Anda di halaman 1dari 7

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and

Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENGGUNAAN KOH


TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO
TIPE DRY CELL BERDIMENSI 3.316 mm
Nofriyandi. R., S.Pd., MT

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Dharma Andalas, Padang


Kampus Simpang Haru Sawahan – Padang
email : nofriyandi05@gmail.com

Abstrak
Penggunaan energi oleh manusia selalu mengalami peningkatan. Saat ini minyak bumi merupakan
sumber utama dalam kebutuhan energi nasional pada semua jenis kendaraan. Kualitas pembakaran pada
kendaraan dapat ditingkatkan dengan penambahan gas hidrogen dan oksigen yang diperoleh dari
elektrolisis air, sehingga dapat megurangi pemakaian bahan bakar utama. Pada penelitian ini dapat melihat
besarnya energi HHO yang di hasilkan dengan penggunaan generator tipe dry.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen. Tahapan pertama membuat generator HHO tipe dry
menggunakan plate SS316L. Ukuran plate 70 mm x 70 mm, bagian tengah plate di lubangi Ø 12 mm, bagian
atas dan bagian bawah plat dilubangi Ø 10 mm, dengan luas permukaan yang bekerja aktif saat elektrolisis
3.316 mm. Generator HHO terdiri dari 3 cell dan 4 plat netral untuk masing-masing cell dengan
penambahan 5, 7 dan 9 gram KOH.
Dari hasil penelitian ini penggunaan 5 gram KOH menghasilkan gas HHO 7,181 ml/s, efisiensi
91,3%. Untuk 7 gram KOH menghasilkan gas HHO 11,128 ml/s, efisiensi 87,3%. Untuk 9 gram KOH
menghasilkan gas HHO 12,283 ml/s, efisiensi 86,8%.

Kata kunci : HHO,KOH, plate, cell.

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang masih menggunakan bagan bakar minyak sebagai bahan bakar utama pada
kendaraan. Hasil pembakaran dari bahan bakar minyak yang terdiri dari campuran karbon, hidrokarbon,
oksigen dan hidrogen dapat menghasilkan nilai polutan yang besar sehingga berbahaya bagi lingkungan.
Dalam pencagahan besarnya efek polutan tersebut, berbagai peneliti terus melakukan penelitian dan
pengembangan dengan berbagai metode guna menghasilkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Perkembangan dan penggunaan biodiesel dan bioethanol masih belum optimal karena beberapa faktor
diantaranya adalah sumber bahan bakunya belum memadai secara kuantitas dan kualitas, sebagian dari bahan
bakunya adalah bahan pangan yang masih mungkin mengganggu ketersediaan bahan pangan, dan peraturan
tentang kualitas emisi belum seketat di negara lain, serta kesiapan dari segi budi daya, kesiapan teknologi
proses, kesiapan sarana-prasarana pemasaran. Bahan bakar yang dihasilkan dari pemanfaatan energi dengan
cara elektolisa air murni menjadi bahan bakar atau HHO dinilai sebagai bahan bakar masa depan yang ramah
lingkungan, efisien dan mempunyai nilai energi yang besar dari pada bahan bakar gasolin.
Berikut perbandingan bahan bakar gasoline dengan hydrogen.

The properties of hydrogen


Properties Unleaded Hidrogen
gasoline
Autoignition 533 – 733 858
temperature (K)
Minimum ignition 0.24 0.02
energy (mJ)
Flammability limits 1.4 - 7.6 4 – 75
(volume % in air)
Stoichiometric air-fuel 14.6 34.3
ratio on mass basis
Limits of flammability 0.7 - 3.8 0.1 – 7.1 292
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

(equivalence ratio)
Density at 16 _C and 721 - 785 0.0838
1.01 bar (kg/m3)
Net heating value 43.9 119.93
(MJ/kg)
Flame velocity (cm/s) 37 – 43 265 – 325
Quenching gap in NTP 0.2 0.064
air (cm)
Diffusivity in air 0.08 0.63
(cm2/s)
Research octane 92 – 98 130
number
Motor octane number 80 – 90 -
Flashpoint Approximatel < –423 ºF (< –
y –45 ºF (–43 253 ºC; 20 K)
ºC; 230 K)

Sumber : International journal of hydrogen energy 35 (Ali Can Yilmaz, Erinc¸ Uludamar, Kadir Aydin 2010) 11366 –
11372 dan hydrogen fuel cell engines and related technologies: Rev 0, December 2001

Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui jumlah dari gas HHO yang di hasilkan serta nilai efisiensi dari
generator HHO type dry. Variasi dalam setian penelitian hanya melihat perbedaan hasil dari jumlah KOH
yang di berikan yaitu 5 gram, 7 gram dan 9 gram KOH. Pengambilan data dilakukan secara eksperimen,
dengan melihat secara langsung banyaknya gas HHO yang di peroleh dalam 500 liter/detik. Setiap pengujian
dilakukan selama 120 menit pada setiap variasi.

Pada penelitian Saharuddin, Djoko Sungkono Kawano, (2014), meneliti tentang penghasilan HHO pada
generator sistem basah (wet) dengan penambahan elektrolit 1 gr KOH/liter Aquades dengan nilai efisiensi
tertinggi 57.98 % ke 46,03 % selama 120 menit percobaan. Pada penelitian Sugeng Heri Purnomo dan Djoko
Sungkono, (2014), meneliti tentang Komparasi Penghasilan HHO pada Generator Tipe Kering (Dry) dengan
Susunan Kerucut Diameter Lubang 7 mm dan 10 mm Terpasang Vertikal dengan nilai efisiensi tertinggi
51.31 % ke 47,04 % selama 120 menit percobaan.
Dari hasil penelitian diatas penggunaan generator HHO tipe dry dan wet dengan susunan kerucut pada plat
generator, efisiensi dari generator HHO terbuang sebesar 52,005% dan 48,69 %. Pada penelitian ini
penggunaan generator tipe dry cell di harapkan dapat meningkatkan laju produksi serta efisiensi dari
generator HHO.

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi para peneliti berikutnya dalam
pengaplikasian bahan bakar HHO pada kendaraan sepeda motor, karna dari hasil pengujian yang diperoleh
dapat ditentukan penggunaan terbaik pada aplikasi kendaraa motor dalam setiap variasi.

1.1 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui laju produksi gas HHO generator tipe dry cell dengan penambahan 5, 7 dan 9 gram
larutan KOH
b. Untuk mengetahui efisiensi generator gas HHO tipe dry cell dengan penambahan 5, 7 dan 9 gram larutan
KOH

1.2 Batasan Penelitian


Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Hasil percobaan hanya berlaku untuk generator HHO tipe kering (dry) dengan elektroda plat stainless
steel tipe 316L dengan luas permukaan yang bekerja aktif saat elektrolisi 3.316 mm.
b. Menggunakan larutan elektrolit KOH 5 gram, 7 gram dan 9 gram pada1 liter aquades.
c. Analisa dilakukan pada generator HHO meliputi daya yang dibutuhkan generator HHO, temperatur pada
generator HHO, Laju produksi gas HHO dan efisiensi generator HHO.

2. Tinjauan Pustaka
Jika air dipanaskan akan berubah bentuk menjadi uap air atau gas dengan simbol H2O(g). Jika air dipecah
dengan menggunakan energi yang sesuai, maka akan terurai menjadi gas H 2(g) dan gas O2(g). Gas yang keluar
ketika air dipanaskan bukan gas hidrogen. Air hanya dapat dipecah menjadi gas hidrogen dan gas oksigen
(sebagai bahan penyusunnya) dengan teknik tertentu. Banyak teknik untuk memecah air menjadi gas H 2(g)
dan gas O2(g) yaitu dengan menggunakan energi nuklir dan elektrolisis. Cara elektrolisis sangat mungkin
dilakukan, karena selain aman, cara ini juga mudah untuk dilakukan. Elektrolisis yaitu proses yang
293
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

memerlukan energi listrik untuk terjadinya reaksi kimia, seperti penguraian air menjadi gas hidrogen dan gas
oksigen.

Gambar 1. Keterangan umum unsur air

3. Metode Penelitian
a. Pengujian Alat
Metode pada penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Pengujian langsung pada alat yang telah di
rancang, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam pengujian. Generator HHO tipe dray cell
dipasang secara vertikal dengan menggunakan 3 cell, pada masing-masing cell terdiri dari 4 plat netral. Luas
permukaan yang bekerja pada masing-masing plat di batasi oleh O-ring seals dengan ukuran Ø luar 60 mm.

Gambar 2. Cara Pemasangan Generator HHO


Variasi hasil data uji diperoleh dari jumlah banyaknya penggunaan KOH yaitu, 4, 5 dan 7 gram KOH.
Pegujian dilakukan selama 120 menit secara continue agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. Sumber
energi di peroleh dari enegi baterai (DC) yang terpasang langsung carger dari listrik PLN guna menjaga
kestabilan energi baterai.

294
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Gambar 3. Skema Pengujia Generator HHO

b. Parameter unjuk kerja generator HHO


1) Daya Generator HHO (PHHO), [Watt]
Perumusan untuk daya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
(2.1)
Dimana:
P = daya generator HHO (watt)
V = beda potensial/voltase (volt)
I = arus listrik (ampere)

2) Laju Produksi Gas HHO ( ̇ )


Menghitung flowrate gas HHO dengan persamaan berikut ini:
ṁ=Qxρ (2.2)
Dimana :
ṁ = Laju Produksi Gas HHO (Kg/s)
Q = Debit Produksi gas HHO (m3/s)
= Massa Jenis HHO (Kg/m3)
Persamaan debit Produksi gas HHO:
Q = V/t (2.3)
Dimana :
V = Volume gas Terukur (m3)
t = Waktu produksi gas HHO

3) Efisiensi Generator HHO (ηHHO), [%]


Efisiensi dihitung agar mengetahui optimalitas generator selama bekerja, yaitu dilihat dari perbandingan
jumlah energi yang masuk dan terpakai dalam sistim kerja dengan energi yang dihasilkan atau energi keluar.
Adapun persamaan efisiensi secara umum adalah sebagai berikut :

(2.4)

Energi yang terpakai (input) merupakan komponen yang bekerja dalam proses elektrolisa pada generator gas
HHO, dalam hal ini adalah entalpi generator, entalpi bernilai positif karena reaksi pada generator gas HHO
adalah reaksi endoterm atau reaksi yang menyerap panas untuk menghasilkan produk. Sedangkan energi
yang berguna (output) adalah energi yang diberikan dari generator. Nilai input yaitu nilai entalpi gas ideal.
H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) = + 285,84 x 103J/mol
Lalu untuk nilai energi ikatan yang dibutuhkan dapat diketahui melalui rumusan dibawah ini :
pxV=nx ̅xT (2.5)
Jika persamaan 1.5 ditinjau persatuan waktu, maka :
px ̇ = ̇ x xT (2.6)
̇
̇ ̅
(2.7)
Dimana :
p = Tekanan Gas ideal (1atm = 100 kPa)
̇ = Volume per satuan waktu (liter/s)
̅ = Konstanta Gasideal (8.314472 J/mol.K)
̇ = Mol per satuan waktu (Mol/s) 295
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

T = 298 K (STP)
Ouput = PGen = V x I,
Maka nilai Effisiensi dari generator gas HHO:
̇
η= x100% (2.8)

4. Hasil dan Pembahasan


a. Amper terhadap waktu

Amper Generator 3 Cell

16
14
12

Amper
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Pengujian / menit 5 Gram KOH

7 Gram KOH

9 Gram KOH

Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Amper


Hasil pengujian generator pada Gambar 3 di atas merupakan hasil pengujian yang dilakukan selama 120
menit setiap cell dengan kandungan jumlah konsentrasi KOH yang berbeda, yaitu dengan penambahan 5, 7
dan 9 gram KOH. Dari hasil uji terlihat adanya beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan
besar amper yaitu jumlah campuran larutan elektrolit (KOH), semakin besar jumlah KOH yang digunakan
semakin besar jumlah amper yang dihasilkan untuk proses kerja pada generator HHO. Larutan elektrolit akan
mempengaruhi besarnya energi yang dibutuhkan agar bias terjadi reaksi kimia dalam larutan. Larutan
elektrolit yang mengandung ion-ion (anion dan kation) berguna sebagai penghantar arus listrik, hal inilah
yang mempengaruhi besarnya arus listrik. Efek dari arus listrik yang semakin besar menyebabkan
pergerakkan ion-ion tersebut akan semakin cepat. Semakin cepat pergerakan ion-ion akan menimbulkan
gesekkan antara ion yang semakin besar sehingga temperature larutan semakin tinggi dan semakin lama suatu
larutan bereaksi menyebabkan kondisi larutan akan semakin jenuh hal inilah yang menyebabkan
berkurangnya nilai amper saat melakukan pengujian pada menit ke 100.

b. Laju prduksi terhadap waktu


Hasil dari elektrolisis air pada generator gas HHO tipe dry cell ini produk utamanya ialah gas hidrgen (H₂)
dan ksigen (O₂) atau dapat dituliskan sebagai gas HHO. semua data yang tertulis dalam grafik adalah gas
HHO, artinya terdiri dari gas H₂ dan gas O₂, sehingga untuk mengetahui seberapa banyak gas HHO yang
dihasilkan oleh generator gas HHO tersebut dapat dilihat dari laju produksi gas yang di hasilkan.

296
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Laju Produksi / 500 ml


120

100

80

Laju Produksi
60

40

20

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Pengujian / menit 5 Gram


KOH
7 Gram
KOH
9 Gram
KOH

Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Produksi HHO


Waktu dan lama serta perlakuan pengambilan data hasil uji generator pada Gambar 5 diambil bersamaan
dengan hasil uji amper pada generator HHO. Dari hasil uji gambar 5 diatas terlihat tren yang berbanding
lurus dengan hasil pengujian arus yaitu pada gambar 4, dimana semakin besar arus atau energi listrik yang
diberikan pada pengujian generator maka akan semakin besar laju prduksi gas HHO yang dihasilkan, karna
jika arus listrik semakin besar pergerakkan ion-ion yang bekerja dalam generator HHO akan semakin cepat.
Semakin cepat pergerakan ion-ion akan menimbulkan gesekkan antara ion yang semakin besar sehingga
temperatur larutan semakin tinggi dan semakin lama suatu larutan bereaksi menyebabkan kondisi larutan
akan semakin jenuh hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan peningkatan laju produksi di menit
ke 100 pada 9 gram KOH jika dibandingkan dengan 5 gram KOH yang menghasilkan peningkatan produksi
signifikan. Besarnya suhu temperature pada generator juga akan mempengaruhi penghasilan gas HHO.
Semakin lama waktu pengujian dilakukan maka temperature generator akan semakin besar, jika tempratur
semakin besar akan menyebabkan banyaknya energi yang keluar sehingga menyebabkan berkurangnya
kemampuan elektrolisasi pada generator yang berakibat terhadap ikut berkurangnya hasil produksi gas HHO.

c. Efisiensi Generator

Efisiensi Generator
1.2

1
Efisiensi

0.8

0.6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Pengujian / menit 5 Gram


KOH
7 Gram
KOH
9 Gram
KOH

Gambar 6. Grafik Hasil Efisiensi Generator HHO


Dari gambar 6 diatas terlihat bahwa trendline yang berbanding terbalik dengan grafik pada gambar 4, dan
gambar 5. Hal ini di sebabkan karena semakin besar arus yang masuk pada generator maka semakin besar
pula nilai losses panas yang keluar dari generator sehingga terjadi pengurangan nilai efisiensi pada kerja
generator. Nilai efisiensi tertinggi terdapat pada penambahan 5 gram KOH dengan nilai rata-rata 91,3 %.
Pada trendline 9 gram KOH adanya penurunan efisiensi yang sangat signifikan pada grafik di atas, ini 297di
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

sebabkan temperatur yang sangat tinggi pada generator HHO ketika menggunakan cell empat, lima dan
enam.

5. Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
a. Dari penelitian membuktikan bahwa dengan semakin banyaknya penambahan larutan KOH pada saat
elektrolisis menyebabkan semakin besarnya daya yang akan dihasilkan untuk terjadinya proses elektrolisa
pada generator. Semakin besar daya yang bekerja pada saat terjadi elektrolisa pada generator HHO maka
akan semakin menambah laju produksi gas HHO yang dihasilkan namun terjadi penurunan efisiensi kerja
pada generator yang disebabkan oleh banyaknya panas yang terbuang.
b. Jika jumlah KOH dikurangkan maka akan mengurangi besarnya daya yang dihasilkan pada saat
terjadinya proses elektrolisa. Semakin berkurang daya maka akan semakin kecil laju produksi gas HHO
yang dihasilkan, namun akan menaikan nilai efisiensi generator karna tidak adanya panas berlebihan yang
keluar banyak pada saat terjadinya proses elektrolisa.
c. Selanjutnya penulis menyarankan, jika dari hasil pengujian di atas akan diaplikasikan pada kendaraan
sepeda motor agar menggunakan dengan penambahan KOH sebanyak 7 gram, karna dengan daya yang
tidak terlalu besar dapat menghasilkan laju produksi gas HHO yang tinggi serta nilai efisiensi yang besar
dan lebih stabil.

Daftar Pustaka
[1] A. Ammar dan Al-Rousan “Reduction of fuel consumption in gasoline engines by introducing HHO gas into intake
manifold” fuel, Vol. 35, hal 12930-12935.
[2] Based on JANAF Thermochemical Tables, NSRDS-NBS-37, (1971) ; Selected Value Note 270-3, 1968 ; and API
Research Project 44, Carnegie Press, 1953. Heating values calculated.
[3] Cobb, H.M. (1999). Steel Product Manual: Stainless Steel. Warrendale P.A: Iron & Steel Society.
[4] Guntur, H.L., Rasiawan, Sampurno B, Sutantra I.N.(2011), “Pengembangan Sistem Suplai Brown Gas Model 6
Ruang Tersusun pada Mesin Mobil 1300cc dengan Sistem Karburator”, Jurnal Teknik Mesin, Vol.13,No.1,hal.13-
17.
[5] Gaikwad, K.S. (2004), “Development of a Solid Electrolyte for Hydrogen Production. Thesis. Master of
Science in Electrical EngineeringDepartment of Electrical Engineering College of Engineering University of South
Florida.
[6] Lowrie, Peter. W.E. (2005). Electrolytic Gas. http://waterpoweredcar.com /pdf.files/egas -calculations.pdf
[7] Musmar, Sa’ed A dan Al-Rousan, Ammar A, “Effect of HHO gas on combustion emissions in gasoline engines”
fuel, Vol 90, hal 3066-3070
[8] Nofriyandi. R, 2014, Aplikasi Gas HHO pada Sepeda Motor 150 cc,
– 
[9] Sugeng Heri Purnomo dan Djoko Sungkono Kawano, 2014, Komparasi Penghasilan HHO pada Generator
Tipe Kering (Dry) dengan Susunan Kerucut Diameter Lubang 7 mm dan 10 mm Terpasang Vertikal,
– 
[10] Saharudin dan Djoko Sungkono Kawano, 2014, Komparasi Penghasilan HHO pada Generator Sistem Basah
(Wet) dengan Susunan Kerucut dan Plat Datar Terpasang Horizontal,
– 
[11] Pusdatin ESDM, (2010), Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia), Jakarta.
[12] Pusdatin ESDM, (2011), Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia), Jakarta.
[13] Widyantara, Dendy, (2011), Pengaruh Penambahan Generator HHO dengan Variasi Rangkaian Generator HHO
Seri dan Paralel Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Supra X 125 PGM-FI, Tugas Akhir ITS, Surabaya
[14] Yilmaz, Ali Can., Erinc., Uludamar., Aydin Kadir, (2010), “Effect of hydroxy (HHO) gas addition on performance
and exhaust emissions in compression ignition engines” hydrogen energy, Vol. 35, hal 11366-11372.

Biodata Penulis
Nama Penulis, memperleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Program Studi Teknik Otomotif Fakultas Teknik
[Universitas Negeri Padang], lulus tahun 2011. Tahun 2014 memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) dari Program
Rekayasa Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin [Institut Teknologi Sepuluh November]. Saat ini sebagai Staf pada
Jurusan/Prodi Teknik Mesin [Universitas Dharma Andalas].

298

Anda mungkin juga menyukai