Anda di halaman 1dari 25

MODUL PERKULIAHAN

MANAJEMEN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN DAN
ANALISA RASIO

1. Laporan keuangan
2. MVA dan EVA
3. Analisis Rasio
4. Analisis Dupont
5. Analisis Common Size, Analisis
Trend
6. Kegunaan dan Keterbatasan
Analisis Rasio

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi S1 F041700004 Siti Sarpingah, SE., M.Ak.
Bisnis

Abstrak Kompetensi

Kinerja keuangan dapat dihitung Mahasiswa mampu menganalisis


dengan menggunakan rasio- dan mengintrepetasikan laporan
keuangan, sehingga dapat
rasio, MVA dan EVA menyimpulkan tentang kinerja
keuangan perusahaan.
SESI 2
LAPORAN KEUANGAN & RASIO

A. Laporan Keuangan
1. Definisi
PSAK (2015,1):
Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas.

Kieso, dkk (2007:2)


Laporan keuangan merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas
untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal
entitas maupun eksternal entitas.

Subramanian dan Paramasivan (....:11)


Laporan keuangan adalah rangkuman proses akuntansi, yang berisi
informasi yang bermanfaat bagi pihak internal maupun ekternal.

Ross, et al (2016:24)
Laporan keuangan adalah penilaian kinerja selama periode tertentu,
biasanya tiap kwartal atau tahunan.

Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan rangkuman


proses akuntansi yang terstruktur yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu entitas (kinerja), memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan selama periode tertentu.

2. Fungsi laporan keuangan


Sebagai sarana untuk pengambilan keputusan strategis.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan:
a. Internal perusahaan: karyawan dan manajemen perusahaan
b. Ekternal perusahaan: kreditur, investor, pemerintah.

4. Unsur-unsur Laporan Keuangan:


a. Neraca (Balance Sheet)
Menggambarkan posisi keuangan pada waktu tertentu. Yang terdiri
dari laporan aset, kewajiban dan ekuitas.
Urut-urutan pos-pos dalam neraca, diurutkan berdasarkan tingkat
likuiditasnya.

Aset terdiri dari:


- Aset Lancar, merupakan aset yang mempunyai manfaat kurang
dari satu tahun, terdiri dari kas dan setara kas, piutang lancar,
persediaan.
- Aset jangka panjang, merupakan aset yang mempunyai manfaat
lebih dari satu tahun, terdiri dari bangunan, kendaraan, hak paten.

Kewajiban terdiri dari:

- Kewajiban lancar, merupakan kewajiban perusaaan yang harus


dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Contoh: hutang usaha,
hutang gaji, wesel tagih yang segera jatuh tempo.
- Kewajiban jangka panjang, merupakan kewajiban perusahaan yang
harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh:
Pinjaman jangka panjang dan obligasi yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun.

Ekuitas atau saham, terdiri dari: Ekuitas biasa dan preferen.

Sumber dana lainnya.

Sebagian perusahaan mendanai asetnya dengan kombinasi


kewajiban lancar, hutang jangka panjang, dan ekuitas biasa. Dan
ada juga kombinasi saham preferen, obligasi komvertibel dan sewa
guna usaha jangka panjang.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Saham preferen merupakan persilangan antara saham biasa dan
hutang. Sedangkan obligasi komvertibel adalah efek hutang yang
memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk menukar
obligasinya dengan saham biasa.
Jika terjadi kebangkrutan, saham preferen memiliki peringkat
dibawah hutang, tetapi di atas saham biasa. Ketika perusahaan
sudah menerbitkan saham preferen, total ekuitasnya mencakup
ekuitas biasa ditambah saham preferen. Namun tidak banyak
perusahaan yang menggunakan saham preferen. Sehingga jika
dinyatakan ekuitas, maka yang dimaksud adalah saham biasa,
kecuali dinyatakan lain.

Gbr 2.1. Neraca


Allied Food Product
Neraca Per 31 Desember (Jutaan Dolar)

Aset 2005 2004


- Kas dan Setara kas 10 80
- Piutang Usaha 375 315
- Persediaan 615 415
Total Aset Lancar 1000 810

Pabrik dan peralatan - Bersih 1000 870


Total Aset 2000 1680

Kewajiban dan Ekuitas


- Utang Usaha 60 30
- Wesel tagih 110 60
- Akrual 140 130
Total Kewajiban Lancar 310 220
Obligasi Jangka Panjang 750 580
1060 800
Saham Biasa, 50 juta lembar 130 130
Laba Ditahan 810 750
Total Ekuitas Biasa 940 880
Total Kewajiban dan Ekuitas 2000 1680

Nilai buku per saham = 940/50 = $18,80

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban
perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kwartal
atau satu tahun.
Pendapatan bersih – Biaya operasi – bunga – pajak = pendapatan
bersih, yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Laba dan deviden saham disajikan pada bagian bawah laba rugi.
Laba Per Saham (Earning Per Share/EPS) disebut baris bawah atau
bottom line. EPS merupakan pos terpenting bagi pemegang saham.

Gbr 2.2. Laporan Laba (Rugi)


Allied Food Products
Laporan Laba Rugi
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember

2005 2004
Penjualan Bersih 3,000.00 2,850.00
Biaya Operasi selain penyusutan 2,616.20 2,497.00
Laba Sebelum bunga, pajak, dan penyusutan 383.80 353.00
(EBITDA) - Earning Before Interest, Tax, Dep)
Penyusutan - 100.00 - 90.00
Laba sebelum bunga, pajak (EBIT) 283.80 263.00
Dikurangi Bunga 88.00 60.00
Laba Sebelum Pajak (EBT) 195.80 203.00
Pajak - 78.30 - 81.20
Laba Bersih 117.50 121.80
Deviden saham biasa 57.50 53.00

Data per lembar saham:


Harga Saham Biasa 23.00 26.00
Laba Per Saham (EPS) 2.35 2.44
Deviden per Saham (DPS) 1.15 1.06
Nilai Buku Per Saham (BVPS) 18.80 17.60
Arus Kas Per Saham (CFPS) 4.35 4.24

EPS = Laba Bersih / Saham biasa beredar


= 117.500.000/50.000.000 = 2.35

DPS = Deviden yang dibayarkan ke pemegang saham biasa


Saham biasa beredar
= 57.500.000/50.000.000 = 1.15

BVPS = Total ekuitas biasa / Saham biasa beredar = 940.000.000 / 50.000.000 = 18.8

CFPS = Laba bersih + Penyusutan + Amortisasi = 217.500.000 / 50.000.000 = 4.35


Saham biasa beredar

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
c. Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earnings)
Adalah laporan yang menyajikan seberapa besar jumlah laba
perusahaan yang ditahan di dalam usaha dan tidak dibayarkan sebagai
deviden.
Angka laba ditahan pada neraca merupakan jumlah laba ditahan
tahunan untuk setiap tahun sepanjang riwayat perusahaan.
Perubahan laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa
memperkenankan manajemen untuk menginvestasikan kembali dana
yang seharusnya dapat didistribusikan sebagai deviden.

d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)


Adalah laporan yang menggambarkan arus masuk dan keluarnya
kas, yang bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan,
suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi.
Laporan arus kas merangkum perubahan-perubahan posisi kas
berdasarkan aktivitas kas perusahaan, yang terdiri dari:
1) Aktivitas operasi, menggambarkan arus kas dari aktivitas utama
suatu badan usaha.
2) Aktivitas investasi, menggambarkan arus kas dari aktivitas
pembelian atau penjualan aktiva tetap dibandingkan inventori,
contoh pembelian lahan perkebunan.
3) Aktivitas pendanaan, menggambarkan arus kas yang dihasilkan
atau digunakan dalam menambah atau pembayaran kembali
saham dan hutang termasuk pembayaran bunganya dan deviden.
Contoh laporan arus kas dapat dilhat pada gambar 2.3.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2.3 Laporan Arus Kas

Allied Food Products


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun 2005 (dalam juta dolar)

2005
Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum dividen 117.5
Penambahan (Sumber-sumber kas)
- Penyusutan dan amortisasi 100
- Kenaikan utang usaha 30
- Kenaikan akrual 10
Pengurangan (penggunaan kas)
- Kenaikan piutang usaha -60
- Kenaikan persediaan -200
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas operasi -2.5
Aktivitas investasi jangka panjang
Kas yang digunakan untuk mengakuisisi aset tetap -230
Aktivitas pendanaan
Kenaikan wesel tagih 50
Kenaikan obligasi 170
Pembayaran deviden -57.5
Kas bersih yang diberikan oleh aktivitas pendanaan 162.5
Penurunan bersih kas dan setara kas -70
Kas dan setara kas pada awal tahun 80
Kas dan setara kas pada akhir tahun 10

B. Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA)


Laporan akuntansi tidak mencerminkan nilai pasar karena disusun
berdasarkan data historis sehingga laporan tersebut tidak memadai untuk
tujuan evaluasi kinerja manajer. Diperlukan penilaian kinerja keuangan
tambahan, untuk penciptaan nilai perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan secara adil yang diukur dengan menggunakan ukuran tertimbang
dari struktur modal awal yang ada. Maka lahirlah konsep MVA dan EVA.
Konsep ini dikembang pertama kali oleh Joel Stern dan Bennett Stewart,
pendiri Stern Stewart & Co.
Dengan perhitungan ini diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan
pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firm Value) yang lebih
realistis. Nilai dapat diartikan sebagai nila guna atau manfaat yang dinikmati

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
oleh stakeholders. Hal ini disebabkan karena MVA dan EVA dihitung
berdasarkan kepentingan kreditor dan para pemegang saham dan bukan
pada nilai buku yang bersifat historis.
Nilai buku pada neraca akuntansi bisa sangat jauh berbeda dari nilai
pasar. Tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
saham, bukan nilai buku.
1. Market Value Added (MVA)
Adalah perbedaan antara harga nilai pasar ekuitas suatu perusahaan
dengan nilai buku.
Nilai pasar = harga saham x jumlah saham beredar.
Pada contoh kasus Allied, diketahui:
Harga saham = $23, saham beredar = 50 jt lembar, nilai buku = $940.000
Nilai pasar = $23 x 50.000.000
= $1.150.000
MVA = Nilai pasar ekuitas – Nilai buku saham
= $1.150jt - $940jt
= $210.
Angka $210 menggambarkan kenaikan nilai investasi para pemegang
saham dari nilai pada saat mereka berinvestasi. Semakin tinggi nilai MVA
maka semakin baik kinerja manajemen bagi pemegang saham. Meskipun
kenaikan harga saham tidak selalu diakibatkan dengan bagusnya kinerja
manajemen, karena kenaikan harga saham bisa juga ditentukan oleh
kenaikan dibursa saham.

2. Economic Value Added (EVA)


Jika MVA digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan, maka EVA dapat digunakan untuk menilai kinerja
keuangan per divisi tetapi juga sekaligus bisa untuk menilai perusahaan
secara keseluruhan. Sehingga EVA dapat digunakan untuk menghitung
kompensasi yang ”wajar” bagi manajer divisi sekaligus manajer puncak.

EVA kadang disebut ”laba ekonomi”, erat kaitannya dengan MVA. Jika
nilai EVA positif dapat dipastikan bahwa nilai MVA juga positif. EVA
merupakan estimasi laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk tahun

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
tertentu bagi pemegang saham dan nilainya berbeda jauh dengan laba
akuntansi karena perhitungan laba akuntansi tidak memperhitungkan
biaya ekuitas.
Untuk menghitung EVA, dapat menggunakan rumus berikut ini:
EVA = NOPAT – Biaya modal tahunan
= EBIT – (1-T) – (Total modal operasi dari investor x % biaya
modal setelah pajak)
Keterangan:
NOPAT = Nett Operating Profit After Tax (Laba Bersih Operasional
Sesudah Pajak)
EBIT = Earning Before Income Tax (Laba bersih sebelum pajak)
T = tarif pajak

C. Analisis Rasio
Laporan keuangan menunjukan kondisi perusahaan untuk periode tertentu
sedangkan untuk meramalkan kondisi keuangan dimasa yang akan datang,
dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio. Dasar perhitungan rasio
keuangan adalah laporan keuangan.
Bagi investor, peramalan masa depan adalah inti dari analisis laporan
keuangan yang sebenarnya. Sedangkan bagi manajemen, analisis laporan
keuangan sebagai dasar untuk menyusun strategi masa depan sekaligus
untuk bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

1. Rasio Likuiditas
Yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang
lancar/jangka pendeknya dari aset yang dimilikinya (Short term Solvency /
Liquidity / Measure).
Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar = Aset lancar


Kewajiban lancar

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
= 1000/310
= 3,2x
Rata-rata industri = 4,2x

Artinya, rasio Allied lemah dibandingkan rasio rata-rata industri


sebesar 4,2x. Namun Allied tetap akan mampu melunasi hutang
jangka pendeknya dari aset yang dimilikinya sebesar 31%.
Dapat pula dikatakan bahwa Allied memiliki $3,2 aset lancar untuk
setiap $1 hutang lancar. Atau dapat diartikan pula bahwa hutang lancar
Allied dapat dilunasi sebanyak 3,2 kali.
Perlu dicatat bahwa rasio lancar yang rendah bukan pertanda
buruk untuk perusahaan dengan cadangan hutang yang besar yang
belum dimanfaatkan.

b. Rasio Cepat (Quick/Acid-Test Ratio)


Persediaan merupakan aset lancar namun pada kenyataannya
merupakan aset yang tidak mudah dijual, sehingga akan menimbulkan
kerugian jika terjadi likuidasi.
Penting untuk memperhitungkan rasio tanpa mengandalkan
persediaan. Nilai buku persediaan kurang dapat diandalkan untuk
mengukur nilai pasar karena kwalitas persediaan tidak
dipertimbangkan seperti persediaan yang rusak, usang atau hilang.

Rasio cepat/Acid Test = Aset lancar - Persediaan


Kewajiban lancar

= 385/310
= 1,2 x

Rata-rata industri = 2,2 x

Artinya, kemampuan Allied lebih rendah dibandingkan


perusahaan lain dalam industri yang sama, untuk melunasi hutang

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
jangka pendeknya. Namun jika piutang usaha dapat ditagih, maka
perusahaan dapat melunasinya tanpa harus melikuidasi persediaan.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Kreditur juga sangat tertarik dengan rasio jangka pendek dalam bentuk
rasio kas.

Rasio kas = Kas


Kewajiban lancar

= 10/310

= 0,03x

Karena modal kerja bersih (Net Working Capital - NWC) sering dilihat
sebagai angka likuiditas jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan,
maka kita dapat mempertimbangkan rasio NWC terhadap total aset.

Rasio NWC = Net Working Capital


Total Asset

= (Total Aset lancar - hutang lancar)


Total Asset

= ( 1000 – 310 )
2000
= 0.34

Nilai yang relatif rendah dapat diindikasikan bahwa tingkat likuiditas juga
rendah.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Seandainya Allied mengalami kekurangan dana. Berapa lamakah Allied
dapat bertahan? Maka hal ini dapat diketahui dengan menggunakan
pengukuran interval.

Pengukuran Interval = Aset lancar


Biaya rata-rata operasi

= 1000
(2616/365)

= $ 139.5 per hari

Berdasarkan perhitungan ini maka Allied dapat bertahan selama 4,6


bulan (Interval/30hari).

2. Rasio Manajemen Aset


Adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan mengatur
asetnya. Rasio manajemen aset merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjangnya (Long
term Solvency Measure), terdiri dari:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover)
Adalah untuk mengetahui seberapa cepat persediaan terjual.

Inventory turnover = Sales


Inventory

= 3,000.00
615.00

= 4,9 x

Selama Allied tidak kehabisan persediaannya, maka semakin tinggi


rasio menunjukan semakin efisien perusahaan dalam mengatur
persediaannya.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menghabiskan persediaan sebanyak 4,9 kali putaran selama
setahun, kita dapat menghitung rata-rata hari penjualan persediaan
(Day’s sales in inventory).

Day's Sales in Inventory = 365 days


Inventory turn over

= 365 days
4,9

= 75 days

Perhitungan perputaran persediaan dengan menggunakan penjualan


sebagai angka pembilang menjadi kurang cocok karena angka
persediaan dihitung berdasarkan harga perolehan sedangkan
penjualan dihitung berdasarkan harga pasar.
Oleh sebab itu akan lebih cocok jika harga pokok penjualan yang
dijadikan sebagai angka pembilang.

b. Rasio Perputaran Piutang (Receivables Turnover)


Adalah untuk mengetahui seberapa cepat penagihan atas penjualan.

Receivables Turnover = Sales


Accounts Receivable

= 3,000.00
375.00

= 8 kali

Rasio ini akan menjadi lebih masuk akal jika dihitung dengan
menggunakan rata-rata hari (the days’ sales in recivables):

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Days's sales in receivables = 365 days
Accounts Receivable

= 365.00
375.00

= 1 day

c. Rasio Perputaran Aset (Asset Turnover ratio)


Rasio perputaran aset tetap (fixed asset turnover ratio) digunakan
untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan pabrik dan
peralatannya.

Fixed asset turnover ratio = Sales


net fixed asset

= 3,000.00
1,000.00

= 3x
Rata-rata industri = 2,8x

Hal ini menunjukan bahwa Allied telah menggunakan asset yang


dimilikinya dengan cara yang efektif.

3. Rasio Manajemen Hutang


Adalah rasio untuk menghitung seberapa besar perusahaan
menggunakan pendanaan melalui hutang (financal leverage).
Financial leverage memiliki dampak penting:
1) Menghimpun dana melalui hutang, pemegang saham dapat
mengendalikan perusahaan dengan jumlah ekuitas yang terbatas.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2) Kreditor melihat, dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas
pengaman. Makin tinggi modal disetor pemegang saham, makin kecil
resiko yang dihadapi kreditur.
3) Jika hasil yang diperoleh dari aset lebih tinggi dari bunga yang
dibayarkan, maka penggunaan hutang akan mengangkat leverage
atau memperbesar pengembalian atas ekuitas atau ROE.

a. Rasio hutang (Debt ratio)


Merupakan rasio total hutang terhadap total aset, untuk mengukur
persentase dana yang diberikan oleh kreditur

Rasio hutang = Total hutang


Total Aset

= $310 + $750
$2000

= 53%

Makin rendah rasio hutang, makin besar jaminan perlindungan


terhadap kerugian kreditur dari likuidasi. Sedangkan pemegang saham
lebih menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar
laba yang diharapkan.

b. Rasio kelipatan pembayaran bunga (Time-Interest-Earned/TIE)


Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi pembayaran bunga tahunannya, dihitung dengan membagi
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.

Rasio kelipatan = EBIT


pembayaran bunga Beban bunga

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
= $283,8
$88

= 3,2x

Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat


mengalami penurunan sebelum perushaaan tidak mampu memenuhi
biaya bunga tahunannya.
Rasio TIE memiliki kelemahan:
1) Bunga bukanlah satu-satunya beban tetap keuangan
2) EBIT tidak mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk
membayar hutang, khususnya jika perusahaan memiliki beban
penyusutan dan/atau amortisasi yang tinggi.

c. Rasio Cakupan EBITDA (EBITDA Coverage Ratio)


Adalah rasio yang menunjukan seluruh arus kas yang tersedia untuk
pembayaran sebagai pembilang dan seluruh pembayaran finansial
yang dibutuhkan sebagai penyebut.

Rasio cakupan EBITDA = EBITDA + Sewa guna usaha


Bunga + pokok + sewa guna usaha

= $383,8 + $28
$88 + $20 + $28

= 3x

Rasio cakupan EBITDA berguna bagi pemberi kredit jangka pendek


kurang dari 5 tahun, sedangkan pemegang obligasi jangka panjang
berfokus pada rasio TIE.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan menggunakan aset dan mengatur operasionalnya. Dasar dari
pengukuran dengan rasio ini adalah: Laba bersih

a. Margin Laba atas penjualan (Profit Margin on Sales)

Margin Laba atas Penjualan = Laba bersih


Penjualan

= $117.5
$3,000.0

= 3.90%

Margin yang rendah terjadi karena biaya operasi yang tinggi,


menunjukan bahwa perusahaan tidak efisien dan besarnya
pembayaran bunga pinjaman.

b. Pengembalian atas Total Aset (Return On Asset - ROA)

Pengembalian atas = Laba bersih


Aset (ROA) Total Aset

= $117.5
$2,000.0

= 5.9%

Rendahnya ROA dapat disebabkan karena tingginya beban hutang


sehingga perusahaan harus membayar bunga yang tinggi pada
akhirnya akan mengurangi laba.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
c. Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (Basic Earning
Power - BEP)
Adalah rasio yang menunjukan kemampuan aset perusahaan
menghasilkan laba operasi. Rasio ini bermanfaat ketika
membandingkan perusahaan dengan berbagai tingkat leverage
keuangan dan situasi pajak.

Rasio kemampuan dasar = EBIT


untuk menghasilkan laba (BEP) Total Aset

= $283.8
$2,000.0

= 14.2%

d. Pengembalian Ekuitas Biasa (Return On Equity - ROE)


Rasio ini merupakan dasar pengukuran yang sebenarnya (bottom
line), untuk mengukur seberapa besar tingkat pengembalian kepada
pemegang saham.

Pengembalian atas = Laba Bersih


Ekuitas biasa - ROE Ekuitas Biasa

= $117.5
$940.0

= 12.5%

5. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)


Adalah rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan
laba, arus kas dan nilai buku per sahammnya.
a. Rasio harga/Laba (Price Earnings P/E)
Adalah rasio yang menunjukan jumlah yang rela dibayarkan oleh
investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Rasio Harga/Laba (P/E) = Harga Per Saham
Laba Per Saham

= $23.0
$2.4

= 9,8 x

Rata-rata industri = 11,3 x

Rasio P/E Allied berada di bawah rasio perusahaan lain. Hal ini
menunjukan bahwa Allied lebih beresiko atau pertumbuhan
ekonominya kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.

b. Rasio harga/kas (Price/Cash Ratio)


Adalah rasio yang menunjukan jumlah dolar yang akan dibayarkan
investor untuk setiap $1 arus kas.

Rasio Harga/Arus Kas = Harga Per Saham


Arus Kas per Saham

= $23.00
$4.35

= 5,3 x

Rata-rata industri = 5,4 x

Arus kas per saham diperoleh dari:


laba bersih + penyusutan + amortisasi
Jumlah saham beredar

c. Rasio nilai pasar/Nilai buku (Market Book - MB)

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Adalah rasio pasar suatu saham terhadap nilai bukunya.
Hitung terlebih dahulu nilai buku per sahamnya.

Nilai Buku Per Saham = Ekuitas Biasa


Jumlah Saham Beredar

= $940.0
$50.0

= $18.8

Rasio Nilai pasar/Nilai Buku = Harga Pasar per Saham


Nilai Buku per Saham

= $23
$18.8

= 1,2X

Rata-rata industri = 1,7X

Artinya investor bersedia membayar lebih rendah untuk setiap


satu dolar nilai buku Allied dibandingkan perusahaan lainnya.
Rasio MB pada umumnya lebih besar dari 1, ini artinya investor
bersedia membayar saham lebih besar dari nilai buku akuntansinya.
Hal ini disebabkan karena nilai aset dalam laporan akuntansi dicatat
berdasarkan harga perolehan awalnya dan tidak mencerminkan inflasi
ataupun goodwill, padahal inflasi menyebabkan nilai perusahaan naik
secara signifikan. Kelangsungan usaha yang berhasil memiliki nilai
yang lebih besar dari nilai historisnya.
Jika suatu perusahaan menerima tingkat pengembalian aset yang
rendah, maka rasio M/B juga akan rendah dibandingkan perusahaan
lain yang sejenis.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
D. Analisis Du Pont
Adalah analisis yang menunjukan tingkat pengembalian aset (Return On
Aset – ROA). Margin laba dikalikan perputaran aset disebut dengan
persamaan Du Pont.

ROA = Margin laba x Perputaran total Aset

= Laba Bersih x Penjualan


Penjualan Total Aset

= $117.5 x $3,000.0
$3,000.0 $2,000.0

= 3.9% x $1.5

= 5.9%

Allied memperoleh 3,9%, atau 3,9 sen untuk setiap dolar penjualan dan
aset diputar 1,5 kali dalam setahun. Sehingga, perusahaan mendapatkan
pengembalian sebesar 5,9% atas asetnya.
Jika perusahaan hanya didanai dari ekuitas biasa, tingkat pengembalian
atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) akan sama karena
total aset akan sama dengan total ekuitas.
Sehingga didapatlah persamaan sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih = Laba Bersih = ROE


Total Aset Ekuitas biasa

Jika perusahaan menggunakan hutang, maka ekuitas biasanya lebih kecil


dari total aset sehingga pengembalian atas saham biasa (ROE) harus lebih
besar dari ROA yang besarnya 5,9%.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk mendapatkan ROE atas ROA, kita dapat mengalikannya dengan
multiplier ekuitas, yaitu rasio total aset terhadap ekuitas biasa.

Multiplier ekuitas = Total Aset


Ekuitas biasa

E. Analisis Common Size dan Analisis Trend


a. Analisis Common Size
Adalah analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara membandingkan setiap
pos-pos dalam laporan keuangan dari periode saat ini dengan periode
sebelumnya dan disajikan dalam prosentase.

LUCKY CORPORATION
Common-Size Balance Sheet 2014 and 2015

ASSETS 2014 2015 Change


Current Asset
Cash 2.5% 2.7% 0.2%
Account Receivable 4.9% 5.2% 0.3%
Inventory 11.7% 11.8% 0.1%
Total 19.1% 19.7% 0.6%
Fixed Asset
Net palnt and equipment 80.9% 80.3% -0.6%
Total Assets 100.0% 100.0% 0.0%

LIABILITIES AND OWNERS' EQUITY


Current Liabilities
Account Payable 9.2% 9.6% 0.4%
Note Payable 6.8% 5.5% -1.3%
Total 16.0% 15.1% -0.9%
Long Term debt 15.7% 12.7% -3.0%
Owners's Equity
Common stock and paid-in surplus 14.8% 15.3% 0.5%
Retained earnings 53.3% 56.9% 3.6%
Total 68.1% 72.2% 4.1%
Total liabilties and Owner's Equity 100.0% 100.0% 0.2%

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan juga dapat melakukan perbandingan dengan perusahaan
lain yang sejenis (Rasio komparatif/Benchmark) dan menjadikan
perusahaan-perusahaan besar sebagai standar tolok ukur
(Benchmarking).
Susunan benchamark dapat memudahkan manajemen untuk melihat
posisi perusahaan dibandingkan perusahaan lain yang sejenis.

Perusahaan Margin Laba

Hershey Food 11,90%


Campbell Soup 9,40%
H.J Heinz 7,90%
Allied Food Product 3,90%
Del Monte Foods 3,90%
Sara Lee 3,70%

b. Analisis Trend
Adalah analisis atas rasio-rasio keuangan suatu perusahaan dari
waktu ke waktu, yang memberikan petunjuk mengenai kondisi perusahaan
apakah akan membaik atau memburuk. Analisis ini diperoleh dengan cara
memetakan rasio-rasio yang ada.

F. Kegunaan dan Keterbatasan Analisis Rasio


Analisis rasio digunakan oleh:
1. Manajer, untuk menganalisis, mengendalikan, dan memperbaiki operasi
perusahaan.
2. Analis kredit, termasuk petugas bank dan analis pemeringkat obligasi.
3. Analis saham, untuk melihat prospek efisiensi, resiko, dan pertumbuhan
perusahaan.

Keterbatasan analisis rasio:

1. Perusahaan yang memiliki beberapa divisi dari industry yang berbeda-


beda akan sulit untuk mengembangkan rata-rata industry. Sehingga
analisis rasio lebih bermanfaat bagi perusahaan kecil yang memiliki fokus
lebih sempit dibanding perusahaan besar yang multidivisi.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2. Sebagian besar perusahaan menginginkan hasil di atas rata-rata sehingga
hanya mencapai kinerja rata-rata, tidak selalu berarti sesuatu yang baik.
Akan lebih bagus jika berfokus pada rasio-rasio pemimpin industry
(Benchmarking).
3. Inflasi telah mendistorsi neraca, nilai tercatat tidak menggambarkan nilai
“sesungguhnya”. Analisis rasio perusahaan dari waktu ke waktu berbeda-
beda, harus dipertimbangkan dengan masak.
4. Faktor musiman mempengaruhi analisis rasio. Misal rasio perputaran
persediaan untuk perusahaan pengolah makanan akan sangat berbeda
jika angka neraca persediaan yang digunakan adalah angka tepat
sebelum dibandingkan dengan angka setelah akhir pengalengan.
Sehingga perlu digunakan angka rata-rata bulanan persediaan (dan
piutang).
5. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” sehingga
neraca perusahaan tampak lebih bagus.
6. Praktik akuntansi yang berlainan akan mendistorsi perbandingan. Metode
penyusutan dan metode pencatatan persediaan mempengaruhi lpaoran
keuangan sehingga dapat mendistorsi perbandingan antar perusahaan.
7. Sulit mengatakan apakah rasio tertentu baik atau buruk. Misal, tingginya
rasio lancar mengindikasikan kuatnya posisi likuiditas suatu perusahaan,
namun sebaliknya dapat diartikan bahwa perusahaan kurang efektif
karena memiliki kas yang berlebih.
8. Suatu perusahaan mungkin terlihat bagus di beberapa rasio namun terlihat
buruk di beberapa rasio lainnya. Sehingga sulit untuk menilai secara
keseluruhan, pakah perusahaan tersebut baik atau buruk. Sehingga perlu
dilakukan prosedur statistikal untuk menganalisis pengaruh bersih dari
sekumpulan rasio. Cara ini digunakan oleh bank dan perusahaan pemberi
kredit.

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Brigham, F. Eugen and Houston, Joel.F, Essential of Financial Management, 11th


edition, Diterjemahkan oleh Yulianto, Ali Akbar, Salemba Empat, 2015.

Ross, Stephen A., ect, Fundamentals of Corporate Finance, Mc Graw Hill, 2016

Subramanian dan Paramasivan, Financial Management, (e-book), New Age


International Publishers,

Warren, Reeve, Duchas, etc, , 2014, Accounting Indonesia Adaptation, 25 edition,


Salemba empat. Jakarta

Weygant, Kimmel and Kieso, Financial Accounting IFRS edition, John Wiley & Sons,
Inc, 2013

http://eprints.polsri.ac.id/

2019 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


25 Siti Sarpingah, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai