Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang penelitian adalalah uraian yang dikemukakan oleh peneliti untuk mengantarkan pembaca
dalam rangka memahami posisi akademis peneliti, bidang kajian yang akan dibahas serta permasalahan
penelitian yang akan dikemukan. Latarbelakang penelitian dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
pendahuluan dan pengatar penelitian.

Pengantar penelitian atau forewords merupakan uraian yang mengantarkan ungkapan dan ekspresi
personal penulis terkait dengan kondisi emosional dan psikologikal yang dirasakan atau ditemukan
penulis selama melaksanakan perancangan, pelaksanaan penelitian, analisa sampai tahap penulisan
laporan ilmiah. Isi dari pengantar penelitian belum menyentuh hal subtansial dari sebuah penulisan
ilmiah. Uraian pengantar penelitian pada latarbelakang penelitian diletakan pada awal bagian
latarbelakang.

Pendahuluan atau introduction memuat empat hal pokok, yaitu (1) latarbelakang penelitian, (2) tujuan
penelitian, (3) manfaat penelitian , dan (4) keaslian penelitian. Keempat hal tersebut tidak boleh
memuat ekspresi pesonal sebagaimana termuat dalam bagian kata pengantar, bagian ini sudah
menyentuh subtansi ilmiah.

Latar belakang penelitian memuat dua hal utama yaitu (1) latar belakang formal (formal background)
dan (2) latar belakang material (material background). Kedua latarbelakang tersebut diterangkan
kedalam 2 buah subjudul sebagai berikut:

Latar belakang formal


Latarbelakang formal merupakan uraian berisi tentang penjelasan yang disampaikan peneliti yang
berkaitan dengan posisi akademis dan landasan filosofis keilmuan peneliti dalam menguraikan
permasalahan penelitiannya. Latar belakang formal menjadi hal penting disebabkan memberi kejelasan
mengenai bidang kajian yang digunakan serta pendekatan penelitian yang dijadikan sebagai landasan
berpikir peneliti dalam melaksanakan penelitian. Suatu objek yang sama akan menghasilkan karya
penelitian yang berbeda apabila bidang kajian disiplin ilmu juga berbeda.

Latar belakang material

Latarbelakang material masuk kedalam objek kajian yang merupakan subtansi dari penelitian.
Latarbelakang material menguraikan dua pertanyaan utama (1) terkait dengan objek penelitian yaitu
mengapa objek kajian itu diteliti atau apa arti pentingnya objek kajian tersebut diteliti? (2) terkait
dengan lokasi penelitian “Dimana penelitian tersebut dilaksanan, kapan dan mengapa wilayah tersebut
dipilih menjadi objek penelitian?”. Dengan menjawab dua pertanyaan tersebut peneliti diharapkan
mengemukan permasalahan penelitian (research problem). Permasalahan merupakan hal mutlak dalam
penelitian, hal ini juga disampaikan Leedy (1980) yang menyatakan no problems no research yang secara
bahasa diartikan jika tidak ada permasalahan maka tidak ada penelitian. Penelitian dapat dilaksanakan
apabila dimulai dengan identifikasi permasalahan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa pengertian dan sifat penelitian geografi ?

2. Sebutkan jenis-jenis penelitian geografi ?

3. Jelaskan langkah penelitian geografi ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sifat Penelitian Geografi

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.

Penelitian geografi memiliki ciri khas yang membedakan dengan penelitian bidang ilmu lain, yaitu
menggunakan pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah yang sudah dibahas di bab
sebelumnya. Sifat-sifat penelitian geografi antara lain:

1. Ilmiah, artinya penelitian menerapkan ilmu pengetahuan sebagai landasan teori dan
menggunakan langkah-langkah penelitian yang tepat.

2. Berbasis penemuan, penelitian berawal dari penemuan masalah di lingkungan geosfer yang
kemudian diteliti dan diambil datanya.
3. Berbasis pengembangan, kegiatan penelitian berusaha memperluas dan menganalisis lebih dalam
terhadap suatu kajian geosfer.

4. Menguji kebenaran, hasil penelitian yang telah dilakukan perlu diuji kebenarannya agar hasil lebih
akurat dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

5. Memecahkan masalah, tujuan penelitian sebenarnya adalah untuk memecahkan suatu


permasalahan geosfer.

B. Jenis-Jenis Penelitian Geografi

Jenis penelitian geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan, manfaat,
serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan Tujuan

Penelitian dilakukan sesuai dengan tujuan peneliti, misalnya dengan tuuan mencari hubungan sebab
akibat suatu masalah geosfer, mendeskripsikan permasalahan geografi, dan menemukan penyebab
terjadinya masalah geosfer. Jenis penelitian geografi berdasarkan tujuan sebagai berikut:

a. Penelitian Eksplorasi adalah penelitian yang cara perolehan datanya dilakukan melalui metode
wawancara, studi lapangan (observasi) dan studi pustaka. Rumusan hipotesis dan penarikan kesimpulan
dalam penelitian eksploratif didasarkan atas hasil pengumpulan data obyek dan subyek penelitian.

Tujuan penelitian eksploratif adalah sebagai berikut:


1) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

2) Mengembangkan hipotesis bagi penelitian selanjutnya.

3) Menggali suatu gejala yang masih baru atau belum pernah diketahui sebelumnya.

4) Mengembangkan gagasan dasar mengenai suatu topic permasalahan baru.

5) Memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam penelitian eksploratif sebagai berikut:

1) Mencari dan mengetahui hubungan antara gejala social dan gejala fisik.

2) Menemukan data empiris mengenai hubungan gejala social atau gejala fisik. Penggunaan empiris
bertujuan untuk merumuskan hipotesis yang berkualitas dalam penelitian selanjutnya.

b. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan penyebab masalah geosfer
sesuai fakta yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi. Penelitian deskriptif merupakan
kelanjutan penelitian eksploratif. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan alur sistematika
dalam pemecahan masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi.

c. Penelitian Eksplanatif dilakukan untuk menemukan penyebab permasalahan geosfer dengan cara
menguji hipotesis yang telah dirumuskan kemudian melakukan analisis perolehan data. Tujuan
penelitian ini adalah menghubungkan pola-pola yang memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola
hubungan sebab akibat dalam memecahkan permasalahan penelitian.
2. Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaan

a. Studi Kasus, merupakan penelitian untuk memecahkan masalah geosfer yang dilakukan dengan
cara melalui studi lapangan dan wawancara. Fenomena yang dikaji antara lain meliputi masyarakat,
lingkungan dan ekosistem. Misalnya meneliti tentang pembangunan permukiman di pinggiran sungai
Code yang berpotensi terkena banjir lahar dingin pada musim hujan dan dapat mengancam keselamatan
warganya.

b. Survei, merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis (kesimpulan
sementara) dan mendeskripsikan hubungan antar variable. Kualitas hasil survei bergantung pada
representatif (keterwakilan) sampel, tingkat kepercayaan data dan informasi dari responden.

c. Eksperimen, bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variable dalam memecahkan suatu
masalah. Penelitian ini biasanya membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok control. Misalnya ingin meneliti tentang “pengaruh kebiasaan membaca Al-
Qur’an terhadap hasil belajar siswa”. Maka peneliti membagi siswa menjadi dua, yaitu kelompok yang
rutin membaca Al-Qur’an (kelompok eksperimen) dan siswa yang jarang membaca Al-Qur’an (kelompok
control). Dengan demikian, melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner akan terlihat pengaruh
kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa. Apakah siswa yang rajin membaca Al-Qur’an
hasil belajarnya akan lebih baik? Hasil penelitian akan menunjukkan perbedaan antara kelompok
eksperimen dan control.

3. Berdasarkan Manfaat Penelitian

a. Penelitian Murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada. Penelitian
ini dapat merujuk pada penelitian sebelumnya dan dapat pula dijadikan dasar bagi penelitian
selanjutnya. Penelitian ini banyak digunakan di lingkungan akademis, misalnya skripsi, tesis dan
disertasi. Peneliti diberi kebebasan dalam menentukan masalah yang akan diteliti.

b. Penelitian Terapan, penelitian ini biasanya merupakan permintaan suatu pihak terhadap peneliti,
sehingga peneliti tidak memiliki kebebasan penuh dalam menentukan topic yang akan diteliti. Misalnya,
Dinas Perhubungan meminta peneliti untuk melakukan penelitian mengenai jalan di kota Yogyakarta
yang rawan macet pada jam kantor untuk kepentingan perencanaan jalur MRT (Mass Rapid
Transportation). Jurnal ilmiah merupakan bentuk penelitian terapan.
4. Berdasarkan Metode Penelitian

a. Penelitian Kualitatif, merupakan penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan secara


mendalam mengenai hasil pengumpulan data di lapangan. Penelitian kualitatif disajikan dengan
deskripsi atau kata-kata. Penelitian ini diterapkan pada beberapa kondisi antara lain:

1) Masalah penelitian belum tergambar jelas;

2) Ingin meneliti suatu fenomena secara mendalam;

3) Ingin memahami interaksi social;

4) Ingin memahami perasaan orang;

5) Ingin mengembangkan teori yang sudah ada;

6) Ingin memastikan kebenaran data, serta

7) Ingin meneliti sejarah perkembangan.

b. Penelitian Kuantitatif, penelitian yang menggunakan angka-angka dan statistic dalam analisisnya.
Penelitian kuantitatif diterapkan pada beberapa kondisi antara lain:
1) Masalah dalam penelitian sudah jelas, yaitu sudah ditampilkan pada proposal penelitian dalam
bentuk data;

2) Mencakup populasi yang luas dan banyak;

3) Ingin mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap obyek penelitian;

4) Ingin menguji hipotesis penelitian.

Penelitian kuntitatif dapat dibedakan menjadi dua: Penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu
menggambarkan secara sistematis tentang karakteristik populasi dan hasil perolehan data penelitian.
Penelitian kuantitatif inferensial, digunakan untuk mengetahui hubungan antar variable dengan
pengujian hipotesis.

c. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1) Perspektif Teori

Penelitian kuantitatif berakar pada positivisme dengan penganjur utamanya Auguste Comte dan Emile
Durkheim pada abad ke-l9. Para pengikutnya berupaya mencari penyebab suatu fenomena dan
hubungannya dengan fenomena lain. Sedangkan penelitian kualitatif berakar pada fenomenologis
dengan penganjur Max Weber dan Irwin Deutcher. Pandangan ini berusaha memahami perilaku
manusia dari kerangka pikir dan tindak-laku orang-orang itu sendiri.

2) Pendekatan

Penelitian kuantitatif mengharuskan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengontrol variabel, memilih
sampel, memberikan perlakuan, dan menganalisis hasil perlakuan. Sedangkan dalam penelitian
kualitatif, peneliti melakukan observasi partisipan sehingga dapat memahami fenomena tertentu.
3) Tujuan

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk memberikan verifikasi dalam pengertian menguji/mengetes teori
dengan perantaraan hipotesa dan menggunakan teknik stastistik. Penelitian kualitatif berupaya
menemukan ciri-ciri/sifat fenomena dan mengelompokkannya. Dengan demikian diharapkan akan
ditemui 'grounded theory'. Jadi, tujuannya adalah penemuan teori.

4) Pengumpulan Data

Peneliti kuantitatif memasuki lapangan dengan sikap reduksionalis. Ini berarti baik variabel, sarnpel,
hipotesis, maupun data yang dikumpulkan hanyalah yang benar-benar relevan dengan rancangan
penelitian. Sebaliknya, peneliti kualitatif mengumpulkan data secara ekspansionalistis agar lebih
memudahkannya memahami fenomena yang kompleks secara utuh.

5) Rancangan/design

Penelitian kuantitatif didesain secara pasti atau ditentukan terlebih dahulu (preoriented) tanpa dapat
diubah pada saat penelitian berlangsung (fixed). Sebaliknya, desain penelitian kualitatif bersifat lentur
(elastis). Desain dapat berubah sesuai kenyataan di lapangan sehingga juga bersifat emergent.

C. Langkah Penelitian Geografi

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 : 3), sedangkan penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang
dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis untuk memecahkan suatu permasalahan geografi
yang meliputi ruang sebagai suatu region sebagai obyek penelitian (Nur Maharani, 2013 : 18).
1. Menentukan Masalah

Penelitian dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah. Untuk itu langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian adalah memilih
masalah yang akan diteliti. Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan (Sugiyono, 2009 : 52). Misalnya: Pegawai yang terbiasa menggunakan mesin ketik
manual harus ganti dengan computer, maka akan terjadi masalah karena tidak terbiasa; Setiap
pergantian menteri akan diikuti pergantian kebijakan pendidikan, sehingga siswa harus menyesuaikan
dengan kebijakan yang baru.

Masalah yang dipilih dalam penelitian geografi harus memenuhi kriteria, antara lain:

a. Masalah menyatakan hubungan antar dua variable, variable bebas mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variable terikat. Kedua variable ini harus saling berhubungan satu sama lain.

b. Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.

c. Masalah dapat diteliti dan memungkinkan adanya ketersediaan data.

Masalah yang dipilih untuk dijadikan bahan penelitian tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil akhir
penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian yang membahas mengenai masalah yang menarik
untuk dikaji dan akan berguna untuk kepentingan masyarakat luas ataupun lembaga terkait dalam
pengambilan keputusan.

2. Menyusun Rumusan Masalah


Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan
dan yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Namun demikian, terdapat hubungan yang erat antara masalah dan
rumusan masalah, karena setiap perumusan masalah harus didasarkan pada masalah. Contoh rumusan
masalah:

a. Seberapa tinggi minat baca siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta?

b. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa dari sekolah negeri dan swasta?

c. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa?

3. Menentukan Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jika ada pertanyaan: Apa
yang Anda teliti? Maka jawabannya berkenaan dengan variable penelitian.

Secara teoritis variable diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki “variasi” antara
satu dengan yang lainnya. Tinggi, berat badan, usia, sifat, kedisiplinan, merupakan atribut-atribut dari
setiap orang. Berat, ukuran, bentuk dan warna adalah atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu obyek.

Menurut hubungan antara satu variable dengan variable lain, maka macam-macam variable dapat
dibedakan menjadi:

a. Variable Independen (bebas): variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
dan timbulnya variable dependen.

b. Variable Dependen (terikat): variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variable bebas.
c. Variable Moderator: variable yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variable independen dan dependen.

d. Variable Intervening: variable yang mempengaruhi hubungan antara variable independen dan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diukur atau diamati. Variable ini
merupakan penyela/antara yang terletak antara variable independen dan dependen, sehingga variable
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable dependen.

Contoh: Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan
hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variable antaranya, yaitu gaya hidup seseorang.

e. Variable Kontrol: variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable
independen dan dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variable ini sering
digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan mengetik. Variable independennya pendidikan
(SMA dan SMK). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya: naskah yang diketik sama, mesin tik
yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.

4. Menentukan Landasan Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian adalah
mencari teori-teori, konsep, dan generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan
teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sumadi, 1990). Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu
semua peneliti harus berbekal teori.
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang tersusun secara sistematik sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan fenomena (Cooper and Schindler, 2003). Secara umum teori mempunyai
tiga fungsi, yaitu:

a. Fungsi menjelaskan (explanation), contohnya: jika besi dipanaskan akan memuai.

b. Fungsi meramalkan (prediction), contohnya: jika besi dipanaskan hingga suhu 75°C berapa
pemuaiaannya?

c. Fungsi pengendalian (control). Contohnya: berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling
sesuai dengan iklim tropis di Indonesia agar pemuaiaan rel tidak mengganggu jalannya kereta api?

Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian,
dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai sumber, sehingga landasan yang dijadikan
pedoman teori menjadi kuat dan valid. Jumlah teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan akan
tergantung pada permasalahannya. Semakin lengkap referensi yang digunakan, maka landasan teori
semakin baik.

5. Menyusun Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran berawal dari
perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Selanjutnya variable-variabel yang akan
diteliti harus dijelaskan secara teoritis sesuai dengan landasan teori dan dapat pula merujuk pada
penelitian yang relevan. Secara teoritis perlu dijelaskan pula hubungan antara variable bebas dan
terikat, sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Kemudian hubungan antar
variable tersebut dianalisis dan dibandingkan, yang akan menghasilkan kerangka pemikiran. Berdasarkan
kerangka pemikiran tersebut barulah dirumuskan hipotesis.

6. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis adalah langkah selanjutnya dalam penelitian setelah peneliti mengemukakan
perumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
tersebut dinyatakan dalam kalimat tanya. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui
pengambilan data.

Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian kualitatif sifatnya eksploratif sehingga tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan nantinya akan ditemukan hipotesis.

7. Menentukan Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang memiliki karakteristik tertentu, yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda lainnya. Populasi bukan hanya jumlah,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.

Misalnya, kita akan meneliti di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasi karena memiliki sejumlah
subyek (guru, siswa, karyawan) dan obyek (ruang kelas, perpustakaan, sarana belajar). Namun demikian,
sekolah X juga memiliki karakteristik subyeknya, misalnya kompetensi guru, motivasi belajar siswa,
disiplin kerja karyawan. Sekolah X juga memiliki karakteristik obyek, misalnya tata ruang kelas, kebijakan
dan tata tertib sekolah. Semua ini adalah populasi karena dapat diteliti dan dijadikan sumber data.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dapat
mencerminkan dan mewakili keseluruhan populasi. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat mengambil sampel yang
benar-benar representative (mewakili).

8. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling.

a. Probability Sampling: teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:

b. Nonprobability Sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
9. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data berdasarkan terkniknya antara lain sebagai berikut:

a. Interview (wawancara): teknik pengumpulan data yang didasarkan pada self report (laporan diri
sendiri) atau pada keyakinan diri sendiri. Jadi keterangan responden harus benar dan dapat dipercaya
karena berdasarkan pengalaman pribadi mereka sendiri. Misal ingin meneliti tentang perjuangan
kemerdekaan Indonesia, sebaiknya yang menjadi responden adalah mantan pejuang yang mengalami
perang secara langsung (jika masih hidup), bukan anak atau bahkan cucunya. Jika tidak ada lagi pejuang
yang masih hidup, maka sebaiknya memilih ahli sejarah sebagai respondennya.

Keunggulan dari wawancara adalah peneliti dapat memperoleh keterangan secara mendalam dari
responden, bahkan dalam prakteknya sering menemukan keterangan/hal-hal baru yang tidak
diperkirakan sebelumnya.

b. Kuesioner (angket): teknik pengumpulan data dengan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis yang akan dijawab/diisi oleh responden. Pertanyaan sebaiknya singkat, padat dan jelas; bahasa
yang digunakan juga harus mudah dimengerti oleh responden; pertanyaan harus seimbang dan tidak
menggiring ke jawaban yang baik saja atau yang jelek saja; penampilan fisik kuesioner harus rapi dan
menarik. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah respondennya banyak dan tersebar di wilayah yang
luas karena dapat dikirim lewat pos atau e-mail.

c. Observasi: teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap orang,
obyek alam, masyarakat, atau fenomena tertentu. Teknik observasi digunakan apabila penelitian yang
dilakukan berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Proses pengamatan
dilakukan secara menyeluruh agar data yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

10. Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul perlu diolah agar keakuratan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing Data, yaitu kegiatan meneliti kembali (pemeriksaan) data yang telah terkumpul, indicator
yang perlu diteliti adalah sebagai berikut:

1) Kelengkapan data sesuai daftar kebutuhan data

2) Kesesuaian dan relevansi data hasil pengamatan dengan kebutuhan data

3) Keseragaman data hasil penelitian, misalnya menggunakan satuan meter pada data hasil
pengukuran obyek di lapangan.

Peneliti dapat memperbaiki data hasil penelitian, baik berupa data studi lapangan atau jawaban
responden. Misalnya, responden lupa mengisi kolom jenis kelamin.

b. Coding, pembuatan kode (coding) merupakan kegiatan pengklasifikasian data sesuai jenis dengan
memberikan identitas angka atau huruf sehingga memudahkan pengolahan dan analisis data. Misalnya
jenis kelamin laki-laki diberi identitas angka 1 dan perempuang dengan angka 2.

c. Tabulasi Data, data yang sudah diklasifikasikan kemudian dimasukkan ke dalam tabel dengan
maksud agar lebih mudah dibaca dan dianalisis.

11. Analisis Data


Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data dari responden dan sumber data lain
terkumpul. Secara umum analisis data dapat dilakukan dengan:

a. Deskriptif, yaitu menganalisis data dengan cara menggambarkan dan menjelaskan data yang sudah
terkumpul secara apa adanya sesuai dengan yang ada di lapangan tanpa melakukan generalisasi atau
kesimpulan secara umum. Umumnya digunakan untuk mengolah data kualitatif. Misalnya menjelaskan
fenomena terjadinya banjir (gejala fisik) dan menjelaskan penyebab terjadinya urbanisasi ke kota-kota
besar (gejala social).

b. Statistik, yaitu analisis data menggunakan statistic untuk menganalisis data sampel yang sudah
terkumpul. Umumnya digunakan untuk mengolah data kuantitatif.

BAB III

KESIMPULAN

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.
Jenis-Jenis Penelitian Geografi

Jenis penelitian geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan, manfaat,
serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan Tujuan

2. Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaan

3. Berdasarkan Manfaat Penelitian

4. Berdasarkan Metode Penelitian

Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1) Perspektif Teori

2) Pendekatan

3) Tujuan

4) Pengumpulan Data

5) Rancangan/design
Langkah Penelitian Geografi

1. Menentukan Masalah

2. Menyusun Rumusan Masalah

3. Menentukan Variabel Penelitian

4. Menentukan Landasan Teori

5. Menyusun Kerangka Pemikiran

6. Perumusan Hipotesis

7. Menentukan Populasi dan Sampel

8. Teknik Pengambilan Sampel

9. Pengolahan Data

10. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai