Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang tepat!
1). Orang yang pekerjaan kesehariannya bertani disebut petani. Tetapi, tak ada seorang pun
yang dapat menjelaskan alasan mengapa profesi, seperti itu dinamai petani. Tak ada
hubungan langsung dan wajib antara nama dengan suatu perbuatan yang dinamainya.
Dengan demikian, bahasa itu bersifat....
A. Konvensional
B. Arbiter
C. Sistemis
D. Simbolis
Jawaban : B. Arbiter yaitu tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang
bahasa dengan objeknya ( hubungan keduanya bersifat mana suka ).

2). Berikut ini adalah pernyataan yang menunjukkan karakteristik bahasa sebagai sebuah
sistem, kecuali....
A. Bahasa itu terdiri dari seperangkat kaidah yang dapat dipelajari
B. Bahasa itu memiliki fungsi komunikasi
C. Bahasa merupakan pola-pola yang terang
D. Bahasa terdiri dari subsistem fonologi, gramatika, dan leksikon
Jawaban : B. Karena bahasa itu memiliki fungsi komunikasi bukan termasuk
karakteristik bahasa sebagai sebuah sistem.

3). Idiolek adalah....


A. Keseluruhan ciri bahasa yang dimiliki seseorang
B. Keseluruhan ciri bahasa pada suatu kelompok pengguna bahasa
C. Penggunaan bahasa yang memperhatikan tujuan dan konteks berbahasa
D. Variasi bahasa yang disebabkan oleh hubungan pembicaradengan mitra bicaranya
Jawaban : A. Idiolek yaitu, Keseluruhan ciri bahasa yang dimiliki seseorang

4). “Dalam era informasi ini, pengetahuan tersebar di mana-mana. Tidak hanya dari guru,
tetapi juga dari buku-buku, majalah, surat kabar, televisi, bahkn internet. Oleh karena itu,
setiap kita perlu memiliki strategi yang baik dalam memilih dan mengolah informasi.”
Penggunaan bahasa dalam wacana tersebut memiliki fungsi....
A. Instrumental
B. Informatif
C. Imajinatif
D. Regulator
Jawaban : B. Karena fungsi informatif berfungsi untuk menyampaikan informasi,
ilmu pengetahuan atau budaya
5). “ Aku termenung dalam sepi. Bertanya dan mencari jawab. Apa yang kukejar selama ini
? aku bekerja siang dan malam. Sampai melupakan tuhan. Kewajiban ibadahku
terlalaikan.hatiku tak pernah terbersihkan.hanya demi harta dan pemuasan diri. Oh,tuhan
hamba terpasung!’’. Penggunaan bahasa dalam wacana tersebut memiliki fungsi......
A. interaksional
B.imajinatif
C.informatif
D. personal
Jawaban : D. Fungsi personal yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya
6). Lulu : ’’ Mit,apa sih heliosentrik itu ‘’.
Mita : ’’Apa ya...? Oh,teori Galelio bahwa matahari itu mengelilingi bumi.’’
Penggunaan bahasa dalam dialog tersebut memiliki fungsi....
A. Heuristik
B. Regulator
C. Instrumental
D. Imajinatif
Jawaban : A. Fungsi heuristik yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau
memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu
hal.

7). Perhatikan penggunaan bahasa dalam dialog berikut!


Andi:’’Fred,bokap lu,ada di rumah?’’ (bokap: bapak)
Fredi:’’Kagak ada.Hanya nyokap.emang ada apa?’’(nyokap:ibu)
Fredi:’’...’’.
Penggunaan bahasa indonesia yang dilakukan oleh kedua anak muda pada wacana itu
merupakan contoh......
A.ragam sosial
B. ragam formal
C.ragam baku
D.idiolek
Jawaban : A. Ragam bahasa yang digunakan pada percakapan tersebut
mencerminkan pemakai bahasa bahasa dari kelompok sosial tertentu. Dalam hal
ini adalah bahasa yang digunakan pada percakapan tersebut adalah bahasa
prokem.

8). Berikut ini adalah contoh bahasa indonesia ragam baku...


A.’’Para hadirin yang berbahagia,untuk menghemat waktu,marilah kita beranjak pada
acara selanjutnya’’.
B.’’ILMU adalah merupakan modal hidup yang sangat berharga.
Kegunaan daripada ilmu ialah membuat pemiliknya berprestasi’’.
C.’’Kenaikan BBM membuat kehidupan masyarakat kecil porak poranda. Tidak sedikit
di antara mereka tidak mampu lagi membiayai kehidupannya,bahkan untuk membeli
beras sekalipun’’.
D.’’Gaul memang perlu.tetapi kan tetap harus dalam koridor.kalau engga, gaul hanya akan
membuahkan penyesalan ‘’.
Jawaban : C. Ragam bahasa baku diantaranya ditandai dengan konsistenan dan
ketepatan dalam penggunaan kaidah bahasa. Sementara kalimat A, misalnya
terdapat frasa para hadirin ( kata hadirin sudah menunjukkan jamak sehingga
tidak perlu diberi penanda jamak para ) dan menghemat waktu ( pada hal waktu
watu tidak bisa dihemat ).
TES FORMATIF 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1). Belajar adalah perubahan perilaku siswa secara tetap berdasarkan latihan dan
pengalaman yang dilaluinya. Istilah perilaku dalam definisi belajar tersebut berkenaan,
kecuali....
A. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai siswa
B. Hasil belajar yang dicapai siswa
C. Kemampuan yang diperoleh siswa
D. Proses belajar yang dilakukan siswa
Jawaban : D. Perilaku dalam definisi belajar berkenaan dengan hasil. Bukan proses belajar

2). Berdasarkan teori Peaget, siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada
pengetahuan yang telah diketahui atau dimiliki sebelumnya. Atas dasar itu, guru dalam
pembelajaran perlu menerapkan prinsip, yaitu ....
A. Belajar difokuskan pada pengetahuan yang telah dimiliki siswa
B. Belajar bertolak dari yang mudah dan konkret menuju yang sulit dan abstrak
C. Kegiatan belajar disusun berdasarkan minat dan ketertarikan siswa
D. Pengalaman belajar yang dirancang guru harus melibatkan siswa belajar secara aktif
Jawaban : B. Karena proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap
perkembangannya sesuai dengan umurnya ( berdasarkan urutan tertentu ) dan
seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya.

3). Siswa belajar melalui pengalaman, pengamatan dan bahasa. Pengertian belajar melalui
pengamatan dalam pernyataan tersebut adalah siswa belajar melalui....
A. Kegiatan yang berulang-ulang
B. Contoh dan model yang disediakan guru
C. Ceramah yang disampaikan guru
D. Pemberian balikan atau masukan dari dan teman
Jawaban : B. Dengan model dan contoh yang dilihat, disaksikan atau diamatinya
siswa memperoleh gambaran atau masukan yang konkret atau nyata, yang pasti
akan lebih jelas dibandingkan bila sesuatu yang dipelajari itu hanya diterangkan
atau diceritakan saja.

4). Berikut ini adalah karaktristik bahasa yang dilakukan anak prasekolah, kecuali....
A. Anak belajar bahasa secara langsung dari lingkungannya
B. Anak belajar bahasa didorong oleh kebutuhannya berkomunikasi
C. Anak belajar bahasa dengan menguasai teori bahasa terlebih dahulu
D. Anak belajar bahasa melalui uji coba
Jawaban : C. Ketika anak belajar berbahasa secara bersamaan ia pun belajar
tentang bahasa
5). Dalam belajar bahasa, semua komponen, sistem, dan keterampilan berbahasa dipelajari
secara bersamaan. Ini berarti pembelajaran bahasa harus dilakukan dengan prinsip, yaitu
....
A. Memisahkan antara teori bahasa dan praktik berbahasa
B. Mengabaikan kaidah bahasa dan aturan berbahasa
C. Strategi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta aturan sosial berbahasa
lebih penting daripada teori bahasa
D. Aspek kebahasaan, kesastraan, dan keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan tema sebagai pengikat kegiatan
Jawaban : D. Semua hal yang terkait dengan kemampuan berbahasa ( aspek
kebahasaan, kesastraan, keterampilan berbahasa atau teori dan praktik) sama
pentingnya dan semua itu dipelajari siswa secara serempak. Tema dalam
pembelajaran bahasa berfungsi sebagai payung atau pengikat yang
menghubungkan satu kegiatan belajar dengan belajar lainnya sebagai satu kesatuan
yang saling terkait.

6). Pernyataan yang Benar tentang pembelajaran bahasa adalah....


A. Kemampuan menyimak dan berbicara tidak perlu diajarkan disekolah karena kedua
kemampuan ini dapat dipelajari diluar sekolah
B. Pembelajaran bahasa disekolah semestinya lebih menekankan pada kemampuan
membaca dan menulis karena sangat berguna dalam belajar
C. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sama pentingnya untuk
dipelajari siswa disekolah
D. Sumber terpenting dalam pembelajaran bahasa di sekolah adalah buku pelajaran karena
didalamnya materi pelajaran telah ditata secara lengkap dan sistematis
Jawaban : C. Pembelajaran bahasa adalah Keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis sama pentingnya untuk dipelajari siswa disekolah

7). Berikut yang termasuk paradigma pembelajaran bahasa, kecuali....


A. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih apa pun kegiatan belajar bahasa
yang diinginkannya
B. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan
belajar bahasa
C. Melibatkan siswa secara langsung dalam berbagai kegiatan berbahas yang bermakna
D. Memberikan perhatian, masukan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar bahasa
Jawaban : A. Dalam belajar bahasa, anak perlu anak perlu diberi kebebasan untuk
memilih kegiatan belajar yang dianggap penting dan disukainya. Akan tetapi,
kebebasan itu tetap dalam rambu-rambu kesesuaian dengan tujuan belajar yang
telah ditetapkan. Jadi, tetap tidak bebas dengan sebebas-bebasnya.
8). Contoh penerapan paradigma pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan aspek
demonstrasi, kecuali....
A. Ditayangkan video yang menunjukkan adegan percakapan antara penjual dan pembeli,
dalam materi pelajaran berbicara
B. Dijelaskan kepada siswa strategi menyimak yang tepat, dalam materi pelajaran
membaca
C. Guru memperlihatkan sebuah puisi yang baik dalam materi pelajaran menulis puisi
D. Guru membacakan sebuah cerita secara nyaring dalam materi pelajaran membaca
Jawaban : D. Kata dijelaskan mengisyaratkan penggunaan metode ceramah bukan
demonstrasi
TUGAS KULIAH KELOMPOK
MATA KULIAH PERSFEKTIF PENDIDIKAN SD
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
MODUL 1
LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1. Landasan Filosofis, Psikologis-Pedagogis, dan Sosiologis-Antropologis


Pendidikan Sekolah Dasar
A. Landasan Filosofis, Psikologis-Pedagogis Pendidikan Sekolah Dasar

Pandangan filosofis adalah cara melihat pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam
kehidupan manusia. Pertanyaan filosofis yang akan kita bahas adalah untuk apa pendidikan
Sekolah Dasar dikembangkan.
 Pandangan psikologis-pedagogis atau psiko-pedadogis adalah cara melihat pendidikan
dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu sesuai
dengan karakteristik psikologis peserta didik. Pertanyaan psiko-pedadogis yang relevan
dengan fungsi proses itu adalah bagaimana pendidikan dasar dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
 Pandangan sosiologis-antropologis atau sosio-antropologis adalah cara melihat
pendidikan dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam sosialisai atau pendewasaan
peserta didik dalam konteks kehidupan masyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan
nilai dari generasi tua kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam konteks
pembudayaan.
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan salah satu bentuk pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dalam jalur pendidikan formal di Indonesia pada saat ini.
Bentuk pendidikan ini secara operasional dilaksanakan sebagai satuan pendidikan masing-
masing sekolah.

1. Landasan Filosofis dan Psikologis-Pedagogis

Ada beberapa argumen tentang keniscayaan pendidikan untuk usia sekolah 6-13 tahun.
a). Pelembagaan proses pendidikan untuk usia dalam system pendidikan persekolahan
atau scooling system, diyakini sangat strategis artinya sangat tepat dilakukan, untuk
mempengaruhi, mengondisikan, dan mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan sosial
anak dalam mencapai pendewasaannya secara sistematik dan sistemik
b). Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih efektif dan bermakna,
artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan, daripada proses
pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual melalui proses sosialisasi atau
pergaulan dalam keluarga budaya semata-mata.
c). Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual teori
pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitisfisme, humanisme, dan sosial.
Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan untuk menggali
landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognitifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula
sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.
Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara
biologis adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya
interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara
pikiran dengan objek.
Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental yakni:
1). Assimilation atau asimilasi
Assimilation atau asimilasi adalah integrasi data baru dengan struktur kognitif yang sudah
ada dalam pikiran.
2). Accommodation atau akomodasi
Accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif
dengan situasi baru
3). Equilibration atau ekuilibrasi
Equilibration atau ekuilibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi
dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai
Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis atau sistemik guna
membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah strategis
bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.
b) Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik hanya pada
manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar sosial atau social learning, yakni penyadaran
simbol-simbol sosial dan internalisasi kebudayaan dan hubungan sosial. Kebudayaan
diinternalisasi dalam bentuk system neuropsikis yang merupakan bagian dari bentuk aktivitas
fisiologis dari otak manusia. Aktivitas mental yang tinggi memungkinkan pembentukan dan
perkembangan proses mental manusia yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan teori sosial kultural, proses pendidikan di SD/MI seyogianya
diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri individu sebagai produk
interaksi antara kemampuan intramental dan intermental individu dalam konteks sosial-
kultural, lingkungan sosial-kultural.
c) Teori Humanistik
Pendekatan humanistic memiliki karakteristik : (a) menjadikan peserta didik sendiri sebagai
isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaannya dari perilakunya; (b) mengenal bahwa
imajinasi peserta didik seperti dicerminkan dalam seni, impian, cerita, dan fantasi sebagai
hal yang penting dalam kehidupan yang dapat dibahas bersama dengan teman sekelasnya;
(c) memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat dan nada
karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang dikomunikasikan; (d)
menggunakan pemainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai wahana simulasi perilaku
yang dapat dikaji dan diubah.

B. Landasan Sosiologis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar


Cara pandang sosiologis-antropologis atau sosio-antropologis adalah cara melihat
pendidikan dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam proses sosialisasi atau
pendewasaan peserta didik dalam konteks kehidupan bermasyarakat, dan proses enkulturasi
atau pewarisan nilai dari generasi tua kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam
konteks pembudayaan. Pertanyaan dalam kedua proses tersebut adalah bagaimana
pendidikan dasar meletakkan dasar dan mengembangan secara kontekstual sikap sosial dan
nilai-nilai kebudayaan untuk kepentingan peserta didik dalam hidup bermasyarakat dan
berkebudayaan.
Dilihat secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia
sangatlah heterogen dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, walaupun kita secara
konstitusional menganut satu system pendidikan nasional, instrumental atau pengelolaan
system pendidikan itu tidaklah mungkin dilakukan secara homogen penuh.
Keseluruhan prinsip tersebut memberi implikasi terhadap kandungan, proses dan
manajemen pendidikan nasional. Untuk itulah dalam system pendidikan kita saat ini
diupayakan berbagai pembaharuan seperti kurikulum nasional yang bersifat sentralistik
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersifat desentralistik, penerapan
kurikulum yang berdiversifikasi untuk melayani keberagaman, dan pengembangan standar
nasional pendidikan sebagai baku mutu pendidikan secara nasional.
Kegiatan Belajar 2. Landasan Historis, Ideologis, dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar

A. Landasan Historis dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)


Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta
sejarah yang relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar
beserta ide-ide atau pertimbangan yang melatarbelakangi sejak pada masa Hindia Belanda
sampai saat ini.
Secara historis atau kesejahteraan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan
kelanjutan dari system pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang dibangun lebih
banyak untuk kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada dasarnya system
pendidikan pada masa itu ditekankan pada upaya memperoleh tenaga terampil yang mengerti
nilai budaya penjajah sehingga menguntungkan mereka dalam mempertahankan dan
melangsungkan penjajahannya.
Sistem pendidikan Indonesia dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa
berkembnag secara dinamis pada lingkungan masyarakat yang juga berkembang dalam
dimensi ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Dari fakta sejarah pendidikan Sekolah Dasar pada zaman Hindia Belanda, kita dapat
menangkap bahwa makna segregasi sosial dan diskriminasi secara sengaja dilakukan
terhadap anak penduduk bumi putera dalam memperoleh kesempatan belajar di Sekolah
Dasar, tergantung pada latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Hal lain yang sangat penting adalah tumbuhnya berbagai gerakan pendidikan pada
masa perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, telah
mendorong tumbuh dan berkembang pula konsep dan dasar ideology pendidikan yang
walaupun berbeda dalam nomenklatuurnya dan konteks perwujudannya, tetapi semuanya
pada satu tujuan adanya system pendidikan yang inheren dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan benegara Indonesia. Salah satunya adalah filsafat dan ideology pendidikan
Taman Siswa Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa sung Tuladha, Tut Wuri Handayani.

B. Landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan SD


Landasan historis-ideologis dan yuridis pendidikan pada dasarnya merupakan
komitmen politik Negara Republik Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai ketentuan
normatif konstitusional yang mencerminkan bagaimana system pendidikan nasional
dibangun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Secara ideologis dan yuridis ditetapkan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar atau pondasi pendidikan nasional.
Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan nasional, termasuk di dalamnya pendidikan
di SD/MI harus sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan moral yang
terkandung dalam bagian dari alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan SD mengemban dua fungsi, yakni fungsi pengembangan potensi peserta
didik secara psikologis dan pemberian landasan yang kuat untuk pendidikan SMP dan
seterusnya. Sedangkan tujuan secara substantif merujuk pada tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik SD/MI berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan dengan cara
sebagai berikut.
1) Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya
2) Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan
3) Mengikuti proses pembelajaran dengan dengan menjunjung tinggi kejujuran akademik dan
mematuhi semua peraturan yang berlaku
4) Memeliha kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial diantara teman
5) Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi sesama
6) Mencintai lingkungan, bangsa dan Negara
7) Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan., ketertiban, dan keamanan
sekolah.
Bila seluruh ketentuan perundang-undangan tentang wajib belajar 9 tahun dapat
dilaksanakan dengan baik, maka program Wajar tersebut akan memberi dampak yang luas
bagi pencerdasan kehidupan bangsa secara bertahap. Oleh karena itu, sinergi seluruh unsur
pemerintahan pusat dan daerah sangatlah penting.
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
MODUL 6
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1. Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar


A. Pengertian Bimbingan
Menurut Agus Taufik (2007), istilah bimbingan pada umumnya dipahami sebagai
upaya memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang
bersifat menuntun ke arah yang baik.
Menurut Agus Taufik (2005) bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah
dalam bahasa Inggris, yaitu guidance yang akar katany adalah guide. Shertzer dan Stone
(1966) mengemukakan beberapa padanan dari kata guide yaitu: to direct, pilot, manage or
steer.
Bimbingan sering dipadankan dengan “konseling” yang diadopsi dari bahasa
Inggris yaitu Counseling yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
“penyuluhan”. Pada akhir tahun sembilan puluhan , istilah penyuluhan dianggap tidak
cocok lagi karena konotasinya lebih bersifat pemberian informasi, sedangkan konotasi
konseling lebih bersifat hubungan antar dua pribadi, yaitu antara konselor dengan yang
diberi bantuan.
Dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah sebagai suatu
proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri,mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depannya, sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang
optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
B. Tujuan Bimbingan Di Sekolah Dasar
Tujuan bimbingan dan konseling adalah memberi kemudahan belajar pada siswa SD
agar mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan kelebihannya serta
mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.
C. Fungsi Bimbingan Di Sekolah
Ada 6 fungsi bimbingan di sekolah yaitu:
1. Fungsi Pengungkapan
2. Fungsi Penyaluran
3. Fungsi Penyesuaian
4. Fungsi Pencegahan
5. Fungsi Perkembangan
6. Fungsi Perbaikan
D. Prinsip- prinsip Bimbingan di SD
Ada 8 prinsip dalam bimbingan di SD yaitu :
1. Bimbingan untuk semua
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru semua kelas
3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan kognitif dan afektif
4. Bimbingan diberikan secara insidental dan informal
5. Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar
6. Bimbingan difokuskan pada aset
7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan
8. Program bimbingan dilaksanakan secara bersama
E. Peran Guru Dalam Program Bimbingan dan Konseling
Dalam Proses bimbingan guru memiliki peran penting, karena guru mempunyai hubungan
yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka terhadap guru. Bimbingan di
SD dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Belajar 2: Berbagai Layanan Pendidikan Untuk Anak Sekolah Dasar
A. LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
Anak berbakat adalah anak yang menunjukan kemampuan/penampilan yang tinggi
dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas, atau bidang akademik
khusus, dan bidang yang memerlukan pelayanan atau aktivitas yang tidak biasa disediakan
sekolah, agar tiap kemampuan anak berkembang secara penuh.
B. LAYANAN PENYANDANG KELAINAN FISIK
Jenis kelainan fisik dapat dikelompokkan pada anak yang mengalami gangguan
penglihatan, pendengaran, tuna daksa dan tuna ganda. Hal ini mempuanyai layanan
bimbingan sendiri-sendiri supaya bisa Maksimal dalam memberikan bimbingan.
C. LAYANAN TERHADAP ANAK DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS
Cara menghadapi anak yang berperilaku menyimpang adalah Antara lain:
1.Jangan emosional menghadapi anak
2.Jangan kucilkan anak
3.Lakukan pendekatan kasih sayang
4.Responsif terhadap perasaan anak
5.Dengarkan suara hati anak
6.Binalah kasih sayang antar anak
D.LAYANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Tujuan dari ekstrakurikuler yaitu diharapkan akan mampu mengaitkan antara pengetahuan
yang diperoleh di sekolah dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan .

Anda mungkin juga menyukai