JAKARTA
A. Pengantar
B. Tema
Tema dapat dipilih sesuai dengan minat siswa, misalnya kesesuaian dengan
mata pelajaran penjurusan IPA/IPS , terkait harapan dan kenyataan, permasalahan
sosial, isu-isu teknologi, kebudayaan, seni dan tradisi, permasalahan kesehatan,
lingkungan, dan sebagainya.
Halaman 1
C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah
1. KATA PENGANTAR
Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi:
a. Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah
c. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan
memungkinkan terwujudnya karya ilmiah
d. Pernyataan keterbukaan terhadap kritik dan saran dari pembaca
e. Penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, tahun pembuatan karya ilmiah, dan
nama penulis.
2. DAFTAR ISI
Karya ilmiah dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan setelah kata
pengantar dan sebelum bab pendahuluan. Daftar isi untuk memudahkan pembaca
mengetahui isi karya ilmiah.
Halaman 2
3. PENDAHULUAN (BAB I)
Guna mendukung penetapan masalah penelitian dan pembahasan yang akan diungkapkan,
maka diperlukan tinjauan pustaka atau teori yang kuat. Tinjauan pustaka akan mendasari
pengungkapan masalah dan pembahasan hasil penelitian yang menyeluruh. Tinjauan
pustaka mencakup dua hal yaitu: Tinjauan teori yang terkait dengan masalah yang akan
diteliti dan tinjauan hasil penelitian, terkait yang pernah dilakukan. Pendapat para ahli yang
termuat dalam biografi, buku ilmiah, dokumen, naskah, catatan, katalog, dan materi lainnya
dapat digunakan sebagai data utama atau pendukung dalam Karya Tulis Ilmiah siswa.
Pada bab ini, siswa harus menggunakan bahasa referensi, karena siswa akan mengutip
pendapat dari beberapa ahli, baik terkait definisi maupun teori. Intinya, siswa menjelaskan
tentang definisi operasional dari variabel penelitiannya dan dapat dilengkapi dengan teori-
teori yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Halaman 3
Contoh: pada judul Karya Tulis Ilmiah ”Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi
Belajar”, siswa harus mencari definisi dan teori dari variabel motivasi dan variabel
prestasi belajar.
Setelah masing-masing terjelaskan maka siswa harus memadukan dua hal yang masih
berdiri sendiri tersebut menjadi satu pola pikir yang utuh, rasional, dan logis sehingga kita
dapat membuat semacam generalisasi/kesimpulan umum.
Perlu diperhatikan:
1. Hindari mengadopsi pendapat dari blog.
2. Tahun terbitan diusahakan yang terbaru.
3. Aturan penulisan untuk mengutip suatu pendapat.
Observasi merupakan proses peneliti dalam melihat situasi dalam melihat situasi
penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku,
kegiatan atau peristiwa, dan waktu.
1. Penelitian Survei
Penelitian survei dilakukan dengan cara mengambil sampel satu populasi untuk
meneliti gejala-gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Umumnya, survei
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.
Halaman 5
Semakin besar suatu sampel, maka hasilnya semakin mencerminkan populasi.
Penelitian survei mencakup penelitian cross-sectional dan longitudinal. Penelitian
cross-sectional seringkali disebut penelitian sekali bidik atau one snapshot, yaitu
penelitian yang menggunakan pengumpulan data pada suatu titik waktu tertentu.
Sedangkan penelitian longitudinal adalah pengumpulan data yang dilakukan
selama suatu periode waktu tertentu yang relatif lama dan dilakukan secara terus
menerus.
2. Penelitian Eksperimen
1. Survei Kuesioner
Pengumpulan data dalam penelitian tentunya harus dilakukan secara ilmiah dan
sistematis. Peneliti melakukan survey dengan cara menyebar kuesioner atau
angket sebagai instrumen penelitian, kuesioner menjadi wadah yang efektif dan
efesien untuk mengumpulkan data yang akan diukur secara numerik.
2. Dataset statistik
Halaman 6
3. Wawancara
4. Observasi
Kursus mode apa sajakan yang pernah Anda ikuti, di mana, dan berapa
lama.
Halaman 7
Apakah tingkat pendidikan Anda?
a. SD c. SMA
b. SMP d. S1
Kesimpulan dan saran ini merupakan bagian penutup dari sebuah Karya Tulis Ilmiah.
Hal-hal yang dikemukakan dalam kesimpulan ialah:
1. Pernyataan-pernyataan kesimpulan analisis atau pembahasan yang
dilakukan di dalam bab-bab isi.
2. Kesimpulan merupakan jawaban permasalahan yang dikemukakan di dalam
pendahuluan.
3. Kesimpulan bukan rangkuman atau ikhtisar.
4. Pernyataan kesimpulan dapat berupa uraian (esai) atau berupa butir-butir yang
bernomor (poin-poin).
Halaman 8
8. ATURAN DALAM PENULISAN KARYA TULIS
Untuk memudahkan pengetikan tidak perlu diberi footnote (catatan kaki), cukup dalam
uraian disebut berdasarkan pendapat siapa dan sumbernya (hanya tahun terbit dan nomor
halaman).
Contoh:
Koentjaraningrat (1985:25) mengatakan, “……………………..
…………………………………………………………
………………………………………………….….”
Contoh:
Era globalisasi memberikan dampak yang tidak sedikit pada kehidupan
masyarakat. Seperti dikatakan oleh Aminuddin bahwa, ”tidak ada satupun perubahan sosial
yang tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat.” (Aminuddin.1992:228)
Peraturannya:
1. Penulisannya disendirikan (terpisah)
2. Isi kutipan ditulis menjorok ke dalam, sekitar 5-7 huruf (seperti awal
paragraf untuk setiap barisnya)
3. Setiap baris kutipan berjarak satu spasi
Contoh:
Kita tidak lagi tergetar melihat anak-anak hidup di jalan raya, nyenyak tergeletak
di pinggiran trotoar. Kita terbiasa melihat wajah-wajah beringas dan pelajar yang
bangga mengayun-ayunkan senjatanya ke arah lawannya, dan kita tidak lagi
peduli dengan pencuri berwajah biru legam, korban kecelakaan yang bersimbah
darah. Seperti inilah masyarakat kita sekarang. (Leila Ch. Budiman. 2005:16).
Halaman 9
1. Buku, majalah, atau surat kabar yang hendak dicantumkan di dalam daftar pustaka
disusun menurut abjad (sesudah namanya dibalik).
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama pengarang ditulis selengkapnya, tetapi gelar kesarjanaan tidak dicantumkan.
4. Penulisan nama dilakukan dengan menyebutkan nama akhir dulu baru nama
pertama dan dipisah dengan tanda koma (nama Tionghoa tidak perlu dibalik
urutannya)
Contoh:
Juanita H. William----------------William, Juanita H.
Andrea Hirata-----------------------Hirata, Andrea.
5. Pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan
ketentuan butir 4, nama pengarang ke-2 ditulis urutan biasa dan dihubungkan
dengan kata penghubung dan. Contoh: Jika penulisnya Andrea Hirata dan Ahmad
Fuadi, maka ditulisnya Hirata, Andrea dan Ahmad Fuadi.
6. Pengarang terdiri dari empat orang atau lebih, ditulis satu nama pengarang saja
sesuai ketentuan butir 4 lalu ditambahkan singkatan dkk.
Contoh: William, Juanita H. dkk.
7. Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh satu orang pengarang, nama
pengarang disebut sekali saja pada buku yang disebut pertama, untuk selanjutnya
cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik.
Contoh : Hirata, Andrea
.
.
8. Bila satu sumber membutuhkan beberapa baris dalam menuliskannya maka baris
kedua harus ditulis lebih masuk sekitar lima hingga tujuh huruf, dan setiap barisnya
berjarak satu spasi.
Buku: Noprizal, Hendra. 1994. Dimensi Mistik dalam Islam. Jakarta: Gramedia.
Majalah: Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa”.
Dalam Prisma XVII (1): 61-75. Jakarta.
Surat kabar: Tabah, Anton.1989. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”
dalam Suara Pembaruan, 1 September 1989. Jakarta.
Halaman
10
Sumber dokumen resmi pemerintah
Nur Asda Wardiah. 2000. Efek Bawang Putih (Allium Sativum) dan Cabe
Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) terhadap Jumlah Limfosit pada
Tikus yang Diberi Suplemen Kuning Telur. Karya Tulis Ilmiah
Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
(Nama asli ditulis di awal, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
tejemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan,
dan nama penerbit terjemahan. Bila tahun terbit buku asli tidak dicantumkan,
ditulis tanpa tahun).
Halaman 11
b. Karya Tulis Ilmiah untuk maju sidang, tidak perlu di-hard cover. Karya Tulis
Ilmiah di-soft cover bila telah selesai sidang dan sudah diperbaiki serta disetujui
oleh semua pihak yang terkait.
c. Warna soft cover Karya Tulis Ilmiah untuk program IPA biru donker dibagian
bawah dan bagian atas warna bening, Program IPS merah marun dibagian
bawah dan bagian atas warna bening. Yang diserahkan ke sekolah melalui
perpustakaan cukup satu saja (dalam bentuk soft copy dengan program PDF
upload melalui Google drive).
d. Pengetikan dilakukan pada satu muka kertas, tidak timbal balik dengan ukuran
sebagai berikut :
5. Penggunaan Nomor
1. Halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran
(bila ada) diberi nomor urut angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst), untuk
halaman judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak dituliskan,
tapi sudah dihitung.
2. Angka romawi besar (I, II, III, IV, V, dst.) digunakan untuk menomori tajuk bab
pendahuluan, tajuk bab isi, dan tajuk bab kesimpulan.
3. Halaman pendahuluan sampai daftar pustaka, lampiran diberi nomor urut dengan
menggunakan angka arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya).
4. Nomor halaman diletakkan pada pias kanan dengan jarak dua spasi dari margin
atas dan lurus margin kanan (untuk halaman yang berjudul, penomoran
diletakkan di tengah bawah, dua spasi dari margin bawah).
Halaman 12
BAB I
A.
B.
C.
BAB
II A.
B.
1.
2.
a.
b.
1).
2).
6. Penulisan Judul
a. Judul-judul bab harus ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Contoh:
- PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP PENYAKIT
DIABETES PADA USIA MUDA
- KAJIAN TEORI
b. Judul-judul subbab, anak subbab, ditulis dengan huruf kapital hanya pada huruf
pertama setiap kata (kecuali kata penghubung, kata depan). Contoh: Cara
Penanggulangan bagi Penderita
Analisis Data Remaja yang Putus Sekolah karena Faktor Ekonomi
c. Perumusan judul harus berbentuk frasa benda/kelompok kata benda. Tidak
boleh berbentuk kalimat.
Contoh:
ELEMEN-ELEMEN DALAM RAMBUT UNTUK MENYERAP TUMPAHAN
MINYAK DI LAUT
Seharusnya:
PEMANFAATAN ELEMEN RAMBUT DALAM PENYERAPAN TUMPAHAN
MINYAK DI LAUT
Halaman 13
Pengukuran Kertas A4(21x29,7 cm)
Pias atas 4 cm
Pias kanan
Pias kiri
3 cm
4 cm
Pias bawah 3 cm
Halaman 14
Contoh Halaman Judul
Oleh:
ANANDA ADINDA
Halaman 15
Contoh Lembar Pengesahan untuk Sidang Karya Tulis Ilmiah
LEMBAR PENGESAHAN
...................................... ......................................
Mengetahui,
Kepala SMA Muhammadiyah 11 Jakarta
Halaman 16
Contoh Lembar Pengesahan untuk Karya Tulis Ilmiah yang sudah di-Hard Cover
LEMBAR PENGESAHAN
........................................... .............................................
Tanggal: ............................ Tanggal: ..............................
……………………………… .............................................
Tanggal: ............................. Tanggal: ...............................
Halaman 17
PRESENSI BIMBINGAN
KARYA TULIS ILMIAH
SMA MUHAMMADIYAH 11 JAKARTA
Nama Lengkap : ………………………………………………………
Kelas : ………………………………………………………
NIS : ………………………………………………………
Guru Pembimbing 1 / 2 * : ………………………………………………………
MaPel Karya Ilmiah : ………………………………………………………
Judul Karya Ilmiah : ………………………………………………………
………………………………………………………
Tanggal Paraf Guru
No. Pokok Bahasan
Bimbingan Pembimbing
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Catatan untuk guru pembimbing
Bimbingan karya ilmiah
Disetujui Oleh,
Guru Pembimbing,
…………………………………………………
Halaman 18
CONTOH KARYA ILMIAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kita
dapat menjalankan aktivitas dengan nikmat sehat dan menyelesaikan tugas kami dalam memenuhi
tugas penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang kekerasan
Seksual di Lingkungan Pendidikan’.
Penelitian yang akan kami buat berhubungan dengan kekerasan seksual di lingkungan
pendidikan. Akibat maraknya kekerasan seksual belakangan ini sudah seharusnya kita sebagai pelajar
lebih terbuka dan peduli terhadap lingkungan kita. Di zaman sekarang pendidikan seksual
seharusnya bukan lagi hal yang tabu dan perlu ketransparanan agar terwujudnya merdeka belajar atas
rasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah.
Berkat dukungan materil dan non materil dari berbagai pihak yang mendukung, akhirnya
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cukup baik, dengan kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang
telah membantu terselesaikannya laporan ini, yakni kepada:
1. Bapak/Ibu............................................., selaku kepala SMA X Jakarta.
2. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
kurikulum.
3. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
Sarana dan Prasarana.
4. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
kesiswaan.
5. Bapak / Ibu......................................, selaku Pembimbing 1
6. Bapak / Ibu......................................, selaku Pembimbing 2
7. Bapak/ Ibu......................................., selaku Penguji
8. Bapak/Ibu guru SMA X Jakarta
9. Tidak lupa kepada teman-teman SMA X Jakarta.
Besar harapan kami penelitian yang kami buat dapat membantu banyak orang khususnya
untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
bersifat membangun guna perbaikan pada laporan selanjutnya. Harapan kami laporan ini dapat
menuai hasil yang memuaskan. Semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis tetapi juga bagi pembacanya.
Jakarta, ………………………..
Penulis
Halaman 19
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................2
A. Metode Penelitian................................................................................................................6
B. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................9
A. Hasil Penelitian..................................................................................................................10
1. Karakteristik Responden..............................................................................................10
2. Hasil Survei..................................................................................................................11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................24
Lampiran – lampiran.........................................................................................................................26
Halaman 20
Halaman 21
Selain itu korban juga akan mengalami ketidakpercayaan diri, sulit memercayai orang lain, dan
takut menjalin hubungan dengan orang lain sebagai dampak sosial dari kekerasan seksual. Jika hal
ini terjadi kepada seorang pelajar bagaimana bisa mereka menerima pendidikan yang layak jika
selalu dihantui begitu banyak dampak negatif pada dirinya.
Realita yang terjadi di lapangan adalah korban kekerasan seksual kerap kali tidak
mendapatkan haknya. Banyak pelaku kekerasan seksual tidak mendapatkan sanksi yang setimpal
atas perbuatan yang mereka lakukan. Sering sekali terjadi kasus di mana kekerasan yang korban
alami tidak mempunyai bukti yang kuat untuk dapat melaporkan kekerasan yang dilakukan pelaku.
Hal ini menjadi celah bagi para predator seksual melakukan aksinya. Mirisnya para pelaku yang
melaporkan hal yang mereka alami, malah mendapatkan laporan balik atas tuduhan pencemaran
nama baik.
Dengan dibuatnya penelitian ini, kami mengharapkan tidak adalagi kasus kekerasan seksual
yang menimpa pelajar di lingkungan pendidikan. Pelajar merupakan aset besar bagi negara yang perlu
untuk kita dilindungi dan jamin keamanannya dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Kami juga
mengharapkan masyarakat sekitar menjadi lebih terbuka dan peduli terhadap bahayanya kekerasan
seksual agar budaya ini dapat perlahan hilang sebagaimana mestinya.
B. Rumusan Masalah
2. Apakah pelajar SMA X Jakarta sudah mengetahui apa itu kekerasan seksual dan
cara melaporkannya?
3. Apakah SMA X Jakarta sudah termasuk lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman
bagi para peserta didik dari segala bentuk kekerasan seksual?
C. Tujuan Penelitian
2. Menciptakan rasa aman dan nyaman dari kekerasan seksual di lingkungan SMA X Jakarta.
Halaman 22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sedangkan, Farley dalam buku Sexual Shakedown; The Sexual Harassment of Women on The
Job (1978) menyebutkan bahwa kekerasan sekual sebagai rayuan seksual yang tidak dikehendaki
penerimanya, di mana rayuan tersebut muncul dalam beragam bentuk baik yang halus, kasar,
terbuka, fisik maupun verbal dan bersifat searah.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kekerasan seksual tidak mengenal gender
atau dapat di alami oleh laki-laki dan perempuan terlepas dari berbagai usia, latar belakang
pendidikan, nilai-nilai agama, dll. Kekerasan seksual terjadi karena tidak adanya persetujuan dari
korban maka dari itu dinyatakan bahwa korban tidak menghendakinya. Kekerasan seksual juga
mencakup banyak bentuk tidak hanya pemerkosaan, tetapi juga kekerasan secara verbal, nonfisik,
fisik, dan melalui media sosial.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengertian
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi darinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Halaman 23
Halaman 24
a. Menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman;
b. Mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual
kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban;
d. Mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual
tanpa persetujuan Korban;
e. Menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa seksual
tanpa persetujuan Korban;
f. Mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara
pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi;
n. Melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin;
Halaman 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, kami mengambil metode penelitian kualitatif untuk mencari data terkait.
Kami melakukan survei mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang Kekerasan Seksual di
Lingkungan Pendidikan” sebagai dasar awal mengetahui sudah sejauh mana pengetahuan pelajar
SMA X Jakarta mengenai kekerasan seksual dan apakah ada pelajar SMA X Jakarta yang pernah
menjadi penyintas kekerasan seksual baik di lingkungan sekolah, masyarakat, ataupun rumah.
1. Survei
Tabel 1.1 Instrumen Survei Mengenai mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang
Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan”.
No. Deskripsi
3. Pernahkah anda menjadi penyintas (korban) dari kekerasan seksual seperti pada
penjelasan sebelumnya? (Baik di lingkungan sekolah, rumah, ataupun
masyarakat)
4. Apakah anda sudah mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual yang
mungkin anda atau kerabat anda alami?
Halaman 26
B. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini peneliti dapat dari teknik survey. Peneliti
menggunakan alat bantu google form untuk melakukan penelitian. Responden dari penelitian
ini diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan yang terlampir di bagain lampiran.
Tabel 2.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta
Tentang Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan”.
Halaman 27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kuisioner dalam survei ini disebar dalam Google Form dimana penulis memperoleh
sebanyak 33 responden. Karakteristik dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA X
Jakarta.
1. Karakteristik Responden
Diagram 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA X Jakarta.
Jenis Kelamin
12%
Perempuan
Laki-laki
88%
Dalam diagram 1.1 di bawah ini dapat diketahui bahwa terdapat 88% responden perempuan
dengan jumlah 29 orang dan terdapat 12% responden laki-laki dengan jumlah 4 orang.
Tahun
33% Tahun
Tahun
55% Tahun
Dalam diagram 1.2 di bawah ini dapat diketahui bahwa terdapat 35% responden usia 15
tahun dengan jumlah 11 orang, 55% responden berusia 16 tahun dengan jumlah 18 orang, 9%
responden
berusia 17 tahun dengan jumlah 3 orang, dan 3% responden berusia 18 tahun dengan 1 orang.
Halaman 28
21 Hasil Survei
Diagram 1.3 Pengetahuan Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Kekerasan Seksual.
Sudah Belum
100%
Dalam diagram 1.3 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 100% responden dengan
jumlah 33 orang sudah mengetahui tentang apa itu kekerasan seksual.
Tabel 3.1 Beberapa Pendapat Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Pengertian
Kekerasan Seksual.
No. Deskripsi
1. Pelecehan seksual adalah suatu tindakan yang merugikan dan dilakukan pelaku untuk
menjadikan korban sebagai objek penyaluran keinginan yang condong ke arah
negatif.
2. Kekerasan seksual merupakan semua tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh tindakan seksual atau tindakan lain yang diarahkan pada seksualitas
seseorang dengan menggunakan paksaan tanpa memandang status hubungannya dengan
korban.
3. Perilaku intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan.
4. Suatu kejadian yang di lakukan atas persetujuan sepihak (pelaku) dan korban
merasa tertekan atas suatu kejadian/hal sexualitas.
5. Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks tak
yang
diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara
verbal ataupun fisik merujuk pada seks atau segala kegiatan yang terdiri dari aktivitas
seksual yang dilakukan secara paksa oleh orang dewasa pada anak atau oleh anak kepada
anak lainnya.
Halaman 29
Diagram 1.4 Data Penyintas Kekerasan Seksual Peserta Didik SMA X Jakarta (Baik di
Lingkungan Sekolah, Rumah, atapun Masyarakat).
da menjadi penyintas (korban) dari kekerasan seksual seperti pada penjelasan poster sebelumnya? (Baik di lingkungan sekolah, rumah, ata
33% Ya
Tidak
67%
Dalam diagram 1.4 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 33% responden pernah
mengalami pecelehan seksual dengan jumlah 11 orang dan terdapat 67% responden tidak pernah
mengalami kekerasan seksual dengan jumlah 22 orang.
Diagram 1.5 Pengetahuan Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Cara Melaporkan
Kekerasan Seksual.
Apakah anda sudah mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual yang mungkin anda atau kerabat
33%
Sudah
Belum
67%
Dalam diagram 1.5 dapat diketahui bahwa terdapat 67% responden sudah mengetahui cara
melaporkan kekerasan seksual dengan jumlah 22 orang dan terdapat 33% responden belum
mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual dengan jumlah 11 orang.
Halaman 30
Tabel 3.2 Beberapa Pendapat Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Tempat Untuk
Melaporkan Kekerasan Seksual.
No. Deskripsi
1. Lebih baik melapor ke yang lebih tua atau memiliki kekuasaan dan dipercaya. Kita
harus yakin bahwa kita melapor ke orang yang memang bisa dan ingin membantu.
Diagram 1.6 Pendapat Tentang Keamanan dan Kenyamanan SMA X Jakarta Dari Pelecahan
Sekasual.
urut anda apakah SMA X Jakarta sudah termasuk lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman dari pelecehan atau kekerasan seksual?
24% Sudah
Belum
76%
Dalam diagram 1.5 dapat diketahui bahwa terdapat 76% responden menyatakan SMA X
Jakarta sudah aman dan nyaman dari pecelehan seksual dengan jumlah 25 orang dan terdapat
24% responden menyatakan SMA X Jakarta belum aman dan nyaman dari pecelehan seksual
dengan jumlah 8 orang.
Halaman 31
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kami di atas, dapat disimpulakan bahwa:
1. Tingkat kekerasan seksual bagi pelajar masih sangat tinggi di Indonesia dan upaya pemerintah
masih belum maksimal dalam menangani kasus tersebut hingga banyak korban yang memilih
untuk memendam kejadian yang mereka alami. Untuk melihat realita itu kami mengambil sampel
lingkungan Pendidikan terdekat yaitu SMA X Jakarta sebagai sasaran dari penelitian yang kami
adakan.
2. Dari hasil survei yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa sudah banyak pelajar SMA X Jakarta
yang sudah tau mengenai dasar pengertian kekerasan seksual tetapi masih banyak pelajar SMA X
Jakarta yang menjadi korban kekerasan seksual baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat. Tandanya banyak orang yang sudah tahu tetapi belum memahami kaidah dari
kekerasan seksual itu sendiri.
3. Sebanyak 1 dari 33 responden yang mengisi survei penelitian kami mengungkapkan bahwa mereka
belum merasa bahwa SMA X Jakarta merupakan lingkungan Pendidikan yang aman dan nyaman dari
kekerasan seksual. Maka dari itu, sekolah sudah seharusnya meningkatkan kewaspadaannya
mengenai hal ini. Kedepannya tidak boleh ada lagi kasus-kasus serupa yang terjadi di SMA X Jakarta
agar dapat menjadi lingkungan pendidikan yang aman bagi para peserta didiknya dari segala
kekerasan yang ada.
4. Setelah melihat hasil survei yang kami adakan, lalu kami melanjutkan dengan pembuatan webinar
yang bertujuan untuk mengedukasi sehingga para peserta didik tidak hanya tahu tetapi juga paham
mengenai kekerasan seksual yang dapat dikatakan mencapai situasi gawat di Indonesia. Para
peserta didik juga menjadi lebih waspada yang peduli terhadap sesama sehingga perubahan kecil
bagi kemajuan negara Indonesia dapat dimulai dari sekolah yang kita cintai ini.
5. Dengan selesainya penelitian yang kami adakan, harapan yang kami inginkan adalah SMA X
Jakarta menjadi lingkungan pendidikan yang 100% aman dan nyaman bagi semua warganya.
Setiap celah di SMA X Jakarta harus terbebas dari kesempatan terjadinya kekerasan seksual dan
semua bagiannya teredukasi dan lebih terbuka mengenai isu ini agar kewaspadaan dapat
ditingkatkan.
Halaman 32
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com. (2021). Ini 21 Bentuk Kekerasan Seksual yang Diatur Dalam Permendikbud PPKS.
Diakses dari https://www.kompas.com/wiken/read/2021/11/14/075000581/ini-21-bentuk-
kekerasan-seksual-yang-diatur-dalam-permendikbud-ppks?page=all
Merdeka.com. (2019). Data KPAI, Selama 2019 Ada 123 Anak Korban Kekerasan Seksual di
Institusi Pendidikan. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/data-kpai-selama-
2019-ada-123-anak-korban-kekerasan-seksual-di-institusi-pendidikan.html
Detik.com. (2021). Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan 2021, KPAI: Pelaku 55% Guru.
Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-5873810/kekerasan-seksual-di-lingkungan-
pendidikan-2021-kpai-pelaku-55-guru/1
Halaman 33