harapannya, dan
di dalam kelas. Sebagai komitmen, pembelajaran disini sangat erat 4. menyepakati norma selama proses pelatihan.
kaitannya dengan pembentukan tim. Namun kualitas dan keberhasilan
pembentukan tim tergantung kepada setiap individu yang membangun III. POKOK BAHASAN
komitmen pembelajaran. Setiap individu harus senantiasa melibatkan Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
dirinya untuk secara terus menerus me­ningkatkan kemampuan Pokok Bahasan A: Perkenalan/Pencairan
belajarnya. Pokok Bahasan B: Tujuan Pelatihan
Komunitas harus menghargai setiap individu yang terlihat dari komitmen
Pokok Bahasan C: Harapan Peserta
komunitas terhadap pembelajaran. Kinerja individu dalam komunitas
di­tingkatkan dengan memberdayakan dan mendorong kreativitas Pokok Bahasan D: Norma Kelas
mereka. Sebuah komunitas memahami persyaratan untuk mencapai
keberhasilan dengan menghargai perbedaan, mengakui setiap usaha IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
dan mendorong terjadinya partisipasi.
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam
Modul pelatihan ini diharapkan akan dapat mempercepat proses
pelajaran (T=0 Jpl; P=2; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
terbentuknya pola pikir, yaitu kalau ingin sukses dalam proses
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
pembelajaran harus mampu membangun komitmen belajar. Dengan
sebagai berikut.
mem­bangun komitmen belajar akan didapatkan hasil yang optimal
melalui penggunaan sumber daya secara efisien. Untuk itu dalam modul A. Langkah 1 (30 menit)
ini akan dibelajarkan materi tentang membangun komitmen belajar 1. Fasilitator memperkenalkan diri.
dengan pokok bahasan (1) Pencairan/Perkenalan, (2) Tujuan pelatihan, 2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
(3) Harapan peserta, (4) Norma selama proses pelatihan.
200 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 201
3. Fasilitator menyampaikan agar proses belajar berjalan efektif REFERENSI
maka antar peserta, dengan fasilitator dan narasumber juga
● Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian
dengan panitia harus saling mengenal. Perkenalan dilakukan
Dalam Negeri Republik Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
dengan memainkan permainan yang telah disediakan.
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta
2011.
B. Langkah 2 (15 menit)
● Departemen Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan, Kurikulum &
1. Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan harapannya Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan
di kertas metaplan kuning. Desa Siaga, Jakarta, 2007.
2. Kemudian ditempelkan pada tempat yang telah disediakan. ● Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PP&PL, Modul
3. Peserta yang ditunjuk secara bergantian diminta untuk Pelatihan Bagi Pelatih PSN DBD dengan pendekatan Komunikasi
membacakan. Perubahan Perilaku (COMBI), 2007.
4. Fasilitator menanggapi, dikaitkan dengan tujuan pelatihan yang ● Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services
telah disampaikan pada awal sesi tadi. Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas
Puskesmas, Jakarta, 2010.
C. Langkah 3 (30 menit)
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok. Masing-masing
kelompok diminta untuk men­diskusikan norma selama proses
pelatihan ber­langsung.
2. Hasil diskusi kelompok disajikan kemudian di­sepakati disusun
menjadi norma pelatihan.

D. Langkah 4 (15 menit)


1. Fasilitator menyampaikan kesimpulan tentang sesi yang
berhasil menyepakati norma, dan me­nekankan bahwa
keberhasilan proses belajar sangat tergantung pada peserta
sendiri.
2. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan
apresiasi pada peserta.

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


Modul
Materi Penunjang 2
RENCANA TINDAK LANJUT
(RTL)

MODUL MATERI PENUNJANG 2


Rencana Tindak Lanjut
(RTL)
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI PENUNJANG 2

Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Rencana Tindak Lanjut (RTL) 205


I. DESKRIPSI SINGKAT IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul RTL ini disusun untuk membekali para kader agar me-review A. Pengantar (5 menit)
kembali materi-materi yang telah diberikan, materi mana yang belum Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu
dimengerti oleh kader. Modul ini juga memuat daftar rincian kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan Pokok Bahasan IX di atas
RTL yang akan dilaksanakan di Posyandu masing-masing. papan tulis atau kertas dinding.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN B. Evaluasi (45 menit)


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) 1. Fasilitator menampilkan kembali kartu-kartu metaplan harapan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu menyusun yang disusun pada awal pelatihan.
rencana tindak lanjut (RTL) berdasarkan karakteristik wilayah kerja 2. Fasilitator meminta peserta menyepakati bersama penempelan
tempat bertugas. kartu-kartu harapan tersebut ke dalam tabel LB.10.1 yang
telah disalin ke atas kertas dinding (plano), yang terdiri atas 2
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) kolom sebagai berikut:
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: a. Harapan-harapan yang tercapai dalam pe­latihan.
1. Menilai harapan-harapannya yang telah dan belum tercapai b. Harapan-harapan yang tidak tercapai dalam pelatihan.
dalam pelatihan ini. 3. Fasilitator kemudian menempelkan kertas dinding (plano) berisi
2. Merencanakan tindak lanjut pelatihan untuk Posyandu tabel yang disalin dari LB.9.2 yang memuat 3 gambar wajah
masing-masing. sebagai berikut.
3. Menyusun kegiatan sesuai dengan kondisi wilayah setempat. a. Wajah sedih (materi kurang dimengerti),
4. Menyusun kegiatan sesuai dengan per­masalahan kesehatan b. Wajah biasa (lumayan, materi cukup di­mengerti),
masyarakat setempat. c. Wajah senang/tertawa (bagus, materi bisa dimengerti).
5. Merancang upaya mengatasi permasalahan kesehatan yang 4. Fasilitator meminta semua peserta untuk menilai bersama
ada. keberhasilan belajar untuk setiap pokok bahasan yang telah
dilaksanakan (PB.1 sampai 9) dengan memberi tanda dot (●)
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN pada kolom yang sesuai pada tabel LB.9.2.
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul 5. Setelah tabel 9.2 terisi penuh, fasilitator meminta beberapa
ini adalah: peserta untuk menjelaskan alasan penilaiannya.
6. Fasilitator kemudian meminta peserta mengungkap­kan hal-hal
Pokok bahasan A: Evaluasi Pelatihan yang belum dimengerti dari materi PB.1 sampai 9.
Pokok bahasan B: Rencana Tindak Lanjut

206 Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL) 207
7. Fasilitator memberikan penjelasan yang diperlukan. Fasilitator V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
lainnya, juga bisa menambahkan pen­jelasan-penjelasan
apabila diperlukan. Tabel Rencana Tindak Lanjut
8. Fasilitator memberikan masukan mengenai hasil evaluasi (Untuk 3 bulan)
dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
SUMBER DAYA
NO KEGIATAN PENDUKUNG WAKTU ORANG/ ALAT & SUMBER
C. Rencana Tindak Lanjut (RTL) (30 menit)
PELAKSANA BAHAN DAYA
1. Fasilitator menampilkan tabel dari LB.9.3 yang telah disalin ke 1 2 3 4 5 6 7
atas kertas dinding.
2. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok, sesuai
Posyandu masing-masing.
3. Fasilitator meminta setiap kelompok (per Posyandu) untuk
menyalin tabel LB.9.3 ke atas kertas HVS dan mengisinya
dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing-masing
(dibuat rangkap dua).
4. Fasilitator berkeliling dan membantu setiap kelompok apabila
diperlukan, untuk mengisi tabel RTL dengan baik. Rencana
yang dibuat ini harus dibuat sesederhana mungkin agar
benar-benar bisa dilaksanakan oleh mereka.
5. Fasilitator menyampaikan manfaat penyusunan RTL dengan
Catatan:
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
- Kegiatan : dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu agar
D. Penutupan (10 menit) RTL ini benar-benar bisa di­laksanakan, misalnya
1. Fasilitator meminta seorang peserta untuk me­nyampaikan penyuluhan terarah.
kesan-kesan singkat tentang kegiatan pelatihan. - Pendukung : bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa
membantu terlaksananya suatu kegiatan yang
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif
diusulkan, misalnya: bidang, petugas Puskesmas,
peserta dalam kegiatan pelatihan. Pelatihan ditutup dengan
PLKB.
pembacaan doa.
- Waktu : diisi dengan bulan dan tahun yang diperkirakan
kegiatan bisa dilaksanakan.
- Sumber daya : diisi sesuai dengan kebutuhannya, tidak harus selalu
memerlukan biaya berupa uang.

208 Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL) 209
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. Manfaat Evaluasi TIM REVIEW MATERI
1. Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksana­kan evaluasi untuk
menilai seberapa jauh materi-materi belajar bisa dipahami oleh
peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih bisa menanyakan
hal-hal yang perlu penjelasan kepada fasilitator.
2. Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta
bisa terpenuhi dalam pelatihan ini. Apabila harapan peserta
kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan keluarnya melalui
penyusun RTL pribadi (masing-masing peserta).
3. Beberapa saran untuk peserta adalah:
a. Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan
peserta, karena itu sebaiknya peserta terus menerus belajar
baik dari orang lain maupun membaca.
b. Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri kader
sendiri maupun untuk meningkatkan kemampuannya dalam
membantu masyarakat di Posyandu.
c. Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader
adalah Buku Kader UPGK yang memuat semua hal tentang
tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan
bahan-bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.

B. Manfaat Penyusunan RTL


1. Penyusunan RTL diharapkan dapat menjadi bukti hasil pelatihan
bagi peserta, untuk dilaporkan kepada ketua dan pembina TP
PKK di Desa/Kelurahannya masing-masing. Dengan demikian,
diharapkan kader mendapatkan dukungan.
2. RTL yang disusun itu merupakan RTL peserta untuk
masing-masing Posyandu yang diharapkan bisa dilaksanakan
oleh mereka sebagai upaya meningkatkan pelayanan Posyandu
di wilayahnya.
210 Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL) 211
212

Anda mungkin juga menyukai