Disusun Oleh :
Rizka Hastari
22040119310004
Pembimbing:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
PRINSIP DASAR BEDAH PLASTIK
POINT PENTING
1. Bedah plastik merupakan cabang ilmu bedah yang berbeda dengan yang lainnya dan
2. Terdapat hubungan yang kuat antara bedah kosmetik dan bedah rekonstruksi hal ini
fungsi.
4. Keluaran pasien bedah plastic dapat ditingkatkan dengan cara memodifikasi faktor resiko
yang masih bisa dimodifikasi, persiapan luka yang adekuat untuk dilakukan tindakan
rekonstruksi, penggantian struktur yang hilang dengan struktur yang kualitasnya hampir
Bedah plastic merupakan spesialis yang sangat beragam dan sangat sulit untuk didefiniskan
karena ruang lingkupnya tidak hanya meliputi usia pasien, jenis kelamin, sisitem organ atau
patologinya. Ilmu dasar bedah plastik meliputi saat usia neonates hingga perawatan akhir
hayat dan meliputi berbagai kondisi yang mungkin terjadi pada setiap area tubuh manusia.
Seorang ahli bedah plastic memiliki keunikan dan kemampunan yang berguna dalam
luka bakar, perbaikan deformitas pada anak, dan melakukan autotransplan seperti
allotransplant. hasil penilaian seorang bedah plastic dalam memberikan solusi kreatif dan
berbeda pada masalah yang sedang dihadapi oleh dokter lain dan oleh karena ini seorang
bedah plastic seringkali dikonsuli oleh teman sejawat spesialis yang lainnya.
Pemersatu dari seluruh ahli bedah plastic adalah pemahaman yang komprehensif mengenai
prinsip dasar bedah plastic. Setiap ahli bedah plastic harus mematuhi prinsip tersebut untuk
dapat dengan sukses menyelesaikan penilaian yang kompleks, pengambilan keputusan dan
pengambilan keputusan teknis dalam praktek sedari-hari bedah plastik. Meskipun demikian
spesialisasi bedah plastic sangat luar biasa karena dalam mereka membedakan pasien tidak
berdasarkan populasi pasien atau bagian anatomi namun dalam ilmu bedah plastik memiliki
prisnip yang sangat penting yaitu memungkinkan seorang ahli bedah plastic untuk
melakukan perawatan efektif dan individual. Prinsip ini telah dikonsepkan selama berabad-
abad selama evolusi bedah plastic dan diresmikan oleh Gillies dan Millard, yang
menggarisbawahi pada filosofi prinsip praktek bedah plastik dan dituliskan dalam sebuah
tulisan dengan judul the principles and art of pastic surgery. Beberapa tahun kemudian
of Plastic Surgery . Bab ini kemudian dimodernisasi dan dikembangkan menjadi 10 prinsip
paling mendasar pada bedah plastic dan memberi contoh yang relevan bagaimana seorang
Beberapa jenis pembedahan plastic bersifat wajib. Sebuah luka hasil reseksi sarcoma dengan
tulang yang terlihat membutuhkan operasi rekonstruksi untuk menutup defek sehingga cukup
kuat untuk menahan efek terapi radaiasi adjuvant yang akan dilakukan. Namun dalam
beberapa situasi seorang ahli bedah plastik harus membuat keputusan apakah akan
melakukan tindakan operasi atau tidak berdasarkan evaluasi potensi resiko dan potensi
keuntungan yang ditemukan. Meskipun hal tersebut sangat erat hubungannya dengan operasi
kosmetika, namun hal yang sama juga harus dipikirkan pada pedah rekonstruksi. Sebagai
contoh luka trauma yang besar pada paha namun kondisi luka bersih harus ditangani dengan
penanganan yang masuk akal melalui beberapa pilihan terapi diantaranya non pembedahan
dengan menggunakan ganti balut hingga tindakan intervensi bedah dengan pengembalian
jaringan. Ada multi faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih tindakan yang paling
cocok. Jika digunakan dressing sebagai pilihannya, mungkin luka akan sembuh namun
adakah beban bagi pasien? Apakah pasien cukup sabra atau mempunyai kemampuan untuk
dan apakah komplikasi spesifika yang akan terjadi pada pembedahan? Kesimpulannya adalah
seorang ahli bedah harus memutuskan jika keuntungan pembedahan lebih banyak daripada
resikonya dan dapat sesuai dengan prediksi yang diharapkan dalam pembedahan yang
Penentuan ini jauh lebih sulit karena ada penilaian subjektif pada luaran bedah plastic.
Kesuksesan pada bedah plastic tidak hanya diukur dari skala binary, seperti paten vs oklusi
atau union dan non union. Kesuksesan pada bedah plastic juga dilihat dari kepuasan pasien
dan dipengaruhi oleh ekpektasi pasien. Berdasarkan dari hasil diskusi antara seorang ahli
bedah dan seorang perempuan yang tertarik dengan operasi rekonstruksi pasca mastectomy
payudara, maka dipilih untuk dilakukan operasi elektif dengan beberapa keuntungan
psikosisal yang lebih baik. Dalam waktu yang relatif singkat, seorang ahli bedah plastic harus
mengedukasi berrdasarkan pilihan yang tersedia untuk operasi rekonstruksi payudara dan
melakukan penilaian individual untuk masing-masing pilihan yang tersedia. Untuk
membimbing pasien dalam mengambil keputusan yang paling tepat untuk diri pasien, dokter
bedah harus lihai untuk mengevaluasi ekspektasi pasien dan tingkat pemahaman tentang apa
yang diinginkan dalam menjalani bedah rekonstruksi. Apakah ekspektasi pasien konsisten
dengan hal teknis yang mungkin dilakukan? Apakah pasien benar siap untuk mengambil
keputusan ditengah stress lain yang berhubungan dengan diagnosis kanker payudara? Apakah
pasien mengerti mengenai komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembedahan? Jawaban
dari pertanyaan ini akan sangat mempengaruhi persepsi pasien tentang kesuksesan sebuah
rekonstruksi dan rasa kepuasan yang didapatkan dari dokter bedah dan bedah plastic.
Identifikasi dan menejemen faktor resiko akan menurunkan komolikasi dan meningkatkan
faktor resiko yang bisa dikendalikan. Hampir 20% penduduk Amerika merupakan perokok
dan masih merupakan faktor yang dapat dikendalikan untuk pencegahan penyakit dan
kematian di Amerika. Zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok diketahui
hal merugikan tersebut bekerja bersama-sama dan akan mengganggu proses penyembuhan
luka dan akan secara langsung menambah resiko pada pasien bedah plastik. Faktor resiko
yang dapat dikendalikan lainnya yang dapat menyababkan gangguan penyembuhan luka
diantaranya adalah diabetes mellitus yang tidak terkontrol , obesitas, infeksi, penggunaan
steroid, pengobatan dengan agen hemopatik , dan malnutrisi. Komorbid ini harus
diidentifikasi dalam skrining preoperasi dan dipastikan layak untuk dilakukan berbagai
macam operasi. Faktor resiko social juga harus diperhatikan selama evaluasi preoperative.
Setelah pembedahan pasien seringkali akan membutuhkan bantuan dalam aktifitas sehari-
harinya dan harus mematuhi beberapa larangan. Ahli bedah plastic harus menanyakan
tentang dukungan social yang tersedia bagi pasien hal ini untuk memastikan post operasi
pasien dapat dipercayakan dengan aman kepada keluarga atau pada pusat rehabilitasi.
Pentingnya optimalisasi faktor resiko dapat ditunjukan pada pasien yang menjalani
pasien untuk mengumpulkan seluruh faktor resiko yang dapat dikendalikan akan dapat
mengganggu kemampuan pasien dalam penyembuhan insisi yang panjang, dan diseksi yang
luas. Untuk sebagian ahli bedah plastic merokok merupakan kontraindikasi absolut untuk
dengan tes cotinine pada urin yang sering diminta sebelum pembedahan dijadwalkan.
Seringkali, kolaborasi antara pasien dan dokter primer sangatlah penting dalam mengkoreksi
hiperglikemia, anemia, atau defisiensi vitamin. Pasien yang memerlukan penurunan berat
badan akan dikirim ke ahli gizi atau bedah bariatrik. Setelah operasi pasien akan
perioeratif yang mendalam dan keterbatasan yang akan dialami akan membentuk ekpektasi
Debridement dilakukan untuk menghilangkan segala macam barrier fisik yang berperan pada
pertumbuhan jaringan, seperti infeksi, biofilm, dan sel-sel mati. Ahli bedah plastic akan
memilih satu dari berbagai jenis debridement mulai dari ganti balut, hingga operasi eksisi
luka, namun hal yang paling penting adalah debridement haruslah adekuat untuk
menghilangkan segala elemen yang akan menghalangi penyembuhan luka. Pada beberapa
instansi hal ini tercapai setelah dilakukan serangkaian debridement secara serial yang
dilakukan dikamar operasi. Luka kronik seringkali berhubungan dengan beberapa derajat
jaringan nekrotik yang harus didebridement secara tajam dan harus terdebridement sebelum
berhubungan dengan menejemen luka kronis, namun prinsip utamanya juga bisa
diaplikasikan pada luka akut. Luka traumatic akut, seperti fraktur terbuka pada ekstrimitas
inferior atau laserasi akibat luka gigitan merupakan luka yang terkontaminasi dan
debridement yang adekuat pada kasus ini merupakan kunci kesuksesan dari rekonstruksi
yang akan dilakukan. Faktanya, prinsip debridedement sangat relevan untuk segala jenis
bedah plastic sekalipun pada luka operasi yang bersih. Sebagai contoh, selama operasi
mammoplasty reduksi, terdapat akumulasi globulus lemak yang mati dan clot yang tersebar
biologis yang teliti akan memfasilitasi penyembuhan luka dengan cara menurunkan resiko
Beberapa situasi akan menghambat seorang ahli bedah plastic untuk melakukan debridement
yang adekuat. Sebagai contoh pada beberapa luka traumatic, expose dari perangkat ortopaedi
tidak boleh dibuang karena jika dibuang akan menciptakan fraktur yang tidak stabil. Pada
kasus yang menantang seperti itu, debridement ditujukan untuk mengurangi jumlah bakteri
pada luka,dan kultur jaringan akan membantu dalam menentukan antibiotik yang tepat.
Namun adanya kontaminasi terus menerus akan menjadi faktor resiko infeksi dan selanjutnya
pasien membutuhkan terapi antibiotik hingga perangkat orthopaedic tersebut dapat diambil.
Adaptasi dari prinsip debridement adekuat juga diaplikasikan pada terapi pressure ulcer
dengan penyakit yang mendasari adalah osteomyelitis. Pada luka kronik ini banyak faktor
merusak yang akan mengganggu proses penyembuhan luka. Langkah pertama dalam
pembedahan adalah dengan melakukan eksisi pada jaringan lunak disekitar luka. Jika
osteomyelitis ringan atau berada pada bagian kecil tulang dibawah jaringan yang mengalami
pressure ulcer, mungkin untuk dilakukan tindakan pengangkatan seluruh jaringan tulang
selama proses debridement. Namun pada kasus osteomyelitis yang luas, reseksi tulang tidak
mungkin dilakukan, dan pasien seringkali membutuhkan antibiotik, jenis antibiotic akan
disesuaikan sesuai hasil kultur jaringan tulang yang diambil selama operasi debridement.
Dalam hal ini eksisi jaringan lunak disekitar tulang akan sangat membantu karena dapat
memicu penyembuhan luka pada jaringan lunak setelah pembedahan yang akan membuat
luka menjadi lebih kecil, lebih bersih dan lebih mudah ditangani.
Prinsip ke IV : Jika memungkinkan, gantikan dengan hal yang sama, jika tidak
Salah satu prinsip bedah plastic yang sangat terkenal adalah jaringan yang hilang harus
diganti dalam bentuk yang sama. Ahli bedah plastic memeriksa defek secara hati- hati dan
menentukan jaringan donor terbaik untuk untuk mencapai tujuan rekonstruksi dan estetik
yang baik. Secara singkat jika penutupan kulit secara primer tidak dapat dilakukan setelah
eksisi tumor kulit pada palpebral superior, seringkali dipilih kulit dengan ketebalan full-
thickness dari kelopak mata kontralateralnya. Pilihan ini merupakan pilihan yang elegan
karena hal tersebut menggantikan struktur yang sama dengan jaringan yang memiliki
ketebalan sama, warna yang sama, kelenturan yang sama, dan elastisitas yang sama. Selain
itu morbiditas pada daerah donor cukup rendah ketika kelebihan kulit dari satu kelopak mata
digunakan untuk merekonstruksi palpebral yang lainnya. jika donor ideal tidak tersedia,
maka dipilih jaringan yang paling mendekati sama, pada kasus ini contohnya kulit untuk
rekonstruksi palpebral dapat diambil dari kulit post aurikuler atau kulit supraclavicular.
Prinsip ini juga dapat diaplikasikan pada luka yang lebih kompleks. Tumor mandibular yang
luas mungkin membutuhkan reseksi tulang, otot, mukosa, dan kulit dan rekonstruksi yang
berhasil dapat diprediksi dengan mengganti jaringan yang hilang dengan jaringan donor yang
sesuai. Pada kasus yang kompleks, rekonstruksi seringkali menggunakan free flap yang
digunakan untuk menutup luka, seperti flap tulang fibula dengan sebagian kulit dan
Pada beberapa kasus, tidak ada donor yang sesuai, dan inovasi harus dibuat untuk mengganti
jaringan yang hilang dengan kualitas yang hampir sama. Salah satu contoh adalah dengan
proliferasi jaringan. Ekpansi jaringan merupakan revolusi penanganan pada berbagai kondisi
dan memberikan alat lain bagi seorang bedah plastic untuk memenuhi prinsip “ like with
like” pada kasus klinis yang sebelumnya dinilai tidak mungkin karena kekurangan jaringan.
Tissue expander saat ini merupakan hal wajib dalam mengganti kulit berambut pada defek
kulit kepala, membuat jaringan dinding abdomen untuk penutupan hernia yang besar,
rekonstruksi payudara, resurfacing defek kulit pada kasus nevus kongenital. Konsep respon
seluler merupakan salah satu mekanisme dibalik gangguan osteogenesis pada bedah
craniofasial. Teknik ini digunakan untuk memicu proses alami pada penyembuhan patah
tulang untuk mencapai keluaran yang lebih baik . sebagai contoh ganguan pada osteogenesis
merupakan strategi yang baik untuk penanganan micrognatia pada anak dengan Pierre Robin.
Distractor internal an ekternal diletakan pada daerah sekitar yang dilakukan osteotomy dan
gaya tensile selanjutnya akan perlahan memicu pertumbuhan kalus. Salah satu keuntungan
gangguan osteogenesis adalah pada proses pembentukan tulang baru, yang akan mengurangi
Ahli bedah plastic terobsesi dengan suplay darah. Vaskularisasi adalah hal terpenting untuk
kelangsungan hidup jaringan dan kesuksesan penyembuhan luka. Ahli bedah plastik harus
memiliki pemahaman yang baik tentang suplai pembuluh darah untuk berbagai macam jenis
jaringan dan metode untuk mempertahankan suplai pembuluh darah selama pembedahan.
Sebagai contoh pengetahuan tentang plexus subdermal yang memungkinkan seorang ahli
bedah plastik mengambil flap tipis pada saat operasi facelift. Dalam bedah rekonstruksi
jaringan donor harus merupakan jaringan dengan vaskularisasi yang baik untuk ditransfer
dari satu tempat ke tempat yang lainnya. pemahaman mendalam mengenai anatomi vaskuler
dari flap memungkinkan flap sebagai penutup definitif pada luka. Ketika vaskularisasi pada
daerah pembedahan tidak terlalu baik maka seorang ahli bedah plastik harus bisa
mengimprovisasi. Misalnya, dokter bedah harus menunda pembedahan hingga masa bebas
merokok atau memberikan waktu untuk specialis lain untuk membantu optimalisasi aliran
darah. Ilustrasi yang terakhir yaitu ketika pasien dengan insufisiensi arteri dan luka kronik
pada ektrimitas inferior diharapkan untuk dirujuk ke bedah vaskuler untuk revaskularisasi
sebelum terapi luka dijalankan. Vaskularitas dari sebagain flap juga diperbaiki dengan
melakukan penundaan tindakan, dengan melakukan operasi bertahap dimana ahli bedah
plastic akan mengangkat sebagian flap dan menunggu 1-2 minggu sebelum dilakukan
pengangkatan dari keseluruhan flap untuk rekonstruksi. Adanya periode penundaan akan
memungkinkan pembuluh darah dalam flap mengalami dilatasi dan menghasilkan flap yang
lebih baik.
Tekait dengan aliran darah terbukti berkaitan dengan keputusan intraoperative yang
dibuat oleh ahli bedah plastic. Penempatan insisi yang baik terutama jika tidak dapat
dilakukan pada tempat insisi yang lama, sangat membutuhkan pertimbangan mengenai aliran
darahnya. Selain itu berbagai macam hal penting dalam operasi, seorang ahli bedah plastic
Sebagai contoh ketika dilakukan flap lokal seperti V-Y flap atau rotasional Flap akan
dilakukan undermining yang minimal selama flap diangkat untuk meminimalisir gangguan
pada pembuluh darah yang mensuplai flap. Setiap ukuran pembuluh darah perforantes yang
ditemui pada saat diseksi harus dipreservasi jika memungkinkan. Ketika flap ditempelkan,
diambil dan diregangkan harus dengan hati-hati untuk mencegah cedera pada jaringan dan
mencegah tension yang tidak semestinya pada saat penutupan flap, hal tersebut akan
meminimalisir iskemik pada jaringan. Bahkan pemilihan jahitan dan teknik penjahitan harus
deep dermal yang dalam akan menyebabkan iskemia relatif pada tepi flap dan pilihan
penjahitan luka dengan teknik matras horizontal akan menyebabkan iskemik jika
mempengaruhi kualitas suplai darah hingga penutupan dan dapat membuat perbedaan yang
Setiap operasi operasi plastik berupaya memulihkan dan mempertahankan bentuk dan fungsi.
Dalam banyak kasus, tujuan operasi bersifat kosmetik dan rekonstruktif. Pasien dengan kulit
kelopak mata yang berlebihan, misalnya, dapat mengeluhkan ketidakpuasan dengan
penampilan mereka serta defisit bidang visual. Selama konsultasi pra operasi, ahli bedah
plastik harus menetapkan bahwa tujuan dari kelopak mata atas atas adalah untuk
meremajakan kelopak mata atas dan memperluas bidang visual. Pertimbangan yang lebih
menantang dari bentuk dan fungsi terjadi pada anak-anak yang mengalami kelumpuhan saraf
wajah bawaan. Pada pasien-pasien ini, kelainan pada saraf wajah mengakibatkan asimetri
wajah yang parah yang mengarah pada konsekuensi psikologis seperti isolasi sosial dan
kesulitan makan, artikulasi ucapan, ekspresi emosional, dan kontrol air liur. Seringkali, solusi
optimal untuk kasus-kasus ini adalah penghidupan kembali wajah menggunakan transfer
mikro dari otot yang dipersarafi. Rekonstruksi ini mengangkat sudut mulut dan hidung pada
sisi yang lumpuh untuk meningkatkan simetri wajah istirahat dan meningkatkan dinamika
pengunyahan, bicara, dan kompetensi oral. Selain itu, karena otot dipersarafi oleh saraf donor
fungsional di lokasi penerima, operasi ini dapat mencapai animasi wajah yang lumpuh, dan
dalam banyak kasus, rehabilitasi berkelanjutan akan menghasilkan senyum spontan. Dalam
beberapa situasi, pemulihan bentuk dan fungsi dilakukan melalui solusi bedah yang
menggantikan beberapa defisiensi jaringan. Contoh ilustratif dari hal ini adalah rekonstruksi
setelah eksenterasi panggul untuk kanker kolorektal lanjut. Pengangkatan organ-organ seperti
kandung kemih dan rektum akan menghasilkan kekosongan di panggul, dan kadang-kadang,
tingkat invasi tumor mengamanatkan reseksi struktur lain seperti vagina dan kulit perianal.
Tujuan dari rekonstruksi dalam kasus-kasus ini adalah untuk menciptakan kembali anatomi
normal, menghilangkan ruang mati di dalam panggul, dan memasok vaskularisasi tambahan
ke daerah pembedahan yang sering mengalami radiasi neoadjuvant. Salah satu pilihan yang
sangat cocok yang memenuhi banyak kebutuhan rekonstruktif ini adalah flap miokutan
oblique rectus abdominis (ORAM). ORAM flap memiliki jangkauan panjang untuk flap
pedicle, terdiri dari sejumlah besar jaringan lunak, dan memiliki pasokan darah yang sangat
baik. Selain itu, flap mampu mendukung dayung kulit besar yang dapat digunakan untuk
melapisi kembali cacat vagina serta defisit kulit perianal. Dengan perencanaan bedah yang
tepat, flap ORAM dapat mencapai bentuk dan fungsi yang sangat baik dengan mengisi ruang
mati panggul dengan jaringan vaskularisasi setelah reseksi tumor, memberikan lapisan yang
cukup untuk rekonstruksi vagina, dan mengurangi ketegangan penutupan perineum untuk
Ketika jaringan donor diperlukan, ahli bedah plastik harus fokus pada meminimalkan
gangguan fungsional dan kosmetik untuk pasien. Setiap operasi sudah memiliki risiko yang
melekat terkait dengan situs bedah, seperti hematoma, infeksi, atau jaringan parut yang
abnormal. Situs donor menambahkan area anatomis tambahan di mana komplikasi dapat
timbul, dan ahli bedah plastik harus mempertimbangkan kemungkinan morbiditas situs donor
terhadap manfaat penggunaan jaringan itu untuk rekonstruksi. Seringkali, beberapa lokasi
donor yang sesuai ada, dan keputusan akhir ahli bedah akan didasarkan pada pertimbangan
yang cermat dari potensi komplikasi dengan setiap situs. Misalnya, selama operasi operasi
hidung, dukungan struktural dapat ditambah dengan melakukan cangkok tulang rawan
autologous ke kerangka hidung. Cangkok tulang rawan dapat diambil dari septum hidung,
dari rumah keong telinga, atau dari bagian tulang rawan tulang rusuk. Septum hidung akan
menjadi tempat donor yang ideal jika septoplasti juga dilakukan, tetapi penggunaan tulang
rawan ini dapat menyebabkan destabilisasi kerangka hidung lebih lanjut dan memiliki risiko
kecil perforasi septum. Panen tulang rawan conchal dapat menyediakan bahan cangkok yang
memadai tetapi mungkin dipersulit oleh hematoma, pembentukan keloid, atau asimetri
telinga. Situs donor tulang rusuk menawarkan banyak tulang rawan berkualitas tinggi, tetapi
indikasinya harus menjamin bekas luka tambahan dan potensi tambahan untuk
pneumotoraks. Pada akhirnya, ahli bedah plastik harus memilih lokasi donor yang paling
tepat untuk rekonstruksi dan menjustifikasi risiko unik yang terkait dengan lokasi donor
tersebut.
Untuk mengurangi morbiditas situs donor, ahli bedah plastik menghindari pengorbanan yang
tidak perlu dari struktur anatomi penting yang berdekatan. Fokus pada pelestarian fungsi
selama panen jaringan donor berkontribusi terhadap munculnya flap perforator. Sebagai
umumnya menghasilkan morbiditas dinding perut yang cukup, termasuk tonjolan, hernia, dan
pengangkatan satu atau kedua otot rectus abdominis dari posisi asalnya, yang melemahkan
kekuatan inti dan integritas dinding perut anterior. Sebaliknya, penggunaan flap perforator
epigastrik inferior yang dalam untuk rekonstruksi payudara dikaitkan dengan morbiditas
yang lebih rendah pada situs donor perut. Selama panen flap perforator epigastrium inferior
yang dalam, pembuluh perforasi yang memasok kulit dan lemak di atas dinding perut dengan
cermat dibedah keluar dari otot rectus abdominis, dan setiap upaya dilakukan untuk menjaga
kontinuitas otot. Saraf segmental diidentifikasi dan dilindungi sebisa mungkin untuk menjaga
persarafan otot rektus abdominis, dan sejumlah kecil fasia diambil untuk mengurangi
ketegangan penutupan fasia. Ambisi yang terus menerus untuk membatasi morbiditas lokasi
donor dan pengalaman luas baru-baru ini dengan teknik flap perforator kini telah
menyebabkan meluasnya penggunaan banyak flap perforator pekerja keras lainnya untuk
rekonstruksi, seperti flap paha anterolateral (ALT), flap perforasi arteri gluteal superior, flap
Dalam operasi bedah plastik, operasi tidak dapat dianggap sepenuhnya berhasil pada saat
selesai; sebaliknya, harus dilakukan evaluasi beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah
pascabedah, inisiasi terapi rehabilitasi, dan manajemen komplikasi. Selama masa kritis ini,
situs bedah harus dilindungi dengan rajin untuk memfasilitasi pemulihan dan untuk
mencegah cedera pada jaringan penyembuhan. Dokter bedah plastik harus secara aktif
menasihati pasien untuk mengikuti pembatasan aktivitas yang ketat dan membantu pasien
memahami alasan di balik protokol pasca operasi yang diperlukan. Aktivitas berat, misalnya,
dapat meningkatkan kemungkinan pendarahan, seroma, atau luka dehiscence dan harus
dihindari untuk periode waktu yang sepadan dengan besarnya operasi dan risiko yang terkait.
Instruksi pasca operasi yang jelas diberikan kepada pasien dan dapat mencakup informasi
khusus tentang berbagai masalah yang relevan seperti perawatan luka, belat, pakaian
kompresi, status penahan berat badan, atau peningkatan anggota tubuh. Kunjungan tindak
lanjut yang teratur juga diperlukan untuk memastikan bahwa luka sembuh dengan tepat dan
mengenali perkembangan komplikasi. Semua upaya ini diarahkan untuk melindungi situs
kasus Fraktur tibialis terbuka dengan defek jaringan lunak yang besar dapat direkonstruksi
dengan flap otot bebas dan cangkok kulit untuk memberikan perlindungan tulang dan
perangkat keras ortopedi yang lebih tahan lama. Namun, perlindungan pasca operasi dari
situs bedah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyelamatan ekstremitas seperti
halnya operasi rekonstruktif itu sendiri. Setelah operasi, flap bebas diamankan dari kompresi,
terutama ketika otot memanjang ke posterior di mana ia akan dihancurkan oleh berat anggota
badan tanpa elevasi yang tepat. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantal, selimut,
atau busa; sebagai alternatif, jika pasien memiliki fixator eksternal di tempat, lampiran dapat
ditambahkan untuk menopang kaki seperti halnya kickstand sepeda. Elevasi tungkai juga
menentang kongesti vena dan memfasilitasi resolusi edema pascaoperasi. Imobilisasi juga
merupakan komponen penting dari protokol pasca operasi karena melindungi rekonstruksi
dari setiap kekuatan geser yang dapat mengganggu otot atau cangkok kulit. Plester atau belat
plastik adalah tambahan yang berguna untuk membantu imobilisasi sendi setelah operasi.
Meskipun setiap skenario klinis adalah unik, jaringan lunak umumnya memerlukan beberapa
tantangan yang signifikan. Oleh karena itu, setelah periode penyembuhan awal ini terjadi,
pelepasan pembatasan ini secara bertahap dan diawasi dimulai sampai kembali lengkap ke
aktivitas normal.
cadangan)
Komplikasi akan selalu muncul, dan ahli bedah plastik yang disiapkan akan siap dengan
beberapa rencana darurat. Paling umum, komplikasi seperti infeksi luka, marginal flap
necrosis, atau dehiscence dapat berhasil dikelola dengan protokol pengobatan langsung dan
standar. Namun, kadang-kadang, rencana operasi pertama gagal untuk secara memadai
mengatasi tujuan operasi, dan rencana baru diperlukan. Dalam pembedahan rekonstruktif,
sebuah paradigma lama yang dikenal sebagai rekonstruktif tangga menyarankan pendekatan
linier, bertahap untuk masalah pembedahan di mana teknik pembedahan yang tidak rumit
pada awalnya dicoba, dan pengembangan menaiki tangga ke strategi yang lebih rumit hanya
dilakukan jika diperlukan. Baru-baru ini, kemajuan signifikan dalam bidang bedah plastik
telah menyebabkan pergeseran dari paradigma ini dalam mendukung algoritma pengobatan
yang mendorong pemilihan metode yang paling pasti untuk rekonstruksi bahkan jika itu
berarti memilih yang lebih kompleks terlebih dahulu. Jika rencana cadangan diperlukan, ahli
bedah plastik dapat memilih rencana bedah alternatif dari anak tangga tangga rekonstruktif
lainnya atau memutuskan untuk mencoba rencana sebelumnya lagi. Meskipun pepatah kuno
dalam operasi plastik yang menginstruksikan: "Pastikan bahwa rencana B tidak sama dengan
rencana A," pendekatan yang sama sebenarnya dapat dicoba jika pertimbangan yang cermat
diberikan pada alasan mengapa operasi sebelumnya menghasilkan rekonstruksi yang gagal. .
Jika faktor-faktor ini dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikoreksi dengan tepat, strategi
operasi yang sama dapat dilakukan di lain waktu dan hasil yang sukses dapat diharapkan.
Rekonstruksi cacat ekstremitas atas sering kali mencontohkan prinsip dasar ini. Sebagai
contoh, luka tangan dorsal dari luka bakar full-thickness dengan beberapa tendon ekstensor
yang terbuka dan tulang metacarpal dapat direkonstruksi dengan berbagai teknik. Meskipun
pendekatan yang kurang canggih seperti pengganti kulit dan pencangkokan kulit pada
akhirnya dapat mengakibatkan luka tertutup, opsi ini tidak akan memberikan cakupan
jaringan lunak yang cukup tahan lama terhadap tendon yang terbuka dan karenanya akan
menghasilkan kekakuan tangan yang tidak dapat diterima. Pilihan pertama yang unggul
untuk rekonstruksi mungkin adalah reverse radial forearm flap dari ekstremitas ipsilateral
atau flap regional lainnya. Jika ahli bedah plastik menghadapi komplikasi yang tidak dapat
diatasi dengan radial forearm flap, rencana cadangan yang masuk akal mungkin memerlukan
penggunaan free flap otot gracilis. Jika rekonstruksi flap bebas gagal, opsi cadangan
berikutnya mungkin merupakan transfer jaringan lainnya selama masalah yang menyebabkan
hilangnya flap sebelumnya dijelaskan dan ahli bedah yakin bahwa masalah ini dapat diatasi
secara memadai sebelum melakukan flap free lain . Atau, ahli bedah plastik mungkin
memilih untuk merekonstruksi luka tangan dorsal dengan flap selangkangan yang
digerakkan. Prinsip dasar ini memiliki serangkaian rencana cadangan yang masuk akal
memandu ahli bedah plastik untuk mempersiapkan sejumlah kemunduran potensial selama
proses rekonstruktif dan berfungsi untuk mengoptimalkan peluang keberhasilan hasil bedah.
Inovasi mendorong praktik dan kemajuan operasi plastik. Dokter bedah plastik memiliki
ambisi yang melekat untuk meningkatkan pendekatan bedah untuk masalah klinis yang ada.
Karena alasan ini, jarang sekali operasi yang sama persis dilakukan dua kali. Setiap operasi
disesuaikan menurut situasi klinis dan kebutuhan spesifik pasien. Dengan demikian, ahli
bedah plastik harus berusaha untuk menyesuaikan setiap operasi dan sering membuat banyak
penyesuaian dengan teknik standar yang diterima. Misalnya, perbaikan bibir sumbing untuk
satu anak tidak pernah sama persis dengan yang dilakukan anak lain. Meskipun prinsip
kembali subunit labial, ahli bedah harus tetap fleksibel selama operasi dan memodifikasi
teknik perbaikan untuk memperhitungkan kelainan unik yang ada pada setiap pasien.
Semangat adaptasi dan pemecahan masalah yang kreatif ini adalah bagian besar dari apa
yang membedakan operasi plastik dari disiplin ilmu bedah lainnya dan berkontribusi
terhadap evolusi spesialisasi yang konstan. Selama abad terakhir, operasi plastik telah
mengalami siklus perubahan besar yang telah menghasilkan pergeseran paradigma yang
signifikan dalam perawatan pasien. Salah satu contoh yang paling mendalam adalah
munculnya bedah mikro. Sebelumnya, luka akibat pemusnahan tumor, infeksi, atau trauma
memberikan cakupan jaringan lunak yang dapat diandalkan atau flap pedikel yang sering
terbatas dalam jangkauan atau ukuran. Dengan perkembangan mikroskop operasi pada 1960-
an dan peningkatan pemahaman kita tentang anatomi pembuluh darah otot dan flap
miokutan, operasi plastik mengalami ledakan inovasi dan pertumbuhan. Kemampuan untuk
meningkatkan dan mentransfer berbagai jenis jaringan sebagai flap bebas membuka seluruh
bidang solusi rekonstruktif untuk masalah yang sebelumnya dianggap mustahil. Misalnya,
cedera ketiga distal ekstremitas bawah yang biasanya mengakibatkan amputasi sekarang
dapat direkonstruksi dengan flap bebas. Transfer jaringan gratis dengan cepat menjadi pilihan
rekonstruksi utama setelah reseksi kanker kepala dan leher. Operasi tangan benar-benar
direvolusi oleh kemampuan untuk menanam kembali bagian yang diamputasi dan
merekonstruksi cacat menantang dari ekstremitas atas melalui penggunaan flap bebas yang
terdiri dari berbagai jaringan termasuk kulit, otot, fasia, dan tulang. Baru-baru ini, teknik
dan penggantian seluruh struktur anatomi yang kompleks seperti wajah, tangan, atau dinding
perut sekarang sedang dilakukan di beberapa pusat di seluruh dunia. Operasi plastik tidak
diragukan lagi akan terus menjadi pelopor solusi inovatif untuk masalah bedah. Ahli bedah
bidang yang muncul yang mendapatkan momentum yang meningkat, termasuk rekayasa
operasi flap perforator, 41 dan bedah robotik. 42 Bab-bab selanjutnya dari buku teks ini akan
menggambarkan evolusi gigih dari operasi plastik dan menunjukkan betapa banyak inovasi
kritis di lapangan telah sepenuhnya mengubah perawatan pasien kami. Selain itu, sementara
setiap bab akan fokus pada aspek yang berbeda dari operasi plastik, pembaca akan
menghargai alusi yang sering untuk tema yang disajikan dalam pengantar ini dan memahami
bahwa operasi plastik benar-benar merupakan spesialisasi yang dikhususkan oleh pengabdian