Rma 013 PDF
Rma 013 PDF
Abstrak
Aspal berfungsi sebagai perekat agregat dalam campuran perkerasan. Kekakuan, keawetan dan
kekuatan aspal dapat dibedakan berdasarkan nilai Penetrasi, Titik Lembek, Titik Nyala dan
daktilitas. Dari parameter inilah yang membedakan tingkat kualitas aspal sebagai bahan
pengikat. Kekakuan aspal dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan zat aditif terhadap
aspal tersebut. Zat aditif yang digunakan pada penelitian ini adalah Abu Cangkang Sawit yang
merupakan bahan limbah dari proses pembuatan minyak kelapa sawit. Abu cangkang sawit
(ACS) merupakan abu dari hasil pembakaran cangkang sawit yang mengandung SiO2 yang
bersifat reaktif dan mempunyai aktivitas pozzolanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik kekakuan (stiffness) aspal dengan menggunakan aspal yang dimodifikasi dengan
ACS dengan melihat karakteristiknya berdasarkan nilai Penetrasi, Titik Lembek dan Penetration
Index nya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspal dengan penambahan ACS dapat
digunakan untuk perkerasan jalan raya yang mempunyai temperatur perkerasan (T) antara 27o C
– 32o C dan lama pembebanan (tw) antara 0,09 detik – 0,15 detik karena memenuhi syarat nilai
kekakuan (stiffness) aspal mencapai 5 MPa (S.F. Brown, 1980). Jadi, penambahan ACS dapat
mengurangi terjadinya deformasi permanen dari perkerasan lentur jalan karena nilai
kekakuannya meningkat.
Keadaan jalan yang ada di Indonesia yang Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada
bervariasi ada yang dalam kondisi baik, skala laboratorium yang dilaksanakan pada
sedang dan ada juga dalam kondisi rusak Laboratorium Perkerasan Jalan Raya Jurusan
dipengaruhi oleh beban lalu lintas yang lewat Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
di atasnya. Kendaraan yang membawa Andalas.
muatan berlebih seperti yang sering terjadi di
sepanjang jalan lintas antar propinsi dapat Penelitian dilakukan untuk mengetahui
menyebabkan jalan rusak sebelum umur pengaruh ACS dengan variasi berbeda
pelayanan dicapai. terhadap nilai kekakuan (stiffness) aspal
berdasarkan pada prosedur pengujian standar
Salah satu usaha mengurangi kerusakan jalan SNI dan spesifikasi umum 2010. Pengujian
akibat beban yang berlebih adalah menaikan yang dilakukan adalah pengujian penetrasi
kualitas campuran perkerasan jalan. Seperti dan pengujian titik lembek (softening point).
dengan meningkatkan kekakuan aspal
(bitumen). Untuk meningkatkan mutu aspal Studi Literatur
dapat dilakukan dengan menambahkan zat
aditif pada aspal tersebut. Seperti Abu cangkang sawit memiliki kandungan utama
menambahkan limbah plastik ke dalam aspal silikon oksida (SiO2 ) yang memiliki sifat reaktif
atau menambahkan polimer (Rezza dan dan aktivitas pozzolanik yang bisa bereaksi
Imam, 2009). menjadi bahan yang keras dan kaku.
2
Paper No: RMA-013 Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014
Universitas Andalas, Padang, 26 Agustus 2014
3
Paper No: RMA-013 Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014
Universitas Andalas, Padang, 26 Agustus 2014
4
Paper No: RMA-013 Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014
Universitas Andalas, Padang, 26 Agustus 2014
dapat diketahui nilai kekakuan (stiffness) aspal Dari hasil tabel diatas dapat dibuat grafik
dengan menggunakan nomogram Van Der Poel. pengaruh penambahan ACS terhadap hasil
pengujian sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Berat Jenis
Pada pemeriksaan berat jenis ini didapatkan hasil Grafik Hubungan Penetrasi vs Kadar ACS/Aspal
dalam tabel berikut : 70
65
Penetra si (mm)
Tabel 2. Pemeriksaan Berat Jenis
Pemeriksaan Berat Hasil 60
Jenis 55
ACS 2,6
50
0 0,012 0,02 0,028 0,04
Penetrasi (mm) 70 69.8 66.15 58.85 50.55
2. Pemeriksaan Aspal
Gambar 2. Hubungan Penetrasi vs Kadar
Pada percobaan ini diperoleh hasil sebagai ACS/Aspal
berikut :
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Aspal Grafik menunjukan bahwa penambahan ACS
menjadikan aspal semakin keras dengan
Pemeriksaan Hasil semakin rendahnya nilai penetrasi dari benda uji.
Aspal Percobaan Dari hasil pemeriksaan juga dapat dilihat bahwa
Penetrasi Tanpa 70 mm benda uji campuran antara aspal dengan
Kehilangan Berat penambahan ACS sebesar 0,012 dan 0,02
Penetrasi dengan berdasarkan volume ACS/aspal memenuhi
Kehilangan Berat 52,3 mm batasan persyaratan spesifikasi yaitu antara 60 –
Titik Nyala 232,5 o C 70 mm (SNI 06-2456-1991).
Titik Bakar 298 o C
Grafik Hubungan Titik Lembek vs Kadar ACS/Aspal
Kehilangan Berat 0,1963 %
56
Daktilitas >1000 mm
Berat Jenis 1,0315 gr/cm3 54
Titik Lembek (o C)
Titik Lembek 50 o C 52
5
Paper No: RMA-013 Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014
Universitas Andalas, Padang, 26 Agustus 2014
Kekakuan (MPa)
0 1.2
1 0% ACS
-0.1
0.8 1.2% ACS
-0.2
0.6 2% ACS
-0.3
0.4
2.8% ACS
-0.4
0 0,012 0,02 0,028 0,04
0.2
4% ACS
PI -0.369 -0.18 -0.082 -0.016 0.017 0
1 2 3 4
Gambar 4. Hubungan Penetration Index vs Variasi lama pembebanan
Kadar ACS/Aspal
Gambar 6. Grafik Kekakuan Aspal vs Lama
Grafik diatas menunjukkan bahwa terjadinya Pembebanan dalam Temperatur 40o C.
peningkatan nilai indeks penetrasi (PI) benda uji
dengan naiknya jumlah kadar ACS dalam Nilai kekakuan aspal meningkat dengan
campuran benda uji tersebut. Dari hasil bertambahnya ACS pada aspal. Dan kekakuannya
perhitungan juga dapat dilihat bahwa semua akan menurun dengan bertambahnya lama waktu
benda uji campuran antara aspal dengan pembebanan.
penambahan ACS berdasarkan volume ACS/aspal
memenuhi batasan nilai PI antara +1 dan -1.
25
Kekakuan (Stiffness) Aspal
Kekakuan (M Pa)
20
Dari hasil menggunakan nomogram Van Der Poel 0% ACS
15
dengan semua parameternya yang dibutuhkan 1.2% ACS
dapat ditentukan nilai dari kekakuan (stiffness) 10
2% ACS
aspal dari semua variasi benda uji yaitu aspal + 5
ACS terlihat dari Gambar 5 sampai Gambar 8. 2.8% ACS
0 4% ACS
1 2 3 4
Variasi lama pembebanan
0.1
0.09
Gambar 7. Grafik Kekakuan Aspal vs Lama
Kekakuan (MPa)
0.08
0.07 0% ACS Pembebanan dalam Temperatur 20o C
0.06
1.2% ACS
0.05 Campuran aspal dengan kadar ACS yang paling
0.04 2% ACS
0.03
tinggi yaitu 4% ACS, menunjukan nilai kekakuan
2.8% ACS
0.02 yang paling besar. Tapi kekakuan ini akan
0.01 4% ACS menurun dengan meningkatnya lama waktu
0 pembebanan.
1 2 3 4
Variasi lama pembebanan
6
Paper No: RMA-013 Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014
Universitas Andalas, Padang, 26 Agustus 2014
Brown, 1980), maka temperatur perkerasan the Use Odda-kal powder in Bitumen and
untuk benda uji (ACS+Aspal) dengan kadar Bituminous Mixture. University of Leeds.
ACS/aspal berdasarkan volume 0,04 adalah England.
32o C dan lama pembebanan untuk benda uji [8] National Asphalt Pavement Association,
(ACS+Aspal) dengan kadar ACS/aspal Research and Education Foundation.
berdasarkan volume 0,04 adalah 0,15 detik, 1996. Hot Mix Asphalt Materials, Mixtur
dan semakin kecil temperatur perkerasan dan Design and Construction, second edition,
lama pembebanan untuk benda uji campuran Lanham. NAPA. Maryland.
ACS/aspal berdasarkan volume 0,028, 0,02, [9] Sukirman, Silvia. 1993. Perkerasan
dan 0,012 secara berturut-turut. Lentur Jalan Raya. NOVA. Bandung.
5. Penambahan jumlah kadar ACS dalam aspal [10] Shell Bitument. 1991. The Shell
dapat meningkatkan nilai kekakuan (stiffness) Bitumen Hand Book.
aspal. [11] Brown SF dan Brunton. 1984. An
6. Penambahan jumlah kadar ACS dapat Introduction to Analytical Design of
mempertahankan kekakuan aspal dalam lama Bituminous Pavement, 2th Edition.
pembebanan yang meningkat. University of Nottingham.
7. Penambahan jumlah kadar ACS dapat [12] Brown SF. 1980. An Introduction to The
mempertahankan kekakuan aspal dalam Analytical Design of Bituminous
temperatur perkerasan yang meningkat. Pavement. University of Nottingham.
London.
Jadi, aspal dengan penambahan ACS dapat [13] Robert D. Krebs dan Richard D.
digunakan untuk perkerasan jalan raya hanya Walker. 1971. Highway Materials.
pada temperatur perkerasan (T) antara 27o C – McGraw Hill.
32o C dan lama pembebanan (tw) antara 0,09 detik
– 0,15 detik karena memenuhi syarat nilai
kekakuan (stiffness) aspal mencapai 5 MPa
(Brown, 1980).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
[1] Syukur, M. 2011. Pengaruh Abu
Cangkang Kelapa Sawit sebagai Bahan
Tambahan Batako. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
[2] Bina Marga. Spesifikasi Umum 2010.
Direktorat Jendral Bina Marga.
Departemen Pekerjaan Umum.
[3] Laboratorium Transportasi dan
Perkerasan Jalan Raya. 2009. Buku
Penuntun Praktikum Bahan Perkerasan
Jalan Raya. Jurusan Teknik Sipil
Universitas Andalas. Padang.
[4] Muhardi, Sitompul, IR & Rinaldi. 2004.
Pengaruh Penambahan Abu Sawit
Terhadap Kuat Tekan Mortar. Seminar
Hasil Penelitian Dosen, Program Studi S1
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Riau.
[5] AASHTO. 1993. Guide for Design of
Pavement Structure. Washington DC.
[6] Wardoyo, Joko. 2003. Pengaruh Bahan
Tambah Gilsonite Pada Asphalt Concrete
Wearing Course (ACWC) Terhadap Nilai
Properties Marshall Dan Modulus
Kekakuan. Universitas Diponegoro.
Semarang.
[7] Putri, E. E. 2000. An Investigation into