Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS HYGIENE DAN SANITASI PANGAN

PADA PRODUKSI GATOT KRIPCA


DI INDUSTRI RUMAHAN LATAN-ZA FOOD DESA BAYUNING
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keamanan Pangan
Dosen Pengampu : Puspita Rahmawati SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

Indah Awaliah P CMR0160073

Reguler C

S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN 2019
HASIL PENGAMATAN

1. Waktu dan Pelaksanaan Obsevasi.

Observasi di laksanakan pada hari kamis tanggal 18 Juli 2019, dilaksana di tempat produksi “Gatot
Kripca” Latan-za Food yang berada di Desa Bayuning

2. Hasil Observasi.

a. Penyimpanan Bahan Baku.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa pada tempat produksi tersebut, penyimpanan
bahan makanan seperti singkong yang sudah jadi, penyiapan bumbu, sangat tidak hygiene karena
bahan baku hanya disimpan pada karung, kardus, dan di taruh diatas lantai yang kondisinya tidak
bersih. Penyimpanan makanan yang tidak baik dapat mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada
makanan. Sebagian besar penyimpanan makanan yang tidak tertutup sehingga berpotensi untuk
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme, debu, dan serangga.

b. Tempat Pengolahan Makanan.

Sanitasi tempat pengolahan makanan pada produksi kripca tersebut sangat tidak hygiene karena
tempat pengolahan makanan dilakukan pada satu ruang dimana dalam satu ruang tersebut terdapat
pengovenan bahan baku, penggorengan, dan penyimpanan bahan jadi. Kondisi lingkungannya juga
sangat tidak bersih banyak sampah yang dibuang sembarangan, tidak ada tempat sampah khusus,
terlihat kotor dan tidak terawat, tidak terdapat gambar atau tulisan pesan hygiene bagi penjamah
makanan. Ruang pengolahan makanan yang tidak terawat akan memudahkan terjadinya pencemaran
pada makanan.
Idealnya bangunan tempat pengolahan makanan atau tempat penyiapan makanan haus di
bangun dan ditempatkan di daerah bebas debu, bebas dari bau yang tidak sedap, dan jauh dari tempat
pembuangan sampah. Selain itu bangunan tempat pengolahan makanan (dapur) seharusnya dalam
keadaan bersih, lantai yang mudah dibersihkan, serta ruangan dapur harus bebas dari serangga, tikus
dan hewan pencemar lainnya.
c. Penyimpanan Makanan Jadi.

Dari hasil observasi di dapatkan bahwa penyimpanan makanan yang sudah matang pada
produksi “Gatot Kripca” ditempatkan pada tempat plastik terbuka, yang menyebabkan makanan
tidak tertutup dengan sempurna dan kontaminasi debu terhadap makanan dapat terjadi melalui celah
yang terbuka dari atas plastic. Penggunaan wadah seharusnya tertutup saat penyimpanan makanan
yang sudah jadi bertujuan untuk menghindari makanan dari kontaminasi udara maupun vector yang
biasa terdapat disekitar makanan.
Penempatan makanan seharusnya di tempatkan pada kondisi lingkungan yang bersih agar
sirkulasi udara yang berlangsung juga bersih dan terbebas dari cemaran bakteri yang terbawa dari
udara yang kotor. Tempat yang tidak bersekat membuat kontaminasi silang antara makanan dan
meningkatkan kontaminasi dari mikroba satu ke makanan yang lain.

d. Personal Hygiene Penjamah Makanan.

Dari hasil observasi diapatkan bahwa hygiene penjamah makanan tidak diperhatikan, terbukti
dengan adanya sehelai rambut yang ditemukan pada saat mencoba makanan tersebut, dikarenakan
para pegawai disanah tidak menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, penutup kepala, dan
masker. Personal hygiene penjamah makanan yang tidak baik mempunyai peluang untuk terjadinya
kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dapat menimbulkan gejala penyakit baik infeksi
maupun keracunan.
Berdasarkan DepKes 2001 bakteri dapat mengkontaminasi makanan melalui rambut, kulit,
kuku, saluran nafas, tangan, bersin, dan meludah. Kebiasaan penjamah makanan yang tidak hygiene
seperti meroko pada saat bekerja, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja, dan tidak
menggunakan alat yang bersih bila mengambil makanan dapt menyebabkan kontaminasi pada
makanan yang akan dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai