01 GDL Rinamurdya 1183 1 Skripsi A PDF
01 GDL Rinamurdya 1183 1 Skripsi A PDF
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan
Oleh:
RINA MURDYANINGSIH
NIM. ST 13061
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Rina Murdyaningsih
NIM. ST 13061
Telah diuji pada tanggal 18 Agustus 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Penguji,
SURAT PERNYATAAN
1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan
tinggi ini.
(Rina Murdyaningsih)
NIM. ST 13061
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
Kepatuhan Mahasiswa Praktek di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi”. Tersusun dan
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing Utama yang telah meluangkan
4. Ari Setiyajati, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang juga
penyusunan skripsi.
iv
5
7. Direktur dan staf DIKLIT RSUD Dr. Moewardi yang telah memberikan ijin dan
10. Suamiku tercinta, dan anakku yang telah memberikan semangat, motivasi, do’a
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal yang akan mendapat balasan
yang lebih baik oleh Allah SWT. Selanjutnya penulis mengharapkan masukan,
saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk
Peneliti
Rina Murdyaningsih
v
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum.................................................................. 3
vi
7
2.1.4 Kepatuhan................................................................. 16
vii
8
BAB V PEMBAHASAN
pendidikan kesehatan.............................................................. 43
pendidikan kesehatan.............................................................. 44
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
9
DAFTAR TABEL
ix
10
DAFTAR GAMBAR
x
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
9. Karakteristik Responden
18. F.08 Tanda Bukti Pengumpulan Laporan Skripsi Tahun Akademik 2014/2015
xi
12
DAFTAR SINGKATAN
xii
13
Rina Murdyaningsih
ABSTRAK
Cuci tangan sebelum melakukan perawatan pada pasien merupakan hal yang
wajib dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan termasuk pada mahasiswa yang sedang
melakukan praktik klinik. Dengan melakukan cuci tangan dapat mencegah terjadinya
infeksi nosokomial. Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan, masih banyak
mahasiswa praktek belum patuh dalam 5 moment cuci tangan. Untuk meningkatkan
kepatuhan cuci tangan, maka salah satu cara adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
cuci tangan terhadap kepatuhan mahasiswa praktek di ruang ICU RSUD Dr.
Moewardi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode pre
eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua mahasiswa praktek di Ruang ICU pada jadwal sift pagi
hari, baik berpendidikan DIII, S-1 keperawatan maupun mahasiswa S-1 Ners
sebanyak 90 orang. Dengan teknik sampling Consecutive sampling diperoleh sampel
sebanyak 48 responden. Instrumen penelitian menggunakan checklist 5 moment cuci
tangan, analisis data menggunakan uji Mc Nemar.
Hasil penelitian diketahui Mahasiswa praktik klinik di ruang ICU banyak yang
berusia 19-21 tahun (62,5%), berjenis kelamin perempuan(68,8%) dan
berpendidikan DIII (45,8%). Sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang cuci
tangan diketahui sebagian besar sampel tidak patuh dalam 5 moment sebesar 58,3%.
Sesudah diberi pendidikan kesehatan tentang cuci tangan diketahui sebagian besar
sampel patuh dalam mencuci tangan dalam 5 moment sebesar 70,8%. Terdapat
pengaruh kepatuhan mahasiswa praktek dalam cuci tangan antara sebelum dan
sesudah diberi pendidikan kesehatan cuci tangan dalam 5 moment dengan p =
0,007.
xiii
14
Rina Murdyaningsih
ABSTRACT
Hand washing prior to administering the care to patients is mandatory for each
health worker including practicum students at clinics. Hand washing can prevent the
incidence of nosocomial infections. Based on the premilinary research, there were
still many practicum students who did nor follow or obey the five moments of hand
washing. In order to improve the hand washing obedience, one of the ways is
administering the hand washing health education. The objective of this research is to
investigate the effect of the health education of the five moments of hand washing on
the practicum students’ obedience at the ICU of DR. Moewardi General Hospital of
Surakarta.
This research used the pre-experimental method with the one group pretest –
posttest design. The population of research was all of the practicum student as many
as 90 at the ICU with morning shift. They majored in Diploma III in Nursing
Science, Bachelor Program in Nursing Science, and Bachelor Degree Program in
Nursing Profession. The sample of research consisted of 48 students and were taken
by using the consecutive sampling technique. The data of research were collected
through checklist of the five moments of hand washing. They were analyzed by
using the Mc Nemar’s Test.
The result of research shows that 62.5% of the respondents were aged 19-21
years old; 68.6% of the respondents were females; 45.8% of the respondents majored
in Diploma III in Nursing Science. Prior to the health education of the five moments
of hand washing, 58.3% of the respondents did not obey the five moments.
Following the health education, 70.8% of the respondents obeyed the five moments.
Thus, there was an effect of the health education of the five moments of hand
washing on the practicum students’ obedience as indicated by the p-value = 0.007.
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi
nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh
dunia (WHO, 2005). Infeksi nosokomial itu sendiri dapat diartikan sebagai
pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit
dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang dekat. Infeksi nosokomial dapat
terjadi pada penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke
rumah sakit. Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan
atau diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus
karier atau karena kodisi rumah sakit (Darmadi, 2008). Kerugian yang
ditimbulkan akibat infeksi ini adalah lamanya rawat inap yang tentunya akan
membutuhkan biaya yang lebih banyak dari perawatan normal bila tidak terkena
lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia mendapatkan infeksi
sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur
Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosokomial dan
1
2
untuk Asia Tenggara sebanyak 10,0% (WHO, 2012). Data tahun 2013
mencapai 3%.
kejadian infeksi nosokomial. Namun pelaksanaan cuci tangan itu sendiri belum
mendapat respon yang maksimal. Bagi petugas kesehatan yang setiap harinya
merupakan suatu hal yang wajib dilakukan, namun pada sisi lain perilaku cuci
tangan bagi anggota mahasiswa praktek masih jarang dilakukan. Kontak secara
langsung dari anggota mahasiswa praktek yang tidak cuci tangan dapat
2006).
sudah terdapat hand rub yang disediakan di depan pintu masuk ruang dan di
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
di rumah sakit.
4
kepatuhan cuci tangan yang baik dan benar pada 5 moment dan dapat
umumnya.
untuk selalu patuh melakukan cuci tangan dengan baik dalam 5 moment.
f. Bagi Peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Mahasiswa praktek
intelektual.
pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar
(biologi, fisika, biomedik, perilaku dan sosial) dan ilmu keperawatan dasar,
b. Kebersihan Tangan
5
6
dan Pittet, 2002). Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi,
melalui tangan.
1. Pengertian
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
b) Air bersih: Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan
besar mikroorganisme.
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain
60- 90% (etil dan isopropil atau metil aikohol), Kloroksilenol 0,5-4%
Pelaksanaan
1) Ambil cairan hand rub satu kali tekan dan tampung pada telapak
tangan.
8
dan sebaliknya.
sebaliknya.
aman
1. Pengertian
infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan
itu sendiri. Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal
Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada
pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit,
12
2009).
konsep dasar penyakit infeksi. Pada bab ini akan dibahas mengenai
biak, tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau gejala klinik. Pada
gejala klinik.
agen infeksi (organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala
klinik.
13
yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara
tubuh terhadap suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma,
2 atau lebih dari keadaan berikut : (1) hipertermi atau hipotermi atau
suhu tubuh yang tidak stabil, (2) takikardi (sesuai usia), (3) takipnoe
(sesuai usia), serta (4) leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau
pada hitung jenis leukosit jumlah sel muda (batang) lebih dari 10%.
3. Rantai Penularan
bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen
f. Pejamu (host) yang suseptibel adalah orang yang tidak memiliki daya
tahan tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah
jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup,
tubuh.
disinfeksi.
apa saja dari kewaspadaan standar akan dibahas pada bab berikutnya.
tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai
d. Kepatuhan
1. Pengertian
bahwa kepatuhan adalah perilaku yang sesuai dengan perintah agar sesuai
kesehatan.
17
melaksanakan tata cara tersebut kadang kala ada waktu jenuh. Waktu
dimana enggan untuk mengikuti aturan yang berlaku dan ingin mengikuti
kepatuhan.
pendidikan.
kesehatan.
seseorang atau pasien, jika faktor ini lebih besar daripada hambatannya,
a) Pendidikan
(Notoatmodjo, 2007).
orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang
b) Akomodasi
3. Penilaian kepatuhan
tendensi suatu data. Data yang berdistrusi normal, maka yang menjadi
menjadi acuan adalah nilai rata-rata (mean), sehingga jika suatu nilai
lebih dari nilai rata-rata kelas maka dapat dimasukkan dalam nilai lebih/
tinggi dan sebaliknya apabila nilai yang bersangkutan lebih rendah, maka
e. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
sehingga adar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau serta bisa melakukan
a) Sasaran Primer
b) Sasaran Sekunder
dimasyarakat sekitar.
c) Sasaran tersier
sasaran.
Alat bantu atau media pendidikan secara garis besar ada 3 macam
b) Alat-alat bantu dengan Audio yaitu alat yang dapat membantu untuk
c) Media Papan
dengan pesan-pesan.
informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah
responden.
kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali
hygiene
berdasarkan
Standar Prosedur
Operasionl (SPO)
yang berlaku.
Analisis data
menggunakan nilai
persentase
Rachel Davis (2014) Predictors of Rancangan Sebanyak 88%
healthcare penelitian tenaga kesehatan
professionals’ menggunakan memberikan
attitudes towards crossectional. pendidikan cuci
family involvement Responden adalah tangan kepada
in safety-relevant 73 dokter dan 87 anggota
behaviours: perawat. Isntrumen keluarganya,
a cross-sectional menggukan namun hanya 41%
factorial survey kuesioner. Analisis yang mampu
study data menggunakan merubah sikap
persentase anggota keluarga
untuk rajin cuci
tangan
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest. Ciri dari tipe
27
28
a. Populasi
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
praktek di Ruang ICU pada jadwal sift pagi hari, baik berpendidikan DIII, S-
orang
b. Sampel
1. Besar sampel
N
n
1 N (d ) 2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
90
n
1 90(0,1) 2
90
1,9
= 48 responden.
2. Teknik sampling
3. Kriteria sampel
Variabel perancu
cara cuci tangan yang benar dalam 5 moment cuci tangan. Penilaian 5 moment
a. Data primer
b. Data sekunder
32
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain
untuk tujuan penelitian. Data sekunder adalah data mahasiswa yang praktik
di ruang ICU.
a. Tahap orientasi
ruang ICU tentang perilaku tindakan cuci tangan dalam 5 moment. Hasil
sebelumnya.
b. Tahap pelaksanaan
48 orang.
mahasiswa dalam cuci tangan dalam 5 moment, proses penelitian dari pre
test dan pos test dilakukan selama 1 bulan, dengan tiap minggu rata-rata
c. Tahap akhir
Proses pengolahan data merupakan proses yang sangat penting. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses pengolahan
data yaitu:
34
a. Editing untuk meneliti kelengkapan data dengan cara mengoreksi data yang
sedemikian rupa agar data dapat dengan mudah dijumlah, disusun dan didata
a. Analisis Univariat
Analisis data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan
penelitian ini adalah kepatuhan cuci tangan sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan.
b. Analisis Bivariat
Test yaitu uji Mc. Nemar. Uji Mc. Nemar adalah uji yang digunakan untuk
berikut:
35
Sesudah
Sebelum - +
+ A B
- C D
1) Hipotesis
Ho : T1 =T2
H1 : T1 T2
2) Uji Satistik :
F2
A D 2
AD
Dinama :
3) Kriteria Uji :
yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul
maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak
pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi hanya diberikan kode tertentu,
c. Kerahasiaan(Confidentiality)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tangan terhadap kepatuhan mahasiswa praktek di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret- Mei 2015 dengan jumlah sampel 48
pre test dan post test kemudian hasilnya dibandingkan. Pengumpulan data dan
pelaksanaan penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti. Data yang memenuhi syarat
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan umur
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Umur Frekuensi Persentase (%)
19-21 tahun 30 62.5
22-24 tahun 18 37.5
Total 48 100.0
37
38
b. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 15 31.2
Perempuan 33 68.8
Total 48 100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui 33 sampel adalah perempuan
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan tingkat pendidikan
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase (%)
DIII keperawatan 22 45.8
DIV Keperawatan 7 14.6
S1Keperawatan 14 29.2
S1+Ners 5 10.4
Total 48 100.0
Tabel 4.4
Kepatuhan cuci tangan dalam 5 moment sebelum pendidikan kesehatan
di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Pre test
5 moment cuci tangan Tidak patuh Patuh
Sebelum menyentuh pasien 36 12
Sebelum tindakan septik ataupun antiseptik 30 18
Sesudah terpapar cairan tubuh 26 22
Sesudah menyentuh pasien 18 30
Sesudah memegang benda di sekitar pasien 28 20
39
Tabel 4.5
Kepatuhan cuci tangan dalam 5 moment sesudah pendidikan
kesehatan di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Post test
5 moment cuci tangan Tidak patuh Patuh
Sebelum menyentuh pasien 26 22
Sebelum tindakan septik ataupun antiseptik 21 27
Sesudah terpapar cairan tubuh 13 35
Sesudah menyentuh pasien 17 31
Sesudah memegang benda di sekitar pasien 19 29
Tabel 4.6
Tabel 4.6 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan cuci
tangan dalam 5 moment pada sempel di Ruang ICU
RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Kepatuhan cuci tangan
sesudah pendidikan Total
kesehatan p
kesehatan.
41
BAB V
PEMBAHASAN
dilakukan. Pembahasan hasil penelitian didasarkan atas teori yang mendukung serta
a. Usia
yang diberikan. Semakin bertambah usia maka daya tangkap dan pola pikir
lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan & Dewi, 2011). Hasil
dewasa mempunyai perilaku cuci tangan yang baik, hal ini disebabkan
peneliti bahwa dengan usia yang semakin dewasa, maka responden dapat
41
42
b. Jenis kelamin
keperawatan identik dengan ibu atau perempuan yang lebih dikenal dengan
mother instinct, sehingga sangat wajar jika tenaga kesehatan yang dimulai
dari dunia pendidikan akan lebih banyak perempuan. Ditambah lagi output
tidak berbeda mengenai tingkat kepatuhan cuci tangan. Sampel baik laki-laki
baik.
c. Pendidikan
Standart termasuk melakukan cuci tangan baik dengan air mengalir maupun
saat ini masih banyak rumah sakit dengan tenaga kehatan masih banyak yang
kesehatan
kepatuhan adalah sifat patuh atau ketaatan dalam menjalankan perintah atau
Mahasiswa masih tidak selalu cuci tangan kembali setelah melakukan asuhan
kesehatan
kurangnya kontrol atau pengawasan dari perawat ruang ICU, atau dari
perawat ruangan dan waktu menjadi kendala dalam hal pengawasan ini.
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional
pada kulit. kebersihan tangan, para petugas kesehatan perlu memahami indikasi
patuh dalam melakukan cuci tangan dalam 5 moment. Mahasiswa sudah banyak
ruang ICU melakukan cuci tangan hingga selesainya tugas keperawatan pada
diubah dengan strategi persuasi yaitu memberikan informasi kepada orang lain
peneliti.
46
semua informasi yang diberikan dari petugas kesehatan. Hasil dari post test
tangan dengan baik dan benar dalam 5 moment. Menurut peneliti bahwa
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
6.1.1 Simpulan
a. Mahasiswa praktik klinik di ruang ICU banyak yang berusia 19-21 tahun
(45,8%).
sebesar 70,8%.
6.2 Saran
meningkatkan kepatuhan cuci tangan pada setiap 5 moment cuci tangan. Baik
47
48
pendidikan kesehatan secara lebih ICU dan terjadwal baik kepada mahasiswa
dengan mencari variabel lain yang berkaitan dengan kepatuhan cuci tangan
peneliti bahwa cuci tangan dalam 5 moment merupakan hal yang wajib
dipatuhi dan bermanfaat bagi peneliti sendiri sebagai seorang perawat, serta
49
DAFTAR PUSTAKA
Boyce, J. M. dan Pittet (2002). Morbidity and Mortality Weekly Report. Guideline
for Hand Hygiene in Health-Care Settings: Recommendations of the Health
Care Infection Control Practices Advisory Committee and the
HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force. CDC Morbidityand
Mortality.
Depkes. (2010). Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga.
Jakarta.
Mulyani Dwi Ari (2013) Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam
Langkah Lima Momen dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal.
Murti, B. 2006. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Sularyo T.S, (2007). Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1.
Jakarta: Sagung Seto.
51
Wawan & Dewi, (2011) Wawan A., Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.