Anda di halaman 1dari 10

AZOOSPERM

Pengertian

 Azoosperm didefinisikan sebagai tidak adanya sperma pada ejakulasi. Kondisi ini terjadi
pada 1% dari selutuh populasi laki-laki dan 10-15% dari pasien laku-laki yang mengalami
infertilitas.
Anatomi Fisiologi
Etiologi

 1. Non Obstruksi Azoosperm (NOA) dimana terjadi suatu masalah atau gangguan pada
proses produksi sperma yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti masalah
hormonal, genetik, gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, penggunaannobat
terlarang, dsb), kegagalan testis, serta varicocele (varises pada organ vital pria).
 2. Obstruksi –Azoosperm (adanya sumbatan pada saluran keluarnya sperma) ini
disebabkanadanya kelainan kongenital (tidak adanya saluran vas deferens, sumbatan
pada saluran epyfidimis) atau kelainan yang didapat ( infeksi, vasektomi, dan disebabkan
tindakan medis pada saluran reproduksi seperti operasi penurunan testis/ orchidopexy,
operasi hernia,/ herniotomy)
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

1. Pretestikular
- Hipogonadotropik hipogonadisme
- Hiperprolaktinemia
- Resistensi androgen
2. Testicular
- Varikokel
- Testis undesensus
- Torsio testis
- Orchitis mumps
- Obat-obatan gonadotoksin
- Kelainan genetik
- Idiopatik
3. Pasca Testikuler
- Disfungsi ejakulasi
- Obstruksi saluran reproduksi
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas sperma adalah:
 Konsumsi alkohol
 Merokok
 Obesitas
 Pekerjaan yang berhubungan dengan panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida
 Penggunaan obat-obatan seperti sulfasalazin, kolkisin, allopurinol. simetidin, siklosporin, anti
depresan, obat kemoterapi, dan steroid anabolik
 Penyakit sistemik: diabetes mellitus, kanker, gagal ginjal, infeksi
 Riwayat trauma testis
 Riwayat pembedahan di pelvis, retroperitoneal, kandung kemih, riwayat pembedahan hernia[
Data Penunjang

 Anamnesis gejala dan faktor resiko


 Pemeriksaan genetalia eksterna dan pemeriksaan fisik
 Analisis semen
 Pemeriksaan kadar hormone LH, FSH, dan testosterone
 Biopsy (mengambil sampel testis)
Patofisiologi
1. Fisiologi Sperma
Proses fisiologi sperma dibagi menjadi 4 aspek: hormonal, spermatogenesis, penyimpanan, dan pengeluaran sperma.
a. Hormonal
Produksi sperma diatur oleh aksis hipotalamus-pituitari-gonad (HPG). Hipotalamus melepaskan gonadotropin-releasing hormon (GnRH) secara pulsatil. Pelepasan GnRH
distimulasi oleh melatonin dan dihambat oleh testosteron, inhibin B, corticotropin-releasing hormone, opium, stress dan penyakit sistemik lainnya.
GnRH kemudian menstimulasi kelenjar pituitari anterior untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Selanjutnya LH menstimulasi sel
Leydig di testis untuk menghasilkan testosteron, dan FSH menstimulasi sel Sertoli untuk memulai diferensiasi sel germinal dalam spermatogenesis. FSH juga menyebabkan sel
Sertoli untuk memproduksi inhibin B. Testosteron dan inhibin B kemudian memberikan umpan balik negatif kepada hipotalamus.
b. Spermatogenesis
Sel Sertoli yang distimulasi oleh FSH akan memulai proses spermatogenesis dengan melakukan diferensiasi sel germinal. Sperma yang dihasilkan oleh proses spermatogenesis
ini kemudian akan dilepaskan dari sel Sertoli ke tubulus seminiferus, hingga mencapai epididimis.
c. Penyimpanan
Selama 1-12 hari berada di epididimis, sperma mengalami maturasi sehingga mampu melakukan fertilisasi. Selanjutnya sperma masuk ke vas deferens, lalu ke vesika
seminalis dan duktus ejakulatorius. Sperma siap dikeluarkan saat ejakulasi.
d. Pengeluaran Sperma
Saat ejakulasi, terjadi kontraksi otot polos yang mengelilingi duktus serta otot bulbouretra dan otot pelvis lainnya. Leher kandung kemih akan tertutup untuk mencegah aliran
balik ejakulat.
2. Patofisiologi Azoospermia
Azoospermia terjadi ketika tidak dapat ditemukan sperma pada ejakulat. Jika melihat proses fisiologi sperma di atas, hal ini dapat disebabkan oleh kelainan pada 4 proses
tersebut, baik kelainan hormonal, kelainan spermatogenesis, kelainan pada proses penyimpanan sperma, maupun masalah pada jalur pengeluaran sperma. Penyebab
kelainan pada 4 proses tersebut akan dibahas pada bagian etiologi penyakit.
Penatalaksanaan Medis

Pengobatan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan penyebabnya di antaranya adalah:


 Dengan menggunakan obat, antibiotic guna mengobati infeksi pada sistem reproduksi, serta pengobatan hormon untuk
mengatasi ketidakseimbangan hormon yang terjadi.
 Percutaneous embolization, prosedur ini digunakan untuk mengobati varicocele. Sebuah obstruksi (penyumbatan) dibuat
dalam pembuluh darah yang membesar. Ini akan menghentikan aliran darah dan mengobati varicocele.
 Ekstrasi sperma (TESA / PESA), prosedur untuk menghilangkan sperma dari testis atau epididimis jika tersumbat. Sperma yang
telah diambil dapat disimpan atau digunakan untuk membuahi sel telur wanita melalui program bayi tabung / IVF. Tingkat
keberhasilan pengambilan sperma sekitar 25 – 65% tergantung dari klinik-klinik fertilitas tersebut.
 Micro TESA (Microsurgical Testicular Spem Aspiration) adalah prosedur sederana yang digunakan untuk mendapatkan
sperma pada pria dengan obstruksi azoosperm. Ka kita tidak memperoleh sperma dengan menggunakan teknik TESA, maka
dilanjutkan dengan TESE (Microsurgical Testicular Sperm Extraction).
 Apa yang teradi selama prosedur TESA? Jarum yangebih besar dimasukkan ke dalam testis dan tubulus seminiferous dimana
sperma diaspirasi
 Operasi, mungkin perlu dilakukan untuk menghilangkan varikokel atau memperbaiki vas deferens yang diblokir / tersumba
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai