Anda di halaman 1dari 14

ROLE PLAY KASUS PERILAKU KORUPSI YANG

DISEBABKAN OLEH FAKTOR INTERNAL ATAU FAKTOR


EKSTERNAL DI LINGKUNGAN KAMPUS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. TIUR YULANDA SIREGAR : PO.71.33.1.18.032

2. INTAN PERMATA SARI : PO.71.33.1.18.017

3. WARISA TUNISA : PO.71.33.1.18.036

4. HILDA RAMADHANTI : PO.71.33.1.18.012

5. CINDY SEPTIKA SARI : PO.71.33.1.18.007

6. AL FIKRI HIDAYATULLAH : PO.71.33.1.18.002

MATA KULIAH:
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DOSEN PEMBIMBING:
SUKARJO, S.Sos.,M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Role play
Kasus Perilaku Korupsi yang Disebabkan Oleh Faktor Internal dan Faktor
Eksternal di Lingkungan Kampus” . Kami akan menyajikan makalah kami secara
sederhana agar dapat mudah di pahami.

Kami menyadari walaupun bagaimana kami berusaha menyajikan makalah


ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami harapkan kritik
dan saran dari Bapak, teman-teman, dan siapapun yang membaca makalah ini,
sehingga dengan saran dan kritiknya kami dapat menjadi lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya dan dalam kehidupan kami agar tetap terus
barusaha untuk lebih baik.

Sekian kata pengantar dari kami apabila ada kata yang salah kami mohon
maaf. Sekali lagi kami mengatakan kami sangat berharap saran dan kritik agar
kami dapat menjadi lebih baik lagi.

Terima Kasih.

Palembang, 10 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi ............................................................................... 3

B. Kasus Korupsi yang Ada di Lingkungan Kampus ............................... 4

C. Sikap Positif yang Harus Diambil sebagai Mahasiswa ........................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 9

B. Saran ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh

masyarakat nasional maupun internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan

politik, juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan

internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan nasional. Korupsi di tanah

air kita ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat.

Faktor internal penyebab korupsi dari diri pribadi sedang faktor eksternal

adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor

internal terdiri aspek moral, aspek sikap atau perilaku dan aspek sosial. Faktor

eksternal dilacak dari aspek ekonomi, aspek politis, aspek manajemen dan

organisasi, aspek hukum dan lemahnya penegakkan hukum, serta aspek social

yaitu lingkungan atau masyarakat kurang mendukung perilaku anti korupsi.

Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi

menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.

Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat, khususnya dalam sisi

ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan masyarakat.

Pada keadaan ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan

lebih banyak kebijakan namum disertai dengan maraknya praktek korupsi,

bukannya memberikan nilai positif yang semakin tertata, namun memberikan

efek negative bagi perekonomian secara umum. Salah satu upaya jangka panjang

yang terbaik mengatasi korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti

1
korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang khususnya mahasiswa di

Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa adalah generasi penerus yang akan

menggantikan kedudukan para penjabat terdahulu. Juga karena generasi muda

sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita lebih

mudah mendidik dan memengaruhi generasi muda supaya tidak melakukan tindak

pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh “budaya” korupsi dari

generasi pendahulunya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Korupsi?

2. Apa saja kasus korupsi yang ada di lingkungan kampus?

3. Bagaimana korupsi dapat terjadi dikaitkan dengan faktor internal atau

faktor eksternal?

4. Apa sikap positif yang harus diambil sebagai mahasiswa?

C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari korupsi

2. Agar mahasiswa mengetahui kasus-kasus korupsi yang ada di lingkungan

kampus

3. Agar mahasiswa mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya

korupsi

4. Agar mahasiswa dapat mengambil sikap positif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Korupsi

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya

busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini

Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan

jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi

menurut Huntington(1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari

norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini

ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan

korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas

dengan berbagai macam modus.

Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari

struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya

mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi

tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk

keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi

merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan

pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan

menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan

hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.

Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan

yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan

mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim

3
(dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan

tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan

mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan

kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan

hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya,

Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau

diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/

kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya,

juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa

ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang

melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan

masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.

B. Kasus Korupsi yang Ada di Lingkungan Kampus

Kasus korupsi yang ada di lingkungan kampus, antara lain:

1. Bolos Kuliah dan Titip Absen

Cabut kuliah atau bolos merupakan suatu aktivitas yang lumrah

dikalangan mahasiswa. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab seorang

mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan perkuliahan. Bagi para aktivis

alasan utama untuk bolos kuliah tentunya karena hal-hal yang berkaitan

dengan masalah organisasi, entah itu rapat atau harus turun aksi ke jalan.

Adalagi alasan mahasiswa bolos yang merupakan satu hal yang lumrah

karena bukan kehendak dari mahasiswa yang bersangkutan, yaitu sakit atau

terkena musibah. Selain itu, rasa bosan terhadap salah satu mata kuliah dan

4
cara penjelasan dosen yang kurang menarik pun menjadi alasan ampuh yang

kadang dilontarkan oleh mahasiswa untuk membolos dengan dalih adanya

kesempatan tidak mengikuti kuliah, serta alasan mampu menguasai mata

kuliah tersebut tanpa harus mengikuti. Demikianlah beberapa alasan

mahasiswa untuk bolos kuliah.

Sifat malas ini dapat timbul apabila dosen yang mengajar seringkali

tidak masuk, bangun kesiangan, hingga jarak tempuh dari rumah ke kampus

tidak dapat diprediksi karna jalanan yang sering macet.

Namun, bolos kuliah ini cenderung mengindikasikan bahwa seseorang

itu malas. Rasa malas inilah yang dapat membawanya kepada Korupsi.

Belum lagi ditambah dengan ‘’Budaya Titip Absen’’ bagi mahasiswa yang

bolos. Satu hal sederhana yang bisa menghilangkan nilai kejujuran dalam

kehidupan kita. Dalam KBBI, Korupsi berarti penyalahgunaan sesuatu yang

bukan haknya untuk kepentingan pribadi. Berdasarkan definisi KBBI,

mahasiswa yang bolos kuliah sampai titip absen sudah bisa digolongkan

sebagai koruptor.

2. Mencontek Saat Ujian

Secara sederhana pengertian korupsi adalah mengambil sesuatu apa

yang bukan kepunyaannya untuk kepentingannya pribadi. Pengertian korupsi

yang sederhana itu akan mudah kita jumpai di setiap kampus pada saat

Kuis/UTS/UAS tiba. Tidak sedikit mahasiswa menyontek atau dengan

membuat catatan kecil untuk menjawab soal ujian. Alasan kuat mengapa para

kaum intelektual itu menyontek tidak lain karena kurang atau malas belajar.

5
Meskipun ia penuh kesibukan atau kerja sambil kuliah. Jadilah ia tidak

mampu menjawab soal ujian. Memang betul ada beberapa soal yang sangat

sulit dijawab, tetapi bukan berarti soal ujian itu sulit semuanya.

Mahasiswa yang jujur pasti akan menjawab soal semampunya, ia tidak

mau mencontek meskipun nilainya lebih rendah dari temannya yang lain.Lagi

pula, nilai mahasiwa tidak mutlak ditentukan dari hasil ujian pad saat itu. Ada

penilaian lain seperi karakter, kehadiran, praktikum, tugas, presentasi, dsb.

3. Plagiat Tugas

Plagiatisme atau tindakan menjiplak karya orang lain seakan telah

menjadi budaya di masyarakat Indonesia. Baik itu di kalangan akademik

maupun di kalangan non-akademik, kegiatan ini tumbuh dengan subur. Kita

dapat melihat, khususnya pada kalangan akademik. Mulai dari pelajar SMP,

SMA, sampai mahasiswa, kegiatan ini seakan menjadi jalur alternatif bagi

kita untuk menyelesaikan sebuah tugas dengan cepat.

Tanpa disadari kita saat ini lebih suka mengandalkan internet untuk

menyelesaikan tugas mereka daripada bersusah payah mencari buku dan

membacanya. Dari internet kita lebih mudah mendapatkan informasi yang

mereka butuhkan dan bahkan dengan tinggal meng-copy-paste karya milik

orang lain, tugas dapat dengan cepat terselesaikan. Tanpa mencantumkan

sumber tulisan yang sudah kita catut.

6
4. Pemakaian uang kas oleh Bendahara untuk kepentingan pribadi

Bendahara adalah orang yang dipercaya untuk mengelola keuangan

dengan baik. Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang justru

menyalahgunakan kepercayaan tersebut. Beberapa faktor yang dapat

mendorong korupsi oleh bendahara yaitu faktor internal atau faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dirinya sendiri untuk

melakukan tindakan korupsi, diantaranya karena gaya hidup yang konsumtif,

kebutuhan hidup yang mendesak, sifat tamak dan rakus, dan moral yang

kurang kuat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar

untuk melakukan tindakan korupsi, misalnya pergaulan.

C. Sikap Positif yang Harus Diambil Sebagai Mahasiswa

Sebagai mahasiswa, sikap positif yang dapat diambil adalah keterlibatan

mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus yang dapat dibagi

ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan untuk

komunitas mahasiswa. Untuk konteks individu, seseorang mahasiswa diharapkan

dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak akan berperilaku koruptif dan tidak

korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas seorang mahasiswa diharapkan

dapat mencegah rekan-rekannya sesama mahasiswa dan organisasi

kemahasiswaan kampus untuk tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi serta

menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi. Hal ini terutama dimulai dari

kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan kepada diri mereka

sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun itu

hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan

7
absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para

pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Memang hal

tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir dan dikhawatirkan

akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah menjadi sebuah karakter.

Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga harus

memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak

memberikan peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan

melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya

yang diestimasikan dari pihak kampus kepada calon mahasiswa maka perlu bagi

mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan

yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai

pengontrol kebijakan internal universitas.

Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai

pihak pengontrol kebijakan internal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku

korupsi. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di

lingkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur.

Tindakan ini diharapkan agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko

korupsi di lingkungan kampus.

Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas

intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi.

Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi wadah mengadakan

diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi. Selain itu organisasi atau

komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan internal kampus.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena

mengancam keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu peran serta

semua lapisan masyarakat. Mahasiswa adalah salah satu bagian masyarakat yang

mempunyai pengaruh signifikan dalam memperngarhi kebijakan pemerintah dan

menggerakkan lapisan masyarakat yang lain. Sehingga pemberantasan korupsi

bisa lebih efektif. Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa adalah menciptakan

lingkungan bebas dari korupsi di kampus, Maka mahasiwa harus lebih

berkomitmen dalam memberantas korupsi supaya upaya mereka berjalan

semaksimal mungkin.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu peningkatan peran keluarga dalam penerapan pendidikan anti

korupsi dini sebagai figur dalam pembentukan karakter. Karena

pendidikan utama yang paling awal didapatkan generasi muda berasal

dari keluarga.

2. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya diterapkan di bangku

Perguruan Tinggi sebagai mata kuliah wajib maupun pilihan. Karena,

Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari generasi penerus bangsa

memiliki kompetensi intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan, dan pola

9
pikir yang lebih diplomatis menjadikan mereka agen perubahan

pembelajaran kehidupan kebangsaan.

3. Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di tingkat Perguruan Tinggi memberikan

pembelajaran lebih efektif dan pengalaman aktif bagi mahasiswa tentang

realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi,

pelayanan umum, dll. Sehingga termotivasi untuk kreatif dan mandiri

mengajak dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya untuk proaktif

memberantas korupsi.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://tugaskuliahghofur.blogspot.com/2014/11/makalah-peran-mahasiswa-

dalam-upaya.html>Diakses pada tanggal 10 September 2019

https://unjkita.com/benih-benih-korupsi-ala-mahasiswa/>Diakses pada tanggal 10

September 2019

https://munajathati.wordpress.com/2012/05/19/peran-dan-upaya-mahasiswa-

dalam-memberantas-korupsi/>Diakses pada tanggal 10 September 2019

11

Anda mungkin juga menyukai