Zaman Renaisans (abad XIV-XVI) adalah salah satu abad keemasan dalam
sejarah peredaban barat. Zaman ini merupakan fase transisi yang menjembatani
zaman kegelapan dengan zaman pencerahan. Zaman ini juga merupakan
kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan
Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspek.
Zaman Renaisans dianggap sebagai starting point perkembangan
peradaban Eropa. Karena pada zaman ini tercapai prestasi gemilang dalam bidang
seni, filsafat, sains, politik, dll. Kemudian bangkitnya kembali minat terhadap
kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno serta bangkitnya humanism sekuler
yang menggeser orientasi berpikir teosentrik menjadi antroposentris.
Terjadinya pemberontakan terhadap gereja mengakibatkan kebebasan
intelektual dan agama membuat manusia lebih kreatif dalam bidang keilmuan,
filsafat dan seni, mengurangi keterikatan manusia dari belenggu sejarah dan
mitologi anti kemanusiaan abad pertengahan, serta memunculkan wawasan baru
dalam hubungan antara negara dengan agama dan moralitas.
Perkembangan kapitalisme dan merkantilisme dikawasan Italia dan
Mediterania merupakan unsur penting bagi perkembangan munculnya zaman
Renaisans. Perang Salib juga mempunyai andil cukup berarti dalam lahirnya
zaman ini. Tidak seperti pereng pada umumnya, Perang Salib memberikan
dampak positif terhadap peradaban dunia Barat. Kegemilangan peradaban Islam
menular terhadap bangsa-bangsa di Eropa .
Kelahiran zaman Renaisans juga dikondisikan oleh pertikaian antara
agama Kristen dan ilmu pengetahuan. Pelopor ilmu pengetahuan modern dan
cendikiawan melawan dogma-dogma gereja dengan penelitian empiris dan
metode
induktif
mengungkapkan
teori-teori
paradigmatik
yang
secara
fundamental bertentangan dengan pandangan kitab suci dan doktrin gereja. Gereja
menggunakan pengadilan inkuisisi untuk menghadapi para kaum cendikiawan dan
10
pelopor ilmu pengetahuan itu. Bukan dengan adu argumentasi melainkan caracara koersif, kekerasan, dan kekejaman. Namun akhirnya perjuangan mereka
berhasil dengan rasionalisme, empirisme ilmu dan humanism mengalahkan
dogma dan doktrin gereja.
Kemenangan ilmu pengetahuan membuat agama menjauh dari filsafat dan
ilmu pengetahuan itu sendiri. Hal ini diwarisi terhadap cendikiwan-cendikiawan
yang muncul setelah zaman Renaisans. Salah satunya Charles Darwin dengan
Teori Evolusinya yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama dan doktrin
gereja.
Nurholis Madjid menulis bahwa pada abad yang sama dengan Renaisans
dalam dunia Islam terjadi pula perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Teori-teori pengetahuan empiris dan filsafat Ibnu Chaldun, Ibnu Sina dan Ibnu
Rusyd berkembang dan mengalami penolakan. Berbeda dengan dunia Barat,
Kekerasan penguasa terhadap kaum cendikiawan tetap ada namun dalam
intensitas relative kecil jika dibandingkan dengan kekerasan dan kekejaman
ikuisisi gereja terhadap kaum cendikiawan.
A. Renaisans Italia
Gerakan Renaisans Italia pada awalnya tumbuh di kota Florence dan
Milan. Rennaisans Italia inilah yang melahirkan Leonardo Da Vinci, Michael
Angelo, dan Niccolo Machiavelli. Menurut Bertrand Russel gerakan
Rennaisans bukan merupakan prestasi besar tetapi telah memberikan akar-akar
kebesaran abad XVII atau zaman pencerahan.
Menurut Russel Renaisans bukan merupakan gerekan popular, hanya
merupakan gerakan segelintir sarjana dan artis yang didukung kaum patrol
liberal. Menurutnya pula pada zaman ini terdapat kemerosotan moral, aturan
atau nilai yang tidak dihormati, penguasa negara kejam, Tidak ada rasa
percaya antara rekan sejawat. Dikalangan gereja uskup dan kepausan
melakukan korupsi yang akut dan tidak dihukum selayaknya. Masa Renaisans
Italia juga dihantui oleh adanya serangan dari pihak Turki Usmani (Ottoman
Empire). Russel pula berpendapat bahwa ada dampak positif lain dari zaman
ini di Italia yaitu sadarnya para ilmuwan dan sarjana akan pentingnya
11
12
sudah beredar pun dapat ditarik kembali dan dibakar di depan umum,
sedangkan bagi penerbit lisensinya akan dicabut dan penulis serta distributor
akan dipenjara bahkan diasingkan. Menariknya meskipun dilarang, buku-buku
tetap beredar dan dicetak secara sembunyi-sembunyi dan bahkan diedarkan
dan diperjual belikan sampai ke luar negeri seperti Inggris dan Belanda.
Kebebasan intelektual dan agama dipelopori oleh Voltaire, gagasannya
adalah bila manusia ingin bebas dari kurungan maka mereka harus melawan
segala bentuk dominasi serta pengaruh agama Kristen dan gereja. Voltaire
menyerang semua agama wahyu terutama Katolik, ia menilai bahwa Katolik
adalah bentuk terburuk dari semua agama wahyu. Agama menurutnya
hanyalah logika tanpa penalaran, trauma terhadap sikap gereja yang menindas
kaum inkar, murtad, kaum pemikir bebas serta perang-perang yang
ditimbulkan oleh agama di Eropa membuat agama di mata Voltaire sangat
menjijikan.
Meskipun demikian Voltaire bukanlah seorang Atheis, ia percaya bahwa
atheisme itu buruk dan bisa mendatangkan kekacauan moral serta kerusakan
tatanan sosial. Dia seorang deis, deis percaya kepada agama alam, dan percaya
kepada Tuhan hanya sebagai pencipta alam semesta. Voltaire mengatakan
Saya akan selalu yakin bahwa sebuah jam membuktikan keberadaan seorang
pembuat jam, dan alam semesta membuktikan keberadaan Tuhan.
D. Pemikiran Politik Machiavelli
Machiavelli adalah anak zaman Renaisans. Ia lahir tahun 1467 dan
dibesarkan di kota Florence Italia. Ayah Machiabelli, Bernardo Machiavelli
adalah seorang ahli hokum dan berasal dari keluarga bangsawan dan
pengagum sejarah masa-masa klasik Yunani dan Romawi. Machiavelli pada
umur 12 tahun, belajar ilmu-ilmu kemanusiaan di bawah asuhan Paulo
Ronsiglione. Pada umur 14 tahun Machiavelli mampu menulis karangan
dalam bahasa Latin dengan mengikuti metode humanis standar yakni meniru
gaya-gaya penulisan klasik. Ia belajar di Universitas Florence, ia mempelajari
kajian-kajian klasik dari Marcello Adriani. Kemudian pada usia 25 tahun dia
menyaksikan perjuangan Girolamo Savonarola, seorang politikus moralis
13
yang membela kaum miskin dan melawan kaum kaya. Dalam karir politiknya
Machiavelli pernah menjabat sebagai diplomat, karena kecerdasan dan
kepiawannya dalam berdiplomasi, ia dikirim ke berbagai negara tetangga
untuk
melaksanakan
tugas
diplomatik
yang
secara
tidak
langsung
14