Anda di halaman 1dari 5

Tokoh Filsafat yang Memberi Kontribusi pada Dunia Pendidikan

Niccolo Machiavelli

Dosen : Dr. H. M. Entang, MA

Disusun oleh :
Eko Suryo Prasetyo
Kelas 19.R1

Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana -Universitas Pakuan

Bogor 2019
“Everyone sees what you appear to be, few experience what you really are.”

"Semua orang melihat dirimu seperti apa yang tampak, sedikit yang mengalami siapa
apa dirimu sebenarnya."

― Niccolò Machiavelli, The Prince --

Biografi Singkat

Machiavelli lahir di Florence, Italia pada 3 Mei 1469, putra kedua Bernardo di Niccolò
Machiavelli (seorang pengacara) dan Bartolommea di Stefano Nelli. Keluarganya diyakini masih
keturunan keluarga tua penguasa Tuscany, dan mungkin cukup kaya.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awalnya, tetapi pendidikannya (mungkin di Universitas
Florence) membuatnya memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa Latin dan Italia klasik,
dan ia dilatih menjadi seorang lelaki kelas atas dengan kemuliaan tinggi dan kekakuan yang
keras oleh ayahnya. Dia memasuki dinas pemerintahan di Florence sebagai juru tulis dan duta
besar pada 1494, tahun yang sama dengan Florence telah memulihkan system republik dan
mengusir keluarga Medici yang berkuasa. Dia segera dipromosikan menjadi Kanselir Kedua
Republik Florence, dengan tanggung jawab untuk negosiasi diplomatik dan masalah militer.
Antara 1499 dan 1512, ia melakukan sejumlah misi diplomatik ke pengadilan Louis XII dari
Perancis, Ferdinand II dari Aragón dan Kepausan di Roma. Selama masa ini, ia menyaksikan
secara langsung (dan dengan penuh minat) metode membangun kembali yang berani tetapi
efektif dari prajurit / tokoh gereja, Cesare Borgia (1475 - 1507).

Dari 1503 hingga 1506, Machiavelli bertanggung jawab atas milisi Florentine dan pertahanan
kota (ia tidak percaya pada tentara bayaran, lebih memilih milisi warga). Dia memiliki beberapa
keberhasilan awal, tetapi pada 1512, Medici (dengan bantuan Paus Julius II dan pasukan
Spanyol) mengalahkan pasukan Florence, dan Machiavelli dicopot dari jabatannya, dituduh
berkonspirasi dan ditangkap. Setelah disiksa, ia akhirnya dibebaskan dan pensiun ke tanah
miliknya di Sant'Andrea (di Percussina dekat Florence) . Selama empat belas tahun berikutnya
dia mulai menulis risalah yang di masa mendatang memastikan tempatnya dalam sejarah
Filsafat Politik, The Prince (ditulis pada 1513) dan Discourse Upon the First Ten Books of Titus
Livius. Karyanya yang lain adalah The Art of The War, History of Florance dan La Magdragola
(sebuah naskah drama). Tetapi, ketenarannya terutama disebabkan oleh The Prince. Sebuah
karya paling brilian dan paling mudah dibaca.

Menjelang akhir hidupnya, dan mungkin dengan bantuan teman-teman yang memiliki koneksi
baik yang selalu dia geluti, Machiavelli mulai kembali ke pemerintahan untuk mendukung
keluarga Medici. Dari tahun 1520 hingga 1525, ia mengerjakan "History of Florence", ditugaskan
oleh Kardinal Giulio de'Medici (yang kemudian menjadi Paus Klemens VII). Namun, sebelum dia
dapat mencapai rehabilitasi penuh, dia meninggal di San Casciano, tepat di luar Florence, pada
21 Juni 1527. Tempat peristirahatannya tidak diketahui. Namun di suatu makam yang diduga
adalah tempat perisitirahatan terakhir Machiavelli di nisannya tertulis “TANTO NOMINI NULLUM
PAR ELOGIUM” (Nama yang begitu besar sehingga pujian pun tidak akan menyainginya)

Karya dan Sumbangannya utk Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Karya Machiavelli yang paling terkenal, "Il Principe" ("Sang Pangeran"), ditulis dengan tergesa-
gesa pada tahun 1513 ketika dalam pengasingan di tanah pertaniannya di luar Florence, dan
didedikasikan untuk Lorenzo de'Medici dengan harapan mendapatkan kembali statusnya di
Florentine Pemerintah. Namun, tragisnya (Maha)karyanya itu hanya secara resmi diterbitkan
secara anumerta pada tahun 1532. Di dalamnya, ia menggambarkan seni dimana seorang
Pangeran (atau penguasa) dapat mempertahankan kendali atas wilayahnya. Seorang pangeran
yang baru mulai berkuasa memiliki tugas yang jauh lebih sulit daripada seorang pangeran yang
berkuasa dari turun-temurun, karena ia harus menstabilkan kekuatan barunya dan membangun
struktur yang akan bertahan, tugas yang mengharuskan Pangeran untuk secara terbuka -
dibawah celaan- tetapi secara pribadi mungkin mengharuskannya untuk melakukan hal yang
amoral untuk mencapai tujuannya. Dia menjabarkan kriterianya untuk tindakan kejam yang
dapat diterima dan menunjukkan ironi dalam kenyataan bahwa kebaikan dapat datang dari
tindakan jahat.

"Il Principe" tidak sepenuhnya membuang moralitas atau menganjurkan keegoisan atau
kemerosotan moral, namun Gereja Katolik tetap menempatkan karya itu pada indeks buku-buku
yang dilarang, dan itu dipandang sangat negatif oleh banyak kaum Humanis, seperti Erasmus. Ini
menandai pemutusan mendasar antara Realisme dan Idealisme, ini suatu kebaruan dimasanya.
Terobosan baru di dalam ilmu politik (Political Science) saat suatu tindakan dilakukan
berdasarkan manfaat dan tujuannya daripada alasan moral yang mendasarinya

Meskipun tidak pernah secara langsung dinyatakan dalam buku ini, "tujuan membenarkan cara"
sering dikutip sebagai indikasi Pragmatisme atau Instrumentalisme yang mendasari filosofi
Machiavelli. Dia juga menyentuh tema totaliter, dengan alasan bahwa negara hanyalah alat
untuk kepentingan penguasa, yang seharusnya tidak ragu menggunakan cara apa pun yang dia
miliki untuk menjaga agar warga negara dapat selalu ditekan. Hal ini menunujukkan perbedaan
mendasar pandangan Republikan Machiavelli dengan Plato dan Aristoteles, Machiavelli tidak
mencari untuk menggambarkan masyarakat ideal, namun hanya untuk menyajikan panduan
untuk mendapatkan dan melestarikan kekuasaan dan status quo.

Kontribusi utama lainnya untuk pemikiran politik dan filsafat,sebagai seorang yang dianggap
produk dari era Renaisans Machiavelli mengkritik Humanisme sebagai suatu kelemahan dalam
menjalankan negara. Karya "Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio" ("Wacana tentang Livy")
dimulai sekitar 1516 dan selesai pada 1518 atau 1519. Dari usaha dan sumbangan pemikirannya
ini adalah Mahakarya sejati dari Machiavelli Karya ini adalah penanda/pemisah antara konsep
republic kuno dan era modern. Disusun sebagai eksposisi prinsip-prinsip pemerintahan
republik, menyamar sebagai sebuah komentar tentang karya sejarawan terkenal Republik
Romawi. Ini merupakan serangkaian pelajaran tentang bagaimana sebuah republik harus
dimulai dan terstruktur, termasuk konsep check and balances, kekuatan struktur tripartit, dan
keunggulan republik atas suatu kerajaan atau kerajaan. Jika bukan yang pertama, maka itu
tentu merupakan pekerjaan paling penting tentang republikanisme pada periode modern awal.

Republik dalam Diskursus membutuhkan jenis pemimpin yang dijelaskan Machiavelli dalam The
Prince. "Pangeran-pangeran di republik" ini tidak dapat memerintah sesuai dengan keadilan,
karena mereka yang mendapatkan apa yang pantas mereka terima tidak merasakan kewajiban
apa pun. Mereka yang dibiarkan sendirian juga tidak merasa bersyukur. Dengan demikian,
seorang pangeran di sebuah republik tidak akan memiliki "teman partisan" kecuali dia belajar
"untuk membunuh para putra Brutus," menggunakan kekerasan untuk membuat contoh-contoh
musuh republik Untuk mereformasi negara yang korup tidak membutuhkan orang yang baik,
tetapi butuh orang yang jahat (mampu melakukan hal apapun utk mencapai tujuan). Pria yang
baik, menurut Machiavelli, hampir tidak akan pernah mendapatkan kekuatan, dan pria jahat
hampir tidak akan pernah menggunakan kekuatan untuk tujuan yang baik. Namun, karena
republik menjadi korup ketika orang-orang kehilangan rasa takut yang memaksa mereka untuk
taat, orang-orang harus dibawa kembali ke kebajikan asli mereka dengan eksekusi sensasional
yang mengingatkan mereka akan hukuman dan menghidupkan kembali ketakutan mereka.
Solusi nyata untuk masalah ini adalah membiarkan orang jahat memperoleh kejayaan melalui
tindakan yang memiliki hasil yang baik, jika bukan motif yang baik.

Melalui dua karya utamanya, Machiavelli melihat politik diukur dari manfaat dari tindakan
politik alih alih moralitas yang mendasarinya. Pemisahan Moralitas dari tindakan ini menandai h
perbedaan antara manusia di era kuno dan modern: orang kuno itu kuat, sedangkan orang
modern lemah. Orang-orang modern lemah karena mereka dibentuk (moralitasnya?) oleh
agama Kristen dan, di tiga tempat dalam Discourses on Livy, Machiavelli dengan berani dan
ceroboh mengkritik gereja Katolik Roma dan agama Kristen itu sendiri. Bagi Machiavelli, gereja
adalah penyebab perpecahan Italia; pendeta itu tidak jujur dan membuat orang percaya "bahwa
mengatakan kejahatan itu jahat"; dan Kekristenan memuliakan penderitaan dan membuat dunia
banci. Tetapi preferensi keyakinan Machiavelli kurang jelas apakah dia seorang pemeluk
ateisme, paganisme, atau agama Kristen yang direformasi namun ideology sebenarnya akhirnya
terungkap. Machiavelli menulis dalam surat tertanggal 16 April 1527 (hanya dua bulan sebelum
kematiannya): "Aku mencintai tanah airku lebih daripada jiwaku." Dia seorang patriot

Karier Machiavelli dan tulisannya yang lain menunjukan bahwa secara umum dia condong
kepada pemerintahan republik ketimbang ketdiktatoran. Tetapi, dia takut kelemahan politisi
dan militer Itali, dan dia berharap ada pangeran yang kuat mempersatukan negara itu dan
mengusir para tentara pendatang asing yang jutru merusak. Menarik untuk dicatat bahwa
Machiavelli menyarankan kepada sang pangeran untuk mendekati kaum muda dengan
pendekatan yang sinis dan tanpa ampun. Karena sejarah membutikan bahwa dirinya seorang
idealis dan patrioktik, dan tidak begitu akrab dengan muslihat yang kerap dia sarankan.
Kesimpulan

Walapun jangkauan efek politik Machiavelli tidak jelas,, pengaruhnya dalam Ilmu Politik dan
Filsafat tidak terbantahkan. Pendahulunya seperti Plato dan St. Agustine, telah menjalin politik
dengan teologi/Moral. Machiavelli mendiskusikan sejarah dengan politik dalam batasan murni
manusia dengan mengabaikan batasan moral. Pernyataan pentingnya, dia menekankan, bukan
siapa yang punya kekuatan tetapi bagaimana manusia memperoleh kekuatan, politik diukur
dari manfaat dari tindakan politik alih alih moralitas yang mendasarinya. Teori politik tersebut
didiskusikan dengan cara yang lebih realistis dibanding dulu berkat pengaruh Machiavelli. Dia
dianggap sebagai salah satu pendiri utama pemikiran politik modern

Anda mungkin juga menyukai