Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian Isolasi Sosial


 Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998).
 Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend, 1998).
 Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.
Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan
untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan
sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman
dengan orang lain (DepKes, 1998).
 Menarik diri adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya
terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (DepKes RI, 1983).
 Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi dengan
lingkungan sosial atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dan dengan tidak bisa
berbagi pikiran dan perasaannya (Rawlins, Heacock, 1993).
 Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
pikiran, perasaan serta pengalaman serta mengalami kesulitan berinteraksi secara spontan
dengan orang lain. Individu yang demikian berusaha untuk mengatasi ansietas yang
berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, rasa bersalah, dan merasa tidak
aman dengan berbagai respon.
 Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang
terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksible yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial. Tiap individu
mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat
hubungan, yaitu hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan.
Keintiman saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan
setiap hari. Individu tidak mampu memenuhi kebutuhannya tanpa adanya hubungan
dengan lingkungan social. Oleh karena itu individu perlu membina hubungan
interpersonal.

Isolasi Sosial 35
 Keputusan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam proses
berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respons lingkungan
yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang
sinkron (Stuart dan Sundeen, 1995). Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan
ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran
serta, respons lingkungan yang negative. Kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak
percaya diri dan keinginan untuk menghidar dari orang lain.

B. Perkembangan Hubungan Sosial


Kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan individu mulai bayi sampai usia lanjut. Untuk mengembangkan hubungan
social yang positif, setiap tugas perkembangan diharapkan dapat dilalui. Tugas–tugas
hubungan sosial menurut tahap perkembangan.
 Bayi
Bayi sangat tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Bayi
menggunakan komunikasi yang sederhana untuk memenuhi kebutuhannya misalnya
dengan menangis. Respon ibu atau pengasuh terhadap kebutuhan bayi, harus sesuai
dengan harapannya agar bayi berkembang rasa percaya diri terhadap lingkungan dan
orang lain. Kegagalan pemenuhan kebutuhan bayi tergantung pada orang lain akan
mengakibatkan rasa tidak percaya terhadap diri sendiri, orang lain dan menarik diri
(Haber, dkk, 1987).
 Pra Sekolah
Anak pra sekolah mulai memperluas hubungan socialnya diluar lingkungan
keluarga. Anak menggunakan kemampuan yang telah dimiliki untuk berhubungan dengan
lingkungan diluar rumah. Dalam hal ini anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari
keluarga khususnya pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku anak yang
adaptif. Hal ini merupakan dasar rasa otonomi anak yang berguna untuk mengembangkan
kemampuan hubungan interpersonal. Kegagalan anak dalam berhubungan dengan
lingkungan disertai respons keluarga yang negatif akan menyebabkan anak menjadi tidak
mampu mengontrol diri, tidak mandiri, pesimis dan takut perilakunya salah.
 Anak Usia Sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang lebih luas khususnya lingkungan sekolah.
Pada usia ini anak mulai mengenal bekerjasama, kompetisi, dan kompromi. Konflik
sering terjadi dengan orang tua karena pembatasan dan dukungan yang tidak konsisten.
Isolasi Sosial 36
Teman dengan orang dewasa di luar keluarga merupakan sumber penting pada anak.
Kegagalan dalam membina hubungan dengan teman sekolah, kurang dukungan guru dan
pembatasan dan pembatasan dari orang tua mengakibatkan frustasi terhadap
kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu dan menarik diri.
 Remaja
Pada usia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman sebaya, lebih
memperhatikan hubungan dengan lawan jenis. Hubungan dengan teman sangat
tergantung, sedangkan hubungan dengan orang tua mulai independen. Kegagalan
membina hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua akan
mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan menidentifikasi karir dan rasa
percaya diri yang kurang.
 Dewasa Muda
Pada usia ini individu mempertahankan hubungan interdependen dengan orang tua
dan teman sebaya. Individu belajar mengambil keputusan dengan memperhatikan saran
dan pendapat orang lain, seperti : memilih pekerjaan, memilih karier, melangsungkan
perkawinan. Kegagalan individu dalam melanjutkan kuliah, pekerjaan, perkawinan akan
mengakibatkan individu menghidari hubungan intim, menjauhi orang lain dan merasa
putus asa.
 Dewasa Tengah
Individu pada usia dewasa ini, mengalami penurunan ketergantungan pada orang tua,
khususnya individu yang telah menikah. Jika ia telah menikah maka peran menjadi orang
tua dan mempunyai hubungan antar orang dewasa merupakan situasi tempat menguji
kemampuan hubungan interdependen. Kegagalan dalam tugas perkembangan ini akan
menyebabkan produktivitas dan kreativitas berkurang, individu hanya perhatian terhadap
diri sendiri dan kurang perhatian terhadap orang lain.
 Dewasa Lanjut
Pada masa ini individu akan mengalami kehilangan fisik, kegiatan, pekerjaan, pasangan
hidup, anggota keluarga. Individu memerlukan dukungan orang lain dalam menghadapi
kehilangan.

C. Rentang Respon Sosial


Manusia adalah makhluk social yang dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari
membutuhkan orang lain dan lingkungan social. Hubungan dengan orang lain dan

Isolasi Sosial 37
lingkungan social akan menimbulkan respons social pada individu. Rentang respons social
tersebut digambarkan sebagai berikut ( Stuart dan Sudeen, 1995 )

Rentang respons social

Respon adaptif Respon Maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsive
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan

Keterangan dari rentang respon social

Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma social dan cultural dimana individu
tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal. Respon maladaptive adalah respon yang
idlakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma–norma
social dan kebudayaan suatu tempat.

a. Solitude
Solitude atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
merenung apa yang telah dilakukannya dilingkungan sosialnya dan suatu cara untuk
mengevaluasi diri untuk menentukan langkahnya.
b. Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam
hubungan social.
c. Kebersamaan
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal, dimana hubungan tersebut mampu untuk
saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan
Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal.
e. Kesepian
Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak adanya perhatian dengan orang lain
atau lingkungannya.
f. Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak berhubungan dengan
orang lain untuk mencari ketenangan sementara waktu
g. Ketergantungan
Isolasi Sosial 38
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang dimiliki
h. Manipulasi
Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain
sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada
orang lain. Individu tidak dapat membina hubungan social secara mendalam
i. Impulsive
Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai penilaian
yang buruk dan tidak dapat diandalkan dan cenderung memaksakan kehendak.
j. Narkisisme
Harga diri rapuh secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan pujian,
memiliki sikap egosentris, cemburu dan marah jika orang lain tidak mendukung.

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda isolasi sosial yang didapat dalam wawancara :
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau tidak diterima orang lain.
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
e. Pasien tidak mampu berkomunikasi dan membuat keputusan.
f. Pasien merasa tidak berguna.
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.

Gejala Umum :
a. Klien terlihat mondar mandir tanpa tujuan
b. Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
c. Afek tumpul
d. Kontak mata kurang
e. Kurang spontan.
f. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
g. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
h. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
i. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada sama sekali, klien tidak bercakap–cakap
dengan klien lain.
j. Mengisolasi diri atau menyendiri.
k. Aktivitas menurun.
l. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitar.
m. Kurang energi.
n. Harga diri rendah.
o. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien lebih sering memutuskan percakapan
dan pergi ketika diajak berbicara.
p. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.

Isolasi Sosial 39
E. PENYEBAB
1) Factor Predisposisi
 Factor Perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama
proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus
dilalui individu dengan sukses. Karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat
dipenuhi maka akan menghambat masa perkembangan selanjutnya kurangnya
stimulus kasih sayang, perhatian dan dapat mengambat terbentuknya rasa percaya baik
itu rasa tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa
terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan dan merasa tertekan.
 Factor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan pada
struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel,penurunan berat badan dan volume
otak serta perubahan struktur limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
 Faktor Sosial – Budaya
Faktor sosial dapat menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan dalam membina
hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktif
diasingkan dengan orang lain. Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis , kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok
sebaya, perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba - tiba misalnya harus
dioperasi, bercerai, putus sekolah , PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi
( korban perkosaan , dituduh melakukan KKN, dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang
lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
2) Faktor Presipitasi
 Stress Atau Social Budaya
Stress social budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam berhubungan,
misalnya karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan
faktor psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang
lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan
klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan.
 Stressor Psikologis

Isolasi Sosial 40
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu
untuk berhubungan denngan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan
memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah
diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri).

F. PENGKAJIAN
Isolasi social adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain. Untuk mengkaji pasien isolasi social kita dapat
menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga. Tanda dan gejala
isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara adalah :
 Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
 Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
 Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
 Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
 Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
 Pasien merasa tidak berguna.
 Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.

Pertanyaan–pertanyaan berikut ini dapat kita tanyakan pada waktu wawancara untuk
mendapatkan data subjektif :

 Bagaimana pendapat pasien terhadap orang–orang disekitarnya (keluarga atau tetangga) ?


 Apakah pasien mempunyai teman dekat? bila punya, siapa teman dekat itu ?
 Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya ?
 Apa yang pasien inginkan dari orang–orang disekitarnya ?
 Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien ?
 Apa yang menghambat hubungan harmonis antara pasien dengan orang–orang
disekitarnya?
 Apakah pasien merasa bahwa waktu begitu lama berlalu ?
 Apakah pernah ada perasaan ragu untuk melanjutkan kehidupan ?

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
2.Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

Isolasi Sosial 41
Isolasi Sosial 42
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TGL DX
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
EVALUASI
Isolasi Pasien mampu : Setelah …, pertemuan SP. 1 (Tgl … … … … … )
sosial  Menyadari pasien mampu :  Identifikasi penyebab :
penyebab isolasi  Membina hubungan  Siapa yang satu rumah dengan pasien ?
sosial saling percaya  Siapa yang dekat dengan pasien ? apa sebabnya ?
 Berinteraksi  Menyadari  Siapa yang tidak dekat dengan pasien apa sebabnya ?
dengan orang penyebab isolasi  Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang
lain sosial, keuntungan lain:
dan kerugian  Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaaan berinteraksi
berinteraksi dengan dengan orang lain.
orang lain.  Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
 Melakukan berinteraksi dengan orang lain
interaksi dengan  Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman
orang lain secara dan bergaul akrab dengan mereka
bertahap  Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan
tidak bergaul dengan orang lain
 Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik
pasien.

 Latih berkenalan :
 Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
 Berikan contoh cara berinteraksi dengan orang lain
 Berikan kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi
dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat
 Mulailah bantu pasien berintraksi dengan satu orang teman /
anggota keluarga.

Isolasi Sosial 43
 Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2, 3, 4 orang dan seterusnya.
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
 Siap mendengarkan ekspersi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain, mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilannya atau kegagalannya, beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
 Masukkan jadwal kegiatan pasien.

SP. 2 (Tgl … … … … …)
 Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1)
 Latih berhubungan sosial secara bertahap
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP. 3 (Tgl … … … … …)
 Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1 & SP 2)
 Latih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu : Setelah ….., pertemuan SP. 1 (Tgl … … … … …)
Merawat Pasien isolasi Keluarga mampu  Identifikasi masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
sosial di rumah menjelaskan tentang : pasien.
 Masalah isolasi sosial  Penjelasan isolasi sosial
dan dampaknya pada  Cara merawat pasien isolasi sosial
pasien  Latih ( simulasi )
 Penyebab isolasi sosial  RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien.
 Sikap keluarga untuk
membantu pasien

Isolasi Sosial 44
mengatasi isolasi
sosialnya.
 Pengobatan yang
berkelanjutan dan
mencegah putus obat.
 Tempat rujukan dan
fasilitas kesehatan
yang tersedia bagi
pasien.
SP. 2 (Tgl … … … … …)
 Evaluasi kemampuan keluarga (SP. 1)
 Latih Keluarga merawat langsung ke pasien
 RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien

SP. 3 (Tgl … … … … …)
 Evaluasi kemampuan keluarga (SP.1 dan SP. 2)
 Latih Keluarga merawat langsung kepasien
 RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien

Setelah …, Pertemuan SP. 4 (Tgl … … … … …)


Keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan keluarga.
 Menyebutkan  Evaluasi kemampuan pasien.
kegiatan yang sudah  RTL Keluarga :
dilakukan. o Follow Up
 Melaksanakan follow o Rujukan
up rujukan.

Isolasi Sosial 45
DAFTAR PUSTAKA

 Carpenito, lynda Juall. 1998. Buku Saku Kedokteran. Jakarta : EGC.


 Ernawati Dalami, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta : Trans Info Media.
 Sujono Hadi, Teguh Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha
Ilmu
 Keliat, B.A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
 Short, G.W dan Sandra, J. Sunden. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.
Jakarta : EGC.
 Towsend, Mary C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
 Maramis, Wf. 1995. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.

Isolasi Sosial 46

Anda mungkin juga menyukai