Buku Panduan Bedah 07 Isi
Buku Panduan Bedah 07 Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi dewasa ini tidak bisa dihindari oleh institusi apapun termasuk program studi ilmu bedah. Pada
saat ini tidak ada lagi batas negara dan bangsa. Komunikasi sangat cepat dan teknologi semakin maju. Disisi
lain Progran Studi Ilmu Bedah FK Unud / RS Sanglah yang telah berdiri sejak tanggal 16 Agustus 1991
berdasarkan SK Dirjen Dikti 050/Dikti/Kep/1991 tentang pembentukan program Studi Ilmu Bedah, belum
menampakkan kiprahnya ditingkat nasional maupun internasional terbukti dengan tidak adanya rujukan berasal
dari Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud/RS Sanglah baik dibidang ilmu pengetahuan dan keterampilan bedah.
Masalah yang juga cukup memprihatinkan adalah langkanya kesempatan bagi peserta didik untuk latihan
ketrampilan bedah kerena keterbatasan jumlah kasus akibat kebijakan managemen Rumah Sakit dan
perkembangan ilmu bedah spesialistik yang tidak terbatas. Ilmu Bedah spesialistik berkembang sangat leluasa
dan pesat, relatif meninggalkan Ilmu Bedah Umum. Sementara itu tidak ada revitalisasi, reorientasi dan
restrukturisasi Ilmu Bedah Umum itu sendiri. Oleh karena itu penguatan Ilmu Bedah Umum menjadi keharusan
dan mendesak untuk dilaksanakan disamping kebutuhan spesialisasi bedah umum secara nasional masih
banyak. Untuk maksud diatas disusun buku pedoman yang berisi suatu Visi, Misi dan tujuan yang menyeluruh
(komprehensive), sasaran program yang jelas, dan kegiatan nyata. Pedoman ini sebagai rencana garis besar dari
program studi ilmu bedah FK Unud RS Sanglah yang terus akan berkembang sesuai dengan zaman.
Tujuan :
BUKU PANDUAN INI MERUPAKAN:
Acuan bagi staf pengajar PPDS I Ilmu Bedah FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar
Acuan bagi peserta PPDS I Ilmu Bedah FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar.
Informasi umum tentang gambaran pendidikan PPDS I Ilmu Bedah FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar
2
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Visi :
Pada tahun 2008 Program Studi Ilmu Bedah FK Unud/RS Sanglah menjadi program studi unggul di
Indonesia, menghasilkan spesialis bedah dengan kompetensi tinggi dan mampu bersaing secara global.
Misi :
Menghasilkan Spesialis Bedah yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, dengan
etika moral yang baik.
Menghasilkan spesialis bedah dengan pengabdian tinggi.
Mengembangkan program penelitian sehingga menghasilkan penemuan baru.
Tujuan Pendidikan :
1. Meningkatkan kwalitas & kwantitas lulusan spesialis bedah dengan kompetensi tinggi.
2. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas penelitian peserta program studi.
3. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas pengabdian masyarakat peserta program studi.
4. Menciptakan suasana akademik yang kondusif di Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud RS Sanglah.
5. Meningkatkan kinerja organisasi dan sistem pengelolaan Program Studi.
6. Meningkatkan sustainabilitas dan akuntabilitas Program Studi.
7. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan Program Studi.
Sedangkan tujuan khusus pendidikan dapat dibaca pada buku kurikulum program studi Ilmu Bedah tahun
2006.
3
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB IV
KOMPETENSI LULUSAN
Luaran atau kompetensi PPDS Ilmu Bedah FK Unud setelah menyelesaikan program pendidikan maka SpB
mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1. Berperilaku sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
2. Mampu mengatasi masalah penyakit bedah darurat dan bedah elektif sesuai kompetensi (pengetahuan dan
ketrampilan) yang didapat selama pendidikan.
3. Mampu mengembangkan diri (KAP) sebagai dokter spesialis bedah sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu bedah invasif minimal. (KAP yang harus dicapai
seorang Spesialis Bedah : Lihat Buku Modul Ilmu Bedah tahun 2006).
4. Mampu mengenal masalah bedah di masyarakat dan menyelesaikannya melalui penanganan langsung
maupun melalui suatu penelitian.
5. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dalam mengemukakan pendapat
dan hasil karya selama dalam menjalankan profesinya, termasuk berkomunikasi dengan penderita.
4
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB V
PETA KURIKULUM, KURIKULUM DAN SILABUS
KALENDER AKADEMIS
1.1. Ujian seleksi masuk
Oktober (semester ganjil) atau
Maret (semester genap)
Pelaksana : KPS – TKP-PPDS I
1.10. Wisuda
5
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
A. PETA KURIKULUM
6
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
B. KURIKULUM DAN SILABUS (lihat di Buku Kurikulum Bedah tahun 2006)
ALUR PENDIDIKAN
OSCA
TNT
BEDAH 4
LANJUT
5
PERI-OP LANJUT (CCrISP)
6
DSTC
7 Min. Invasif Surgery KOGNITIF
8
PROFESI
9
10
7
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Instruksi Kerja Peserta PPDS I selama mengikuti Pendidikan Spesialisasi Bedah di PS. FK.UNUD/RSUP
Sanglah Denpasar , yaitu :
A. BEDAH DASAR
1. 3 bulan pertama Semester I : Pra Bedah
PPDS di kategorikan dengan sebutan jaga Ia
Tugas:
- mengikuti kursus I. Bedah Dasar : Anatomi, Faal, Mikro, PA dll
- tugas baca jurnal/ buku teks
- mengikuti acara ilmiah, parade, morbiditas, mortalitas
- tugas pelayanan di poliklinik, unit gawat darurat, bangsal perawatan dan asisten operasi
- melakukan tindakan dasar bedah, bedah minor dan operasi dengan bimbingan senior
- Evaluasi masa percobaan pada akhir semester I
2. Semester I – V : Jaga I
PPDS di kategorikan dengan sebutan jaga Ib
Tugas seperti pada jaga Ia, dengan tambahan:
- mulai membuat referat
- mengajukan kasus dalam parade, morbiditas, mortalitas
- mengikuti kursus ATLS, BSS, USG
Evaluasi akhir semester III dilakukan ujian OSCA
B. BEDAH LANJUT
1. Semester V – IX : Jaga II
PPDS di kategorikan dengan sebutan jaga II
Tugas seperti pada jaga Ia & Ib, dengan tambahan:
- membuat referat, laporan kasus, surveilen, penelitian
- mengajukan kasus dalam parade, morbiditas, mortalitas
- mengikuti kursus DSTC, Perioperatif, endo-laparoskopi
- tugas di RS Jejaring
Evaluasi akhir semester VII dengan ujian Kognitif Nasional dan harus telah menyelesaikan 4 karya tulis
2. Semester IX – X : Chief Residen
PPDS dikategorikan dengan sebutan Chief Resident (residen Pemimpin)
Tugas seperti pada jaga II, dengan tambahan:
- tugas rujukan
- menyelesaikan karya akhir (penelitian)
Evaluasi akhir dengan ujian profesi nasional
b. Bidang Psikomotor/Ketrampilan
1. Membuat diagnosa
2. Menggunakan sarana/alat-alat untuk keperluan diagnosa
3. Melakukan perawatan penderita-penderita Pra Bedah dan Pasca Bedah
(termasuk persiapan-persiapan)
4. Melakukan tindakan terapi paliatif, kuratif, pembedahan dan tindakan tanpa
pembedahan.
5. Mengatasi komplikasi pasca bedah.
6. Melakukan rehabilitasi pasca bedah
7. Melakukan rehabilitasi semua kasus-kasus bedah
8. Mengisi dan membuat laporan kegiatan medis didalam catatan medik beserta
seluruh lampiran-lampiran (DALIN, ILO, efek samping obat, dll) dan mengisi buku laporan
kegiatan, laporan rujukan serta buku laporan operasi.
Semua kegiatan diatas dilakukan di unit-unit pelayanan seperti UGD, poliklinik, ruangan, kamar operasi
sentral, RS rujukan.
9
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BEDAH DASAR
A. PRA – BEDAH (3 bulan)
1. ILMU DASAR (Kuliah-Kuliah)
Topik yang akan diberikan a.l adalah :
Molecular and Cellular Biology
Biochemistry and Metabolism
Fluid Balance and Electrolytes
Hemostasis and Thrombosis
Physiology of Transfusion Therapy.
Homeostasic Mechanism in Shock, Trauma & Sepsis
Anesthesia
Physiology of Wound Healing
Principles of Surgical Infectious Disease
Basic Concept of Immunology
Immunobiology of Organ Transplantation
Tumor Biology/ Immunobiology
Nutrition
Statistics/ Research Methodology.
Basic Surgical Techniques.
Respiratory Failure & Lung Emboli
Neurology Physiology
Physiology of Urnary tract and Urodynamics.
Humaniora.
Clinical Decision Making
Clinical Audit
Dasar – dasar Onkologi & Onkologi Bedah
Kamar Bedah dan Tata Cara Kamar Bedah
dll
Jadwal kuliah akan diatur oleh KPS, dan diharapkan dapat dilakukan pada waktu jadwal Pendidik yang
berkaitan dengan mata kuliah tersebut diatas memberikan pendidikan dari subspesialisasinya. Hal ini untuk
meng-intesifikasi pendidikan bedah dasar dan subspesialisme yang berkaitan.
Topik bedah dasar dapat berubah sesuai dengan keadaan dan kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri.
10
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
11
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Tumor jaringan lunak (jinak dan ganas)
- Tumor kepala leher (jinak dan ganas)
- Tumor rongga mulut/ kelenjar ludah & akses pembedahannya
- Dasar pemberian khemoterapi pada kanker solid.
- Dasar-dasar pemberian radiotheraphy pada kanker solid.
ORTHOPEDI.
- Introduksi Orthopedi
- Radiologi pada orthopedic
12
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Prinsip terapi terhadap fraktur
- Proses Penyembuhan tulang
- Pemasangan implant, traksi dan tehnik immobilisasi
- Sindroma kompertemen
- Penyakit metabolik dan degeratif pada orthpaedi
- Tumor pada tulang
- Prinsip amputasi
UROLOGI.
- Prinsip pemeriksaan urologi
- Imaging pada urologi.
- Interpretasi laboratorium pada urologi
- Urodinamika (pendalaman)
- Fatofisiologi gagal ginjal
- Obstruksi saluran kemih
- Batu saluran kemih
- Tumor saluran kemih
- Patofisiologi kelainan prostate.
- Kelainan Penis
- Bedah endoskopi (endoskopi diagnostik)
BEDAH SYARAF.
- Imaging pada kelainan bedah syaraf.
- Patofisiologi dari kelainan pada cerebral
- Patofisiologi dari kelainan pada medulla spinalis
13
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Menguasai tehnik untuk membuka jalan nafas ataupun intubasi terutama pada obstruksi jalan nafas bagian
atas.
- Menguasai ketrampilan dalam memasang infus, memasang CVP/ Monitor CVP, dan mengatur cairan infus,
komposisi infus, penghitungan cairan dsb.
- Menguasai kognitif tentang shock, sepsis, SIRS, MODS, DIC dan MOF, dan bagaimana cara
penanggulangannya.
- Menguasai bagaimana mengambil sampel darah dan mengirimkannya untuk berbagai pemeriksaan
laboratorium.
- Menguasai tehnik membaca dan menginterpretasi berbagai hasil laboratorium.
- Menguasai ketrampilan untuk memasang fowley urethral catheter baik pada laki – laki maupun wanita dan
cara fiksasi yang baik, dan bagaiman menghitung produksi urine pada dewasa, anak – anak dan bayi.
- Menguasai ketrampilan untuk membaca hasil Rontgen untuk kasus – kasus yang banyak dijumpai.
- Menguasai dan mampu membuat status Bedah yang baik, dan perencanaan kedepan secara jelas dan benar.
- Memasang NGT baik untuk dekompresi maupun enteral feeding tube (flocare).
- Menguasai ketrampilan untuk melakukan perawatan luka – luka sederhana sebagai akibat trauma.
- Menguasai ketrampilan untuk melakukan diagnosa pada pasien – pasien trauma dan kedaruratan bedah.
- Menguasai ketrampilan menyiapkan pasien guna pembedahan mayor, hal ini menyangkut pemberian cairan,
penghitungan cairan, komposisi cairan infus, produksi urine, pemberian antibiotika yang rasional.
- Menguasai ketrampilan dan pengetahuan tentang tranfusi darah, jenis transfusi, indikasi masing – masing
komponen darah tersebut.
BEDAH DIGESTIF.
- Appendektomi (minimal 5 kasus)
- Herniotomi (sederhana) (minimal 5 kasus)
- Hemoroidektomi (Langenbeck/ Modifikasi White Head) (minimal 5 kasus)
- Fistolotomi atau Fistolectomy (minimal 5 kasus)
- Laparotomi (minimal 10 kasus)
- Penutupan perforasi usus sederhana (minimal 5 kasus)
- Colostomy (minimal 5 kasus)
- Sigmoidoscopy, Rectoscopy, dan anoscopy (rigid) (minimal 10 kasus)
- Diagnostic Laparoscopy (minimal 5 kasus)
BEDAH ONKOLOGI
- Biopsi incisional (minimal 10 kasus)
- Biopsi eksicional (minimal 10 kasus)
- Eksisi tumor jinak mamma (minimal 10 kasus)
- Eksisi tumor jinak kulit dan appendices kulit (minimal 10 kasus)
14
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Eksisi tumor jaringan lunak jinak (minimal 10 kasus)
- Cricothyroidotomy & tracheostomy ( 5 kasus)
- Incisi abscess maxillo facial (minimal 5 kasus)
- Ovariectomy bilateral pada karsinoma mamma stadium lanjut (minimal 3 kasus).
- Eksisi kista thyroglossus (operasi Sistrunk) (minimal 5 kasus) .
- Simple mastectomy (minimal 5 kasus)
BEDAH THORAKS.
- Drainage thoraks/ WSD ( 3 – 5 kasus)
- Terapi konservatif trauma thoraks (Minimal 5 kasus)
BEDAH VASKULER.
- Merawat varises ekstremitas secara non bedah. (minimal 5 kasus)
BEDAH ANAK.
- Herniotomy anak (5 kasus)
- Ligasi tinggi hidrokel testis (5 kasus)
- Colostomy anak (5 kasus)
ORTHOPEDI
- Reposisi tertutup patah tulang extremitas (10 kasus)
- Debridement fraktur terbuka extremitas gr I – II (10 kasus)
- Memasang bermacam tipe cast pada berbagai jenis fraktur (10 kasus)
- Sequesterectomy pada osteomyelitits (5 kasus)
- Fiksasi eksternal sederhana (3 kasus)
- Amputasi tulang kecil/ disartikulasi sendi kecil ( 5 kasus)
- Terapi konservatif terhadap CTEV.
UROLOGI.
- Sistostomi trocar ataupun terbuka ( 5kasus)
- Vasektomi (10 kasus)
- Sistoskopi diagnostik ( 5 kasus)
- Vesico – lithotomy (5 kasus)
- Hidrocelectomy (5 kasus)
- Ligasi Varikokel / operasi Palomo (5 kasus)
- Operasi laparotomi pada rupture buli – buli.
Tugas utama residen jaga 1 ini adalah turut aktif didalam menyiapkan pasien - pasien yang akan dioperasi (skill
stations), seperti memasang catheter urethra, memasang infus dan menghitung cairan, mengkoreksi
kegoncangan elektrolit, rehidrasi, memasang N.G tube, intubasi pasien – pasien dengan obstruksi nafas, CPR,
menjahit luka – luka dan lain – lain (lihat paket ketrampilan) . Hal ini dilakukan dibawah supervisi pembimbing
yang ada di IRD bedah/ trauma.
BEDAH LANJUT
A. JAGA II (24 Bulan)
Pada masa ini residen bedah dididik secara lebih intensif, terutama didalam kemahiran professional yaitu
a.l : pembedahan – pembedahan yang mandiri ( ketrampilan) yang didelegasikan oleh pendidik atau penilai
secara jelas, dan berada dalam pengawasan yang ketat.
Dari segi kognitif, residen akan mempelajari patofisiologi penyakit bedah secara lebih mendalam dan
canggih, bagaimana melakukan diagnosa, terapi bedah, dan mengatasi komplikasi yang terjadi.
Secara praktis Jaga II adalah motor dari residen dalam rangka pelayanan terhadap pasien bedah, meskipun
dalam supervisi yang ketat dari pembimbing, dan pendidik.
Pendidikan Kognitif.
Pendidikan kognitif merupakan kelanjutan dari pendidikan sebelumnya di Bedah dasar. Dan materi
pendidikan kognitif yang belum didapatkan di Bedah Dasar dapat dilanjutkan pada periode ini.
Residen pada fase ini juga sudah mampu melaksanakan penelitian yang lebih bersifat analistis sederhana,
yang diperlukan untuk presentasi local, nasional dan penelitian akhir.
16
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Stase dan Rotasi
Residen akan menjalani rotasi dan stase pada beberapa disiplin Ilmu Bedah a.l :
- Bedah Digestif (1 X 3 bulan)
- Bedah Onkologi (1 X 3 bulan)
- Bedah Anak (1 X 2 bulan)
- Bedah Thoraks Vaskuler (1 x 2 bulan)
- Traumatologi / Emergency Surgery ( 1 x 2 bulan)
- Urologi (1 X 2 bulan)
- Ortopaedi (1 x 2 bulan)
- Bedah Plastik/ Rekonstruksi ( 1 X 2 bulan).
- Bedah Syaraf (1 X 2 bulan)
- Dinas Luar ( R.S Jaringan Pendidikan) ( 2 X 2 bulan)
Setelah melewati Semester VI , residen akan menjalani ujian Kognitif Nasional yang akan dilaksanakan 2 kali
dalam setahun yaitu : Ujian dilakukan pada waktu PIT/ MABI IKABI yaitu rata – rata bulan Juli setiap
tahunnya, dan ujian kedua pada akhir tahun yaitu bulan Nopember/ Desember di Senter yang mempunyai
peserta ujian terbanyak.
Paket Ketrampilan.
PEMBEDAHAN YANG HARUS DIKUASAI/ DAPAT DIKERJAKAN SECARA MANDIRI.
Jumlah kasus dari masing – masing pembedahan dibawah ini minimal adalah mengerjakan mandiri sebanyak 2
kasus.
BEDAH DIGESTIF.
- Reseksi dan segala tipe anastomosis usus.
- Penanggulangan rupture hepar dan reseksi liver jika diperlukan.
- Splenektomi berencana atau darurat.
- Debridement dan drainage pankreatitis.
- Gastrektomi subtotal
- Gastroenterostomi
- Biliodigestive
- Semua tipe hemikolektomi (darurat, dan berencana, operasi Hartmann)
- Operasi Miles
- Colecystectomy
BEDAH ORTOPEDI.
- Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) nailing (femur), plate & screw (tibia, radius, ulna, humerus)
- Tension band wiring (tbw): olecranon, patella
- Biopsy tulang (tumor)
- Disartikulasi sendi besar (panggul, bahu, lutut)
- Tendon repair.
- Amputasi mayor
BEDAH UROLOGI
- Nephrostomy
- Prostatectomy terbuka
- Nephrectomy
- Orchidectomy (malignancy)
17
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Repair Urethral Rupture.
- High ligation varicocele
BEDAH ONKOLOGI.
- Mastectomy (simple, radical/ Halstedt; Modified Radical Mastectomy/ Maaden)
- Subcutaneus mastectomy
- Thyroidectomy (hemi, total/ subtotal)
- Strumectomy (struma toxic)
- Radical Neck Dissection
- Operasi tumor rongga mulut (trans-oral approach)
- Soft Tissue sarcoma operation techniques
- Simple reconstruction dari defek pembedahan onkologi
- Mandibulectomy
- Wide excisi skin cancers
- Peritidectomy
- Excisi kelenjar ludah submanibula
BEDAH THORAX.
- Thoracotomy oleh karena trauma, serta mengatasi kerusakan organ (paru, jantung yang terjadi).
BEDAH VASKULER.
- Lumbal sympathectomy
- Varices Stripping
- Operasi A-V shunt untuk dialysis dan koreksi jika ada komplikasi.
BEDAH ANAK.
- Colostomy pada bayi/ anal
- Operasi invaginasi pada anak
- Operasi tumor retro-peritoneal.
- Operasi atresia ani letak rendah.
- Proctoplasty perineum
- Operasi omphalocele/ gastroschisis.
BEDAH SYARAF.
- Trepanasi o.k trauma kepala.
- Reposisi fraktur impresi tulang kepala.
- Repair saraf Perifer
18
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Totalgastrectomy / esophago-jejunostomy.
- Operasi pada tumor esophagus
- Reseksi hepar
- Reseksi pancreas (Whipple)
- Exenterasi pelvis pada recurrens rectal cancer
- Nephrolithotomy/ pyelolithotomy.
- Ureterolithotomy pada batu ureter distal
- re-implantasi ureter.
- Modified Radical Neck Dissection
- Parotidectomy subtotal/ total
- Hemimandibulectomy
- Hemimaxillectomy.
- Hemiglossectomy
- Operasi Commando
- Rekonstruksi dengan pedicle flap (Deltoid flap, pectoral flap, latissimus dorsi flap.)
CATATAN : Untuk meningkatkan kompetensi, maka residen bedah yang masih menginginkan mendapatkan
ketrampilan dan pengetahuannya tentang pembedahan – pembedahan tertentu untuk mencapai level
menguasai, harus dijinkan.
Kursus Nasional.
DSTC (Definitive Surgery for Trauma Care).
Dilakukan 3 kali setahun, dimana dua kali diberikan khusus untuk chief resident, dan satu kali diberikan
pada ahli bedah.
Penilaian.
Ujian Profesi Ahli Bedah dilakukan setelah chief resident menyelesaikan semua kewajiban baik
administratif maupun pendidikannya dan menyerahkan log book pendidikannya.
Ujian dilaksanakan secara :
1. Lokal. Dilaksanakan oleh staf penilai senter pendidikan bedah tersebut. Penilaian ini bersifat
evaluasi untuk melihat kesiapan residen tersebut untuk mengikuti Ujian Profesi, dan menambah
kekurangan – kekurangan kelengkapan pendidikan.
2. Ujian Profesi yang bersifat Nasional. Dilaksanakan oleh Staf Penilai dibantu oleh Penguji Tamu
yang juga merupakan penguji nasional.
19
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
PRA BEDAH :
SEMESTER I (3 Bulan)
Ilmu Anatomi, Fisiologi, Mikrobiologi,
Patologi Anatomi: Berupa Kuliah Ilmu Dasar
bertempat di Bagian Ilmu Bedah FK.UNUD /
RS. Sanglah Denpasar
DIGESTIF ONKO ORTHO UROLOGI THORAK SARAF PLASTIK ANAK TRAUMA R. INTENSIF
(2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (HCU + RTI)
(2 Bulan)
DIGESTIF ONKO ORTHO UROLOGI THORAK SARAF PLASTIK ANAK TRAUMA TUGAS LUAR
(3 Bulan) (3 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) (2 Bulan) DAERAH
(2 X 2 Bulan)
CHIEF :
SEMESTER VIII-IX (6 BULAN)
CHIEF POLI CHIEF RUANG CHIEF IBS CHIEF UGD PENDIDIKAN KEMANDIRIAN
(1 Bulan) (1 Bulan) (1 Bulan) (1 Bulan) (2 Bulan)
20
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Jawaban :
Disetujui : Disetujui :
Jika Peserta Ujian 1 orang, biasanya akan Jika Peserta Ujian lebih dari 1 orang, Ujian
digabung dengan center lain yang memiliki akan dilaksanakan di Bag. Ilmu Bedah
peserta Ujian yang lebih banyak FK.UNUD / RSUP. Sanglah
Hal yang disampaikan oleh Kolegium : Hal yang disampaikan oleh Kolegium :
1. Nama Penguji 1. Nama Penguji
2. Tempat & Jadwal Ujian 2. Jadwal Ujian
Pelaksanaan Ujian
21
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
22
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB VI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
6.1. STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA PENDIDIKAN
Struktur Organisasi Pengelola Pendidikan Program Studi Ilmu Bedah & Bagian Ilmu Bedah Fk Unud/Rsup
Sanglah Denpasar
Dekan RS Pendidikan
TKP PPDS
23
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
g. Melaporkan pada pimpinan Fakultas peserta didik yang diberhentikan dan atau telah menyelesaikan
pendidikannya untuk diwisuda.
2. Meningkatkan/mengembangkan sistem pendidikan Dokter Spesialis dilingkungan FK Unud untuk
mencapai tingkat efesiensi, efektivitas dan relevansi sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dalam
program kesehatan.
B. Penyelenggara Pendidikan
Bag/SMF Ilmu Bedah bertugas sebagai penyelenggara pedidikan dan membentuk koordinator pendidikan
spesialis / Ketua Program Studi (KPS) spesialis berdasarkan hasil rapat senat FK Unud tanggal 31 Maret
2000 tentang persetujuan pembuatan struktur organisasi Fakultas Kedokteran yang baru.
Sesuai dengan Pasal 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka penyelenggara
pendidikan spesialis adalah Perguruan Tinggi. Berdasarkan struktur organisasi Fakultas Kedokteran UNUD,
hasil rapat Senat FK UNUD 31 maret 2004 maka Bagian dilingkungan FK UNUD merupakan ujung tombak
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat atau dikenal dengan pelaksana Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Sedangkan posisi Program Studi Ilmu Bedah merupakan bagian Integral dari Bag./SMF Ilmu Bedah
FK UNUD/RS Sanglah yang melaksanakan fungsi tadi, dan telah dibuatkan struktur organisasi Bagian
Bedah berdasarkan SK Ka Bag./SMF Ilmu Bedah FK UNUD / RS Sanglah No. 23 / Bdh FK.Unud / II /
2004 Tgl 17 Februari 2004 tentang pembentukan koordinator pendidikan spesialis / ketua program studi
spesialis Bag./SMF Ilmu Bedah FK UNUD /RS Sanglah Denpasar.
Program studi dipimpin oleh Ketua Program Studi (KPS) dan dibantu oleh Sekretaris Program Studi (SPS)
dengan rincian tugas masing-masing yang telah ditetapkan.
24
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Kreteria Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi
Ketua Program Studi (KPS)
Ketua Program Studi (KPS) adalah seorang spesialis bedah, anggota pada Bag/SMF Ilmu Bedah FK
Unud/RS Sanglah dengan jabatan Lektor. Berpengalaman sebagai penilai paling sedikit selama 3 (tiga)
tahun. KPS dipilih oleh anggota Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud/RS Sanglah . Nama KPS yang terpilih
dikirimkan oleh Ka Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud / RS Sanglah kepada Dekan FK Unud dan Dekan
menerbitkan SK Dekan tentang pengangkatan KPS yang terpilih.
Sekretaris Program Studi (SPS)
Sekretaris Program Studi (SPS) adalah seorang spesialis bedah dengan jabatan Lektor. SPS diusulkan
KPS kepada Bag/SMF Ilmu Bedah untuk mendapatkan persetujuan Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud RS
Sanglah, SPS terpilih (yang disetujui) dikirim namanya kepada Dekan FK Unud untuk dibuatkan SK
Dekan tentang pengangkatannya sebagai SPS.
Kepala Bagian/SMF Ilmu Bedah FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar adalah struktur tertinggi dalam sistem
penyelenggaran tri dharma. Ka. Bagian/SMF berkewajiban menetapkan staf pengajar dengan jenjang
penilai, pendidik dan pembimbing.
Tugas Kepala Bagian/Kepala SMF adalah:
1. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan sesuai dengan buku panduan, serta
menyusun dan mengkoordinasi jadwal kegiatan internal di Bagian/SMF.
2. Menyelenggarakan semua jenis kegiatan pendidikan yang ditetapkan dalam Buku Panduan.
3. Memantau dan menangani permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di Bagian.
25
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
6.2 STRUKTUR ORGANISASI, STAF, TENAGA PENDIDIK, PESERTA
DIDIK, DAN FASILITAS PENDIDIKAN
Pengawas Klinik
KEPALA BAG/SMF
Sekretaris Bag.
Bendahara Bag.
Sub.Bag. Sub.Bag. Sub.Bag. Sub.Bag. Sub.Bag. Sub.Bag. Sub. Bag Sub. Bag Divisi
Divisi
Onkologi Sub.
Orthopaedi Urologi Digestif Saraf Plastik Thoraks Anak Traum
Trauma
Bag.
a
Anak
26
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
B. Daftar Nama Staf Bedah
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar supaya lengkap, selain anggota staf Bag/SMF Ilmu Bedah FK
Unud / RS Sanglah maka diangkat tenaga pengajar dari disiplin ilmu yang lain. Seluruh staf / tenaga
pendidik diangkat berdasarkan SK Dekan FK UNUD.
D. Peserta Didik
Peserta didik adalah seorang dokter yang telah memenuhi persyaratan administrasi pendidikan yang berlaku,
lulus seleksi akademik yang dilaksanakan di Bag/SMF Ilmu Bedah FK Unud / RS Sanglah, bersedia
mengikuti seluruh program pendidikan dan pembiayaannya. Peserta didik selanjutnya disebut Residen
mengikuti segala peraturan yang berlaku di Bag./SMF. Ilmu Bedah FK.UNUD/RS. Sanglah Denpasar.
Jumlah peserta didik yang diterima setiap semester sebanyak 4 orang atau lebih tergantung keadaan dan
diputuskan oleh rapat Bag./SMF Ilmu Bedah
E. Fasilitas Pendidikan
1. Tempat pendidikan adalah di RS Sanglah Denpasar dengan jejaring dan sarana sebagai berikut :
Bagian / SMF. Ilmu Bedah lengkap dengan fasilitasnya
Poliklinik bedah
IRD bedah ( HCU, VK, OK, Triage, MS, Ruang Ratna)
29
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
IRNA C bedah (Dahlia, Tunjung, Hangsoka, serta IRNA lainnya)
Kamar operasi (IBS)
Ruang / Instalasi Terapi Intensif Terpadu (ICCU, ICU, Burn Unit)
Ruang perawatan lain yang terkait
Ditempat ini dapat dipergunakan seluruh fasilitas untuk meningkatkan pelayanan penderita, memajukan
pendidikan dan penelitian.
Jejaring penunjang adalah Bagian atau instalasi / unsur yang membantu pengembangan pendidikan ilmu
bedah. Contoh Bagian Anatomi, Bagian Fisiologi, Bagian Pathologi Anatomi, Bagian Mikrobiologi,
Bagian Anesthesi, Bagian Radiologi, Bagian Penyakit Dalam, Bagian Obstetri Ginekologi, Bagian Ilmu
Kesehatan anak., Bagian Patologi Klinik, Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman, Palang Merah Indonesia,
Instalasi Rehab Medik, Rekam Medik, Epidemologi klinik dll.
30
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Pendidikan pada program studi Ilmu bedah mempergunakan mediasi penderita (pasien). Penderita
(pasien) adalah subyek dari pembelajaran, penderita bukan obyek.
Yang dimaksud dengan penderita (pasien) adalah orang yang berobat atau membutuhkan
penanganan medis ke Bag./SMF Ilmu Bedah baik secara ambulator maupun rawat inap. Tempat
pelayanannya adalah di IRD, IRJ, IRNA, IBS dan pada jejaring penunjang pendidikan atau pada
sarana belajar lapangan (diluar RS. Sanglah Denpasar)
Kepada Penderita / Pasien diperlakukan sebagai berikut :
1. Pembelajaran untuk kepentingan penderita, kepentingan penderita diatas segalanya.
2. Harus diperlakukan secara wajar dan manusiawi
3. Dipenuhi atau dihormati hak-hak asasinya.
4. Tidak dibenarkan mengorbankan penderita untuk kepentingan pribadi
5. Harus mendapat seluruh informasi tentang apa yang terjadi (dialami), rencana pemeriksaan dan
tindakan serta berbagai akibatnya.
6. Peserta didik wajib menjaga kerahasiaan kondisi penderita.
7. Peserta didk harus beretika, sopan dan berdedikasi kepada penderita.
8. Hubungan dokter dengan penderita bersifat kesetaraan.
B. Tenaga Sekretariat
Di Bagian Ilmu Bedah FK.UNUD/RSUP.Sanglah Denpasar ada 17 orang pegawai, yaitu :
Sekretariat Bagian : Dayu Andyawati
Dibantu oleh : Ibu Agung
Sekretariat Pendidikan Residen : Nenik Junia Dewi
Sekretariat Pendidikan Coass : Ketut Miarsa
Sekretaris Sub Bag. B. Digestif : Kadek Artatik
Sekretaris Sub Bag. B. Onkologi : Putu Ari Juliani
Sekretaris Sub Bag. B. Orthopaedi : Kadek Sujani
Dibantu oleh : Ketut Arik
Sekretaris Sub Bag. B. Urologi : Ketut Suarniati
Sekretaris Sub Bag. B. Thoraks : Sucahya Dana
Sekretaris Sub Bag. B. Saraf : Ngakan Sukada
Sekretaris Sub Bag. B. Anak : Erni Kencanawati
Sekretaris Sub Bag. B. Plastik : IGA Yuliasih
Sekretaris Divisi Trauma : IGA Tirta Nadi
Dibantu oleh : Luh Gede
Prakarya / CS : Iluh Swandewi
Dibantu oleh : IGA Nora
31
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
D. Bangunan Gedung
Bangunan Bagian Ilmu Bedah ada dilantai II diatas Poli Interna / Poli Bedah.
Didalam Bangunan dibagi menjadi 29 ruangan, yaitu :
3. 9 buah ruangan untuk 9 Sub Bagian / Divisi
4. 1 buah ruangan Prof.
5. 1 buah ruangan Sekretariat Pendidikan Residen
6. 1 buah ruangan Sekretariat Pendidikan Coass
7. 1 buah ruangan Sekretariat Bagian
8. 1 buah ruangan kepala bagian
9. 1 buah ruangan rapat
10. 1 buah ruangan perpustakaan & internet
11. 1 buah ruang ujian
12. 1 buah ruangan litbang
13. 1 buah ruangan untuk kamar suci
14. 1 buah ruangan ikabi
15. 1 buah ruangan pentri
16. 1 buah ruangan untuk gudang
17. 1 buah ruangan untuk dapur
18. 1 buah ruang pertemuan induk berkapasitas 200 orang
19. 2 buah ruang pertemuan kecil masing-masing berkapasitas 50 orang
20. 1 buah ruang residen
21. 1 buah ruang coass
22. 1 buah ruang tamu
H. Media Publikasi
Majalah Medicina Fakultas Kedokteran Unud Denpasar, Majalah Ropanasuri, dan Majalah
Kesehatan/Kedokteran lainnya. Langganan tetap : British Journal of Surgery
32
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
I. Rumah Sakit Jejaring Diseluruh Bali dan NTT
Pendukung pendidikan diluar RSUP Sanglah adalah RSUD Singaraja, RSU Tabanan, RSU Negara, RSU
Gianyar, RSU Karangasem, RSU Bajawa, RSU Waikabubak, RSU Dompu dan RSU Bima
Seleksi administratif
Tujuan seleksi administratif adalah untuk menyaring calon yang akan dipanggil untuk seleksi akademik.
Bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah berlaku persyaratan umum seperti
tercantum dalam SK bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan No.
0273/1980, No. 46/Men.Kes/SKB/1980, tentang penerimaan calon peserta pendidikan dokter spesialis
bagi dokter umum yang telah menyelesaikan masa baktinya dan telah disetujui pemerintah dengan batas
umur maksimum adalah 35 tahun dan penerimaan calon peserta pendidikan dokter spesialis bagi dokter
umum yang lulus langsung.
Kelengkapan lamaran calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah adalah sebagai
berikut :
1) Bukti permohonan. Calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah menulis surat
permohonan kepada atasan langsung.
2) Formulir lamaran. Calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah mengisi formulir
lamaran yang tersedia di Kantor Wilayah Kesehatan setempat dan Konsorsium Ilmu Kesehatan
sebanyak 5 rangkap yang ditandatangani oleh calon peserta dan diketahui/disetujui oleh atasan
langsung. Formulir tersebut diengkapi pasfoto terakhir.
C. Persyaratan Khusus
Seleksi Kesehatan
1. Test psikologis dilaksanakan pada Bagian Perilaku FK UNUD dengan biaya ditanggung peserta.
2. Test kesehatan oleh Team RSUP Sanglah Denpasar meliputi:
a. Tes kesehatan umum
b. Tes kesehatan THT dan
c. Tes kesehatan mata.
3. Batas usia:
1. Peserta PPDS Reguler
a. Calon peserta didik PNS dan Non PNS umur tidak lebih dari 35 tahun kecuali ABRI/POLRI
atau staf pengajar yang dikirim oleh lembaga pendidikan (PTN dan PTS).
b. Umur dihitung pada saat seleksi.
c. Pengertian umur 35 tahun adalah sebelum mencapai 36 tahun.
d. Untuk PTT di Fakultas Negeri atau Swasta dapat mendaftar PPDS setelah menjalankan tugas
selama 3 tahun di Fakultas yang bersangkutan.
2. Peserta PPDS-NR yaitu peserta PPDS Daerah (PPDSD) secara umum untuk program PPDS
perluasan usia pelamar tidak melebihi 40 tahun terhitung mulai pendidikan atau atas
pertimbangan tim seleksi Bagian Ilmu Bedah.
35
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
3) Diberikan penjelasan mengenai organisasi atau penyelenggaraan pendidikan PPDS Bedah sebelum
mulai testing.
3. Tim Seleksi
Tim seleksi calon peserta PPDS Ilmu Bedah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bagian.
4. Pelaksanaan Seleksi
1. Tes kesehatan
1) Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dari TKP PPDS FK Unud.
2) Tempat RSUP Sanglah Denpasar (kecuali ada ketentuan lebih lanjut), dilaksanakan oleh Tim
Medis Seleksi TKP PPDS.
a. Kesehatan umum di Poliklinik Penyakit Dalam
b. Kesehatan mata di Poliklinik Mata dan
c. Kesehatan THT di Poliklinik THT.
3) Peserta tidak sedang menderita kelainan yang membahayakan diri/orang lain.
2. Test Psikologik
1) Waktu :Jadwal dibuat oleh TKP PPDS FK Unud.
2) Tempat :Laboratorium Psikologi FK Unud Denpasar
Jl. PB. Sudirman
6.4.5 Keputusan
Keputusan kelulusan dibedakan atas:
1. Tingkat Bagian
Hasil tes akademis dan kesehatan oleh KPS disampaikan kepada rapat Bagian Ilmu Bedah untuk
mendapatkan keputusan di tingkat Bagian.
1) Lulus kemudian dilakukan ranking.
a. Ranking 1-6: diterima sebagai peserta PPDS Bidang Studi Ilmu Bedah FK Unud.
b. Ranking 7 keatas: dapat mengikuti testing satu kali pada siklus berikutnya.
2) Tidak lulus.
Direkomendasikan untuk mengikuti program studi lain atau dikembalikan ke Dekan Fakutas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar untuk ditindak lanjuti.
36
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Keputusan rapat Bagian diteruskan kepada TKP PPDS untuk mendapatkan keputusan ditingkat TKP
PPDS dan ke Dekan yang kemudian diumumkan. Calon peserta yang diterima diserahkan kembali
kepada KPS untuk diatur pelaksanaan pendidikannya.
6.4.6 Penerimaan
1. Pendidikan dimulai pada permulaan bulan Juli dan Januari setiap tahun akademik. Peserta yang
diterima telah berada ditempat pendidikan dua bulan sebelum program pendidikan dimulai untuk
mengikuti MKU dan MKDU, pradik, dan orientasi.
2. Jumlah calon yang diterima 8 orang per semester atau maksimal 16 setiap tahun, kecuali ada keputusan
lain.
b. Penanggung Jawab
Seleksi akademik diselenggarakan oleh Kepala Program Studi (KPS) dan SPS dibantu oleh staf
pendidik program studi ilmu bedah. Hasil seleksi akan dilaporkan kepada TKP PPDS.
c. Waktu
Seleksi akademik diselenggarakan ± 3 bulan sebelum dimulainya masa pendidikan. Karena ada 2
kali penerimaan dalam 1 tahun maka seleksi dilakukan bulan Maret dan Oktober.
d. Proses Seleksi
Seleksi didasarkan kepada kemampuan profesi calon dan kemampuan lain yang menunjang
kelancaran pendidikan. Hasil seleksi berdasarkan kemampuan calon, tidak dikaitkan dengan
kapasitas penerimaan.
Potensi Akademik
Dilihat dari tract record hasil pendidikan fakultas kedokteran. Nilai indeks prestasi diatas
…/tidak pernah tinggal tingkat lebih dari satu kali.
Pengetahuan Kedokteran umum dan khusus Ilmu Bedah dengan
menjalankan ujian tulis dan lisan.
Wawancara untuk menilai :
- penampilan/perilaku professional calon peserta
- motivasi
- kemampuan kepemimpinan dan komunikasi
- pengalaman dan prestasi yang diperoleh
- kemampuan penelitian
- kemampuan berbahasa Inggris
Tes psikologi
Dilakukan oleh badan pelaksana profesional yang sudah berpengalaman dalam tes psikologi
calon peserta pendidikan dokter spesialis.
Tes Kesehatan
Dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, X-foto thoraks, EKG, dan uji treadmill.
Kemampuan berbahasa Inggris. Diharuskan menjalani test TOEFL yang
sesuai, dengan nilai diatas 500.
Kemampuan penguasaan ATLS
Disyaratkan peserta pendidikan pernah mengikuti kursus ATLS, sehingga mampu
memberikan pertolongan yang adekuat terhadap pasien yang terancam nyawanya.
Kemampuan ini dapat diperoleh diantara seleksi masuk sampai dimulainya pendidikan.
37
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Hasil seleksi diperhitungkan dengan sistem scoring dengan formula yang sudah disepakati oleh
panitia penerimaan.
d. Biaya
Untuk seleksi akademik tidak dipungut biaya, kecuali untuk tes kesehatan dan psikotes, sesuai
dengan tarif yang berlaku dari penyelenggara.
e. Tempat Seleksi Akademik
Untuk calon peserta didik setelah memenuhi persyaratan administrasi, kemudian harus menjalani
tes atau seleksi akademik yang diselenggarakan pada FK yang diminati dengan koordinasi
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.
38
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Alur Pendaftaran Calon Peserta Didik PPDS Ilmu Bedah dan Alur Penempatan Peserta Didik setelah Lulus bisa
dilihat pada bagan dibawah ini :
Calon Peserta :
Depkes
Instansi Pemerintah yang lain (Pemda, TNI, Polri,
Departemen, dll)
Instansi Swasta / RS. Swasta
Mandiri
Konsil Kedokteran Indonesia
Kolegium :
Seleksi Administratif (nasional)
Seleksi Akademis (nasional)
Pengaturan, pemerataan center pendidikan
Ka TKP-PPDS FK / Universitas
39
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Alur Penempatan Peserta Didik Setelah Lulus
KPS
TKP-PPDS FK / Universitas
Kolegium
40
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
6.5 PANDUAN KEGIATAN KLINIK
1. Untuk semua PPDS setiap hari diwajibkan melakukan visite harian untuk kasus bedah elektif sedangkan
visite 3 kali sehari untuk kasus bedah darurat.
2. Visite Besar dilakukan tiap hari : Selasa dan Jumat, jam 07.00 – 08.00 (2 x seminggu) dipimpin oleh Kepala
Bagian / SMF. Ilmu Bedah FK.UNUD/RSUP. Sanglah Denpasar.
3. Kegiatan di kamar operasi, bertugas sesuai jenjang pendidikan:
Sebagai asisten operasi
Melakukan operasi dengan bimbingan senior
Melakukan operasi mandiri.
Perawatan penderita yang akan dioperasi (pra operasi), selama operasi dan sesudah operasi merupakan
tanggung jawab residen yang terkait dalam rangka pelayanan penderita secara total care.
4. Kegiatan ICU & Ruangan recovery
5. Kegiatan Poliklinik :
a. Memeriksa dan menegakkan diagnosis penderita baru
b. Follow-up penderita lama
c. Persiapan pra bedah
d. Konsultasi kasus-kasus bedah tiap hari dengan senior yang bertugas di poliklinik.
6. Kegiatan Instalasi Gawat Darurat
a. Tugas sesuai jenjang pendidikan:
Jaga Ia:
Asisten operasi
Observasi penderita pasca bedah darurat/ pasien bedah darurat
Melakukan resusitasi pasien bedah darurat
Jaga Ib:
Jaga kamar terima, pemeriksaan pasien dan penegakan diagnosis serta persiapan operasi darurat
Jaga Ic:
Melakukan operasi dengan bimbingan senior jaga
Jaga II:
Melakukan operasi mandiri
Chief:
Bertanggung jawab secara keseluruhan
Komandan penanganan penderita multitrauma
Menjawab konsultan dari Bagian lain
Membuat laporan untuk dilaporkan pada apel pagi
Setiap dokter jaga mem-backup dokter jaga jenjang dibawahnya
1. Apel Pagi di IRD, tiap kali jaga jam 06.30 pagi
2. Konsultasi kasus-kasus Bedah darurat di IRD dengan senior jaga, termasuk ruangan observasi
darurat
3. Kegiatan Jaga sesuai dengan jadwal jaga yang dibuat oleh KPS I. Bedah dan Kepala Bagian ilmu
bedah.
7. Kegiatan Ilmiah :
a. Kursus Bedah:
b. Diskusi Kasus
c. Laporan mingguan
d. Forum bedah (konferensi morbiditas dan mortalitas, laporan pelayanan, pendidikan dan penelitian) di
Bagian I. Bedah yang dipimpin oleh Kepala Bagian setiap akhir minggu
41
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Kegiatan Operasi
Sesuai dengan jadwal yang diatur oleh KPS, setiap residen berhak untuk mengikuti semua jenis operasi
yang dilakukan di kamar operasi dalam proses pembelajaran. Peran residen dalam suatu operasi, tergantung dari
kemampuan dan tingkatnya dalam pendidikan.
Seorang residen diwajibkan mempelajari kasus yang akan dioperasi, termasuk prosedur operasi yang
akan dilakukan, termasuk penentuan indikasi operasi, prosedur atau teknik operasi, kebutuhan alat-alat operasi
dan kebutuhan material operasi. Diskusi dengan pembimbing/staf seyogyanya dilakukan sebelum, selama
operasi dan sesudah operasi ketika membutuhkan paraf pada log book.
Seorang residen yang sudah waktunya merasa siap untuk melakukan suatu operasi dengan persetujuan
KPS dapat meminta operasi bimbingan oleh seorang staf/dosen dengan diatur oleh KPS.
Operasi mandiri dilakukan dengan atau tanpa pembimbing, tapi tanggung jawab tetap berada pada
Dokter bedah staf/ dosen yang diberi tugas membimbing.
Setelah selesai menjalankan operasi, residen mengikuti pasien ke ICU ayau ruang recovery dan
menunggu sampai keadaan pasien stabil dan tidak ada pendarahan. Residen dapat memberikan penjelasan
tentang jalannya operasi dan kejadian penting kepada dokter jaga ICU atau ruang recovery.
Residen diwajibkan membuat laporan operasi dengan baik, karena hal itu dapat mencerminkan bahwa
prosedur operasi telah dipelajarinya dengan benar.
Setiap kasus yang akan menjalani operasi, termasuk pasca operasi terutama yang bermasalah dibahas
dalam suatu konferensi yang dihadiri oleh para staf/ dosen dari berbagai bidang keilmuan. Pertemuan ini
penting dihadiri residen bedah untuk belajar tentang proses pengambilan keputusan dan cara mengelola pasien
bedah dengan benar. Konferensi bedah dilakukan seminggu sekali pada masing-masing seksi dengan
membicarakan semua kasus yang diajukan oleh asisten bedah. Hasil keputusan konferensi direkam dan
mengikat. Residen tidak boleh mengubah rencana operasi tanpa membicarakan dengan senior/ staf yang terkait.
Dilakukan 3 kali ronde/visite dalam satu hari, bersama-sama dokter jaga anestesi atau intensivis.
Poliklinik Bedah
Tugas di poliklinik terutama adalah mempelajari alur berfikir seorang ahli bedah sehingga mencapai
keputusan apakah suatu kasus bedah memerlukan tindakan pembedahan atau tidak. Pemeriksaan kasus bedah di
poliklinik bedah dimulai dari pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan tambahan sampai dengan tindakan
invasif diagnostik serta konsultasi kebidang ilmu yang lain. Residen bedah yang mendapat tugas di poliklinik
bekerja dibawah pengawasan dokter staf bedah yang bertugas pada hari tersebut. Juga dilakukan pemeriksaan
dan follow up pasca bedah serta mengambil tindakan pembedahan bila diperlukan, termasuk menjawab
konsultasi dari bagian lain.
Tugas lain dipoliklinik ialah melakukan tindakan operasi minor dengan anestesi lokal.
Kerja Bangsal
Pada prinsipnya semua kasus bedah yang dirawat di bangsal bedah RS pendidikan utama maupun RS
jejaring dapat menjadi bahan pembelajaran bagi residen bedah. Status pasien yang baru masuk (DMK) untuk
42
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
rencana operasi seyogyanya dibuat oleh residen bedah yang bertugas di bangsal tersebut baik kasus bedah
elektif maupun bedah darurat.
Persiapan pra-bedah harus dilengkapi dengan hasil pemeriksaan (laboratorium, X-ray, EKG, dll
sesuai kebutuhan) dan disampaikan pada waktu pre-op visite/ronde dengan staf bedah dan juga didiskusikan di
dalam forum masing-masing divisi/ seksi yang diadakan setiap minggu. Follow up pasien pasca bedah harus
dikerjakan dengan seksama sampai dengan pasien direncanakan pulang termasuk perawatan rehabilitasinya atau
memerlukan pengobatan khusus pasca bedah seperti kemoterapi, radiasi.
Dokter ruangan menyelesaikan DMK penderita yang pulang, termasuk membuat resume lengkap
mengenai diagnosis terapi dan rencana tindakan selanjutnya.
Jaga Bedah
Setiap residen diwajibkan jaga menurut gilirannya. Daftar jaga dibuat oleh KPS dan diketahui Kepala
Bagian I. Bedah masing-masing. Kesempatan juga harus dimanfaatkan untuk mempelajari perubahan-
perubahan pasien pasca bedah di ICU, ruang recovery, ruang bangsal gawat darurat dan bila diperlukan wajib
mengatasi kegawatan yang terjadi sesuai dengan tugasnya sebagai dokter jaga kamar terima, asistensi, dokter
operator dalam bimbingan atau operator mandiri.
43
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Sp.B baru mengikuti Acara Yudicium di Bagian, Acara Pelepasan di Fakultas dan Acara Wisuda di
Univeritas
Sementara menunggu SK penempatan, SpB baru dapat dipekerjakan di RSUP Sanglah Denpasar atas
wewenang Direktur Utama.
Sebelum peserta PPDS mengikuti Ujian Akhir Profesi Nasional, diadakan penilaian dengan tujuan apakah
peserta PPDS yang bersangkutan sudah layak untuk diujikan
44
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Karya Akhir
Karya akhir adalah karya akademik berupa penelitian yang mendalam, mandiri dan memenuhi persyaratan
metodologi serta bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan :
Mampu menggunakan penalaran empirik dan non emperik dengan memakai standar yang disepakati.
45
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Tata Cara
1) Judul mendapat persetujuan dari Kolitbang, pembimbing Divisi dan Litbang FK UNUD.
2) Menjalankan proposal penelitian untuk mendapatkan masukan upaya penyempurnaan dari Tim Kecil.
3) Naskah harus sudah diserahkan dan dibagikan kepala seluruh staf satu minggu sebelum presentasi.
Penjelasan
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sub bab latar belakang masalah berisi uraian tentang apa masalahnya, alasan mengapa masalah
tersebut penting dan perlu diteliti. Juga harus ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam
konteks permasalahan yang lebih luas, serta peranan peneliti tersebut dalam pemecahan masalah
yang lebih luas tersebut.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan secara konkrit masalah yang ada dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan yang kebenarannya dipertanyakan.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Sub bab ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan peneltian
harus jelas dan tegas.
Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi (1) Tujuan Umum dan (2) Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui
penelitian.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih
operasional. Bila semua tujuan khusus tercapai maka tujuan umum penelitian juga akan
terpenuhi.
Manfaat Penelitian
Sub bab ini berisi uraian tentang manfaat penelitian dan operasional hasilnya. Manfaat penelitian
merupakan implikasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis yang
dimanfaatkan oleh ilmuwan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS), seyogyanya pula bagi masyarakat.
47
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
48
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
2. Saran
Saran merupakan implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
penggunaan praktis. Sekurang-kurangnya memberi saran bagi peneliti selanjutnya, sebagai hasil
pemikiran peneliti atas keterbatasan penelitian yang dilakukan.
49
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
b. Contoh : tabel 2.1 (tabel ini di bab 2 Tinjauan Rujukan merupakan tabel pertama).
c. Tabel diberi judul di atas tabel yang ditulis 1 spasi.
d. Gambar diberi nomor urut dengan angka latin, sesuai dengan nomor urut gambar tersebut pada setiap
bab. Nomor bab ditulis didepan nomor urut gambar dengan angka latin.
e. Contoh : gambar 2.1 (gambar ini di Bab 2 Tinjauan Rujukan merupakan gambar pertama).
f. Gambar diberi judul dibawah gambar, ditulis 2 spasi.
g. Tabel dan gambar yang perlu disajikan dilembar yang lebih luas, dapat dilihat disesuaikan dengan luas
halaman materi.
h. Tabel dan gambar dapat diambil dari buku lain dan harus dicantumkan sumbernya.
9) Kutipan:
a. Kutipan atau cuplikan ditulis sesuai dengan naskah aslinya, berupa bahasa Indonesia atau bahasa asing.
b. Kutipan ditulis dengan jarak tepi kiri dan kanan yang berbeda dengan teks yang lain.
c. Ditulis dengan 1 spasi, diawali dengan tanda petik (”) dan juga diakhir dengan tanda petik (”).
10) Cara penulisan daftar rujukan yang dipakai adalah harvard style
Penulisan daftar rujukan tidak memerlukan pencantuman bab, sebab daftar rujukan tidak termasuk bagian
ilmiah dari karya tulis ilmiah..
50
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Vancouver style
1) Sistem ini menggunakan sistem nomor disertai penyeragaman cara penulisannya dengan cara menunjukkan
didalam naskah dan pemberian urutan nomor sesuai dengan pemunculannya yang pertama kali didalam
naskah.
2) Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai lima, bila jumlahnya lebih dari lima maka hanya
tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et.al.
Contoh :
a. Untuk majalah:
1. Basta MT, Kholy AE. Enzyme-linked immunosorbent assay fordetermination of Antibodies J
Immunol 1975:23:7-11.
2. Badwin KM, Winder WW, Terjung RL, et.al, Glycolityenzymes in different types of skeletal
muscle : adaptaion to exercice. Am J Physol 1973:225:962-6.
b. Untuk buku dan monografi:
1. Weinstein L. Swarts MN. Pathogenic Properties of invading microorganisms. In : Sodeman WA JR,
eds Pathologic Physiology : Mechanisms of Disease, Philadelphia WB Saunders, 1974:457-72.
2. Amelar, RD. Infertility in Me FA. Davis Co Philadelphia. 1996.
3. Guyton AC. Textbook of Medical Physiology. 4th ed. Philadelphia : WB Sauders, 1971.
c. Untuk penerbitan badan atau lembaga resmi:
National Centre, for Health Statistics, Acute condition : Incidence and associal Disability Rochville,
Maryland : National Centre for Health Statistics, 1972.
Harvard style
1) Daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis (nama keluarga atau pengganti nama
keluarga yang ditaruh didepan).
2) Penunjukan didalam naskah dengan mencantumkan tahun penerbitan diantara tanda kurung mengikuti nama
penulis atau dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan diantara tnda kurung pada akhir
kalimat.
3) Contoh : “Pauling (1970) melaporkan manfaat Vitamin C dosis tinggi..” atau ”Vitamin C dosis tinggi
dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel tumor (Pauling, 1979)”.
4) Apabila terdapat penulisan pertama yang sama, maka urutan abjad berdasarkan nama pengarang berikutnya,
atau bila penulisnya sama, maka disusun secara kronologis (menurut tahun penerbitan). Untuk nama penulis
dan tahun yang sama, maka ditambahkan huruf a,b,c dst.
Contoh:
a. Untuk majalah:
Bishop J, 1987. The moleculer Genetics of Cancer. Science 235:305-311.
Kaplan A.P., Kay A.B and Austen K.F. 1972. A Prealbumin Activator of Prekallikrein. J. Exp. Med :
135,81-87.
Kaplan A.P., Goetzl E.J and Austen K.F. 1973. The Fibrinolytic Pathway, J. Clin. Invest. 52:2591-2592.
b. Untuk buku dan monografi:
Arief BAS, Bayu, 1992. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 1st edition, surabaya : University
Press, hal 200-230.
Dubowtiz V. and Brooke M.H. 1973. Nucleoside disphosphokinase. In : Wnzynes (Boyer P.D., ed), Vol.
8, 3rd ed, pp. 307-333.
51
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Vorherr H, 1980. Treatment of Primary and Recurrant Breast Cancer. In Breast Cancer : Epidemiologi,
Endocrinologi, Biochemistry and Pathology. Baltimore : Urban and Achwarzenberg, pp. 374-
408.
c. Untuk badan atau lembaga:
Educational Testing Service 1964. The Cooperative Mathematis Test Handbok. Educational Testing
Service, Princeton.
d. Untuk Tesis:
Dunnington DJ, 1984. The Development and Study of Single-cell-cloned Metaplasing Mammary Tumor
Cell System in The Rat. Disertation, University of London, England.
e. Untuk penulisan orang Indonesia:
Untuk penulisan orang Indonesia dipakai pedoman penulisan Dikti.
Contoh : Anisa Sabrina Yuliati ditulis Yuliati AS.
52
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Skema Kerja :
KEPUTUSAN BAGIAN
53
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Apabila seorang residen dinyatakan bersalah dan setelah dilakukan klarifikasi, maka yang bersangkutan harus
membuat pernyataan menerima kesalahan tersebut. Surat pernyataan itu berbunyi sebagai terlampir : (Lampiran
10)
Kwalifikasi Hukuman :
Jika Skor diatas 500 pertimbangan DO melalui rapat staff dan klarifikasi Tk II
Pertimbangan DO bila masa pendidikan melewati 2 kali masa studi normal
Pertimbangan DO bila melanggar etika-moral
B. Cuti / Ijin
Persyaratan Cuti :
1. Masing-masing residen berhak mengambil cuti selama 2 (dua) minggu dalam 1 (satu) tahun.
2. Residen baru berhak mengambil cuti paling sedikit setelah 6 (enam) bulan mengikuti pendidikan.
3. Cuti tidak boleh diambil sekaligus selama 2 (dua) minggu) berturut-turut dan dalam satu seksi hanya
boleh mengambil cuti selama 1 (satu) minggu (7 hari).
4. Residen yang mengambil cuti, harus mengisi formulir cuti yang telah tersedia di KPS masing-masing
dan diajukan kepada Kepala Lab./Bagian Ilmu Bedah melalui KPS.
5. Permohonan cuti, pertama-tama harus mendapat ijin dari KPS yang bersangkutan dimana residen
tersebut menjalankan tugas atau akan menjalan tugas.
6. Residen tidak diperbolehkan mengambil cuti apabila :
a. Menjalani masa pendidikan pra bedah (6 bulan pertama).
b. Masa bimbingan operasi.
c. Sebagai Chief Residen.
54
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
d. Menjalani tugas luar
7. Permohonan cuti diajukan selambat-lambatnya tanggal 20 satu bulan sebelum cuti yang dikehendaki.
8. Pada saat rotasi di salah satu unit kerja, tidak diperkenankan cuti lebih dari 2 (dua) residen.
9. Cuti 2 minggu mengembalikan 2 minggu
10. Cuti > 2 minggu mengembalikan 1 bulan.
Persyaratan Ijin :
1. Ijin diluar cuti paling banyak 5 (lima) kali dalam 1 (satu) tahun, tergantung alasan yang diajukan dan
maksimal 1 kali ijin 3 (tiga) hari, kecuali ijin sakit yang dikuatkan dengan surat keterangan dokter.
2. Ijin lebih dari 3 hari mengembalikan 1 minggu. Ijin lebih dari 1 minggu maka dianggap cuti
3. ijin oleh karena sakit tidak mengembalikan hari asal tidak lebiah dari 2 minngu, jika lebih maka
dianggap cuti sakit.
4. Ijin untuk mengikuti pertemuan ilmiah (kongres, seminar, simposium, CE, dll) merupakan
kebijaksanaan KPS masing-masing melalui Seksi/Ka-Unit Kerja.
5. Ijin dilakukan dengan mengisi formulir yang tersedia dan pertama-tama harus mendapat persetujuan dari
KPS/Ka-Unit Kerja yang bersangkutan.
6. Residen tugas luar tidak diperbolehkan ijin, kecuali hal yang sangat penting.
7. Hal-hal yang belum diatur diatas, perihal cuti dan ijin merupakan kebijaksanaan KPS yang
bersangkutan. Apabila terjadi perubahan, akan diputuskan oleh KPS & SPS.
55
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
b. Bidang Psikomotor/Ketrampilan
1. Membuat diagnosa
2. Menggunakan sarana/alat-alat untuk keperluan diagnosa
3. Melakukan perawatan penderita-penderita Pra Bedah dan Pasca Bedah (termasuk persiapan-
persiapan)
4. Melakukan tindakan terapi paliatif, kuratif, pembedahan dan tindakan tanpa pembedahan.
5. Mengatasi komplikasi pasca bedah.
6. Melakukan rehabilitasi pasca bedah
7. Melakukan rehabilitasi semua kasus-kasus bedah
8. Mengisi dan membuat laporan kegiatan medis didalam catatan medik beserta seluruh lampiran-
lampiran (DALIN, ILO, efek samping obat, dll) dan mengisi buku laporan kegiatan, laporan rujukan
serta buku laporan operasi.
Semua kegiatan diatas dilakukan di unit-unit pelayanan seperti UGD, poliklinik, ruangan, kamar operasi
sentral, RS rujukan.
Selanjutnya Tugas dan Kewajiban Residen PPDS Ilmu Bedah (lihat panduan kerja klinik)
C. PAKAIAN
56
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Untuk melengkapi tugas, kewajiban dan hak para Residen, maka dibentuk Badan Pengaduan dan Pembelaan
yang dapat dimanfaatkan oleh para Residen apabila timbul persoalan selama proses pendidikan. Badan
tersebut diketuai oleh Ketua Bagian Ilmu Bedah Indonesia dan anggotanya diangkat sesuai kebutuhan serta
ditentukan oleh ketua Program Studi Ilmu Bedah.
Tugas utama badan tersebut adalah mendampingi, menerima keluhan dan konsultasi serta mencari jalan
keluar penyelesaiannya, termasuk memberi nasehat-saran kepada KPS/SPS untuk bahan pertimbangan
evaluasi pendidikan residen – PPDS I. Bedah.
57
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB VII
METODE PEMBELAJARAN
7.1 MANDIRI
Belajar secara mandiri:
1. Mencari informasi dengan aktif.
2. Berkonsultasi dengan kolega dan profesi medis lain, termasuk staff rumah sakit.
3. Mengembangkan, menerapkan serta memonitor strategi pengembangan diri dan profesi secara
berkelanjutan.
4. Mencari informasi relevan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan praktik.
5. Mencari informasi yang layak/diperlukan sebelum membuat keputusan.
6. Menilai kebenaran sumber-sumber informasi medis secara kritis.
7. Memahami dan menterapkan hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif yang layak.
8. Menggunakan teknologi informasi untuk mengoptimalkan perawatan pasien.
9. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pengertian dan praktik yang baru.
10. Mengerti dan mempraktikkan metoda-metoda penelitian.
11. Mengembangkan, menerapkan dan memonitor strategi pendidikan diri secara berkelanjutan.
12. Mengelola proses pembelajaran diri.
13. Mengetahui keterbatasan pengetahuan dan kemampuan diri sendiri.
14. Menunjukkan ‘gairah’/keinginan yang kuat untuk belajar.
15. Melengkapi diri untuk menghadapi perubahan dalam jalur karir.
16. Melengkapi diri untuk menghadapi perubahan profesi.
7.3 DEMONSTRASI
A. Bed side teaching
Metode ini merupakan cara aplikasi langsung suatu pengetahuan dengan fakta. Penyelenggaraannya
harus memakai pasen yang telah diberikan penjelasan. Semua komponen pendukung juga harus
disiapkan dalam upaya diagnosis, penanganan, dan prognosis.
7.4 PRAKTEK
A. Coaching
Metode ini merupakan cara terbaik untuk PPDS karena melalui pendampingan, demontrasi, dan
pengawasan maka pendidikan dipercaya memberikan hasil yang lebih baik. Dilakukan oleh
pembimbing, pendidik, dan penilai.
58
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
B. Solo
Cara ini lebih banyak diperoleh di RS jejaring dan beberapa RS Kerja Sama diluar Bali.
Jenis Kegiatan Pembedahan Yang Harus Dilaksanakan Oleh Residen Bedah PS. Ilmu Bedah Fk.Unud/RSUP.
Sanglah Denpasar
1. 5-541 Laparotomi
2. 5-541 Torako-laparotomi (darurat)
3. 5-467 Penutupan perforasi sederhana
4. 5-461 Pembuatan stoma (Gastrostomi, Ileostomi, Kolostomi,Sigmoidostomi)
5. 1-644 Rektroskopi / Anuskopi
6. 1-694 Laparoskopik diagnostik (darurat)
7. 5-454 Reseksi dan Anastomosis usus
8. 5-505 Penaggulangan trauma hepar (darurat)
9. 5-413 Splenektomi
10. 5-520 Dreanase pankreatitis (darurat)
11. 5-524 Pankreasektomi (partial & darurat)
12. 5-460 Eksteriorisasi
13. 5-470 Appendektomi terbuka
14. 5-470 Appendektomi Laparoskopik
15. 5-511 Kolesistektomi terbuka
16. 5-511 Kolesistektomi laparoskopik
17. 5-442 Gastroenterostomi
18. 5-438 Gastrektomi (partial)
19. 5-454 Hemikolektomi
20. 5-530 Herniotomi
21. 5-493 Hemoroidektomi
22. 5-491 Fistulektomi, fistulotomi (fisura ani)
23. 5-848 Operasi Miles
24. 5-454 Operasi Hartmann
25. 5-485 Reseksi anterior Sigmoid
26. 5-514 Pasang "T" Tube
27. 5-458 Rouxen Y anatomisis
28. 5-458 Bypass enterotomi
29. 5-537 Operasi hernia diafragmatika traumatik
30. 5-542 Selioplasti
31. 5-630 Ligasi tinggi hidrokel
32. 5-468 Operasi invaginasi laparotomi
33. 5-540 operasi tumor retroperitoneal
34. 5-496 Operasi PSA RP terbatas
35. 5-542 Operasi omfalokel
36. 5-624 Operasi kriptorkismus
59
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
37. 5-643 Operasi hipospadia
38. 5-537 Repair hernia diafragmatika kongenital/kel. Diafragma kongenital
39. 5-554 Operasi Willems tumor
40. 5-496 Anoplasti sederhana (cut back)
41. 5-640 Circumsisi
42. 5-433 Operasi Piloromiotomi
43. 5-625 Detorsi torsi testis & orkidopeksi
44. 5-483 Anastomisis tarik trobos
45. 5-542 operasi kelainan umbilicus
46. 5-401 Eksisi higroma
47. 5-401 Eksisi limpangioma
48. 5-470 Appendektomi
49. 1-559 Biopsy Insisional / Biopsi cubit
50. 5-860 Ekstirpasi tunor jinak mamma
51. 5-884 Ekstirpasi tunor jinak kulit / jaringan lunak lainnya
52. 5-261 Ekstirpasi tumor jinak parotis
53. 5-655 Salphingo ooporektomi bilateral pada kanker payudara
54. 5-861 Mastektomi simpleks
55. 5-869 Mastektomi subkutaneas
56. 5-863 Mastektomi radikal
57. 5-862 modifikasi mastektomi radikal
58. 5-061 Strumektomi
59. 5-063 Tiroidektomi pada Ca
60. 5-403 Radical Neck desection (RND) (calssical)
61. 5-262 Parotidektomi
62. 5-885 Operasi tumor jaringan lunak
63. 5-899 Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana
64. 5-894 Flap kulit / otot
65. 5-340 Torakotomi (darurat)
66. 5-790 Fiksasi Internal Iga
67. 8-740 Pemasangan WSD / draenase toraks
68. 8-740 Perawatan Trauma Toraks konservatif
69. 5-380 Rekonstruksi Vaskuler Perifer (trauma)
70. 5-371 Perikardiosintesis Terbuka (darurat)
71. 5-340 Reseksi Iga
72. 5-051 Simpatektomi torakal
73. 5-051 Simpatektomi lumbal / simpatektomi periarterial
74. 5-384 Stripping varises, eksisi varises, ligasi-komunikan
75. 5-392 Operasi A-V Shunt (brecia-cimino)
76. 5-340 Operasi Jendela toraks
77. 8-193 Perawatan Varises non bedah
78. 5-382 Operasi aneurisma perifer
79. 5-847 Debridement, amputasit gangren diabetik atau penyakit y.l
80. 5-884 Eksisi hemangionga
81. 5-380 Embolektomi perifer darurat
82. 5-572 Punksi buli-buli/sistostomi
83. 8-143 Kateterisasi / businasi
84. 5-554 Nefrektomi
60
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
85. 5-557 Repair Urethra, ureter, ginjal (trauma)
86. 5-622 Orkhidektomi
87. 5-565 Ureterostomi eksterna (darurat)
88. 5-578 Repair ruptur buli-buli
89. 5-636 Vasektomi
90. 1-652 Sistoskopik, endoskopik diagnostik
91. 5-571 Section alta
92. 5-611 Hidrokelektomi
93. 5-590 Insisi infiltrat urine
94. 5-590 Insisi Perirenal Abses
95. 5-550 Dreanase pionefrosis
96. 5-550 Nefrostomi
97. 5-603 Prostatektomi terbuka
98. 5-630 Ligasi tinggi varikokel
99. 5-550 Nefrolitotomi
100. 5-551 Pielolitomtomi
101. 5-643 Operasi Hipospodia
102. 5-624 Repair Kriptorkhismus & orkhidopeksi
103. 5-562 Ureterolitotomi 1/3 tengah & proximal
104. 5-580 Urethralitotomi
105. 5-580 Urethrostomi eksterna
106. 5-566 Urethro-ileo shunt
107. 5-883 Debridemenet Luka Bakar
108. 5-217 Repair Fraktur Tulang Hidung
109. 5-763 Repair Fraktur Tulang Mandibula
110. 5-763 Repair Fraktur Tulang Maksila
111. 5-893 Tandur Alih Kulit
112. 5-831 Release Kontraktur
113. 5-884 Eksisi Keloid
114. 5-894 Labioplasti
115. 5-275 Palatoplasti
116. 5-894 Flap Kulit / Otot
117. 8-208 Tindakan Reposisi Tertutup dan immobilisasi
118. 5-795 Dibredement Fraktur terbuka Gr. I-II-III
119. 8-330 Fiksasi ekternal
120. 5-847 Amputasi Ektrimitas
121. 5-840 Disartikulasi sendi kecil dan sedang
122. 8-400 Pemasangan traksi (skeletal, skin, Glisson)
123. 5-824 Tendon Repair
124. 5-844 Disartikullasi sendi terbuka : panggul, bahu, lutut
125. 5-792 Reduksi Terbuka dan fiksasi interna (ORIF) :
126. 8-362 * Nailing : Femur, Tibia
127. 5-792 * Plate & Screw : Femur, Tibia, Radius, Ulna, Humerus, Clavicula
128. 5-792 * K. Wire : Tangan & Kaki (carpalia, Tasalia, Phalank)
129. 5-792 Tension Bend Wiring (tbw) : Olecranon, Patelia, Ankle
130. 1-503 Biopsi Tulang
131. 8-310 Perawatan CTEV Konservatif
132. 5-783 Sekwesterektomi / guttering
61
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
133. 5-011 Boor Hole
134. 5-011 Trepanasi Trauma (fraktur canium, EDH)
135. 5-020 Reposisi fraktur impresi
136. 5-042 Repair Saraf Perifer
137. 5-021 Eksisi Meningokel & Mielokel (sederhana)
138. 5-883 Tindakan pada Trauma Jaringan Lunak Wajah
139. 5-311 Trakheostomi
140. 5-217 Repair Fraktur tulang Zigoma
141. 5-216 Repair Fraktur Tulang Nasal
142. 5-021 Eksisi Meningokel & Mielokel (sederhana)
143. 5-572 Sistostomi
62
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB VIII
METODE EVALUASI DAN KRITERIA KELULUSAN
A. METODE EVALUASI
Tahapan Evaluasi yang berlaku di PS. Ilmu Bedah yaitu :
1. Mengevaluasi proses pembelajaran pada setiap akhir stase
Dilaksanakan oleh Ketua Sub Bagian yang terkait , yaitu berupa Evaluasi Knowledge
Dilakukan 2 minggu sebelum berakhirnya stase di sub bagian dengan ujian tertulis, nilai lulus 65. Jika tidak
lulus ditempuh sampai lulus dalam waktu 2 minggu, minimal 3 x. Ujian ke empat dilakukan oleh komisi.
Bila gagal dipertimbangankan pada rapat pleno Bagian Bedah
Data yang dipakai untuk bahan evaluasi bersumber dari laporan operasi (bimbingan, mandiri, assisten),
laporan presentasi (Lokal & Nasional), laporan pagi (morning report), laporan mingguan, laporan subbagian
residen, laporan RS Luar, laporan pra bedah dan laporan petugas di tempat bekerja.
Laporan Sub Bagian yang dilaporkan senior meliputi :
Attitude diberi pembobotan 50 %
Knowledge diberi pembobotan 25 %
Skill diberi pembobotan 25 %
2. Mengevaluasi proses pembelajaran setiap akan naik jaga
a. Evaluasi Akhir pra bedah ke Bedah Dasar
Menyelesaikan tugas prabedah (ilmu dasar)
Lulus ujian ilmu dasar
Menyerahkan tugas Prabedah serta evaluasi supervisor
Lulus evaluasi oleh staf bedah
Lulus ATLS / BSSC, EKG Course
Lulus Kursus bahasa inggris. TOEFL : 400
b. Evaluasi Akhir Bedah Dasar ke Bedah Lanjut
Mengikuti kursus USG / FAST
Mengikuti seluruh stase yang ditugaskan dengan evaluasi baik
Lulus Ujian Kognitif subbagian
Lulus OSCA
Menyelesaikan tugas-tugas subbagian (Jurnal + tugas Jaga + dll)
Membacakan laporan kasus (nasional) masing – masing 1 buah
Mengikuti kegiatan tutorial sub bagian ≥ 75 % / tahun.
Mengikuti stage ICU dan Anesthesi
Membaca proposal penelitian akhir
Sudah membacakan / presentasi sari pustaka
c. Evaluasi Akhir Bedah Lanjut ke tingkat Chief
Mengikuti kursus perioperatif disemester VI
Lulus ujian kognitif disemester VII
Mengikuti kursus Laparoskopic
Mengikuti seluruh stase yang ditugaskan dengan evaluasi baik.
Lulus evaluasi Sub Bagian
Menyelesaikan tugas-tugas Sub Bagian (operasi yang ditentukan, jurnal, laporan kasus, dll)
Membacakan laporan kasus ( Lokal dan Nasional ) masing-masing 1 buah
Membacakan 1 buah penelitian (Nasional)
Mengikuti tugas luar pada sarana bekerja lapangan (RS. Luar) (2 bulan)
63
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Metode pada semua tahapan itu, yaitu :
1. Ujian tulis
2. Ujian Lisan
B. KRETERIA LULUSAN
Kreteria Lulusan :
1. Lulus
2. Perpanjangan
3. Dropout
Penjelasan :
1. Lulus
a. Afektif :
- Tidak terdapat nilai D atau E dari setiap laporan.
- Tidak pernah melanggar etika, disiplin serta tata kerja yang berlaku di Lab./Bagian Ilmu Bedah atau
di RS Tempat Pendidikan.
b. Psikomotor :
- Tidak terdapat nilai E.
- Bila mendapat nilai D, berarti dapat dipertimbangkan untuk lulus bila hasil atau laporan bidang lain
mendapat nilai A/B/C.
- Ketrampilan memeriksa, merawat, membuat diagnosa, melakukan tindakan operasi, dan mengatasi
komplikasi yang terjadi disertai menjawab konsultasi selama tugas dinilai cukup.
- Telah memenuhi katalog yang ditetapkan sesuai dengan tahapan/tingkatan PPDS dan mengisi buku
“log”.
c. Kognitif :
64
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
- Lulus ujian lisan atau tertulis dengan nilai A/B/C..
d. Karya Ilmiah :
- Telah menyelesaikan karya ilmiah (journal/textbook reading, kasus, referat, penelitian, surveillance)
sesuai dengan tingkatan/tahapan pendidikan PPDS.
2. Perpanjangan
a.Afektif :
- Pernah melakukan pelanggaran etika, disiplin dan tata kerja tetapi bisa dikoreksi.
b. Psikomotor :
- Mendapat nilai D atau E untuk suatu tahapan pendidikan.
- Pernah melakukan kesalahan dalam ketrampilan memeriksa, merawat, mendiagnosa, melakukan
operasi penderita.
c.Kognitif :
- Mendapat nilai D atau E dari suatu tahapan pendidikan.
- Belum selesai membuat karya ilmiah sesuai ketentuan tahapan pendidikan.
3. Drop Out
a.Afektif :
- Pelanggaran berat etika, disiplin dan tata kerja.
Yang dikatagorikan pelanggaran berat (misal : tidak masuk tanpa alasan, meninggalkan tugas
sebelum waktunya, memanipulasi keuangan/data DMK, menjelekkan nama lembaga pendidikan,
guru/senior staf dan korps dokter).
b. Psikomotor :
- 2 kali berturut-turut membuat mortalitas atau morbiditas yang berat yang tidak sesuai dengan
protokol pengelolaan penderita.
c.Kognitif :
- 3 kali berturut-turut mendapat nilai D atau E pada satu tahapan.
d. Lain-lain :
- Mengundurkan diri
- Sakit atau cacat karena cedera sehingga tidak bisa meneruskan pendidikan sebagai calon ahli bedah.
- Ditarik dari instansi induk.
- Melewati masa pendidikan yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah (max. 1 ½ kali masa
pendidikan atau ± 7 ½ tahun).
Catatan :
1. Drop Out dapat didahului oleh peringatan lisan/tertulis I, II, III atau tanpa peringatan pada pelanggaran
berat.
2. Keputusan Drop Out dilakukan oleh rapat KPS + tim Penilai + Ketua Kolegium Ilmu Bedah.
Log Book harus diisi lengkap sebagai bukti pendidikan untuk dapat mengikuti ujian nasional.
Log book terdiri dari dua bagian yaitu log book bedah dasar dan log book bedah lanjut.
Log book bedah dasar diselesaikan dalam waktu 20 bulan selama Jaga I dan Log book Bedah Lanjut
selama 24 bulan selama pendidikan Jaga II
Pengisian tidak berurutan yaitu disesuaikan dengan kurikulum dan situasi setempat.
Pada akhir pendidikan semua kolom log book sudah terisi penuh dan benar.
Log book harus selalu dibawa oleh peserta PPDS.
Log book bedah dasar dan log book bedah lanjut dicetak tersendiri.
65
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Tujuan
Mencatat pencapaian obyektif pendidikan dan memantau kekurangan dalam pencapaian target dan
bagaimana dapat mencapainya.
Tujuan:
Buku Log Utama mempunyai tujuan mencatat semua obyektif pendidikan yang diperlukan. Peserta akan
dapat memantau target yang sudah dicapai, apa yang kurang dan bila akan mencapai tujuan berikutnya.
Buku akan dipakai sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian akhir PPDS.
67
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
BAB IX
INDIKATOR MUTU LUARAN
Indikator mutu luaran adalah indeks prestasi, lama studi, lulus ujian nasional dan perolehan penghargaan di
tingkat ansional atau regional.
Selain itu, segera dapat bekerja melakukan pengabdian profesi dan ikrar Alumni Spesialis Ilmu Bedah FK
Unud.
Nilai batas lulus adalah B. Indeks Prestasi Kumulatif adalah nilai rata-rata dari 23 topik bahasan
Penilaian meliputi harian, ujian tahapan, sari pustaka, CPC, penelitian. Morbiditas akan mempengaruhi
indeks prestasi dan lama studi.
Penilaian afektif merupakan 50% bobot dan dalam keadaan tertentu dapat merupakan prasyarat
B. LAMA STUDI
Lama pendidikan adalah 8 semester (48 bulan) untuk menyelesaikan 23 topik bahasan yang terdiri atas log
dasar dan log utama. Waktu yang dibutuhkan untuk mata kuliah umum, cuti hamil, cuti sakit, penugasan
khusus tidak termasuk kedalam lama pendidikan.
68
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
LAMPIRAN-LAMPIRAN
69
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 1
Kepada Yth :
Ketua Program Studi Ilmu Bedah
FK……. Universitas …….
Tembusan :
1. KPS yang bersangkutan
2. Ka-sie yang bersangkutan
3. Ka Unit
Catatan :
1. Lampiran Surat Keterangan
2. Ijin maksimum diambil hari dengan alasan yang diterima oleh KPS/SPS.
70
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 2
Nama : ………………………………………………………………………….
NIP : ………………………………………………………………………….
Bidang Studi : .…………………………………………………………………………
Tahap : ………………………………………………………………………….
Sirkulasi di Seksi : …………………………………………………………………………
Tahun : 20…
Selama : …………………………hari kerja
Mulai hari Senin : tanggal .………………...s/d …………………………………………..
Selama menjalankan CUTI, alamat saya berada di : …………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
dan tugas sehari-hari saya serahkan kepada :
………………………………………………….
Demikian permohonan ini saya buat, untuk mendapatkan pertimbangan sebagiamana mestinya.
Tembusan :
1. KPS yang bersangkutan
2. Ka-sie yang bersangkutan
3. Ka Unit Kerja
71
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 3
Tanggal :
Sikap : * A/B/C/D/E A/B/C/D/E A/B/C/D/E
Pengetahuan Teori : * A/B/C/D/E A/B/C/D/E A/B/C/D/E
Ketrampilan : * A/B/C/D/E A/B/C/D/E A/B/C/D/E
Catatan : Operasi Bimbingan = ……………… kasus
Mandiri = ……………… kasus
Asistensi = ……………… kasus
Keterangan : A = 8 (lulus, baik sekali)
B = 7 (lulus, baik)
C = 6 (lulus, cukup)
D = 5 (tidak lulus)
E = 4 (tidak lulus, angka mati)
Kesimpulan : * lulus atau tidak lulus :
Bila tidak lulus maka perlu dipertimbangkan :
1. tergantung nilai yang lain
2. harus kembali teori saja
3. harus kembali teori dan rotasi/stase ……. bulan, di unit kerja …………..
…………, ……………………………
Ka. Seksi/KPS/SPS/Ka-Unit Kerja
( )
* Coret yang tidak perlu
72
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 4
NILAI
ITEM YANG DINILAI
Baik Kurang
I. INDIKASI
II. PENGENALAN PENDERITA DAN PERSIAPAN PRE-OP
A. Pengenalan penderita dan kelainan-kelainan/keadaan yang
memperngaruhi prognosa
B. Persiapan Pre-Op
1. macam-macam pemeriksaan yang harus dikerjakan
2. alat-alat yang perlu (dipasang infus, magslang, kateter, dll.)
3. pemberian cairan pre-op : banyaknya/macamnya
4. pemberian antibiotik pre-op : perlu / tidak
5. persiapan daerah sekitar operasi : * keramas
* dicukur
* dicuci
* lavement
6. inform consent sudah lengkap
73
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
NILAI
ITEM YANG DINILAI
Baik Kurang
…………, …………………..
Pembimbing/pendidik/penilai
Nama Terang
74
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 5
Kriteria
No. Tgl. Nama Pasien Diagnosis Tindakan Mortalitas Morbiditas
Ringan Sedang Berat
Lampiran 6
PROGRAM STUDI ILMU BEDAH
TAHAP BEDAH DASAR
FK ............................................, Universitas .................................................
ACADEMIC TRANSCRIPT
BASIC SURGICAL TRAINING
No. ………………………………
NAME :
FIELD OF STUDY :
DATE OF BEGIN :
DURATION :
I. COGNITIVE ACHIEVEMENT
EVALUATION
E 1 ( Basic Science of Surgery ) :
E 2 ( OSCA) :
Scientific Writing
Title :
1. Hip Fracture in Elderly
2. Astragalectomy Procedure
Grade :
Surabaya,
KPS I Bedah FK ……………….., Universitas ………………………
76
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
(………………………………..)
Lampiran 7
TRANSKRIP AKADEMIK
ILMU BEDAH
No. /PPDS-I/TA/I.BU/2004
Nama Residen :
NIP :
Mulai Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Tahap Bedah Dasar :
Mulai Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Tahap Bedah Lanjut :
Selesai Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Tahap Bedah Lanjut :
Lama Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Tahap Bedah Lanjut :
Lama Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Tahap Bedah Dasar dan Bedah Lanjut :
I. PENILAIAN KOGNITIF
Ujian/evaluasi/nilai
E4 (ujian kognitif nasional) :
E5 (ujian profesi nasional) :
Karya tulis ilmiah akhir
Judul : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Nilai : A/ B/ C/ D/ E
77
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
NILAI : A / B / C / D / E
NILAI : A / B / C / D / E
(...............................................................) (...............................................................)
78
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 8
Skema Alur Pendidikan Dan Jaringan Tempat Pendidikan Ilmu Bedah
Lulus
79
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
KPS
MKKI/ Kolegium
80
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Penempatan:
Dep. Kes
o PNS Dep. Kes
Calon peserta didik
o Instansi Swasta- RS BUMN
lulus o Swasta mandiri
Melamar Instansi Pemerintah y.l.
lulus
MKKI
KKI Kolegiun yang terkait
Komite Registrasi
Ditolak
Seleksi administrasi (Nas)
Pengaturan, pemerataan senter
Ditolak
TKP PPDS
FK/ Universitas
Seleksi akademis oleh KPS
dengan syarat - ATLS
- Toefl
Diterima
Lulus
81
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 9
82
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 10
Daftar Nama Staf Pengajar
(Penilai, Pendidik & Pembimbing)
A. Staf Penilai
1. Prof. Dr. Ketut Budha, Sp.B-KBD
2. Dr. Bowolaksono, Sp.B, Sp.BU.
3. DR. Dr. IB. Tjakra Wibawa M.MPH, Sp.B(K) Onk.
4. Dr. Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT, FICS
5. Dr. AAGN. Asmarajaya, SpB, Sp.BP.
6. Dr. Nyoman Sukerena, Sp.BA.
7. Dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT, FICS
8. Dr. Sri Maliawan, Sp.BS
9. Dr. AA. Gde Oka, Sp.U.
10. Dr. Nyoman Semadi, Sp.BTKV.
11. Dr. INW. Steven Christian, Sp.B(K) Onk.
12. Dr. IB. Darma Putra, Sp.B-KBD
13. Dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B (K) Onk.
14. Dr. I Nyoman Golden, Sp.BS
15. Dr. KG. Mulyadi Ridia, Sp.OT
16. Dr. Ketut Sudartana, Sp.B-KBD
17. Dr. W. Suryanto Dusak, Sp.OT
18. Dr. Ketut Putu Yasa, Sp.BTKV.
19. Dr. Ketut Wiargitha, Sp.B
20. Dr. Kuning Atmadjaya, Sp.B
A. Staf Pendidik
1. Prof. Dr. Ketut Budha, Sp.B-KBD
2. Dr. Bowolaksono, Sp.B, Sp.BU.
3. DR. Dr. IB. Tjakra Wibawa M.MPH, Sp.B(K) Onk.
4. Dr. Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT, FICS
5. Dr. AAGN. Asmarajaya, SpB, Sp.BP.
6. Dr. Nyoman Sukerena, Sp.BA.
7. Dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT, FICS
8. Dr. Sri Maliawan, Sp.BS
9. Dr. AA. Gde Oka, Sp.U.
10. Dr. Nyoman Semadi, Sp.BTKV.
11. Dr. INW. Steven Christian, Sp.B(K) Onk.
12. Dr. IB. Darma Putra, Sp.B-KBD
13. Dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B (K) Onk.
14. Dr. I Nyoman Golden, Sp.BS
15. Dr. KG. Mulyadi Ridia, Sp.OT
16. Dr. Ketut Sudartana, Sp.B-KBD
17. Dr. W. Suryanto Dusak, Sp.OT
18. Dr. Ketut Putu Yasa, Sp.BTKV.
19. Dr. Ketut Wiargitha, Sp.B
20. Dr. Kuning Atmadjaya, Sp.B
21. Dr. Nyoman Putu Riasa, Sp.BP
22. Dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa, Sp.U
83
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
23. Dr. Gede Suwedagatha, Sp.B
24. Dr. Ketut Sudiasa, Sp.B
25. Dr. IGAB. Krisna Wibawa, Sp.B
B. Staf Pembimbing
1. Prof. Dr. Ketut Budha, Sp.B-KBD
2. Dr. Bowolaksono, Sp.B, Sp.BU.
3. DR. Dr. IB. Tjakra Wibawa M.MPH, Sp.B(K) Onk.
4. Dr. Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT, FICS
5. Dr. AAGN. Asmarajaya, SpB, Sp.BP.
6. Dr. Nyoman Sukerena, Sp.BA.
7. Dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT, FICS
8. Dr. Sri Maliawan, Sp.BS
9. Dr. AA. Gde Oka, Sp.U.
10. Dr. Nyoman Semadi, Sp.BTKV.
11. Dr. INW. Steven Christian, Sp.B(K) Onk.
12. Dr. IB. Darma Putra, Sp.B-KBD
13. Dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B (K) Onk.
14. Dr. I Nyoman Golden, Sp.BS
15. Dr. KG. Mulyadi Ridia, Sp.OT
16. Dr. Ketut Sudartana, Sp.B-KBD
17. Dr. W. Suryanto Dusak, Sp.OT
18. Dr. Ketut Putu Yasa, Sp.BTKV.
19. Dr. Ketut Wiargitha, Sp.B
20. Dr. Kuning Atmadjaya, Sp.B
21. Dr. Nyoman Putu Riasa, Sp.BP
22. Dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa, Sp.U
23. Dr. Gede Suwedagatha, Sp.B
24. Dr. Ketut Sudiasa, Sp.B
25. Dr. IGAB. Krisna Wibawa, Sp.B
26. Dr. Ketut Suyasa, Sp.B, Sp.OT
27. Dr. Cok B. Mahadewa, Sp.BS
28. Dr. Ketut Widiana, Sp. B(K) Onk
29. Dr. I Wayan Periadijaya, Sp.B
30. Dr. Wayan Bramantya Karna, Sp.OT
Staf Pembimbing di RS. Jejaring :
RSU Tabanan
31. Dr. Dr. I Gst. Putu Sutiaksa, Sp.B
32. Dr. Made Kusala Giri, Sp.B
33. Dr. IGN. Sumantri, Sp.B
34. Dr. IGN. Alit Oka Pramana, Sp.OT
35. Dr. IB. Tatwa Yatindra, SpU
RSU Singaraja
36. Dr. Nyoman Mardana, Sp.B
37. Dr. Nyoman Beteng, Sp.B
38. Dr. Made Bagiadnya, Sp.B
39. Dr. Ketut Suparna, Sp.B
RSU Gianyar
40. Dr. Sang Nyoman Suryana, Sp.B
41. Dr. I Made Dwi Yoga Bharata, Sp.B-KBD
84
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 11
1. TEXTBOOK
1. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ: Surgical Anatomy and Technique. 2nd ed., Springer;
New York 2000
2. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Saunders College Publishing, ;
Orlando 1990
3. O’Leary JP, Capote LR: The Physiologic Basis of Surgery, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia
2002
4. Simmon RL, Teed DL: Basic Science Review for Surgeon. WB Saunders Co.; Philadelphia 1992
5. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF et al.: Surgery-Basic Science and Clinical Evidernce, Springer-
Verlag; New York 2001
6. Nyhus LM, Baker RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Little-Brown Co; Boston 1992
7. Sabiston DC : Textbook of Surgery-The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 14 th ed., WB
Saunders Co.; Philadelphia 1991
8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D: Essential Surgery, 2nd, Churchill-Livingstone; New York 1996
9. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE: Schwartz’s Principles of
Surgery, 8th ed., The McGraw-Hill Companies,Inc., New York 2005
10. Bogdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF: Perioperative Care- anesthesia, Medicine &
Surgery. Mosby-Year Book,Inc; St.Louis 1998
2. JOURNAL
85
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 12
86
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 13
Mengakui atas peran dan panutan tradisi kuno organisasi profesi kedokteran, khususnya PERHIMPUNAN
DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (PABI), maka saya wisudawan baru menyatakan janji
jabatan sebagai berikut:
Saya berjanji sebagai anggota baru keluarga besar organisasi profesi PABI untuk hidup sesuai dengan
peraturan dan azas organisasi profesi PABI.
Saya berjanji untuk menjalankan praktek pembedahan dengan etis, jujur, profesional dan menempatkan
keselamatan, kesejahteraan serta hak-hak setiap pasien saya sebagaimana saya sendiri berharap
diperlakukan apabila saya berada pada posisi pasien.
Saya akan menetapkan honorarium saya sesuai dengan pelayanan yang saya berikan, tidak akan
menyimpang dari kepantasan dan kepatutan sebagai seorang Dokter Spesialis Bedah Indonesia demi
kesejahteraan yang terbaik bagi pasien.
Demi kehormatan, saya menyatakan bahwa saya akan selalu memajukan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan saya, akan menghormati kolega saya, dan meminta pertimbangan mereka apabila dalam
keragu-raguan yang saya hadapi tentang kemampuan saya sendiri. Sebaliknya saya berjanji dengan tulus-
ikhlas untuk menolong kolega saya apabila diminta.
Akhirnya saya berjanji dengan sungguh-sungguh untuk bekerjasama dengan kolega saya untuk
memajukan dan memperluas seni dan ilmu Bedah dengan kehadiran saya didalam keluarga besar
organisasi profesi PABI.
Jakarta,……………………2003
Menyaksikan,
Catatan : Janji jabatan ini, merupakan kutipan yang telah dimodifikasikan dari American College of
Surgeon
87
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 14
Kompetensi khusus disusun menurut tingkat taksonomi atau pembagian bidang kognitif (K), afektif (A),
psikomotor (P) menurut Bloom dan berkaitan dengan tindakan medik pembedahan termasuk prosedur-
penggunaan alat medik dan interpretasinya, berupa:
Lampiran 15
88
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
CONTOH
Devisi : .............................................................................................
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
(TT)
(TT)
Nama Terang
Staf /
Supervisor
(Residen Bedah)
89
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 16
I Bagian Pembukaan
1. Judul
2. Nama dan Alamat Penulis
3. Prakata (maksud dan tujuan, manfaat, ucapan terima kasih)
4. Daftar Isi
5. Ringkasan (Bahasa Inggris)
II. Bagian Utama
1. Pendahuluan (masalah, tujuan, tinjauan kepustakaan, hipotesis)
2. Cara Penelitian
3. Hasil Penelitian
4. Pembahasan
5. Kesimpulan
III. Bagian Penutup
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
90
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
Lampiran 17
91
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
47 Anastomisis tarik trobos SOAVE
48 Fistulektomi / eksisi fitel anal
49 Anoplasti sederhana (cut back)
50 Herniotomi
51 Repair hernia Diafragmatika (+ trauma)
52 Laparotomi, torako-laparotomi (+ trauma)
53 Eksisi dinding perut
54 Operasi kelainan umbilicus / eksisi sinus umbilicus
55 Selioplasti
56 Total Nefrektomi (+ trauma)
57 Detorsi torsi testis & orkidopeksi
58 Ligasi tinggi hidrokel
59 Circumsisi
60 Businasi
61 Eksisi kista baker
No 3. Jenis Tindakan Bidang Bedah Onkologi & Kepala Leher Sudah Belum Jumlah Kasus
62 Biopsi insisional dan eksisional semua jaringan
63 Salphingo oophorektomi bilateral pada kanker payudara
64 Eksisi luas (termasuk amputasi ekstrimitas)
65 Eksisi bursitas
66 Eksisi tumor jinak mamma
67 Mastektomi simpel
68 Modifikasi Mastektomi radikal (MRM)
69 Masteksomi radikal
70 Subkutan mastektomi
71 Eksisi tumor jinak mamma lainnya
72 Drainase mastitis
73 Eksisi tumor jinak kulit / jaringan lunak lainnya
74 Operasi tumor jaringan lunak
75 Flap kulit & otot
76 Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana
77 Total-subtotal lobektomi
78 Subtotal tiroidektomi
79 Total tiroidektomi
80 Ekstripasi kista duktus tiroglosus (Sistrunk prosedur)
81 Repair fraktur nasal (+ trauma)
82 Ekskokleasi epulis
83 Ekskokleasi kista rahang
84 Hemiglossektomi / partial glossektomi
85 Diseksi tumor submandibula
86 Parotidektomi (total, superfisial, radikal)
87 Insisi abses maksilofasial & drainase
88 Insisi flegmon dasar mulut & drainase
89 Eksisi kista branchial
90 Trakhesotomi / cricothyreotomi (darurat, elektif) (+trauma)
91 Operasi tumor jaringan lunak (kista dermoid, higroma leher, dll)
92 Eksisi & marsupialisasi ranula
93 Repair fraktur zigoma (reduksi tertutup) (+trauma)
94 Repair fraktur zigoma (reduksi terbuka) (+trauma)
95 Repair fraktur maksila, mandibula (reduksi tertutup) (+trauma)
96 Repair fraktur maksila, mandibula (reduksi terbuka) (+trauma)
97 Reseksi mandibula
92
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
98 Osteotomi
99 Eksisi osteochondroma
100 Angkat plate
101 Tindakan pada trauma jaringan lunak wajah / Debridement (+ trauma)
102 Ekstripasi tumor jaringan lunak di daerah Kepala Leher
103 Flap kulit
104 Ekstraksi corpus alienum
105 Angkat wire
No 4. Jenis Tindakan Bidang Bedah Thoraks Kardiovaskuler Sudah Belum Jumlah Kasus
106 CVP
107 Simpatektomi lumbal / simpatektomi periarterial
108 Torakotomi (darurat dan elektif) (+ trauma)
109 Operasi jendela thoraks / torakostomi
110 Perikardiosentetis terbuka (+ trauma)
111 Rekonstruksi vaskuler perifer (+ trauma)
112 Embolektomi perifer / trombektomi (+ trauma)
113 Stripping varises, eksisi varises, logasi-komunikan
114 Eksisi pseudoaneurisma
115 Eksisi teleangiekstasis
116 Operasi A-V Shunt (Brecia-Cimino)
117 Reseksi iga (+ trauma)
118 Fiksasi internal iga (+ trauma)
119 Kliping kosta, wiring (+ trauma)
120 Debridement, amputasi gangren diabetik atau penyakit y.l
121 Eksisi Hemangioma
122 Perawatan varises non bedah
123 Pemasangan WSD / drainase toraks (+ trauma)
124 Perawatan Trauma Thoraks konservatif (+ trauma)
125 Vena seksi
126 Punksi / kanulasi arteri perifer, arteriol seksi
93
BUKU PANDUAN PPDS ILMU BEDAH 2007
No 6. Jenis Tindakan Bidang Bedah Plastik & Rekonstruksi Sudah Belum Jumlah Kasus
146 Debridement luka bakar (+ trauma)
147 Eksisi keloid
148 Release Kontraktur kulit & soft tissue
149 Tandur alih kulit
150 Labioplasti
No 8. Jenis Tindakan Bidang Saraf Pusat & Perifer Sudah Belum Jumlah Kasus
165 Boor hole ( + trauma)
166 Trepanasi (+ trauma)
167 Reposisi fraktur impresi cranium (+ trauma)
168 Eksisi meningokel
169 Jehit saraf perifer (anastomosis) ( + trauma)
NB : sudah / belum isi tanda rumput
( …………………………………………) (………………………………………..)
ttd & nama lengkap NIP :
94