Anda di halaman 1dari 13

Falsafah Sejarah

Machiavelli &
Montesquieu
A. Lili Evita, S.S., M.Hum
Fathul Karimul Khair, S.S., M.Hum
Mencari ‘Sifat Umum’ Gerak
Sejarah
 Kaum intelektual abad 18 merupakan orang-orang yang sangat menaruh
perhatian pada sejarah.
 Masa ketika para pemikir mencari “uniform of human nature”.

 Istilah ‘Philosophy of history’ mulai digunakan, dalam karya Voltaire (1694 –


1778).
 Mengkritik “meaningless chronicles of miscellaneous facts and should serve both a
didactic purpose in affirming the superiority of the present age and and an
exolanatory purpose in seeking out the causes underlying important historical
happenings.”
 “Menulis sejarah membutuhkan suatu pemahaman filosofis”
 “Tidak setiap filsuf merupakan sejarawan, [tetapi] setidaknya dapatlah diharapkan
bahwa semua sejarawan ialah filsuf.” -Gibbon
MACHIAVELLI (1469-1527)
 Lahir di Florence, Italia, 1469.
 Berasal dari kelas menengah
 Ia menulis terkait politik, sejarah, perang, drama, puisi, cerita, dan biografi

 Beberapa karya penting:


 The Prince (Il Principe)
 The Art of War
 The Discourses
 The History of Florence

 Pergeseran dari abad 15-16, Eropa ditandai dengan economy shifting


 Kelas-kelas orang kaya baru mulai bermunculan dan terlibat konflik politik satu sama lain
 Biasanya melawan penguasa setempat
 Negara-negara Eropa juga mulai menjadi negara-pedagang
1469-1527: Italia Kacau-Balau
 Italia terbagi 5 negara
 Kentalnya gejala anarki dan kekacauan
 Negara lain mengambil kesempatan untuk turut campur,
 Disebabkan militer yang tidak stabil dan tidak inefesien

 Kuatnya posisi Paus


 Terlalu lemah untuk menyatukan Italia,
 Justru dianggap jadi penyebab sulitnya kehadiran seorang pemimpin yang
kuat
Machiavelli Method’s
 Mendasarkan teori dan kesimpulannya dari
pengalaman.
 Membandingkan satu kondisi pada satu waktu tertentu dengan
kondisi pada waktu lain
 Pertanyaan Machiavelli:
 What are the permanent factors of strength and stability in the
State and what form of government most conducive to its health
and vigour at different times and places?
THE PRINCE
 Salah satu buku yang membentuk pemikiran
Eropa
 Ditulis untuk Penguasa Florence saat itu.
 Mendalami masalah Italia terkait inferioritas baik
ditinjau dari organisasi politik maupun kekuatan
militer.
The Discourses
 Lebih mewakili keseluruhan pemikiran Machiavelli
 Beberapa prinsip fundamental:
 Mempromosikan bentuk pemerintahan Republik (dari bentuk pemerintahan apapun)
 Dasar dari stabilitas sesungguhnya dari suatu negara ialah keinginan dan harapan
rakyatnya
 Persatuan organis suatu negara
 Peran besar para pemimpin
 Pentingnya kekuatan militer
 Bangkut dan runtuhnya suatu organisasi politik sangat tergantung dari korupsi dan
penguatan kembali unsur-unsur pembentuknya.

Moral corruption in a people makes good government impossible


MONTESQUIEU (1689-1755)
Determinisme
 Montesquieu merupakan salah seorang intelektual pertama yang berusaha
mencari sifat-sifat (hukum) umum dari proses sejarah.
 The flow of history has a logic of its own.
 He avoided the superficial approach that ‘reduced everything’ to the conscious
activities of individuals. Instead he saw that history is subject to underlying general
causes that shape the direction in which societies move.
 Cuaca, agama, hukum, posisi pemerintahan, nilai, moral, dan adat kebiasaan yang membentuk
suatu masyarakat.

 “Ketika membentuk suatu komunitas, pemimpin republic menciptakan


semacam institusi; tetapi institusi inilah yang membentuk para pemimpin
republik di kemudian hari.” –Montesquieu
Determenisme
 Apa yang yang menjadi faktor penentu jalannya sejarah Roma?
 Bagi Montesquieu ialah pembagian lahan yang setara.
 Menciptakan masyarakat teratur
 Militer yang digdaya
 Sebab semua orang memiliki perasaan yang sama untuk mempertahankan negeri (rasa kepemilikan negara)
 Ketika pembagian lahan tidak adil:
 Kelas penguasa baru akan muncul
 Mereka cenderung menghabiskan waktu untuk memburu kemewahan
 Korupsi dan kepengecutan muncul
 Patriotisme militer memudar
 Negara menjadi lemah

 Luas wilayah suatu negara berseiring dengan kesetiaan dan efesiensi pemerintahan
 Ketika wilayah Roma meluas, loyalitas prajurit dilimpahkan pada pemimpin militer dan
menyediakan alasan yang kuat untuk perang sipil
 “Since the republic had necessarily to perish, it was only a question of how, and by whom, it was to ber
overthrown.”
Volunterisme
 Perang gara-gara bentuk
hidung
 Montesquieu juga
memperhatikan perubahan-
perubahan sejarah karena
suatu kebetulan-kebetulan
yang bisa melanggar asas-
asas determenisme.
 Kasus Heraclius, Kaisar
Bizantium (610-641) dan
kemunculan Muhammad (cr.613)
Catatan tentang Montesquieu
 Determenisme yang ia tawarkan tidak membuat Montesquieu menelurkan satu
teori yang kuat dan jelas mengenai faktor utama apa yang menjalankan
sejarah
 Montesque juga memandang bahwa perjalanan sejarah Eropa hingga masa ia
tiba, secara substantif dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tidak terduga,
tindakan, maupun blunder dari penguasa-penguasa Eropa pada masanya.

 Cara memandang sejarah seperti ini dapat dikatakan merupakan prototipe


dari teori-teori sosial seperti ‘Strukturasi’ yang baru berkembang pada abad
20-an.

Anda mungkin juga menyukai