Anda di halaman 1dari 15

PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL UUD 1945

DAN IMPLEMENTASI PANCASILA


DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN NEGARA
DI BERBAGAI BIDANG

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang dibina


oleh Bapak Dr. Hipolitus K. Kewuel, M.Hum

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
Andrian Santiyon (155150401111122)
Muhammad Syauqi Dhiaulhaq (155150207111157)

rian Santiyon
(155150401111
122)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTASI ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar negara Pancasila adalah jiwa, inti sumber dan landasan UUD 1945.
Secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat
dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung
dalam Pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai
Pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar Negara Republik Indonesia,
dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan
menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah
telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik,
didalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia,
dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia
dari ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun
sebaliknya, sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara
dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap
Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD NRI tahun 1945?
2. Bagaimana implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan dalam
bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan
tentang pengertian bagaimana penjabaran pancasila dengan pasal-pasal
NKRI UUD tahun 1945 dan implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan dalam berbagai bidang di dalamnya.
Penulis berharap dapat membantu memberikan sedikit gambaran untuk
memahami bagaimana penjabaran Pancasila terhadap pasal-pasal yang ada
dalam UUD tahun 1945 serta implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan dalam berbagai bidang di dalamnya.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945


Naskah resmi UUD 1945 telah disahkan oleh sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dan berlaku untuk pertama kali pada tanggal 18
Agustus 1945, serta telah dimuat dan disiarkan dalam ”Berita Republik
Indonesia” (suatu penerbitan resmi Pemerintah RI yang terbit pada tanggal 15
Februari 1946). UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis. Di
sampingnya masih ada hukum dasar tidak tertulis, yaitu ”aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun
tidak tertulis”. UUD 1945 mengandung semangat sebagai perwujudan dari
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. UUD
1945 juga merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.
Nilai-nilai Pancasila terkandung didalam UUD 1945 dan dijabarkan dalam
pasal-pasal UUD 1945. Berikut akan di jelaskan hubungan Pancasila dengan
pasal-pasal UUD 1945.
1) Sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”
➢ Pasal 29 :
− Ayat (1) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
− Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Penjelasan:
Dalam sila pertama dapat diketahui bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang beragama, mayoritas agama di Indonesia adalah Islam,
namun warga negara Indonesia bebas untuk memilih agamanya
masing-masing dan beribadah menurut ajaran agamanya karena
dalam ayat yang kedua disebutkan “negara menjamin
kemerdekaan...”.
➢ Pasal 28E (amandemen) :
− Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak
kembali.
Penjelasan:
Sama seperti di dalam pasal 29, pasal ini menuliskan bahwa setiap
orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya.
Pasal ini merupakan pasal tentang Hak Asasi Manusia pada bab XA.
Intinya adalah di Indonesia, kebebasan dalam beragama seharusnya

2
terjamin tanpa paksaan karena menyangkut HAM. Jika terdapat
pemaksaan maka itu sudah melanggar HAM.
2) Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
➢ Pasal 27:
− Ayat (1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di
dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum
dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
− Ayat (2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Penjelasan:
warga negara Indonesia apapun statusnya, seharusnya sama
dihadapan hukum dan pemerintahan. Baik orang biasa atau pejabat
negara jika melakukan kesalahan dan diadili, hukumannya harus
setimpal. Tidak dibeda-bedakan dan harus adil. Dan semua warga
negara, harus mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia tanpa
terkecuali. Warga negara juga berhak untuk mendapatkan pekerjaan
dan hidup yang layak.

➢ Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
undang.
Penjelasan:
warga negara Indonesia memiliki hak untuk mengeluarkan
pendapatnya baik secara langsung atau tidak langsung. Warga negara
Indonesia bebas untuk berkumpul atau bermusyawarah dan
semuanya itu sudah di tetapkan dalam Undang-undang.
3) Pada bab XA tentang Hak Asasi Manusia dari pasal 28A sampai pasal 28J
(amandemen):
➢ Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
➢ Pasal 28B:
− Ayat (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
− Ayat (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.

3
➢ Pasal 28C:
− Ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan uman manusia.
− Ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.

➢ Pasal 28D:
− Ayat (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.
− Ayat (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja.
− Ayat (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintahan.

➢ Pasal 28E:
− Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak
kembali.
− Ayat (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
− Ayat (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

➢ Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah
dan menyampaikan informasi denggan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
➢ Pasal 28G:
− Ayat (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan

4
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
− Ayat (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat menusia dan
berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

➢ Pasal 28H:
− Ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
− Ayat (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
− Ayat (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat.
- Ayat (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan
hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang oleh
siapa pun.

➢ Pasal 28I:
− Ayat (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
− Ayat (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
− Ayat (3) Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
− Ayat (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah tanggun jawab negara, terutama
pemerintah.
− Ayat (5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokaratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan.

➢ Pasal 28J:
− Ayat (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

5
− Ayat (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis.
Penjelasan:
Penjabaran kemanusiaan yang adil dan beradab terlihat jelas pada
pasal-pasal diatas. Setiap orang berhak untuk hidup dan menjalankan
kehidupan yang dimilikinya. Setiap orang berhark untuk berkeluarga,
setiap anak berhak untuk berkembang, setiap orang berhak untuk
mendapatkan perlindungan, mendapat pendidikan, tidak mendapat
siksaan dan banyak lagi. Semua orang berhak mendapatkan
semuanya itu agar terwujud adil dan beradab kemanusiaan di
Indonesia.
4) Sila ketiga “Persatuan Indonesia”
➢ Pasal 1:
− Ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.
− Ayat (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar.
− Ayat (3) Negara Indonesia adalah negara hukum.
Penjelasan:
Dari pasal diatas jelas bahwa Indonesia adalah negara kesatuan
berbentuk Republik, negara demokrasi dan negara hukum.
➢ Pasal 32
− Ayat (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-
nilai budayanya.
− Ayat (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional.
Penjelasan:
Negara memajukan budaya nasional, negara juga memelihara
kekayaan budaya, walaupun beragam, namun tetap satu negara.
➢ Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

6
Penjelasan:
Bendera Indonesia hanya satu, yaitu merah putih, disemua daerah di
Indonesia semua bendera negara sama yaitu merah-putih, jika bukan,
maka itu bukan bendera negara Indonesia.
➢ Pasal 36:
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Penjelasan:
Bahasa daerah di Indonesia ada banyak, sehingga untuk
berkomunikasi dengan orang dari daerah lain cukup sulit, untuk itu
bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu, yang mempersatukan
semua rakyat di Indonesia.
5) Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Pemusyawaratan Perwakilan”
➢ Pasal 1:
− Ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.
− Ayat (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang¬-Undang Dasar.
− Ayat (3 ) Negara Indonesia adalah negara hukum.
Penjelasan:
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan segala bentuk musyawarah
rakyat dipimpin oleh MPR.
➢ Pasal 2:
− Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan
Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan undang-undang.
− Ayat (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
− Ayat (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
Pejelasan:
MPR, DPR dan DPD anggota-anggotanya dipilih lewat pemilu dan di
atur dengan Undang-undang, segala keputusan MPR ditetapkan
melalui suara terbanyak.
➢ Pasal 3:
− Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
− Ayat (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden
dan/atau Wakil Presiden.

7
− Ayat (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat
memberhentikan Presiden dan/atau wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.
Penjelasan:
Segala peraturan yang ada di pasal 3 harus dilaksanakan oleh MPR
➢ Pasal 37:
− Ayat (1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar
dapat diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
− Ayat (2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang
Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
− Ayat (3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar,
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
− Ayat (4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang
Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima
puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
− Ayat (5) Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.
Penjelasan:
Segala jenis perubahan Undang-undang harus berdasarkan peraturan
pada pasal diatas.
6) Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
➢ Pasal 23:
− Ayat (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai
wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap
tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka
dan bertanggung jawab untuk sebesar besarnya kemakmuran
rakyat.
− Ayat (2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama
Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
− Ayat (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.

8
Penjelasan:
dalam mengatur anggaran pendapatan dan belanja negara
pemerintah harus memperhatikan kemakmuran rakyat dan rakyat
berhak tahu mengenai anggarannya.
➢ Pasal 31:
− Ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
− Ayat (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
− Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
− Ayat (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
− Ayat (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Penjelasan:
Hak untuk mendapatkan pendidikan termasuk ke dalam keadilan
sosial, pemerintah mengusahakan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan berpegang pada nilai-nilai agama dan persatuan
negara untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
➢ Pasal 34:
− Ayat (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara
oleh negara.
− Ayat (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
− Ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
− Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Penjelasan:
anak terlantar dan fakir miskin juga harus terjamin kehidupannya,
negara membuat sistem jaminan sosial seperti jaminan kesehatan
untuk yang tidak mampu.

9
B. Implementasi Pancasila Dalam Berbagai Bidang
Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus
bukan dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks
implementasinya. Tantangan terhadap Pancasila sebagai kristalisasi
pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor
domestik, tetapi juga dunia internasional.
Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang sebagai
berikut.
1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan
pada dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif
bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan
politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat
manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa
ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila
pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-masing merupakan
pancaran dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah
landasan bagi kehidupan nasional bidang politik di Negara Republik
Indonesia.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang
merupakan subyek pendukung pancasila, sebagai mana dikatakan oleh Noto
Nagoro (1975:23) bahwa yang berketuhanan, berkemanusiaan,berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan adalah manusia. Manusia adalah subyek
negara dan oleh karena itu politik negara harus berdasar dan merealisasikan
harkat dan martabat manusia di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem
politik negara dapat menjamin hak-hak asasi manusia.Dengan kata lain,
pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik di Indonesia harus
memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan atau
kedaulatan berada di tangan rakyat. Selain itu, sistem politik yang
dikembangkan adalah sistem yang memperhatikan pancasila sebagai dasar-
dasar moral politik.

10
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan
bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai
dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu
ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi
kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan,
demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33 dan pasal 34. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
keadilan sosial yang masing-masing merupakan pancaran dari sila ke 4 dan
sila ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi
pembangunan sistem ekonomi pancasila dan kehidupan ekonomi nasional.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat
dan berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah
gagasan ekonomi kerakyatan yang dilontarkan oleh Mubyarto, sebagaimana
dikutip oleh Kaelan (2000:239), yaitu pengembangan ekonomi bukan hanya
mengejar pertumbuhan, melankan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan
seluruh bangsa. Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak bisa di
pisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan.

3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya


Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia
melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks
proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social
budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai
wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat
memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya
adalah masalah politik.
Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita
harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya.

11
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang politik dituangkan dalam pasal , 29, pasal 31, dan pasal 32. Pasal-
pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, dan persatuan yang massing-
masing merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ke-tiga pancasila.
Ketiga pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang
kehidupan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan nasional.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka
implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
sosial budaya mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat indonesia harus diwujudkan dalam ptoses
pembangunan masyarakat dan kebudayaan di indonesia. Dengan demikian,
pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arh bagi kebijakan negara
dalam mengembangkan krhidupan sosial budaya indonesia yang beradab,
sesuai dengan sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab.Pengembangan
sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-nilaiyang dimliki
bangsa indonesia, yaitu nilai-nilai pancassila. Hal ini tidak dapat dilepaskan
dari fungsi pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya
bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradap.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


Negara pada hakikatnya merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun
dalam rangka melindungi hak-hak warganya.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30. Pasal-pasal tersebut
merupakan penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang merupakan
pancaran dari sila pertama pancasila. Pokok pikiran ini adalah landasan bagi
pembangunan bidang pertahanan dan keamanan nasional.
Secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada
tujuan tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa (sila pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk
mewujudkan kepentingan seluruh warga sebagai warga negara (sila ke tiga),
harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan (sila keempat), dan ditujukan untuk mewujudkan keadilan
dalam hidup masyarakat (sila kelima). Semua ini dimaksudkan agar
pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam konteks negara hukum,
yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam melindungi dan
membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat.

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan
negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
Pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
Pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus
dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai
pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab
merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar
negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum
dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tanpa Nama. 2015. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI
Tahun 1945, (online),
(http://fauziyyahziya.blogspot.co.id/2015/11/pancasila-sebagai-dasar-
negara.html, diakses18 November 2016).
Tanpa Nama. 2015. Hubungan Pancasila dengan Pasal-Pasal dalam UUD 1945,
(online), (http://www.pusakaindonesia.org/hubungan-pancasila-dengan-
pasal-pasal-dalam-uud-1945, diakses 18 November 2016).
Tanpa Nama. 2016. Hubungan Pancasila dengan Pasal-Pasal dalam UUD 1945,
(online), (http://sarahsimplestories.blogspot.co.id/2016/04/hubungan-
pancasila-dengan-pasal-pasal.html, diakses 18 November 2016).
Rasyid, Roslan. 2016. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan
Negara Dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam,
(online),
(https://www.academia.edu/24338599/IMPLEMENTASI_PANCASILA_
DALAM_PEMBUATAN_KEBIJAKAN_NEGARA_DALAM_BIDANG
_POLITIK, diakses 18 November 2016).

14

Anda mungkin juga menyukai