Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa terapi yang dipilih untuk menyelesaikan diagnosa Ansietasa

1. Terapi Relaksasi
Terapi relasksai menurut Townsend, 2009 merupakan terapi yang digunakan untuk

menurunkan tekanan atau intensitas dimana dari relaksasi dapat menghasilkan

energi untuk otak. Terapi ini cocok pada klien dengan ansietas dimana respon

sistem saraf pusat menimbulkan aktifitas involunter pada tubuh termasuk

pertahanan tubuh, kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin) yang

menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak oksigen, pupil menjadi dilatasi,

tekanan atreti dan frekuensi jantung, membuat kontriksi pembuluh darah verifer

dan meningkatkan kerja glikogenolisis menjadi glukosa guna menyokong

jantung, otot dan sistem saraf pusat (Videback, 2001). Dengan demikian pada saat

terjadi ansietas terjadi ketidakseimbagan secar fisik, perubahan tanda vital,

gangguan pola makan, pola tidur dan adanya ketegangan otot (Stuart dan laraia,

2005). Latihan tehnik relaksasi didasarkan pada kerja sistem saraf simpatis dengan

relaksasi akan menghambat jalur tersebut dengan cara mengaktivasi sistim saraf

para simpati dan memanipulasi hipotalamus melalui pemusatan pikiran rangsang

stress terhadap hipotalamus melalui pemusatan pemikiranuntuk memperkuat sikap

positif sehingga rangsanga stress terhadap hipotalamus menjadi minimal.

Relaksasi Progresif adalah proses digunakan untuk meregangkan atau

melepaskan kelompok otot , diawali dari otot muka dan bergerak ke seluruh

bagian tubuh sampai ke bagian kaki( Stuart, 2009). Tindakan relaksasi seperti

tarik nafas dalam menurunkan tegangan otot dan mengubah kesadaran, jika

ketegangan otot mengendur ansietas akan berkurang.


2. Thought Stoping
Klien ansietas berat sampai panik ditandai dengan lapang pandang yang

berkurang, individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta

tidak berfikir tentang hal lain, aktifitas motoriik meningkat persepsi yang

menyimpang dan kehilangan pikiran yang rasional (Videback, 2001). Kondisi ini

membuat klien kehilangan pikiran rasional dan mempunyai persepsi yang buruk

akan dirinya dan menilai buruk atau negatif terhadap dirinya. Terapi Thought

stopping diberikan pada klien ansietas, dimana klien diberi latihan tehnik

penghentian yang dipelajari yang dapat digunakan setiap kali klien ingin

menghilangkan pikiran yang mengganggunya atau pikiran negatif yang tidak

diinginkan dari dirinya ( Townsend, 2009). Latihan thougth stopping adalah suatu

proses terapi yang dapat membantu menghentikan pikiran yang mengganggu

(Stuart dan Laraia, 2005). Dengan latihan thougth stopping klien yang

mempunyai pikiran negatif akan dirubah proses pikirnya. Mengubah proses pikir

penting dilakukan oleh seorang terapis kepada klien untuk menghentikan alur

pikiran negatif melalui penghadiran rangsangan atau stimulus.


Setelah dilakuka terapi thougth stopping klien dengan ansietas memberhentikan

pikiran negatifnya saja yang menjadi pemikiran setelah selesesai terapi tersebut

klien perlu diberikan terapi lanjutan untuk mengisi kekosongan yang ada agar

klien yang sudah tidak ada pikiran negatif tentang dirinya


3.
4. Terapi kognitif Varcarolis, dkk (2006) menjelaskan bahwa terapi kognitif

merupakan terapi yang didasarkan pada keyakinan klien dalam kesalahan berfikir,

mendorong pada penilaian negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Selama proses restrukturisasi pikiran, terapis membantu klien untuk

mengidentifikasi pikiran otomatis negatif yang menyebabkan ansietas, menggali


pikiran tersebut, mengevaluasi kembali situasi yang realistis dan mengganti hal

negatif yang telah diungkapkan dengan ide-ide membangun.


Pada klien yang mengalami ansietas

5. Terapi per

6.

Menurut Videback (2008), menegaskan bawa bahwa


7. Logo Terapi
Logo terapi dipakai untuk terapi klien dengan ansietas karena logo terapi itu

sendiri bertujuan untuk mebangkitkan klien


8.
9. L
10. L
11. L
12.
B. Usulan terapi yang tepat untuk diagnosa Ansietas

Anda mungkin juga menyukai