2). Berikut ini adalah pernyataan yang menunjukkan karakteristik bahasa sebagai sebuah
sistem, kecuali....
A. Bahasa itu terdiri dari seperangkat kaidah yang dapat dipelajari
B. Bahasa itu memiliki fungsi komunikasi
C. Bahasa merupakan pola-pola yang terang
D. Bahasa terdiri dari subsistem fonologi, gramatika, dan leksikon
Jawaban : B. Karena bahasa itu memiliki fungsi komunikasi bukan termasuk
karakteristik bahasa sebagai sebuah sistem.
4). “Dalam era informasi ini, pengetahuan tersebar di mana-mana. Tidak hanya dari guru,
tetapi juga dari buku-buku, majalah, surat kabar, televisi, bahkn internet. Oleh karena itu,
setiap kita perlu memiliki strategi yang baik dalam memilih dan mengolah informasi.”
Penggunaan bahasa dalam wacana tersebut memiliki fungsi....
A. Instrumental
B. Informatif
C. Imajinatif
D. Regulator
Jawaban : B. Karena fungsi informatif berfungsi untuk menyampaikan informasi,
ilmu pengetahuan atau budaya
5). “ Aku termenung dalam sepi. Bertanya dan mencari jawab. Apa yang kukejar selama ini
? aku bekerja siang dan malam. Sampai melupakan tuhan. Kewajiban ibadahku
terlalaikan.hatiku tak pernah terbersihkan.hanya demi harta dan pemuasan diri. Oh,tuhan
hamba terpasung!’’. Penggunaan bahasa dalam wacana tersebut memiliki fungsi......
A. interaksional
B.imajinatif
C.informatif
D. personal
Jawaban : D. Fungsi personal yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya
6). Lulu : ’’ Mit,apa sih heliosentrik itu ‘’.
Mita : ’’Apa ya...? Oh,teori Galelio bahwa matahari itu mengelilingi bumi.’’
Penggunaan bahasa dalam dialog tersebut memiliki fungsi....
A. Heuristik
B. Regulator
C. Instrumental
D. Imajinatif
Jawaban : A. Fungsi heuristik yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau
memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu
hal.
2). Berdasarkan teori Peaget, siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada
pengetahuan yang telah diketahui atau dimiliki sebelumnya. Atas dasar itu, guru dalam
pembelajaran perlu menerapkan prinsip, yaitu ....
A. Belajar difokuskan pada pengetahuan yang telah dimiliki siswa
B. Belajar bertolak dari yang mudah dan konkret menuju yang sulit dan abstrak
C. Kegiatan belajar disusun berdasarkan minat dan ketertarikan siswa
D. Pengalaman belajar yang dirancang guru harus melibatkan siswa belajar secara aktif
Jawaban : B. Karena proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap
perkembangannya sesuai dengan umurnya ( berdasarkan urutan tertentu ) dan
seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya.
3). Siswa belajar melalui pengalaman, pengamatan dan bahasa. Pengertian belajar melalui
pengamatan dalam pernyataan tersebut adalah siswa belajar melalui....
A. Kegiatan yang berulang-ulang
B. Contoh dan model yang disediakan guru
C. Ceramah yang disampaikan guru
D. Pemberian balikan atau masukan dari dan teman
Jawaban : B. Dengan model dan contoh yang dilihat, disaksikan atau diamatinya
siswa memperoleh gambaran atau masukan yang konkret atau nyata, yang pasti
akan lebih jelas dibandingkan bila sesuatu yang dipelajari itu hanya diterangkan
atau diceritakan saja.
4). Berikut ini adalah karaktristik bahasa yang dilakukan anak prasekolah, kecuali....
A. Anak belajar bahasa secara langsung dari lingkungannya
B. Anak belajar bahasa didorong oleh kebutuhannya berkomunikasi
C. Anak belajar bahasa dengan menguasai teori bahasa terlebih dahulu
D. Anak belajar bahasa melalui uji coba
Jawaban : C. Ketika anak belajar berbahasa secara bersamaan ia pun belajar
tentang bahasa
5). Dalam belajar bahasa, semua komponen, sistem, dan keterampilan berbahasa dipelajari
secara bersamaan. Ini berarti pembelajaran bahasa harus dilakukan dengan prinsip, yaitu
....
A. Memisahkan antara teori bahasa dan praktik berbahasa
B. Mengabaikan kaidah bahasa dan aturan berbahasa
C. Strategi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta aturan sosial berbahasa
lebih penting daripada teori bahasa
D. Aspek kebahasaan, kesastraan, dan keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan tema sebagai pengikat kegiatan
Jawaban : D. Semua hal yang terkait dengan kemampuan berbahasa ( aspek
kebahasaan, kesastraan, keterampilan berbahasa atau teori dan praktik) sama
pentingnya dan semua itu dipelajari siswa secara serempak. Tema dalam
pembelajaran bahasa berfungsi sebagai payung atau pengikat yang
menghubungkan satu kegiatan belajar dengan belajar lainnya sebagai satu kesatuan
yang saling terkait.
Pandangan filosofis adalah cara melihat pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam
kehidupan manusia. Pertanyaan filosofis yang akan kita bahas adalah untuk apa pendidikan
Sekolah Dasar dikembangkan.
Pandangan psikologis-pedagogis atau psiko-pedadogis adalah cara melihat pendidikan
dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu sesuai
dengan karakteristik psikologis peserta didik. Pertanyaan psiko-pedadogis yang relevan
dengan fungsi proses itu adalah bagaimana pendidikan dasar dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
Pandangan sosiologis-antropologis atau sosio-antropologis adalah cara melihat
pendidikan dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam sosialisai atau pendewasaan
peserta didik dalam konteks kehidupan masyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan
nilai dari generasi tua kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam konteks
pembudayaan.
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan salah satu bentuk pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dalam jalur pendidikan formal di Indonesia pada saat ini.
Bentuk pendidikan ini secara operasional dilaksanakan sebagai satuan pendidikan masing-
masing sekolah.
Ada beberapa argumen tentang keniscayaan pendidikan untuk usia sekolah 6-13 tahun.
a). Pelembagaan proses pendidikan untuk usia dalam system pendidikan persekolahan
atau scooling system, diyakini sangat strategis artinya sangat tepat dilakukan, untuk
mempengaruhi, mengondisikan, dan mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan sosial
anak dalam mencapai pendewasaannya secara sistematik dan sistemik
b). Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih efektif dan bermakna,
artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan, daripada proses
pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual melalui proses sosialisasi atau
pergaulan dalam keluarga budaya semata-mata.
c). Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual teori
pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitisfisme, humanisme, dan sosial.
Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan untuk menggali
landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognitifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula
sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.
Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara
biologis adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya
interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara
pikiran dengan objek.
Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental yakni:
1). Assimilation atau asimilasi
Assimilation atau asimilasi adalah integrasi data baru dengan struktur kognitif yang sudah
ada dalam pikiran.
2). Accommodation atau akomodasi
Accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif
dengan situasi baru
3). Equilibration atau ekuilibrasi
Equilibration atau ekuilibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi
dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai
Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis atau sistemik guna
membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah strategis
bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.
b) Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik hanya pada
manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar sosial atau social learning, yakni penyadaran
simbol-simbol sosial dan internalisasi kebudayaan dan hubungan sosial. Kebudayaan
diinternalisasi dalam bentuk system neuropsikis yang merupakan bagian dari bentuk aktivitas
fisiologis dari otak manusia. Aktivitas mental yang tinggi memungkinkan pembentukan dan
perkembangan proses mental manusia yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan teori sosial kultural, proses pendidikan di SD/MI seyogianya
diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri individu sebagai produk
interaksi antara kemampuan intramental dan intermental individu dalam konteks sosial-
kultural, lingkungan sosial-kultural.
c) Teori Humanistik
Pendekatan humanistic memiliki karakteristik : (a) menjadikan peserta didik sendiri sebagai
isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaannya dari perilakunya; (b) mengenal bahwa
imajinasi peserta didik seperti dicerminkan dalam seni, impian, cerita, dan fantasi sebagai
hal yang penting dalam kehidupan yang dapat dibahas bersama dengan teman sekelasnya;
(c) memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat dan nada
karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang dikomunikasikan; (d)
menggunakan pemainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai wahana simulasi perilaku
yang dapat dikaji dan diubah.