Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PERANCANGAN PRODUK

Produk perbaikan sistem pengapian pada mobil Kijang 5K menghasilkan Job Sheet
(Lembar Kerja) yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan sistem
pengapian Kijang 5K.

A. Prosedur Perbaikan Sistem Pengapian


Terdapat uraian yang meliputi prosedur melakukan servis
pengapian dan prosedur penyetelan sistem pengapian mobil Kijang
5K. Sebelum itu perlu mengetahui tentang petunjuk umum
melakukan reparasi, alat, dan bahan yang diperlukan selama
kegiatan praktik perbaikan pengapian konvensional.

1. Petunjuk Umum Reparasi:


a) Pakailah tutup-tutup fender, agar kendaraan tetap bersih dan
mencegah kerusakan.
b) Selama pembongkaran, komponen-komponen ditaruh secara
teratur untuk mempermudah pemasangan kembali.
c) Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan, lepaskan
hubungan kabel yang menuju ke terminal negatif baterai.
d) Gunakan suku cadang asli Toyota
e) Penggunaan SST (Special Servis Tool) diperlukan pada jenis
perbaikan tertentu. Apabila dalam manual book disebutkan
harus menggunakan SST, maka SST harus digunakan dan
mengikuti cara yang dianjurkan.

2. Alat dan Bahan


a. Alat umum mekanik:
1) Kunci ring set
2) Kunci pas set
3) Kunci T 12
4) Kunci shock 14 dan penyambung
5) Kunci busi
6) Tang kombinasi
7) Obeng (-) (+) dan obeng (-) kecil

b. Alat ukur:
1) AVOmeter
2) Hidrometer
3) Timing light
4) Feeler gauge
5) Dwell tester
6) Tachometer

c. Alat Bantu:
1) Majun
2) Kompresor
3) Amplas

d. Bahan:
Mobil Toyota Kijang seri 5K (KF)

B. Spesifikasi Sistem Pengapian Kijang 5K

TABEL 3.1 Spesifikasi pengapian mobil Kijang kode mesin 5K (KF)


No. Komponen Bagian-bagian Keterangan
Berat jenis 1,25 – 1,27 pada suhu 20°C.
Sesuai indikator, tidak diposisi
1. Baterai Tinggi cairan
minimal dan tidak melebihi batas
elektrolit
maksimal.
Mengamati warna ujung busi,
normal jika berwarna coklat abu-
abu atau merah bata, dengan bentuk
Kondisi elektroda
2. Busi elektroda tidak rusak dan kondisi
busi kering tidak kotor serta
berwarna hitam.
Celah elektroda 0,7 mm – 1,0 mm.
Kabel Kondisi kabel Tidak sobek, kering, rapat.
3. Tegangan Kurang dari 25 KΩ untuk per kabel.
Hambatan kabel
Tinggi
Celah Rubbing Blok 0,4 mm – 0,5 mm.
Celah Udara 0,2 mm – 0,4 mm.
54° ( toleransi ±2°).
Sudut Dwell
52° sampai 56°.
4. Distributor 5° sebelum TMA posisi mesin
langsam.
Waktu Pengapian (ukuran maksimal 950 Rpm, posisi
transmisi Netral, dan Vakum
Advance posisi Off).
C. Job Sheet Praktik Pengapian Kijang 5K

1. Keselamatan kerja
a) Berdoa sebelum melaksanakan praktik
b) Memakai baju praktik (wear pack)
c) Menggunakan alat sesuai dengan kegunaannya
d) Melaksanakan praktik sesuai intruksi
e) Mengguanakan Manual book Toyota Kijang 5K
f) Menjaga kebersihan alat dan bahan
2. Alat yang diperlukan
a) Kunci ring set
b) Kunci pas set
c) Kunci T 12
d) Kunci shock 14 dan penyambung
e) Kunci busi
f) Tang kombinasi
g) Obeng (-) (+) dan obeng (-) kecil
3. Alat ukur yang diperlukan
a) AVOmeter
b) Hidrometer
c) Timing light
d) Feeler gauge
e) Dwell tester
f) Tachometer
4. Job Sheet Praktik Pengapian Kijang 5K

Hasil Pengukuran dan


Kegiatan Pemeriksaan dan Pengukuran
Kesimpulan
1. Pemeriksaan Baterai Hasil pemeriksaan kotak baterai:
…………………….(Baik/Jelek)
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu,
kemudian lepaskan kabel positifnya. Bila kabel Kesimpulan:
………………………………….
positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi
………………………………….
percikan api. ………………………………….
………………………………….
a) Kondisi bodi
………………………………….
1) Dilakukan pemeriksaan visual pada kotak ………………………………….
………………………………….
baterai, apabila rusak dan bocor tidak
………………………………….
dapat diperbaiki lagi, harus diganti dengan
yang baru.

b) Kondisi terminal Hasil pemeriksaan kotak baterai:


…………………….(Baik/Jelek)
1) Bersihkan terminal baterai dari kotoran
maupun minyak/vet dengan air hangat Kesimpulan:
………………………………….
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan
………………………………….
amplas. ………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

c) Ketinggian air accu Hasil pemeriksaan cairan


elektrolit:……………………….
1) Letakan baterai pada tempat yang rata dan
(Baik/Sedang/Kurang)
periksa volume elektrolit pada batas
Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
Upper dan lower. Apabila kurang ………………………………….
………………………………….
tambahkan dengan air suling (accu zur).
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

d) Memeriksa berat jenis elektrolit baterai Hasil pemeriksaan berat jenis


1) Lakukan pemeriksaan berat jenis elektrolit elektrolit:
di masing-masing sel baterai dengan  Sel baterai nomor1:
menggunakan Hydrometer dan jangan ………………...(1,25 - 1,27)
sampai cairan elektrolit tumpah. Berat  Sel baterai nomor 2:
jenis cairan elektrolit baterai 1,25 sampai ………………...(1,25 - 1,27)
1,27 pada suhu 20°C. Kondisi baik,  Sel baterai nomor 3:
indikator pada Hydrometer berwarna ………………...(1,25 - 1,27)
hijau. Perbedaan setiap sel kurang dari  Sel baterai nomor 4:
0.025. ………………...(1,25 - 1,27)
 Sel baterai nomor 5:
………………...(1,25 - 1,27)
 Sel baterai nomor 6:
………………...(1,25 - 1,27)

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

e) Pemeriksaan tegangan baterai Hasil pengukuran tegangan


baterai:……………Volt
1) Dengan menggunakan Voltmeter atau
multitester periksalah tegangan baterai Hasil pemeriksaan tegangan
baterai:………………………….
(kondisi penuh: 12.6 volt)
(Baik/Sedang/Kurang)
2) Jika tegangan batery rendah, maka harus
Kesimpulan:
dicharge ulang.
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

f) Periksa lubang penguapan pada tutup baterai. Hasil pemeriksaan lubang


ventilasi baterai:………………..
1) Lepas tutup baterai, periksa lubang yang
(Baik/Jelek)
terdapat pada tutup. Jika tersumbat,
Kesimpulan:
dengan menggunakan tekanan udara
………………………………….
kompresor tiupkan udara pada lubang ………………………………….
………………………………….
penguapan udara.
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

2. PemeriksanKunci Kontak Hasil pemeriksaan terminal pada


kunci kontak:…………………...
a) cara memeriksa kunci kontak masih dalam
(Baik/Jelek)
kondisi baik atau tidak, sebagai berikut:
Kesimpulan:
1) Memeriksa secara fisik dengan melihat
………………………………….
ada atau tidaknya terminal yang lepas atau ………………………………….
………………………………….
isolator kabel terbakar.
………………………………….
2) Memeriksa hubungan antar terminal ………………………………….
………………………………….
kontak menggunakan ohm meter.
………………………………….
b) Hubungan antar terminal kontak jika kunci ………………………………….
kontak masih dalam kondisi baik seharusnya
seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini.
3. Pemeriksaan Fusiblelink dan Fuse (Sekring) Hasil kondisi pemeriksaan
a) Cara memeriksa kondisi fuse dan fusiblelink sekring:……………………..…..
dengan pengamatan visual putus atau tidak (Sesuai/Tidak Sesuai)
dan dengan menggunakan AVOmeter,
arahkan knop selector pada posisi Buzzer Besar nilai arus sekring nomor
serta tes hubungan pada logam ujung atas 1:………Ampere
fuse. Pastikan fuse/sekring yang digunakan Besar nilai arus sekring nomor
sesuai dengan spesifikasi. 2:………Ampere

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
TABEL 3.2 Ukuran sekring ………………………………….
………………………………….
Komponen Nilai ………………………………….
Fusiblelink dari accu 60 Ampere ………………………………….

Fuse dari kunci kontak 20 Ampere


4. Pemeriksaan Busi Hasil pemeriksaan kondisi busi:
 kondisi busi nomor 1:...……..
(Baik/Jelek)
 kondisi busi nomor 2:……….
Baik/Jelek)
 kondisi busi nomor 3:……….
a) Pemeriksaan secara visual.
(Baik/Jelek)
Periksa kondisi busi, kemungkinan terdapat
 kondisi busi nomor 4:...……..
hal-hal berikut:
(Baik/Jelek).
 Retak atau kerusakan lain pada ulir
dan isolator Kesimpulan:
………………………………….
 Keausan elektroda ………………………………….
………………………………….
 Gasket rusak atau berubah bentuk
………………………………….
 Elektroda terbakar atau terdapat ………………………………….
………………………………….
kotoran yang berlebihan.
………………………………….
b) Pembersihan Busi
1) Jangan menggunakan alat pembersih
busi yang tidak sesuai.
2) Semprotkan pembersih karbon dan
sikat menggunakan sikat kawat
secara merata dan bersihkan dengan
udara bertekanan
3) Besihkan ulir dan permukaaan luar
isolator.

c) Stel celah busi Hasil pemeriksaan celah


1) Periksa setiap celah busi elektroda busi:
menggunakan feller gauge. Jika perlu  Celah elektroda busi nomor
dengan membengkokkan bagian yang 1:……….(0,7mm–1,0mm)
menonjol dari elektroda (celah busi  Celah elektroda busi nomor
0,7mm–1,0mm) dan penggantian 2:……….(0,7mm–1,0mm)
setiap 20.000 km.  Celah elektroda busi nomor
3:……….(0,7mm–1,0mm)
 Celah elektroda busi nomor
4:………(0,7mm–1,0 mm).

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

5. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi Hasil pengukuran kabel tegangan


a) Cabut kabel busi dengan menarik tinggi kabel busi:
pada bagian karet  Kabel busi silinder 1:
b) Jangan menekuk kabel ………………(<25 KΩ)
c) Periksa kondisi kabel dari putus atau  Kabel busi silinder 2:
retak ………………(<25 KΩ)
d) Periksa tahanan kabel menggunakan  Kabel busi silinder 3:
AVOmeter dengan selector pada ...…………….(<25 KΩ)
skala ukur X 1KΩ  Kabel busi silinder 4:
e) Besar nilai tahanan kurang dari 25 ………………(<25 KΩ)
KΩ di setiap kabel.
Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
6. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi Koil Hasil pengukuran kabel tegangan
a) Cabut kabel tegangan tinggi dengan tinggi koil-distributor:….………
menarik pada bagian karet. (<25 KΩ)
b) Jangan menekuk kabel
c) Periksa kondisi kabel dari putus atau Kesimpulan:
………………………………….
retak
………………………………….
d) Periksa tahanan kabel menggunakan ………………………………….
………………………………….
AVOmeter dengan selector pada
………………………………….
skala ukur X 1KΩ ………………………………….
………………………………….
e) Besar nilai tahanan kurang dari 25
KΩ tiap kabel.
7. Pemeriksaan Tahanan Primer Koil Hasil pengukuran tahanan primer
a) Periksa tahanan primer koil koil dengan tahanan ballast:
pengapian dengan AVOmeter .............Ω (1,3Ω – 1,6Ω)*
dengan selector pada skala ukur X Hasil pengukuran tahanan primer
1Ω atau X 10Ω. koil dengan internal resistor:
b) Periksa tahanan antara terminal .……....Ω (1,5Ω – 1,9Ω)*
posistif (+) dan negatif (-) koil.
c) Tahanan (tanpa internal resistor) Kesimpulan:
………………………………….
1,3Ω – 1,6Ω*
………………………………….
d) Tahanan (dengan internal resistor) ………………………………….
………………………………….
1,5Ω – 1,9Ω*
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

Keterangan:* pilih salah satu jenis yang


terdapat pada benda kerja.
8. Pemeriksaan Tahanan Sekunder Koil Hasil pengukuran tahanan
Pengapian sekunder koil dengan ballast:
a) Periksa tahanan sekunder koil ..........KΩ (10,7 KΩ – 14,5 KΩ)*
pengapian dengan AVOmeter Hasil pengukuran tahanan
dengan selector pada skala ukur X sekunder koil internal resistor:
1KΩ ..........KΩ (13,7 KΩ – 18,5 KΩ)*
b) Periksa tahanan antara terminal
posistif (+) dan terminal tegangan Kesimpulan:
………………………………….
tinggi
………………………………….
………………………………….
………………………………….
c) Tahanan (tanpa internal resistor) ………………………………….
………………………………….
10,7KΩ - 14,5 KΩ*
………………………………….
d) Tahanan (dengan internal resistor) ………………………………….
13,7KΩ - 18,5 KΩ*

Keterangan:* pilih salah satu jenis yang


terdapat pada benda kerja.
9. Pemeriksaan Kondisi Tutup Distributor Hasil pemeriksaan tutup
distributor:…………………...…
a) Periksa tutup distributor dari kemungkinan
(Baik/Jelek)
retak, sisa-sisa karbon, terbakar atau terminal
Kesimpulan:
berkarat, pegas bagian tengah lemah.
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

10. Pemeriksaan Cara Kerja Governor Advance Hasil pemeriksaan cara kerja
governor advance:.......................
a) Putar rotor berlawanan arah jarum jam dan
(Baik/Jelek)
lepaskan, rotor harus kembali ke posisi
Kesimpulan:
semula dengan perlahan.
………………………………….
b) Rotor tidak boleh terlalu longgar. ………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

11. Pemeriksaan Kondisi Rotor Hasil pemeriksaan kondisi


rotor:……………………………
(Baik/Jelek).
a) Periksa rotor dari kemungkinan retak, sisa- Kesimpulan:
………………………………….
sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

12. Pemeriksaan Cara Kerja Vacum Advance Hasil pemeriksaan cara kerja
vacum advance:………………...
a) Hubungkan slang vacum distributor dengan
(Baik/Jelek)
vacum tester.
Kesimpulan:……………………
b) Saat dihisap breaker plate harus dapat
………………………………….
bergeser dari dudukannya. ………………………………….
………………………………….
c) Saat selang vakum dilepas, breaker plate
………………………………….
harus kembali ke posisi awal. ………………………………….
………………………………….
………………………………….

13. Pemeriksaan Dan Penyetelan Celah Kontak Hasil pemeriksaan celah kontak
Pemutus pemutus:…...……...(Baik/Jelek)
a) Cek kondisi kontak pemutus dari keausan
Hasil pengukuran celah kontak
maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki
pemutus:………………………..
atau ganti bila platina sudah aus
(0,40mm– 0,50 mm)
b) Stel celah platina
Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
1) Putar poros engkol sampai rubbing ………………………………….
blok posisi terendah
2) Kendorkan skrup pengikat paltina
3) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara
rubbing blok dengan lembah nok
4) Bila celah tidak tepat, geser platina
menggunakan obeng (-) pada tempat
penyetelan sampai tepat
5) Kencangkan sekrup platina.

14. Pemeriksaan Sudut Dwell Hasil pemeriksaan besar sudut


Dwell:…………………………..
a. Periksa sudut Dwell saat mesin hidup,
(0,52° −0,56°)
dengan menggunakan Dwell tester
Kesimpulan:
b. Sudut Dwell standar: 54° ( toleransi ±2°)
………………………………….
c. Jika sudut Dwell tidak pas, stell ulang celah ………………………………….
………………………………….
Platina.
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….

15. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Hasil pemeriksaan slang vakum


Timing) saat disumbat:………………......
Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada (Baik/Jelek)
kondisi Hasil pemeriksaan waktu
a. Oktan selektor pada posisi standart. pengapian saat langsam:……..…
b. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma (Sesuai/TidakSesuai)
distributor dan sumbat ujung slangnya.
Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
……….…………………………
……..…...………………………
……….…………………………
c. Dengan mesin berputar idling sesuai ………………………………….
spesifikasi, gunakan timing light untuk ………………………………….
………………………………….
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian: (maksimal pada 950
RPM)
o Seri 5K: 5o sebelum TMA pada RPM
750 (idle)

d. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat


distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e. Jangan memutar setelan oktan selektor pada
distributor
f. Periksa kembali saat pengapian setelah baut
pengikat distributor dikencangkan.
g. Lepas slang vakum pada distributor, waktu Hasil pemeriksaan slang vakum
pengapian berubah-ubah sesuai besarnya saat disumbat:………………..…
RPM mesin. (Baik/Jelek)
Hasil pemeriksaan waktu
pengapian:………………...……
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
……….…………………………
……..…...………………………
……….…………………………

h. Pasang kembali slang vakum pada Hasil pemeriksaan slang vakum


distributor. Periksa saat pengapian, saat saat dipasang:..............................
pengapian: 12°±3° sebelum TMA dengan (Baik/Jelek)
putaran maksimal 900 RPM.
Hasil pemeriksaan waktu
pengapian:………………...……
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
……….…………………………
……..…...………………………
……….…………………………
i. Periksa cara kerja percepatan vakum Hasil pemeriksaan slang vakum
advance. Pastikan slang vakum distributor saat dipasang:………………......
terpasang dengan baik. Posisi oktan selektor (Baik/Jelek)
harus berubah-ubah sesuai dengan buka- Hasil pemeriksaan posisi oktan
tutup katup throttle. selektor:…………………..…….
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
………………………………….
………………………………….
………………………………….
……….…………………………
……..…...………………………
……….…………………………

A. Perbaikan Mobil Kijang 5K

Hasil Pengukuran dan


Kegiatan Pemeriksaan dan Pengukuran
Kesimpulan
1. Pemeriksaan Baterai Hasil pemeriksaan kotak baterai:
kondisi Baik (Baik/Jelek)
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu,
kemudian lepaskan kabel positifnya. Bila kabel Kesimpulan:
Kondisi baterai bagus, tidak
positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi
terdapat keruskan, tidak bocor
percikan api. dan masih bersih.
a) Kondisi bodi
1) Dilakukan pemeriksaan visual pada
kotak baterai, apabila rusak dan bocor
tidak dapat diperbaiki lagi, harus
diganti dengan yang baru.

b) Kondisi terminal Hasil pemeriksaan kotak baterai:


kondisi Baik (Baik/Jelek)
1) Bersihkan terminal baterai dari
kotoran maupun minyak/vet dengan Kesimpulan:
Terminal baterai bersih tidak
air hangat (bila perlu) kemudian
terdapat vet/minyak yang
gosoklah dengan amplas. menempel.

c) Ketinggian air accu Hasil pemeriksaan cairan


elektrolit: Baik
1) Letakan baterai pada tempat yang rata
(Baik/Sedang/Kurang)
dan periksa volume elektrolit pada
batas Upper dan lower. Apabila
Kesimpulan:
kurang tambahkan dengan air suling Volume cairan elektrolit tidak
kurang dan kondisi baterai siap
(accu zur).
digunakan.

d) Memeriksa berat jenis elektrolit baterai Hasil pemeriksaan berat jenis


1) Lakukan pemeriksaan berat jenis elektrolit:
elektrolit di masing-masing sel  Sel baterai nomor1:
baterai dengan menggunakan 1,270 (1,25 - 1,27)
Hydrometer dan jangan sampai  Sel baterai nomor 2:
cairan elektrolit tumpah. Berat jenis 1,275 (1,25 - 1,27)
cairan elektrolit baterai 1,25 sampai  Sel baterai nomor 3:
1,27 pada suhu 20°C. Kondisi baik, 1,265 (1,25 - 1,27)
indikator pada Hydrometer berwarna  Sel baterai nomor 4:
hijau. Perbedaan setiap sel kurang 1,270 (1,25 - 1,27)
dari 0.025.  Sel baterai nomor 5:
1,275 (1,25 - 1,27)
 Sel baterai nomor 6:
1,270 (1,25 - 1,27)

Kesimpulan:
Kondisi berat jenis cairan
elektrolit baterai masih baik,
selain itu selisih berat jenis setiap
sel tidak tejadi perbedaan yang
begitu banyak.

e) Pemeriksaan tegangan baterai Hasil pengukuran tegangan


baterai: 12,6 Volt
1) Dengan menggunakan Voltmeter
atau multitester periksalah tegangan Hasil pemeriksaan tegangan
batera: Baik
baterai (kondisi penuh: 12,6 volt)
(Baik/Sedang/Kurang)
2) Jika tegangan batery rendah, maka
harus dicharge ulang.
Kesimpulan:
Kondisi baterai prima siap untuk
digunakan, tidak terdapat
gangguan pada baterai.

f) Periksa lubang penguapan pada tutup baterai. Hasil pemeriksaan lubang


ventilasi baterai: Baik
1) Lepas tutup baterai, periksa lubang
(Baik/Jelek)
yang terdapat pada tutup. Jika
Kesimpulan:
tersumbat, dengan menggunakan
Kondisi semua tutup baterai
memeiliki lubang penguapan dan
semua berlubang.
tekanan udara kompresor tiupkan
udara pada lubang penguapan udara.

2. PemeriksanKunci Kontak Hasil pemeriksaan terminal pada


kunci kontak: Baik
a) cara memeriksa kunci kontak masih dalam
(Baik/Jelek)
kondisi baik atau tidak, sebagai berikut:
Kesimpulan:
1) Memeriksa secara fisik dengan
Kondisi terminal baik, tidak
melihat ada atau tidaknya terminal terdapat kerusakan pada kabel,
hubungan antar terminal (ACC,
yang lepas atau isolator kabel
IG, dan ST) terdapat kontinuitas.
terbakar.
2) Memeriksa hubungan antar terminal
kontak menggunakan ohm meter.
b) Hubungan antar terminal kontak jika kunci
kontak masih dalam kondisi baik seharusnya
seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini.

3. Pemeriksaan Fusiblelink dan Fuse (Sekring) Hasil kondisi pemeriksaan


a) Cara memeriksa kondisi fuse dan fusiblelink sekring: Sesuai
dengan pengamatan visual putus atau tidak (Sesuai/Tidak Sesuai)
dan dengan menggunakan AVOmeter,
arahkan knop selector pada posisi Buzzer Besar nilai arus sekring nomor
serta tes hubungan pada logam ujung atas 1: 60 Ampere
fuse. Pastikan fuse/sekring yang digunakan Besar nilai arus sekring nomor
sesuai dengan spesifikasi. 2: 20 Ampere
Kesimpulan:
Ukuran fuse yang digunakan
sesuai spesifikasi pabrikan mobil
Kijang 5K, kondisi fuse juga
masih baik, dapat digunakan.
TABEL 3.2 Ukuran sekring
Komponen Nilai
Fusiblelink dari accu 60 Ampere
Fuse dari kunci kontak 20 Ampere
4. Pemeriksaan Busi Hasil pemeriksaan kondisi busi:
 kondisi busi nomor 1: Baik
(Baik/Jelek)
 kondisi busi nomor 2: Baik
Baik/Jelek)
 kondisi busi nomor 3: Baik
a) Pemeriksaan secara visual.
(Baik/Jelek)
Periksa kondisi busi, kemungkinan terdapat
 kondisi busi nomor 4: Baik
hal-hal berikut:
(Baik/Jelek).
 Retak atau kerusakan lain pada ulir
dan isolator
 Keausan elektroda
Kesimpulan:
 Gasket rusak atau berubah bentuk
Kondisi elektroda busi sebelum
 Elektroda terbakar atau terdapat dibersihkan, terdapat kerak yang
membandel (warna hitam pekat)
kotoran yang berlebihan. efek bahan bakar boros.
b) Pembersihan Busi Setelah dibersihkan dan dicek,
kondisi busi 1 sampai 4 bagus
1) Jangan menggunakan alat pembersih semua, tidak terdapat kerusakan
busi yang tidak sesuai. dan celah elektroda masih tebal.
2) Semprotkan pembersih karbon dan
sikat menggunakan sikat kawat
secara merata dan bersihkan dengan
udara bertekanan
3) Besihkan ulir dan permukaaan luar
isolator.
c) Stel celah busi Hasil pengukuran celah elektroda
1) Periksa setiap celah busi busi:
menggunakan feller gauge. Jika perlu  Celah elektroda busi nomor
dengan membengkokkan bagian yang 1: 0,80 mm
menonjol dari elektroda (celah busi (0,7mm–1,0mm)
0,7mm–1,0mm) dan penggantian  Celah elektroda busi nomor
setiap 20.000 km. 2: 0,80mm
(0,7mm–1,0mm)
 Celah elektroda busi nomor
3: 0,80mm
(0,7mm–1,0mm)
 Celah elektroda busi nomor
4: 0,80mm
(0,7mm–1,0 mm).
Kesimpulan:
Celah elektroda busi sebelumnya
0.70mm, celah tersebut batas
bawah spesifikasi. Setelah
dibersihkan distel menjadi
0.80mm

5. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi Hasil pengukuran kabel tegangan


a) Cabut kabel busi dengan menarik tinggi kabel busi:
pada bagian karet  Kabel busi silinder 1:
b) Jangan menekuk kabel 1 KΩ (<25 KΩ)
c) Periksa kondisi kabel dari putus atau  Kabel busi silinder 2:
retak 1 KΩ (<25 KΩ)
 Kabel busi silinder 3:
1 KΩ (<25 KΩ)
d) Periksa tahanan kabel menggunakan  Kabel busi silinder 4:
AVOmeter dengan selector pada 1 KΩ (<25 KΩ)
skala ukur X 1KΩ
e) Besar nilai tahanan kurang dari 25 Kesimpulan:
Semua kabel busi memiliki nilai
KΩ di setiap kabel.
tahanan yang rendah sehingga
tegangan yang mengalir ke busi
besar dan kondisi kabel busi
bagus semua.

6. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi Koil Hasil pengukuran kabel tegangan


a) Cabut kabel tegangan tinggi dengan tinggi koil-distributor: 3 KΩ
menarik pada bagian karet. (<25 KΩ)
b) Jangan menekuk kabel
c) Periksa kondisi kabel dari putus atau Kesimpulan:
Kondisi kabel tegangan tinggi
retak
masih baik dan nilai tahanannya
d) Periksa tahanan kabel menggunakan
tidak begitu besar.
AVOmeter dengan selector pada
skala ukur X 1KΩ
e) Besar nilai tahanan kurang dari 25
KΩ tiap kabel.

7. Pemeriksaan Tahanan Primer Koil Hasil pengukuran tahanan primer


a) Periksa tahanan primer koil koil dengan tahanan ballast:
pengapian dengan AVOmeter 1,4 Ω (1,3Ω – 1,6Ω)
dengan selector pada skala ukur X
Kesimpulan:
1Ω atau X 10Ω.
Koil yang digunakan jenis tanpa
b) Periksa tahanan antara terminal
internal resistor (koil dengan
posistif (+) dan negatif (-) koil.
tahanan ballast), besaran tahanan
c) Tahanan (tanpa internal resistor) tidak melebihi batas spesifikasi
1,3Ω – 1,6Ω* sehingga koil masih layak
d) Tahanan (dengan internal resistor) digunakan.
1,5Ω – 1,9Ω*

Keterangan:* pilih salah satu jenis yang


terdapat pada benda kerja.
8. Pemeriksaan Tahanan Sekunder Koil Hasil pengukuran tahanan
Pengapian sekunder koil dengan ballast:
a) Periksa tahanan sekunder koil 9 KΩ (10,7 KΩ – 14,5 KΩ)
pengapian dengan AVOmeter
dengan selector pada skala ukur X Kesimpulan:
Kondisi Koil masih baik, nilai
1KΩ
tahanan yang dihasilkan tidak
b) Periksa tahanan antara terminal
melebihi batas atas spesifikasi.
posistif (+) dan terminal tegangan
tinggi
c) Tahanan (tanpa internal resistor)
10,7KΩ - 14,5 KΩ*
d) Tahanan (dengan internal resistor)
13,7KΩ - 18,5 KΩ*

Keterangan:* pilih salah satu jenis yang


terdapat pada benda kerja.
9. Pemeriksaan Kondisi Tutup Distributor Hasil pemeriksaan tutup
distributor: Baik
(Baik/Jelek)
a) Periksa tutup distributor dari
Kesimpulan:
kemungkinan retak, sisa-sisa karbon,
Kondisi tutup distributor tidak
terbakar atau terminal berkarat, retak, terminal tidak berkarat,
dan pegas bagian tengah masih
pegas bagian tengah lemah.
baik. Arang pada bagian terminal
juga masih bagus.

10. Pemeriksaan Cara Kerja Governor Advance Hasil pemeriksaan cara kerja
governor advance: Baik
a) Putar rotor berlawanan arah jarum
(Baik/Jelek)
jam dan lepaskan, rotor harus
Kesimpulan:
kembali ke posisi semula dengan
Sewaktu rotor diputar
perlahan. berlawanan arah jarum jam, rotor
memberikan gaya tekanan saat
b) Rotor tidak boleh terlalu longgar.
diputar dan sewaktu dilepas rotor
bergerak sesuai arah putaran
jarum jam dan kembali ke posisi
semula saat rotor sebelum
diputar.

11. Pemeriksaan Kondisi Rotor Hasil pemeriksaan kondisi rotor:


Baik (Baik/Jelek).
a) Periksa rotor dari kemungkinan
retak, sisa-sisa karbon, terbakar atau Kesimpulan:
Rotor tidak mengalami
terminal berkarat
keretakan, kondisi terminal tidak
berkarat, dan rotor dapat
digunakan.

12. Pemeriksaan Cara Kerja Vacum Advance Hasil pemeriksaan cara kerja
vacum advance: Baik
a) Hubungkan slang vacum distributor
(Baik/Jelek)
dengan vacum tester.
Kesimpulan:
b) Saat dihisap breaker plate harus Cara kerja Vacum Advance
masih bagus, sewaktu dilakukan
dapat bergeser dari dudukannya.
penghisapan pada lubang vakum
c) Saat selang vakum dilepas, breaker breaker plate dapat bergerak /
bergeser dari dudukannya, dan
plate harus kembali ke posisi awal.
setelah proses penghisapan
dihentikan, breaker plate kembali
pada posisi semula.

13. Pemeriksaan Dan Penyetelan Celah Kontak Hasil pemeriksaan celah kontak
Pemutus pemutus: Baik (Baik/Jelek)
a) Cek kondisi kontak pemutus dari keausan
Hasil pengukuran celah kontak
maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki
pemutus: 0,45mm
atau ganti bila platina sudah aus
(0,40mm– 0,50 mm)
b) Stel celah platina

Kesimpulan:
Kondisi kontak pemutus bersih,
tidak aus, dan tidak terdapat
kotoran.
Saat diperiksa celah kontak
c) Putar poros engkol sampai rubbing blok
pemutus sebesar 0,45 mm. Hal
posisi terendah
tersebut sudah sesuai dengan
d) Kendorkan skrup pengikat paltina
spesifikasi dari pabrikan
e) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara
rubbing blok dengan lembah nok
f) Bila celah tidak tepat, geser platina
menggunakan obeng (-) pada tempat
penyetelan sampai tepat
g) Kencangkan sekrup platina.
14. Pemeriksaan Sudut Dwell Hasil pemeriksaan besar sudut
Dwell: 0,54°
a) Periksa sudut Dwell saat mesin hidup,
(0,52° −0,56°)
dengan menggunakan Dwell tester
Kesimpulan:
b) Sudut Dwell standar: 54° ( toleransi ±2°)
c) Jika sudut Dwell tidak pas, stell ulang Setelah dilakukan perbaikan dan
penyetelan. Mobil Kijang 5K
celah Platina.
dilakukan pemeriksaan sudut
Dwell saat mesin mobil kondisi
hidup, besar sudut Dwell
diperoleh hasil 0,54° setelah
melakukan penyetelan.
Pemeriksaan sudut Dwell
menggunakan alat Dwell Tester.
15. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing) Hasil pemeriksaan slang vakum
Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada saat disumbat: Baik
kondisi (Baik/Jelek)
a) Oktan selektor pada posisi standar. Hasil pemeriksaan waktu
b) Lepaskan slang vakum dari sub pengapian saat langsam: Sesuai
diafragma distributor dan sumbat ujung (Sesuai/TidakSesuai)
slangnya.
Kesimpulan:
Slang vakum ditutup, posisi
oktan selektor dibiarkan pada
posisi standar, pemeriksaan
waktu pengapian menggunakan
c) Dengan mesin berputar idling sesuai alat Timing light. Pemeriksaan
spesifikasi, gunakan timing light untuk Rpm mobil dalam kondisi
memeriksa saat pengapian. langsam (idle) yaitu 750 Rpm.
o Saat pengapian: (maksimal pada 950 Kondisi awal waktu pengapian
RPM) tidak pas di posisi 5o maka
o Seri 5K: 5o sebelum TMA pada RPM 750 distributor perlu dilakukan
(idle) pemutaran agar didapatkan
waktu pengapian yang sesuai
standar pabrik.
d) Bila tidak pas kendorkan baut pengikat
distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e) Jangan memutar setelan oktan selektor
pada distributor
f) Periksa kembali saat pengapian setelah
baut pengikat distributor dikencangkan.
g) Lepas slang vakum pada distributor, Hasil pemeriksaan slang vakum
waktu pengapian berubah-ubah sesuai saat disumbat: Baik
besarnya RPM mesin. (Baik/Jelek)

Hasil pemeriksaan waktu


pengapian: Sesuai
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
Slang vakum yang ada di
distributor dilepas dan disumbat
lalu Rpm dinaik-turunkan
dengan memutar gas di
karburator, terjadi perubahan
waktu pengapiaan yang diikuti
juga dengan perubahan besar
kecilnya Rpm mesin.

h) Pasang kembali slang vakum pada Hasil pemeriksaan slang vakum


distributor. Periksa saat pengapian, saat saat dipasang: Baik
pengapian: 12°±3° sebelum TMA dengan (Baik/Jelek)
putaran maksimal 900 RPM.
Hasil pemeriksaan waktu
pengapian: Sesuai
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
Sewaktu slang vakum dipasang
putaran mesin menjadi lebih
tinggi disertai waktu pengapian
menjadi lebih mundur, ± 8°
sebelum TMA. Hasil pengukuran
tersebut sesuai spesifikasi
pabrikan.

i) Periksa cara kerja percepatan vakum Hasil pemeriksaan slang vakum


advance. Pastikan slang vakum saat dipasang: Baik
distributor terpasang dengan baik. Posisi (Baik/Jelek)
oktan selektor harus berubah-ubah sesuai
dengan buka-tutup katup throttle. Hasil pemeriksaan posisi oktan
selector: Sesuai
(Sesuai/TidakSesuai)

Kesimpulan:
Saat katup gas bergerak
(berubah-ubah) dari membuka
sedikit sampai membuka penuh,
posisi oktan selektor juga
bergerak sedikit maju-mundur.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan bahasan ynag telah diuraikan sebelumnnya, maka penulis
dapat menyimpulkan mobil Kijang 5K yang diperbaiki menggunakan
batterai berkapasitas 12V 45Ah, Bagian terminal positif terhubung dengan
Fusiblelink berkapasitas ±60A, sedangkan terminal negatif dihubungkan
dengan ground atau massa. Tegangan dari baterai selanjutnya menuju ke
terminal B kunci kontak, besaran tegangan baterai diantara 12V sampai
13,5V. Saat kunci kontak on (posisi IG) maka arus dari baterai mengalir
melewati Fuse sebelum masuk ke terminal positif Primer Koil. Besarnya
Fuse adalah ± 20A. Untuk jenis koil yang lain terdapat tahanan luar
(Ballast). Terminal negatif Koil disambungkan dengan kontak pemutus
(Platina) yang berguna menghubungkan dan memutuskan massa (ground)
sirkuit primer koil agar terjadi induksi pada sirkuit primer, dengan diatur
oleh putaran nok/cam distributor.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan, sistem pengapian merupakan hal
yang sangat penting untuk memaksimalkan pembakaran di mesin mobil.
Melakukan perawatan pada pengapian konvensional bertujuan
meningkatkan efesiensi bahan bakar dengan daya yang dihasilkan.
Pengecekkan secara rutin celah platina dan sudut pengapian sangat perlu,
agar sistem bisa bekerja dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai