Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PELAYANAN ANASTESI

SEDASI MODERAT

DAN DALAM

RUMAH SAKIT UMUM

MITRA SEHAT

Jl.Sei Merah No.300 Tanjung Morawa

Telp. 085277611545 ; Email :rs.mitrasehat@yahoo.com

DELI SERDANG – SUMUT


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya
Panduan Pelayanan Anastesi Sedasi Moderat dan Dalam di Rumah Sakit dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu
bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.
Penggunaan anestesi, sedasi moderat dan dalam adalah proses yang umum dan
merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit. Tindakan – tindakan ini membutuhkan
asesmen pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi,
monitoring pasien yang berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan
berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan pasien.
Oleh karena itu diperlukan panduan sedasi untuk memberikan acuan dalam
pengelolaan dan pelayanan sedasi, anestesi di rumah sakit. Panduan ini akan di evaluasi
secara berkala dan akan diperbaiki bila ditemukan hal-hal yang dianggap sudah tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Tersusunnya panduan ini merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan RI
dengan pakar dari profesi terkait, rumah sakit serta dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu penyusun ucapkan terima kasih.

Tanjung Morawa,... ..

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 1
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
BAB IIRUANG LINGKUP .................................................................................................................... 5
2.1 RUANG LINGKUP .................................................................................................................... 5
BAB IIITATALAKSANA ...................................................................................................................... 6
3.1 PERSONIL NON-ANESTESI.................................................................................................... 6
3.1.1 Yang dapat memberikan obat sedasi : ........................................................................... 6
3.1.2 Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien : ............................................................... 6
3.2 TINDAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN SEDASI :..................................... 7
3.3 INDIKASI PENGGUNAAN OBAT-OBAT SEDATIF ......................................................... 8
3.3.1 Premedikasi ................................................................................................................... 8
3.3.2 Sedo-analgesia............................................................................................................... 8
3.3.3 Prosedur radiologic ....................................................................................................... 8
3.3.4 Endoskopi ...................................................................................................................... 9
3.3.5 Terapi intensif ............................................................................................................... 9
3.3.6 Suplementasi terhadap anestesi umum ........................................................................ 10
3.4 KEUNTUNGAN PEMBERIAN SEDASI ............................................................................. 10
3.5 RESIKO PEMBERIAN SEDASI .......................................................................................... 10
3.6 KONTRA INDIKASI ............................................................................................................. 11
3.7 CARA PEMBERIAN OBAT SEDASI .................................................................................. 12
BAB IV DOKUMENTASI .................................................................................................................. 15
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN
a) Sedasi Moderat adalah suatu keadaan dimana setelah pemberian obat sedasi
menyebabkan penurunan kesadaran, namun pasien masih memiliki respon terhadap
rangsangan suara baik maupun tidak rangsangan sentuhan. Ventilasi spontan masih
adekuat dan belum diperlukan intervensi untuk menjaga jalan nafas, fungsi kardio
tidak berubah.
b) Sedasi Dalam adalah suatu keadaan dimana setelah pemberian obat sedasi terjadi
penurunan kesadaran, pasien hanya bereaksi dengan pemberian rangsangan nyeri,
fungsi pernafasan dapat terganggu .pasien membutuhkan bantuan untuk menjaga
potensi jalan nafas dan pernafasan spontan dapat terjadi tidak adekuat. Fungsi kardio
biasanya tidak terganggu.

c) Untuk tindakan diagnostik yang kurang dari 30 menit dan terapeutik yang kurang 15 menit
yang membutuhkan sedasi.

1.2 Tujuan
Untuk tindakan diagnostik yang kurang dari 30 menit dan terapeutik yang kurang 15
menit yang membutuhkan sedasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 RUANG LINGKUP


1. Sedasi pada orang dewasa
2. Sedasi pada anak.
Perbedaan pelayan sedasi pada anak dan dewasa, Pada dasarnya terletak pada:
a. Berat badan
b. Umur
c. Aktifitas basal metabolisme
BAB III
TATALAKSANA

3.1 PERSONIL NON-ANESTESI


3.1.1 Yang dapat memberikan obat sedasi :
a. Staf Medis yang berkompeten
b. Dental Staf
c. Perawat khusus yang berkompeten
d. Personil Operasi lainnya yang berkompetenSeluruh personil harus
benar-benar terlatih dalam memberikan pelayanan yang aman
danefektif, terlatih dalam aspek teoritis dan klinis tentang sedasi
dan masing-masing mengerti jelas tentang peran masing masing.

3.1.2 Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien :


Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien harus dilakukan secara cermat
antara lain :
1. Prosedur Pra Sedasi :
a. Pada Pra sedasi dilakukan penyusunan rencana termasukindentifikasi
Perbedaan antara populasi dewasa dan anak ataupertimbangan
khusus lainnya, dan Asesmen pra sedasi sesuaiprosedur yang
berlaku.
b. Pasien diberikan informasi dan edukasi tentang tindakan yang akan
dilakukan, dan memintakan persetujuan terhadap tindakan tersebut,
atau persetujuan khusus bila ada. (inform concern).
c. Menyiapkan dokumen yang diperlukan tim pelayanan untuk dapat
bekerjadan berkomunikasi secara efektif.
d. Menyiapkan frekuwensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan
e. Kualifikasi dan ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam
proses sedasi.
f. Ketersediaan obat dan penggunaan alat spesialistik.
g. Penilaian pra operasi, informasi pra-dan pasca operasi.
h. Pencatatan semua tindakan pada rekam medis
2. Prosedur Selama Sedasi :
a. Melakukan prosedur observasi pasien seperti pada prosedur Selama
Anesthesi.
b. Memonitor pasien selama sedasi dan mencatat semua pemantauan
selama sedasi berlangsung.
c. Mendokumentasikan semua tindakan, temuan dan alternative
tindakan dalamrekam medis.
3. Prosedur setelah sedasi :
a. Memonitor pasien post pemberian sedasi.
b. Menilai kriteria pemulihan dan discharge dari sedasi, dan
mendokumentasikan dalam rekam medis.

3.2 TINDAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN SEDASI :


1. Ektraksi Gigi, Konservasi.
2. Insersi Kateter Vascular.
3. Kateterisasi Jantung.
4. Penjahitan Minor.
5. Pengangkatan Jahitan..
6. Dressings; Seperti Luka Bakar.
7. Adiologi :CT Scan, MRI, Angiograpi.
8. Lumbar Puncture, Aspirasi Sum - Sum Tulang,.
9. Penggantian/Pengangkatan Plaster.
10. Injeksi Sendi.
11. Biopsi Otot, Biopsi Transkutaneus, Seperti Ginjal, Hepar.
3.3 INDIKASI PENGGUNAAN OBAT-OBAT SEDATIF
3.3.1 Premedikasi
Obat-obat sedatif dapat diberikan pada masa Preoperatif untuk mengurangi
kecemasan sebelum dilakukan anestesi dan pembedahan. Sedasidapat digunakan
pada :
a. anak-anak
b. pasien dengan kesulitan belajar, dan
c. orang yang sangat cemas.
Obat-obat sedatif diberikan untuk menambah aksi agen-agen anestetik.
Pemilihan obat tergantung pada pasien, pembedahan yang akan dilakukan, dan
keadaan-keadaan tertentu, misalnya kebutuhan pasien dengan pembedahan darurat
berbeda dibandingkan pasien dengan pembedahan terencana atau pembedahan
mayor.

3.3.2 Sedo-analgesia
Istilah ini menggambarkan penggunaan kombinasi obat sedatif dengan
anestesi lokal, misalnya selama pembedahan gigi atau prosedur pembedahan yang
menggunakan blok regional. Perkembangan pembedahan invasif minimal saat ini
membuat teknik ini lebih luas digunakan.

3.3.3 Prosedur radiologic


Beberapa pasien, terutama anak-anak dan pasien cemas, tidak mampu
mentoleransi prosedur radiologis yang lama dan tidak nyaman tanpa sedasi.
Perkembangan penggunaan radiologi intervensi selanjutnya meningkatkan
kebutuhan penggunaan sedasi dalam bidang radiologi.
3.3.4 Endoskopi
Obat-obat sedatif umumnya digunakan untuk menghilangkan kecemasan dan
memberi efek sedasi selama pemeriksaan dan intervensi endoskopi. Pada endoskopi
gastrointestinal (GI), analgesik lokal biasanya tidak tepat digunakan, perlu
penggunaan bersamaan obat sedatif dan opioid sistemik. Sinergisme antara
kelompok obat-obat ini secara signifikan meningkatkan resiko obstruksi jalan napas
dan depresi ventilasi.
.
3.3.5 Terapi intensif
Kebanyakan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk
memfasilitasi penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik lain dalam Unit
Terapi Intensif (ITU). Dengan meningkatnya penggunaan ventilator mekanik,
pendekatan modern yaitu dengan kombinasi analgesia yang adekuat dengan sedasi
yang cukup untuk mempertahankan pasien pada keadaan tenang tapi dapat
dibangunkan. Farmakokinetik dari tiap-tiap obat harus dipertimbangkan, di mana
sedatif terpaksa diberikan lewat infus untuk waktu yang lama pada pasien dengan
disfungsi organ serta kemampuan metabolisme dan ekskresi obat yang terganggu.
Beberapa obat yang berbeda digunakan untuk menghasilkan sedasi jangka pendek
dan jangka panjang di ITU, termasuk benzodiazepin, obat anestetik seperti propofol,
opioid, dan agoni α2-adrenergik. Nilai skor sedasi selama perawatan masa kritis telah
dibuat sejak bertahun-tahun, tapi perhatian lebih terfokus akhir-akhir ini pada
pentingnya sedasi harian ‘holds’; strategi interupsi harian dengan obat-obat sedasi
menyebabkan lebih sensitifnya kebutuhan untuk sedasi. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi insiden terjadinya komplikasi terkait penggunaan ventilasi mekanik
selama masa kritis dan untuk mengurangi lama perawatan.
3.3.6 Suplementasi terhadap anestesi umum
Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedatif dan agen induksi
intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedatif dalam dosis rendah dapat
menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen induksi yang dibutuhkan, dan
dengan demikian mengurangi frekuensi dan beratnya efek samping.

3.4 KEUNTUNGAN PEMBERIAN SEDASI


1. Sedasi dapat disertai dengan Analgesi.
2. Penderita tetap sadar dengan mengatur konsentrasi N2O.
3. Efek Eforia dan amnesia.
4. Inhalasi N2O cepat.
5. Eliminasi dari tubuh cepat.
6. N2O tidak mengalami metabolisme di dalam tubuh.
7. Tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh kecuali fungsi otak.
8. Lebih efisien dalam pengelolaan penderita.
9. Sedasi dapat menurunkan rasa gelisah, khawatir atau cemas.
10. Sehingga dapat dilakukan perawatan dengan baik dan memuaskan.
11. Selama sedasi dilakukan, pasien tetap sadar, dapat bernafas seperti
biasa, membuka mulut, reflex tetap baik dan memberikan respon
terhadap perintah verbal operator

3.5 RESIKO PEMBERIAN SEDASI


Ada resiko-resiko yang ditimbulkan dalam pemberian sedasi yang harus diperhatikan
terutama pada anak-anak. Maka petugas yang berkompeten dan yang bersertifikat dan sudah
mendapat pelatihan serta bersertifikat ATLS/ACLS/BHD, sangat disarankan untuk
bertindak sebagai operator Sedasi.
Resiko pemberian sedasi yang sering terjadi adalah :
1. Obstruksi Jalan Nafas.
2. Apnea (Gagal Nafas).
3. Hypotensi.
4. Cardiac Arrest.
5. Pemanjangan Efek (Prolong Sedation)

3.6 KONTRA INDIKASI


Kontra indikasi pemberian sedasi, terutama pada anak-anak adalah :
1. Pasien menolak atau keluarga menolak.
2. Bayi kecil dengan prosedur tidak menyakitkan, misalnya komputer tomografi,
biasanyadapat dengan pemberian makanan dan menjaga tetap hangat
sehinggabayinya bisa tidur selama prosedur mereka tidak harus dibius.
3. Bayi Exprematur< 56 minggu dari usia konsepsional,
karena bererisiko terjadinya depresi pernapasan serta sedasi berlebihan.
4. Gangguan perilaku berat.
5. Diketahuinya ada masalah pada jalan napas, misalnya Obstructive Sleep
Apnoea, Abnormalitas Kraniofasial, Influenza, Pembesaran Tonsil /Adenoid,
Sinusitis.
6. Adanya penyakit pernapasan yang secara signifikan memerlukan terapi
Oksigen.
7. Adanya ketidak stabilan jantung yang signifikan.
8. Adanya penyakit ginjal atau hati yang
diprediksi akan menghambat bersihan obatsedasi
9. Berisiko secara signifikan untuk terjadinya refleks gastro-esofagus.
10. Peningkatan tekanan intracranial.
11. Epilepsi berat atau tidak terkontrol.
12. Alergi atau kontraindikasi spesifik untuk obat-obatan sedasi atau gas
(Misalnya Nitrogen oksida harus dihindari jika dijumpai
adanya pneumotoraks).
13. Prosedur lama atau menyakitkan.
3.7 CARA PEMBERIAN OBAT SEDASI
Setiap petugas anesthesia wajib mengetahui tehnik-tehnik atau cara-cara pemberian
sedasi yang dianjurkan, serta obat-obat sedasi yang di gunakan untuk sedasi beserta seluruh
kegunaanya dan efek samping obat, dengan terlebih dahulu melakukan assesmen pra
anesthesia ( prasedasi ) untuk menilai keadaan pasien dalam merekomendasi tehnik sedasi
serta obat sedasi yang akan di berikan .
Cara Pemberian Obat Detail

Dosis obat oral dalam bentuk kombinasi mungkin agak


sulit, dimana kemungkinanakan meningkatkan
sedasi yang efektif tetapi juga berpotensi meningkatkan kejadian efek
Secara Oral samping,hal ini terutama terjadi pada bayi yang kecil dan pada anak
dengankelainan ginjal,hati ataufungsi neurologis dimana kerja
obat sukaruntuk diprediksi.
Obat penenang per rectal, mempunyai efek penyerapan sempurna,
Secara Rectal sehingga lebih terpercaya, hanya sering menimbulkan rasa malu
Secara prosedur mempunyai keuntungan yang bisa di kontrol dan mudah
Secara Intravena di kembalikan namun pada anak-anak prosedur ini sering menyebabkan
kecemasan
Memberikan analgesiaMembutuhkan kerja sama pasien
Secara Inhalasi Umumnya menimbulkan Mual Dysphoria.
1.1 Table Cara Memberi Obat Sadasi.

Obat atau agen yang digunakan untuk sedasi :


Agen sedasi oral
Obat Dosis sedasi oral Detail
(mg/kg)
CHLORAL 100 Metabolit aktif = Trichlorethanol Dapat diberikan melalui rektal
HYDRATE kadang - kadang menimbulkan rasa malu
TRICLOFOS 50-70 (max 1 g) Metabolit aktif = Trichlorethanol

TRIMEPRAZINE 2 Dosis besar dapat meyebabkan “grey baby syndrome”


MIDAZOLAM 0,5 – 1,0 Umum digunakanDosis berhubungan dengan efek samping
(ataksia, pandangan ganda, sedasi)Dapat juga diberikan melalui
nasalDosis rektal dapat bervariasi
DIAZEPAM 200-500 mcg/kg Dapat diberikan melalui rectal

KETAMIN 5-10 Dapat diberikan melalui nasal juga rectal Halusinasi mungkin
terjadiPada umumnya terjadi mual dan muntahApnue
kemungkinan dapat terjadi

1.2 Table Agen Sadasi Oral


Catatan: Pada anak yang lebih besar dosis tidak boleh melebihi dosis dewasa normal.
AGEN SEDASI INTRAVENA

OBAT DOSIS SEDASI (MG/KG) DETAIL

Midazolam 0,5 – 0,2 Apnue mungkin terjadiAmnesia gangguan prilaku dapat


terjadi

Diazepam 0,1-0,5 Diazemuls = Lipid formulasiwaktu paruh panjang, berisiko p


emulihan tertunda

0,5 mcg/kg Sering digunakan bersama propopol


Fentanyl, Midazolam atau ketamin dapat digunakan melalui Oral,
Apnea mual dan muntah dapat terjadi efek potensiasi dengan
Diazepam
obat sedasi lainnya

Ketamin 0,5 – 1,0 Dapat diberikan melalui IM, oral, IVSering digunakan
dengan Benzodiazepam

Propopol Dalam evaluasi Beresiko Apnue Beresiko menginduksi Anestesi


1.3 Table Agen Sadasi Intravena
AGEN SEDASI INHALASI
OBAT DOSIS DETAIL
Nistrous Oxide 50 % N2O dalam O2 Memberikan analgesia
70 % dalam O2 Membutuhkan kerja sama pasien
Umum menimbulkan Mual
Dysphoria

Sevoflurane 1 % dalam udara dalam evaluasi


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang di gunakan pada pelayanan sedasi sama dengan dokumentasi pada
pelayanan anesthesia antara lain :
1. Informasi Tindakan Medis Anestesi
2. Persetujuan / Penolakan Tindakan
BAB V
PENUTUP

Anestesi dan sedasi moderat dan dalam umumnya merupakan suatu rangkaian proses
yang dimulai darisedasi minimal hingga anastesi penuh. Oleh karena respons pasien dapat
berubah-ubah sepanjang berlangsungnya rangkaian tersebut maka penggunaan anestesi dan
sedasi diatur secara terpadu. Dalam bab ini dibahas anestesi serta sedasi sedang dan
dalam yang keadaan ketiganya berpotensi membahayakan refleks protektif pasien
terhadap fungsi pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai