Anda di halaman 1dari 16

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 JIWAN


MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS / SEMESTER : XII / 1
STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
KODE : 14
ALOKASI WAKTU : 20 x 45 menit
NILAI-NILAI MATERI ALOKASI WAKTU SUMBER
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ASPEK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
KARAKTER PEMBELAJARAN TM PS PI BELAJAR
1. Mendeskripsikan  Menggunakan  C3  Kejujuran  Kaidah  Menjelaskan pengertian kaidah  Tes lisan 10 1. Drs Kasmina
kaidah pencacahan, kaidah pencacahan,  Disiplin pencacahan pencacahan, faktorial, permutasi, dan  Tes tertulis dkk, Matematika
permutasi dan permutasi dan  Kerja keras permutasi dan kombinasi  Penugasan SMK, Erlangga,
kombinasi kombinasi dalam  Kreatif kombinasi  Menentukan banyaknya cara Jakarta, 2006
menentukan  Mandiri meyelesaikan masalah dg kaidah
banyaknya cara  Rasa ingin tahu pencacahan, permutasi, dan 2. Drs.Wiyoto &
menyelesaikan suatu kombinasi Drs. Wagirin,
masalah  Menyelesaikan masalah dengan Matematika
menggunakan kaidah pencacahan, Teknik, Angkasa,
permutasi, dan kombinasi Bandung, 1996

2. Menghitung peluang  Menghitung  C3  Kejujuran  Peluang suatu  Menjelaskan pengertian kejadian,  Tes lisan 10 3. Dra.B.Etty
suatu kejadian peluang suatu  Disiplin kejadian peluang, kepastian dan kemustahilan  Tes tertulis Winartiningsih,
kejadian dengan  Kerja keras  Menghitung frekuensi harapan  Penugasan LKS Matematika
menggunakan rumus  Kreatif suatu kejadian SMK, Hayati, Solo
 Mandiri  Menghitung peluang suatu
 Rasa ingin tahu kejadian
 Menghitung peluang kejadian
saling lepas
 Menghitung peluang kejadian
saling bebas
 Menerapkan konsep peluang
dalam menyelesaikan masalah
program keahlian
CARA MERENCANAKAN / MENGHITUNG ALOKASI WAKTU (JAM )

Jika kita menjumpai kompetensi seperti ini, maka untuk mempermudah pendistribusian jam mengajar perlu dilakukan pembagian jam mengajar sebagai berikut :

Alokasi Waktu (Jam)


Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar Topik
TM PS PI
Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
20
1.Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi  Kaidah pencacahan permutasi dan kombinasi
10
2. Menghitung peluang suatu kejadian  Peluang suatu kejadian
10

20
Total dalam struktur 22

Topik-topik diatas bisa dilihat dari Lingkup variable/batasan variable/kondisi kinerja yang tertuang pada SKKNI.
Jika telah dilakukan distribusi jam maka penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) akan lebih mudah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PELUANG

Nama Sekolah : SMKN 1 JIWAN


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan ke : 1,2,3,4 dan 5
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit
Standar Kompetensi : 14. Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
Kompetensi Dasar : 2.Menghitung peluang suatu kejadian
Indikator :  Menghitung peluang suatu kejadian dengan
menggunakan rumus

A. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menghitung peluang kejadian bebas


2. Siswa dapat menghitung peluang kejadian lepas
3. Siswa dapat menghitung peluang kejadian bersyarat

B Nilai-nilai karakter
 Siswa jujur dalam mengerjakan soal-soal latihan (Kejujuran)
 Siswa menggunakan aturan-aturan peluang(Disiplin)
 Siswa mengerjakan soal-soal latihan dengan sungguh-sungguh (Kerja keras)
 Siswa mengerjakan soal-soal latihan dengan berbagai cara sesuai dengan aturan (Kreatif)
 Siswa mengerjakan sendiri soal-soal latihan (Mandiri)
 Siswa selalu mencari soal-soal yang berkaitan dengan peluang (Rasa ingin tahu)

B. Materi Pembelajaran :
 Peluang suatu kejadian
C. Metode Pembelajaran :
Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menyampaikan kompetensi dan indikator yang harus dicapai.
 Menggali pengetahuan siswa tentang kejadian, peluang, kepastian dan
kemustahilan
b.Kegiatan inti
.Siswa aktif dalam tanya jawab dengan guru tentang kejadian bebas disertai
contoh-contoh dan cara mengitung peluangnya
Siswa aktif mengerjakan latihan tentang kejadian, peluang, kepastian dan
kemustahilan dengan teman sebangku / sebelah
b. Kegiatan Akhir
 Bersama-sama membahas soal latihan.
 Memberikan tugas kepada siswa mengerjakan soal di rumah tentang kejadian,
peluang, kepastian dan kemustahilan.
 Menutup pelajaran dengan salam.
2 . Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menanyakan materi pertemuan sebelumnya.
 Menanyakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas
beberapa soal yang belum bisa dipecahkan siswa.
b. Kegiatan inti
 Siswa aktif tanya jawab dalam penjelasan guru tentang frekuensi harapan dan
peluang kejadian disertai contoh-contoh.
 Siswa aktif mengerjakan latihan tentang frekuensi harapan dan peluang
kejadian dengan teman sebangku / sebelah

c. Kegiatan akhir
 Memberikan tugas PR soal-soal frekuensi harapan dan peluang suatu kejadiani.
 Menutup pelajaran dengan salam.

3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menanyakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas
soal-soal yang belum bisa dipecahkan siswa.
b. Kegiatan inti
. Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang kejadian saling lepas dan
macam-macamnya disertai contoh-contoh.
 Siswa aktif mengerjakan latihan tentang kejadian saling lepas.
c. Kegiatan Akhir
 Memberikan soal-soal PR.
 Menutup pelajaran dengan salam.

4. Pertemuan Keempat
a. Kegiatan Awal
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menanyakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas
soal-soal yang belum bisa dipecahkan siswa.
b. Kegiatan inti
. Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang kejadian saling bebas dan
macam-macamnya disertai contoh-contoh.
 Siswa aktif mengerjakan latihan tentang kejadian saling bebas.
c. Kegiatan Akhir
 Memberikan soal-soal PR.
 Menutup pelajaran dengan salam.

5. Pertemuan Kelima
a. Kegiatan Awal
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menanyakan PR soal-soal yang belum terjawab pada pertemuan sebelumnya
dan diharapkan sudah tidak kesulitan.
b. Kegiatan inti
. Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang penerapan konsep peluang
dalam menyelesaikan maslah program keahlian dan macam-macamnya disertai
contoh-contoh.
 Siswa aktif mengerjakan latihan .
c. Kegiatan Akhir
 Memberikan soal-soal PR.
 Menutup pelajaran dengan salam.

E. Alat/Bahan/Sumber Belajar :
1. Alat / Bahan : Penggaris, pencil, bolpoint, penghapus
2. Sumber Belajar : Modul Peluang, Buku Matematika SMK XII, Buku
Matematika lain yang relevan
F. Penilaian :
a. Jenis : test tertulis
b. Bentuk soal : essay / uraian
c. Instrumen / soal-soal
Kerjakan soal-soal berikut:
1. Sepasang suami istri merencanakan memiliki 3 anak
a. Tulislah semua ruang sampel dan hitung titik sampel.
b. Jika A adalah kejadian lahirnya 2 anak laki-laki dan satu perempuan dan tulislah
anggota kejadian A.
c. Tentukan peluang terjadinya kejadian A pada soal B
2. Sebuah dadu dilambungkan :
a. Tulislah ruang sampel dan banyaknya titik sampel.
b. Hitunglah peluang munculnya kelipatan 2.
c. Jika dadu dilambungkan 80 kali, hitunglah frekuensi harapan munculnya dadu
kelipatan 2.
3. Dari 7 siswa dan 5 siswi yang dibina akhirnya dipilih 5 orang saja untuk mengikuti seleksi
LKS.
Tentukan peluang yang terpilih sebagai peserta LKS paling sedikit mengikutsertakan 3
siswa.
4. Dua dadu dilambungkan satu kali bersamaan.
Tentukan peluang jumlah angka dadu yang muncul.
a. 7 atau kurang dari 5
b. 10 atau 12
5. Dalam suatu kotak terdapat 20 CD dan 4 diantaranya cacat. Secara acak diambil 2 CD
satu demi satu. Tentukan peluang terambilnya semua CD tidak cacat jika:
a. Pengambilan pertama tidak dikembalikan.
b. Pengambilan pertama dikembalikan
c.
1. Penilaian Kognitif
Kunci Jawaban Skor
1. a. Ruang sampel = {LLL, LLP, LPL, PLL, PPL, PLP, LPP, PPP} 2
Tiitik sampel = {n(s)} = 8
b. A = {LLP, LPL, PLL} → n (A) = 3
n (A) 1

2
c. P(A) =
n (S) 8
2. a. Ruang sampel = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n (s) = 6 3
b. A = Kejadian munculnya dadu kelipatan 2 {2, 4, 6}, n (A) = 3 2
3 1 5
P(A) = 
6 2
c. Frekuensi harapan = ½ x 80 kali = 40 kali
7 C 2 .5 C 2  7 C 4 .5 C 1  7 C 5 .5 C 0 546 7
3. P (Siswa > 3) =  
12 C 5 792 10 2
6 6 12 1
4. a. P (7 atau < 5) =    5
36 36 36 3
3 1 4 1
b. P (10 atau 12) =   
36 36 36 9
5. a. Pengambilan pertama tidak dikembalikan : 5
16 15 48
P (Semua tidak cacat) = .  5
20 19 76
b. Pengambilan pertama dikembalikan :
16 16 16 5
P (Semua tidak cacat) = . 
20 20 25

Skor total 40

Skor max = 50
total skor yang diperoleh siswa x 100
Nilai = Skor Max

2. Penilaian Afektif
Aspek yang dinilai :
1. Keaktifan bertanya
2. Kerjasama dengan anggota kelompok
3. Menerima pendapat orang lain
4. Kemampuan mengemukakan pendapat
5. Melaporkan hasil kegiatan tepat waktu

Aspek yang dinilai


No Nama Jumlah skor Nilai
1 2 3 4 5

Keterangan :
Kurang : 0 – 46 (D)
Sedang : 50 – 69 (C)
Baik : 70 – 85 (B)
Amat Baik : 86 – 100 (A)

3. Penilaian Proses Belajar :

Mengajukan Pertanyaan
Penilaian
Skor
No. Elemen yang dinilai Peserta
maksimal Pendidik
didik
Pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia 10
1.
yang baik dan benar
2. Pertanyaan bersifat rasional 10
3. Pertanyaan sangat selektif 10
4. Pertanyaan merupakan hasil observasi 10
Pertanyaan merupakan penafsiran/prediksi 10
5.
dari observasi
6. Pertanyaan menganalisa hasil observasi 10
7. Pertanyaan mengarah pada hasil observasi 10
Pertanyaan menunjukkan pemahaman dengan 10
8.
kejelian terhadap materi yang dipelajari
Pertanyaan menunjukkan kemampuan berfikir 10
9.
yang sangat tepat
Keabsahan/kebenaran pikirannya dibuat untuk
10.
menyeleksi pertanyaan lebih lanjut

Total Skor 100

(skor peserta didik  skor pendidik) / 2 Nilai :


Nilai = x 100
Total skor maksimal …………..

Mengetahui, Madiun, 15 Juli 2019


Kepala SMKN 1 Jiwan Guru Mata Pelajaran
Drs. DJUNIEDI EKOSETIONO, M.KPd SUWANTO, S.Pd. M.Pd.
NIP. 19670618 200501 1 004 NIP. 19720604 199803 1 005

Materi Pokok/Pembelajaran

Peluang Suatu Kejadian


1. Kejadian dan macam-macam kejadian.
a. Kejadian sederhana
Misal:
 Dalam melambungkan sebuah uang logam akan diperoleh hasil
munculnya Angka (A) atau munculnya Gambar (G).
 Dalam melambungkan sebuah dadu akan diperoleh hasil munculnya
mata dadu 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , atau 6.

b. Kejadian Majemuk
Misal :
 Kejadian munculnya mata dadu genap pada pelemparan sebauah dadu.
(Sebab pada pelemparan sebuah dadu dapat muncul mata dadu 1 , 2 , 3 , 4 , 5
atau 6, sedangkan mata dadu genap adalah 2 , 4 atau 6 ).
 Kejadian munculnya mata dadu prima dan mata dadu genap.

2. Ruang Sampel dan Titik Sampel.


Ruang Sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin muncul dari suatu kejadian.
Titik Sampel adalah anggota ruang 7ample

3. Peluang Suatu Kejadian


Peluang munculnya suatu hasil yang dimaksud =
banyaknya hasil yang dimaksud yang mungkin muncul
banyaknyaseluruh hasil yang mungkin atau
n( A)
P ( A) 
n( S )
Contoh soal peluang
Bila sebuah dadu dilambungkan, berapakah peluang munculnya mata dadu ganjil ?

Penyelesaian :
Himpunan hasil yang mungkin, S=  1, 2 , 3 , 4 , 5 ,6  terdapat enam titik 7ample atau
n(S) = 6.
Himpunan hasil yang dimaksud adalah A=  1, 3 , 5  yang mempunyai tiga anggota
atau n(A) = 3.
Jadi peluang munculnya mata dadu ganjil adalah :
n( A) 3 1
P( A)   
n( S ) 6 2
1
Jadi P( bilangan ganjil )=
2

4. Kisaran Nilai Peluang


Nilai peluang suatu hasil A berkisar dari 0 sampai dengan 1 atau 0  P ( A)  1
Bila peluang suatu hasil = 1, maka hasil itu disebut suatu kepastian. Sebaliknya
peluang suatu hasil = 0, maka hasil itu disebut kemustahilan.
Jika nilai peluang A diketahui maka nilai peluang komplemen A = 1 – P(A) atau P(A’) =
1 – P(A)
5. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Frekuensi Harapan suatu hasil = banyaknya percobaan x peluang hasil tersebut..
f h  P ( A)  n

Contoh :
1. Bila kita melempar sekeping mata uang sebanyak 40 kali, berapa harapan muncul
permukaan gambar ?
Penyelesaian:
n(A) 1
Fh  P(A)  N =  N =  40  20 kali
n(S) 2
2. Apabila kita melempar sebuah dadu sebanyak 60 kali, berapakah frekuensi harapan
dari kejadian berikut:
a) muncul mata dadu 5
b) muncul mata dadu ganjil
Penyelesaian:
S=  1, 2 , 3 , 4 , 5 ,6  → n(S) = 6
N = 600
1
a) A = {5} → n(A) = 1 → P(A) =
6
1
Fh  P(A)  N =  600  100 kali
6
3 1
b) B = {1, 3, 5}→ n(B) = 3 → P(B) = 
6 2
1
Fh  P(B)  N =  600  300 kali
2

Kejadian majemuk (gabungan 2 kejadian).


Pada pembahasan tentang himpunan di SMP telah dinyatakan bahwa:
n(A  B)  n(A)  n(B) - n(A  B)
Berdasarkan hal ini, peluamg kejadian A dan B ditentukan dengan:
P(A  B)  P(A)  P(B) - P(A  B)
P(A atau B)  P(A)  P(B) - P(A  B)
Contoh:
1. Ditentukan A dan B adalah kejadian-kejadian pada ruang sampel S dengan
P(A) = 0,5 , P(B) = 0,3 dan P(A  B) = 0,2. Tentukan peluang A  B
Penyelesaian:
P(A  B)  P(A)  P(B) - P(A  B)
= 0,5 + 0,3 – 0,2 = 0,6
2. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian muncul bilangan ganjil
dan B adalah kejadian muncul bilangan prima.
Tentukan peluang A atau B
Penyelesaian:
S =  1, 2 , 3 , 4 , 5 ,6  → n(S) = 6
3 1
A =  1, 3 , 5  → n(A) = 3 → P(A) = =
6 2
3 1
B =  2, 3 ,5  → n(B) = 3 → P(B) = =
6 2
2 1
A  B =  3 , 5  → n(A  B) = 2 → P(A  B ) = 
6 3
P(A  B)  P(A)  P(B) - P(A  B)
1 1 1 1 2
= + - =1- =
2 2 3 3 3

Peluang 2 kejadian saling lepas.


Jika dua himpunan A dan B saling lepas, maka irisannya adalah himpunan kosong atau
himpunan A dan B saling lepas jika A  B    atau n(A  B)  0 . Banyaknya unsur
gabungan kedua himpunan itu ditentukan oleh n(A  B)  n(A)  n(B)
Dua kejadian disebut saling lepas apabila dua kejadian itu tidak dapat terjadi
bersamaan.
Misal kita lambungkan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya mata dadu ganjil dan B
adalah kejadian munculnya mata dadu genap, maka A dan B merupakan kejadian saling
lepas. Misalkan A dan B adalah kejadian yang terjadi dalam ruang sampel S dan n(S)
adalah banyaknya unsur dalam ruang sampel maka peluang terjadinya (A atau B) adalah
n(A  B)
P(A  B) 
n(S)
Untuk dua kejadian A dan B yang saling lepas terdapat :

n(A)  n(B)
P(A  B)  atau P(A  B)  P(A)  P(B)
n(S)
Contoh :
1. Pada kejadian melempar undi 3 keping mata uang logam secara bersamaan,
tentukanlah peluang munculnya 3 Gambar atau 1 Gambar dan 2 Angka.
Penyelesaian :
Ruang sampel munculnya Gambar dan Angka pada pelemparan undi 3
keping mata uang logam secara bersamaan :
 GGG, GGA, GAG, AGG, GAA, AGA, AAG, AAA banyaknya titik sampel adalah 8
1
A = Kejadian munculnya 3 Gambar  n(A) = 1  P(A) 
8
3
B = Kejadian munculnya 1 Gambar dan 2 Angka  n(B) = 3  P(B) 
8
1 3 4 1
P(A  B)  P(A)  P(B)    
8 8 8 2
1
Jadi peluang munculnya 3 Gambar atau 1 Gambar dan 2 Angka adalah
2
2. Dua dadu satu merah dan satu putih dilambungkan bersama-sama.Berapakah
peluang munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 5 atau 10 ?
Penyelesaian :
M 1 2 3 4 5 6
P
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Dari tabel diatas n(S) = 36
A = Kejadian munculnya mata dadu dengan jumlah 5
A =  (1,4) , ( 2,3) , (3,2) , ( 4,1)  n(A) = 4
B = Kejadian munculnya mata dadu dengan jumlah 10 =  (4,6) , (5,5) , (6,4) 
n(B) = 3
4 3 7
P(A  B)  P(A)  P(B)   
36 36 36
7
Jadi peluang munculnya jumlah mata dadu sama dengan 5 atau 10 adalah
36

Peluang dua kejadian saling bebas.


Dua kejadian A dan B saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi terjadinya kejadian
B atau sebaliknya.
Misalnya :
Lahirnya seorang anak laki-laki sebagai seorang anak pertama dari seorang ibu, tidak akan
mempengaruhi kemungkinan lahirnya seorang anak laki-laki atau perempuan, sebagai anak
kedua dari ibu tersebut.
Kejadian saling bebas tidak sama dengan kejadian saling lepas. Dalam kejadian saling
bebas P(A  B)  0 .
Untuk kejadian A dan B saling bebas peluang terjadinya kejadian A dan kejadian B adalah
P(A  B)  P(A)  P(B)

Contoh :
1. Pada kejadian melambungkan dua mata uang bersamaan.
Ruang sampelnya =  G 1G 2 , G 1 A 2 , A 1G 2 , A 1 A 2  mempunyai 4 titik sampel.
Kejadian munculnya salah satu mata uang itu tidak bergantung pada mata uang kedua.
Kedua kejadian tersebut kejadian yang saling bebas.
1
Peluang munculnya G 1 adalah P(G 1 ) 
2
1
Peluang munculnya G 2 adalah P(G 2 ) 
2
Peluang kejadian munculnya 1 dan 2 adalah
G G
1 1 1
P(G 1 dan G 2 )  P(G 1 )  P(G 2 )   
2 2 4
2. Dua dadu yang masing-masing berwarna merah dan biru dilambungkan bersamaan
Hitung berapa peluang mata dadu merah yang tampak  3 dan mata dadu biru yang
tampak  5 .

Penyelesaian :
Misalkan
18 1
A = kejadian mata dadu merah yang tampak  3 maka P(A)  
36 2
12 1
B = kejadian mata dadu biru yang tampak  5 maka P(B)  
36 3
1 1 1
P(A dan B)  P(A)  P(B)   
2 3 6
Jadi peluang terjadinya mata dadu yang merah tampak  3 dan mata dadu biru
1
yang tampak  5 adalah .
6

Peluang kejadian bersyarat.


Apabila ada dua buah kejadian A dan B dimana B terjadi setelah A terjadi (Kejadian A
mempengaruhi kejadian B) maka kejadian yang demikian disebut kejadian bersyarat.
Contoh :
1. Dalam sebuah kotak terdapat 6 butir kelereng warna merah dan 4 butir kelereng warna
biru , akan diambil kelereng secara acak yang satu merah dan yang lainnya biru dengan
cara setelah terambil kelereng merah (pengambilan pertama), kelereng itu tidak
dikembalikan lagi kedalam kotak, sehingga sisa kelereng dalam kotak menjadi ( 10 – 1 )
4
butir, maka pada pengambilan yang kedua untuk kelereng biru P(1 biru) =
9
Kejadian pengembilan kedua ini dipengaruhi oleh kejadian pada pengembilan
pertama, sehingga :
B 6 4 4
P(1 merah dan 1 biru) = P(A) x P( )=  
A 10 9 15
B
P( ) artinya peluang dari kejadian B setelah kejadian A terjadi.
A

2. Didalam sebuah kotak terdapat 5 bola hitam dan 3 bola putih. Dari dalam kotak
tersebut dilakukan pengambilan bola sebanyak 2 kali secara berurutan. Setelah
pengambilan yang pertama bola itu tidak dikembalikan ke dalam kotak. Berapakah
peluang terambilnya bola hitam pada pengambilan pertama dan bola hitam pada
pengambilan kedua.
Penyelesaian :
5
Misal A = kejadian terambilnya bola hitam pada pengambilan pertama maka P(A)=
8
B = kejadian terambilnya bola hitam pada pengambilan kedua maka
B 4
P( )=
A 7
B 5 4 5
Jadi P(A dan B)  P(A)  P( )  
A 8 7 14

a. Peluang A C dan B C
Teorema :
Apabila A dan B merupakan dua kejadian saling bebas maka A C dan B C juga
merupakan dua kejadian saling bebas.
Akibatnya :
P( A C dan B C ) = P(A C ) × P(B C )
Contoh:
Anita dan Bonita mengikuti suatu ujian. Peluang Anita dan Bonita untuk lulus
berturut-turut adalah 0,6 dan 0,8. Hitunglah peluang kejadian bahwa;
a) Kedua-duanya lulus
b) Anita tidak lulus tetapi Bonita lulus
c) Kedua-duanya tidak lulus
Penyelesaian :
P(Anita lulus) = P(A) = 0,6
P(Anita tidak lulus) = P(A C ) = 1 – 0,6 = 0,4
P(Bonita lulus) = P(B) = 0,8
P(Bonita tidak lulus) = P(B C ) = 1 - 0.8 = 0,2
a) P(A dan B) = P(A) × P(B) = 0,6 × 0,8 = 0,48
b) P(A C dan B) = P(A C ) × P(B) = 0,4 × 0,8 = 0,32
c) P(A C dan B C ) = P(A C ) × P(B C ) = 0,4 × 0,2 = 0,08

d. Penilaian
a. Jenis : test tertulis
b. Bentuk soal : essay / uraian
c. Instrumen / soal-soal
Kerjakan soal-soal berikut:
6. Sepasang suami istri merencanakan memiliki 3 anak
d. Tulislah semua ruang sampel dan hitung titik sampel.
e. Jika A adalah kejadian lahirnya 2 anak laki-laki dan satu perempuan dan tulislah anggota
kejadian A.
f. Tentukan peluang terjadinya kejadian A pada soal B
7. Sebuah dadu dilambungkan :
d. Tulislah ruang sampel dan banyaknya titik sampel.
e. Hitunglah peluang munculnya kelipatan 2.
f. Jika dadu dilambungkan 80 kali, hitunglah frekuensi harapan munculnya dadu kelipatan
2.
8. Dari 7 siswa dan 5 siswi yang dibina akhirnya dipilih 5 orang saja untuk mengikuti seleksi
LKS.
Tentukan peluang yang terpilih sebagai peserta LKS paling sedikit mengikutsertakan 3
siswa.
9. Dua dadu dilambungkan satu kali bersamaan.
Tentukan peluang jumlah angka dadu yang muncul.
a. 7 atau kurang dari 5
b. 10 atau 12
10. Dalam suatu kotak terdapat 20 CD dan 4 diantaranya cacat. Secara acak diambil 2 CD satu
demi satu. Tentukan peluang terambilnya semua CD tidak cacat jika:
d. Pengambilan pertama tidak dikembalikan.
e. Pengambilan pertama dikembalikan

Kunci jawaban:
1. a. Ruang sampel = {LLL, LLP, LPL, PLL, PPL, PLP, LPP, PPP}
Titik sampel = {n(s)} = 8
b. A = {LLP, LPL, PLL} → n (A) = 3
n (A) 1
c. P(A) = 
n (S) 8
2. a. Ruang sampel = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n (s) = 6
b. A = Kejadian munculnya dadu kelipatan 2 {2, 4, 6}, n (A) = 3
3 1
P(A) = 
6 2
c. Frekuensi harapan = ½ x 80 kali = 40 kali
7 C 2 .5 C 2  7 C 4 . 5 C 1  7 C 5 . 5 C 0 546 7
3. P (Siswa > 3) =  
12 C 5 792 10
6 6 12 1
4. a. P (7 atau < 5) =   
36 36 36 3
3 1 4 1
b. P (10 atau 12) =   
36 36 36 9
5. a. Pengambilan pertama tidak dikembalikan :
16 15 48
P (Semua tidak cacat) = . 
20 19 76
b. Pengambilan pertama dikembalikan :
16 16 16
P (Semua tidak cacat) = . 
20 20 25

Skor maksimum masing-masing nomor:


1. 10
2. 10
3. 10
4. 10
5. 10
Skor akhir =
 skor
5
A. Standard Kompetensi
13. Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang

B. Kompetensi Dasar
13.2. Menghitung peluang suatu kejadian.

C. Indikator
Menghitung peluang suatu kejadian dengan menggunakan rumus.

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung peluang suatu kejadian dengan menggunakan rumus.

E. Materi Pokok/Pembelajaran
Peluang Suatu Kejadian
6. Kejadian dan macam-macam kejadian.
a. Kejadian sederhana
Misal:
 Dalam melambungkan sebuah uang logam akan diperoleh hasil
munculnya Angka (A) atau munculnya Gambar (G).
 Dalam melambungkan sebuah dadu akan diperoleh hasil munculnya
mata dadu 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , atau 6.

b. Kejadian Majemuk
Misal :
 Kejadian munculnya mata dadu genap pada pelemparan sebauah dadu.
(Sebab pada pelemparan sebuah dadu dapat muncul mata dadu 1 , 2 , 3 , 4 , 5
atau 6, sedangkan mata dadu genap adalah 2 , 4 atau 6 ).
 Kejadian munculnya mata dadu prima dan mata dadu genap.

7. Ruang Sampel dan Titik Sampel.


Ruang Sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin muncul dari suatu kejadian.
Titik Sampel adalah anggota ruang 13ample

8. Peluang Suatu Kejadian


Peluang munculnya suatu hasil yang dimaksud =
banyaknya hasil yang dimaksud yang mungkin muncul
banyaknyaseluruh hasil yang mungkin atau
n( A)
P ( A) 
n( S )
Contoh soal peluang
Bila sebuah dadu dilambungkan, berapakah peluang munculnya mata dadu ganjil ?

Penyelesaian :
Himpunan hasil yang mungkin, S=  1, 2 , 3 , 4 , 5 ,6  terdapat enam titik 13ample
atau n(S) = 6.
Himpunan hasil yang dimaksud adalah A=  1, 3 , 5  yang mempunyai tiga anggota
atau n(A) = 3.
Jadi peluang munculnya mata dadu ganjil adalah :
n( A) 3 1
P( A)   
n( S ) 6 2
1
Jadi P( bilangan ganjil )=
2

9. Kisaran Nilai Peluang


Nilai peluang suatu hasil A berkisar dari 0 sampai dengan 1 atau 0  P ( A)  1
Bila peluang suatu hasil = 1, maka hasil itu disebut suatu kepastian. Sebaliknya peluang
suatu hasil = 0, maka hasil itu disebut kemustahilan.
Jika nilai peluang A diketahui maka nilai peluang komplemen A = 1 – P(A) atau P(A’) =
1 – P(A)

10.Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Frekuensi Harapan suatu hasil = banyaknya percobaan x peluang hasil tersebut..
f h  P ( A)  n
Contoh :
Sebuah kotak berisi 10 kelereng merah dan 5 kelereng putih.
a. Tentukan nilai peluang terambilnya sebuah kelereng putih
b. Tentukan nilai peluang terambilnya sebuah kelereng bukan putih.
.

F. Metode Pembelajaran
Ceramah bervariasi dan pemberian tugas individu.

G. Sumber Pembelajaran
1. Drs. Wiyoto, Drs. Wagirin (1996), Matematika Teknik 2a, Bandung, Angkasa.
Halaman 15-28.
2. Normandiri (2000), Matematika SMA Kelas 2, Jakarta, Erlangga. Halaman 16-30.

H. Strategi Pembelajaran
1. Pertemuan Keenam
a. Pendahuluan (5’)
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menyampaikan kompetensi dan indikator yang harus dicapai.

b. Kegiatan inti (75’)


 Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang ruang sampel, titik sampel,
kejadian dan peluang kejadian beserta masing-masing contohnya.
 Siswa aktif mengerjakan latihan soal tentang ruang sampel, titik sampel, kejadian
dan peluang suatu kejadian
c. Penutup (10’)
 Bersama-sama membahas soal latihan.
 Soal-soal yang belum terbahas ditugaskan siswa menyelesaikan di rumah.
 Menutup pelajaran dengan salam.
2. Pertemuan Ketujuh
a. Pendahuluan (5’)
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Menanyakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya
b. Kegiatan inti (75’)
 Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru lanjutan peluang suatu kejadian dan
frekuensi harapan suatu kejadian beserta contohnya masing-masing.
c. Penutup (10’)
 Memberikan PR soal-soal peluang suatu kejadian dan frekuensi harapan suatu
kejadian.
 Menutup pelajaran dengan salam.
3. Pertemuan Kedelapan
a. Pendahuluan (10’)
 Membuka pertemuan dengan salam dan presensi.
 Membahas PR
b. Kegiatan inti (70’)
 Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang menghitung kejadian
majemuk (gabungan 2 kejadian) dan peluang 2 kejadian saling lepas beserta contoh-
contohnya.
 Siswa mengerjakan latihan soal-soal.
c. Penutup (10’)
 Soal-soal yang belum selesai dikerjakan dilanjutkan PR di rumah untuk
dikerjakan.
 Menutup pelajaran dengan salam dan presensi.
4. Pertemuan Kesembilan
a. Pendahuluan (10’)
 Membuka pelajaran dengan salam dan presensi.
 Menanyakan PR dan membahas soal-soal yang belum bisa dipecahkan siswa.
b. Kegiatan inti (70’)
 Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang menghitung peluang dua
kejadian saling bebas dan peluang kejadian bersyarat beserta contoh-contohnya.
 Siswa aktif mengerjakan soal-soal latihan.
c. Penutup (10’)
 Bersama-sama membahas soal-soal latihan.
 Menginformasikan tentang pelaksanaan post test pada pertemuan berikutnya.
 Menutup pelajaran dengan salam.
5. Pertemuan Kesepuluh
a. Pendahuluan (5’)
 Membuka pelajaran dengan salam dan presensi.
 Mempersiapkan siswa untuk mengikuti post test.
b. Kegiatan inti (80’)
 Siswa mengerjakan soal post test.
c. Penutup (5’)
 Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan post test.
 Menutup pelajaran dengan post test.

I. Penilaian
1. Jenis : test tertulis
2. Bentuk soal : soal uraian / essay
3. Instrumen penilaian
Kerjakan soal-soal berikut:
11. Sepasang suami istri merencanakan memiliki 3 anak
g. Tulislah semua ruang sampel dan hitung titik sampel.
h. Jika A adalah kejadian lahirnya 2 anak laki-laki dan satu perempuan dan tulislah anggota
kejadian A.
i. Tentukan peluang terjadinya kejadian A pada soal B
12. Sebuah dadu dilambungkan :
g. Tulislah ruang sampel dan banyaknya titik sampel.
h. Hitunglah peluang munculnya kelipatan 2.
i. Jika dadu dilambungkan 80 kali, hitunglah frekuensi harapan munculnya dadu kelipatan
2.
13. Dari 7 siswa dan 5 siswi yang dibina akhirnya dipilih 5 orang saja untuk mengikuti seleksi
LKS.
Tentukan peluang yang terpilih sebagai peserta LKS paling sedikit mengikutsertakan 3
siswa.
14. Dua dadu dilambungkan satu kali bersamaan.
Tentukan peluang jumlah angka dadu yang muncul.
a. 7 atau kurang dari 5
b. 10 atau 12
15. Dalam suatu kotak terdapat 20 CD dan 4 diantaranya cacat. Secara acak diambil 2 CD satu
demi satu. Tentukan peluang terambilnya semua CD tidak cacat jika:
f. Pengambilan pertama tidak dikembalikan.
g. Pengambilan pertama dikembalikan

Kunci jawaban:
1. a. Ruang sampel = {LLL, LLP, LPL, PLL, PPL, PLP, LPP, PPP}
Titik sampel = {n(s)} = 8
b. A = {LLP, LPL, PLL} → n (A) = 3
n (A) 1
c. P(A) = 
n (S) 8
2. a. Ruang sampel = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n (s) = 6
b. A = Kejadian munculnya dadu kelipatan 2 {2, 4, 6}, n (A) = 3
3 1
P(A) = 
6 2
c. Frekuensi harapan = ½ x 80 kali = 40 kali
7 C 2 .5 C 2  7 C 4 . 5 C 1  7 C 5 . 5 C 0 546 7
3. P (Siswa > 3) =  
12 C 5 792 10
6 6 12 1
4. a. P (7 atau < 5) =   
36 36 36 3
3 1 4 1
b. P (10 atau 12) =   
36 36 36 9
5. a. Pengambilan pertama tidak dikembalikan :
16 15 48
P (Semua tidak cacat) = . 
20 19 76
b. Pengambilan pertama dikembalikan :
16 16 16
P (Semua tidak cacat) = . 
20 20 25

Skor maksimum masing-masing nomor:


1. 10
2. 10
3. 10
4. 10
5. 10
Skor akhir =
 skor
5

Anda mungkin juga menyukai