Metode Seimik Refraksi
Metode Seimik Refraksi
REFRAKSI
Oleh :
Mahasiswa Unsyiah
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
Juni, 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
mendukung pembelajaran terhadap metode seismik, diyang dapat membantu
mahasiswa dalam pemahaman metode seismik serta penerapannya di lapangan.
Adapun rumusan masalah dari penelitian motode seismic refraksi ini adalah
sebagai berikut :
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4
memuaskan. Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk
penelitian perlapisan dangkal adalah:
Waktu rambat gelombang bias pada gambar (2b) dapat diperoleh dengan persamaan
5
(1). dengan T adalah waktu yang ditempuh gelombang seismik dari titik tembak
(A) sampai ke geophone (D), AB adalah jarak dari titk A ketitik B, CD merupakan
jarak dari titik C ke titikD, BC adalah jarak dari titik B ke titik C, V1adalah
kecepatan gelombang pada lapisan 1 danV2 adalah kecepatan gelombang pada
lapisan 2.Dari persamaan (1) dapat diperoleh persamaan(2a) sampai dengan
persamaan (2c).
Metode Intercept Time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak) yang
merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar, seperti
yang digambarkan pada gambar (2a) (Sismanto, 1999). dengan z1 adalah
kedalaman pada lapisan 1, α adalah sudut antara garis gelombang datang dengan
garis normal serta dapat diartikan sudut antara garis gelombang bias dengan garis
normal dan variabel x adalah jarak antara titik tembak (A) dengan geophone (D).
Berdasarkan hukum Snellius bahwa pada sudut kritis berlaku sinα=V1/V2,
sehingga persamaan (2c) dapat dituliskan menjadi persamaan (3a) sampai dengan
persamaan (3d).
Bila x = 0 maka akan diperoleh T1 (x = 0) dan nilai tersebut dapat dibaca pada
kurva waktu terhadap jarak yang disebut sebagai intercept time. Kecepatan
6
gelombang lapisan pertama dapat dihitung langsung, sedangkan untuk kecepatan
gelombang lapisan kedua diperoleh dari slope gelombang bias pertama. Kedalaman
lapisan pertama ditentukan dengan menuliskan persamaan diatas menjadi
persamaan (4):
Dengan menggunakan data waktu terhadap jarak pada gambar (3), dapat dihitung
kedalaman atau ketebalan lapisan pertama melalui persamaan (7).
7
Dengan Ti2 merupakan intercept time pada gelombang bias yang pertama.
Penambahan suku terakhir adalah apabila sumber gelombang seismik ditanam
kedalam lapisan pertama. Apabila sumber gelombangnya ada di permukaan maka
suku terakhir ini bernilai nol. Untuk ketebalan lapisan kedua akan didapatkan suatu
persamaan (8).
Dengan Ti3 adalah intercept time pada gelombang bias yang kedua maka
persamaan (7) dan persamaan (8) dapat diperoleh suatu ketebalan lapisan bawah
permukaan yang dapat dilihat pada gambar (4) (Sismanto,1999).
8
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu akuisisi data di Lapangan
Tugu Unsyiah, Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala pada tanggal ….. . Adapun
interpretasi data dilakukan di Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala pada tanggal
…..
Gambar 3.1 Lokasi Akuisi Data seismik Refraksi di Lapangan Tugu Unsyiah
9
5 Plat Aluminium dan Palu 5 kg 1 buah
6 Seismograf PASI 24 channel 1 unit
7 Meteran (100 m) 1 buah
8 Baterai 12 V 1 buah
9 Kabel Penghubung 2 buah
10 Komputer 1 unit
11 Software ZondST2D 1 aplikasi
12 Loog Book dan alat tulis 1 set
13 Payung 1 buah
10
3.3.3 Akuisisi Data
Untuk survey seismik refraksi ini kegiatan pengambilan data di lokasi
penelitian dilakukan dengan menggunakan alat seismograph PASI 24 Channel
dengan susunan konsfigurasi peralatan geophone dan sumber gelombang
diletakkan pada satu garis lurus (line seismic). Panjang lintasan untuk kedua lokasi
penelitian yakni 92 m dengan jarak spasi antar geophone 2 m. Desain lintasan
pengukuran lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4.
11
8. Rictime diatur menjadi 512 ms dan sampling time diatur 250 μs.
9. Untuk mengecek apakah semua geophone terpasang dengan benar maka klik
Gain dipilih with hamer dan diberikan source (pukulan palu pada plat
aluminium).
10. Saat diklik Ok maka akan kembali ke layar pengaturan settting.
11. Pada tulisan stacking dipilih 5 atau 7 kali perulangan pukulan untuk penguatan
sinyal.
12. Klik add note, dimasukkan nama file. Misal intanm dan klik Ok kemudian
diklik tombol Start.
13. Shot dilakukan sebanyak yang diarahkan oleh operator (biasanya sebanyak
jumlah stacking yang dipilih).
14. Dipilih Fit to screen, maka hasil rekaman gelombang tersebut akan
ditampilkan.
15. Klik Option dan pilih ENHTRS untuk memperbesar dan memperjelas hasil
rekaman gelombang seismik dengan mengklik tanda +
16. Klik Option pilih Previous.
17. Klik Start untuk melakukan pengukuran kembali.
Hasil dari akuisisi data seismik refraksi di lapangan berupa data rekaman penjalaran
gelombang seismik pada setiap geophone yang tersimpan secara otomatis dalam
bentuk file seismograph SEG-Y. Tujuan dari akuisisi data seismik adalah untuk
memperoleh kurva travel time dari sumber energi ke penerima (geophone).
12
Interpretasi dan analisa bertujuan untuk memperkirakan keadaan struktur
bawah permukaan pada daerah penelitian. Dari struktur bawah permukaan ini,
selanjutnya dapat diketahui berapa ketebalan lapisan pada daerah penelitian dan
juga dapat memperkirakan material/batuan yang ada di bawahnya. Metode
interpretasi data yang digunakan untuk mengetahui kedalaman bidang batas antar
lapisan sedimentasi yaitu dengan intercept time. Tahapan interpretasi data ini
diawali dengan menentukan intercept time setiap slope pada kurva travel time.
Selanjutnya dihitung kedalaman lapisan batuan bawah permukaan.
Penentuan intercept time, perhitungan ketebalan tiap lapisan bawah
permukaan dan penentuan kecepatan penjalaran gelombang seismik pada tiap
lapisan secara otomatis dapat diproses menggunakan software ZondST2D.
Berdasarkan hasil interpretasi data tersebut maka kita dapat menganalisa dan
mengidentifikasi material dari struktur perlapisan sedimentasi di wilayah pesisir
pantai barat.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Pengolahan data seismik refraksi ini dilakukan dengan menggunakan
software ZondST2D. Pengolahan data dimulai dengan open file seismograph
SEGY yang merupakan data hasil rekaman akuisisi data seismik refraksi di
lapangan (Gambar 4.1). Selanjutnya dilakukan tahap picking pada data rekaman
seismik refraksi tersebut. Tujuan dari picking data adalah untuk menentukan waktu
tiba gelombang P pertama (first break) yang sampai pada setiap geophone (Gambar
4.2).
Gambar 4.2 Bentuk penampang seismik data lapangan saat proses picking
Hasil picking data tersebut kemudian diplot untuk mendapatkan kurva travel
time seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.2.
15
Gambar 4.3 Bentuk kurva travel time setelah picking
Hasil picking data rekaman penjalaran gelombang seismik refraksi dan juga
kurva travel time untuk lintasan pengukuran Desa Suak Seukee dan Suak Pante
Breuh terlampir di Lampiran 2 dan 3. Picking data bertujuan untuk menentukan
waktu tiba gelombang pertama yang sampai pada setiap geophone. Dari kurva
travel time lintasan Suak Pante Breuh, terlihat 7 grafik yang saling memotong
dengan kurva dan warna yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konfigurasi
pengukuran dimana dilakukan 7 point shot. Kurva travel time ini menunjukkan
besarnya jarak terhadap waktu dan kemudian dapat menentukan waktu tiba
gelombang pertama atau gelombang P yang sampai pada setiap geophone. Dalam
penentuan kecepatan penjalaran gelombang P pada lapisan batuan, ke 7 kurva dari
tiap shot saling dikorelasikan/dibandingkan sehingga menghasilkan kecepatan
gelombang P yang lebih akurat. Kurva travel time lintasan Suak Pante Breuh
(Gambar 4.3) dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan model lapisan
batuan pada area pengukuran. Hal Ini dapat terlihat dari banyaknya slope
(kemiringan) pada kurva travel time.
Setelah didapatkan bentuk kurva travel time seperti pada Gambar 4.3, tahap
selanjutnya dilakukan interpretasi dan analisis lebih lanjut yang bertujuan untuk
memperkirakan keadaan struktur bawah permukaan pada daerah penelitian. Dari
struktur bawah permukaan ini, selanjutnya dapat diketahui berapa ketebalan lapisan
pada daerah penelitian dan juga dapat memperkirakan batuan yang ada di
bawahnya.
Adapun metode interpretasi data yang digunakan untuk mengetahui kedalaman
bidang batas antar lapisan sedimentasi yaitu dengan intercept time. Tahapan
interpretasi data ini diawali dengan menentukan intercept time setiap slope pada
16
kurva travel time. Selanjutnya dihitung kedalaman lapisan batuan bawah
permukaan.
Intercept time yaitu titik potong perpanjangan garis singgung kurva travel
time dengan sumbu waktu tiba, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Dengan
menggunakan waktu intercept time (Ti) dapat dicari kedalaman bidang batas tiap
lapisan dengan mengunakan persamaan untuk mencari kedalaman. Namun,
penentuan intercept time ini secara otomatis dapat diproses menggunakan software
ZondST2D. Berdasarkan hasil interpretasi data tersebut maka kita dapat meganalisa
dan mengidentifikasi material-material dari struktur perlapisan sedimentasi di
Lapangan Tugu Unsyiah
17
berkisar antara 250-350 m/s, berada pada kedalaman 0-1,5 m dengan ketebalan
lapisan 1,5 m, diinterpretasikan sebagai tanah (top soil). Lapisan II berwarna hijau
gelap menunjukkan kecepatan penjalaran gelombang P berkisar antara 400-600
m/s, berada pada kedalaman 1,5-5,5 meter dengan ketebalan lapisan sedimen
mencapai 4 meter. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai pasir kering dan bersifat
lepas. Lapisan III warna biru menunjukkan kecepatan penjalaran gelombang P
tinggi berkisar antara 650-750 m/s, berada pada kedalaman >4 m dengan ketebalan
lapisan sedimen tidak dapat didefinisikan. Pada lapisan ke III ini, diinterpretasikan
lapisan dengan material sedimen berupa pasir air jenuh yang bersifat lepas. Berikut
akan ditampilkan variasi kecepatan penjalaran gelombang P, kedalaman serta
ketebalan lapisan batuan.
Tabel 4.1 Litologi lapisan bawah permukaan Desa Suak Seukee berdasarkan hasil
model penampang struktur lapisan batuan.
Kedalaman Ketebalan
Lapisan Vp (m/s) Litologi
(m) (m)
Tanah (Top
I 250-350 0-1,5 1,5
soil)
Pasir kering,
II 400-600 1,5 - 5,5 4
lepas.
18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian metode seismik refraksi ini adalah
sebagai berikut :
19
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati. 2004. Seismik refraksi (dasar teori dan akuisisi data), USU Digital
Library.
Telford, Geldart and Sheriff, 1976, Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge
University Press, New York.
Yilmaz, O., 1994, Seismic Data Processing, Society of Exploration Geophysicists,
Tulsa.
20
LAMPIRAN
21
2. Proses Pengolahan Data
Endshoot 1
22
Endshoot 2
geophone 4 dan 5
geophone 8 dan 9
23
geophone 12 dan 13
geophone 16 dan 17
geophone 20 dan 21
24
Offset 1
Offset 2
25
26