Anda di halaman 1dari 22

PERKUATAN LERENG SUNGAI

REKAYASA SUNGAI KELAS C – KEL 4 :


ARIFAN FARHAN 1507113557
ASRIL NIKSON SIMARMATA 1507114944
APPRILIYA DESTIYANI 1507113788
DODI SEPRADES S 1507114922
MAHARANI MIRANDA 1507117634
MIGUEL FELIX WIJAYA 1507115976

PROGRAM STUDI S1 TEKNNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Rekayasa Sungai
dengan judul ini Perkuatan Lereng Sungai dengan baik. Makalah Rekayasa
Sungai ini merupakan salah satu tugas yang merupakan pemantapan dari dasar-
dasar teori yang dipelajari pada mata kuliah Rekayasa Sungai, serta mata kuliah
lainnya yang memiliki keterkaitan dengan makalah ini.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak Ir. Siswanto, M.T.
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan Makalah Rekayasa Sungai ini serta kepada rekan-rekan
kelompok yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyelesaian Makalah
Rekayasa Sungai ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga Makalah Rekayasa
Sungai ini dapat bermanfaat bagi penulis serta rekan-rekan mahasiswa Jurusan
Teknik Sipil dikemudian hari.

Pekanbaru, 15 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Perkuatan Lereng dan Tujuannya ................................................ 4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkuatan Lereng pada Sungai ............. 4
2.3 Fungsi Perkuatan Lereng pada Sungai .......................................................... 5
2.4 Klasifikasi Perkuatan Lereng ........................................................................ 5
2.5 Jenis-Jenis Perlindungan Lereng ................................................................... 7
2.6 Perencanaan Perkuatan Lereng ..................................................................... 8
2.7 Rencana Trase Perkuatan Lereng .................................................................. 9
2.8 Revetment dari Susunan Batu Alam dan Revertment Pabrikasi .................. 10
2.9 Tipe Perkuatan Lereng ................................................................................ 12
2.10 Perkuatan Lereng Darurat atau Sementara ................................................ 13
2.11 Jenis-Jenis Dinding Penahan ..................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkuatan lereng (revetments) merupakan bangunan yang
ditempatkan pada permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIur
sungai atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan
berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang
dilindunginya. Telah terjadi pengembangan yang sangat lanjut terhadap
konstruksi, salah satu bangunan sungai yang sangat vital ini dan telah
dimungkinkan memilih salah satu konstruksi, bahan dan cara pelaksanaan yang
paling cocok disesuaikan dengan berbagai kondisi setempat. Walaupun
demikian konstruksi perkuatan lereng secara terus menerus dikembangkan dan
disempurnakan.
Stabilitas lereng adalah suatu faktor yang sangat penting dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan dan
bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia, keamanan
peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan ini berhubungan dengan terdapat
dalam bermacam-macam jenis pekerjaan, misalnya pada pembuatan jalan,
bendungan, penggalian kanal, penggalian untuk konstruksi, penambangan dan
lain-lain. Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses
penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi
penambangan (seperti bendungan dan jalan) tidak stabil, maka akan
mengganggu kegiatan produksi.
Dari keterangan diatas, dapat dipahami bahwa analisis stabilitas lereng
merupakan suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya bencana
yang fatal. Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah), tanah atau batuan
umumnya berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul
dari dalam. Jika karena sesuatu sebab mengalami perubahan keseimbangan
akibat pengangkatan, penurunan, penggalian, penimbunan, erosi atau aktivitas
lain, maka tanah atau batuan itu akan berusaha untuk mencapai keadaaan yang
baru secara alamiah. Cara ini biasanya berupa proses degradasi atau

1
pengurangan beban, terutama dalam bentuk longsoran-longsoran atau gerakan-
gerakan lain sampai tercapai keadaaan keseimbangan yang baru. Pada tanah
atau batuan dalam keadaan tidak terganggu (alamiah) telah bekerja tegangan-
tegangan vertikal, horisontal dan tekanan air dari pori. Ketiga hal di atas
mempunyai peranan penting dalam membentuk kestabilan lereng
Sedangkan tanah atau batuan sendiri mempunyai sifat-sifat fisik asli
tertentu, seperti sudut geser dalam (angle of internal friction), gaya kohesi dan
bobot isi yang juga sangat berperan dalam menentukan kekuatan tanah dan
yang juga mempengaruhi kemantapan lereng. Oleh karena itu, dalam usaha
untuk melakukan analisis perkuatan lereng harus diketahui dengan pasti sistem
tegangan yang bekerja pada tanah atau batuan dan juga sifat-sifat fisik
aslinya. Dengan pengetahuan dan data tersebut kemudian dapat dilakukan
analisis prilaku tanah atau batuan tersebut jika digali atau “diganggu”. Setelah
itu, bisa ditentukan geometri lereng yang diperbolehkan atau mengaplikasi
cara-cara lain yang dapat membantu lereng tersebut menjadi stabil.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Apa itu perkuatan lereng pada sungai dan apa tujuannya?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkuatan lereng pada sungai?
3. Apa fungsi dari perkuatan lereng pada sungai?
4. Apa saja klasifikasi perkuatan lereng pada sungai?
5. Apa saja jenis-jenis perkuatan lereng pada sungai?
6. Bagaimana perencanaan dan proses perkuatan lereng pada sungai?
7. Apa saja tipe-tipe perkuatan lereng pada sungai?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu perkuatan lereng pada sungai dan tujuannya.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkuatan lereng pada
sungai.
3. Mengetahui fungsi dari perkuatan lereng pada sungai.
4. Mengtahui klasifikasi perkuatan lereng pada sungai.
5. Mengetahui jenis-jenis perkuatan lereng pada sungai.
6. Mengetahui perencanaan dan proses perkuatan lereng pada sungai
7. Mengetahui tipe-tipe perkuatan lereng pada sungai.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkuatan Lereng dan Tujuannya


Perkuatan lereng (revetments) merupakan struktur perkuatan yang
ditempatkan di tebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna
melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul terhadap
erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat dan secara kesuluruhan
berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang
dilindungi.
Disamping digunakan untuk melindungi lereng sungai, revetment juga
biasanya digunakan untuk melindungi tanggul, ataupun pantai. Daerah yang
dilindungi revetment adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan
bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi
vertikal atau miring. Bangunan ini bisa terbuat dari pasangan batu, beton,
tumpukan pipa beton, turap, kayu atau tumpukan batu ataupun beberapa jenis
revetment yang di produksi oleh pabrik. Namun yang sering di jumpai di
lapangan adalah revetment yang terbuat dari tumpukan batu dengan lapis
luarnya terdiri dari batu dengan ukuran yang lebih besar.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkuatan Lereng pada Sungai


Perlindungan atau pengamanan terhadap tebing sungai dimaksudkan
untuk melindungi lereng ataupun tebing di sepanjang sungai dari perubahan-
perubahan yang tidak diinginkan, seperti erosi ataupun sedimentasi di alur
pelayaran atau pelabuhan. Secara umum, ada 2 faktor yang menyebabkan
ketidakstabilan lereng, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya tegangan, meliputi naiknya
berat unit tanah karena pembasahan, adanya tambahan beban eksternal
(bangunan), bertambahnya kecuraman lereng kaena erosi alami atau
pengalian, dan berkerjanya beban goncangan.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kekuatan, meliputi adsorpsi air,
kenaikan tekanan pori, beban goncangan/beban berulang, pengaruh

4
pembekuan atau pencairan, hilangnya sementasi material, proses
pelapukan, dan tengangan berlebihan pada lempung yang sensitif.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi tebing sungai antara lain
adalah secara natural, alam menyediakan tumbuhan seperti pohon bakau,
pohon api-api atau pohon nipah sebagai pelindung tebing. Tumbuhan ini akan
memecahkan energi gelombang dan memacu pertumbuhan sungai. Gerakan air
yang lambat diantara akar-akar pohon tersebut di atas dapat mendukung proses
pengendapan dan merupakan tempat yang baik untuk berkembang biaknya
biota air.

2.3 Fungsi Perkuatan Lereng pada Sungai


Fungsi dari perkuatan lereng berkaitan dengan faktor kelemahan dari
sungai, yaitu sebagai berikut.
1. Mengubah laju sedimentasi yang masuk ke daerah tebing sungai
2. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke tepi sungai.
3. Memperkuat tebing sungai sehingga tahan terhadap gempuran gelombang.
Misalnya dengan pembuatan bangunan revetment.

2.4 Klasifikasi Perkuatan Lereng


Perkuatan-perkuatan lereng dibangun dengan berbagai macam tujuan yang
sesuai dengan pengaman pada tebing yang diperlukan dan terhadap bahaya
seperti apa yang mengancam. Oleh karena itu, perkuatan lereng
diklasifikasikan atas 3 macam menurut bagian sungai yang dilindungi, yaitu
sebagai berikut.

1. Perkuatan Lereng Tanggul (Levee Revetment)


Perkuatan ini dibangun pada permukaan lereng tanggul dengan
maksud untuk melindunginya dari gerusan arus sungai. Konstruksi yang
kuat perlu dibangun pada tanggul – tanggul yang sangat dekat dengan
tebing alur sungai apabila diperkirakan terjadi pukulan air (water hummer)
yang cukup kuat dan dapat membahayakan saat permukaan air sungai
mencapai titik maksimum.

5
2. Perkuatan Tebing Sungai (Low Water Revetment)
Perkuatan ini dibuat pada tebing alur sungai untuk melindungi tebing
terhadap gerusan arus sungai dan mencegah proses meander pada alur
sungai. Pada bangunan perkuatan ini perlu diadakan pengamanan-
pengamanan karena di saat terjadinya banjir, bangunan ini akan tenggelam
seluruhnya.

3. Perkuatan Lereng Menerus (High Water Revetment)


Perkuatan lereng menerus ini dibangun pada lereng tanggul dan
tebing sungai secara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada
bantaranya).

6
2.5 Jenis-Jenis Perlindungan Lereng
Berbagai macam bahan pelindung baik yang alami maupun yang buatan
digunakan untuk konstruksi untuk perlindungan lereng, ada beberapa jenis
perlindungan lereng berdasarkan bahan pelindung lereng, yaitu sebagai
berikut.
a) Gebalan rumput merupakan suatu perlindungan lereng yang umum
digunakan untuk melindungi tanggul dari hempasan air hujan agar tidak
terjadi erosi atau gusuran dari rumput.
b) Hamparan anyaman dahan willow merupakan penahan sungai yang cocok
untuk arus sungai yang tidak deras dengan kemirinagn lereng yang lebih
landai dari 1:2 dari anyaman dahan willow.
c) Hamparan anyaman berisi batu merupakan perkuatan lereng yang
digunakan pada bagian sungai yang senantiasa terjadi pukulan air tetapi
arusnya tidak deras.
d) Bronjong kawat silinder merupakan batu kali yang didapat dari sungai atau
batu belah dapat ditempatkan di atas permukaan lereng yang akan
dilindungi, kelebihan dari bronjong kawat selinder adalah kekasarannya
yang tinggi, fleksibel, dapat dikerjakan dengan cepat dan cukup ekonomis
terutama untuk pelindung lereng secara darurat atau sementara.
e) Blok beton merupakan perlindungan lereng yang menghubungkan antara
balok-balok beton yang berdekatan
f) Pasangan batu merupakan perlindungan lereng yang terbuat dari batu yang
biayanya paling murah daripada perlindungan lereng lainya.
g) Pasangan blok beton merupakan perlindungan lereng yang tebuat dari
pasangan blok-blok beton yang telah dibuat sebelumnya.
h) Perkerasan dengan beton merupakan perkuatan lereng dengan beton yang
dicorkan langsung pada lereng sungai yang telah disiapkan tulangannya.
Dan petakan-petakan ini dibatasi dengan beton bertulang.

7
2.6 Perencanaan Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng yang dilakukan pada tebing sungai sangatlah penting,
terutama sungai yang memiliki karakteristik arus yang kuat atau pun yang
membawa banyak bahan sedimen. Oleh karena itu perencanaan perkuatan
lereng dalam rangka pemeliharaan sungai tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan. Jika dilakukan dengan sembarangan yang akan terjadi hanyalah
pemborosan dan perkuatan tidak berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
Ada beberapa hal yang penting dalam pertimbangan dan perencanaan
perkuatan lereng, hal-hal tersebut juga merupakan tahapan yang sistematis agar
perkuatan lereng ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya setelah dibangun.

1. Proses Perubahan Alur Sungai


Proses perubahan alur sungai dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu perubahahan menyeluruh dan perubahan setempat. Perubahan-
perubahan setempat adalah gejala longsor tebing sungai, pembentukan
gosong- gosong pasir, pengendapan-pengendapan pada belokan dalam dan
gerusan pada belokan luar serta perpindahan mendadak alur sungai.
Merencanakan perbaikan sungai: yang paling utama adalah pembuatan
rencana denah dan penampang memanjang serta lintang sungai, sedemikian
agar mencapai bentuk sungai yang paling stabil.

2. Gejala meander
Gejala meander dapat menyebabkan tergogosnya kaki tanggul yang
lambat laun dapat menjebolkan tanggul dan menimbulkan malapetaka yang
besar.
Agar dapat dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah direncanakan
suatu trase alur sungai dengan belokan-belokan yang tidak terlalu tajam,
dengan panjang dan amplitudo tertentu. Selanjutnya dapat ditetapkan trase
perkuatan lereng pada lereng tanggul, tebing sungai dan lain-lain dengan
segala perlengkapannnya seperti pondasi, pelindung pondasi, dan krib-krib.

8
2.7 Rencana Trase Perkuatan Lereng
Rencana trase perkuatan lereng didasarkan pada: karakteristik sungai dan
data yang tercatat serta pangalaman di masa yang lalu. Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut.
a. Untuk menetapkan metode pelaksanaan yang cocok dengan kondisi setempat,
maka diperlukan suatu investigasi yang lengkap dan teliti.
b. Trase perkuatan lereng supaya direncanakan dengan kurva yang sebesar
mungkin.
c. Trase perkuatan lereng ditempatkan sedemikian rupa agar dapat
menghindarkan terjadinya pusaran-pusaran yang tidak teratur.
d. Trase perkuatan tebing alur sungai agar dapat ditempatkan lebih ke belakang.

1. Pemilihan Lokasi untuk Bangunan Perkuatan Lereng


Penempatannya sebaiknya pada bagian-bagian tebing atau tanggul yang
dapat tergerus dan bagian-bagian yang dapat terjadi pukulan air.Pada sungai-
sungai yang sempit biasanya dibangun pada seluruh bagian sungai karena
sangat sulit menentukan lokasi pukulan air di sungai-sungai yang sempit. Pada
sungai-sungai dengan penampang ganda, perkuatan lereng hanya dibuat pada
tebing alur sungai, dan pada umumnya tanpa perkuatan lereng tanggul.

2. Panjang Perkuatan Lereng


Faktor yang dominan untuk menentukan panjang perkuatan lereng adalah
karakteristik sungai dan kondisi setempat. Panjang perkuatan lereng ditetapkan
secara empiris dan haruslah diperhatikan adanya tambahan-tambahan panjang
secukupnya pada saat menetapkan panjang rencana akhir.

3. Bagian-Bagian Konstruksi Perkuatan Lereng


a) Pelindung lereng merupakan bagian utama dari bangunan perkuatan lereng.
Bagian ini melindungi permukaan lereng tanggul atau permukaan tebing
sungai terhadap gerusan arus sungai. Pemilih konstruksi pelindung lereng
harus didasarkan pada resim sungai atau lokasinya.

9
b) Pondasi dan pelindung kaki adalah konstruksi yang berfungsi sebagai
landasan/tumpuan pelindung lereng, dan penempatannnya pada kaki
tanggul atau kaki tebing sungai.
c) Sambungan dibuat pada setiap jarak 20 m perkuatan lereng dan berfungsi
sebagai sambungan pemisah konstruktif dan mengatasi kemungkinan
kerusakan. Jika lereng yang dilindungi cukup tinggi, maka diadakan
sambungan memanjang.
d) Konsolidasi/hamparan pelindung ditempatkan diatas permukaan dasar
sungai di depan pondasi yang berfungsi untuk menjamin stabilitas pondasi
dan melindunginya terhadap gerusan arus sungai. Hamparan pelindung ini
juga melindungi permukaan dasar sungai terhadap gerusan arus.

2.8 Revetment dari Susunan Batu Alam dan Revertment Pabrikasi


1. Revetment dari Susunan Batu Alam
Revertment dengan batu alam ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu
sebagai berikut.
a. Biaya pembuatan lebih ekonomis jika dibangun pada daerah yang
memiliki batuan.
b. Batuan dirasakan dapat lebih tahan dan dengan mengandalkan gaya berat
posisinya dapat menetap dengan sedikit atau tanpa mempengaruhi nilai
perlindungan pada mereka.
Pengerjaan perkuatan lereng jenis ini lebih mudah dilakukan

2. Revetment dari Pabrikasi


a. Filter Hidrostatis
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dari Revetment Systems
International ini merupakan penanganan erosi monolitik kuat yang terdiri
dari pembungkusan tanah berlapis ganda diisi dengan beton yang
seluruhnya padat.
Proses pembentukan multi-arah khusus yang diterapkan
memungkinkan lapisan-lapisan bahan yang berbeda dibentuk bersama-sama
pada pusat tertentu untuk membentuk filter hidrostatis yang memungkinkan

10
perlindungan lapisan untuk ‘bernafas’, mengeluarkan tekanan hidrostatis di
belakang struktur terpasang.
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis berbiaya rendah,
permanen dan merupakan alternatif utama dalam metode tradisional
pengendalian erosi seperti beton cast-in-situ atau beton shot-in-situ,
pemasangan batu, penutupan atau pelapisan dengan batu. Oleh karena
keunikan konstruksi yang dibungkus bahan ini, Lapisan Permukaan Beton
Filter Hidrostatis dapat dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan
air.
Keberagaman fungsi rancangan dan pemasangan Lapisan Permukaan
Beton Filter Hidrostatis membuatnya sesuai untuk berbagai proyek yang
tak terbatas.

b. Flexbox
Sementara mempertahankan semua sifat sistem Lapisan permukaan
Beton Filter Hidrostatis, sistem lapisan Flexblock dirancang untuk
mengakomodasi pergerakan di tanah yang mendasari. Sifat ini benar-benar
mengembangkan konsep perlindungan erosi dengan beton lapisan tersusun.
Proses pembentukan yang dipatenkan ini yang dikembangkan oleh
Revetment Systems International ini menciptakan sebuah lapisan yang
terbagi menjadi panel-panel yang saling berhubungan dengan tabung grout.
Tabung-tabung tersebut memungkinkan adanya keseragaman inflasi
lapisan. Setiap tabung grout dirancang untuk berfungsi sebagai titik potong
yang memungkinkan setiap panel bergerak secara bebas sewaktu lapisan
tersusun mempertahankan kelengkapan perlindungan.
Seperti halnya dengan berbagai macam sistem perlindungan yang
ditawarkan oleh Revetment Systems International, sistem Flexblock dapat
dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan air. Sifat unik sistem
Flexblock ini menawarkan solusi efektif terhadap masalah pengendalian
erosi yang memerlukan sistem perlindungan yang fleksibel dengan biaya
kompetitif.

11
c. Growth Matt
Produk ini telah dirancang dengan memanfaatkan efek-efek
pengikatan dan kamuflase tumbuh-tumbuhan, dengan stabilitas dan
perlindungan tanggung yang dijaga melalui gabungan jaringan yang
berkelanjutan dari susunan yang dimasuki tabung grout.
Growth Matt diletakkan di atas permukaan yang ada atau yang
bagian atasnya tanah dengan grout berkekuatan tinggi. Ulir susunan antara
jaringan tabung bertujuan untuk mempertahankan tanah sebelum
penanaman tumbuhan.
Jika area yang diberi benih telah terbentuk dengan sendirinya, ulir-
ulir susunan dapat membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan, dan
kemudian membentuk perisai pelindung yang terpadu terhadap erosi.
Seperti yang dijelaskan di atas, susunan tersebut dapat diwarnai di lokasi
atau di mill untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut.
Aplikasi produknya beragam dari pengaliran dengan garis keliling
hingga saluran pengalihan, aliran air banjir dengan kekentalan rendah,
perlindungan tanggul dan pekerjaan lapangan (batu kerikil dapat disebarkan
di atas area untuk menggantikan tumbuhan). Penggunaan grout yang efisien
di seluruh sistem merupakan alternatif yang efektif dengan harga yang
menguntungkan.

2.9 Tipe Perkuatan Lereng


Pemilihan tipe perkuatan lereng yang cocok untuk suatu sungai harus
dipilih dari beberapa tipe yang ada dengan memperbandingkan satu dengan
lainnya serta dengan memperhatikan sulit tidaknya keadaan lapangan ditinjau
dari pelaksanaan. Tipe-tipe perkuatan lereng sebagai berikut.
a. Tipe pondasi rendah
b. Tipe pondasi tinggi
c. Tipe turap pancang baja
d. Tipe turap papan
e. Tipe turap beton
f. Tipe turap pancang beton

12
2.10 Perkuatan Lereng Darurat atau Sementara
Untuk melindungi lereng tanggul yang kritis akibat gogosan atau lereng
tanggul yang baru setelah dilakukan penutupan bobolan, biasanya perkuatan
lerengnya dilakukan dengan menggunakan bronjong kawat selinder, hamparan
bronjong kawat, atau bobolan ditutup dengan tanah.

2.11 Jenis-Jenis Dinding Penahan


Adapun jenis-jenis konstruksi dinding penahan yang umumnya
digunakan dalam praktek rekayasa konstruksi sipil antara lain.

1. Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall)


Jenis dinding penahan tanah ini banyak digunakan untuk menahan
tekanan tanah lateral pada timbunan tanah maupun pada tebing-tebing
yang landai sampai curam. Prinsip kerja dari dinding penahan ini cukup
unik yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya dengan
demikian kestabilan dari struktur dapat lebih stabil dikarenakan bobotnya
yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral. Material penyusun yang
digunakan pada jenis konstruksi ini biasanya berupa material pasangan
batu ataupun beton bertulang (Reinforced Concrete).

13
2. Dinding Penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall)
Jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe ini umumnya digunakan
untuk menahan tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing. Prinsip
kerja dari jenis dinding penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya
jepit/fixed pada dasar tubuh strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari
dinding penahan jenis kantilever yaitu berupa model telapak/spread
memanjang pada dasar strukturnya yang bersifat jepit untuk menjaga
kestabilan dari struktur penahan. Umumnya konstruksi dinding penahan
tipe jepit dibuat dari pasangan batu maupun dengan konstruksi beton
bertulang.

3. Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile)


Jenis konstruksi dinding penahan tipe turap merupakan jenis
konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif
lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam).
Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material beton
pra tegang (Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun
dari material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk
ramping dengan mengandalkan tahanan jepit pada kedalaman tancapnya
dan dapat pula dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang
disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam pelaksanaannya kedalaman
tancap sheet pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.

14
4. Dinding Penahan Bronjong (Gabion)
Konstruksi dinding penahan tanah jenis ini merupakan konstruksi
yang berupa kumpulan blok- blok yang dibuat dari anyaman kawat logam
galvanis yang diisi dengan agregat kasar berupa batu batu kerikil yang
disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai
terasering/tanga-tangga. Kelebihan dari dinding penahan jenis gabion
selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah juga berfungsi untuk
memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (Infiltrasi).

5. Dinding Penahan Tipe Blok Beton (Block Concrete)

Jenis dinding penahan tanah tipe blok beton merupakan kumpulan


blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal dengan sistem
pengunci/locking antar blok yang disusun. Umumnya blok beton dibuat

15
secara modular di fabrikasi berupa beton precash dan kemudian proses
pemasangannya di lakukan di lokasi - in situ.

6. Dinding Penahan Tanah Tipe Diaphragm Wall


Jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe dinding bertulang
(Diaphragm Wall) merupakan jenis konstruksi dinding penahan yang
terbuat dari rangkaian besi beton bertulang yang dicor di tempat atau
dengan sistem modular yang dibuat untuk membendung (cover) suatu
konstruksi bawah tanah (sub-strucure) khusunya pada konstruksi
basement suatu bangunan. Diaphragm wall dapat dikombinasikan dengan
sistem anchord untuk menambah daya dukung terhadap tekanan aktif
lateral tanah juga berfungsi dalam proses dewatering untuk memotong
aliran muka air tanah (Cut-Off Dewatering).

16
7. Dinding Penahan Tanah Continguous Pile dan Soldier Pile
Jenis konstruksi penahan continguous pile dan soldier pile merupakan
konstruksi dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tekanan
lateral tanah aktif pada konstruksi bawah tanah seperti pada konstruksi
basement suatu bangunan sama seperti jenis konstruksi dinding penahan
diaphragm wall. Continguous pile dan soldier pile juga biasanya
dikombinasikan dengan sistem ankur/anchord untuk meningkatkan daya
dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah dan berfungsi sebagai pemutus
aliran air bawah tanah (Cut Off). Continguous pile dibuat di tempat in-situ
dengan sistem bored pile berupa rangkaian besi beton bertulang maupun
menggunakan profil baja serta dikombinasikan dengan bentonited dan
dirangkai membentuk dinding penahan yang padat.

8. Revetment
Jenis konstruksi sederhana yang berfungsi untuk perkuatan
lereng/tebing maupun untuk melindungi dari gerusan aliran sungai dan
ombak pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada dasarnya tidak memiliki
fungsi utama dalam menahan tekanan aktif lateral tanah namun lebih pada
fungsi proteksi terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan
lereng/tanggul yang tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya
longsor/land slide.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perkuatan lereng/revetments merupakan struktur perkuatan yang
ditempatkan di tebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna
melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul terhadap
erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat dan secara
kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh
tanggul yang dilindungi.
2. Daerah yang dilindungi revetment adalah daratan tepat di belakang
bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya
gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring.
3. Untuk melindungi lereng tanggul yang kritis akibat gogosan atau lereng
tanggul yang baru setelah dilakukan penutupan bobolan, biasanya perkuatan
lerengnya dilakukan dengan menggunakan bronjong kawat selinder,
hamparan bronjong kawat, atau bobolan ditutup dengan tanah.

3.2 Saran
Pemilihan tipe perkuatan lereng yang cocok untuk suatu
sungai haruslah dipilih dari beberapa tipe yang ada dengan
memperbandingkan satu dengan lainnya serta dengan memperhatikan sulit
tidaknya keadaan lapangan ditinjau dari pelaksanaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

www.indramas.co.id/view_application/4/perkuatan-lereng
www.tencate.com
https://www.maccaferri.com/id/solusi/perkuatan-dinding-tanah-dan-tebing/
www.geosinindo.co.id/id/application/slope-reinforcement/
https://civilersc09.wordpress.com/2012/11/16/perkuatan-lereng/
https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/20/perkuatan-lereng/
https://civilersc09.wordpress.com/2012/11/16/perkuatan-lereng/
http://jamesthoengsal.blogspot.co.id/p/dindingpenahan-retaining-wall-kamis.html
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
ab&btnG=Search&q=kesimpulan+MAKALAH+PERKUATAN+LERENG
http://dhenpharkers.blogspot.co.id/2014/08/makalah-stabilitas-lereng.html
https://www.google.com/search?q=perkuatan+lereng&client=firefox-b-
ab&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwid_b3Fr7_XAhULNI
8KHbESB6wQsAQILA&biw=1366&bih=627#imgrc=R8PT0IXqGkUKvM:
https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/20/perkuatan-lereng/

19

Anda mungkin juga menyukai