Anda di halaman 1dari 8

Volume 6 No.

1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter

Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan


Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)
Andreas Rudiwantoro

Universitas Bina Sarana Informatika


PSDKU KARAWANG
e-mail : andreas.aed@bsi.ac.id

Rudiwantoro, A. (2019). Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan No:
06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang). Moneter, 6(1), 45–52.

Abstract - The aim of this research is to discover the health level of Saving Loan Cooperative Abdi Sesama in
2017. The research refer to cooperation financial statement 2017 only. The data analysis tehniques base on the
Standard of the Minister of Coopertive and Small, Medium Enterprises Republic of Indonesia number:
06/Per/Dep.6/IV/2016. The Data collection techniques used are documentation and interview. Techniques
documentation in the form of cooperation financial statement 2017 and interviews are conducted to measure
healhty level for management aspect. Primary data and secondary data used in this research. Final results of
this research show the Saving Loan Cooperative Abdi Sesama has healthy predicate, with grand total score
81,65.

Keywords: Health level, Saving and Loan Cooperative, Cooperation Financial Statement

PENDAHULUAN Kualitas koperasi tidak hanya diukur dari besarnya


modal, besarnya jumlah anggota dan aspek laporan
Koperasi simpan pinjam adalah salah satu bentuk keuangan.
badan usaha yang diatur oleh pemerintah melalui
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Kualitas koperasi dapat di ukur dari tingkat
Tahun 1992, 1992), memiliki tujuan memberikan kesehatan koperasi itu sendiri. Penilaian kesehatan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh koperasi simpan pinjam merupakan suatu hal
anggotanya. Pemerintah sangat menyadari bahwa penting di Indonesia. Menurut (Deputi Bidang
pertumbuhan ekonomi nasional tidak dapat Pengawasan Kementerian Koperasi Dan Usaha
disandarkan hanya kepada BUMD, BUMN ataupun Kecil Dan Menengah Republik Indonesia, 2016)
perusahan perusahan swasta skala kecil maupun disebutkan bahwa sasaran penilaian kesehatan usaha
skala besar. Kehadiran koperasi juga telah memberi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Usaha Simpan
dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pinjam (USP) koperasi adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP
Koperasi simpan pinjam dapat diartikan sebagai koperasi yang sehat dan sesuai ketentuan
badan usaha yang dimiliki sekumpulan orang dalam peraturan perundang-undangan..
ikatan pemersatu yang sepakat menabung sehingga 2. Terwujudnya pelayanan prima kepada pengguna
terciptanya modal untuk pinjaman antar anggota. jasa koperasi.
3. Meningkatnya citra dan kredibiitas kegiatan
Pada koperasi simpan pinjam, ada tiga prinsip yang usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai
melekat, yaitu adanya swadana, senasib sepenang- lembaga keuangan yang mampu mengelola
gungan dan yang terakhir adalah kerja sama dan kegiatan usaha simpan pinjam sesuai dengan
saling percaya. Koperasi simpan pinjam merupakan peraturan perundang – undangan.
sebuah lembaga keuangan non bank yang dikelola 4. Terjaminnya aset kegiatan usaha simpan pinjam
dan dijalankan untuk memberikan bantuan pinjaman oleh koperasi sesuai dengan peraturan perundang
modal kerja kepada para anggota dengan tingkat – undangan.
suku bunga kredit rendah. Memberikan solusi 5. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas
keuangan atau permodalan kepada anggota koperasi. pengelolaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh
Koperasi hendaknya terus meningkatkan kualitas koperasi.
untuk menumbuhkan kepercayaan para anggota, 6. Meningkatnya manfaat ekonomi anggota dalam
masyarakat dan pihak ketiga (pemerintah dan bank). kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

Diterima: 11-02-2019,Direvisi: 13-02-2019, Disetujui: 26-03-2019 45


Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)

pinjaman, kewajiban terhadap pemerintah (pajak)


Lebih lanjut diuraikan ada 22 indikator untuk dan lain-lainnya.
menilai kesehatan KSP dan USP Koperasi, seperti Koperasi simpan Pinjam Abdi Sesama, beralamat di
yang tertuang dalam Peraturan (Deputi Bidang jalan kolonel Atmo No. 869 Palembang Sumatera
Pengawasan Kementerian Koperasi Dan Usaha Selatan. Didirikan dengan payung hukum nomor
Kecil Dan Menengah Republik Indonesia, 2016). 22 BH: 001931a/BH/Tgl. 23 Juli 1997, dan sampai
indikator tersebut terbagi dalam 7 aspek, yaitu: dengan tahun 2017 sudah memiliki anggota
1. Aspek Permodalan; terdiri dari (a) Rasio modal sebanyak 832 orang. Perkembangan jumlah anggota
sendiri terhadap total asset, (b) Rasio modal dari tahun 2015 sampai tahun 2017 dalam dilihat
sendiri terhadap pinjaman diberikan yang dalam tabel 1 dibawah ini
berisiko, (c) Rasio kecukupan modal sendiri.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif; terdiri dari (a) Tabel 1. Keanggotaan Koperasi
Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan, (b) Rasio risiko Tahun Jumlah
pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang 2015 823 orang
diberikan, (c) Rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah, (d) Rasio pinjaman yang 2016 814 orang
berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. 2017 832 orang
3. Aspek Manajemen; terdiri dari (a) Manajemen Sumber: Data Primer
umum, (b) Kelembagaan, (c) Manajemen permo-
dalan, (d) Manajemen aktiva, (e) Manajemen Modal sendiri dari koperasi Abdi Sesama dihimpun
likuiditas. dari simpanan pokok, simpanan wajib dan dana
4. Aspek Efisiensi; terdiri dari (a) Rasio beban cadangan. Pertumbuhan modal sendiri dari tahun
operasi terhadap partisipasi bruto, (b) Rasio 2015 sampai tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2
beban usaha terhadap SHU kotor, (c) Rasio dibawah ini
efisiensi pelayanan.
5. Aspek Likuiditas; terdiri dari (a) Rasio kas, (b) Tabel 2. Modal Sendiri/Simpanan Anggota
Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana
yang diterima. Tahun Jumlah (Rp)
6. Aspek Kemandirian dan pertumbuhan; terdiri
2015 4.269.319.984
dari (a) Rentabilitas asset, (b) Rentabilitas modal
sendiri, (c) Kemandirian operasional pelayanan. 2016 4.577.032.662
7. Aspek Jatidiri; terdiri dari (a) Rasio partisipasi 2017 4.866.585.822
bruto, (b) Rasio Promosi ekonomi anggota Sumber: Data Primer
(PEA)
Sementara untuk pergerakan realisasi pinjaman
Mengacu pada(Deputi Bidang Pengawasan kepada anggota, total asset dan sisa hasil usaha
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan (SHU) dari tahun 2015 sampai tahun 2017 dapat
Menengah Republik Indonesia, 2016), hasil dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi
diklasifikasi dalam empat kategori, yaitu: Tabel 3.
1. Sehat, jika hasil penilaian diperoleh total skor Realisasi Pinjaman, Total Asset & Total SHU
80,00 ≤ X ≤ 100 (Dalam Ribuan Rupiah)
2. Cukup sehat, jika hasil penilaian diperoleh total
skor 66,00 ≤ X <80,00 Tahun Realisasi Pinj Total Asset SHU
3. Dalam pengawasan, jika hasil penilaian
diperoleh total skor 51,00 ≤ X < 66,00 2015 3.115.800 9.623.495 3.444
4. Dalam pengawasan khusus, jika hasil penilaian
diperoleh total skor 0 ≤ X < 51,00 2016 2.951.400 10.054.494 158.273

2017 3.483.350 11.607.182 166.873


Dalam (Goenawan & Natalia, 2016), disebutkan
Sumber: Data Primer
bahwa penilaian terhadap tingkat kesehatan koperasi
untuk mengetahui seberapa sehatnya koperasi dalam
Melihat usia koperasi Abdi Sesama yang tidak muda
melaksanakan usahanya dan koperasi dapat
lagi maka sudah seharusnya koperasi mampu
mengevaluasi kegiatan yang selama ini telah bersaing ataupun berkompetisi dengan koperasi
dilakukan guna keberlangsungan usahanya dan
lainnya yang ada di kota Palembang. Untuk dapat
pihak-pihak yang terkait dengan koperasi akan
berkompetisi tidak hanya ditentukan oleh besarnya
merasa lebih nyaman dan aman apabila berurusan modal kerja yang dimiliki atau besarnya jumlah
dengan koperasi, baik itu masalah investasi,
anggota dan ataupun oleh faktor laporan keuangan,
tetapi yang terpenting adalah tingkat kesehatan

46 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139

koperasi yang prima. Melakukan pengukuran sangat tergantung pada ragam anggota dan
terhadap tingkat kesehatan koperasi merupakan daerah kerja tempat koperasi didirikan.
suatu hal penting dan mutlak agar terwujud b. Koperasi Produksi. Koperasi yang kegiatan
pengelolaan KSP yang sesuai dengan peraturan usahanya memproses bahan baku menjadi barang
perundang-undangan. jadi atau setengah jadi . Tujuannya adalah untuk
menyatukan kemampuan dan modal para
Atas dasar pemikiran tersebut diatas maka penulis anggotanya guna meningkatkan barang-barang
tertarik untuk mengupasnya dalam bentuk jurnal tertentu melalui proses yang meratakan
dengan judul Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi pengelolaan dan memiliki sendiri.
Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: c. Koperasi Pemasaran. Koperasi yang dibentuk
06/PER/ DEP.6/IV/2016. terutama untuk membantu para anggotanya
dalam memasarkan barang-barang yang
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini dihasilkan. Tujuannya adalah untuk
adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi menyederhanakan mata rantai niaga, dan
Abdi Sesama, apakah masuk dalam predikat sehat, mengurangi sekecil mungkin keterlibatan
cukup sehat, dalam pengawasan dan atau dalam perantara dalam memasarkan produk-produk
pengawasan khusus. yang dihasilkan.
d. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam.
1. Pengertian Koperasi. Koperasi yang bergerak dalam pemupukan
Pengertian koperasi sendiri berasal dari kata co- simpanan dari para anggotanya untuk
operatio yang berarti usaha bersama. Secara umum dipinjamkan kembali kepada para anggotanya
koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang yang membutuhkan bantuan modal untuk
secara sukarela mempersatukan diri untuk usahanya. Selain itu koperasi simpan pinjam juga
memperjuangkan peningkatan kesehateraan ekonomi bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk
mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan bersifat hemat dan gemar menabung serta
yang dikelola secara demokratis (Baswir, 2000). menghindarkan anggotanya dari jeratan para
rentenir.
Di sisi lain, pengertian koperasi secara umum adalah
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang 2. Laporan Keuangan Koperasi
atau badan hukum, yang memberikan kebebasan (Kasmir, 2010)Dalam pengertian yang sederhana,
kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
bekerja sama secara kekelurgaan menjalankan usaha kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
(Sumarsono, 2003). merupakan sumber penting dalam sebuah badan
usaha ataupun koperasi karena sebagai media
Dalam (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor informasi yang mencatat ringkasan dari transaksi-
25 Tahun 1992, 1992) ditegas-kan bahwa Koperasi transaksi keuangan selama tahun buku yang
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan bersangkutan. Dimana melalui laporan keuangan,
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan para anggota koperasi dapat mengetahui kondisi
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip kinerja pengurus koperasi pada periode tertentu.
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.. (Jumingan, 2011) Laporan keuangan merupakan
suatu proses akuntansi yang menghasilkan wujud
Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan (Undang- atau cerminan kondisi keuangan dan hasil operasi
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992, perusahaan. Suatu hasil dari laporan keuangan
1992) adalah sebagai berikut; (a) Keanggotaan sangatlah penting untuk dipelajari atupun dianalisis,
bersifat sukarela dan terbuka, (b) Pengelolaan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
dilakukan secara demokrasi, (c) Pembagian SHU tersebut. (Harapan, 2009) Analisis laporan keuang-
dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha an berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan
masing masing anggota, (d) Pembagian balas jasa menjadi unit informasi dan melihat hubungannya
yang terbatas pada modal, (e) Kemandirian, (f) yang bersifat signifikan dengan tujuan untuk
Pendidikan perkoperasian, (g) Kerjasama antar mengetahui kondisi keuangan lebih dalam untuk
koperasi. menghasilkan keputusan yang tepat.

(Subandi, 2009), mengelompokan jenis koperasi (Margaretha, 2011)Mendefinisikan laporan


berdasarkan bidang usahanya sebagai berikut: keuangan sebagai laporan yang memberikan
a. Koperasi Konsumsi. Koperasi yang berusaha gambaran akuntansi atas operasi serta posisi
dalam bidang penyediaan barang-barang keuangan perusahaan.
konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi (Fahmi, 2011) Laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan,

47
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)

dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi untuk menemukan variabel penting yang terkait
yang menggambarkan tentang kinerja suatu dengan subjek yang diteliti.
perusahaan.
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer
Berdasarkan pengertian-pengertian laporan dan data sekunder. Data primer berupa wawancara
keuangan tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan pihak manajemen koperasi simpan pinjam
dengan laporan keuangan koperasi adalah hasil Abdi Sesama dan laporan keuangan koperasi Abdi
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan Sesama. Data Sekunder terutama berupa buku buku
koperasi oleh pengurus yang memberikan gambaran referensi dan laporan historis yang telah disusun dan
akuntansi atas operasi serta posisi keuangan, dimana dipublikasikan.
selanjutnya akan menjadi suatu informasi yang
menggambarkan kinerja koperasi tersebut. Bahan baku yang akan dikupas oleh penulis
berdasakan laporan keuangan koperasi Abdi Sesama
Jadi dengan laporan keuangan dan laporan per tanggal 31 Desember 2017seperti yang telah
pendukung lainya yang menjadi bagian integral akan diterbitkan dalam rapat anggota tahunan ke-44.
dapat memberikan informasi tentang kondisi Bahan baku tersebut menjadi dasar untuk mengukur
keuangan koperasi secara menyeluruh dan seberapa tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam Abdi
besar tingkat kesehatan koperasi itu sendiri. Sesama.

3. Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Pengukuran kesehatan koperasi mengacu pada pada
Tingkat kesehatan koperasi merupakan suatu tolak (Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
ukur untuk kondisi ataupun keadaan koperasi pada Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
suatu periode tertentu. Indonesia, 2016).
Koperasi yang berkualitas adalah koperasi yang
mampu memberikan pelayanan prima kepada para HASIL DAN PEMBAHASAN
anggotanya dan mampu menumbuhkan tingkat
kepercayaan kepada seluruh anggotanya.
Ruang lingkup penilaian untuk KSP dan USP
Koperasi dilakukan atas 7 aspek yaitu permodalan,
Untuk menciptakan koperasi yang berkualitas, efektif
kualitas aktiva produktif , manajemen, efisiensi,
dan efisien, Pemerintah dalam hal ini melalui
likuiditas, kemadirian dan pertumbuhan dan jati diri
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
koperasi.
Menengah terus melakukan sosialisasi terkait dengan
telah diterbitkannya Peraturan Deputi Bidang
Dalam melakukan penilaian kesehatan KSP dan
Pengawasan Nomor 06/per/Dep.6/IV/2016 tentang
USP Koperasi , maka terhadap aspek yang dinilai
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya
Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP)
pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut.
Koperasi . Peraturan tersebut menjadi pedoman
Penilaian aspek dilakukan dalam angka 0 (nol)
penting untuk mengukur tingkat kesehatan KSP dan
sampai 100 (seratus)
USP Koperasi.
1. Permodalan.
Bagi pemangku kepentingan, mengukur tingkat
Mengacu pada peraturan pemerintah nomor 06/Per/
kesehatan koperasi bukan semata mata untuk
menjatuhkan saksi tetapi untuk mengetahui pola Dep.06/IV/2016, aspek permodan memiliki 3
pembinaan yang tepat bagi koperasi tersebut. Sebab, indikator, dengan bobot penilaian maksimal 15,00,
koperasi harus mengelola dana dari anggota secara dengan perincian sebagai berikut; (a). Rasio modal
bertanggung jawab dan hati hati. sendiri terhadap total aset, memiliki bobot 6, (b).

Sasaran penilaian kesehatan koperasi adalah Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
terwujudnya koperasi yang sehat, menjamin yang berisiko, memiliki bobot 6, dan (c). Rasio
pengelolaan asset, terwujudnya pelayanan yang kecukupan modal sendiri dengan bobot 3.
prima, meningkatkan citra dan kredibilitas koperasi,
meningkatnya transparansi dan akuntabilitas, serta Dari hasil perhitungan skor yang dilakukan, aspek
meningkatkan manfaat bagi anggota koperasi. permodalan KSP Abdi Sesama tahun 2017
memperoleh total skor 14.25. Dengan skor tersebut
METODOLOGI PENELITIAN dapat dikatakan aspek permodalan KSP Abdi
Sesama memiliki nilai yang sangat sehat dari aspek
Penelitian ini merupakan metode penelitian permodalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. (Idrus, tabel 4 dibawah ini.
2009) Pendekatan studi kasus akan meneliti satu
individu atau unit sosial tertentu secara lebih
mendalam, dan peneliti biasanya akan berusaha

48 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139

Tabel 4. Aspek Permodalan indikator dengan bobot maksimal 15. Perhitungan


nilai didasarkan pada hasil penilaian terhadap
Indikator N B Skor jawaban atas pertanyaan aspek manajemen terhadap
Rasio modal sendiri terhadap seluruh indikator dengan komposisi pertanyaan
100 6 6,00 sebagai beriku:
total asset
Rasio modal sendiri terhadap a. Manajemen umum memiliki 12 pertanyaan dan
pinjaman diberikan yang 100 6 6,00 untuk setiap jawaban “ya” memperoleh nilai
berisiko 0,25. Bobot maksimal 3.
b. Manajemen kelembagaan memiliki 6 pertanyaan
Rasio kecukupan modal sendiri 75 3 2,25
dan untuk setiap jawaban “ya” mendapat nilai
TOTAL 15 14,25 0,50. Bobot maksimal 3.
c. Manajemen permodalan memiliki 5 pertanyaan
Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%)
dan untuk setiap jawaban “ya” mendapat nilai
0,60. Bobot maksimal 3.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif d. Manajemen aktiva memiliki 10 pertanyaan dan
Mengacu pada peraturan pemerintah nomor untuk setiap jawaban “ya” mendapat nilai 0,30,
06/Per/ Dep.6/IV/2016, aspek kualitas aktiva Bobot maksimal 3.
produktif memiliki 4 indikator, dengan bobot e. Manajemen likuiditas memiliki 5 pertanyaan dan
penilaian maksimal 25,00, dengan perincian sebagai untuk setiap jawaban “ya” mendapat nilai 0,60.
berikut; Bobot maksimal 3.
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman yang diberikan, memiliki bobot Dari perhitungan skor yang telah dilakukan
10, untuk aspek manajemen, memperlihatkan bahwa
b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman total skor koperasi Abdi Sesama sebesar 14,40.
yang diberikan, memiliki bobot 5, Pencapaian skor tersebut terbilang cukup tinggi dan
c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman hampir sempurna. Untuk aspek manajemen tingkat
bermasalah, memiliki bobot 5, dan kesehatan koperasi sangat sehat . Untuk lebih
d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
yang diberikan , memiliki bobot 5. Untuk
memperjelas dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
ini. Tabel 6. Aspek Manajemen

Tabel 5. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Indikator J B Skor

Indikator N B Skor Manajemen umum 12 3 3,00

Rasiovolume pinjaman pada Manjemen kelembagaan 6 3 3,00


anggota terhadap volume 100 10 10,00 Manjemen Permodalan 5 3 3,00
pinjaman yang diberikan
Manajemen aktiva 8 3 2,40
Rasio risiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman 60 5 3,00 Manjemen likuiditas 5 3 3,00
yang diberikan TOTAL 15 14,40
Rasio cadangan risiko terhadap Keterangan: J=Jawaban "Ya", B=Bobot
70 5 3,50
pinjaman bermasalah
Rasio pinjaman yang berisiko 4. Aspek Efisiensi
terhadap pinjaman yang 100 5 5,00 Pengukuran untuk aspek efisiensi menurut peraturan
diberikan pemerintah nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016
didasarkan pada 3 indikator dengan total bobot
TOTAL 25 21,50
maksimal 10, yaitu
Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%) a. Rasio biaya operasi pelayanan terhadap
partisipasi bruto, memiliki bobot 4,
Dari tabel 5 tersebut diatas memperlihatkan b. Rasio beban usaha terhadapSHU kotor, memiliki
bahwa aspek kualitas aktiva produktif untuk KSP bobot 4 dan
Abdi Sesama tahun 2017 memperoleh total skor c. Rasio efisiensi pelayanan, memilik bobot 2.
sebesar 21.50. Perolehan skor tersebut belum
mencapai skor maksimal tetapi sudah tergolong skor Aspek efisiensi menggambarkan seberapa besar KSP
yang tinggi dan sehat. atau USP koperasi mampu memberikan pelayanan
yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan
3. Aspek Manajemen. aset yang dimilikinya.
Penilaian aspek manajemen menurut peraturan
pemerintah nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 meliputi 5

49
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)

Dari perhitungan skor yang telah dilakukan pada


aspek efisiensi koperasi KSP Abdi Sesama tahun Berdasarkan hasil perhitungan skor yang telah
2017 menghasilkan skor 9,00. dilakukan, jumlah skor untuk aspek kemandirian dan
pertumbuhan KSP Abdi Sesama tahun 2017 adalah
Berdasarkan hasil skor yang telah didapat tersebut sebesar 5.50. Secara prosentase dari bobot maksimal
menunjukkan skor yang tinggi walupun belum baru mencapai 55%, sehingga dapat dikatakan skor
mencapai skor maksimal sebesar 10,00. Untuk lebih tersebut cukup rendah jika mengacu pada bobot
jelasnya dapat dilihat pada tabel 7. maksimal yang disyaratkan sebesar 10.

Tabel 7. Aspek Efisiensi Tabel 9. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

Indikator N B Skor Indikator N B Skor


Rasio beban operasi anggota Rasio rentabilitas aset 25 3 0,75
100 4 4,00
terhadap partisipasi bruto Rasio rentabilitas modal
Rasio beban usaha terhadap 25 3 0,75
75 4 3,00 sendiri
SHU kotor
Rasio kemandirian
Rasio efisiensi pelayanan 100 2 2,00 100 4 4,00
operasional pelayanan
TOTAL 10 9,00 TOTAL 10 5,50
Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%) Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%)

5. Aspek Likuiditas 7. Aspek Jatidiri Koperasi.


Mengacu pada peraturan pemerintah nomor: Pengukuran aspek jatidiri koperasi dimaksudkan
06/Per/Dep.6/IV/2016, pengukuran untuk aspek untuk mengukur keberhasilan koperasi ddalam
likuiditas menggunakan 2 indikator dengan total mencapai tujuan koperasi itu sendiri. Mengacu pada
maksimal bobot 15. Dua indikator tersebut adalah peraturan pemerintah nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016,
a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar, pengukuran tersebut didasarkan pada 2 indikator
memiliki bobot 10, dan yang secara total memiliki bobot maksimal sebesar
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana 10. Dua indikator tersebut adalah sebagai berikut:
yang diterima, memiliki bobot 5. a. Rasio Partisipasi Bruto. Rasio ini untuk
mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam
Berdasarkan hasil perhitungan skor yang telah dila- melayani anggota. Semakin tinggi prosentase
kukan menunjukkan aspek likuiditas KSP Abdi yang dihasilkan maka semakin baik. Partisipasi
Sesama sebesar 8,75 atau baru tercapai sebesar 58% bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi
dari bobot maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat sebagai imbalan penyerahan jasa kepada
dilihat pada tabel dibawah ini anggota, yang mencakup beban pokok dan
partisipasi netto. Rasio partisipasi bruto memiliki
Tabel 8. Aspek Likuiditas bobot sebesar 7.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota. Rasio ini
Indikator N B Skor untuk mengukur kemampuan koperasi
memberikan manfaat efisien partisipasi dan
Rasio kas dan bank terhadap
kewajiban lancar
50 10 5,00 manfaat efisiensi biaya koperasi dengan
simpanan pokok dan simpanan wajib. Hasil yang
Rasio pinjaman yang diberikan
75 5 3,75 didapat, semakin tinggi prosentasenya semakin
terhadap dana yang diterima
baik. Rasio promosi ekonomi anggota memiliki
TOTAL 15 8,75
bobot sebesar 3.
Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%)
6. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Tabel 10. Aspek Jatidiri Koperasi
Berdasarkan peraturan pemerintah yang telah
ditetapkan terkait penilaian kesehatan KSP dan USP Indikator N B Skor
koperasi denga nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016, Rasio partisipasi bruto 75 7 5,25
jumlah bobot maksimal untuk aspek kemandirian
Rasio promosi ekonomi
dan pertumbuhan adalah sebesar 10. anggota
100 3 3,00

Penilaian tersebut didasarkan pada 3 indikator TOTAL 10 8,25


sebagai berikut; Keterangan: N=Nilai; B=Bobot (%)
a. Rasio rentabilitas asset dengan bobot sebesar 3,
b. Rasio rentabilitas modal sendiri dengan bobot
sebesar 3 dan
Dari tabel 10 tersebut diatas terlihat bahwa skor
c. Rasio operaional pelayanan dengan bobot
untuk aspek jatidiri koperasi KSP Abdi Sesama
sebesar 4.

50 Andreas Rudiwantoro
eJournal Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139

tahun 2017 sebesar 8,25. Jumlah skor tersebut cukup yang diterima dari anggota akan bertambah.
baik jika dibandingkan dengan bobot maksimal yang
disyaratkan sebesar 10. Dengan pertambahnya dana atau lancarnya anggota
membayar angsuran pokok plus bunga akan
KESIMPULAN meningkatkan nilai kas koperasi. Kas bertambah
maka kemampuan koperasi dalam meyalurkan
Pengukuran atau penilaian kesehatan KSP Abdi pinjaman juga akan menjadi kuat yang pada
Sesama yang telah dilakukan dengan mengacu pada akhirnya kopersi akan mampu menciptakan SHU
peraturan (Deputi Bidang Pengawasan Kementerian yang lebih besar lagi.
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia, 2016) terhadap 7 aspek.
REFERENSI

Tabel 11. Hasil Skor Kesehatan Baswir, R. (2000). No Title (Pertama). Yogyakarta:
BPFE.
KSP Abdi Sesama Tahun 2017 Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
No. Aspek Pengukuran B Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia. (2016). Pedoman Penilaian
1 Aspek Permodalan 15
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit
Aspek Kualitas Aktiva Simpan Pinjam Koperasi Nomor:
2 25
Produktif 06/Per/Dep.6/IV/2016. Jakarta.
Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan.
3 Aspek Manajemen 15
Bandung: Alfabeta.
4 Aspek Efisiensi 10 Goenawan, H., & Natalia, D. (2016). Analisis
5 Aspek Likuiditas 15 Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi
Simpan Pinjam Di Kabupaten Tulang Bawang
Aspek Kemandirian dan Barat. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 7(2),
6 10
Pertumbuhan 169–191.
7 Aspek Jatidiri Koperasi 10 Harapan, S. S. (2009). Analisis Kritis Dan Laporan
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
TOTAL 100 Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial
Keterangan; B=Bobot (%) Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Jumingan. (2011). Analisa Laporan Keuangan.
Mengacu pada hasil tersebut diatas maka KSP Jakarta: Bumi Aksara.
Abdi Sesama untuk tahun 2017 dengan perolehan Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan
total skor 81,65 masuk kategori sehat. Menurut (Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.
peraturan pemerintah nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016, Margaretha, F. (2011). Manajemen Keuangan Untuk
kategori sehat jika hasil penilaian diperoleh total Non Keuangan. Jakarta: Erlangga.
skor 80,00 ≤ X ≤ 100. Rudiwantoro, A. (2019). Mengukur Tingkat
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Namun begitu ada beberapa aspek yang harus Berdasarkan Peraturan No:
menjadi perhatian serius, karena memiliki skor yang 06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Kasus Pada
rendah, yaitu aspek likuiditas dan aspek kemadirian Koperasi Abdi Sesama – Palembang).
dan pertumbuhan. Moneter, 6(1), 45–52.
Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi (Teori Dan
Dua asperk tersebut menjadi kelemahan yang harus Praktek). Bandung: Alfabeta.
diperbaikan untuk tahun tahun kedepan. Untuk Sumarsono, S. (2003). Manajemen Koperasi.
aspek dengan perolehan skor yang baik hendaknya Yogyakarta: Graha Ilmu.
terus ditingkatkan agar tingkat kepercayaan anggota Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
terhadap koperasi menjadi sangat tinggi. Tahun 1992. (1992). Perkoperasian. Jakarta.
Terhadap anggota yang mengalami kesulitan
keuangan yang pada akhirnya berimbas pada
macetnya angsuran hendaknya pengurus koperasi
secara aktif melakukan pendampingan positip agar
dapat dicarikan solusi terbaik.

Hal ini tentunya akan berdampak positip terhadap 7


aspek penilaian, yaitu pinjaman beresiko atau
pinjaman bermasalah menjadi relatif kecil, dana

51
Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/PER/DEP.6/IV/2016
(Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama – Palembang)

PROFIL PENULIS akuntansi lanjutan, analisis laporan keuangan dan


akuntansi biaya. Selain aktif mengajar, tercatat juga
Andreas Rudiwantoro, SE., MM. Menyelesaikan sebagai pegawai tetap di salah satu perusahaan
pendidikan S1 Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu swasta.
Ekonomi Perbanas Jakarta tahun 1996. Lulus
Magister Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi IPWIJA tahun 2007. Aktif Mengajar
sebagai dosen dari tahun 2010 hingga sekarang di
Akademi Komputer Akuntansi BSI . Mengampu
mata kuliah akuntansi dasar, akuntansi menengah,

52 Andreas Rudiwantoro

Anda mungkin juga menyukai