Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Waham

Waham adalah suatau keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Anna, 2011:165).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun
dibuktikan kemustahilannya itu (Maramis, 1991:117).
Waham merupakan gangguan proses pikir ditandai dengan keyakinan, ide-ide,
pikiran yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataa, dipertahankan secara terus
menerus.

B. Rentang Respon

Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai


berikut :
Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Isi Pikir Waham


 Persepsi akurat.  Kadang-kadang isi pikir  Ketidakmampuan untuk
 Emosi konsisten dengan terganggu ilusi. mengalami emosi.
pengalaman.  Reaksi emosional  Ketidakmampuan isolasi
 Prilaku sesuai dengan berlebihan atau kurang. social.
hubungan social.  Perilaku ganjil atau tidak
lazim.

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon


secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada
keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau
perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan
pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia
akan mengalami gangguan isi pikir : waham.

C. Psikodinamika
Waham 99
1. Faktor Prediposisi
Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham dapat dibagi menjadi 2
teori yang diuraikan sebagai berikut :
a. Teori Biologis
1) Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota
keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak
saudara lain).
2) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak
lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu
kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang
menderita skizofrenia.
3) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan
aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya
diobservasi pada psikosis.
b. Teori Psikososial
1) Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998) menggambarkan
perkembangan Skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga.
Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam
anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu
kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang
saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak
harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk
ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu
memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
2) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan
menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak
menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua
tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
3) Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego
yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling
mempengaruhi antara orang tua, dan anak. Karena ego menjadi lebih lemah 

Waham 100
penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim
menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan
penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu :
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi
informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
b. Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan  ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
prilaku.
c. Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti :
gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan
yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres
gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.

D. Tanda-Tanda Waham

Waham 101
No. Jenis Waham Pengertian Contoh
1. Waham Kebesaran Menyakini bahwa ia memiliki “ saya ini pejabat di
kebesaran atau kekuasaan departemen
khusus, di ucapkan berulang kesehatan lho.”
kali tetapi tidak sesuai Atau “ saya punya
kenyataan. tambang emas”.
2. Waham Curiga Meyakini bahwa ada seseorang “saya tahu. Anda
atau kelompok yang berusaha ingin
merugikan/mencederai dirinya, menghancurkan
di ucapkan berulangkali tetapi hidup saya karena
tidak sesuai kenyataan. iri dengan
kesuksesan saya.”
3. Waham Agama Memiliki keyakini terhadap ”kalau saya mau
suatu agama secara berlebihan, masuk surga saya
di ucapkan berulangkali tetapi harus menggunakan
tidak sesuai kenyataan. pakaian putih setiap
hari.”
4. Waham Somatik Meyakini bahwa tubuh atau “saya sakit kanker”.
bagian tubuhnya terganggu / Setelah pemeriksaan
terserang penyakit, di ucapkan laboratorium tidak
berulangkali tetapi tidak sesuai ditemukan tanda-
kenyataan. tanda kanker namun
pasien terus
mengatakan bahwa
ia terserang kanker.
5. Waham Nihilistik Meyakini bahwa dirinya sudah “Ini kan alam kubur
tidak ada di dunia / meninggal, ya, semua yang ada
di ucapkan berulangkali tetapi disini adalah roh–
tidak ada di dunia / meninggal, roh.”
di ucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
E. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakann sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham, yaitu :
Waham 102
a. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang–ulang digunakan dan
menetap ?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda–benda di sekitarnya aneh dan
tidak nyata?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa bahwa ia berada di luar tubuhnya?
e. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau di bicarakan oleh orang lain?
f. Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya di kontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atu kekuatan lainya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu
Gangguan proses pikir : waham.

Waham 103
3. Intervensi

PERENCANAAN
TGL DK
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
Gangguan Pasien mampu : Setelah pertemuan pasien dapat SP. 1 (tgl.................................)
 Dengan mengetahui
Proses Pikir  Berorientasi kepada memenuhi kebutuhannya  Identifikasi kebutuhan
Waham kebutuhan klien yang
realitas secara pasien
belum terpenuhi
bertahap
perawat dapat
 Mampu berinteraksi
merencanakan untuk
dengan orang lain
memenuhinya dan lebih
dan lingkungan
memperhatikan
 Menggunakan obat
kebutuhan klien
dengan prinsip 10
tersebut sehingga klien
benar
merasa nyaman dan
aman.
 Bicara konteks realita (tidak
 Menghadirkan realitas
mendukung atau
dapat membuka pikiran
membantah waham pasien).
bahwa realita itu lebih
benar dari pada apa
yang dipikirkan klien
sehingga klien dapat
menghilangkan waham

Waham 104
 Latih pasien untuk yang ada.
memenuhi kebutuhannya  Dengan melatih
kebutuhan klien yang
belum terpenuhi klien
dapat memenuhi
 Masukan dalam jadwal kebutuhannya sendiri
harian pasien  Dengan membuat
jadwal kegiatan maka
akan memudahkan
pasien untuk
melaksanakan kegitan
hariannya.
Setelah pertemuan pasien mampu: SP. 2 (......................................)
 Menyebutkan kegiatan yang  Evaluasi kegiatan yang lalu
telah dilakukan (SP. 1)
 Mampu menyebutkan serta  Identifikasi potensi/  dengan mengetahui
memilih kemampuan yang kemampuan yang dimiliki. kemampuan yang dimiliki

dimiliki klien, maka akan


memudahkan perawat
untuk mengarahkan
kegiatan yang bermanfaat
bagi klien dari pada
 Pilih dan latih potensi/

Waham 105
kemampuan yang dimiliki hanya memikirkannya.
 Dengan melatih potensi
 Masukan dalam jadwal dalam diri klien dapat

kegiatan pasien mengembangkan pola


pikir
 Dengan membuat
jadwal kegiatan maka
akan memudahkan
pasien untuk
melaksanakan kegitan
hariannya
Setelah pertemuan pasien dapat SP. 3 (......................................)
menyebutkan kegiatan yang sudah  Evaluasi kegiatan yang lalu
dilakukan dan mampu memilih (SP.1 dan SP. 2)
kemampuan lain yang dimiliki  Pilih kemampuan yang  dengan mengetahui
dapat dilakukan. kemampuan yang dimiliki
klien, maka akan
memudahkan perawat
untuk mengarahkan
kegiatan yang bermanfaat
bagi klien dari pada hanya
 Pilih dan latih kemampuan memikirkannya

Waham 106
lain yang dimiliki.  Dengan melatih
kemampuan yang lain
yang dimiliki klien akan
membantu mengalihkan
 Masukan dalam jadwal pemikirannya.
kegiatan pasien
 Dengan membuat jadwal
kegiatan maka akan
memudahkan pasien untuk
melaksanakan kegitan
hariannya.
Keluarga mampu: Setelah pertemuan keluarga SP. 1 (......................................)
 Mengidenti mampu:  Mengidentifikasi masalah  Menjelaskan tentang
  Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat masalah yang dialami
 fikasi waham  Menjelaskan cara merawat pasien. oleh pasien dan
pasien pasien  Jelaskan proses terjadinya pentingnya peran
 Memfasilitasi waham. keluarga untuk
pasien untuk  Jelaskan cara merawat mendukung pasien.
memenuhi pasien waham.
kebutuhannya  Latih (simulasi) cara
 Mempertahankan merawat.
program  RTL keluarga/Jadwal

Waham 107
pengobatan pasien merawat pasien.
secara optimal
Setelah pertemuan keluarga SP. 2 (......................................)
mampu :  Evaluasi kegiatan yang lalu  Melatih keluarga akan
 Menyebutkan kegiatan yang (SP1). mempermudah keluarga
sesuai dilakukan  Latih keluarga cara merawat dalam merawat pasien
 Mampu memperagakan cara (langsung ke pasien). dengan gangguan waham
merawat pasien  RTL keluarga
Setelah pertemuan keluarga SP. 3 (......................................) Untuk sejauh mana
mampu :  Evaluasi kemampuan keluarga dapat
 Mengidentifikasi masalah dan keluarga mengimplementasikan apa
mampu menjelaskan cara  Evalusi kemampuan pasien yang telah di ajarkan.
merawat pasien  RTL keluarga : Follow up
Rujukan

Waham 108
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi anna. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC
Videback, Sheila. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Waham 109

Anda mungkin juga menyukai