Anda di halaman 1dari 5

JOBSHEET:SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

A. Tujuan
1. Peserta didik dapat menunjukan pemeriksaan sistem pengapian pada kendaraan
sesuai SOP
2. Peserta didik dapat medemonstrasikan pemeliharaan sistem pengapian
konvensioal pada kendaraan sesuai SOP

B. Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum melaksanakan praktik
2. Memakai baju praktik (wear pack)
3. Menggunakan alat sesuai dengan kegunaannya
4. Melaksanakan praktik sesuai intruksi dari guru
5. Mengguanakan Manual book
6. Menjaga kebersihan alat dan bahan

C. Alat dan Bahan


1. Alat umum mekanik:
a. Kunci ring set
b. Kunci pas set
c. Kunci T 12
d. Kunci shock 14 dan penyambung
e. Kunci busi
f. Tang kombinasi
g. Obeng (-) (+) dan obeng kecil -
2. Alat ukur:
a. Multitester
b. Hidrometer
c. Engine analiser / tune up tester
d. Timing light
a. Feeler gauge
3. Alat Bantu:
a. majun
b. Kompresor
c. Amplas
d. Lampu penerang
e. sikat baja
f. nampan
4. Bahan : Engine stand/unit mobil Toyota Kijang 5 K

D. Langkah Kerja
1. Pemeriksaan Baterai
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel
positifnya. Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api.
a. Kondisi bodi
1) Baterai yang rusak dan bocor tidak
dapat diperbaiki lagi dan harus diganti
baru.
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

1
b. kondisi terminal
1) Bersihkan terminal baterai dari kotoran
maupun minyak/vet dengan air hangat
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan
amplas
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

c. ketinggian air accu


1) Letakan baterai pada tempat yang rata
dan periksa volume electrolite pada
batas Upper dan lower. Apabila kurang
tambahkan dengan air suling (accu
zur).
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

d. Periksa tegangan baterai


1) Dengan menggunakan baterai tester
atau multi tester periksalah tegangan
baterai (kondisi penuh: 12.6 volt)
2) Jika tegangan batery rendah, maka
harus di charge ulang.
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

e. Periksa lubang penguapan pada tutup baterai.


1) Dengan menggunakan tekanan udara
kompresor tiupkan udara pada lubang
penguapan udara
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

f. Periksa berat jenis (BJ) electrolyte


1) Dengan menggunakan Hydrometer
periksalah BJ electrolite, normal 1.260-
1.280 pada suhu 25o C. Perbedaan
setiap sel < dari 0.025
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..
2. Pemeriksaan kunci kontak
a. cara memeriksa kunci kontak masih
dalam kondisi baik atau tidak, sebagai
berikut:
1) Memeriksa secara fisik dengan
melihat ada atau tidak terminal
yang lepas dan isolator kabel
terbakar.
2) Memeriksa hubungan antar
terminal kontak menggunakan ohm
meter.
b. Hubungan antar terminal kontak jika
kunci kontak masih dalam kondisi baik
seharusnya seperti yang ditunjukan
tabel di bawah ini.
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..
2
3. Pemeriksaan Busi
Pemeriksaan secara visual. Periksa busi
kemungkinan terdapat hal-hal berikut:
a. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan
isolator
b. Keausan elektroda
c. Gasket rusak atau berubah bentuk
d. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran
yang berlebihan

Bersihakan Busi
a. Jangan menggunakan alat pembersih
busi lebih lama dari yang diperlukan
b. Hembuskan kompoun dan karbon
pembersih dengan udara bertekanan
c. Besihkan ulir dan permukaaan luar
isolator

Stel celah busi


a. Periksa setiap celah busi menggunakan
feller gauge. Jika perl, stellah dengan
membengkokkan bagian yang menonjol dari
elektroda. (celah busi 0.75 – 0,8 mm) dan
penggantian setiap 20.000 km

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi


a. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
b. Jangan menekuk kabel
c. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
d. Periksa tahanan kabel menggunakan
Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
e. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel
Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

5. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil


a. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
b. Jangan menekuk kabel
c. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
d. Periksa tahanan kabel menggunakan
Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
e. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

3
6. Pemeriksaan tahanan primer coil
a. Periksa tahanan koil pengapian dengan
Ohmmeter pada skala x1 atau x10.
b. Periksa tahanan antara terminal posistif (+)
dan negatif (-) koil.
c. Tahanan (tanpa internal resistor) 1.3 – 1.6

d. Tahanan (dengan internal resistor) 1.5 – 1.9

Hasil Pemeriksaan :…………………………….
Kesimpulan :……………………………………..

7. Pemeriksaan Tahanan sekunder coil


pengapian
a. Periksa tahanan koil pengapian dengan
Ohmmeter pada skala x1kΩ
b. Periksa tahanan antara terminal posistif
(+) dan terminal tegangan tinggi.
c. Tahanan (tanpa internal resistor) 10.7 -
14.5 kΩ
d. Tahanan (dengan internal resistor) 13.7 -
18.5 kΩ

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

Pemeriksaan kondisi tuutp distributor


a. Periksa tutup distributor dari
kemungkinan retak, sisa-sisa karbon,
terbakar atau terminal berkarat, pegas
bagian tengah lemah.

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

8. Pemeriksaan cara kerja dari governor


advance
a. Putar rotor berlawanan arah jarum jam
dan lepaskan, rotor harus kembali ke
posisi semula dengan cepat

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

9. Pemeriksaan Kondisi rotor


a. Periksa rotor dari kemungkinan retak, sisa-
sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat

Hasil Pemeriksaan :…………………………….


Kesimpulan :……………………………………..

10. Pemeriksaan cara kerja vacum advance


a. Hubungkan slang vacum distributor dengan vacum tester.
b. Saat dihisap breaker plate harus
bergeser dari dudukannya.

4
c. Saat selang vakum dilepas, breaker plate
harus kembali ke posisi awal

11. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina


atau celah udara
a. Cek kondisi platian dari keausan
maupun kontak yang tidak tepat,
perbaiki atau ganti bila platina sudah aus
b. Stel celah platina
1) Putar poros engkol sampai rubbing
blok posisi terendah
2) Kendorkan skrup pengikat paltina
3) Sisipkan feller gauge 0,45 mm
diatara rubbing blok dengan lembah
nok
4) Bila celah tidak tepat, geser platina
menggunakan obeng (-) pada
tempat penyetelan sampai tepat
5) Kencangkan sekrup platina

12. Pemeriksaan Sudut Dwell


a. Periksa sudut Dwell dengan
menggunakan Dwell tester
b. Sudut Dwell standar: 52o ± 6o
c. Jika sudut Dwell tidak pas, stell ulang
celah Platina

13. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition


Timing)
Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada kondisi
a. Oktan selektor pada posisi standart.
b. Lepaskan slang vakum dari sub
diafragma distributor dan sumbat ujung
slangnya.
c. Dengan mesin berputar idling sesuai
spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o Seri 2K, 3K, 4K : 8o sebelum TMA
o Seri 5K : 5o sebelum TMA
d. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat
distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e. Periksa kembali saat pengapian setelah
baut pengikat distributor dikencangkan.
f. Pasang kembali slang vakum pada
distributor.
g. Periksa saat pengapian, saat
pengapian : 12 ± 3o sebelum TMA pada
@ max. 900 RPM

TUGAS

1. BUATAH LAPORAN HASIL PRAKTIK ANDA !

Anda mungkin juga menyukai