Karya Montesquieu yang berjudul The Considerations on the Causes of the Grandeur
and Decadence of the Romans, merupakan buku yang berisi tentang karangan-karangan yang
mebahas mengenai sebab kebangkitan dan kejatuhan Romawi yang pertama kali diterbitkan
pada tahun 1743. Buku tersebut tidak teralu populer dan tidak banyak dikagumi oleh banyak
orang pada saat itu. Pada buku tersebut Montesquieu berpendapat bahwa untuk memahami
sebab kejayaan maupun kehancuran Romawi tersebut haruslah memahami kondisi masyarakat
secara menyeluruh. Menurutnya Roma bukanlah sebuah kota, melainkan sebuah tempat
pertemuan umum dimana masyarakat didalamnya dapat berkumpul dan membicarakan
berbagai macam persoalan sosialkemasyarakatan secara bebas.
Menurut Montesquieu, latar belakang kejayaan dan kajatuhan Romawi adalah karena
watak masyarakat Romawi tersebut yang suka berperang dan membunuh. Hal tersebt didukung
dengan kegigihan orang Romawi dalam berlatih kemiliteran hingga rakyat dan penguasa
Romawi merupakan kaum militer yang profesional. Kemahiran masyarakat Romawi tersebutlah
yang membuat imperium Romawi memiliki semagat berperang yang luar biasa untuk
menaklukkan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya seperti menjarah, merampok, hingga
mengambil alih tanah-tanah rakyat serta wanita-wanita.
Selain karna watak masyarakat Romawi tersebut, faktor moral juga cukup berpengaruh
terhadap kejatuhan Romawi. Karena kekejaman dan kebrutalan para penguasa atau kaisar
tersebut, rakyat menjadi menderita. Rakyat yang tertindas tersebut akhirnya berupaya untuk
menjatuhkan pemerintahan kaisar tersebut yang kemudian disusul dengan penyerangan kaum
Ghotic dan Persia setelahnya.
Surat-Surat Persia
Karya Montesquieu berjudul The Persian Letters atau Surat-surat Persia, merupakan
hasil refleksi dari kelanjutan dari semangat Abad Pencerahan yang memadukan rasionalisme
Descartes, empirisme Locke, dan skeptisme Pierre Bayle (Ahmad Suhelmi, 2019: hal 221).
Karya ini lebih kepada sebuah karya satire atau novel fiktif belaka yang dibuat oleh
Montesquieu berdasarkan pengamatannya terhadap kehidupan sosial sehari-hari rakyat,
pemuka agama, serta penguasa di tempat ia tinggal. Keunikan karya ini adalah dalam
penerbitannya, yaitu diterbitkan secara anonim atau tanpa nama pada tahun 1721 di
Amsterdam. Hal ini dilakukan Montesquieu karena ia merasa harus menyembunyikan
identidasnya demi menghindari dari kemungkinan ancaman hukuman keras yang akan datang
kepadanya. Meskipun karyanya dilarang beredar, pelarangan tersebut tidak efektif karena
karya Montesquieu tersebut diselundupkan secara ilegal ke Prancis.
Usbek yang merupakan nama suku Uzbekiskan digambarkan sebagai watak yang
memiliki kepribadian sebagai muslim ortodoks yang sangat taat dalam hal melaksanakan ritual
aneh. Usbek merupakan orang yang cerdas dan memiliki keinginan yang kuat untuk mencari
pengalaman serta pengetahuan di negeri asing. Namun ia merupakan orang yang depotik dan
memiliki banyak istri. Sedangkan Rica sahabatnya digambarkan sebagai seorang periang dan
pandai dalam membuat sketsa watak tokoh-tokoh tertentu. Rica tidak memiliki banyak istri,
mudah menyesuaikan diri, serta berusia lebih muda dari Usbek.
Dalm karyanya tersebut, Montesquieu mengkritik banyak sekali perihal, antara lain kritik
terhadap penguasa Prancis saat itu Louis XIV, Kepemimpinan Paus, Deportisme, dan juga
Agama terutama Islam dan Kristen yang menurutnya mengajarkan Fatalisme (kepatuhan dan
kepasrahan).
Semangat Hukum (Spirit of the Laws)
Karyanya yang kegita yaitu Spirit of the Laws merupakan buku yang paling monumental
yang memuat banyak gagasan Montesquieu yang belum pernah dielaborasi secara penuh
sebelumnya. Sebelum buku ini diterbitkan, buku ini terlebih dahulu diserahkan oleh
Montesquieu kepada teman-temannya untuk ditelaah dan dikritik. Setelah selesai membaca
buku tersebut, teman-temannya sepakat bahwa tulisannya tersebut dinilai tidak layak untuk
diterbitkan karena isi buku tersebut terlalu moderat dan cenderung membela penguasa
despotis. Namun Montesquieu tetap bersikeras untuk tetap menerbitkan tulisannya tersebut,
dan kemudian ia terbitkan pada tahun 1748. Dan ternyata bukunya tersebut menjadi karya
monumental abad XVIII, dikagumi oleh banyak orang, dan juga pada abad-abad selanjutnya
karya ini digunakan sebagai referensi kenegaraan di negara-negara Eropa, Amerika Serikat
bahkan Indonesia.
Spirit of the Laws terdiri dari tiga puluh satu buku yang dibagi menjadi enak bagian;
pertama: isinya berkaitan dengan hokum pada umumnya dan bentuk-bentuk pemerintahan,
kedua: membahas pengaturan militer, ketiga: membahas adat kebiasaan dan ketergantungan
aat kebiasaan itu pada kondisi alam dan iklim, keempat: membahas masalah perekonomian,
kelima: membahas masalah agama, keenam: merupakan suplemen yang berisi uraian tentang
hukum Romawi, hukum Prancis, dan Feodalisme (Ahmad Suhelmi, 2019: hal 226).
Seperti halnya John locke, Montesquieu juga berpendapat bahwa lembaga legislatif
bertugas sebagai lembaga yang bertugas dalam merumuskan undang-undang negara dan
merupakan refleksi kedaulatan rakyat. Namun lembaga legistatif menurut Montesquieu
berbeda dengan pengertian seperti yang kita ketahui sekarang ini, rakyat yang dimaksud adalah
sebagai dewan rakyat, yaitu orang-orang yang berposisi sebagai mediator dan komunikator
antara rakyat dan penguasa, bukan orang-orang yang mewakili rakyat. Gagasan Trias Politica ini
muncul karena prinsip kebebasan merupakan hal penting dalam pemikiran Montesquieu,
dimana pemikirannya tersebut merespon pada kekuasaan raja-raja yang bersifat absolut
sehingga terjadinya kekuasaan sewenang-wenang dan anti kritik yang membuatnya berpikir jika
kekuasaan raja haruslah dibatasi dengan adanya pembagian kekuasaan tersebut.
Montesquieu berpendapat bahwa hukum memiliki dua sifat; yaitu umum dan khusus.
Hukum bersifat khusus artinya dalam penerapannya hukum pada konteks sosial tertentu perlu
melihat pada aspek-aspek seperti iklim, letak geografis, dan adat istiadat masyarakat tempat
diberlakukannya hukum tersebut. Kemudian hukum yang bersifat umum atau universal; yaitu
hukum yang dapat berlaku secara umum di semua masyarakat. (Ahmad Suhelmi, 2019: hal
231).
Referensi: Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001