B. Jenis Penalaran
Jenis penalaran yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu:
1. Penalaran Deduktif adalah proses penalaran yang memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik.
Contoh penalaran deduktif:
Umum : Penduduk Asia Tenggara rata-rata berkulit sawo matang.
Spesifik : Penduduk Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang. Penduduk Malaysia
kebanyakan berkulit sawo matang. Penduduk Thailand kebanyakan berkulit sawo
matang.
2. Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menguji informasi yang spesifik untuk
menarik suatu kesimpulan umum. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang
diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat
berlaku secara umum.
Contoh penalaran induktif:
Spesifik : Harimau berdaun telinga, berkembang biak dengan melahirkan. Kucing berdaun
telinga, berkembang biak dengan melahirkan. Kuda berdaun telinga, berkembang biak
dengan melahirkan.
Umum : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Masalah yang dipilih dalam penelitian geografi harus memenuhi kriteria, antara lain:
a. Masalah menyatakan hubungan antar dua variable, variable bebas mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variable terikat. Kedua variable ini harus saling berhubungan satu sama lain.
b. Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.
c. Masalah dapat diteliti dan memungkinkan adanya ketersediaan data.
Masalah yang dipilih untuk dijadikan bahan penelitian tentu saja akan berpengaruh terhadap
hasil akhir penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian yang membahas mengenai masalah
yang menarik untuk dikaji dan akan berguna untuk kepentingan masyarakat luas ataupun lembaga
terkait dalam pengambilan keputusan.
2. Menyusun Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah adalah kesenjangan antara yang
diharapkan dan yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian, terdapat hubungan yang erat
antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap perumusan masalah harus didasarkan pada
masalah. Contoh rumusan masalah:
a. Seberapa tinggi minat baca siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta?
b. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa dari sekolah negeri dan swasta?
c. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa?
3. Menentukan Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jika ada
pertanyaan: Apa yang Anda teliti? Maka jawabannya berkenaan dengan variable penelitian.
Secara teoritis variable diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki
“variasi” antara satu dengan yang lainnya. Tinggi, berat badan, usia, sifat, kedisiplinan, merupakan
atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk dan warna adalah atribut-atribut yang dimiliki
oleh suatu obyek.
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable lain, maka macam-macam variable dapat
dibedakan menjadi:
a. Variable Independen (bebas): variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
dan timbulnya variable dependen.
b. Variable Dependen (terikat): variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variable bebas.
c. Variable Moderator: variable yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variable independen dan dependen.
( Peran Orangtua
(moderator)
d. Variable Intervening: variable yang mempengaruhi hubungan antara variable independen dan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diukur atau diamati. Variable
ini merupakan penyela/antara yang terletak antara variable independen dan dependen, sehingga
variable independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable
dependen.
Contoh: Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variable antaranya, yaitu gaya hidup
seseorang.
(
Gambar 2. Contoh hubungan variable independen, dependen dan intervening
(
e. Variable Kontrol: variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable
independen dan dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variable ini
sering digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan mengetik. Variable independennya
pendidikan (SMA dan SMK). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya: naskah yang
diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.
(
Naskah, mesin tik dan ruangan sama
(kontrol)
PERUMUSAN
MASALAH
Analisis &
Komparasi
KERANGKA
PEMIKIRAN
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dapat
mencerminkan dan mewakili keseluruhan populasi. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat mengambil sampel yang
benar-benar representative (mewakili).
Teknik
Sampling
Probability Nonprobability
Sampling Sampling
a. Probability Sampling: teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
Simple random sampling: pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Biasanya digunakan dalam penelitian
yang anggota populasinya dianggap homogen. Misalnya: pasar burung, pasar kerajinan,
sekolah.
Proportionate stratified random sampling: teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Misalnya: dalam satu
perusahaan pegawainya terdiri dari lulusan S2 = 20 orang, S1 = 35 orang, SMA sederajat =
25 orang. Jumlah sampel yang diambil harus meliputi strata pendidikan tersebut.
Disproportionate stratified random sampling: teknik ini digunakan untuk menentukan
sampel dari populasi yang berstrata tapi tidak proporsional. Misalnya: suatu perusahaan
terdiri dari pegawai yang lulus S3 = 2 orang, S2 = 5 orang, SMA sederajat = 100 orang, SMP
sederajat = 70 orang. Kelompok lulusan S3 dan S2 jumlahnya terlalu kecil bila dibandingkan
dengan kelompok yang lain, maka semua pegawai lulusan S3 dan S2 dipilih sebagai sampel.
Cluster sampling: teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti sangat luas, misalnya penduduk suatu negara atau propinsi. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
b. Nonprobability Sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
Sampling sistematis: teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih nomor
ganjil, genap, atau kelipatan tertentu.
POPULASI SAMPEL
1 5 9
Diambil secara sistematis 1 5 9
2 6 10
3 7 11
3 7 11
4 8 12
B C
D E F G H I
J K L M N O
Tugas Mandiri
1. Jika akan mengambil landasan teori, lebih baik menyadur dari buku atau mencari di internet?
Berikan pendapat pribadi Anda!
2. Sebutkan pedoman penelitian yang baik!
3. Cobalah membuat daftar pustaka!
a. Nama pengarang luar
b. Pengarang terdiri dari dua orang
c. Pengarang terdiri lebih dari tiga orang
d. Pengarang anonim
4. Identifikasi masalah yang ada disekitar kalian, kemudian buatlah proposal laporan penelitian
yang berhubungan dengan fenomena geosfer!