1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter
Rudiwantoro, A. (2019). Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan No:
06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang). Moneter, 6(1), 45–52.
Abstract - The aim of this research is to discover the health level of Saving Loan Cooperative Abdi Sesama in
2017. The research refer to cooperation financial statement 2017 only. The data analysis tehniques base on the
Standard of the Minister of Coopertive and Small, Medium Enterprises Republic of Indonesia number:
06/Per/Dep.6/IV/2016. The Data collection techniques used are documentation and interview. Techniques
documentation in the form of cooperation financial statement 2017 and interviews are conducted to measure
healhty level for management aspect. Primary data and secondary data used in this research. Final results of
this research show the Saving Loan Cooperative Abdi Sesama has healthy predicate, with grand total score
81,65.
Keywords: Health level, Saving and Loan Cooperative, Cooperation Financial Statement
46 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
koperasi yang prima. Melakukan pengukuran sangat tergantung pada ragam anggota dan
terhadap tingkat kesehatan koperasi merupakan daerah kerja tempat koperasi didirikan.
suatu hal penting dan mutlak agar terwujud b. Koperasi Produksi. Koperasi yang kegiatan
pengelolaan KSP yang sesuai dengan peraturan usahanya memproses bahan baku menjadi barang
perundang-undangan. jadi atau setengah jadi . Tujuannya adalah untuk
menyatukan kemampuan dan modal para
Atas dasar pemikiran tersebut diatas maka penulis anggotanya guna meningkatkan barang-barang
tertarik untuk mengupasnya dalam bentuk jurnal tertentu melalui proses yang meratakan
dengan judul Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi pengelolaan dan memiliki sendiri.
Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: c. Koperasi Pemasaran. Koperasi yang dibentuk
06/PER/ DEP.6/IV/2016. terutama untuk membantu para anggotanya
dalam memasarkan barang-barang yang
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini dihasilkan. Tujuannya adalah untuk
adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi menyederhanakan mata rantai niaga, dan
Abdi Sesama, apakah masuk dalam predikat sehat, mengurangi sekecil mungkin keterlibatan
cukup sehat, dalam pengawasan dan atau dalam perantara dalam memasarkan produk-produk
pengawasan khusus. yang dihasilkan.
d. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam.
1. Pengertian Koperasi. Koperasi yang bergerak dalam pemupukan
Pengertian koperasi sendiri berasal dari kata co- simpanan dari para anggotanya untuk
operatio yang berarti usaha bersama. Secara umum dipinjamkan kembali kepada para anggotanya
koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang yang membutuhkan bantuan modal untuk
secara sukarela mempersatukan diri untuk usahanya. Selain itu koperasi simpan pinjam juga
memperjuangkan peningkatan kesehateraan ekonomi bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk
mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan bersifat hemat dan gemar menabung serta
yang dikelola secara demokratis (Baswir, 2000). menghindarkan anggotanya dari jeratan para
rentenir.
Di sisi lain, pengertian koperasi secara umum adalah
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang 2. Laporan Keuangan Koperasi
atau badan hukum, yang memberikan kebebasan (Kasmir, 2010)Dalam pengertian yang sederhana,
kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
bekerja sama secara kekelurgaan menjalankan usaha kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
(Sumarsono, 2003). merupakan sumber penting dalam sebuah badan
usaha ataupun koperasi karena sebagai media
Dalam (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor informasi yang mencatat ringkasan dari transaksi-
25 Tahun 1992, 1992) ditegas-kan bahwa Koperasi transaksi keuangan selama tahun buku yang
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan bersangkutan. Dimana melalui laporan keuangan,
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan para anggota koperasi dapat mengetahui kondisi
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip kinerja pengurus koperasi pada periode tertentu.
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.. (Jumingan, 2011) Laporan keuangan merupakan
suatu proses akuntansi yang menghasilkan wujud
Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan (Undang- atau cerminan kondisi keuangan dan hasil operasi
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992, perusahaan. Suatu hasil dari laporan keuangan
1992) adalah sebagai berikut; (a) Keanggotaan sangatlah penting untuk dipelajari atupun dianalisis,
bersifat sukarela dan terbuka, (b) Pengelolaan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
dilakukan secara demokrasi, (c) Pembagian SHU tersebut. (Harapan, 2009) Analisis laporan keuang-
dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha an berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan
masing masing anggota, (d) Pembagian balas jasa menjadi unit informasi dan melihat hubungannya
yang terbatas pada modal, (e) Kemandirian, (f) yang bersifat signifikan dengan tujuan untuk
Pendidikan perkoperasian, (g) Kerjasama antar mengetahui kondisi keuangan lebih dalam untuk
koperasi. menghasilkan keputusan yang tepat.
47
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)
dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi untuk menemukan variabel penting yang terkait
yang menggambarkan tentang kinerja suatu dengan subjek yang diteliti.
perusahaan.
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer
Berdasarkan pengertian-pengertian laporan dan data sekunder. Data primer berupa wawancara
keuangan tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan pihak manajemen koperasi simpan pinjam
dengan laporan keuangan koperasi adalah hasil Abdi Sesama dan laporan keuangan koperasi Abdi
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan Sesama. Data Sekunder terutama berupa buku buku
koperasi oleh pengurus yang memberikan gambaran referensi dan laporan historis yang telah disusun dan
akuntansi atas operasi serta posisi keuangan, dimana dipublikasikan.
selanjutnya akan menjadi suatu informasi yang
menggambarkan kinerja koperasi tersebut. Bahan baku yang akan dikupas oleh penulis
berdasakan laporan keuangan koperasi Abdi Sesama
Jadi dengan laporan keuangan dan laporan per tanggal 31 Desember 2017seperti yang telah
pendukung lainya yang menjadi bagian integral akan diterbitkan dalam rapat anggota tahunan ke-44.
dapat memberikan informasi tentang kondisi Bahan baku tersebut menjadi dasar untuk mengukur
keuangan koperasi secara menyeluruh dan seberapa tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam Abdi
besar tingkat kesehatan koperasi itu sendiri. Sesama.
3. Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Pengukuran kesehatan koperasi mengacu pada pada
Tingkat kesehatan koperasi merupakan suatu tolak (Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
ukur untuk kondisi ataupun keadaan koperasi pada Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
suatu periode tertentu. Indonesia, 2016).
Koperasi yang berkualitas adalah koperasi yang
mampu memberikan pelayanan prima kepada para HASIL DAN PEMBAHASAN
anggotanya dan mampu menumbuhkan tingkat
kepercayaan kepada seluruh anggotanya.
Ruang lingkup penilaian untuk KSP dan USP
Koperasi dilakukan atas 7 aspek yaitu permodalan,
Untuk menciptakan koperasi yang berkualitas, efektif
kualitas aktiva produktif , manajemen, efisiensi,
dan efisien, Pemerintah dalam hal ini melalui
likuiditas, kemadirian dan pertumbuhan dan jati diri
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
koperasi.
Menengah terus melakukan sosialisasi terkait dengan
telah diterbitkannya Peraturan Deputi Bidang
Dalam melakukan penilaian kesehatan KSP dan
Pengawasan Nomor 06/per/Dep.6/IV/2016 tentang
USP Koperasi , maka terhadap aspek yang dinilai
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya
Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP)
pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut.
Koperasi . Peraturan tersebut menjadi pedoman
Penilaian aspek dilakukan dalam angka 0 (nol)
penting untuk mengukur tingkat kesehatan KSP dan
sampai 100 (seratus)
USP Koperasi.
1. Permodalan.
Bagi pemangku kepentingan, mengukur tingkat
Mengacu pada peraturan pemerintah nomor 06/Per/
kesehatan koperasi bukan semata mata untuk
menjatuhkan saksi tetapi untuk mengetahui pola Dep.06/IV/2016, aspek permodan memiliki 3
pembinaan yang tepat bagi koperasi tersebut. Sebab, indikator, dengan bobot penilaian maksimal 15,00,
koperasi harus mengelola dana dari anggota secara dengan perincian sebagai berikut; (a). Rasio modal
bertanggung jawab dan hati hati. sendiri terhadap total aset, memiliki bobot 6, (b).
Sasaran penilaian kesehatan koperasi adalah Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
terwujudnya koperasi yang sehat, menjamin yang berisiko, memiliki bobot 6, dan (c). Rasio
pengelolaan asset, terwujudnya pelayanan yang kecukupan modal sendiri dengan bobot 3.
prima, meningkatkan citra dan kredibilitas koperasi,
meningkatnya transparansi dan akuntabilitas, serta Dari hasil perhitungan skor yang dilakukan, aspek
meningkatkan manfaat bagi anggota koperasi. permodalan KSP Abdi Sesama tahun 2017
memperoleh total skor 14.25. Dengan skor tersebut
METODOLOGI PENELITIAN dapat dikatakan aspek permodalan KSP Abdi
Sesama memiliki nilai yang sangat sehat dari aspek
Penelitian ini merupakan metode penelitian permodalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. (Idrus, tabel 4 dibawah ini.
2009) Pendekatan studi kasus akan meneliti satu
individu atau unit sosial tertentu secara lebih
mendalam, dan peneliti biasanya akan berusaha
48 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
49
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)
50 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
tahun 2017 sebesar 8,25. Jumlah skor tersebut cukup yang diterima dari anggota akan bertambah.
baik jika dibandingkan dengan bobot maksimal yang
disyaratkan sebesar 10. Dengan pertambahnya dana atau lancarnya anggota
membayar angsuran pokok plus bunga akan
KESIMPULAN meningkatkan nilai kas koperasi. Kas bertambah
maka kemampuan koperasi dalam meyalurkan
Pengukuran atau penilaian kesehatan KSP Abdi pinjaman juga akan menjadi kuat yang pada
Sesama yang telah dilakukan dengan mengacu pada akhirnya kopersi akan mampu menciptakan SHU
peraturan (Deputi Bidang Pengawasan Kementerian yang lebih besar lagi.
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia, 2016) terhadap 7 aspek.
REFERENSI
Tabel 11. Hasil Skor Kesehatan Baswir, R. (2000). No Title (Pertama). Yogyakarta:
BPFE.
KSP Abdi Sesama Tahun 2017 Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
No. Aspek Pengukuran B Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia. (2016). Pedoman Penilaian
1 Aspek Permodalan 15
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit
Aspek Kualitas Aktiva Simpan Pinjam Koperasi Nomor:
2 25
Produktif 06/Per/Dep.6/IV/2016. Jakarta.
Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan.
3 Aspek Manajemen 15
Bandung: Alfabeta.
4 Aspek Efisiensi 10 Goenawan, H., & Natalia, D. (2016). Analisis
5 Aspek Likuiditas 15 Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi
Simpan Pinjam Di Kabupaten Tulang Bawang
Aspek Kemandirian dan Barat. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 7(2),
6 10
Pertumbuhan 169–191.
7 Aspek Jatidiri Koperasi 10 Harapan, S. S. (2009). Analisis Kritis Dan Laporan
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
TOTAL 100 Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial
Keterangan; B=Bobot (%) Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Jumingan. (2011). Analisa Laporan Keuangan.
Mengacu pada hasil tersebut diatas maka KSP Jakarta: Bumi Aksara.
Abdi Sesama untuk tahun 2017 dengan perolehan Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan
total skor 81,65 masuk kategori sehat. Menurut (Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.
peraturan pemerintah nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016, Margaretha, F. (2011). Manajemen Keuangan Untuk
kategori sehat jika hasil penilaian diperoleh total Non Keuangan. Jakarta: Erlangga.
skor 80,00 ≤ X ≤ 100. Rudiwantoro, A. (2019). Mengukur Tingkat
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Namun begitu ada beberapa aspek yang harus Berdasarkan Peraturan No:
menjadi perhatian serius, karena memiliki skor yang 06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Kasus Pada
rendah, yaitu aspek likuiditas dan aspek kemadirian Koperasi Abdi Sesama – Palembang).
dan pertumbuhan. Moneter, 6(1), 45–52.
Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi (Teori Dan
Dua asperk tersebut menjadi kelemahan yang harus Praktek). Bandung: Alfabeta.
diperbaikan untuk tahun tahun kedepan. Untuk Sumarsono, S. (2003). Manajemen Koperasi.
aspek dengan perolehan skor yang baik hendaknya Yogyakarta: Graha Ilmu.
terus ditingkatkan agar tingkat kepercayaan anggota Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
terhadap koperasi menjadi sangat tinggi. Tahun 1992. (1992). Perkoperasian. Jakarta.
Terhadap anggota yang mengalami kesulitan
keuangan yang pada akhirnya berimbas pada
macetnya angsuran hendaknya pengurus koperasi
secara aktif melakukan pendampingan positip agar
dapat dicarikan solusi terbaik.
51
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)
52 Andreas Rudiwantoro