Anda di halaman 1dari 12

Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....

(Agus Hariadi)

SUATU DILEMA DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA KORUPTOR


DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
(THE DILEMMA OF CORRECTIONAL EFFORT TOWARD CORRUPTION CONVICTS IN
CORRECTIONAL INSTITUTION)

Agus Hariadi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jl. HR. Rasuna Said Kav.6-7 Jakarta Selatan, Indonesia
Email: hariadi_kapusren@yahoo.co.id
(Naskah diterima 27/06/2016, direvisi 26/09/2016, disetujui 29/09/2016)

Abstrak
Paling tidak ada dua hal pokok yang menyebabkan masih maraknya korupsi di Indonesia, yaitu pemilihan
kepala daerah atau anggota legislatif yang berbiaya mahal dan rendahnya pidana yang dijatuhkan oleh hakim.
Fenomena yang muncul pada saat ini, di samping para koruptor menggunakan jasa penasehat hukum yang
bertarif mahal, ternyata mereka dalam menjalani proses peradilan sama sekali tidak menunjukkan adanya rasa
malu, rasa bersalah, apalagi rasa penyesalan, mereka tetap sumringah, penuh senyum, penuh ketawa, dan
kepala tetap tegak, berbeda dengan pelaku tindak pidana yang lain. Hal lain yang mengherankan, masyarakat
juga kadang-kadang berbuat yang tidak sepantasnya, yaitu dengan memberikan dukungan yang luar biasa
kepada para koruptor. Demikian juga petugas lembaga pemasyarakatan (LP) menempatkan para koruptor
tersebut dalam satu sel sendirian yang terpisah dari narapidana lain dengan fasilitas yang cukup memadai
dan pada gilirannya akan menimbulkan hubungan supply and demand. Dengan adanya narapidana koruptor,
menyebabkan fungsi LP menjadi tidak berjalan karena para narapidana koruptor memiliki berbagai kelebihan jika
dibandingkan dengan petugas LP itu sendiri. Untuk itu, ke depan perlu diadakan perombakan agar narapidana
koruptor ditempatkan dalam LP yang juga dihuni oleh narapidana lain, sehingga di samping lebih memenuhi
rasa keadilan juga agar narapidana koruptor dapat diberdayakan untuk kemanfaatan narapidana lain maupun
petugas LP itu sendiri.
Kata kunci: Dilema Pembinaan, Narapidana Korupsi

Abstract
Basically, there are at least two factors that make corruption still rampant in Indonesia. First is the expensive
cost of the local heads or legislative members’ elections; second is the low punishment by the Judge. The recent
phenomenon, the corruptors hire for expensive prominent lawyers. Moreover, they do not express any regret or
even remorse in their case trial. They calmly keep smiling, laughing and having their head up, in contrast to other
felons. Surprisingly, some people respond in uncommon ways, such as giving tremendous support to them. As those
to the correctional officers who put them in a cell with special facilities, exclusively away from the other inmates.
Thus, make some take and give relations as the supply and demand has come between them. As the result, the
Correctional Institution cannot run its function effectively because of the corruption convicts who have more resources
than the officers themselves. So, it is important to have evaluation ahead in order that those corruption convicts put
in together with the other inmates. Hopefully, the solution can fulfill the justice as well as empower the corruption
convicts for the good of inmates and the correctional officers themselves.
Keywords: Correctional effort dilemma, Corruption convict.

A. Pendahuluan seperti mantan menteri, mantan anggota DPR/


Kalau kita sempat berjalan-jalan DPRD, mantan gubernur/bupati/wali kota,
mengunjungi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi mantan hakim, pengacara, dan pengusaha.
(Pengadilan Tipikor) di Jakarta, maka kita akan Mereka-mereka itulah calon penghuni LP setelah
melihat suasana di pengadilan sangat ramai dalam persidangan dinyatakan terbukti bersalah
pengunjung. Ramainya pengunjung disebabkan dan dijatuhi pidana penjara berdasarkan
karena di pengadilan tersebut akan diadakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
sidang perkara tindak pidana korupsi di mana kekuatan hukum tetap.
terdakwanya merupakan orang-orang terkenal Dengan demikian, seorang terdakwa pelaku
atau figur yang menarik perhatian publik, tindak pidana korupsi untuk dapat menyandang

297
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

sebutan narapidana akan menempuh peroses Kepahiang Bengkulu yang juga menjadi hakim
persidangan yang cukup lama yang sangat Pengadilan Tipikor Bengkulu dan Toton, hakim
menguras pikiran, tenaga, mental, dan uang Ad Hoc pada Pengadilan Tipikor Bengkulu, oleh
kecuali mereka langsung menerima putusan KPK pada hari Senin 23 Mei 2016 karena diduga
pengadilan tipikor. Namun dalam kenyataannya menerima suap sehubungan perkara tindak
sangat langka, kebanyakan mereka menolak pidana korupsi penyalahgunaan honor dewan
putusan pengadilan tipikor dan selalu menempuh pembina RSUD M. Yunus di Bengkulu. Dari
upaya hukum, baik upaya hukum biasa, seperti hasil opersai tangkap tangan, KPK menemukan
banding dan kasasi, dan juga upaya hukum luar uang sebesar Rp150 juta di mobil milik Janner
biasa, seperti peninjauan kembali. Nampaknya Purba. Uang tersebut, menurut Yuyuk Andriadi,
para pelaku tindak pidana korupsi selalu tidak Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK,
puas atas putusan pengadilan, mereka merasa merupakan pemberian yang ke dua setelah pada
tetap tidak bersalah walaupun bukti-bukti yang tanggal 17 Mei 2016, Janner menerima uang
diajukan jaksa penuntut umum dan keterangan sebesar Rp500 juta dari Edi2.
ahli maupun para saksi sudah sangat gamblang Ibaratnya tinta yang untuk menulis belum
membuktikan adanya tindak pidana korupsi. kering, kita semua digemparkan pemberitaan
Prinsip yang dipegang, kalau masih ada upaya di berbagai media massa yang memuat hasil
hukum mereka akan menggunakan semuanya, temuan BPK adanya dugaan kunjungan kerja
tidak perduli jika pada akhirnya pidananya fiktif yang dilakukan oleh beberapa anggota DPR
justru tambah berat. yang berpotensi merugikan keuangan negara
Terkait tindak pidana korupsi, ada beberapa sebesar Rp945,46 miliar. Namun secara tidak
berita akhir-akhir ini yang cukup menghebohkan terduga dan sulit diterima oleh pikiran yang
dan banyak mendapat perhatian dari masyarakat, sehat, berita tersebut akhirnya dianulir sendiri
seperti berita tertangkap tangannya Edy oleh Ketua BPK saat melakukan rapat kerja
Nasution, Panitera Pengadilan Negeri Jakarta dengan DPR.
Pusat, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Korupsi sepertinya sudah merupakan
di area parkir salah satu hotel di Jalan Kramat
penyakit kronis bagi bangsa Indonesia yang
Raya, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, tanggal
sangat sulit untuk memberantasnya karena
20 April 2016, sesaat setelah penyerahan uang
pengadilan sebagai benteng terakhir orang
sebesar Rp50 Juta dari Doddy Aryanto Supeno,
mencari keadilan, para hakim dan paniteranya
pihak swasta. Uang itu merupakan pemberian
juga terbelit masalah korupsi. Sebetulnya sudah
kedua karena sebelumnya pada bulan Desember
sejak zaman Orde Lama maupun Orde Baru,
2015, telah ada penyerahan uang sebesar Rp100
banyak pejabat negara, pejabat, dan pengusaha
juta. Uang itu merupakan bagian dari komitmen
yang terindikasi melakukan tindak pidana
suap Rp500 juta kepada Edy Nasution untuk
korupsi, namun kenyataannya pada masa itu
mengamankan permohonan peninjauan kembali
tidak terlalu banyak yang diproses sampai ke
kasus sengketa perdata antara dua korporasi
pengadilan. Hal tersebut berbeda pada era
besar. Dalam kasus tersebut, KPK menggeledah
reformasi di mana para pelaku korupsi, tanpa
empat lokasi, yakni rumah Nurhadi (Sekretaris
pandang bulu, semua diproses di pengadilan
Mahkamah Agung), ruang kerja Nurhadi di
dan akhirnya masuk LP.
Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, dan Kantor PT. Paramount Enterprise Sebetulnya para pelaku tindak pidana
International di Serpong, Tangerang Selatan. korupsi itu bukanlah orang yang secara materi
Dari lokasi-lokasi itu, penyidik KPK menyita kekurangan, bahkan kalau boleh dikata mereka
sejumlah uang1. sudah sangat berkecukupan. Demikian juga
Belum tuntas penanganan kasus tersebut, kalau dilihat pendidikannya, mereka rata-
kita semua dikejutkan dengan tertangkap rata berpendidikan sarjana, bahkan ada yang
tangannya Janner Purba, Ketua Pengadilan Negeri bergelar profesor doktor.

1 “Sekretaris MA Diduga Terkait, KPK Cegah Nurhadi Bepergian ke Luar Negeri”. Kompas (22 April 2016).
2 “MA Berhentikan Hakim Tipikor”. Kompas (1 Juni 2016).

298
Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....(Agus Hariadi)

Dengan demikian, pada saat ini LP selain Dari jumlah itu, 391 kasus berada di kejaksaan3.
dihuni oleh para narapidana biasa juga dihuni Ada yang mengatakan masih suburnya
oleh narapidana intelektual yang kemampuannya korupsi di Indonesia, salah satunya disebabkan
pasti di atas petugas LP itu sendiri. Jelas hal ini karena adanya pemilihan kepala daerah atau
merupakan suatu dilema, di satu sisi LP dituntut pemilihan anggota dewan (DPR/DPRD) yang
untuk dapat mengembalikan para penghuninya berbiaya mahal. Alasan ini masuk akal karena
menjadi orang baik dan dapat hidup di tengah- memang untuk maju dalam pemilihan kepala
tengah masyarakat secara normal, tetapi di sisi daerah harus punya kendaraan, yaitu partai
lain fungsi tersebut tidak berjalan karena para politik, demikian juga untuk dapat melenggang
penghuni hotel prodeo itu adalah orang-orang ke gedung parlemen, orang harus masuk terlebih
yang memiliki kepandaian intelektual di atas dahulu kejajaran partai politik. Nah untuk
petugas LP, dan mereka pada dasarnya sudah itulah para calon harus mengeluarkan banyak
tidak memerlukan lagi bimbingan maupun biaya, belum lagi uang untuk kampanye dan
pelatihan dari petugas LP karena mereka sudah uang untuk para bobotoh. Apalagi kalau dalam
terbiasa menjadi bos di tempat ia bekerja. pemilihan kepala daerah sampai berujung di
Mahkamah Konstitusi, mereka harus merogoh
B. Pembahasan
kantong lebih dalam lagi untuk membayar
B.1. Maraknya Korupsi di Indonesia penasehat hukum, saksi/ahli, transport, dan
Walaupun banner atau pamflet yang berisi hotel maupun biaya lainnya.
seruan anti korupsi terpasang atau terpampang Sudah dapat ditebak, setelah menjadi
di setiap sudut ruang perkantoran, pelayanan pejabat negara, yang ada di otak mereka adalah
publik, dan ruang terbuka umum, demikian bagaimana caranya mengembalikan modal yang
juga sudah dilakukan pendeklarasian wilayah telah mereka keluarkan selama proses pemilihan
bebas korupsi, pengawasan yang ketat, tetapi dari pada memikirkan pembangunan dan
toh korupsi masih merajalela. Belum selesai kesejahteraan rakyat maupun konstituennya.
persidangan sebuah perkara tindak pidana Kondisi seperti itu, menurut Abdullah Dahlan,
korupsi di pengadilan tipikor, sudah menyusul peneliti ICW, akan melahirkan korupsi politik4.
lagi ada pejabat negara, pejabat, atau pengusaha Adapun aktor-aktor yang menjadi pelaku korupsi
yang tertangkap tangan karena diduga paling dominan adalah kepala-kepala daerah
melakukan korupsi, maupun mereka yang dan anggota DPRD. Modus kejahatan korupsi ini
masih menjalani proses penyelidikan maupun pada umumnya mengenai kebijakan anggaran,
penyidikan. penyalahgunaan kekuasaan, dan penyimpangan
Berdasarkan laporan tahunan Kejaksaan terhadap kebijakan di daerah. Pada tingkat
Agung tahun 2015 menunjukkan terdapat pusat juga tidak jauh berbeda, seperti kasus
ribuan kasus korupsi yang ditangani kejaksaan, pembajakan kebijakan APBN yang terkenal
baik pusat maupun daerah. Tahun lalu sebanyak dengan sebutan praktek mafia APBN5.
1.873 kasus korupsi diselidiki kejaksaan. Dari Lebih lanjut Abdullah Dahlan mencontohkan
jumlah itu, sebanyak 1.717 kasus ditingkatkan kasus yang melibatkan Wa Ode Nurhayati
statusnya ke penyidikan. Namun kasus yang dalam kasus pengembangan pembangunan
dilanjutkan ke penuntutan berkurang menjadi infrastruktur di daerah. Ini mengkonfirmasi,
1.511 perkara. Sebanyak 206 kasus tak beranjak bahwa ada praktik mafia anggaran di DPR.
dari tingkat penyidikan. Jumlah tersebut jauh Dana alokasi untuk pembangunan daerah
lebih kecil dibandingkan temuan Indonesia yang seharusnya dialokasikan untuk daerah
Corruption Watch (ICW), terdapat 652 kasus yang membutuhkan karena daerah tersebut
korupsi yang ditangani kejaksaan, kepolisian, mengalami gap fiskal yang jauh. Dana tersebut
dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tujuannya untuk menopang daerah yang lemah,
mangkrak saat berada dalam tahap penyidikan. tetapi dana-dana itu bukan didistribusikan

3 “206 Kasus Korupsi Tak Selesai, Krisis Moral Aparat Penegak Hukum Mencapai Titik Tertinggi”. Kompas (26 Februari 2016).
4 Komisi Hukum Nasional, “Korupsi Politik” dalam Darurat Hukum, Sumbang Saran, (Jakarta: KHN 2013).
5 Ibid.

299
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

untuk membantu daerah yang lemah, tetapi dibahas untuk disahkan menjadi undang-
malah dijadikan arena bancakan partai. undang. Kemudian juga belum adanya tekad
Berdasarkan keterangan para saksi penggunaan kuat dari lapisan masyarakat paling atas, seperti
dana itu sudah menjadi kavling-kavling partai eksekutif dan legislatif, serta elit ekonomi, untuk
dengan kode-kodenya sendiri, ada kode P1 untuk memberantas korupsi8.
pimpinan, kode K untuk pimpinan banggar Terkait dengan ringannya putusan hakim,
dengan warna-warna yang sudah menjadi khas menurut ICW ada tiga faktor penyebab utama
masing-masing partai. Misalnya warna merah mengapa hakim menjatuhkan pidana ringan bagi
untuk fraksi ini, warna kuning untuk fraksi itu para koruptor. Pertama, tuntutan jaksa penuntut
dan semacamnya6. umum yang ringan. Hakim dalam menjatuhkan
Sedangkan menurut Eva Kusuma Sundari, vonis juga mengacu pada tuntutan jaksa. Karena
salah satu upaya untuk meminimalisir korupsi itu, tuntutan rendah jaksa juga memainkan
politik, khususnya di lingkungan DPR, perlu peranan kunci dalam vonis pengadilan tipikor.
mendirikan Organization of Parliamentarian Kedua, ketiadaan pedoman pemidanaan dalam
Against Corruption di Indonesia. Harapannya kita menjatuhkan vonis perkara korupsi, sehingga
bisa memperbaiki sistem, yaitu memperbaiki hakim cenderung menjatuhkan pidana seringan-
akuntabilitas eksternal parlemen dan di saat ringannya kepada terdakwa. Ketiga, konstruksi
yang sama juga memperbaiki internalnya. Salah hukum dalam Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor.
satu yang kita usulkan adalah memperbaiki Secara umum, Pasal 2 ditujukan secara luas
kode etik yang lebih komprehensif. Karena bagi pelaku korupsi terkait kerugian negara,
tidak bisa seperti kode etik yang ada sekarang dan Pasal 3 dikhususkan bagi penyelenggara
yang belum mengatur secara detail mengenai negara atau pejabat publik. Namun, pembuat
conflict of interest (konflik kepentingan), karena UU justru menjatuhkan pidana lebih ringan bagi
banyak anggota DPR yang memiliki PJTKI, tetapi penyelenggara negara atau pejabat publik9.
bekerjanya di Komisi IX, atau para pemilik
tambang memilih bekerja di Komisi VII. Inilah B.2. Koruptor Tidak Punya Malu Lagi
sesuatu yang incompatible, sehingga tampak Pada saat penggarong uang negara tersebut
jelas adanya konflik kepentingan, di satu sisi ia menjalani proses peradilan, nampak ada hal
sebagai pemain, di sisi lain dia sebagai regulator yang sangat luar biasa. Mereka pada umumnya
dan di saat yang sama juga sebagai pengawas selalu menunda-nunda pemeriksaan dengan
kalau ada panitia kerja (panja), panitia khusus berbagai dalih, seperti belum diterimanya surat
(pansus), atau rapat kerja (raker). Jadi hal ini pemanggilan secara resmi, sakit, dan bahkan ada
perlu diperbaiki, dan saya merasa memang yang melarikan diri ke luar negeri. Sekarang juga
sistem di internal DPR masih sangat rawan sedang ngetren mereka ramai-ramai mengajukan
untuk dicurangi7. upaya hukum praperadilan atas proses
Selain itu, maraknya korupsi di Indonesia penetapan sebagai tersangka. Memang dari
juga disebabkan karena ringannya hukuman upaya hukum tersebut, ada beberapa tersangka
penjara bagi para koruptor, yakni dari rata-rata korupsi yang beruntung karena pengadilan
2 tahun 11 bulan pada tahun 2013 menjadi 2 memutuskan bahwa proses penetapan sebagai
tahun 8 bulan pada 2014 dan kemudian 2 tahun tersangka korupsi oleh penyidik telah melanggar
2 bulan pada 2015, sehingga tidak menimbulkan hukum tetapi ada juga yang sial karena
efek jera. Pada saat yang sama, regulasi untuk praperadilannya ditolak pengadilan.
menambah efek jera bagi koruptor, seperti Sebagaimana kita ketahui, pada awalnya
melalui rancangan undang-undang tentang penetapan seseorang sebagai tersangka tidak
perampasan aset tindak pidana, juga belum masuk lingkup praperadilan, tetapi dengan

6 Ibid. hlm. 10.


7 Ibid. hlm. 7.
8 “Komitmen Elite Jadi Kunci, Ditunggu, Pembangunan Sistem Anti Korupsi”. Kompas (5 April 2016).
9 Aradila Caesar Ifmaini Idris, “Vonis Pengadilan Tipikor”. Kompas (29 Februari 2016)

300
Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....(Agus Hariadi)

adanya putusan MK nomor 21/PUU-XII/2014, maupun ketawa. Masyarakat pun kadang-


penetapan sebagai tersangka dimasukan sebagai kadang juga memperlakukan mereka secara
objek pranata praperadilan. Hal demikian berbeda. Tidak sedikit pencuri atau penjambret
terlihat jelas dari bunyi Pasal 1 angka 10 yang babak belur atau meninggal dunia karena
KUHAP yang menyebutkan: Praperadilan adalah dihakimi massa, tetapi sebaliknya justru ada
wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa beberapa koruptor yang mendapat dukungan/
dan memutus menurut cara yang diatur dalam sambutan luar biasa bagaikan seorang pahlawan.
undang-undang ini, tentang: Masyarakat terkecoh oleh beberapa tingkah
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan/ laku para koruptor yang seolah-olah bertindak
atau penahanan atas permintaan tersangka sebagai dermawan dengan membagi-bagikan
atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa uang hasil kejahatannya.
tersangka; Perilaku masyarakat yang brutal itu bisa saja
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan disebabkan karena kejahatan yang dilakukan
atau penghentian penuntutan atas oleh maling ayam dan penjambret akibatnya
permintaan demi tegaknya hukum dan dirasakan langsung oleh mereka, sedangkan
keadilan; perbuatan koruptor tidak demikian, tidak ada
uang masyarakat yang hilang dari dompetnya.
c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
Masyarakat sama sekali tidak sadar bahwa
oleh tersangka aatau keluarganya atau
dengan perbuatan para koruptor itu dapat
pihak lain atas kuasanya yang perkaranya
menyebabkan harga bahan pokok dan sebagainya
tidak diajukan ke pengadilan.
menjadi mahal, sekolah roboh, jalan rusak, gizi
Demikian juga Pasal 77 huruf a yang
buruk tidak mendapat perhatian, dan pelayanan
menyebutkan: Pengadilan negeri berwenang
kesehatan menjadi tidak maksimal. Masyarakat
untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan
pada umumnya juga tidak mengetahui kalau
ketentuan yang diatur dalam undang-undang
tindak pidana korupsi dalam UU No. 20 Tahun
ini tentang sah atau tidaknya penangkapan,
2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
penahanan, penghentian penyidikan atau
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana
penghentian penuntutan.
Korupsi dinyatakan sebagai tindak pidana yang
Adapun argumentasi yang digunakan oleh tidak hanya merugikan keuangan negara tetapi
MK dengan memasukan penetapan tersangka juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia,
sebagai objek praperadilan adalah agar perlakuan yaitu hak-hak sosial dan ekonomi masayarakat.
terhadap seseorang dalam proses pidana Masyarakat masih melihat korupsi itu hanya
memperhatikan tersangka sebagai manusia yang urusan KPK, polisi, dan kejaksaan.
mempunyai harkat, martabat, dan kedudukan Perlakuan aparat penegak hukum terhadap
yang sama di hadapan hukum. mereka juga kadang-kadang berbeda. Aparat
Selain menunda-nunda pemeriksaan penegak hukum dalam menangani penjahat
dan menggunakan jasa penasihat hukum konvensional terlihat lebih galak dan lebih
yang bertarif mahal, hal lain yang sangat luar kasar dari pada jika ia menangani penjahat yang
biasa adalah para koruptor tersebut sepertinya berkerah putih. Sering kita lihat di televisi para
sudah tidak lagi mempunyai rasa malu, rasa maling ayam dan penjambret digelandang dengan
bersalah, apalagi rasa penyesalan. Mereka tangan terbogol, ditelanjangi hanya memakai
tetep menunjukkan wajah yang sumringah, celana dalam dan rambut yang digunduli.
penuh senyum, penuh ketawa, dan kepala tetap Belum lagi saat diperiksa disinyalir sering
tegak. Mereka juga sangat bersemangat dalam terjadi kekerasan sehingga pada akhirnya akan
menjawab berbagai pertanyaan wartawan, hanya muncul Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang
beberapa saja para koruptor yang menolak berlinang air mata. Tetapi tidak demikian ketika
untuk diwawancarai. Sangat berbeda dengan mereka menangani para koruptor, mereka lebih
maling ayam atau penjambret, wajahnya lesu halus, sopan, dan tidak ada unsur kekerasan.
tertunduk, kelihatan sangat takut, pakaian Walaupun ketika ditangkap ada koruptor yang
lusuh, bersandal jepit, dan tidak ada senyum diborgol, tetapi tidak pernah terjadi ada koruptor

301
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

yang ditelanjangi hanya memakai cawet dan Dengan demikian penempatan narapidana
digunduli kepalanya. di dalam sel LP tidak ada unsur subyektif, seperti
Selain ada perbedaan, di antara kedua unsur jabatan, pangkat, harta, saudara, maupun
penjahat tersebut kadang-kadang juga ada rasa ewuh pakewuh, semuanya didasarkan pada
titik persamaannya, yaitu dalam hal menerima ketentuan dan prosedur yang ada. Namun harus
berat ringannya vonis hakim, mereka sama- diakui bahwa opini sebagian besar masyarakat
sama dijatuhi pidana penjara antara 1 sampai berpendapat miring atau mencurigai, khususnya
2 tahun 2 bulan. Bagi koruptor, pidana tersebut terhadap narapidana koruptor, yang menganggap
dirasakan sangat ringan, tetapi tidak bagi maling adanya perlakuan istimewa terhadap mereka
ayam dan penjambret, jelas dirasa cukup berat. dalam penempatannya di sel LP. Pendapat
Dengan demikian perkara korupsi yang diputus tersebut sah-sah saja karena secara kasat mata
di pengadilan tipikor masuk kategori pidana dalam prakteknya masih terlihat para koruptor
sangat ringan. Pidana pokok yang ringan juga itu sepertinya hanya pindah tidur saja dari
dibarengi pidana alternatif, seperti penjatuhan rumah ke LP. Mereka dapat menata dan mengisi
denda yang tergolong ringan. Dari catatan ICW, ruangan sel sesuai dengan seleranya sendiri.
mayoritas terdakwa (309) hanya dijatuhi denda Terungkapnya kasus “hotel prodeo bintang lima”
Rp 50 juta10. di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu
yang dihuni oleh Artalyta Suryani alias Ayin
B.3. Dilema Pembinaan
telah memperlihatkan salah satu contoh adanya
Setelah penjahat tersebut masuk LP, mereka diskriminasi antara penghuni LP yang berharta
ditempatkan di dalam sel yang berbeda. Maling dengan yang miskin11.
ayam dan penjambret ditempatkan satu sel
Demikian juga ketika Wamenkumham
bersama-sama dengan para maling ayam dan
Denny Indrayana, saat itu, melakukan sidak ke
penjambret lainnya, tetapi kadang-kadang
Lapas Sukamiskin Bandung, ditemukan bahwa
mereka juga dicampur dengan maling-maling
para narapidana perkara korupsi menempati
lainnya dan bahkan para pembunuh. Demikian
sel-sel mewah dengan fasilitas-fasilitas yang
juga koruptor akan menjalani hari-hari
tidak sepantasnya diperoleh warga binaan.
kehidupannya di dalam sel bersama koruptor
Hal ini menunjukkan masih buruknya kontrol
lainnya. Hanya dalam prakteknya banyak
dan perbaikan tata kelola LP, termasuk tidak
koruptor yang ditempatkan sendirian dalam
berjalannya mekanisme sanksi bagi para sipir
satu sel, seperti yang terjadi di LP Sukamiskin,
maupun kepala LP yang turut melanggengkan
Bandung.
perlakuan istimewa ini. Meski banyak diprotes
Penempatan narapidana dalam sel dengan dan dinilai diskriminatif, namun keistimewaan
komposisi seperti itu pasti ada pertimbangan yang diterima oleh koruptor masih berlangsung
tersendiri. Pasal 12 ayat (1) UU No. 12 Tahun hingga saat ini. Keistimewaan yang mereka
1995 tentang Pemasyarakatan menyebutkan, terima antara lain adalah memiliki dan memakai
dalam rangka pembinaan terhadap narapidana telepon genggam dan laptop di dalam LP, dan
di Lembaga Pemasyarakatan dilakukan dapat menerima kunjungan selain di ruang
penggolongan atas dasar: besuk bahkan di luar jam besuk/kunjungan12.
a. Umur,
Sebetulnya penempatan narapidana
b. Jenis kelamin,
koruptor sendirian dalam satu sel di LP
c. Lama pidana yang dijatuhkan,
Sukamiskin, tidak menyalahi aturan yang ada
d. Jenis kejahatan, dan karena bangunan gedungnya memang sejak
e. Kriteria lainnya sesuai dengan awal sudah didesain seperti itu, bahkan kalau
kebutuhan atau perkembangan diisi lebih dari satu orang malah tidak cukup.
pembinaan. Kondisi bangunan LP semacam LP Sukamiskin

10 Ibid.
11 Komisi Hukum Nasional, Arah Pembangunan Hukum Nasional, Kajian Legislasi dan Opini Tahun 2013. (Jakarta: KHN, 2013), hal.
209.
12 Indonesia Corruption Watch, “Pernyataan Pers Indonesia Corruption Watch: Hentikan Pengistimewaan Koruptor”. (Jakarta: 31 Maret
2016); lihat juga ”Masih Dapat Banyak Fasilitas di Penjara, Napi Koruptor Duduki Kasta Tertinggi”. Rakyat Merdeka (2 April 2016).

302
Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....(Agus Hariadi)

tidak dijumpai di LP-LP lain di Indonesia. napi itu diatur secara jelas dalam UU Nomor
Dengan bangunan model satu sel satu orang 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
narapidana, menjadikan LP Sukamiskin tempat (UU Pemasyarakatan). Pasal 14 huruf d
yang sangat favorit bagi para koruptor untuk mengatur hak mendapatkan pelayanan
dapat menjalani masa pidananya. Hal yang tidak kesehatan dan Pasal 14 huruf j mengatur
boleh dilakukan oleh narapidana adalah jika ia hak cuti mengunjungi keluarga. Misalnya
membawa peralatan/barang-barang, seperti: menikahkan anak, menikah atau melayat
AC, kulkas, TV, kasur semacam spring bed, HP, keluarga dekat.
ke dalam sel. Bila ternyata kemudian ditemukan 4. Pemberian remisi. Salah satu jalan cepat
barang-barang tersebut dalam sel, ini pasti yang dapat digunakan napi agar segera
mengindikasikan adanya kolaborasi yang tidak menghirup udara bebas adalah melalui
baik dan melanggar aturan yang ada antara pemberian remisi (pengurangan hukuman).
narapidana dan petugas LP. Remisi merupakan salah satu hak
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh narapidana sebagaimana diatur dalam UU
ICW pada 6 (enam) kota besar di Indonesia tentang Pemasyarakatan. Jika seorang napi
terkait pola-pola korupsi di peradilan pada 2001, berkelakuan baik selama di penjara, kepala
ditemukan paling sedikiit ada 5 (lima) pola Lapas dapat mengusulkan kepada Menteri
korupsi yang terjadi di LP atau Rutan, yaitu13: Hukum dan HAM untuk memberikan remisi
kepada napi yang bersangkutan.
1. Pemberian dan perlakuan fasilitas khusus
5. Pungutan untuk tamu atau pengunjung.
selama dalam tahanan. Dengan membayar
Sudah menjadi rahasia umum ketika ada
sejumlah uang kepada oknum petugas,
keluarga atau tamu ingin mengunjungi
napi akan mendapatkan perlakuan berbeda
napi, ternyata ada pungutan ‘tidak resmi”
dengan napi lain. Fasilitas khusus juga
yang seolah-olah telah terstandardisasi.
dapat diberikan, misalnya sel tersendiri
Untuk satu kali kunjungan, pengunjung
yang terpisah dengan napi lain, makan dan
yang akan menjenguk sanak saudara dalam
minuman yang bergizi, perabotan televisi,
tahanan/lapas dikenakan biaya antara
kulkas, pendingin ruangan, handphone, dan
Rp10 ribu hingga Rp50 ribu. Bagi terpidana
sebagainya. Jika disepakati, bahkan ruang
sendiri, petugas lapas juga sering mengutip
sel dapat disulap menjadi kantor sementara
uang, terutama bagi mereka yang diketahui
dari napi yang notabene seorang pengusaha.
menerim sejumlah uang dari sanak
2. Pemberian jasa keamanan. Secara umum
saudaranya. Tidak hanya uang, makanan
kondisi rutan atau lapas di Indonesia tidak
pun sering diminta oleh penjaga. Dengan
aman seperti yang dibayangkan. Tidak
membayar sejumlah uang suap yang lebih
sebandingnya jumlah sipir dengan napi
besar, bahkan tamu dapat mengunjungi
menjadikan tindak kekerasan marak terjadi
napi tanpa terikat jam kunjungan.
di penjara. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
sejumlah oknum di lingkungan lapas dan Narapidana begitu masuk ke dalam LP
napi yang dipelihara petugas untuk meminta harus diberi tahu atau diinformasikan mengenai
uang jasa keamanan. Jika uang keamanan beberapa hal yang terkait dengan kehidupan di
tidak diberikan, sudah dipastikan ancaman LP. Dengan begitu mereka akan tahu aturan
kekerasan akan dialami napi. yang ada di LP, termasuk mengetahui apa yang
3. Pemberian izin keluar dari penjara. menjadi hak dan kewajibannya. Hal ini jelas
Sebenarnya tidak ada salahnya napi keluar terlihat dalam ketentuan The Standard Minimum
dari lapas. Misalnya, untuk berobat atau cuti Rules for The Treatment of Prisoners (PBB, 1955),
mengunjungi keluarga. Namun, prosedur dalam poin 35 yang menyebutkan:
yang harus dipenuhi yaitu adanya izin yang a. Setiap narapidana pada saat masuk lembaga
diberikan oleh kepala Lapas dan Kakanwil harus diberi informasi tertulis tentang
Departemen Hukum dan HAM. Hak keluar peraturan yang mengatur perlakuan bagi

13 Komisi Hukum Nasional, Arah… Op. Cit. hal. 210-211.

303
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

narapidana pada katagorinya, tindakan i. mendapatkan pengurangan masa pidana


disiplin yang diberlakukan oleh lembaga (remisi);
pemasyarakatan, cara-cara yang diizinkan j. mendapatkan kesempatan berasimilasi
untuk mencari informasi dan mengajukan termasuk cuti mengunjungi keluarga;
pengaduan, dan hal-hal lain yang diperlukan k. mendapatkan pembebasan bersyarat;
untuk membuatnya dapat memahami, baik l. mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
hak-hak dan kewajibannya dan untuk m. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan
beradaptasi dengan kehidupan di lembaga peraturan perundang-undangan yang
pemasyarakatan. berlaku.
b. Jika seorang tahanan dan/atau narapidana Sementara itu yang menjadi kewajiban
buta huruf, informasi yang disebutkan di narapidana menurut Pasal 15 nya adalah bahwa
atas harus disampaikan secara lisan. setiap narapidana wajib mengikuti secara tertib
Adanya pemberitahuan atau informasi program pembinaan dan kegiatan tertentu.
tersebut di atas, ternyata mempunyai pengaruh Dengan adanya jaminan hak dan kewajiban
yang signifikan terhadap kepatuhan tahanan narapidana yang jelas, maka mereka tidak
dan narapidana dalam melaksanakan pidana/ boleh diperlakukan secara semena-mena yang
penahanannya di lapas/rutan karena dengan dapat merendahkan harkat dan martabatnya
penjelasan tersebut, mereka mempunyai sebagai manusia. Mereka harus tetap dibina
keyakinan untuk memperoleh hak-haknya dan dibimbing agar menjadi orang yang baik
secara adil pasti. Akan tetapi sebaliknya akan dan kelak dapat hidup normal di tengah-
mempunyai pengaruh negatif manakala informasi tengah masyarakat. Terkait pembinaan dan
tersebut, dengan sengaja atau tidak, tidak pembimbingan narapidana, PP No. 31 Tahun
sampai kepada sasaran secara terang dan jelas. 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan
Keadaan yang demikian akan menumbuhkan Warga Binaan Pemasyarakatan, khususnya
ketidakpastian, sehingga cenderung akan Pasal 3, menyebutkan, bahwa pembinan dan
menumbuhkan proses supply and demand pembimbingan kepribadian dan kemandirian
dalam artian yang negatif14. meliputi:
Sedangkan yang menjadi hak dan kewajiban a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maaha Esa;
setiap narapidana telah diatur dalam UU b. kesadaran berbangsa dan bernegara;
tentang Pemasyarakatan. Pasal 14 dari UU c. intelektual;
tersebut menyebutkan bahwa setiap narapidana d. sikap dan perilaku;
mempunyai hak sebagai berikut: e. kesehatan jasmani dan rohani;
a. melakukan ibadah sesuai dengan agama f. kesadaran hukum;
atau kepercayaannya; g. reintegrasi sehat dengan masyarakat;
b. mendapatkan perawatan, baik perawatan h. ketrampilan kerja;
rohani maupun jasmani; i. latihan kerja dan produksi.
c. mendapatkan pendidikan dan pengajaran; Sebelumnya dalam Keputusan Menteri
d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan Kehakiman No. M.02-PK.04.10 Tahun 1990
makanan yang layak; tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan,
e. menyampaikan keluhan; ruang lingkup pembinaan narapidan yang
f. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti meliputi pembinaan kepribadian dan pembinaan
siaran media massa lainnya yang tidak kemadirian, diperinci sehingga lebih jelas
dilarang; bagiannya, yakni:
g. mendapatkan upah atau premi atas 1. Pembinaan kepribadian yang meliputi:
pekerjaan yang dilakukan; a. Pembinaan kesadaran beragama;
h. menerima kunjungan keluarga, penasehat b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan
hukum, atau orang tertentu lainnya; bernegara;

14 Badan Pembinaan Hukum Nasional, Op.Cit. hal. 89-90.

304
Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....(Agus Hariadi)

c. Pembinaan kemampuan intelektual dapat membuka peluang kerja sama, khususnya


(kecerdasan); terkait dengan pembinaan kemandirian, baik
d. Pembinaan kesadaran hukum; berupa usaha mandiri, industri kecil, kegiatan
e. Pembinaanmengintegrasikan diri pertanian, perkebunan maupun kegiatan lain
dengan masyarakat sesuai dengan bakat dan minat masing-masing
2. Pembinaan kemandirian yang meliputi: narapidana.
a. Ketrampilan untuk mendukung usaha- Namun pelaksanaan beberapa program
usaha untuk mandiri; kegiatan dan hak narapidana di dalam LP,
b. Ketrampilan untuk mendukung usaha- khususnya bagi narapidana koruptor, akan
usaha kecil; mengalami hambatan/kendala atau bahkan
c. Ketrampilan yang dikembangkan sesuai tidak berjalan sama sekali. Seorang narapidana
dengan bakatnya masing-masing; koruptor tidak mungkin dilatih untuk menjadi
d. Ketrampilan untuk mendukung usaha- montir motor/mobil, tukang kayu, tukang las,
usaha untuk industri atau kegiatan pelukis, petani, peternak sapi, peternak ikan,
pertanian (perkebunan) dengan karena mereka sudah tidak memerlukan lagi
menggunakan teknologi madya atau ketrampilan seperti itu. Kegiatan semacam itu
teknologi tinggi. hanya dilakukan oleh narapidana biasa yang
Oleh karena itu, walaupun badan dan melakukan tindak pidana konvensional, seperti
kebebasan bergerak para narapidana dibatasi, pembunuhan, penjambretan, penipuan, dan
mereka tetap mendapat pembinaan dan pencurian. Sedangkan narapidana koruptor
pembimbingan, termasuk mengembangkan di dalam LP biasanya hanya menginginkan
kreativitas sesuai bakat dan minatnya, dan pemenuhan haknya yang berupa kunjungan
pihak LP harus memfasilitasi atau menyediakan keluarga, penasehat hukum, dokter pribadi, dan
sarana dan prasarana yang mereka perlukan. rohaniwan. Selain itu, para narapidana koruptor
Narapidana yang punya bakat main musik akan akan menghabiskan waktunya di dalam LP
disediakan alat musik dan terus dilatih agar dengan membaca buku, menulis, memperdalam
dapat menjadi musisi terkenal. Mereka yang ilmu agama dengan membaca kitab suci, diskusi
punya bakat menari akan terus dilatih agar atau sekedar mengobrol dengan temannya
dapat menjadi penari yang terkenal. Mereka sesama narapidana koruptor, dan berolah raga
yang punya minat di bidang pertukangan atau seperlunya.
perbengkelan akan dilatih oleh tenaga instruktur Dengan adanya kondisi seperti itu, LP
yang didatangkan dari luar. Bahkan narapidana yang hanya/banyak dihuni oleh narapidana
yang belum terlihat bakatnya juga akan terus koruptor, seperti LP Sukamiskin di Bandung,
dibina dan dilatih sampai mereka menguasai sesungguhnya mengemban tugas yang lebih
ketrampilan tertentu sebagai bekal apabila ringan jika dibandingkan dengan LP yang banyak
mereka ke luar dari LP. Para narapidana juga dihuni oleh narapidana biasa. Para petugas LP
tetap diberi kebebasan untuk menjalankan nya tidak perlu susah payah membina atau
ibadah sesuai dengan agama yang mereka anut melatih mereka karena narapidana koruptor
dan mendapat bimbingan atau siraman rohani itu bukanlah orang-orang biasa, mereka rata-
dari rohaniwan. rata mempunyai kemampuan intelektual/
Untuk berhasilnya pembinaan dan pelatihan pengetahuan yang tinggi/luas, termasuk juga
tersebut, pihak LP harus dapat membuat pengetahuan di bidang agama. Selain itu,
program yang jelas dan terukur sehingga dapat mereka juga rata-rata sudah terbiasa dengan
memberdayakan kemampuan dan ketrampilan gaya hidup yang mapan atau bahkan mewah.
yang dimiliki oleh narapidana. Dengan jumlah Sedangkan di sisi lain, para sipir yang seharusnya
narapidana yang cukup banyak, sekitar 125.000 memberikan pembinaan atau pelatihan kepada
orang di seluruh Indonesia, LP sesungguhnya narapidana koruptor rata-rata mempunyai
memiliki aset sumber daya manusia yang secara pengetahuan yang pas-pasan saja. Hal lainnya
kuantitas sudah lebih dari cukup. Sedangkan yang meringankan petugas LP adalah sangat
untuk meningkatkan kualitasnya, pihak LP kecil/tidak mungkinnya narapidana koruptor

305
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

berantem/berkelahi dengan narapidana yang rasa kemanusiaan, kapasitas keahlian dan


lain, sehingga petugas tidak perlu mengadakan kesesuaian pribadi petugas dengan pekerjaan
pengawasan yang ekstra ketat. Demikian pula (bahwa pekerjaannya itu merupakan panggilan
pengunjungnya adalah orang-orang yang tidak hidupnya)16. Kecuali itu, calon petugas LP harus
perlu terlalu dicurigai karena biasanya hanya lulus ujian baik teori maupun praktek. Demikian
keluarga terdekat yang jelas identitasnya pentingnya ujian bagi para calon sipir penjara,
dan para koleganya saja. Namun di sisi lain, maka The Standard Minimum of Rules for the
petugas LP tersebut rawan kena suap dari para Treatmen of Prisoners (PBB, 1995) dalam poin 47
narapidana koruptor. Biar bagaimanapun para menyebutkan:
narapidana koruptor adalah orang-orang yang a. Petugas lembaga pemasyarakatan harus
masih mempunyai pengaruh besar terhadap memiliki standar pendidikan dan kecerdasan
masyarakat tertentu dan mereka juga masih yang memadai.
memiliki harta yang cukup banyak, sehingga b. Sebelum mulai melaksanakan tugas,
dapat menyuap petugas bahkan pimpinan LP petugas harus diberi pelatihan tentang tugas
agar mereka mendapat fasilitas atau perlakuan khusus dan umum dan diwajibkan untuk
yang istimewa, baik dalam menerima tamu lulus ujian teori maupun praktek.
maupun keluar masuk LP. Sebagai contoh, c. Setelah mulai melaksanakan tugas dan
bagaimana seorang Gayus Tambunan yang selama karir kerja, petugas harus tetap
dapat secara leluasa keluar LP untuk menonton mempertahankan dan meningkatkan
pertandingan tenis lapangan, makan-makan di pengetahuan dan kapasitas keahlian
luar. Dan terakhir Labora Sitorus yang berbulan- mereka dengan cara menghadiri pelatihan
bulan tidak pernah tidur di LP dengan alasan yang diadakan di tempat kerja yang
berobat ke dokter. diselenggarakan pada jarak waktu yang
Dalam kaitan ini, layak untuk disimak apa sesuai17.
yang menjadi kajian para ahli kepenjaraan se Namun dalam konteks Keindonesiaan
dunia, yang dituangkan dalam The implementation dan kekinian, transformasi kebijakan
of Standard Minimum Rules for the Treatment of pemasyarakatan belum dapat dilaksanakan
Prisoners (SMR, PBB:1955) yang menyatakan sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan dan
bahwa: “...tujuan-tujuan pemenjaraan sering pelatihan bagi calon petugas pemasyarakatan
kali berubah arah karena diakibatkan oleh tidak terpogram sebagaimana mestinya. Diklat
pendekatan pengamanan dan alat-alat calon petugas, selama ini dilaksanakan secara
penunjangnya...”. “...ajaran sosiologis mengenai informal atas inisiatif kalapas/karutan, itupun
masyarakat penjara telah menunjukkan hanya sekedar latihan baris berbaris, yang
bahwa di penjara dengan peraturan-peraturan tujuannya hanya sekedar agar ketika mereka
keamanan yang maksimum terdapat suatu berpakaian dinas tidak bersikap loyo, tapi
pertumbuhan kehidupan yang menghambat sigap tegas (samapta) sebagaimana layaknya
kemungkinan terjadi integrasi narapidana sikap petugas yang berpakaian dinas. Pernah
kembali ke masyarakat”. “... sebaliknya pada tahun 2005, ada program pendidikan dan
pertumbuhan kehidupannya kerapkali dapat latihan calon petugas yang serentak dilakukan
membuat tumbuhnya sifat-sifat kelainan pada oleh seluruh Kantor Wilayah Kemenkumham
narapidana, dengan lebih memperlihatkan ciri- yang menerima petugas baru. Pendidikan ini
ciri persamaannya dengan pola-pola penjahat dianggarkan di dalam daftar isian pelaksanaan
serta ciri-ciri perbuatan jahatnya”15. anggaran (DIPA). Namun kegiatan tersebut hanya
Untuk menghindari atau paling tidak berlangsung beberapa saat. Seolah-olah setiap
meminimalisir terjadi pengaruh negatif tersebut, kegiatan tergantung dari kebijakan pimpinan.
para petugas LP harus memiliki integritas, Ganti pimpinan ganti kebijakan, tidak terpola

15 Ibid. 82.
16 Dindin Sudirman, Realitas Sosial Penghuni Lembaga Pemasyarakatan, dalam Refleksi 50 Tahun Sistem Pemasyarakatan, Anatomi
Permasalahan dan Upaya Mengatasinya. (Jakarta: Center for Detention Studies, 2015), hal. 93
17 BPHN, Op.Cit., hal. 86-87

306
Suatu Dilema Dalam Pembinaan Narapidana Koruptor ....(Agus Hariadi)

dengan konsisten18. mengandung risiko yang tinggi dan dapat


Sebaiknya pendidikan dan pelatihan bagi menimbulkan kesalahpahaman di tengah-tengah
petugas LP harus beda dengan PNS yang lain. masyarakat, berdasarkan Peraturan Menteri
Calon petugas LP tidak dididik berorientasi Hukum dan HAM No, 12 Tahun 2016 tentang
menjadi pemimpin, tetapi betul-betul dididik Syarat dan Tata Cara Pemberian Izin Keluar
untuk menjadi petugas LP yang profesional dan Bagi Narapidana Dalam Rangka Pembinaan, hal
mempunyai integritas tinggi. Persoalan apakah tersebut tidak dapat dilakukan. Pasal 7 ayat (1)
ia nantinya akan menjadi seorang pemimpin, huruf a Peraturan Menteri tersebut menyebutkan:
sangat tergantung bagaimana ia dalam Izin keluar sebagaimana dimaksud Pasal 5
menjalankan tugasnya. tidak dapat diberikan kepada narapidana yang
melakukan tindak pidana terorisme, narkotika
Kemudian dalam menghadapi dilema
dan prekursor narkotika, psikotropika, korupsi,
mandulnya fungsi LP, khususnya terkait
kejahatan terhadap keamanan negara dan
narapidana koruptor, pihak LP harus dapat
kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta
mengambil kebijakan atau terobosan.
kejahatan transnasional terorganisasi lainnya,
Narapidana koruptor dapat diberdayakan
sesuai dengan kemampuan atau keahliannya Oleh karena itu, ke depan perlu diambil
sehingga bermanfaat bagi narapidana yang kebijakan agar tidak ada lagi LP khusus untuk
lain. Sebagaimana yang pernah ditempuh oleh koruptor karena di samping penghuninya tidak
LP di Nusakambangan ketika Bob Hasan, saat dapat diberdayakan untuk kemanfaatan bagi
itu sedang menjalani pidana, mengembangkan narapidana yang lain, juga menimbulkan kesan
kerajinan batu akik oleh para narapidana lainnya. diskriminatif. Di samping itu, dengan adanya
Bob Hasan membantu pengadaan alat penggosok LP khusus untuk koruptor sebetulnya juga
batu dan sekaligus membantu pemasarannya. merupakan bom waktu karena tinggal menunggu
Dengan kegiatan tersebut, narapidana lainnya saatnya saja ada petugas atau pimpinan LP
dapat memperoleh ketrampilan menggosok batu tersebut yang berurusan dengan hukum karena
akik dan sekaligus penghasilan dari penjualan mereka menerima suap atau gratifikasi dari
batu akik. Namun sayang kegiatan itu tidak penghuninya untuk mendapatkan berbagai
berlangsung lama karena setelah Bob Hasan fasilitas.
keluar dari LP, kegiatan penggosokan batu akik
menjadi macet tidak beroperasi lagi. Demikian C. Penutup
juga narapidana koruptor lainnya yang Sungguh ketika terjadi perubahan nama
mempunyai keahlian berbahasa Inggris, dapat penjara beserta prinsip-prinsipnya menjadi
diminta oleh LP untuk menjadi guru pengajar LP dengan sistem pemasyarakatan sebagai
bahasa Inggris bagi narapidana lainnya. metodenya, tidak pernah terbayangkan kalau
Namun persoalannya akan berbeda ketika suatu saat nanti LP dipenuhi oleh narapidana
LP hanya di huni oleh narapidana koruptor, yang berdasi, seperti para koruptor. Narapidana
tentu mereka tidak dapat diberdayakan untuk yang nota benenya tidak membutuhkan/
kemanfaatan bagi narapidana yang lain. Dalam memerlukan lagi pembinaan dan pelatihan
hal terjadi demikian, maka narapidana koruptor tetapi justru sebaliknya mereka malah menjadi
dapat diberdayakan untuk memberikan pembimbing bagi narapidana yang lain maupun
pengajaran, seperti matematika dan bahasa para sipir LP. Saat itu hanya terbayangkan oleh
Inggris, kepada sesama narapidana koruptor, pencetus ide pemasyarakatan kalau narapidana
maupun justru kepada petuga LP itu sendiri. adalah orang-orang yang berperilaku jahat,
Apakah mungkin pihak LP meminjamkan/ miskin dan berpendidikan rendah yang harus
membawa keluar narapidana koruptor ke LP mendapat bimbingan dan pelatihan di dalam LP
lain untuk memberikan pengajaran kepada agar mereka kelak menjadi orang yang baik dan
narapidana di LP tersebut? Ternyata di samping berguna bagi masyarakat.

18 Ibid. 87

307
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 297 - 308

Dengan adanya dilema seperti itu, maka “Komitmen Elite Jadi Kunci, Ditunggu,
sudah waktunya agar narapida koruptor Pembangunan Sistem Anti Korupsi”. Kompas
tidak lagi ditempatkan dalam LP tersendiri (5 April 2016).
tetapi mereka ditempatkan dalam LP yang “MA Berhentikan Hakim Tipikor”. Kompas (1
juga dihuni oleh narapidana lain, walaupun Juni 2016).
penempatannya dalam sel dapat dipisahkan. Di
“Masih Dapat Banyak Fasilitas di Penjara, Napi
samping itu, pendidikan kepada petugas dan
Koruptor Duduki Kasta Tertinggi”. Rakyat
pengelola LP harus lebih ditingkatkan, misalnya
Merdeka (2 April 2016).
dengan spesialisasi tertentu, agar mereka lebih
Perserikatan Bangsa-Bangsa, The Standard
memahami arti pembinaan dan pemasyarakatan.
Minimum Rules For The Treatment of
Mereka harus lebih banyak mendapat pelatihan,
Prisoners, 1955.
bukan dididik menjadi pimpinan atau pejabat
struktural. Untuk itu, perlu juga adanya “Sekretaris MA Diduga Terkait, KPK Cegah
dukungan dana/anggaran yang mencukupi. Nurhadi Bepergian ke Luar Negeri”. Kompas
(22 April 2016).
Sudirman, Dindin, Realitas Sosial Penghuni
Daftar Pustaka
Lembaga Pemasyarakatan, dalam Refleksi
50 Tahun Sistem Pemasyarakatan, Anatomi
“206 Kasus Korupsi Tak Selesai, Krisis Moral
Permasalahan dan Upaya Mengatasinya.
Aparat Penegak Hukum Mencapai Titik
Jakarta: Center for Detention Studies, 2015.
Tertinggi”. Kompas (26 Februari 2016).
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Naskah
Akademik Rancangan Undang-Undang Peraturan Perundang-undangan
tentang Perubahan Atas Undang- Indonesia, Undang-Undang tentang
Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, UU No. 12 Tahun 1995.
Pemasyarakatan. LN No. 77 Tahun 1995, TLN No. 3614
Center for Detention Studies, Refleksi Sistem Indonesia. Undang-Undang tentang Perubahan
Pemasyarakatan, Anatomi Permasalahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dan Upaya Mengatasinya, Jakarta: 2015. tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reformasi Korupsi, UU No. 20 Tahun 2001. LN No. 134
Penyelenggaraan Pemasyarakatan “Menuju Tahun 2001, TLN No. 4150
Lembaga Pemasyarakatan Produktif”, Indonesia. Peraturan Pemerintah tentang
Jakarta: 2016. Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Idris, Aradila Caesar Ifmaini, “Vonis Pengadilan Pemasyarakatan, PP No. 31 Tahun 1999. LN
Tipikor”. Kompas (29 Februari 2016). No. 68 Tahun 1999.
Indonesia Corruption Watch, “Pernyataan Pers Indonesia. Keputusan Menteri Kehakiman tentang
Indonesia Corruption Watch: Hentikan Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan,
Pengistimewaan Koruptor”. (Jakarta: 31 Kepmenkeh. Nomor: M.02-PK.04.10 Tahun
Maret 2016). 1990
Komisi Hukum Nasional, Arah Pembangunan Indonesia. Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Hukum Nasional, Kajian Legislasi dan Opini tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Tahun 2013, Jakarta: 2013. Izin Keluar Bagi Narapidana Dalam Rangka
Komisi Hukum Nasional, “Korupsi Politik” dalam Pembinaan, Permenkumham No. 12 Tahun
Darurat Hukum, Sumbang Saran, Jakarta: 2016.
2013.

308

Anda mungkin juga menyukai