Anda di halaman 1dari 9

Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008

Kinerja Proteksi dan pengukuran

PEMILIHAN CT
UNTUK PENINGKATAN
KINERJA PROTEKSI DAN PENGUKURAN
oleh
Wahyudi Sarimun.N*)

ABSTRAK
kWhmeter adalah suatu alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan,
arus, factor kerja dan kali waktu yang tertentu (U.I.Cosφt) yang bekerja padanya selama jangka waktu
tertentu. Karena pengukuran energi yang dominan adalah pemakaian arus dan tegangannya, dimana arus
dan tegangan yang diukur melebihi arus dan tegangan nominal yang terdapat di kWhmeter untuk itu
dibutuhkan suatu peralatan instrument transformers yang dapat menurunkan arus dan tegangan. Yaitu
Trafo arus (current transformers) dan trafo tegangan (potensial transformers).
Sebagai pengaman pada jaringan distribusi secara umum dipergunakan Over Current Relay (OCR) dan
Ground Fault Relay (GFR) dimana arus yang dibutuhkan adalah arus kecil 1 A atau 5 A, untuk ini
dibutuhkan juga (sama seperti pada kWhmeter) current transformers sebagai peralatan instrument
transformer untuk memperkecil arus besar ke arus kecil yang masuk ke alat proteksi. Tulisan ini
membahas tentang pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang baik untuk pengukuran dan proteksi,
supaya kerugian dan kejenuhan dari CT atau PT dapat dihindari.

KATA KUNCI: Meter Transaksi Tenaga Listrik, trafo arus dan trafo tegangan

*)
= Pegawai pada PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan & Pelatihan

I. PENDAHULUAN terdapat kerugian yang tidak diinginkan, yang berakibat


pada pengukuran arus disisi primer dengan sisi sekun-
KWhmeter adalah peralatan ukur untuk transaksi der tidak sesuai dengan yang diinginkan.
jual beli energi listrik, dari pemasok tenaga listrik ke
pemakai tenaga listrik. Yang pemasangannya dapat di II. INSTRUMENT TRANSFORMERS
Pusat listrik, di Gardu induk atau di tempat pelanggan. Instrument transformers adalah trafo yang mana
Bila pemasangan Meter Transaksi Tenaga Listrik di dipergunakan bersama dengan peralatan lain seperti:
Pusat listrik khususnya di jawa-Bali dan sumatera relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol. yang
sebagai transaksi jual beli antara pembangkitan dan termasuk trafo instrumen adalah current transformers
PLN P3B dan kalau di Luar jawa-Bali atau Sumatera dan potensial transformers.
dapat melihat pemakaian bahan bakar dan energi yang
Kegunaan trafo instrumen al:
dikeluarkan. Bila penempatan Meter Transaksi Tenaga
Listrik di Gardu Induk sebagai transaksi jual beli listrik a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang
antara PLN P3B dan PLN Distribusi atau Wilayah, dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar.
kalau penempatan di Pelanggan sebagai alat ukur b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau
pemakaian energi listrik antara PLN Distribusi tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran
/Wilayah dan pelanggan. atau proteksi.
Tetapi KWhmeter yang dipergunakan mempunyai
batasan arus dan tegangan, bila penyambungannya ke Current transformers
sistem dengan tegangan ≥ 20.000 volt dengan arus Perbandingan antara belitan primer dan sekunder pada
besar, Meter Transaksi Tenaga Listrik tidak dapat trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan:
merekam arus yang terpakai, untuk itu dibutuhkan trafo
arus dan trafo tegangan sebagai penurun arus dan
I1 N 2
tegangan. = (1)
Kita tahu bersama, bahwa pemakaian trafo arus dan I 2 N1
tegangan terdapat kerugian yang disebabkan pemilihan Persamaan diatas adalah untuk trafo arus ideal dimana
peralatan instrument transformers yang tidak sesuai tegangan sekunder = nol dan arus magnetizing
dengan arus atau tegangan yang masuk, sehingga diabaikan.

WYD SN 1
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

Potensial transformers Secara normal yang sesuai standar IEC terminal


S2/l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT
Perbandingan antara belitan primer dan belitan sekun-
terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, se-
der tanpa beban adalah
hingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol,
kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara pri-
E1 N1 mer dan sekunder menjadi = 1800.
= (2)
E2 N2 Pada gambar 1 terlihat arus yang masuk ke sekunder
(IS) diperoleh dari arus primer (IP), yang diasumsikan
arus dari primer tidak ada error (kesalahan) seperti ter-
Persamaan diatas adalah untuk trafo tegangan (potensial lihat pada persamaan (1) diatas.
transformers) ideal tanpa beban, arus beban = nol dan
arus magnetizing diabaikan. Dalam kenyataannya arus primer yang masuk kese-
kunder sebagian akan masuk ke inti maknetik yang ter-
III. TRAFO ARUS dapat pada sekunder tersebut, seperti terlihat pada
gambar 2 dibawah ini:
Trafo arus/Current transformer (CT) adalah suatu
NP
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar IS = xI P − I e (3)
menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian NS
arus bolak-balik.
Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang se-
banding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder
Exciting Burden (Z)
5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem Ie impedance
yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen
tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Gambar 2: Rangkaian equivalent arus sisi sekunder
Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya
ε
tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus
seperti halnya Ampere meter yang disisipkan ke dalam Ie
sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban disisi
sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus
ε
disisi primernya. (NS/NP)IP Ie/IS x 100% δ
IS
III.1. RANGKAIAN TRAFO ARUS δ δ +
IS x 100% (IP/IS)x(NS/NP)x100%
Trafo arus/Current Transformers terdiri dari belitan
primer, belitan sekunder dan inti maknetik. Jika arus
primer yang masuk ke CT ke teminal P1/K dan arus Gambar 3: Vektor dari Gambar 4: Vektor memperlihatkan arus
yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1/k, arus CT sekunder sebagai refrensi diambil 100%
seperti terlihat pada gambar 1 (lihat arah arus sekunder
IS yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat Pada gambar 2 terlihat arus dari sisi primer tidak
terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah semua masuk kesisi sekunder, sebagian arus akan
terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran
dialirkan ke beban dan S2/l sisi sekunder adalah ter- sudut δ se-perti terlihat pada gambar 3. Hal ini
minal yang arusnya diperoleh dari S1/k. dikatakan sebagai kesalahan reproduksi dari CT.
IP Kesalahan reproduksi akan terlihat dalam amplitudo
P1/K P2/L
dan fase, kesalahan dalam amplitudo dikatakan sebagai
kesalahan arus atau kesalahan ratio, kalau kesalahan
fase dikatakan sebagai pergeseran fase. Pada gambar 4,
memperlihatkan arus sekunder IS dipilih sebagai acuan
dalam 100 %, sebagai poros sumbu yang dapat dibagi
S2/l dalam persen. Sejak sudut δ sangat kecil, maka
S1/k IS
kesalahan arus ε dan kesalahan fase δ langsung dapat
A dibaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1
Gambar 1: Rangkaian equivalent CT(1) centiradians = 34,4 minute).
Sesuai penjelasan diatas, bahwa Kesalahan arus
Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya
dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak bo-
dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading
leh terbalik).

WYD SN 2
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

(mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekwensi Rated dynamic current (Idyn)
axis ε akan turun dan axis δ akan kekanan. Adalah nilai puncak dari arus primer CT, tanpa ada
kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasil-
III.2. DEFINISI kan dari tenaga electromagnetic:

Kesalahan transformasi (transformasi error). Idyn = 2,5 x Ith (8)


Adalah perbandingan antara arus primer dan arus se- - Composite error (∑c).
kunder Adalah pada kondisi dibawah steady state, nilai
I rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari
Kn = P (4)
IS arus primer dan nilai sesaat dari arus sekunder
sebenarnya yang dikalikan dengan ratio CT pengenal,
Kesalahan arus (current error) composite error diekspresikan dalam persen dari nilai
K n xI S − I P rms arus primer yang dapat ditulis dalam bentuk
ε(%) = x100% (5) matematis, sebagai berikut:
IP
100 1 T 2
Dimana: ∑c = ∫ (K N i s − i p ) dt (9)
Kn = Perbandingan transformasi IP T 0
ε = Kesalahan arus (%)
Dimana :
IS = Arus sekunder sebenarnya (Amp)
KN = transformation ratio pengenal
IP = Arus primer sebenarnya (Amp).
IP = Nilai rms dari arus primer
Karena adanya perbedaan antara arus yang masuk di iP = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
sisi primer dengan arus yang terbaca disisi sekunder, primer
dapat menimbulkan perbedaan ratio transformasi arus iS = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
yang sebenarnya dengan kenyataannya. sekunder
Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energi (kWh T = Waktu dalam satu periode (one cycle) dalam
meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh terhadap detik.
pengukuran energi.
III.3. KELAS AKURASI (ACCURACY CLASS)
Security factor (Fs)
Faktor sekuriti (security factor) adalah Ratio dari Adalah arus pada trafo arus yang dibatasi oleh
sekuriti arus primer pengenal (IPS) dan arus primer kesalahan arus dan kesalahan fase. Dimana accuracy
pengenal (IP) class yang sesuai dengan pemakaian, dijelaskan sebagai
berikut:
I
FS = PS (6) Standar accuracy class, yang dipergunakan untuk
IP “pengukuran” seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Sekuriti dari meter yang dihubungkan ke CT, adalah - Untuk klas 0,1 – 0,2 – 0,5 dan 1, pada frekwensi
kebalikan dari FS nya. Sesuai standar security factor pengenal kesalahan arus dan pergeseran fase tidak me-
(FS) = FS5. lebihi dari nilai yang di tentukan seperti terlihat pada
Rated Short - Time Thermal Current (Ith,t) tabel 1, bila burden sekunder antara 25% s/d 100% dari
Adalah nilai rms dari arus primer, dimana CT tidak burden pengenal.
rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus thermal- - Untuk klas 0,2S dan 0,5S, dipergunakan untuk apli-
hubung singkat pengenal dipakai dalam tiga detik kasi khusus untuk Kwh meter yang mana pengukuran
dipergunakan dalam satu detik. short time thermal yang tepat pada arus antara 50 mA s/d 6 A. kesalahan
current dapat diperhitungkan dengan persamaan: arus dan pergeseran fase, tidak melebihi dari nilai yang
I th ditentukan seperti terlihat pada tabel 2, bila burden
I th,t = (7) sekunder antara 25% s/d 100% dari burden pengenal.
t Pemakaian kelas ini diutamakan pada ratio 25/5, 50/5
dan 100/5. dengan arus pengenal 5A.
MVA SC
Dimana: Ith = - Untuk klas 3 dan kelas 5, kesalahan arus dan perge-
Ex 3 seran fase tidak melebihi dari nilai yang ditentukan se-
perti terlihat pada tabel 3, bila burden sekunder antara
MVAsc = MVA short circuit
50% s/d 100% dari burden pengenal.
Eph-ph = tegangan fase-fase (kV)

WYD SN 3
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

Catatan: Supaya kesalahan arus pengukuran tidak III.4 BURDEN


menyimpang jauh dari arus yang diukur, perlu pemi-
Beban yang dihubungkan ke sekunder dikatakan
lihan CT yang tepat untuk kelas ketelitian dan burden
sebagai burden, dimana trafo arus dengan batasannya
sekunder yang tidak melebihi dari burden pengenalnya.
dapat menampung beban pada sisi sekunder. Beban ini
Tabel 1 : Batas kesalahan arus dan kesalahan sudut untuk dinyatakan dalam ohm impedansi atau VA. Misal bur-
klas 0,1 – 1,0 sesuai IEC 60044-1 den impedansi 0,5 ohm dapat di ekspresikan juga pada
Kelas +/- % pergeseran fase
ketelit +/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal , 12,5 VA dengan arus 5 A.
pada % dari arus pengenal
ian
menit (centiradians) Sebagai pengaman pada CT, khususnya di klas
5 20 100 120 5 20 100 120 proteksi perlu membatasi arus yang besar yang masuk
0,1* 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5
0,2** 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10 ke CT, sesuai standar IEC untuk membatasi arus bolak-
0,5*> 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30 baik yang simetris adalah 5P atau 10P.
1,0** 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60 Pada karakteristik utama dari CT untuk proteksi
adalah akurasi rendah (kesalahan lebih besar diijinkan
Tabel 2: Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus sesuai bila dibandingkan untuk pengukuran) dan kejenuhan
IEC 60044-1
Kelas +/- % pergeseran fase pada % dari tegangan (saturation voltage), tinggi. Pada kejenuhan
+/- % kesalahan ratio arus
Keteli
tian
pada % dari arus pengenal
arus pengenal , menit
(centiradians))
tegangan dikatakan sebagai Accuracy Limit Factor
1 5 20 100 120 1 5 20 100 120 (ALF). Dimana kenaikan arus dari arus primer pengenal,
0,2S**
0,5S**
0,75
1,5
0,35
0,75
0,2
0,5
0,2
0,5
0,2
0,5
30
90
15
45
10
30
10
30
10
30
dapat dipenuhi accuracy/ketelitian pengenal pada
burden pengenal yang dihubungkannya., ini dikatakan
Tabel 3: Batas kesalahan untuk klas 3 dan 5 sesuai IEC sebagai nilai minimum. Dapat juga dikatakan
60044-1 perbandingan antara kejenuhan tegangan dan tegangan
Kelas
ketelitian
+/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal
Pemakaian pada arus pengenal dan burden sisi sekunder. Pertam-
50 100 bahan nilai kejenuhan dapat diperkirakan dengan per-
3 3 3 instruments samaan dibawah ini(1).
5 5 5 instruments
2
Dimana: * = untuk laboratorium S n + R CT * I sn
n=n * (10)
**= untuk Precision revenue metering ALF 2
S + R CT * I sn
*>= untuk standard metering
Standard accuracy class yang dipergunakan untuk Dimana :
“proteksi” adalah 5P , 10P. tanda “P” adalah tanda Sn = Burden pengenal (VA)
“Proteksi”, dan angka 5 atau 10 adalah nilai kesalahan S = Burden sesungguhnya (VA)
arus dalam %, seperti terlihat pada tabel 4. Isn = Arus pengenal sekunder (A)
CT yang ada untuk proteksi: 5P10, 5P20, 10P10, RCT = Tahanan dalam CT pada 750C (ohm)
10P20. dan yang dibutuhkan untuk proteksi pada CT nALF = accuracy limit factor.
adalah tingkat isolasi yang tinggi, dan tidak cepat jenuh Untuk melindungi peralatan ukur dari arus besar,
saat arus besar masuk ke sisi primer CT, karena output yang ditimbulkan karena adanya gangguan hubung
arus di sekunder diperlukan agar Relai proteksi be- singkat disisi primer, batasan arus sekunder adalah Fs x
kerja dengan pasti. arus pengenalnya, dimana pengamanan peralatan
Tabel 4: Batas kesalahan accuracy class proteksi. metering tinggi bila FS rendah . dengan spesifikasi
Kelas
Kesalahan
arus pada +/- % pergeseran sudut fase dari
Composied error
Rated accuracy limit
faktor yang ada FS5 atau FS10, ini adalah sebagai nilai
Keteli
tian
arus primer arus pengenal primery maksimum dan hanya valid (sah) pada burden
(%) current
minutes centiradians pengenalnya.
5P ±1 ±60 ±1,8 5 Nilai pertambahan kejenuhan diexpresikan sebagai
10P ±3 - - 10 nilai n, sebagai berikut:
Misal : 20 VA, 5P/20. 2
S n + R CT * I sn
20 VA adalah keluaran daya CT dalam VA n=F *
2
(11)
S S + R CT * I sn
5P adalah accuracy class (klas ketelitian)
20 adalah composite error.
Untuk memenuhi klas ketelitian tinggi (misal: CL0,2S),
Bila pengaman (relai) invers definite minimum arus pemaknitan dalam inti harus dapat meneruskan
time (IDMT) dengan stabilitas gangguan fase dan suatu nilai yang rendah, sebagai konsekwensi
ketelitian waktu yang akurat tidak diperlukan dapat rendahnya kerapatan garis gaya (flux density) dalam
mempergunakan klas 10P. Tetapi kalau ketelitian, inti. yang pada umumnya bahan inti maknetik untuk
stabilitas gangguan fase dan ketelitian waktu yang ini dibuat dari campuran nickel dan besi.
akurat diperlukan, dapat mempergunakan klas 5P.

WYD SN 4
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

Adapun burden current transformers sesuai IEC Tetapi kenyataannya tidak mungkin, karena
60044-1 adalah 2,5 VA, 5 VA, 7,5VA, 10VA, 15VA, terdapat tegangan jatuh dalam tahanan belitan, hal ini
20 VA dan 30VA. berpengaruh pada perbandingan tegangan antara primer
dan sekunder.
Catatan: klas akurasi baik, bila burden antara 25%
s/d 100% dari burden pengenal. NS
US = xU P − ∆U (12)
NP
Metering yang dipergunakan saat ini banyak me-
makai digital dengan daya (VA) rendah, hal ini dapat Dimana:
memperkecil total burden yang rendah sampai 25 % ∆U = tegangan jatuh.
dari burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik 1
Kesalahan dalam reproduksi PT akan nampak pada
dibawah, dimana perbandingan CT antara CL0,2S dan
amplitude dan fase, kesalahan pada amplitude
CL0,5 dengan perbedaan burden dari kedua class CT
dikatakan sebagai kesalahan tegangan atau kesalahan
tersebut. CL0,2S kesalahan arusnya lebih kecil dari
ratio dan kesalahan pada fase dikatakan sebagai
CL0,5.
Perbandingan karakteristik CT
pergeseran fase.
Maret 2008

ε
Class CL0.5 dan Class 0,2S

∆U
1.5
1.3 CL 0.5
CL 0.2S
1.1
0.9
0.7
0.5 0,5+
kesalahan ( % )

ε
0.3
0,2+
(NS/NP)UP
0.1

δ
-0.1
0,2
-0.3
0,2 - ∆U/US x 100%
0,5
-0.5
0,5- US
δ
-0.7
-0.9
-1.1 δ +
-1.3
US x 100% (UP/US)x(NS/NP)x100%
-1.5
0.01 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20
I nominal

Grafik 1: Grafik kesalahan dan batasan untuk CT


CL0,2 dan CL0,5(2) Gambar 6: Vektor Gambar 7: Vektor memperlihatkan
tegangan tegangan sekunder sebagai refrensi
IV. TRAFO TEGANGAN diambil 100%

Trafo tegangan/voltage transformers /potensial Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa vektor
transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat tegangan seperti terlihat pada gambar 6 terdapat
memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, pergeseran sudut sebesar δ dan gambar 7 menjelaskan
yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. dari gambar 6 yang dipresentasikan dalam bentuk garis
Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh dengan tegangan sekunder sebagai refrensi vektor
tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak diambil dimensi 100%, lebih dari itu pada sistem
dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem koordinat sebagai ujung dari refrensi vektor dikatakan
dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya di sebut dalam persen. Bila δ sangat kecil sudutnya kesalahan
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur
tegangan ε dan kesalahan fase langsung terbaca dalam
(instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut
persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 centiradians =
sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga
34,4 minute).
yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya
Kesalahan tegangan positif bila tegangan sekunder
tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah
melebihi tegangan pengenalnya dan kesalahan fase
tingkat ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang
positif bila tegangan sekunder leading dari primernya,
disesuaikan dengan alat ukur.
arah positif nantinya akan turun dalam axis ε dan axis δ
IV.1. KESALAHAN PERALATAN akan kekanan.

Jika jatuh tegangan pada trafo tegangan tidak Kesalahan tegangan


diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada kesalahan pada 100.(K n Vs − Vp )
tegangan primer, maka dapat dijelaskan perbandingan R.E(%) = (13)
antara tegangan primer dan sekunder seperti terlihat Vp
pada persamaan (1) diatas dan gambar 5 dibawah ini. Dimana:
R.E = ratio error (%)
E1 N1 N2 E2 Burden Kn = ratio nominal
Vs = tegangan sekunder
Vp = Tegangan primer
Gambar 5: Rangkaian PT tanpa kesalahan

WYD SN 5
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

IV.2. TEGANGAN PRIMER DAN SEKUNDER Bila beban proteksi yang sifatnya emergency saja, maka
PENGENAL burden untuk PT yang dipergunakan untuk metering
dan relaying. dapat mempergunakan burden 70 VA.
Tegangan primer dari PT adalah tegangan pengenal
yang diperoleh dari sistem dan tegangan sekunder Klas untuk metering sesuai IEC 600044-2 baik bila
pengenal diperoleh dari tegangan primer. tegangan pengenal 80-100% dan burden 25-100% dari
burden pengenal. Kelas untuk proteksi baik dari 5% s/d
Potensial transformer yang dipasang diluar
Vf kali tegangan pengenal bila burden 25% s/d 100%
(outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan
dari burden pengenal.
tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar
tegangan primer pengenal adalah 1/√3 kali dari nilai Sesuai standar daya keluaran trafo tegangan
tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder pengenal dengan pf 0,8 lagging, adalah 10; 15; 25; 30;
pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa, 50; 75; 100; 150, 200; 300; 400; 500 VA.
adalah: 100/√3 atau 110/√3 volt
Tabel 6: Acuracy classes sesuai IEEE C57.13
Range Power
Pemilihan dari potensial transformer untuk error at
peralatan instrument 80-120% dari tegangan pengenal Class Burden % Voltage % metered Appplication
load PF
dan untuk proteksi antara 0,05 s/d 1,5 atau 1,9 dari 0,6-1,0
tegangan pengenal sebagai faktor tegangan. 0,3 0-100 90-100 0,3 Revenue
metering
Sesuai standar IEC, faktor tegangan PT,sebagai berikut: 0,6 0-100 90-110 0,6 Standad
metering
- 1,9 kali tegangan pengenal untuk PT tidak dike- 1,2 0-100 90-100 1,2 Relaying
tanahkan. Standard
VA PF
burdens
- 1,5 kali tegangan pengenal untuk PT diketanahkan M 35 0,20
solid. W 12,5 0,10
X 25 0,70
Lamanya kenaikan tegangan ini adalah sebesar 30 detik. Y 75 0,85
Z 200 0,85
ZZ 400 0,85
VI.3.ACCURACY CLASS DAN RATED BURDEN PT
Kalau alat ukur yang dipergunakan memakai
Rated burden PT secara normal dapat dijelaskan
digital dengan daya (VA) rendah hal ini dapat mem-
sebagai berikut:
perkecil total burden yang rendah sampai 25 % dari
- Bila burden digunakan untuk komponen metering
burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik 2 , dan
dan proteksi, kelas akurasi untuk metering dipilih harus
grafik 3 dimana perbandingan PT antara CL0,2 dan
lebih baik daripada untuk proteksi.
CL0,5.
- Burden dari PT adalah penjumlahan dari total bur-
den dari semua beban yang disambung ke PT. Kesa- kesalahan
ratio (%) CL0,5 CL0,2
lahan arus dan pergeseran fase tidak melebih dari nilai +0,5 80% rated
yang ditentukan seperti tabel 5 atau tabel 6 , bila burden voltage
sekunder antara 25% s/d 100% dari burden pengenal. +0,2

0
Tabel 5: Acuracy classes sesuai IEC 60044-2
range Limits of errors -0,2 120% rated
Class burden% voltage% Ratio % Phase
Applicati voltage
on -0,5
Displacement 100%
min
0 50
0,1 25-100 80-120 0,1 5 laboratory Rated burden
25-100 Precision
0,2
< 10 VA
80-120 0,2 10
and Grafik 2: Grafik kesalahan ratio CL0,2 dan CL0,5(1)
0-100% revenue
Pf=1 metering
Standard
0,5 25-100 80-120 0,5 20 revenue Pergeseran CL0,5 CL0,2
metering fase(%) +20 80% rated
25-100 Industrial
1,0 80-120 1,0 40 grade
+10 voltage
meters
25-100 Instrumen
3,0 80-120 3,0 -
ts 0
3P 25-100 5-Vf 3,0 120 Protection
6P 25-100 5-Vf 6,0 240 Protection -10
Vf = faktor tegangan -0,20 120% rated
voltage
Contoh: 0 50 100%
Rated burden
Peralatan metering 30 VA, klas akurasi 0,2 dan
proteksi = 70 VA , klas akurasi 3P, maka pemilihan PT Grafik 3: Grafik pergeseran fase CL0,2 dan CL0,5(1)
sebesar 100 VA dengan klas akurasi 0,2.

WYD SN 6
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

V. BAGAIMANA KITA MEMILIH CT DAN PT arus dipilih 1 A., kalau beban sekunder diambil da-
lam impedansi (ohm) diperhitungkan dalam VA,
Perlu kita ketahui, bahwa alat ukur seperti
sebagai berikut:
kWhmeter kVArhmeter, ampere meter dls, memper-
gunakan arus kecil dan tegangan rendah, tetapi arus dan
P(VA) = IS2 (A) x Z (ohm).
tegangan yang masuk dari sistem besar dimana
Bila IS = 5 A, P(VA) = 25 x Z.
tegangan pada sistem distribusi mempergunakan
Bila IS = 1 A, P(VA) = 1 x Z.
tegangan 20.000 volt dengan arus besar. Untuk itu
dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan yang tepat - Pemilihan burden
pemilihannya, sebagai berikut: Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo
1. MEMILIH TRAFO ARUS: arus menentukan daya aktif dan reaktif di terminal
sekunder yang berhubungan dengan burden trafo arus,
- Pemilihan tegangan tinggi peralatan, Tegangan per-
nilai VA dari tiap beban yang akan disambung dapat
alatan listrik diberikan dalam “V” atau “kV” misal:
dilihat pada tabel 7 dibawah ini dan sebagai tam-
12 kV, 20 kV, 24 kV, 125 kV
bahan burden trafo arus (VA) adalah pemakaian
- Pemilihan ratio transformator pengenal (selection of kabel yang menghubungkan trafo arus ke alat ukur.
rated transformer ratio)
Tabel 7: Nilai VA dari tiap alat ukur dan proteksi
Pemilihan arus primer Ammeter dengan jarum besi 0,70 – 1,5 VA
Diperhitungkan dengan persamaan, sebagai berikut: Wattmeter 0,20 – 5,00 VA
SN = √3 x U x I Cosϕ meter 2,00 - 6,00 VA
Dimana: kWhmeter : mekanik 0,40 – 3,5 VA
SN = daya dari pelanggan (kVA) : elektronik 0,40 – 1,5 VA
U = tegangan fase –fase (kV) KVArmeter : mekanik 0,40 – 3,5 VA
: elektronik 0,40 – 1,5 VA
I = arus masing-masing fase (Amp)
Over Current Relay 0,20 – 8,00 VA
Contoh: Ground Fault Relay 0,20 – 8,00 VA

Daya pelanggan 630 kVA tarif TM/TM/TM te-


Tabel 8: Nilai tahanan dari kabel
gangan 20 kV, pemilihan ratio CT adalah
Φ (mm2) R (Ω/km)
630 kVA 4 x 1,5 14,47
I= = 18 A
3x20 V 4 x 2,5 8,71
4x4 5,45
Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 20 A, 4x6 3,62
bila CT dipergunakan untuk pengukuran dan proteksi 4 x 10 2,16
dipilih ratio 20/5-5. 4 x 16 1,36
Daya pelanggan TR 197 kVA tarif TR/TR/TR te- 4 x 25 0,863
gangan 380 volt, pemilihan ratio CT, adalah
Total kapasitas beban (VA) yang disambung ke CT
197 kVA tidak boleh melebihi dari burden yang dipilih.
I= = 299 A
3x380 V Contoh:
Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 300 A Beban yang akan disambung ke CT yang terpasang di
atau 300/5. Gardu Induk sebagai berikut:
Untuk memperoleh ratio CT dan klas proteksi yang Perhitungan daya:
tepat pada CT yang terpasang pada outgoing feeder, Alat ukur Jenis
mekanik
Jenis
elektronik
yang pasokannya diperoleh dari gardu Induk atau Ampere meter 1 VA 1 VA
kWh meter 3 VA 1 VA
PLTD, diambil dari Kuat Hantar Arus (KHA) kawat. KW meter 3 VA 1 VA
kVArh meter 3 VA 1 VA
Bila dipasang pada incoming feeder di gardu Induk Kabel 2 X 4 mm2 = 20 m 1,36 VA 1,36 VA
atau di Pusat Listrik, perlu dihitung kapasitas trans- Total daya = 11,36 VA 5,36 VA
formator tenaga.
Pemilihan arus sekunder, Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik
Burden dipilih 15 VA, kalau jenis elektronik dipilih
Arus sekunder dalam ampere 1 A dan 5 A , 7,5 VA.
secara umum arus sekunder pengenal dipilih 5A,
tetapi bila lokasi peralatan instrumen jauh dari trafo

WYD SN 7
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

Beban terpasang di pelanggan > 200 kVA Klas proteksi: karena dibutuhkan ketelitian waktu
Alat ukur Jenis Jenis
yang akurat dianjurkan mempergunakan klas 5P...
mekanik elektronik Bila CT terpasang di outgoing feeder, pemilihan klas
kWh meter 3,5 VA 1,5 VA proteksi dianjurkan mempergunakan klas 5P20 deng-
kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA
Kabel 2 X 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA an ratio disesuaikan dengan arus gangguan tersebut
Total daya = 7,68 VA 3,68 VA dan kapasitas penghantar (KHA)..
Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik - Pemilihan arus thermal pengenal (Ith)
Burden dipilih 10 VA, jenis elektronik dipilih 5,0 Arus thermal pengenal diberikan 100, 200, 300
VA.atau 7,5 VA dst x arus pengenal CT dalam “kA”, yang diambil
Bagaimana kita menghitung kejenuhan CT untuk dari arus gangguan hubung singkat di sistem, bila
klas proteksi dengan mempergunakan faktor keje- diperhitungkan arus gangguan hubung singkat 10 kA,
nuhan inti dan tegangan knee (VK), dimana akurasi maka arus thermal pengenal = 10 kA (Ith= 10 kA),
CT masih bisa dicapai? arus primer pengenal dimisalkan 100 A, maka dapat
ditentukan arus thermal pengenal:
Contoh:
10.000A
Ratio CT 300/5 , 5P10, RCT = 0,07 ohm, burden I th = = 100xIn
100A
10VA. Burden kenyataan 7,5 VA, untuk perhitungan
diambil persamaan (10) diatas, sebagai berikut: - Pemilihan arus dynamic pengenal (Idyn)
2
10 + 5 * 0,07 Arus dynamic pengenal diambil dari arus ther-
n = 10 = 12,7
2 mal pengenal, sebagai berikut:
7,5 + 5 * 0,07
Artinya: Dengan klas proteksi 5P10 dan burden CT Idyn = 2,5 x Ith
7,5 VA, CT tersebut akan jenuh pada arus 12,7 x arus Dimisalkan Ith = 10 kA, maka
pengenalnya = 12,7 x 5 = 63,5 A disisi sekunder,
Idyn = 2,5 x 10 kA
bagaimana kalau dilihat dari sisi primer (ICT).
(ICT) = 63,5 x 300/5 = 3810 A. = 25 kA.
Bila kapasitas transformator tenaga misal: di gardu
induk = 60 MVA dan XT = 12,6%., tegangan 20 kV - Pemilihan CT bila belitan primer atau belitan
maka arus maksimum yang keluar dari sumber adalah sekunder mempunyai beberapa core
E 1 60.000 Misal:
If = * I nT = * A = 13.746,4 A 300-600/5-5A ; 5P20.; 20 VA at lower ratio. Hal ini
XT 12,6% 3 * 20 berarti bahwa belitan primer mempunyai 2 belitan
Dari perhitungan diatas bahwa If > ICT, maka CT untuk arus 300 A dan 600 A dan pada belitan
tersebut akan jenuh. sekunder ada dua belitan untuk pengukuran dan
Bila kita ingin mengetahui kejenuhan CT dengan untuk proteksi. Nilai 20 VA at lower ratio
mempergunakan tegangan knee (VK), dapat dije- menunjukan pada ratio 300/5-5 nilai burden 20 VA,
laskan sebagai berikut: tetapi kalau ratio 600/5-5 nilai burden harus 2 x 20
VK = 22 volt, RCT = 0,07 ohm, klas 10 VA 5P10 ratio VA = 40 VA. Konstruksi CT seperti terlihat pada
CT = 300/5. pemakaian (burden) = 7,5 VA gambar 8 dibawah ini.
Rrelai + Rkawat = 7,5 VA/(5A)2 = 0,3 ohm.
Teriminal primer
VK 22
If = = = 59,45 A Pola (mould)
R total (0,07 + 0,3)
Didasarkan pada VK yang diujikan, CT akan jenuh Resin
pada arus 59,45 A sisi sekunder atau 59,45 x 300/5 =
Belitan primer
3567,57 A sisi primer. Belitan
sekunder
Belitan sekunder
Jadi permasalahan ini bisa dilihat kalau CT terpasang Untuk
Untuk Proteksi
pengukuran
pada outgoing feeder atau pada pelanggan TM
terpasang dekat dari sumber, harus dihitung terlebih Teriminal sekunder
dahulu besarnya arus gangguan dan kejenuhan CT.
Gambar 8: konstruksi CT dengan 2 belitan primer dan 2
- Pemilihan Accuracy class belitan sekunder
Untuk alat ukur kWhmeter dan kVArhmeter: dian-
jurkan mempergunakan CL0,2S

WYD SN 8
Pemilihan CT untuk peningkatan WORKSHOP 08-09 MEI 2008
Kinerja Proteksi dan pengukuran

2. MEMILIH TRAFO TEGANGAN satu atau 2-3 buah cubicle dengan beberapa alat ukur
yang terpasang.
Sesuai tarip dasar listrik bahwa pelanggan yang
Disamping itu tegangan kWhmeter (pemakaian
mempunyai daya > 201 kVA s/d 30,5 MVA mem-
pengukuran jenis mekanik) di penyulang 1 (dengan
pergunakan tegangan 20.000 volt, karena pada meter
asumsi tahanan kontak 0,6 ohm) sebesar 100/√3 =
transaksi jual beli tenaga listrik mempergunakan te-
gangan rendah, dibutuhkan trafo tegangan sebagai 57,74 volt - ∆V = 57,74 - 0,225 = 57,51 volt.
berikut: Tegangan di penyulang 4 menjadi 56,83 volt dan di
penyulang 10 menjadi 55,48 volt. Padahal kWhmeter
- Tegangan : 20.000/√3 / 100/√3 , sisi sekunder di- dengan klas ketelitian yang tinggi (klas 0,2 atau klas
sesuaikan dengan tegangan alat ukur. 0,3), total jatuh tegangan dari trafo tegangan yang
- Burden : dihitung beban yang akan disambung masuk ke kWhmeter harus ≤ 0,05 % s/d 0,1 % x
ke PT (VA) sama seperti pada CT. tegangan pengenal sekunder PT(1).
Contoh: Dengan penjelasan diatas terdapat kerugian
1. Pemasangan di pelanggan TM pengukuran pada penyulang 4 s/d penyulang 10 yang
Alat ukur Jenis Jenis
mekanik elektronik melebihi standar jatuh tegangan yang masuk ke kWh
kWh meter
kVArh meter
3,5 VA
3,5 VA
1,5 VA
1,5 VA
meter..
Kabel 2 X 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA
Total daya = 7,68 VA 3,68 VA
- Class accuracy: diambil dari tabel 5 atau tabel 6
sesuaikan pemakaian standar nya dan diambil yang
Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik mempunyai kesalahan rendah.
Burden dipilih 10 VA, kalau jenis elektronik
dipilih 5,0 VA. Atau 7,5 VA. VI. KESIMPULAN.
2. Pemasangan PT di GI atau PLTD 1. Pemilihan Trafo arus dan trafo tegangan yang
Biasanya pemasangan PT untuk outgoing di dipergunakan untuk meter traksaksi tenaga listrik
Gardu Induk atau di PLTD dipergunakan untuk perlu dihitung terlebih dahulu beban yang akan
beberapa alat ukur yang terpasang di Cubicle disambung dan tegangan yang dipergunakan.
outgoing, diambil 10 cubicle dengan alat ukur: 2. Sesuaikan burden beban yang tersambung pada CT
Volt meter, kWhmeter, kVArhmeter, Wattmeter, dan PT. Yang tidak boleh melebihi 100% burden
cosϕmeter , penjelasannya sebagai berikut: pengenal CT atau PT.
PENYULANG
3. Kerugian pengukuran adalah akibat dari pemilihan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 instrument transformers yang tidak sesuai.
4. Bila CT di pasang pada outgoing feeder, untuk
BUSBAR menjaga kejenuhannya perlu dihitung besarnya
arus gangguan hubung singkat 3 fase.
5. Bila CT yang terpasang pada incoming feeder,
PT PT METER diambil dari In transformator tenaganya.
6. Nameplate CT dan PT harus terbuat dari plat alu-
PENGAWATAN SEKUNDER PT METER INCOMING minium (bukan dari kertas)

Alat ukur Jenis Jenis


mekanik elektronik DAFTAR PUSTAKA:
10 Voltmeter 15 VA 15 VA
10 Wattmeter 35 VA 15 VA [1] ABB; application guide- instrument transformers
10 kWh meter 35 VA 15 VA
10 kVArh meter
10 Cosϕ meter
35 VA
60 VA
15 VA
60 VA
[2] Sadtem France; Presentasi current transformers
Kabel 2 X 4 mm2 = 8 m 0,262 VA 0,262 VA
Daya PT 1,063 VA 0,588 VA [3] Wahyudi Sarimun.N; pemilihan CT & PT untuk
Total daya = 217,39 VA 137,39 VA transaksi tenaga listrk; seminar AMR 07 April
Dari contoh no 2 diatas, kalau mempergunakan alat 2008
ukur jenis mekanik burden dipilih 225 VA, kalau [4] Pribadi kadarisman dan Wahyudi Sarimun.N; trafo
jenis elektronik dipilih 150 VA. Dengan contoh ini tenaga besar terhadap kinerja proteksi dan tegang-
dapat dilihat besarnya burden yang dipergunakan an pelayanan, seminar 08 juni 2005.
untuk alat ukur. Bila pemilihan burdennya tidak
sesuai dengan alat ukur yang akan dipasang,
berpengaruh terhadap pengukurannya, dengan ini
sebaiknya pemasangan PT di outgoing feeder untuk

WYD SN 9

Anda mungkin juga menyukai