Anda di halaman 1dari 34

wdwd

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

BAGI SISWA SMA MUHAMMADIYAH 11

JAKARTA

A. Pengantar

Siswa lulusan SMA sebagai calon ilmuwan ataupun sebagai anggota


masyarakat perlu dilatih dalam menuangkan buah pikirannya secara tertulis dalam
bentuk Karya Tulis Ilmiah. Karya Tulis Ilmiah tersebut tidak perlu harus dalam
jumlah halaman yang banyak, namun yang terpenting adalah tulisannya telah
memuat jawaban utuh dari “tema” Karya Tulis Ilmiah yang dipilih. Atas dasar itu,
maka sekolah perlu untuk menerbitkan panduan penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi
siswa SMAS Muhammadiyah 11 Jakarta.

B. Tema

Tema dapat dipilih sesuai dengan minat siswa, misalnya kesesuaian dengan
mata pelajaran penjurusan IPA/IPS , terkait harapan dan kenyataan, permasalahan
sosial, isu-isu teknologi, kebudayaan, seni dan tradisi, permasalahan kesehatan,
lingkungan, dan sebagainya.

Diusahakan tema tersebut relevan dengan jurusan/program yang diambil


sesuai dengan mata pelajaran peminatan.
IPA : Biologi, Kimia, Fisika
IPS : Ekonomi, Sosiologi, Geografi
PAI : Al Islam
misalnya siswa program IPA memilih hal-hal yang berkenaan dengan ilmu-
ilmu eksakta, seperti: Kegunaan dari Proses Elektrolisis, Pengaruh Merokok
terhadap Paru-Paru, Pengaruh Penggunaan Zat Pewarna Makanan
terhadap Kesehatan, dll.
Siswa program IPS dapat memilih tema-tema yang menyangkut kemasyarakatan,
seperti: Dampak Korupsi terhadap Peningkatan Tindak Kriminal di DKI
Jakarta, Nilai Persahabatan dalam Novel Negeri 5 Menara, Suara Pelajar
SMA Muhammadiyah 11 Jakarta terhadap kekerasan Seksual di
Lingkungan pendidikan dll.
Intinya, tema yang diambil tetap mempertimbangkan masalah yang penting,
aktual, dan menarik untuk dibahas dan disosialisasikan. Diupayakan juga supaya
tema yang dijadilkan Karya Tulis Ilmiah memang mengangkat permasalahan yang
belum pernah ditulis oleh orang lain. Jika memang permasalahan tersebut sudah
pernah ditulis, maka tujuannya untuk lebih mengembangkan tema terdahulu.

Halaman 1
C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah

Halaman judul luar (di-soft-cover)


Halaman judul dalam (halaman i dan tidak perlu dituliskan) LEMBAR
PENGESAHAN (halaman ii dan tidak perlu dituliskan) KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Bab II KAJIAN PUSTAKA
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Tempat dan waktu penelitian
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran

Isi dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. KATA PENGANTAR
Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi:
a. Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah
c. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan
memungkinkan terwujudnya karya ilmiah
d. Pernyataan keterbukaan terhadap kritik dan saran dari pembaca
e. Penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, tahun pembuatan karya ilmiah, dan
nama penulis.

2. DAFTAR ISI
Karya ilmiah dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan setelah kata
pengantar dan sebelum bab pendahuluan. Daftar isi untuk memudahkan pembaca
mengetahui isi karya ilmiah.

Halaman 2
3. PENDAHULUAN (BAB I)

Isi pendahuluan adalah:

A. Latar Belakang mengemukakan:


a. Uraian urgensi permasalahan secara tegas disertai fakta-fakta pendukung sehingga
masalah yang dipilih layak dikaji lebih lanjut (hal inilah yang bisa menjad alasan
mengapa memilih masalah tersebut untuk dijadikan tema Karya Tulis Ilmiah).
b. Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.

B. Rumusan Masalah mengemukakan:


Permasalahan yang telah dibatasi (merupakan inti permasalahan yang diajukan
dalam Karya Tulis Ilmiah) dirumuskan dalam kalimat tanya dan operasional
(mudah diukur). Boleh lebih dari satu rumusan sesuai dengan pembatasan
masalah yang telah ditetapkan peneliti.

Contoh: Bagaimana pengaruh tindak korupsi berpengaruh terhadap


peningkatan kriminalitas di Jakarta?

C. Tujuan penelitian mengungkapkan:


a. Upaya pokok yang akan dikerjakan untuk memecahkan masalah
b. Garis besar hasil yang hendak dicapai

4. BAB ISI/BATANG TUBUH KARYA TULIS ILMIAH

A. KAJIAN PUSTAKA (BAB II)

Guna mendukung penetapan masalah penelitian dan pembahasan yang akan diungkapkan,
maka diperlukan tinjauan pustaka atau teori yang kuat. Tinjauan pustaka akan mendasari
pengungkapan masalah dan pembahasan hasil penelitian yang menyeluruh. Tinjauan
pustaka mencakup dua hal yaitu: Tinjauan teori yang terkait dengan masalah yang akan
diteliti dan tinjauan hasil penelitian, terkait yang pernah dilakukan. Pendapat para ahli yang
termuat dalam biografi, buku ilmiah, dokumen, naskah, catatan, katalog, dan materi lainnya
dapat digunakan sebagai data utama atau pendukung dalam Karya Tulis Ilmiah siswa.

Pada bab ini, siswa harus menggunakan bahasa referensi, karena siswa akan mengutip
pendapat dari beberapa ahli, baik terkait definisi maupun teori. Intinya, siswa menjelaskan
tentang definisi operasional dari variabel penelitiannya dan dapat dilengkapi dengan teori-
teori yang relevan dengan variabel yang diteliti.

Halaman 3
Contoh: pada judul Karya Tulis Ilmiah ”Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi
Belajar”, siswa harus mencari definisi dan teori dari variabel motivasi dan variabel
prestasi belajar.

Setelah masing-masing terjelaskan maka siswa harus memadukan dua hal yang masih
berdiri sendiri tersebut menjadi satu pola pikir yang utuh, rasional, dan logis sehingga kita
dapat membuat semacam generalisasi/kesimpulan umum.

Perlu diperhatikan:
1. Hindari mengadopsi pendapat dari blog.
2. Tahun terbitan diusahakan yang terbaru.
3. Aturan penulisan untuk mengutip suatu pendapat.

5. METODOLOGI PENELITIAN (BAB III)

Pembahasan/uraian masalah yang dibahas berisi:


A. Metode Penelitian
Pada bagian ini siswa menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan
menggunakan alat-alat analisis yang ada.

1. Metode yang digunakan:

a. Pendekatan penelitian kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri


alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian,
perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data
kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di
dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip
interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan
ataupun gambar.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).


2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
4. Analisis data secara induktif.
5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
6. Penelitian dibatasi oleh fokus.
7. Desain penelitian bersifat sementara.
8. Laporan bernada studi kasus.
9. Interpretasi ideografik.
Halaman 4
Metode Pengumpulan Data

1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation)

Observasi merupakan proses peneliti dalam melihat situasi dalam melihat situasi
penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku,
kegiatan atau peristiwa, dan waktu.

2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh.


Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam,
yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian.
Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan
pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika
informan memberikan jawaban. Tanya semua kepada informan, untuk memenuhi
kebutuhan data yang diperlukan.

3. Penyelidikan Sejarah Hidup (Life Historical Investigation)


4. Analisis Konten (Content Analysis)

b. Pendekatan Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel


penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji
hipotesis. Penelitian kuantitatif juga menggunakan paradigma tradisional, positivis,
eksperimental atau empiris. Penelitian kuantitaif mencoba untuk memecahkan dan
membatasi fenomena menjadi terukur. Metode penelitiannya menggunakan
pengukuran yang terstandar atau menggunakan skala pengukuran data. Sehingga
secara esensial penelitian kuantitaif adalah penelitian tentang pengumpulan data
numerik untuk menjelaskan fenomena tertentu

Jenis Penelitian Kuantitatif berdasarkan metode:

1. Penelitian Survei

Penelitian survei dilakukan dengan cara mengambil sampel satu populasi untuk
meneliti gejala-gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Umumnya, survei
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.

Halaman 5
Semakin besar suatu sampel, maka hasilnya semakin mencerminkan populasi.
Penelitian survei mencakup penelitian cross-sectional dan longitudinal. Penelitian
cross-sectional seringkali disebut penelitian sekali bidik atau one snapshot, yaitu
penelitian yang menggunakan pengumpulan data pada suatu titik waktu tertentu.
Sedangkan penelitian longitudinal adalah pengumpulan data yang dilakukan
selama suatu periode waktu tertentu yang relatif lama dan dilakukan secara terus
menerus.

2. Penelitian Eksperimen

Eksperimen merupakan suatu rancangan penelitian yang mengidentifikasi


hubungan kausal. Tujuannya untuk mengisolasi dan melakukan kontrol terhadap
setiap kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti. Dalam pelaksanaannya,
peneliti melakukan pengamatan terhadap suatu efek atau pengaruh ketika
kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Perubahan atau manipulasi dilakukan
terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat.

Metode pengumpulan data:

1. Survei Kuesioner

Pengumpulan data dalam penelitian tentunya harus dilakukan secara ilmiah dan
sistematis. Peneliti melakukan survey dengan cara menyebar kuesioner atau
angket sebagai instrumen penelitian, kuesioner menjadi wadah yang efektif dan
efesien untuk mengumpulkan data yang akan diukur secara numerik.

2. Dataset statistik

Menggunakan dataset statistik merupakan tipikal penelitian kuantitatif,


penggunaan dataset statistik ini merupakan pengunaan data yang sudah tersedia.
Dataset yang digunakan biasanya sudah dikumpulkan oleh pihak ke-3 yang
memiliki otoritas. Cara ini biasanya lebih cepat karena yang dibutuhkan peneliti
hanyalah mengakses dataset, tidak perlu menyebar kuesioner ke lapangan.
Misalnya, peneliti menggunakan dataset hasil survel lembaga lain, yang terkait
dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Halaman 6
3. Wawancara

Metode ini biasanya digunakan dalam riset kuantitatif maupun kualitatif.


Wawancara merupakan proses pengumpulan data, menggunakan informan yang
menjawab pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian. Dalam riset
kuantitatif tipe wawancara yang digunakan dalam bentuk yang terstuktur.

4. Observasi

Observasi yang dilakukan untuk bahan penelitian, harus dilakukan dengan


ketelitian dan kecermatan dalam rangka memperoleh data penelitian. Praktik
observasi melibatkan pengerahan beberapa indera peneliti, terutama penglihatan
dan pendengaran untuk menangkap fenomena di sekitar yang bisa dijadikan data.

B. Teknik Pengumpulan Data:

1. Angket/quesioner adalah daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis


kepada responden (penjawab).
Angket ada tiga jenis:

a. Angket Tertutup: angket yang jawabannya sudah tersedia,


responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
Contoh:

Pernahkah Anda mengikuti kursus mode?


A. Pernah B. Tidak pernah

b. Angket Terbuka: Responden memberikan jawaban sesuai dengan


keadaan responden.
Contoh:

Kursus mode apa sajakan yang pernah Anda ikuti, di mana, dan berapa
lama.

NO. Jenis kursus Tempat Latihan Waktu Latihan

c. Angket Campuran: gabungan angket tertutup dan terbuka.


Contoh:

Halaman 7
Apakah tingkat pendidikan Anda?
a. SD c. SMA
b. SMP d. S1

2. Wawancara; proses memperoleh data dengan cara tanya jawab secara


langsung. Pewawancara sudah membuat pedoman pertanyaan secara tertulis
dan ditanyakan secara lisan kepada responden.

3. Observasi/pengamatan: teknik mengumpulkan data dengan jalan


mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Jenis observasi ini ada dua macam:


1. Observasi Partisipan: pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh subjek yang sedang diamati.

2. Observasi Tak-partisipan: pengamat berada di luar subjek yang diamati dan


tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan.

4. Studi dokumenter: teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan


menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Isi dokumen dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan, membentuk satu
hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh.

C. Tempat dan waktu penelitian


Tempat dan waktu dilaksanakan penelitian / pengamatan.

6. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAB IV)


Menampilkan hasil penelitian berupa data dan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah.

7. KESIMPULAN DAN SARAN (BAB V)

Kesimpulan dan saran ini merupakan bagian penutup dari sebuah Karya Tulis Ilmiah.
Hal-hal yang dikemukakan dalam kesimpulan ialah:
1. Pernyataan-pernyataan kesimpulan analisis atau pembahasan yang
dilakukan di dalam bab-bab isi.
2. Kesimpulan merupakan jawaban permasalahan yang dikemukakan di dalam
pendahuluan.
3. Kesimpulan bukan rangkuman atau ikhtisar.
4. Pernyataan kesimpulan dapat berupa uraian (esai) atau berupa butir-butir yang
bernomor (poin-poin).

Halaman 8
8. ATURAN DALAM PENULISAN KARYA TULIS

1. Penulisan Sumber Kutipan

Untuk memudahkan pengetikan tidak perlu diberi footnote (catatan kaki), cukup dalam
uraian disebut berdasarkan pendapat siapa dan sumbernya (hanya tahun terbit dan nomor
halaman).
Contoh:
Koentjaraningrat (1985:25) mengatakan, “……………………..
…………………………………………………………
………………………………………………….….”

2. Cara Menulis Kutipan

Menulis kutipan langsung yang kurang dari empat baris


(Penulisannya diintegrasikan dengan kalimat si penulis dan kutipannya diapit
dengan tanda petik):

Contoh:
Era globalisasi memberikan dampak yang tidak sedikit pada kehidupan
masyarakat. Seperti dikatakan oleh Aminuddin bahwa, ”tidak ada satupun perubahan sosial
yang tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat.” (Aminuddin.1992:228)

Menulis kutipan langsung yang lebih dari empat baris

Peraturannya:
1. Penulisannya disendirikan (terpisah)
2. Isi kutipan ditulis menjorok ke dalam, sekitar 5-7 huruf (seperti awal
paragraf untuk setiap barisnya)
3. Setiap baris kutipan berjarak satu spasi

Contoh:
Kita tidak lagi tergetar melihat anak-anak hidup di jalan raya, nyenyak tergeletak
di pinggiran trotoar. Kita terbiasa melihat wajah-wajah beringas dan pelajar yang
bangga mengayun-ayunkan senjatanya ke arah lawannya, dan kita tidak lagi
peduli dengan pencuri berwajah biru legam, korban kecelakaan yang bersimbah
darah. Seperti inilah masyarakat kita sekarang. (Leila Ch. Budiman. 2005:16).

3.Cara Penulisan Daftar Pustaka:

Halaman 9
1. Buku, majalah, atau surat kabar yang hendak dicantumkan di dalam daftar pustaka
disusun menurut abjad (sesudah namanya dibalik).
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama pengarang ditulis selengkapnya, tetapi gelar kesarjanaan tidak dicantumkan.
4. Penulisan nama dilakukan dengan menyebutkan nama akhir dulu baru nama
pertama dan dipisah dengan tanda koma (nama Tionghoa tidak perlu dibalik
urutannya)
Contoh:
Juanita H. William----------------William, Juanita H.
Andrea Hirata-----------------------Hirata, Andrea.
5. Pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan
ketentuan butir 4, nama pengarang ke-2 ditulis urutan biasa dan dihubungkan
dengan kata penghubung dan. Contoh: Jika penulisnya Andrea Hirata dan Ahmad
Fuadi, maka ditulisnya Hirata, Andrea dan Ahmad Fuadi.
6. Pengarang terdiri dari empat orang atau lebih, ditulis satu nama pengarang saja
sesuai ketentuan butir 4 lalu ditambahkan singkatan dkk.
Contoh: William, Juanita H. dkk.
7. Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh satu orang pengarang, nama
pengarang disebut sekali saja pada buku yang disebut pertama, untuk selanjutnya
cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik.
Contoh : Hirata, Andrea
.
.
8. Bila satu sumber membutuhkan beberapa baris dalam menuliskannya maka baris
kedua harus ditulis lebih masuk sekitar lima hingga tujuh huruf, dan setiap barisnya
berjarak satu spasi.

Contoh penulisan daftar pustaka :

Buku: Noprizal, Hendra. 1994. Dimensi Mistik dalam Islam. Jakarta: Gramedia.

Majalah: Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa”.
Dalam Prisma XVII (1): 61-75. Jakarta.

Surat kabar: Tabah, Anton.1989. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”
dalam Suara Pembaruan, 1 September 1989. Jakarta.

Surat kabar (penulis tidak diketahui namanya)

Perkembangan Properti Indonesia. 2009, 21 September. Kompas,


halaman 9.

Halaman
10
Sumber dokumen resmi pemerintah

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, No. 2 Th. A989 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta. PT Armas Raya.

Sumber berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Nur Asda Wardiah. 2000. Efek Bawang Putih (Allium Sativum) dan Cabe
Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) terhadap Jumlah Limfosit pada
Tikus yang Diberi Suplemen Kuning Telur. Karya Tulis Ilmiah
Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Sumber berupa makalah yang disajikan dalam seminar

Kuntarto, Bambang. 1999. ”HIV di Kalangan Remaja”. Makalah disajikan dalam


Seminar Kesehatan, Pemda Kabupaten Lebak, Lebak, 10- 11
September 1999.

Sumber berupa karya terjemahan

(Nama asli ditulis di awal, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
tejemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan,
dan nama penerbit terjemahan. Bila tahun terbit buku asli tidak dicantumkan,
ditulis tanpa tahun).

Ary, Donald L.C. Jacobs, dan A. Rozawick. ”Tanpa Tahun”. Pengantar


Penelitian Pendidikan. Arif Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
Internet:

Detik.com. (2021). Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan 2021,


KPAI: Pelaku 55% Guru. Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-
5873810/kekerasan-seksual-di-lingkungan- pendidikan-2021-kpai-
pelaku-55-guru/1 (diakses pada 17 Agustus 2010)

4. Teknis dan Perwajahan


Pengetikan dan Penjilidan
a. Karya Tulis Ilmiah diketik pada kertas HVS ukuran A4 (80gr) dan jarak pengetikan
dua spasi dengan jenis huruf arial dengan ukuran dua belas
(12) kecuali judul-judul bab (ukuran 14). Khusus untuk cover, ukuran huruf
sebesar 14 dan ukuran logo SMAS Muhammadiyah 11 Jakarta pada halaman
cover berdiameter 4-5 cm.

Halaman 11
b. Karya Tulis Ilmiah untuk maju sidang, tidak perlu di-hard cover. Karya Tulis
Ilmiah di-soft cover bila telah selesai sidang dan sudah diperbaiki serta disetujui
oleh semua pihak yang terkait.

c. Warna soft cover Karya Tulis Ilmiah untuk program IPA biru donker dibagian
bawah dan bagian atas warna bening, Program IPS merah marun dibagian
bawah dan bagian atas warna bening. Yang diserahkan ke sekolah melalui
perpustakaan cukup satu saja (dalam bentuk soft copy dengan program PDF
upload melalui Google drive).

d. Pengetikan dilakukan pada satu muka kertas, tidak timbal balik dengan ukuran
sebagai berikut :

Pias (pinggir kertas yang kosong/marjin) atas 4 cm Pias


bawah 3 cm
Pias kiri 4 cm
Pias kanan 3 cm

5. Penggunaan Nomor

1. Halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran
(bila ada) diberi nomor urut angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst), untuk
halaman judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak dituliskan,
tapi sudah dihitung.

2. Angka romawi besar (I, II, III, IV, V, dst.) digunakan untuk menomori tajuk bab
pendahuluan, tajuk bab isi, dan tajuk bab kesimpulan.

3. Halaman pendahuluan sampai daftar pustaka, lampiran diberi nomor urut dengan
menggunakan angka arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya).

4. Nomor halaman diletakkan pada pias kanan dengan jarak dua spasi dari margin
atas dan lurus margin kanan (untuk halaman yang berjudul, penomoran
diletakkan di tengah bawah, dua spasi dari margin bawah).

5. Penomoran Anak Bab


1. Anak bab dan subanak bab dinomori dengan angka Arab.
2. Angka terakhir dalam penomoran ini tidak diberi tanda titik.
3. Penomoran dari bab ke subbab dan anak bab tidak lebih dari tiga angka.
Selebihnya menggunakan a, b, c, lalu kembali ke 1), 2), 3) dan seterusnya
Contoh:

Halaman 12
BAB I
A.
B.
C.
BAB
II A.
B.
1.
2.
a.
b.
1).
2).

6. Penulisan Judul
a. Judul-judul bab harus ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Contoh:
- PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP PENYAKIT
DIABETES PADA USIA MUDA
- KAJIAN TEORI
b. Judul-judul subbab, anak subbab, ditulis dengan huruf kapital hanya pada huruf
pertama setiap kata (kecuali kata penghubung, kata depan). Contoh: Cara
Penanggulangan bagi Penderita
Analisis Data Remaja yang Putus Sekolah karena Faktor Ekonomi
c. Perumusan judul harus berbentuk frasa benda/kelompok kata benda. Tidak
boleh berbentuk kalimat.
Contoh:
ELEMEN-ELEMEN DALAM RAMBUT UNTUK MENYERAP TUMPAHAN
MINYAK DI LAUT
Seharusnya:
PEMANFAATAN ELEMEN RAMBUT DALAM PENYERAPAN TUMPAHAN
MINYAK DI LAUT

d. Judul/tema Karya Tulis Ilmiah tidak boleh terlalu luas karena


pengembangan menjadi tidak fokus atau tidak mendalam. Contoh:
- PENGARUH PSIKOLOGI TERHADAP KREATIVITAS ANAK
- PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP KONDISI
KESEHATAN MASYARAKAT

Halaman 13
Pengukuran Kertas A4(21x29,7 cm)

Pias atas 4 cm

Pias kanan
Pias kiri
3 cm
4 cm

Pias bawah 3 cm

Halaman 14
Contoh Halaman Judul

SUARA PELAJAR SMA X JAKARTA TENTANG KEKERASAN SEKSUAL DI


LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Karya Tulis Ilmiah


diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas
dalam Menyelesaikan SMA

Oleh:

ANANDA ADINDA

No. Induk : 1234


Kelas : XII
IPA

SMA MUHAMMADIYAH 11 JAKARTA


Jl. Balai Pustaka Barat No. 2, Rawamangun, Jakarta Timur. 13220.
Telp/Fax. (021) 4700659. Website : www.smamuh11-
jktsch.id 2022/2023

Halaman 15
Contoh Lembar Pengesahan untuk Sidang Karya Tulis Ilmiah

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

...................................... ......................................

Mengetahui,
Kepala SMA Muhammadiyah 11 Jakarta

Rosita Sari, S.Pd, MM

Nama : Ananda Adinda


No. Induk : 1234
Angkatan : 2022/2023
Judul Karya Tulis : ..........................................................

Halaman 16
Contoh Lembar Pengesahan untuk Karya Tulis Ilmiah yang sudah di-Hard Cover

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

........................................... .............................................
Tanggal: ............................ Tanggal: ..............................

Guru Penguji 1 Guru Penguji 2

……………………………… .............................................
Tanggal: ............................. Tanggal: ...............................

Halaman 17
PRESENSI BIMBINGAN
KARYA TULIS ILMIAH
SMA MUHAMMADIYAH 11 JAKARTA
Nama Lengkap : ………………………………………………………
Kelas : ………………………………………………………
NIS : ………………………………………………………
Guru Pembimbing 1 / 2 * : ………………………………………………………
MaPel Karya Ilmiah : ………………………………………………………
Judul Karya Ilmiah : ………………………………………………………
………………………………………………………
Tanggal Paraf Guru
No. Pokok Bahasan
Bimbingan Pembimbing
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Catatan untuk guru pembimbing
Bimbingan karya ilmiah

 Di mulai pada tanggal : ……………………………………….


 Di akhiri pada tanggal : ……………………………………….
 Jumlah pertemuan bimbingan......................................................Pertemuan

Disetujui Oleh,
Guru Pembimbing,

…………………………………………………

*pilih salah satu dengan mencoret yang tidak sesuai


Rangkap 1 : Arsip untuk Guru pembimbing
Rangkap 2 : Arsip untuk Siswa

Halaman 18
CONTOH KARYA ILMIAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kita
dapat menjalankan aktivitas dengan nikmat sehat dan menyelesaikan tugas kami dalam memenuhi
tugas penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang kekerasan
Seksual di Lingkungan Pendidikan’.
Penelitian yang akan kami buat berhubungan dengan kekerasan seksual di lingkungan
pendidikan. Akibat maraknya kekerasan seksual belakangan ini sudah seharusnya kita sebagai pelajar
lebih terbuka dan peduli terhadap lingkungan kita. Di zaman sekarang pendidikan seksual
seharusnya bukan lagi hal yang tabu dan perlu ketransparanan agar terwujudnya merdeka belajar atas
rasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah.
Berkat dukungan materil dan non materil dari berbagai pihak yang mendukung, akhirnya
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cukup baik, dengan kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang
telah membantu terselesaikannya laporan ini, yakni kepada:
1. Bapak/Ibu............................................., selaku kepala SMA X Jakarta.
2. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
kurikulum.
3. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
Sarana dan Prasarana.
4. Bapak/Ibu ………………………….. ., selaku wakil kepala SMA X Jakarta bidang
kesiswaan.
5. Bapak / Ibu......................................, selaku Pembimbing 1
6. Bapak / Ibu......................................, selaku Pembimbing 2
7. Bapak/ Ibu......................................., selaku Penguji
8. Bapak/Ibu guru SMA X Jakarta
9. Tidak lupa kepada teman-teman SMA X Jakarta.
Besar harapan kami penelitian yang kami buat dapat membantu banyak orang khususnya
untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
bersifat membangun guna perbaikan pada laporan selanjutnya. Harapan kami laporan ini dapat
menuai hasil yang memuaskan. Semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis tetapi juga bagi pembacanya.
Jakarta, ………………………..

Penulis

Halaman 19
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................3

A. Pengertian Kekerasan Seksual.............................................................................................3

B. Pengertian Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan..................................................3

C. Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual......................................................................................4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................6

A. Metode Penelitian................................................................................................................6
B. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................9

C. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................................10

A. Hasil Penelitian..................................................................................................................10

1. Karakteristik Responden..............................................................................................10
2. Hasil Survei..................................................................................................................11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................24

Lampiran – lampiran.........................................................................................................................26

Halaman 20
Halaman 21
Selain itu korban juga akan mengalami ketidakpercayaan diri, sulit memercayai orang lain, dan
takut menjalin hubungan dengan orang lain sebagai dampak sosial dari kekerasan seksual. Jika hal
ini terjadi kepada seorang pelajar bagaimana bisa mereka menerima pendidikan yang layak jika
selalu dihantui begitu banyak dampak negatif pada dirinya.

Realita yang terjadi di lapangan adalah korban kekerasan seksual kerap kali tidak
mendapatkan haknya. Banyak pelaku kekerasan seksual tidak mendapatkan sanksi yang setimpal
atas perbuatan yang mereka lakukan. Sering sekali terjadi kasus di mana kekerasan yang korban
alami tidak mempunyai bukti yang kuat untuk dapat melaporkan kekerasan yang dilakukan pelaku.
Hal ini menjadi celah bagi para predator seksual melakukan aksinya. Mirisnya para pelaku yang
melaporkan hal yang mereka alami, malah mendapatkan laporan balik atas tuduhan pencemaran
nama baik.

Dengan dibuatnya penelitian ini, kami mengharapkan tidak adalagi kasus kekerasan seksual
yang menimpa pelajar di lingkungan pendidikan. Pelajar merupakan aset besar bagi negara yang perlu
untuk kita dilindungi dan jamin keamanannya dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Kami juga
mengharapkan masyarakat sekitar menjadi lebih terbuka dan peduli terhadap bahayanya kekerasan
seksual agar budaya ini dapat perlahan hilang sebagaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari judul yang kami ambil, yaitu:

1. Apakah pelajar SMA X Jakarta sudah terbebas dari kekerasan seksual?

2. Apakah pelajar SMA X Jakarta sudah mengetahui apa itu kekerasan seksual dan
cara melaporkannya?

3. Apakah SMA X Jakarta sudah termasuk lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman
bagi para peserta didik dari segala bentuk kekerasan seksual?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari judul yang kami ambil, yaitu:

1. Mengedukasi pelajar SMA X Jakarta khususnya tentang kekerasan seksual.

2. Menciptakan rasa aman dan nyaman dari kekerasan seksual di lingkungan SMA X Jakarta.

3. Meningkatkan kewaspadaan pelajar SMA X Jakarta terhadap kekerasan seksual di


lingkungan sekitar.

Halaman 22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kekerasan Seksual


Kerja (2008) menyebutkan bahwa kekerasan seksual adalah segala macam bentuk perilaku
yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya.
Bentuknya dapat berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang berkonotasi seksual.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kekerasan seksual, salah satunya adalah
Winarsunu dalam buku Psikologi Keselamatan Kerja (2008) dan Farley dalam buku Sexual
Shakedown; The Sexual Harassment of Women on The Job (1978).

Winarsunu dalam buku Psikologi Keselamatan

Sedangkan, Farley dalam buku Sexual Shakedown; The Sexual Harassment of Women on The
Job (1978) menyebutkan bahwa kekerasan sekual sebagai rayuan seksual yang tidak dikehendaki
penerimanya, di mana rayuan tersebut muncul dalam beragam bentuk baik yang halus, kasar,
terbuka, fisik maupun verbal dan bersifat searah.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kekerasan seksual tidak mengenal gender
atau dapat di alami oleh laki-laki dan perempuan terlepas dari berbagai usia, latar belakang
pendidikan, nilai-nilai agama, dll. Kekerasan seksual terjadi karena tidak adanya persetujuan dari
korban maka dari itu dinyatakan bahwa korban tidak menghendakinya. Kekerasan seksual juga
mencakup banyak bentuk tidak hanya pemerkosaan, tetapi juga kekerasan secara verbal, nonfisik,
fisik, dan melalui media sosial.

B. Pengertian Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengertian
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi darinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Halaman 23
Halaman 24
a. Menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman;

b. Mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual
kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban;

c. Mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau


visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban;

d. Mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual
tanpa persetujuan Korban;

e. Menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa seksual
tanpa persetujuan Korban;

f. Mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara
pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi;

g. Membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam Korban untuk


melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui oleh Korban;

h. Memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual;

i. Menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan


bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban;

j. Membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban;

k. Memaksa Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual;

l. Mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan


yang bernuansa Kekerasan Seksual;

m. Melakukan percobaan perkosaan, namun penetrasi tidak terjadi;

n. Melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin;

o. Memaksa atau memperdayai Korban untuk melakukan aborsi;

p. Memaksa atau memperdayai Korban untuk hamil;

q. Membiarkan terjadinya Kekerasan Seksual dengan sengaja; dan/atau

r. Melakukan perbuatan Kekerasan Seksual lainnya.

Halaman 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, kami mengambil metode penelitian kualitatif untuk mencari data terkait.
Kami melakukan survei mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang Kekerasan Seksual di
Lingkungan Pendidikan” sebagai dasar awal mengetahui sudah sejauh mana pengetahuan pelajar
SMA X Jakarta mengenai kekerasan seksual dan apakah ada pelajar SMA X Jakarta yang pernah
menjadi penyintas kekerasan seksual baik di lingkungan sekolah, masyarakat, ataupun rumah.

1. Survei
Tabel 1.1 Instrumen Survei Mengenai mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta Tentang
Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan”.

No. Deskripsi

1. Apakah anda sudah mengetahui apa itu kekerasan seksual?

2. Jika sudah mengetahuinya, apa itu kekerasan seksual menurut anda?

3. Pernahkah anda menjadi penyintas (korban) dari kekerasan seksual seperti pada
penjelasan sebelumnya? (Baik di lingkungan sekolah, rumah, ataupun
masyarakat)
4. Apakah anda sudah mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual yang
mungkin anda atau kerabat anda alami?

5. Jika sudah mengetahuinya, kemanakah anda harus melaporkannya?

6. Menurut anda apakah SMA X Jakarta sudah termasuk lingkungan pendidikan


yang aman dan nyaman dari kekerasan seksual?

Halaman 26
B. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini peneliti dapat dari teknik survey. Peneliti
menggunakan alat bantu google form untuk melakukan penelitian. Responden dari penelitian
ini diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan yang terlampir di bagain lampiran.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini mengambil objek pelajar SMA X Jakarta dan mengambil lokasi di
lingkungan SMA X Jakarta. Alasan kami mengambil lokasi ini karena merupakan satuan
pendidikan terdeket dan merupakan lokasi sasaran dari objek penelitian kami.

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan

1. Pembuatan judul proposal SMA X Jakarta

2. Pembuatan proposal SMA X Jakarta

3. Survei pendapat pelajar SMA X Di rumah masing-


Jakarta tentang kekerasan masing melalui media
seksual di lingkungan google formulir.
pendidikan.

4. Presentasi SMA X Jakarta

Tabel 2.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Mengenai “Suara Pelajar SMA X Jakarta
Tentang Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan”.

Halaman 27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kuisioner dalam survei ini disebar dalam Google Form dimana penulis memperoleh
sebanyak 33 responden. Karakteristik dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA X
Jakarta.

1. Karakteristik Responden
Diagram 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA X Jakarta.
Jenis Kelamin
12%

Perempuan
Laki-laki
88%

Dalam diagram 1.1 di bawah ini dapat diketahui bahwa terdapat 88% responden perempuan
dengan jumlah 29 orang dan terdapat 12% responden laki-laki dengan jumlah 4 orang.

Diagram 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di SMA X Jakarta.


Usia
9% 3%

Tahun
33% Tahun
Tahun
55% Tahun

Dalam diagram 1.2 di bawah ini dapat diketahui bahwa terdapat 35% responden usia 15
tahun dengan jumlah 11 orang, 55% responden berusia 16 tahun dengan jumlah 18 orang, 9%
responden
berusia 17 tahun dengan jumlah 3 orang, dan 3% responden berusia 18 tahun dengan 1 orang.

Halaman 28
21 Hasil Survei
Diagram 1.3 Pengetahuan Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Kekerasan Seksual.

Apakah anda sudah mengetahui apa itu kekerasan seksual?


0%

Sudah Belum
100%

Dalam diagram 1.3 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 100% responden dengan
jumlah 33 orang sudah mengetahui tentang apa itu kekerasan seksual.

Tabel 3.1 Beberapa Pendapat Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Pengertian
Kekerasan Seksual.
No. Deskripsi

1. Pelecehan seksual adalah suatu tindakan yang merugikan dan dilakukan pelaku untuk
menjadikan korban sebagai objek penyaluran keinginan yang condong ke arah
negatif.
2. Kekerasan seksual merupakan semua tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh tindakan seksual atau tindakan lain yang diarahkan pada seksualitas
seseorang dengan menggunakan paksaan tanpa memandang status hubungannya dengan
korban.
3. Perilaku intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan.

4. Suatu kejadian yang di lakukan atas persetujuan sepihak (pelaku) dan korban
merasa tertekan atas suatu kejadian/hal sexualitas.

5. Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks tak
yang
diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara
verbal ataupun fisik merujuk pada seks atau segala kegiatan yang terdiri dari aktivitas
seksual yang dilakukan secara paksa oleh orang dewasa pada anak atau oleh anak kepada
anak lainnya.

Halaman 29
Diagram 1.4 Data Penyintas Kekerasan Seksual Peserta Didik SMA X Jakarta (Baik di
Lingkungan Sekolah, Rumah, atapun Masyarakat).

da menjadi penyintas (korban) dari kekerasan seksual seperti pada penjelasan poster sebelumnya? (Baik di lingkungan sekolah, rumah, ata

33% Ya
Tidak
67%

Dalam diagram 1.4 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 33% responden pernah
mengalami pecelehan seksual dengan jumlah 11 orang dan terdapat 67% responden tidak pernah
mengalami kekerasan seksual dengan jumlah 22 orang.

Diagram 1.5 Pengetahuan Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Cara Melaporkan
Kekerasan Seksual.

Apakah anda sudah mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual yang mungkin anda atau kerabat

33%
Sudah
Belum
67%

Dalam diagram 1.5 dapat diketahui bahwa terdapat 67% responden sudah mengetahui cara
melaporkan kekerasan seksual dengan jumlah 22 orang dan terdapat 33% responden belum
mengetahui cara melaporkan kekerasan seksual dengan jumlah 11 orang.

Halaman 30
Tabel 3.2 Beberapa Pendapat Peserta Didik SMA X Jakarta Tentang Tempat Untuk
Melaporkan Kekerasan Seksual.
No. Deskripsi

1. Lebih baik melapor ke yang lebih tua atau memiliki kekuasaan dan dipercaya. Kita
harus yakin bahwa kita melapor ke orang yang memang bisa dan ingin membantu.

2. Komnas Perempuan dan Komnas HAM

3. Guru BK dan Agen Perubahan.

4. Ke polisi atau Polsek terdekat.

5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA)


melalui kontak SAPA 129 atau melapor ke kantor polisi terdekat.

6. Menguhungi 129 atau media online komnas perempuan.

Diagram 1.6 Pendapat Tentang Keamanan dan Kenyamanan SMA X Jakarta Dari Pelecahan
Sekasual.

urut anda apakah SMA X Jakarta sudah termasuk lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman dari pelecehan atau kekerasan seksual?

24% Sudah
Belum
76%

Dalam diagram 1.5 dapat diketahui bahwa terdapat 76% responden menyatakan SMA X
Jakarta sudah aman dan nyaman dari pecelehan seksual dengan jumlah 25 orang dan terdapat
24% responden menyatakan SMA X Jakarta belum aman dan nyaman dari pecelehan seksual
dengan jumlah 8 orang.

Halaman 31
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kami di atas, dapat disimpulakan bahwa:
1. Tingkat kekerasan seksual bagi pelajar masih sangat tinggi di Indonesia dan upaya pemerintah
masih belum maksimal dalam menangani kasus tersebut hingga banyak korban yang memilih
untuk memendam kejadian yang mereka alami. Untuk melihat realita itu kami mengambil sampel
lingkungan Pendidikan terdekat yaitu SMA X Jakarta sebagai sasaran dari penelitian yang kami
adakan.
2. Dari hasil survei yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa sudah banyak pelajar SMA X Jakarta
yang sudah tau mengenai dasar pengertian kekerasan seksual tetapi masih banyak pelajar SMA X
Jakarta yang menjadi korban kekerasan seksual baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat. Tandanya banyak orang yang sudah tahu tetapi belum memahami kaidah dari
kekerasan seksual itu sendiri.
3. Sebanyak 1 dari 33 responden yang mengisi survei penelitian kami mengungkapkan bahwa mereka
belum merasa bahwa SMA X Jakarta merupakan lingkungan Pendidikan yang aman dan nyaman dari
kekerasan seksual. Maka dari itu, sekolah sudah seharusnya meningkatkan kewaspadaannya
mengenai hal ini. Kedepannya tidak boleh ada lagi kasus-kasus serupa yang terjadi di SMA X Jakarta
agar dapat menjadi lingkungan pendidikan yang aman bagi para peserta didiknya dari segala
kekerasan yang ada.
4. Setelah melihat hasil survei yang kami adakan, lalu kami melanjutkan dengan pembuatan webinar
yang bertujuan untuk mengedukasi sehingga para peserta didik tidak hanya tahu tetapi juga paham
mengenai kekerasan seksual yang dapat dikatakan mencapai situasi gawat di Indonesia. Para
peserta didik juga menjadi lebih waspada yang peduli terhadap sesama sehingga perubahan kecil
bagi kemajuan negara Indonesia dapat dimulai dari sekolah yang kita cintai ini.
5. Dengan selesainya penelitian yang kami adakan, harapan yang kami inginkan adalah SMA X
Jakarta menjadi lingkungan pendidikan yang 100% aman dan nyaman bagi semua warganya.
Setiap celah di SMA X Jakarta harus terbebas dari kesempatan terjadinya kekerasan seksual dan
semua bagiannya teredukasi dan lebih terbuka mengenai isu ini agar kewaspadaan dapat
ditingkatkan.

Halaman 32
DAFTAR PUSTAKA

Nawati, D. Y. (2011). LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN AKTIVITAS BELAJAR. 1. Diakses dari


http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/2699

Kompas.com. (2021). Ini 21 Bentuk Kekerasan Seksual yang Diatur Dalam Permendikbud PPKS.
Diakses dari https://www.kompas.com/wiken/read/2021/11/14/075000581/ini-21-bentuk-
kekerasan-seksual-yang-diatur-dalam-permendikbud-ppks?page=all

Merdeka.com. (2019). Data KPAI, Selama 2019 Ada 123 Anak Korban Kekerasan Seksual di
Institusi Pendidikan. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/data-kpai-selama-
2019-ada-123-anak-korban-kekerasan-seksual-di-institusi-pendidikan.html

Puspita, P. (2020). PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK. Diakses dari


https://pgpaud.universitaspahlawan.ac.id/pelecehan-seksual-terhadap-
anak/#:~:text=Menurut%20Winarsunu%20(2008)%2C%20pelecehan,dan%20tindakan%20y
ang%20berkonotasi%20seksual.

Kurnianingsih, S. (2003). PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI TEMPAT


KERJA. 117. Diakses dari
https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/7464/5803

Detik.com. (2021). Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan 2021, KPAI: Pelaku 55% Guru.
Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-5873810/kekerasan-seksual-di-lingkungan-
pendidikan-2021-kpai-pelaku-55-guru/1

Halaman 33

Anda mungkin juga menyukai