Anda di halaman 1dari 109

RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

(RTRWN)

r*T
ie
trW
ee,_

MEI 1996

BADAN KOORDINASI TATA RUANG NASIONAL

s7[I y
4'{'.0('*
le it- 7t
DAF'TAR ISI BAB V STRATEGI DAN ARATIAN KEBIIAKSANAAN PEMANFAATAN
RUANG WTLAYAH NASIONAL..............

Halaman
A. Tujuan Nasional Pemanfaatan Ruang... 22
BAB I PENDAHULUAN.. I B. Sbuktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional.. 22
1. Strategi Pengembangan Kawasan............... 22
BAB tr MUATAN, FUNGSI DAN PENDEKATAN 2. Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional.. 26
PENYUSUNAN RTRWN 3. Struktur Ruang Wilayah Nasional.. 27
4. Kawasan yang Diprioritaskan Pengembangannya dan
A. Muatan Isi dan Fungsi RTRWN... Kawasan Tertenfu.. 32
2
B. Pendekatan Penyusunan RTRWN 2
1,. Dasar Penataan Ruang 2
BAB VI KRITERIA DAN POI-A PENGELOI-AAN KAWASAN
2. Kesahran Ruang Dara! Laut dan Udara 3
3. PendekatanWilayah A. Kriteria dan Pola Pengelolaan Kawasan Lindung U
5
1. Tujuan dan Sasaran............... M
BAB III PEMANFAATAN RUANG WII-A.YAH NASIONAL 2. RuangLingkup... 34
PADA PJP r....... 3. Pokok-Pokok Kebijaksanaan Kawasan Lindung.. 94
4. Perencanaan dan Penetapan Kawasan Lindung.. 3T
A. Letak Geografis dan Sumberdaya AIam....... 8
5. Pemanfaatan dan Pengendalian KawasanLindung.. lT
B. Sumberdaya Buatan (Infrastrukfur)........... .............:... 8
B. daya........
Kriteria dan Pola Pengelolaan Kawasan Budi 38
C. Perkembangan Penduduk 8
1. Tujuan danSasaran.............., 38
1. Iumlah dan Struktur Umur Penduduk- 2. Ruang Lingkup... 38
2. Sebaran Penduduk Antar Witayah..
8
8
3. Pokok-Pokok Kebijaksanaan Kawasan Budidaya......... 33
3. Mobilitas Penduduk................. 12
4. Perencanaan dan Penatapan Kawasan Budidaya......... M
D. Perkembangan Ekonomi Wilayah............... 12
5. daya.........
Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Budi 45
E. Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional Akhir PIP t........ 12
C. Tertentu
IGiteria dan Pola Pengelolaan Kawasan 46
F. Pola danShuktur RuangWilayah Nasional Akhir PIp L....... 14
1. TujuandanSasaran 46
1. Jaringan Transportasi.............. 14
2. Ruang Lingkup... 46
2. ]aringan Prasarana Kelistrikan 14
3. Pokok-Pokok Kebijaksana€rn Kawasan Terbentu.. 46
3. Jaringan Telekomunikasi....... 14
4. Perencanaan dan Penetapan Kawasan Tertenfu.. 49
4. Kondisi Kawasan Permukiman Perkotaan............. 14
5. Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Tertentu.............. .. 49
5. Prasarana Pengairan 74

BAB TV ARAHPEMBANGUNAN JANGKA PANIANG KEDUA DAN


TATA RUANG WILAYAH NASIONAL 15

A. Arah Pembangunan NasionaI............ 15


B. Arah Pembangunan Daerah............... 15
C. Ruang Wilayah Nasional Akhir PIP [....... 15
D. Arah dan Perkiraan Pengembangan Wilayah dalam plp tr........ 16
E. Perkiraan Perkembangan Penduduk 18
1. Umum...... 18
2. Perkembangan Penduduk Perkotaan......... 18
RENCAI{A TATA RUAIIG WILAYAH NASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan jangka paqiang, upaya pembangunan perlu
ditingkatkan melalui perencanatn, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang lebih baik, agar
selunrh pikiran dan sumber daya dapat diarahkan secara efisien dan efektif Satah satu hal pokok yang
dibutuhkan untuk mencapai maksud tersebut adalah peningkatan keterpaduan dx1 |5s5s1xsien
pembangunan di segala bidang.

Garis-garis Besar Flaluan Negara (GBHN) 1993 BAB II mengenai Pembangunan Nasionaf
mengamanatkan bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adatah Wawasan
Nusantara yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politi\ Satu
Kesanran Ekonomi Satu Kesatuan SosialBudaya, dan Satu Kesatuan Pertahanan Keamanaa. Dalam
GBHN 1993 juga digariskan bahwa perekonomian daerah harus dikembargkan secara serasi dan
seimbang antar daerah dalam satu kesatuan perekonomian nasional dengan mendayagr:nakan potensi
dan peran serta daerah secara optimal dnlam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.

Selanjutnya GBHN 1993 mengarabkan pula bahwa pendayagunaan sumber daya alam dilatukan
secara terencana, rasional, optimal, bertanggrrng jawab dan sesuai de,ngan kemampuan daya
dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besanrya mtuk ke,mahuran rakyag serta meryerhatikan
kelesarian firngsi-fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup guna pembangunar yang berkelanjutan.

Sehubungan de,ngan rtu, perlu disusun "Pola Tata Ruang Nasional' yang dapat d[iadikan pedoman
bagi perencanaan pembangunan, yang meryerhatikar penataan lingkungan niaup dan pemanfaatan
sumber daya alam dimana kegiatan pembangunan dapat dilakgkan secafa aman, tertib, efuien dan
efektif

Pola Tata Ruang memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan
tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis
serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi, disusun melalui
pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan lingkungan sosial.

Sejalan dengan upaya pe,lrataan rurxg tersebut, Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang penataan
Ruang (UUPR) menetapkan bahwa pada tingkat nasional dizusun Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN), yang merupakan StrategiNasional Pengembangan Pola Tata Ruang (SNPPTR)
wilayah nasional yang memuat strategi dan arahan kebiiaksanaan pemanfaatan ruang wilayah nasionaL

RTRWN
BAB tr B. Pendekatan Penyusunan RTRWN

MUATAN, ISI, FIINGSI DAN Penyrsrnan RTRWN berlandaskan : (l) Dasar Penataan Ruang, (2) Kesatuan Ruang Darat,
PENDEKATAN PEIYYUSUNAN RTRWN Laut dan Udara, dan (3) Pendekatan Wilayah.

A. Muatan,Isi dan Fungsi RTRWN 1. Dasar Penataan Ruang

Di dalam Pasal 20 Undang-Undang No. 24 Tahun L992 tertmg Penataan Ruang (tJItPR), Sezuai dengan Pasal T UUPR5 RTRWN didasarkan pada:
digariskan petqiuk menge,nai nmratan, isr, dan fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) sebagai berikut : Fungsi Utame Kawasan

1. Muatan RTRWN Berdasarkan firngsi utama kawasan, ruang wilayah nasional dibagi atas
kawasan berfungsi lindung dan kawasan budi daya. Kawasan berfirngsi
RTRWN merupakan strategr dan arahan kebifaksanaan pemanfaatan ruang wilayah lindung direncanakan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang
negara, yang meliputi: memperhatikan kelestarian fungsi lingkungaa serta optimasi dalam
pengguuan srmber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan hidup
a. tujuan nasional dari pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan; untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
b. struktur dan pola pemanfaatan rurng wilayah nasional;
c. kriteria dan pola pe,ngelolaan kawasan lindung, kawasan budi daya, dan Kawasanbudi daya direncanakan untuk mencapai pemanfaatan zumber da-va
kawasan tertentu. seoptimal mungkin sesuai dengan daya dukung lingkungan dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Di dalam kawasan budi daya
2. RTRWN berisi : terdapat (diindikasikan) sebaran pengembangan kegiatan produksi, jasa dan
permukiman beserta prasarana wilayah pendukungnya.
a. penetapan kawasan lindung, kawasan budi daya, dan kawasan tertentu yang
ditetapkan secara nasional; pi dalam kawasanbudi daya terdapat kawasan yangmemiliki potensi tertentu
b nonna dan kiteria pemanfaatan ruang; baik yang sudah berkembang maupun yang prospektif untuk dikembangkan.
c. pedomenpengendalianpemanfaatanrurng. Kawasan ini srategis bagi pembangunan serta pengembangan ruang wilayah
nasional sehingga dapat disebut sebagai kawasan andalan.
3. Fungsi RTRWN
Kawasan andalan yang sudah berkembang mempunyai potensi untuk lebih
RTRWN berfirngsi sebagai pedoman untuk : dikembangkan karena didalamnya terdapat antara lain aglomerasi kota,
aglomerasi kegiatan self,or produksi yang didukung oleh ketersediaan sumber
a. perumusan kebiiaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah nasional; daya manusia, zumber daya alam, kedekatan lokasi terhadap pusat-pusat
b. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan pertumbuhan regional dan mempunyai ffiastruktur pendukung.
antarwilayah serta keserasian antarsektor;
c. pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau Kawasan andalan yang prospektif untuk berkembang mempunyai peluang
masyarakat; untuk dikembangkan karena didalamnya terdapat zumber daya alam,
d. Penataan runng wilayah Propinsi Daerah Tingkat I dan wilayah mempunyai akses terhadap pusat pertumbuhan, dekat dengan dan dapat
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat tI. menjadi pusat-pusat permukiman dan dimungkinkan untuk pengadaan
prasarana pendukung.

Untuk mendorong pernrmbuhan, pemerataan dan kesafuan wilayah nasional,


kawasan-kawasan andalan diupayakan menyebar dalam ruang wilayah

RTRWN RTRIVN
Nasional baik di ruanB daratan rnaupun ruang lautan dan saling terkait serta Selanjutnya strategi dan struktur pemanfaatan ruang propinsi tersebut
menguatkan satu sama lain. (lihatGambar2.LA) dijabarkan kedalam rencana pemanfaatan nung wilayah
Kabupaten4(otamadya Dati II. Rencana ini disebut Rencana Tata Ruang
b. Fungsi Kawasan dan Kegiatan Wilayah Kabupaten/I(otamadya Daerah Tingkat II (RTRWK). Kawasan
prioritas di RTRWP menjadi salah satu dasar dalam penentuan kawasan
Fungsi kawasan didasarkan pada pengamatan dominasi kegiatan atau sifat prioritas di RTRWI( Daerah tingkat II dengan pertimbangan tertentu dapat
tertentu dari suatu kawasan. Dalam kaitan ini ruang wilayah nasional dapat menentukan kawasan prioritas tambahan di luar kawasan prioritas dalam
terdiri atas kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu. RTRWP. (lihat Gambar 2.1.C)

,,
Kawasan perdesaan meliputi teapat permukiman perdesaan" tempat kegiatan Kesatuan Ruang Daral Laut dan Udara
pertanian, kegiatan pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Ruang adalah wadah yang meliputi r.uang daratan, ruang lautan, dan ruang udara
Kawasan perkotaan meliputi tempat permukiman perkotaan" tempat sebagai satu kesatuan wilayall tenryat manusia dan maltluk hidup lainnya melakukan
pem$atatr dan pendistribusian kegiatan non pertanian se,pertipelayanan jasa kegiatan serta memelihara kelangsungan hidup. Dengan pengertian itu yang diatur
pemerintaha4 kegiatan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. dalam RTRWN adalahruang yang merupakan tempat manusia dan mahluk lain hidup
dan melalcukan kegiatan serta memelihara kelangsungan kehidupan" yaitu :
Kawasan tertentu meliputi tempat pengembangan kegiatan-kegiatan yang
strategis secara nasional, yaitu : a. rurng darat yang meliputi bagian muka bumi yang dibatasi garis pantai dan
t) kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap (upaya) ruang di bawahnya sampai kedalaman 100 (seratus) meter. (Catatan : batas
pengembangan tata rurng di wilayah sekitarnya; lrzdalanwt 100 nrcter ini diambil berdasarlan kenyataan bahwa hingga hni
2) kegiatan yang mempunyai dampak terhadap kegratan lain dalam kegiatan kehidupan marutsia di bawah permul<aan tarnh yang berlaitan
bidang yang sejenis maupun terhadap kegratan di bidang lain; dengan kegiatan di atasnya, tidak ada yang lebih dalam dari 100 m, kecuali
3) kegiatan yang merupakan fahor pendorong bagi peningkatan lcegiatan pertantbotgol. Flalyang berkaitan de,ngan p€nggunaan lebih dalam
kesej ahteraan masyarakat ; dari 100 meter diatur oleh peraturan perundangan lain.
4\ kegiatanyangmenduhrngkepentinganpertahanankeflmanan negara
yang bersifat strategis. b. nurng laut yang meliputi wilayah perairan laut dalam dan laut teritodal sebatas
12 mil dari garis pangkal sesuai dengan konvensi hukum laut intemasional.
Aspek Administrasi Pemanfaatan sumber daya laut, dimunekinkan saryai bttas Zona Ekonomi
Eksklusif- ZEE.
Berdasarkan sistem administrasi pemerintahan, dibedakan adanya Ruang
Wilayah Nasionaf Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I dan Ruang c. ruang udara yang meliputi wlayah udara yang berada di atas wilayah teritorial
Wilayah Kabupaten/I(otamadya Daerah Tingkat II. nasional setinggi I (satu) kilometer.
Hal lain di luar pengertian di atas akan diatur kemudian seperti yang
RTRWN disusun dengan melihat wilayah nasional sebagai satu kesatuan digariskan dalam Pasal 9 Ayat 2 UUPR
wilayah, lebih lanjut dijabarkan kedalam strategi serta struktur dan pola
pemanfaatan ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I dan disebut sebagai Ruang darat, ruang laut dan ruang udara, yang dilihat sebagai zuatu kesatuan,
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I (RTRWP). digunakan sebesar-besamya untuk kemakmuran masyarakat dan perlu dipelihara
Kawasan andalan dan kawasan tertentu dalam RTRWN menjadi salah satu kelestariannya.
dasar dalam penentrum kawasan prioritas dalam RTRWP. Pemerintah Daerah
Tingkat I dengan pertimbangan tertentu dapat menentukan kawasan prioritas Oleh karena itu, dalam pemanfaatan fllitng, disamping kegiatan pengembangan budi
di luar kawasan andalan dan kawasan tertentu, akan tetapi firngsinya harus daya, dilakukan kegiatan perlindungan kawasan-kawasan di darat, di laut dan di udara
saling memperkuat dengan kawasan andalan dan kawasan terteNrtu yang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kedua kegiatan ini dikembangkan dengan
ditetapkan dalam RTRWN (lihat Gambar 2.1.8). suatu pendekatan kesatuan sistem wilayah.

RTRWN RTRWN

3
Gambar 21
SKEMA PENATAAN RUANG BERDASARKAN
FUNGSI UTAMA DAN ADMINISTRASI

A WILAYAH NASIONAL

r"t
t.. : Kawasan Andalan
,r/
: Kawasan Tertentu

: Batas Administrasi
Dati I

KL:KawasanLindung
KB:lGwasanBudidaya
KwL ; Kawasan di Laut

"r : Kawasan Prioritas

O : Pusat Permukiman

H: PrasaranaWilayah
- Transportasi
- Air Bersih
-
Liskik
Telekomunikasi
,---*''-- : Sungai

: Pertanian pangan

| : Industri

}, ,rt*"""n Lindung

C WILAYAH DATI II O Kawasan Komersial


'
D Kawasan Perikanan

| :Pelabuhan

: Batas Administrasi
Dati ll

: Kawasan Prioritas
di Dati ll

: Sempadan Sungai
Penyusunan Strategi dan Pola Pemanfaatan Ruang
Konsep Wilayah Ruang Darat, Laut dau Udara diberikan secara skematis pada Dengan memperhatikan, pennasalahan yang ada dan kebijaksanaan
Gambar 2.2. pengembangan ruang wilayah. disusun strategi pengembangan struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah nasional.
3. Pendekatan Wilavah
Secara skematis tahapan penyusunan RTRWN diberikan pada Gambar 2.3.
Pendekatan wrlayah pada prinsipnya memandang wilayah sebagai suatu sistem.
Keselunrhan unsrpembentuk wilayah yang meliputi zumber-daya alam, sumberdaya
buatan dan manusia beserta kegiatannya yang meliputi politrlq ekono-i, sosial budaya
dan pertahanan keamanan negara berinteraksi membentuk zuatu wujud ruang.

UUPR menjelaskan bahwa wujud pemenfaxlsn ruang wilayah yang direncanakan atau
tidalq disebut tata ruang. Dengan demikian tata ruang dapat juga diidentifikasikan
sebagai wujud interaksi unsur-unsur pembentuk ruang.

Mengingat wilayah adalah zuatu sistem dan merupakan tempat manusia bermukim
serta mempertahankan hidupnya maka dalam penataan ruang yang paling utama
diwujudkan adalah meningkatkan kinerja atau kualitas ruang wilayah untuk
penyediaan produksi dan jasa yang cukup, permukiman sehat dan kelestarian
lingkungan hidup.

Oleh karena itu suatu hal yang mendasar dalam penataan ruang dengan pendekatan
wilayah adalah memadukan unsur pembentuk ruang wilayah agar kinerja wilayah
meningkat dalem lingkungan yang tetap lestari dan kondusifterhadap pengembangan
kesejahteraan mn syarakat yang berkelanjutan.

Memperhatikan hal-hal tersebut penyusunan RTRWN dilakukan dengan tahapan


sebagai berikut :

a. Pengenalan Kondisi Tata Ruang


Pada tahap ini dilakukan pengkajian untuk melihat pola dan interaksi dari
unsur-unsur pembentuk ruang terutama yang meliputi kondisi dan sebaran
sumber daya alam dan buatan, kegiatan produksi, sebaran dan sruktur
penduduk Pengkajian ini dilalaftan untuk mengetahui gambaran kondisi tata
ruang yang ada.

b. Pengenalan Masalah Tata Ruang serta Perumusan Kebljaksanaan


Pengembangan Ruang Wilayah Nasional
Pada tahap ini dikenali masalah tata ruang melalui pembandingan kondisi tata
ruang yang ada dengan arahan-arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang di
masa mendatang serta kendala-kendala yang dihadapi.

RTRWN RTRIYi\'
GAMBAR 2.2
Konsep Ruang Darat, Laut, dan Udara

,i#'Fffi \\

batas batas permukiman hutan hutan permukiman kawasan Budidaya


jalur
permukiman hutan hutan hutan . gari6 batas
ZEE teritorial pertanian lindung produksi Penanlan
industri pantai / laut: pertanian produksi lindung Produksi pantai teritorial
(2@ mil) (12 mil) terbatas Pelabuhan perikanan
internasional
terbatas terbatas (12 mil)

't .;'
I
I kawaean pantal
!
i
I

\
\
I
I
\ Jalur
Li \
'\ \,

Kawasa n untuk Pemanfaatan


Kawasan Andalan
Sumber Daya Kelautan

Pusat Permukiman Pengembangan Kawasan Pantai

Kawasan lindung
Kawasan Darat

Lahan Gambut
Konservasi Pantai
Pertanian tanaman pangan
Permukiman
lndustri

Perkebunan
GAMBAR 2.3
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN
RTRWN
PEiIGEMI.AN KONDISI AWAL TATA STRATEGI PENGEMBANGAN
RUANG WILAYAH i{ASIOML PERUMLJSAN RENCAM
RUANG WII.AYAH i{ASIOML

STRI.,(TURDAI{ POtA
KA'IAN: PE}TANFAAATAI.{ RIIAI.IG
. sTlJot€Tlff REGTONA|- r.r sroML
.RTRYiPDATI I
i STIJU€TIIT SEKTOR
l.PO(l(^WASAll
-SEBARAN
UNO(AG'
SI..IEEFDAYA
. KAJIAN FRASrCF^NA
2 POII, P€}.IG EM BAN GA'{
WUYAH KAWASAI.I g,JUOAYA
- t-ot(Ast xEGt{TA l I@NDSIAT^/AL
SEKTOff STRATEIS STR.JKIT.RDAAI FOIA
s-SlSTEilr PEFfr/lr<lMAr.V
RJANG I.IASIOI,IAL: ll
.SF4FIAN XDTA{OTA krnA
B
.SFN4F4! KAWASAI A
.KDNMII|\|FRA N 4.PCXI J RNGA}I
o TMNSPOFTTASI
sTR. CtRntt.AYAfl
.SR4R^N u NASTOML
XECiIATAAI N
FROCttSI A
.SEBAMNSOA 5'FCItJ\ PRASIRAN{
N
.SEBARAN PENU,.EI,X PENGOI'J{^N OAAI
usTBs.JstAF.

APOI.A' JIRNGAI{ PRASA


R^NATENIGA I.JSTHK

7. PCItAJARNCTAIITEE-
xDMtRlr{r6l

1
BAB III produksi lainnya seperti pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Lahan potensial untuk
kegiatan pertanian letaknyatersebar dengan komposisi terbesar di KBI (Pulau Jawa dan Pulau
KONDISI TATA RUANG Sumatera).
WILAYAH NASIONAL PADA PJP I
Hutan Indonesia juga potensial digunakan untuk pembangunan nasional. Sampai saat ini
Umum kawasan hutan digolongkan dalam kawasan-kawasan hutan lindung, hutan suaka alanr, hutan
produksi dan hutan konversi. Kawasan hutan konversi adalah kawasan hutan yang dapat
Kondisi tata ruang digambarkan oleh dua aspek utama yaitu pola pemanfaatan ruang dan dialihfungsikan penggunaannya menjadi kawasan produksi selain hasil hutan. Kawasan hutan
struktur ruang. Pola pemanfaatan ruang memperlihatkan sebaran kawasan budidaya beserta produksi terutama diperuntukkan bagr pengembangan produksi bahan mentah berupa hasil
sektor-sektor di dalamnya, sedangkan struktur ruang digambarkan oleh pusat-pusat hutan untuk kebutuhan industri dan penghasil jasa. Luas hutan perpropinsi diperlihatkan pada
permukiman atau perkotaan dan jaringan infrastruktur pendukung pusat perkotaan. tabel 3.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa presentase luas hutan di Pulau Jawa dan Bali
Disamping itu untuk lebih memberikan gambaran yang jelas, kondisi tata ruang juga adalah sebesar 21,74oh, jauhlebih rendah dibandingkan prosentase luas hutan di pulau lain
dilengkapi dengan penjelasan kondisi zumber daya alam, perkembangan ekonomi dan seperti Sumatera (63,24 o/o), Sulawesi (66,32 Yo) dan Kalimantan (77,9 %).
persebaran penduduk.
D sapming itu terlihat juga dari Tabel 3.1 terlihat pula luas lahan yang belum diusahakan,
B. Letak Geografis dan Sumber Daya AIam seperti semak-semalq dimana di luar Jawa masih cukup luas. Data potensi tanah tersebut
memperlihatkan bahwa tanah-tanah di Pulau Jawa sudah tinggl tingkat pemanfaatannya"
Wilayah nusantara yang luas berkedudukan di khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua sedangkan di luar Jawa terutama di KTI potensi tanahnya masih sangat besar.
dan dua samudera yang sangat strategis bagi pengembangan ekonomi.
Dilihat dari potensi mineral di seluruh wilayah Indonesi4 mempunyai potensi yang cukup
Dilihat dari kedudukan geografis Indonesi4 Jawa dan Sumatera terutama perairan dalamnya" baik, khuzusnya di wilayatr KTI dan belum dimanfaatkan seluruhnya. Pengembangan wilayah
berada tepat pada jalur perdagangan internasional (perhubungan laut) terutama yang KTI di bidang pertanrbangan sangat didukung oleh ketersediaan bahan tambang. Sebaran
menghubungkannya dengan Negara-negara Industri, Negara-negara Industri Baru dan potensi mineral dan energi diberikan pada Peta 3.1. Disamping potensi tersebut di atas, hal
Negara-negara ASEAN lainnya. yang pedu diwaspadai adalah potensi bahaya lingkungan bagi pengembangarq seperti bahaya
banjir, tanatr longsor dan bahwa gempa. Persebaran potensi bahaya linglarngan tersebut
Pada umumnya keadaan ekonomi pulau-pulau di wilayah nasional Indonesia telah mengalami diberikan pada P eta 3.2.
perkembangan tetapi masih terdapat perbedaan tingkat kemajuan antara satu dengan lainnya.
Kawasan Barat Indonesia (KBI) yaitu Pulau Jawa dan Pulau Sumatera pada umumnya lebih C. Perkembangan Penduduk
berkembang dibandingkan dengan Kawasan Timur tndonesia (KTI), yaitu pula-u-pulau
lainnya. 1. Jumlah dan Struktur Umur Penduduk
Akhir PJP I penduduk Indonesia berjumlah sekitar 189 juta jiwa dengan laju
Secara geografis, KTI memiliki wilayah yang relatif lebih luas dibandingkan dengan KBI, pertumbuhan penduduk sekitar I,9/o peftahun. Walaupun pertumbuhannya menurun
namun tidak seluruh wilayahnya dapat dikembangkan bagi kegiatan produktif. Secara umum tetapi jurnlah penduduk akan terus bertambah. Apabila pertumbuhannya tidak
stunber daya lahan di KTI lebih cocok untuk tanaman keras, budi daya kelautan dan kegiatan dikendalikan dapat terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya
pertambangan. dukung dan daya tampung lingkungan alanr, kawasan budi daya dan lingkungan sosial.
Sampai saat ini struktur umur penduduk Indonesia masih termasuk penduduk muda
Wilayah KTI mempunyai prospek untuk dikembangkan bagi mernacu perkembangan ekonomi dimana proporsi penduduk yang berusia 0 - 14 tahun masih diatas 30olo, penduduk
nasional. Luas lautan Indonesia adalah 5,8 juta km2 terdiri dari 0,3 juta km2 perairan usia kerja sekitar 60yo, sedangkan penduduk usia tua sekitar 10olo, sehingga beban
teritorial 2,8 juta km2 perairan laut nusantara dan2,7 juta km2 zona ekonomi eksklusif. KTI tanggungan kerja menjadi tinggi.
memiliki lautan lebih luas dibandingkan dengan KBI. Kondisi ini memberi peluang terhadap
kemungkinanlebihberkembangryaKTl pada PJP II melalui pengembangan potensi kelautan Sebaran Penduduk Antar Wilayah.
baik perikanarq industri kelautan maupun wisata. Pada tahun 1993, persebaran penduduk Indonesia menunjukkan ketidak-merataan
yang cukup menonjol, sebagian besar masih terkonsentrasi di P. Jawa yaitu
Di samping sumber daya kelautan yang terdapat di wilayah nasional Indonesia, terutama di sekitar 59,3yo, dan di P. Sumatera sekitar 20,7yo,P. Sulawesi sekitar j,Oyo,P.
KTI, Indonesia juga memitiki lahan yang sangat luas berupa kawasan hutan dan kawasan Kalimantan 5,3yo, Irian Jaya 1.0%. Di lihat dari sebaran penduduk berdasarkan
Peta 3.1
PETA POLA
PEMANFAATAN RUANO
AKHIR PJP

-"ry u'\r
I

?
KETERANGA|\I

n-mri HUIAI{ UNIXTNO


riil, irrli DAN KoNsEF/Asl

HUTAI'I PRODUI€|

/ I nousnr

::r:r i: pERKEzuMN

PARIWISATA
o I
,@r
r-q I eenrruB rreAN

,,",d

&.mLr: & R.PPPTIL lm

XI{D I\T ]E S NA
ofi,sw/wt2/fi
Peta 3.e

(\ tt
<^F
Y\ Oo-
IFIGD^IEIN
I tr BllrrsrF (@)
{ I EUrrBrEr GE{@IEI4
\i ' a1 I n|Trr

a a* o ElElrl DtsrB r!6tl


a
\/ BlEllf Dlltl lfill
(rNDrtlIE)
Ar@. DErrr|D
;\xmr'
VUrP,/Org r1al
e IANOllIt
I nrn rs
4rB (uwrmt
u$
$ orrnrcrx uuf,c urrrr
,,lman
o
I unrno urP PnoonEE

Gffi"f' -"
IITEI

lornrn
qrmban
1. Ptb R.Ftu lee0
2. Dapoft.'nan F tatrlergon
ftn grcrll

INDOI\TS IA rI ET.D^N ISOORD:tr\ASI


RUANO NAIIONAIJ
Peta 3.8

bo
Ol-
I
KETEMNGAN

E3ffiffir*
I *u* psrarsr s$rR

MERAIi WLJO}IIS IKTIF

o\,
fb

)
i
3 I
I
V^ -t

sfirb€n P6 RaFFRot legO


propinsi, tiga propinsi di Jawa merupakan yang terbesar yaitu masing-masing Jawa Perkembangan Ekonom i Wilayah
Barat 20,0o/o, Jawa Tengah 15,50 dan Jawa Timur 17 .60 . Yang terendah terdapat
di Timor Timur sebesar 0,4o/o dan Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah masing- Meski terdapat perbaikan, perkembangan ekonomi wilayah di seluruh Indonesia masih
masing 0,8o/o. menunjukkan adanya ketidakmeratazn. Hal ini terlihat dari kontribusi PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) yang dihasilkan ekonomi per pulau utama dalam total PDB
Kepadatan penduduk Indonesia (iwa/km2) adalah sekitar 99 orang, dimana P. Jawa (Produk Domestik Bruto) Nasional. Pada tahun 1993, kontribusi PDRB Pulau Jawa dalam
merupakan pulau yang paling padat yaitu sehtar 880 orang per km2. Pulau-pulau harga berlaku (tidak termasuk minyak dan gas) terhadap perekonomian nasional adalah
lainnya yaitu P. Sumatera 8l orang P. Sulawesi 69 orang P. Kalimantan 18 orang, 63,4yo, sedangkan pada tahun yang samaP. Sumateramemberikankontribusi 18,3 oZ,
dan Irian Jaya 5 orang. Berdasarkan propinsi maka Propinsi DKI Jaya merupakan P. KalimantanT%o, P. Sulawesi4,5yo dan selebihnya(5,9Yo) berasal dari pulau-pulau Bali,
propinsi terpadat yaitu sekitar 13,242 orang per kno. Propinsi-propinsi dip. Jawa Nusa Tenggara, Irian Jaya, Maluku dan Timor Timur.
lainnya kepadatannya adalah DIY Yogyakarta sekitar 900, Jawa Barat dan Jawa
Tengah sekitar 870 dan paling rendah Jawa Timur sekitar 690 orang. Propinsi lain Ditinjau dari laju pertumbuhan ekonomi wilayah juga masih terdapat ketidakmerataan antar
umumnya mempunyai kepadatan di bawah 100 orang kecuali Sumatera Utara 15l propinsi di seluruh Indonesia. Data laju pertumbuhan rata-rata PDRB per propinsi dalam
orang, Lampung 182 orang, Bali 507 orang, Nusa Tenggara Barat 176 orang dan periode 1983-1993 (harga konstan 1983 tanpa minyak dan ga.s) menunjukkan batrwa beberapa
Sulawesi Selatan 118 orang, sedangkan propinsi yang paling rendatr yaitu propinsi propinsi menunjukkan laju pertumbuhan tinggr di atas rata-rata nasional (7,5o/o), yuttt
Irian Jaya yaitu 5 orang. Sumatera Utara (8,2yo), Jawa Barat (8,7yo),I-ampung (8,6yo), Kalimantan Barat (8,5olo), atau
Kalimantan Timur (ll,l%). Sedangkan beberapa propinsi lainnya menunjukkan laju
Penduduk perkotaan merupakan salah satu ciri dari daerah urban, dan apabila dilihat pertumbuhan di bawah rata-rata nasional seperti Jawa Tengah (6,60A), Sulawesi Selatan
sSagai penduduk yang berpotensi dibandingkan dengan penduduk perdesaan, mereka (7,3o ),Jawa Timur (6,6Yo), Nusa Tenggara Barat (6,8yo), atau Nusa Tenggara Timur (6,1
merupakan modal pembangunan di daerah perkotaan. Sampai dengan tahun 1993 %). Perbedaan laju pernrmbuhan ini menunjukkan adanya perbedaan kinerja kegiatan
penduduk perkotaan mencapai sekitar 34% daijumlah penduduk dan penduduk perekonomian di setiap daerah.
perdesaan sekitar 66,0yo. Apabila dibandingkan dengan penduduk perkotaan pada
tahun 1990 yaitu sekitar 3OYo, maka pertanrbahan penduduk perkotaan dalam tiga Dlihat dari sisi pendapatan per kapit4 juga terlihat adanya perbedaan yang cukup menonjol
tahun ini cukup pesat. dari sanr propinsi ke propinsi lainryra. Padatahun 1990, pendapatan per kapita setiap propinsi
yang diular dari PDRB per kapita (tidak termasuk migas) bervariasi dari Rp.2,8 juta di DKI
Mobilitas Penduduk Jal€rtayaitu tertinggi di seluruh Indonesia, hingga Rp. 360 ribu di Timor Timur. Di antara
kedua batas tersebut, Jawa Barat misalnya memiliki PDRB per kapita sebesar Rp 790 ribu,
Pola perpindatran penduduk antarpulau selama dekade terakhir ini tidak banyak Sulawesi Utara sebesar Rp. 608 ribtl atau di Sumatera Utara sebesar sekitar Rp. I juta.
mengalami perubahan, akan tetapi jumlah orang yang pindah yang tercatat dalam
sensus 1990 lebih besar dari yang tercatat pada sensus 1980. Penduduk yang keluar Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional Akhir PJP I
dari berbagai pulau di Indonesia seba,gan besar menuju ke P. Jawa" kecuali dari P.
Sulawesi. Orang yang keluar dari P. Sumatera 90olo, lebih tujuannya adatah P. Pemanfaatan ruang wilayah nasional sampai dengan alCrir PJP I memperlihatkan bahwa
Jawa" yang keluar dari P. Kalimantan hampir 80% pindah ke P. Jawa. Sebaliknya tingkat pemanfaatan ruang untuk kegiatan budi daya di P.Jawa danP. Sumaterajauh
orang yang pindah ke pulau - pulau lain berasal dari P. Jawa, orang yang pindah ke lebih tinggi dari pulau-pulau lainnya.
P. Sumatera 90Yo berasal dari P. Jawa, begitu pula untuk P. Kalimantan dan P.
Sulawesi masing-masing 7SYo dan 600/o.Ini memberikan gambaran bahwa P. Jawa Tingkat pemanfaatan ruang pada umumnya sejalan dengan tingkat kepadatan penduduk,
masih merupakpn daerah asal dan daerah tujuan perpindahan penduduk. dimana Pulau Jawa dan Sumatera mempunyai kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari
pulau-pulau lain.
Beberapa propinsi di Jawa yang dikenal sebagai pengirim transmigrasi, yaitu Jawa
Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, memperlihatkan migrasi net yang negatif, Pulau-pulau di KBI umumnya manpunyai tingkat pemanfaatan ruang untuk kegiatan produksi
sedangkan Jawa Barat dan DK[ Jaya mendapat tambahan terus sehingga migrasi seperti sawah, perkebunan dan industri serta permukiman juga lebih tinggi dibandingkan
netnya besar. Propinsi-propinsi di luar Pulau Jawa yang terkenal dengan penduduknya pulau-pulau lainnya (perhatikan Peta 3.3).
sebagai perantau juga menunjukan migrasi net yang negatif yaitu Sumatera Barat dan
Sulawesi Selatan.

t2
Peta 3.4
PETA BESARAN KOTA DTN
JAEINGAN TRANSPORTAIII
TAHT'N 109{I

\,JV
KETEMNGAN

O Kqr MErRo

rC'TA EESTR

E K'TA SEDANO

, I(0TA KEqL

JALAN
i\.ix
.l ri 1-l
JAI.A}I ARTER

,nn rcurcm
ri 'ffi t-
,?o {Cr.=-
*t--tt\r
\;\
(r-
AqNOIM UDIARA

\ 'T € m xErs urArA

\ A xE.ls otJ

PELAg,J}I^N |.AI'T

I rFrs UrAHA
c\
1i E xElrs DUA

INDONESIA n
F. Pola dan Struktur Ruang Wilayah Nasional Akhir pJp I f. Transportasi Udara
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera memiliki jumlah pelabuhan udara yang lebih
1. Jaringan Transportasi banyak dibandingkan dengan KTL Bandar udara di tndonesia yang digunakan
untuk umum berjumlah 146 yang berdasarkan fungsinya, dibedakan atas :
a. Transportasi Jalan bandar udara pusat penyebar primer (3 buah), bandar udara pusat penyebar
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera telah memiliki prasarana jalan yang relatif sekunder (10 buah), bandar udara pusat penyebar tersier (l I buah) dan bandar
telah berkembang bailc, sedangkan Pulau Kalimantan dan Irian Jaya udara bukan penyebar (122 buah) Dari 146 bandar udara tersebut 23
ketersediaannya terbatas. Tingkat pelayanan tertinggi terdapat di Pulau Jawa diantaranya merupakan bandar udara internasional, yang tersebar di pulau-
yakni 0.52 Km/Ih2, Nusa Tenggara O,23 KrnIKm2, Pulau Sumatera 0,14 pulau besar di wilayah Indonesia. Selain itu terdapat lebih dari 400 bandar
Km/I(m2, sedangkan yang terendah adalah Irian Jaya 0,0lKm/Km2. Panjang udara khusus, yaitu bandar udara yang dipergunakan untuk keperluan sendiri,
jalan di Indonesia 224.172,6 Km terdiri dari jalan nasional 5,630/o, jalan bukan untuk umum.
propinsi 18,0 5yo, j al an kabup aten 7 0,89Yo, j alan kotamadya 5,3yo, j alan tol
O,l3yo. Rata-rata pertambahan jalan5,20Yo per tahun (lihat Peta 3.4) Jaringan Prasarana Kelistrikan

b. Transportasi Kereta Api Jaringan prasarana kelistrikan di Indonesia belum merata. Di Pulau Jawa dan Bali
Di Pulau Jawa, transportasi kereta api menghubungkan wilayah bagian barat jaringan kelistrikan sudah terinterkoneksi dengan tegangan 500 Kv. Di pulau
dan wilayah bagtan timur dan merupakan sistem jaringan. Untuk Pulau Sumatera belum terinterkoneksi dan bersifat jaringan wilayal,U dan di Pulau Sulawesi,
Sumatera jaringan kereta api terdiri atas tiga sistem yang saling terpisah dan Irian Jaya serta pulau lainnya jaringannya masih bersifat lokal.
membentuk pola konsentris, berpusat pada pelabuhan laut. Ketiga sistem itu
adalah jaringan kereta api Sumatera Utar4 jaringan kereta api Sumatera Jaringan Telekomunikasi
Barat, dan jaringan kereta api Sumatera Selatan yang melayani Propinsi
Jurnlah satuan sambungan (ss) telepon yang terdapat di Indonesia mencapai lebih
Sumatera Selatan dan propinsi Lampung.
dari 3,0 Juta ss. Tingkat kepadatan telepon per 100 penduduk baru mencapai 1,59 ss
per 100 penduduk. Adapuntingl€t kepadatan telepon per 100 penduduk di masing-
c. Transportasi Sungai dan Danau
masing pulau adalah sebagai berikut : P. Sumatera 1,18, p. Jawa 1,92, p.
Transportasi sungai dan danau sangat penting peranannya di Pulau
Kalimartan 1,06, P. Bali danNusa Tenggara G\ffB +NTf) 1,02, Pulau Sulawesi 0,91
Xatimantan' Pulau Sumatera dan Pulau kian Jaya. Di daerah-daerah tersebut,
dan Kepulauan Maluku dan Irian Jaya 1,47.
khususnya di Pulau Kalimantan angkutan sungai turut berperan sebagai
angkutan utatna maupun angkutan pengumpul dan lokal, sedangkan untuk
Kondisi Kawasan Permukiman Per*otaan.
transportasi danau berperan sebagai pelayanan lokal.

d. Transportasi Penyeberangan
Secara menyeluruh, perkembangan penyebaran kota relatif lebih baik bila
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Thailand dan
Transportasi penyeberangan menurut fungsinya adalatr bagran dari prasarana
Meksiko. Namun bila dilihat antarpulau, kota-kota metro dan kota besar pada
transportasi jalan atau transportasi jalan rel. Sampai dengan aldrir PJP I umumnya terdapat di KBI @ulau Jawa dan Pulau Sumatera). Dari 6 kota metro, 6
terdapat 88 lintasan penyeberangan,42Yo lintasan berada di wilayah KBI dan
58% lintasan berada di KTI.
kota terdapat di Kawasan Barat tndonesia; dan dari 7 kota besar, 6 diantaranya
terdapat di Kawasan Barat Indonesia. (Lihat Peta 3.4)
e. Transportasi Laut
Prasarana Pengairan.
Di Indonesia terdapat 1889 pelabuhan yang terdiri atas 656 buah pelabuhan
umum dan 1233 buah pelabuhan khusus. Pelabuhan-pelabuhan tersebut di
Pembangunan pengairan bertujuan mendukung peningkatan produksi pangan dan
atas memberikan pelayanan menurut status, kelas, peran dan fungsinya.
mempercepat pertumbuhan kawasan di luar Pulau Jawa. Pembangunan irigasi, baik
Penyebaran pelabuhan laut relatif kurang merata. Pelabuhan di Pulau
Sumatera dan di Pulau Jawa relatif lebih banyak dibanding dengan pulau-pulau
yang berzumber dari air nuupun airtanall lebih banyak di arahkan ke luar
Pulau Jawa" yang juga meliputi daerah rawa. Selama PJP I telah dilaksanakan
lainnya. Pada unnrmnya tingkat utilitas rata-rata pelabuhan di Indonesia
perbaikan jaringan irigasi pada areal 2,92 juta H4 pembangunan irigasi termasuk
cukup tinggr (>60%) kecuali sebugan pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia
irigasi air tanah seluas I ,66 juta Ha dan pengembangan daerah rawa sekitar 1, I 6 juta
(<40%).
Ha.

t4
BAB IV B. Arahan Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Daerah

ARAH PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN Pengembangan wilayah dimaksudkan untuk meningkatkan daya dan hasil guna sumber daya
RUANG WILAYAH NASIONAL JANGKA PANJANG KEDUA yumg tersebar di wilayah nasional dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dalam
upaya pengembangan wilayah arah dan kebijaksanaan yang ditempuh adalah
A. Arah Pembangunan Nasional
l. Pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua diletakkan pada bidang ekonomi, yang memperkokoh kesatuan dan ketahanan nasional serta mewujudkan Wawasan
merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan lnralitas sumber daya manusia dan Nusantara.
didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang- 2. Pembangunan selctoral dilakukan secara saling memperkuat untuk meningkatkan
bidang lainnya yang dilaksanakan seiram4 selaras, dan serasi dengan keberhasilan pertumbuhan, pemerataan dan kesatuan wilayah nasional serta pembangunan yang
pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan.
nasional. 3. Perkembangan wilayah diupayakan saling terkait dan menguatkan sesuai dengan
potensiwilayah.
Memperhatikan keadaan ekonomi nasional sampai akhir PJP I dan masalah-masalah yang
dihadapi, ditentukan rencana pembangunan ekonomi nasonal dengan penekanan pada Pengembangan wilayah dilakukan selaras dan menguatkan dengan pembangunan daerah,
penguatan struktur industri dan pemantapan produksi pangan. Perkiraan perfumbuhan mengingat pembangurun daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
ekonomi nasional selama PJP II terdapat pada Tabel 4.1. terpadu dengan pembangunan sektoral dalam rangka mengupayakan pemerataan
pembangunan antar daerah. Arah kebijaksanaan pembangunan daerah dalam PJP II adalah
TABEL 4.1. TARGET PEMBANGI.]NAN EKONOMI PADA PJP tr sebagai berikut :
REPELITAV REPELITA X

PRODI.]K NASIONAI
Pertumbuhan PDB (%)
l. Memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan
2.1 3.5
Pertsnian 10.0 8.7 kesejahteraan rakyat.
Industri Pengolahan
Non Migas
I r.0
6.9
9.0
9.5
2. Meningkatkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat.
L:in
Total
kin 6.4 E.7 3. Meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam
mengisi otonomi daerah.
PENDIIDUK (tahrn terakhir)
Jumlah Penduduk (uta orang) 189.1 258.2
4. Mengupayakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, daerah dan
Pertumbuhan (7o per tahun) t.7 0.9 kawasan yang kurang berkembang (sepeni kawasan timur Indonesia, daerah terpencil
Pendapatan per kapita riil t.t71 4.993 dan daerah perbatasan).
Iuta Rupiah (harga konstan 1989) 685 2.603

TENAGA KERIA c. Visi Ruang Wilayah Nasional Akhir PJP tr


rPAK (%) 55.9 62.1
Argkatan Kerja (uu onng) 78.8 l1'1 .9
Pertumbuhan (7o per tahun) J.I 2.0 Dalam rencana pengembangan ekonomi sampai akhk PJP tr (Tabel 4. 1.) terlihat pertumbuhan
Tingkat pengangguran (rata-rata) 3.2 2.O
Produlrivitas (US S / orang) 1.670 4.839 ekonomi akan diupayakan tinggi, dimana industri pengolahan menjadi tulang punggung yang
Pertumbuhan (% per tahun) 3.3 6.8
Penyerapan sektoral (uta jiwa) 78.8 147.5
didukung oleh pertanian yang mantap.
Perianian 3 8.0 40.8
lndustri pengolahan 9.9 28.9
[.ain - lain 30.9 't1.8 Jika upaya pengembangan industri yang memperhatikan keadaan tata ruang yang ada
Keterangan : dilakukan tanpa melakukan upaya-upaya pemerataan, maka akan terjadi akumulasi
- Penduduli usia keria adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas pertumbuhan di kawasan-kaw.asan sudah berkembang. Sikap ini dapat menimbulkan
- Angkatan ke{a adalah penduduk usia 15 tahun yang bekerja atau mencari pekerjaan permasalahan dalam pengembangan wilayah nasional, misalnya.
- TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) adalah persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja
- Sumber: REPELITA VI. BUKU II l. kawasan-kawasan yang mengalami perkembangan cepat seperti pantai utara P. Jawa,
pantai timur P. Sumatera akan semakin berkembang dan menimbulkan implikasi
masalah tata ruang. Perkembangan pantai selatan dan utara P. Jawa menjadi semakin
tidak seimbang dan mendorong terjadinya migrasi dari pantai selatan ke pantai utara,

15
diikuti dengan akumulasi kegiatan ekonomi di pantai utara. Kondisi ini akan 4 industri di P. Jawa tetap berkembang akan tetapi perlu memberi perhatian khusus paCa
menimbulkan masalah lingkungan di pantai utara, khususnya di kota-kota besar. ketersediaan air dan kelestarian lingkungan
Sementara di Pantai Selatan, kegiatan ekonomi kurang ber-kembang, sehingga 5 luas lahan pertanian secara nasional tetap dipertahankan untuk menjaga kemandirian
meningkatkan masalah ketertinggalan desa yang saat ini sudah banyak ditemui. dibidang produksi pangan Dengan demikian perubahan fungsi lahan pertanian yang
2. perkembangan ini akan mempertajam konflik penggunaan lahan subur antara ada di P. Jawa yang menjadi permukiman dan kawasan industri harus diganti dengan
permukiman, industri dan tanaman pangan di wilayah tersebut, dan akan dapat pembukaan sawah baru di luar P. jawa.
mempengaruhi produksi pangan nasional. 6. penyebaran kegiatan ekonomi didorong ke KTI dengan memperhltikan potensi
3. perkembangan pantai utara P. Jawa juga akan menarik migrasi dari luar pulau yang sumber daya alanq saling menguatkan dengan pengembangan pusat-pusat permukiman
mengakibatkan polarisasi penduduk di P. Jawa dan mengakibatkan semakin dan dapat menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat menarik penduduk dari
terbatasnya daya dukung lahan dan air daerah padat.
4. pantai timur P. Sumatera akan berkembang jauh lebih cepat dari pantai barat dan akan
membawa implikasi spasial terhadap masalah lingkungan di perkotaan pantai timur P. D. Perkiraan Perkembangan Ekonomi Wilayah dalam PJP II
Sumatera serta terbat:rsnya perkembangan ekonomi di pantai barat.
5. perkembangan pantai timur P. Sumatera dan pantai utara P. Jawa akan menyebabkan Berdasarkan visi ruang akhir PJP II di atas, dilakukan perkiraan persebaran kegiatan
ti"gLat perkembangan P. Sumatera dan P. Jawa semakin tingg dan jauh meninggalkan ekonomi wilayah yang konsisten dengan perkiraan ekonomi makro PJP II.
KTI. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi kegiatan ke KBI sehingga semakin sulit
mewujudkan pemerataan pembangunan antarwilayah dalam ruang wilayah nasional. Perkiraan ini dilakukan dengan unit analisis propinsi dan pulau-pulau utama berdasarkan
6. ekonomi KTI akan terbebani biaya tinggi karena jauh dari pusat-pusat pertumbuhan. perkembangan ekonomi wilayah dalam periode PJP I dan skenario intervensi kebijaksanaan
7. investor semakin kurang tertarik ke KTI sehingga akan mengalami kesulitan untuk pembangunan dalam PJP II, yaitu intervensi kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong
mempromosikan sumber daya alam yang potensial untuk perkembangan ekonomi pemerataan pembangunan. Juga digambarkan pentahapan perubahan kegiatan sektor-sehor
nasional. ekonomi secara spasial dan perkembangan penduduk dan lahan pertanian.
8. dalam jangka panjang kerusakan linglamgan dan daya dukung P. Jawa pada akhirnya
akan dapat menghalangi efisiensi pertumbuhan ekonomi nasional karena biaya I. Metodologi Perkiraan Perkembangan Ekonomi Wilayah
pemeliharaan lingkungan yang semakin mahal.
Perkiraan ekonomi wilayah (propinsi dan pulau) dilakukan atas dasar Tabel Input--
Menghadapi masalah tersebut, dari sisi spatial (keruangan) dibutuhkan suatu pandangan ke Output (I-O) Nasional terakhir (1990) dan data perkembangan ekonomi wilayah
depanatau visi pemanfaatan ruang dalam PJP II' dimana pola persebaran kegiatan ekonomi terakhir, yang kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam bentuk Tabel I-O regional
dan penduduk lebih merata di wilayah nasional. sektoral. Tabel I-O menggambarkan hubungan dinamis antarsektor produksi dalam
suatu ekonomi maupun hubungannya dengan sektor-sektor di ekonomi (negara)
Visi ruang tersebut di atas secara skematis digambarkan pada Peta 4.1, dimana sebaran lainny4 serta menggambarkan seberapa besar output yang dihasilkan berdasarkan
kegiatan ekonomi yang lebih merata diantara pulau-pulau utama serta keterkaitan kegiatan input yang diberikan pada selctor produksi dan besaran fakror produksi.
ekonomi antar pulau.
Perkiraan perkembangan ekonomi u'ilayah didasarkan atas perubahan-perubahan yang
Dalam visi ruang tersebut tercakup pemikiran-pemikiran mengenai pemanfaatan ruang wilayah diharapkan pada permintaan akhir sebagai variabel eksogen, khususnya investasi
nasional sebagai berikut : pemerintah dan besaran ekspor (antar propinsi maupun ke luar negeri) sebagai akibat
adanya intervensi kebij aksanaan pengemb angan wilayah.
I perkembangan kegiatan ekonomi antarpulau yang semakin seimbang dan semakin
terkait untuk mendorong terwujudnya pemerataan pembangunan dan kesatuan Pendekatan yang diambil dan 1'ang melatarbelakangi perkiraan ekonomi wilayah ini
wilayah nasional. adalah:
2 sektor industri yang semakin menyebar di luar P. Jawa dan P. Sumatera sesuai dengan
potensinya untuk mempercepat perkembangan ekonomi wilayah. a. Proporsi hubungan antarsektor dalam satu propinsi maupun antar propinsi
3. penyebaran kegiatan ekonomi yang sezuai dengan potensi kawasan di wilayah nasional (technical coefficient) diasumsikan sama dengan proporsi hubungan
dan membentuk keterkaitan yang mewujudkan penguatan struklur ekonomi secara
antarseklor secara nasional.
sekloral dan reeional. b Hubungan ekspor-impor antarpulau didasarkan pada data ekspor-impor
antarpulau, data I-O nasional dan asumsi hubungan dan intensitas ekspor-

l6
VIEI RUAI{G frIIAYAII
NAiIIONAI.AIGIB PJP II

TNDUSTRI
O
PEhI/EDAAN B{HAN
AAKU,/DAS\R
FooT LOOSE/
PADAT KARYA

A PERTANIAN

TAMIY1AN PANGAN

PERKEBUMN

ffi PERil(A}.|AN

KEHIJTAMN

tl PARrttusArA

B{I-IAN OI.AHAN

E BAHAN E{KU

,2d\o
fi\oadHplxosl a(oNoMl

]tI{DOI{]TSTA 4t
impor antarpulau berdasarkan hubungan geografi s terdekat. ekonomi juga mempengaruhi perkembangan perkotaan yang terlihat dari
c. Kebijaksanaan investasi didasarkan atas keinginan untuk mendorong daerah- meningkatnya tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi ini meningkat disebabkan karena
daerah diluar Jawa dan Kawasan Timur Indonesia (KTD dengan : tiga hal: pertama, pemekaran kota itu sendiri sebagai akibat meluasnya kegiatan
i. Porsi investasi untuk Sumatera terhadap investasi total nasional sama penduduk kota; kedua, meningkatnya arus migrasi penduduk desa ke kota, karena
sepertr porsi pada awal PJP I[. adanya faktor penarik dari kota itu (seperti kegiatan ekonomi, dan lainnya); dan yang
ii. Porsi investasi untuk propinsi-propinsi KTI terhadap investasi total terakhir adalah karena faktor pendorong di daerah asal (perdesaan)- Perkiraan
nasional rata-rata selama PJP II ditingkatkan 1,6 kali investasi pada penduduk perkotaan diberikan pada Tabel 4.4 dan gambar persebaran kota diberikan
awal PJP II. padaPeta 4.2.
iii. Porsi investasi untuk Pulau Jawa ditetapkan 0,4 kali investasi pada
awal PJP II.
d. Peningkatan laju ekpor non migas di KTI rata-rata l3%o, danrata-rata di KBI
sekitar l lo%.
e. Perkiraan komsumsi masyarakat didasarkan atas asumsi besaran elastisitas
konsumsi terhadap PDB.

Berdasarkan analisis perkembangan masa lalu (dengan data tahun dasar 1993) serta
perubahan-perubahan kebijaksanaan tersebut di atas, maka dapat diperkirakan
perkembangan ekonomi wilayah (propinsi dan/atau pulau) untuk Repelita VI hingga
Repelita X yang diindikasikan oleh perkembangan laju pertumbuhan ekonomi per
propinsi atau per pulau, peranan setiap propinsi dalam ekonomi Indonesia secara
keseluruhan baih termasuk seklor migas maupun di luar sektor migas, serta
perubahan struktur ekonomi (pergeseran peranan sektor pertaniarl seldor industri,
dan sektor jasa-jasa). Perkiraan ekonomi propinsi menggunakan tahun dasar 1993
diberikan pada T abel 4.2.

E. Perkiraan Perkembangan Penduduk

l. Umum

Dengan memperhatikan perkembangan seklor-sekfor produksi di masing-masing


propinsi, diperkirakan jumlah penduduk akan meningkat di setiap propinsi sebagai
akibat meningkatnya kesempatan kerja di berbagai sektor produksi. Perkiraan
peningkatan penduduk ini menggunakan asumsi-asumsi elastisitas tenaga kerja di
masing-masing sektor produksi. Selanjutnya dengan menggabungkan pertumbuhan
penduduk disebabkan migrasi akibat meningkatnya kesempatan kerja dengan
pertumbuhan penduduk secara alamiah, diperoleh perkiraan pertumbuhan penduduk
secara total pada akhir PJP II. Perkiraan penduduk diberikan pada Tabel 4.3.

) Perkembangan Penduduk Perkotaan

Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi yang semakin meningkat, struktur


perekonomian yang semula didominasi seklor pertanian dan primer lainnya mulai
bergeser ke sektor industri (industri dan pertambangan) serta ke seklor tersier
(konstruksi, utilitas, keuangan dan jasa lainnya). Kegiatan ekonomi di kedua sektor
terakhir umumnya berlokasi di daerah perkotaag sehingga transformasi struktur

l8
TABEL 4.3. PERK|RAAN PENDUDUK (TOTAL DAN KOTA) PADA
Tabel4.2. PERIflRAAI\EKONOMIPROPINSI
AKHIR PJP II (Dalam Juta Jiwa)
PDRB TOTAL PDRB NON MIGAS
Laju DISTRIBUSI PDRB Laju DISTRIBUST PDRB
Propinsi Rata-Rata Reta-Rata JUMLAII PEI\IDIJDUK
(o/o) I 993 2018 o/o I 993 2018
o/o
% Yo Vo TAIIUN 1990 AKHIRPJPtr
PULAU
D.l. Aceh 8_10 3.49 3.90 100 l8l 3.68 TOTAL KOTA TOTAL KOTA
Sumatera Utara 9-80 5_64 9.46 9.90 6-t0 9-62 Jrrmlnh (%) Jrrmleh (%) Jumlah (%) Jrrmlah (%)
Sumatera Barat 9-30 t-76 2.62 9.30 1.95 2-68
Jawa 107,50 60p2 36,70 6't 99 144,05 55,79 8123 60,53
Riau 660 453 3.62 10.80 t66 3.20
Srrmatera 36.40 2032 to20 18,65 58.40 22,61 ?? ?, 24,83
Jambi 9-30 o74 t09 9-30 0.81 l^l
Sumatera Seletan 8.80 3-76 4.99 9.20 3.50 4.71 Kalims6l 9,10 5,08 2,50 4,57 16,47 6,38 5,15 3,U
Benskulu 7.90 0-46 0-49 7.90 0.51 0.50 Sularvesi 12,50 698 2,70 4,94 18,67 723 8,15 697
Lempung 10.50 1.77 3.45 l0-50 197 3.53
Lainnva 13.60 7,59 2,60 4,'15 20,63 7,99 6,36 4;14
D.K.l. Java 7.20 l4-09 12-.93 720 15.66 13.22
Jawa Barat 16.46
TOTAL 179,10 100,00 54,7O 100,00 2582 100,00 r342 100,00
6_20 1.90 6.30 l7-35 I1.98
Jawa Tensah 5.20 t?0 6-80 5.40 I 1.83 6.55
D.I. Yowakarta 7 -70 I05 tos 7.70 l.t7 l.l8 TABEL 4.4. PERKIRAAN JTJMLAII KOTA DAI{ PEI\DT'DTJK MENURUT
Jawa Timur 6^80 t6 l6 192 6.30 17.95 12.19 BESARAN KOTA PADA TAHUN 1990 DAN AKITIR PJP II
Kalimantan Barat 1220 l -53 4-44 l) )o l -7l 4.54
Kalimanten Tensah 9.30 0-82 t.24 9.30 0-92 t.26 TAHIJN T99O AKHIRPJP II
Kelimenten Selatan 8.90 t-41 l-90 890 l-55 1.93
BESARAN
KOTA Jumlah Jumlah
Kalimantan Timur 6.80 4_87 407 9t0 2-90 3.80
Sulawesi Utarr 9.20 0.80 l.t7 9.20 0-88 l9 Kota Penduduk Kota Penduduk
Sulawcsi Teneah RSO 0.5t 0.63 8-50 0.56 o64 fiuta jiwa) fiuta jiwa)
Sutawesi Selatan t0 70 2-35 4.78 261
10.70 4.89 Metro ) 6 14,10 t6 45,01
Sulawesi Tcnseara 8t0 o.42 o.47 8.10 046 0.48
Besar 4.95 23 14,09
Bali 9.10 l-64 2.34 9_10 t.82 2.39
NTR ROO o7R oR6 Rnn o87 ORR Sedang 62 12,50 t75 49,98
N.T.T 7.90 0-66 o7) 7-90 0-73 075
Kecil/l-ainnya 1237 23.t5 t67 4 25,r2
Maluku 9.60 o79 1.34 9-90 0-88 136
Irian Java 7.70 1.56 1.62 7.90 t.66 1.67 TOTAL 13l2 s4JO 1888 1342
Timor Timur 7.90 0.16 0.18 7 -90 0.18 0.20
*) Catatan :

Sumate ra 8.80 22.15 29.62 9.90 t8-3r 29.03 l a) Metro : Kota dengan penduduk lebih dari 1juta
Jawa + Bali 6,60 61.19 46.98 6.50 65.78 47.51 b) Mega Urban . Kota yang terdiri dari aglomerasi beberapa kota
Kalimantan 8.70 8-63 I65 t0.00 7.08 I 1.53 dengan penduduk lebih besar dari 5 juta.
Sulawesi 10.00 408 7.05 10.00 4.51 720 c) Megapolitan: Kota yang terdid dari aglomerasi beberapa kota
Pulau KTI lainnya 8,20 3,95 4,72 8.40 4,32 4,86
metropolitan dan kota-kota lainnya.
KBI fl.r) 730 83.34 76.60 7.50 84 09 76.54
2. Pada tahun 1990 kota metro yang sudah megapolitan (berpenduduk
> 5 juta) adalah Jakarta.
KTI(I3) 8.90 l6-66 23.42 9.60 15.91 23.59
lndones in 7 -60 I fn-fxl ln{l fm 7qo 10,0-(}0 I flo ()(l

l9
t
J. Pada akhir PJP II kota-kota metro diperkirakan membentuk
aglomerasi dengan kota disekitamya (megaurban) antara lain :
a) DKI bersama Bekasi, Tangerang, Depolq Cibinong dengan
jumlah penduduk sekitar l5,l juta jiwa (megaurban/
megapolitan).
b) Bandung bersama Cimahi dan kota-kota lain disekitarnya
dengan jumlah penduduk 4,5 juta jiwa.
c) Surabaya bersama Gresih Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan
dengan jumlah penduduk sekitar 5,1juta jiwa.
d) Medan bersama Binjar, Lubuk Pakam dengan jumlatr
penduduk 4,5 jiwa.
e) Ujug Pandang dengan Sungguminasa, Maros, Takalar,
Parrgkajene dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

20
Peta 4.2

lr-
(t
Oo-
I

W
(p
i$,rim
,*
gpplx (q s JurA)

MEIRO

B6AR

lG-l srorr.re

lT-l recu

JALAN
JI,I.AN ARIEil

JAII}I KOLEKTOR

FIEIBUMN I4TT

I UrAMA FRI,B
E UTAIA SEToNDER

BANqARA UDARA

E urArr^

Ao.A
JI,I.UR AI€KUTAN

E t.*r HAtEArAl{

F:E uux xffirA Apl

zEE
=EArfs

nll DONESIA rI
BAB V Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional
STRATEGI DAI\ ARAHAN KEBIJAKSANAAN Struktur dan pola ruang wilayah nasional meliputi strategi atau langkah-tangkah yang perlu
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL dibuktikan delam pengembangan dan pengelolan kawasan untuk mewujudkan tata ruang yang
dinginkan.
Tujuan Nasional Pemanfaatan Ruang
1. Strategi Pengembangan Kawasan
Sesuai dengan Pasal20 ayat I UIJP& salah satu muatan RTRWN adalah tujuan nasional
pemanfaatan ruang.
a. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Berfungsi Lindung

Memperhatikan tata ruang yang ada dan tata ruang akhir PJP II yang diinginkan, tujuan 1) Memeliharakelestarianlingkungan
nasional pemanfaatan nrang untuk peningkatan kesejahteraan maqyarakat dan pertahanan a) Untuk mewujudkan kelestarian alam diupayakan dengan melakukan
keamanan ditetapkan sebagai berikut : perlindungan kawasan-kawasan di darat, laut dan udara yang saling
serasi dan selaras.
1. Mencegah timbulnya kenrsakan frmgsi lingkungan hidup melalui : b) Perlindungan kawasan di darat dan di laut diupayakan untuk
a. peningkatan frmgsilindung te,rhadap tanah, air, iklim, keaneka-ragaman hayati, melindungi lingkungan fisik alam, buatan dan budaya meliputi :
tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa; (1) kawasanyang memberikan perlindungan kawasan bawahnya;
b. pemeliharaan keanekaragaman hayatq ekosistem dan keunikan alam serta (2) kawasanperlindungansetempat;
kearifan tradisional; (3) kawasan zuaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
c. petretapan pokok-pokok lriteria pe,nentuan kawasan berfungsi lindung serta (4) kawasan rawan bencana alam-
kebij aksanaan pengelolaannya. c) Perlindungan kawasan di laut diupayakan untuk melindungi
2. Mencapaipemanfaatan sumber daya yang optimal melalui : lingkungan alam dan kekayaan laut meliputi :
a. pemenfaatan sumber daya alam yang seoptimal mungkin dengan tetap (1) kawasan-kawasan taman laut;
memperhatikan kelestarian lingkungan; (2) kawasan-kawasan teryat reproduksi hayati laut.
b. pengaturan lokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan sinerg keterkaitan d) Perlindungan kawasan di udara diupayakan untuk melindungi
sektor dalam wilayah nasional dan mengfuindari konflik pemanfaatan nrang kelestarian iklim dan kualitas udara serta kedaulatan negara.
dan sumber daya. Untuk itu di udara ditetapkan adanya:
c. penetapan pokok-pokok kriteria penentuan kawasan budi daya serta (1) kawasan terbatas;
kebii aksanaan p e,ngelolaannya. (2) kawasan terlarang;
3. Meningkatkan keseimbangan perkembangan antar kawasan melalui pemanfaatan (3) kawasan terkendali.
ruang kawasan secara serasi selaras dan seimbang serta berkelanjutan dalam rangka e) Penentuan kawasan-kawasan berfungsi lindung didasarkan pada
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempercepat perhrmbuhan kawasan tertinggal prinsip melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
dan meningkatkan daya dukung lingkungan. sumber daya alam, zumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya
4. Meningkatkan kemampuan memelihara pertahanan keaman an negara yang dinamis bangsa guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu
dan memperkuat integrasi nasional. faktor-faktor fisik seperti sifat-sifat tanah, kemiringan lahan,
ketinggian permukaan bumt penutupan lahan, kondisi sumber daya
Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan tersebut ditempuh strategi pengembangan dan alam hayati dan ekosistemnya, teknologi yang tersedia, nilai sejarah
pemanfaatan kawasan berfrrngsi lindung dan budi daya beserta keterkaitannya dengan dan budaya bangsa digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
pengembangan permukiman, prasarana pendukung dan dengan pertahanan keamanarl ss13 menentukan kawasan berfirngsi lindtrng.
strategi pengembangan kawasan tertentu.
0 Kawasan-kawasan yang berfirngsi lindung diupayakan agar dapat
membentuk suatu kesatuan pada setiap pulau.

22
Untuk itu : 5) Pertahanan Keamanan Dalam Kawasan Lindung
(l) kawasan berfungsi lindung pada daerah perbatasan wilayah
administrxsi harus selaras satu sama lain;
(2) kawasan berfrrngsi lindung di pantai, seperti hutan bakau, a) Selunrh kawasan lindung dapat digunakan untuk pertahanan
keamanan, dengan syarat firngsi lindung tetap terpelihara.
perlu diupayakan membentuk suatu kesatuan sezuai dengan b) Dalam kondisi damai dimungkinkan trntuk melakukan penelitian--
sistem hidrologi dan kondisi pantai;
(3) kawasan berfungsi lindung, seperti hutan dan gambut, perlu
penelitian dan latihan di kawasan lindung dengan tetap
memp ertahankan fungsi lindungnya.
diupayakan membentuk ruatu kesatuan sezuai dengan kondisi
hidrologi tanah dan habitat yang ada didalamnya. b. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Budi Daya
g) Diupayakan secara bertahap mengembatikan firogsi kawasan yang
berfungsi lindung yang telah terganggu untuk dapat memelihara 1) Pengembangan Kegiatan Budi Daya
keseimbangan alam dengan memperhatikan ftsmampuan nasional
teknologi yang tersedia, kondisi sosial ekononi dan budaya. a) Pemanfaatan ruang dan sumber daya untuk kegiatan produksi dalam
h) Kawasan-kawasan yang berfirngsi lindung selain untuk melindungi
kawasan budi daya di darat, laut dan udara diutamakan untuk
pelestarian alam dan budaya, juga dapat dimanfaatkan unnrk kegiatan
kemahnuran maqyarakat melalui upaya peningkatan keterkaitan yang
sosial ekonomi seperti pertambangan, penelitian" pariwisata dan lain-
saling mengkaitkan dengan kegiatan lainnya yang berdekzfan, sertl
lain dengan qyarat bahwa fungsi lindung yang diemban kawasan upaya mengurangi semaksimal mungkin dampak negatif terhadap
tersebut tidak terganggu.
kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial-budaya masyarakat
disekitarnya.
2) Kegiatan Budi Daya dalamKawasan Berfrrngsi Lindung : (b) Kegiatan budi daya di darat, laut dan udara dikembangkan saling
a) Dalam kawasan lindung sejauh mungkin dihindari kegiatan budi daya menguatkan, serasi dan selaras dengan pengembangan permukiman,
dan permukiman.
dengan memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya
b) Apabila dalam kawasan lindung perlu dikembengl<mkegiatan budi buatan, prasarana pen-dukung, kemampuan investasi nasional dan
daya yang sangat menguntmgkan unfuk pembangunan nasional kondisi ekonomi global
kefSiatn'tersebut dapat dilakukan dengan syarat fitogsi lindung tidak
c) Pengembangan kegiatan budi daya dipantai harus menjaga kelestarian
terganggu.
pantai untuk itu apabila dilakukan pe,ngunrkan daerah pantai harus
betul-betul memperhatikan kelestarian alam dan tidak menggangu
3) Kegiatan Permukiman Dalam Kawasan Lindung.
sistem hidrologi p antai
Apabila terdapat kegiatan permukiman di dalam kawasan rindung, d) Untuk mempertahankan swasembada pangan nasiona! secara
diusahakan agar kawasan permukiman tidak berkembang atau meluas secara
nasiona! luasan lahan pqrtanian pangan perlu dipertahankan, untuk itu
spasial mengganggu fungsi lindung. Perlu diupayakan secara bertahap, perubahan fungsi lahan pertenian untuk kegiatan lain harus selalu
sesuai dengan kemaryuan pendanaan, teknologi dan kondisi sosial budaya,
diganti dengan membuka lahan pertanian baru.
trntuk mengembalikan fungsi lindung. e) Perkembangan kegiatan industri diupayakan menyebar di wilayah
nasional dengan meryerhatikan potensi dan kondisi wilayah nasional.
4) Kegiatan Pengembangan Prasarana Dasar Dalam Kawasan Berfunesi
Lindung.
0 Pengembangan kegiatan-keglatan budi daya beserta prasarana
penuqiangnya di darat dan laut dilakukan dengan memperhatikan
a) Apabila dibutuhkan, jaringan prasarana dasar seperti jaringan ketentuan pengaturan penggunaan ruang udara yang berlaku agar
transportasi, jaringan kelistrikan, jaringan telekomunikasi, prasarana
dapat menghasilkan sinergi antar kegiatan dalam mewujudkan tata
dan sarana distribusi air bersih serta bangunan pengendali gempa dan
ruang yang tertib, teratur, efisien, selaras dan serasi dalam memrnjang
bencana alam dapat dibangun melalui atau dalam kawasan lindung
kegiatan pembangunan.
dengan tetap meryertahankan fungsi kawasan lindung. g) Diupayakan untuk menyebarkan perkembangan kawasan-kawasan
b) untuk pembangunan prasarana pada butir a) di atas pada kawasan andalan dengan sektor unggulannya di wilayah nasional untuk
lindung, diperbolehkan melakukan penelitian pendahuluan dengan
mendorong pertumbuhan dan pemerataan perkembangan
tetap meryertahankan agar frurgsi lindung dan kawasan tersebut tidak
antarwilayah. Perkembangan tersebut dilakukan dengan
terganggu.
memperhatikan potensi daerah, permukiman dan penduduk,

23
kemampuan investasi nasional sumber daya buatan dan kondisi g) Pembangunan perumahan dan permukiman disesuaikan dengan
ekonomi global. ketentuan tata bangunan agar dapat mewujudkan bangunan
h) Dalam pengembangan kawasan andalan dan sektor unggulannya perumahan dan gedung dalampermukiman yang sezuai dengan daya
seperti disebut pada butir g) di atas, perlu dipadukan dengan dukung, harmonis dan serasi safu sama lai4 membentuk tata
pengembangan kegiatan transmigrasi dan permukiman perambah lingkungan, tata udara dan tata cahaya yang baik.
hutan, agar pengembangan wilayah di Indonesia dapat saling h) Pembangunan permukiman di pantai harus memperhatikan kelestarian
menguatkan dengan p engem-bangan kep endudukan. alam dan tidak mengganggu hidrologi pantai.
i) Diupayakan unnrk meningkatkan keterkaitan yang saling menguatkan
antar kawasan andalan dalam wilayah nasional untuk meningkatkan 3) Pemanfaatan Kawasan Budi Daya untuk Pertahanan Keamanan
sinergi
erkembangan sebesar-besanrya.
p
j) Kawasan andalan diprioritaskan pe,ngembangannya pada penataan a) Pengembangan kawasan pertahanan keamanan diupayakan untuk
ruang Dati I dan Dati tr. dapat mendukung sisempertahanan dan keamanan rakyat semesta.
b) Pengembangan kawasan pertahanan keamanan diupayakan sedapat
2) Pengemb angan Permukiman mungkin serasi dan saling me,nguatkan dengan kegratan budi daya.
a) Kawasan permukiman diupayakan dapat berfungsi sebagai pusat c) Perencanaan pemenfaxlal ruang untuk pertahanan keamenan
pelayanan: dilakukan secara koordinatif dengan Pe,lryrsrnan Rencana Tata Ruang
(l) ekonomi yang meliputi : produksi, siryul danjasa tranqportasi, Wilayah hopinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah
,srtx ftggengan, Kabupaten/Ifudya Dati tr sehingga dapat dirumuskan lokasi,langkah
(2) jasa pemerintahan; dau pengembangan dan pemenfa6xl kawasan, [fiusumya memperhatikan
(3) jasa pelayanan sosial menunjang kegiatan budi daya di dalam persiapan keadaan darurat.
kawasan permukiman maupun untuk daerah sekitarnya.
b) Diusahakan agar pusat permukiman terkait secara selaras, saling 4\ Pengembangan Jaringan Tranqportasi Nasional
menryerkuat dan serasi dalam.nrang wilayah nasionaf sehingga pusat-
pusat permukinum dapat membelrtuk suafu kesatuan dan dapat a) Diupayakan untuk meryerluas jaringan tranqportasi nasional yang
menunjang pernrmbuhan dan penyebaran kegiatan budi daya dalam dapat menyediakan jasa tranqportasi untuk melayani kegratan sosiar
ru;rn g wilayah nasional ekonoml, me,nggerakkan dinamika pembangunan dan memantapkan
c) Diupayakan agar pusat-pusat permukiman membentuk suatu sistem kesatuan wilayah nasional melalui dukungan terhadap pola distribusi
yang mencerminkan : pada kawasan-kawasan budi daya dan pusat-pusat permukiman"
(1) fungsi dan hirarki pusat sesuai de,ngan wilayah pelayanannya; termazuk permukiman transmigrasi, kawasan-kawasan tertentu
(2) pola keterkaitan pusat-pusat permukiman. kiluzusnya daerah teqpenoil, daerah terbelakang, dan daerah
d) Diupayakan untuk meningkatkan keterkaitan permukiman perkotaan perbatasan.
dan perdesaan serta dengan kawasan sekitanrya yang selaras dan b) Pada setiap pulau, kawasan produksi, permukiman dan pintu-pintu
sling memperkuat. ekspor-impor perlu ffigtrngkan agar membentuk satu kesatuan
e) Diupayakan agar pengembangan lokasi permukiman baru, seperti melalui pengembangan lintas transportasi darat yang terkait dengan
permukiman transmigrasi dan kota barq memper-hatikan sistem pengembangan transportasi laut dan transportasi udara sebagai
permukimaq jaringan prasarana dan kawasan-kawasan budi daya yang j aringan transp ortasi nasional.
ada maupun yang direncanakan, agar pengembangilnnya dapat saling c) Pengembangan jaringan transportasi diselaraskan dan dipadukan
memperkuat. dengan pengembangan sistem permukiman dengan menggunakan
0 Dalampusat-pusat permlkiman perkotaan darr perdesaan diupayakan pertimbangan :
mengembangkan kawasan-kawasan untuk kegiatan usaha dan kegiatan ( 1) pusat-pusat permukiman sebagai srnrpul pelayanan tranqportasi:
perlindungan lingkungan antara lain hutan kota, taman terbuka dan (2) kebutuhan pelayanan dan je"is moda pada masing-masing simtul
jalur hijau yang harmonis. didasarkan pada hirarki dan firngsi permukinun ssln fingkar
perkembangan kawasan.
(3) Untuk kota-kota metropolitan, diupayakan mengembangkan
jaringan transportasi yang efisien melalui penggunaan moda

z4

fSe*?;
angkutan umummasal dipadukan dengan moda angkutan umum 7\ Pengembangan Prasarana dan Sarana Distribusi Air
lainnya dengan memperhatikan efuiensi penggunaan ruang dan
psmpertimbangkan kemungkinan penggunaan terpadu (multi a) Prasarana dan sarana distribusi air dikembangkan untuk :
use) dari zuatu ruang. Untuk kota yang memungkinkan (1) memenuhi kebutuhan air baku bagi penyediaan air bersih dan
pengembangannya diarahkan dengan pemanfaatan ruang di kegiatan budi daya;
bawah kota. (2) melestarikan sumber air dan;
d) Pengembangan lintas dilakukan melalui pembangunan salah satu atau (3) melindungi kawasan-kawasan permukiman.
kombinasi dariprasarana jalan darat (alan raya" kereta api, sungai dan b) Pe,ngembanganprasarana dan sarana disribusi air diselaraskan de,ngan
danau) dan angkutan penyeberangan yang dapat mendorong pe,ngembangan sistempermukiman, kawasan budi daya dan kawasan
peningkatan perkembangan kawasan dan permukiman. lindung dalam suatu tata air yang merupakan bagian dari tata ruang.
e) Diupayakan untuk mengembangkan transportasi secara efisien dan c) Pengembangan prasarana den sarana distribusi air didasarkan pada
efektifdengan meningkatkan keterpaduan antar dan intramoda, yang keseimbangan antara kebutuhan air baku untuk permukiman dan
mempersatukan selumh wilayah Indonesia dan terpadu dengan lalu kegiatan budi daya dengan ketersediaan sumber daya atr, dengan
lintas intemasional dalamme,ndukung mobilitas manusia, barang dan memperhatikan teknologi" investasi nasional lingkungan fisik dan
jasa. hidrologi wilayah.
d) Penentuan kebutuhan air didasarkan pada perkembangan sosial
5) Pengembangan Jaringan Kelistrikan ekonomi dari kegiatan budi daya, jasa dan permukiman dalam zuatu
a) Pengembangan jaringan kelistrikan diupayakan melalui pe,nambahan wilayah, sedangkan penentuan ketersediaan air didasarkan pada
kapasitas terpasang dan perluasan jaringan di kawasan budi daya, potensi ak yang tersedia melalui pengamatan wilayah kesatuan
termasuk kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dalam hidrologis atau daerah aliran sungai (DAS)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e) Diupayakan me,lryiapkan informasi ketersediaan air pada masing--
b) Pengembangan jaringan kelistrikan diselaraskan dengan masing wilayah kesatuan hidrologi atau DAS serta batasan-batasan
pengembangan pusat-pusat permukiman dan sektor dalam kawasan pengembangannya, agar dapat digunakan sebagai acrun untuk
budi daya. perencanaan pengembangan kegiatan budi daya dan air bersih dalam
c) Pengembangan pembangkit tenaga Iistrik dilakukan dengan wilayah nasional
meryerhatikan srmber daya alamyang dapat digunakan untuk jrngka
panjang sebagai bahan bakq teknologi yang tersedia, kelestarian Strategi Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Terte,lrtu
lingkungan dan kemampuan investasi nasional
d) Pengembangan jaringan distribusi dilalo'kan dengan memperhatikan l) Kawasan yang secara nasional di nilai meryunyai daryak penting bagi
perkembangan dan pe,lryebaran permukiman dan kawasan budidaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan perlu
serta geografi wilayah nasional teknologi yang tersedia dan ditetapkan sebagai kawasan terte,lrtu, yaitu merupakan kawasan yang
kemampuan investa si nasional. memiliki salah satu atau beberapa ciri-ciri berikut :
a) kawasan yang cepat tumbuh;
6) Pengembangan Jaringan Telekomunikasi b) kawasan yang potensial tumbuh;
a) Jaringan telekomunikasi dikembangkan sebagai wahana dalam c) kawasan yang kritis lingkungan;
penyediaan arus berita, informasi dan data untuk mendukung kegiatan d) kawasan perbatasan;
budidaya, j asa, p ermukiman, p ertahanan keaman an. e) kawasan sangat tertinggal;
b) Pengembangan prasarana dan sarana telekomunikasi diselaraskan 0 kawasan yang bemilai strategis bagi pertahanan keamanan.
dengan pe,nyebaran kawasan budidaya dengan memperhatikan kondisi
geografi wilayah Indonesia dalam memilih penggunaan teknologi maju 2) Kawasan tertentu diprioritaskan pengembangannya pada tingkat propinsi
yang sezuai. dan daerah tingkat II serta dikembangkan secara serasi dan selaras dengan
c) Pengembangan prasarana dqn sarana telekomunikasi diupayakan untuk kawasan sekitamva.
meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan kesatuan wilayah nasional
serta memperhatikan truStrngan keterkaitan nasional dengan dunia
internasional.

25
.,
Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional
4) Pengembangan kawasan perlu juga dilakukan di ruang laut karena kegiatan
produksi dan jasa di darat dan laut saling mempengaruhi. Dalam penentuan
Pola pemanfaatan ruang wilayah nasional menggambarkan secara indikatif sebaran
kawasan andalan di laut perlu diperhatikan potensi sumber daya serta
kegiatan pelestarian alam dan cagar budaya, kegiatan produksi serta persebaran
orientasinya dan keterkaitannya dengan kota-kota serta kawasan-kawasan
permukiman. Pola ini secara qpasial dapat msmFerlihatkan pola kawasan lindturg, pola
andalan di darat.
pengembangan kawasan budi daya" dan pola pengembangan sisempermukiman.
5) Indikasi spasial pengembangan sektor unggulan pada kawasan budi daya
andalan di darat dan laut diberikan pada Peta v - l. Sedangkan arahan
Sezuai dengan strategi pengelolaan dan pemanfaatan ruang di atas, Pola Pemanfaatan
pengembangan sektor unggulan pada masing-masing kawasan andalan
Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai berikut :
diberikan pada Tabel 5.1.

a. Pola Pengembangan Kawasan Lindung


Pola Pemanfaatan Ruang Untuk Pertahanan Keamanan Negara

l) Pola kawasan lindung menggambarkan kawasan berfungsi lindung secara


Dengan menryerhatikan strategi pemanhatanruang unfuk pertahanan keamanaq
indikatif dalam ruang wilayah nasionaf baik di darat, laut dan udara. Pola kondisi geografis dan lokasi wilayah nasional serta strategi pertahanan keamanan
ini memperlihatkan keterkaitan kawasan-kawasan lindung dengan lokasi-- rakyat semesta diindikasikan kawasan-kawasan untuk pertahanan keaman an.
lokasi kawasan permukiman dan indikasi lokasi pe,ngembangan kawasan
budi daya dengan sektorproduksi didalamya. Mengingat keterbatasan data,
Agar pengembangan prasarana dan sarana pertahanan keamanan dapat terkait
maka dalam hal ini yang diindikasikan adalah hutan lindung dan hutan
dengan pembangunan prasarana dan sarana serta pengembangan kawasan budi
konservasi Disarying itu, mengingat wilayah Indonesia terdapat banyak
daya sehingga serasi dan saling menguatkan" make pe4jabaran pola pengembangan
gambut seperti diP. Kalimantan" P. Sumatera dan P. kian laya, akan tetapi
kawasan budi daya dan prasarana serta pendukung yang ada dalamRTRWN ke
data gambut yang lebih dalam atau saffia de,ngan 3 meter belum tersedia
secara menyehrnrlq maka dalampola kawasan lindung diindikasikan seluruh
dalam RTRWP dan RTRWK di daerah masing-masing diserasikan dengan
strategi pertahanan dan keamangn.
kawasan bergambut (yang diperoleh dari peta RePPPToT tahun 1990).
Ideahya apabila data gambut tersebut tersedia, pola kawasan lindung yang
Arahan Pengembangan Permukiman Nasional
digambarkan dalam peta dengan skala 1 : 1.000.000, akan dapat
memperlihatkan selunrh kawasan berfirngsi lindung.
Arahan firngsi dan hirarkipusat-pusat permukiman yang ada dalamRTRwN ini
berfungsi sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kota. Lebih laojut
2) Pola kawasan lindung di rusng nasional disajikan pada peta v-r. arahan ini perlu dijabarkan pada RTRWP dalam bentuk arahan pe,ngembangan
sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan, dan pada RTRWK dalam
b. Pola Pengembangan Kawasan Budi Daya.
bentuk sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perkotaan dan
perdesaan. Kemudian untuk masing-masing pusat permukiman arahan-arahan
1). Pola kawasan budi daya pada tingkat nasional memperlihatkan indikasi
tersebut di atas dijabarkan dalam rencana tata ruang kota yang digunakan sebagai
sebaran kawasan dengan sektor-sektor produksi dan jasa didalamnya yang
dasar dalam pemrogrannn kegiatan investasi dalam pembangunan kota.
perlu dikembangkan dalam PJP tr untuk mewujudkan perkembangan
ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi propinsi yang direncanakan.
Pemrograman kegiatan investasi dalam pembangunan perkotaan nasional
2) Untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan kegiatan ekonomi serta
membutuhkan sinkronisasi secara nasional agar dapat mengikuti dinamika
kesatuan wilayah nasional di kawasan budi daya, perlu dikenali kawasan--
perkembangan ekonomi, penduduk dan kawasan. untuk itu RTRWN perlu
kawasan andalan, baik yang zudah berkembang maupun yang prospektif
diiabarkan dalam Strategi Nasional Pengembangan perkotaan (SNpp). Dalam
untuk berkembang, dengan meryerhatikan kondisi dan sebaran infrastruktur
strategi ini, dirumuskan prioritas kota dan prioritas pengembangan kegiatan-
pe,ndukung, sebaran sumber daya manusia dan p ertimbangan-pertimbangan
kegiatan pembangunan pada masing-masing kota yang diprioritaskan.
pemerataan kegiatan" keterkaitan antar permukinxm dan keterkaitan
permukiman dengan kawasan produksi.
3) Dalam kawasan budi daya diupayakan pengembangan kawasan andalan
untuk mendorong pertumbuhan dan penyebaran kegiatan produksi dan jasa
di ruang wilayah nasional.

26
3. Struktur Ruang Wilayah Nasional (2\ pusat pengelolaan/pengunpul barang untuk satu kabupaten atau
beberapa kecamatan;
Struktur ruang wilayah nasional adalah suatu struktur yang memperlihatkan pola (3) simpul transportasi untuk satu kabupaten atau beberapa
jaringan prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan air dalam mendukung
kecamatan.
sistem permukiman dan kawasan-kawasan andalan di darat maupun di laut serta (4) pusat jasa pemerintahan untuk satu kabupaten atau beberapa
kawasan-kawa san kerj asama dengan negara tetangga. kecamatan.
(5) bersifat khusus karena mendorong perkembangan selctor
a. Rencana Pola Pengembangan Sistem Permukiman strategis atau kegiatan khusus lainnya di wilayah kabupaten.
Secara spasial sistempermukiman perkotaan diberikan pada Peta V.2
1) Sisempermrkiman, atauperkotaan di wilayah nasional adalah suatu sistem dan keterkaitan kota dengan kawasan andalan di darat dan di laut
yang menggambarkan sebaran kota, fungsi kota-kota dan hirarki firngsional diberikan pada Tabel 5.1.
kota-kota yang terkait dengan pola transportasi dan prasarana wilayah
lainnya dalam ruang wilayah nasional. b. Rencana Pola Pengemb angan Jaringan Transp ortasi Nasional
Pola transportasi nasional adalah suatu pola atau sistem yang memperlihatkan
2) tfirarki fungsional kota dalam nrang wilayah nasional adalah sebagai berikut: keterkaitan antara kebutuhan dan pelayaml flenryortasi antamegara, antarwilayah
dan antarkota. Pola ini akan diwujudkan sebagai pola jaringan transportasi darat,
a) Pusat Kegiatan Nasional (PKN), dengan
ldteria penentuan: transportasi laut dan udara.
(l) pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbeng ke
kawasan-kawasan intemasional dan mempunyai potensi untuk 1) Rencrna Pola Pengembangan Jaringan Transportasi Darat
mendorong daerah sekitanrya ;
(2) pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani nasional Jaringan tranqportasi darat yang menrpakan bagan dari jaringan transportasi
atau melayani beberapa propinsi; nasional terdiri dari berbagai moda transportasi yang beroperasi di daratan
(3) pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau 431 sling berinteraksi sehingga membentuk suatu jadngan transportasi
meliputi beberapa propinsi; darat. Jaringan ini meliputi transportasi jalan, transportasi jalan kereta ap\
(4) tryS .
tranq)ortasi secara nasional atau untuk beberapa tranqportasi sungai dan danau serta transportasi penyeberangan.
propm$;
(5) pusat jasa pemerintahan unnrk nasional atau meliputi beberapa Meryethatikan kondisi sosial ekonomi dan geografi Indonesia maka di lihat
propm$; dari pengembangan tranryortasi darat dibutuhkan ruatu lintas pada masing-
(6) Pusat jasa-jasa kemaqyarakatan yang lain untuk nasional atau masing pulau yang menghubungkan sehrnrh kawasan, pusat permukiman dan
meliputi beberap a propinsi. pintu ekspor-impor di pulau tersebut.
b) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dengan kriteria penentuan:
(1) pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani propinsi Mengingat perkembangan masing-masing kawasan dan kota tidak sama,
atau beberapa kabupaten; dibutuhkan penentuan jenis dan besaran prasarana dan sarana serta sifat
(2) pusat pengolahan/pengumpul barang yang melayani propinsi pergerakan pada masing-masing lintas. Oleh karena itu zuatu lintas sesuai
atau beberapa kabupaten; dengan posisinya dalam wilayah nasional besaran kawasan-kawasan
(3) simpul transportasi untuk satu propinsi atau beberapa permukiman dan kawasan budi daya serta pintu keluar yang didukungnya
kabupaten; dapat dilayani oleh salah satu atau kombinasi dari moda angkutan jalan
(4) pusat jasa pemerintahan untuk satu propinsi atau beberapa darat. kereta api, atau sungai dan danau.
kabupaten;
(5) pusat jasa-jasa yang lain urtuk satu propinsi atau beberapa Untuk menghubungkan tranqpoftasi antarpulau, yang dipisahkan oleh laut
kabupaten. yang dapat diseberangi dalam waktu yang relatif pendek dan merupakan
c) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan kriteria penentuan : kesatuan angkutan dengan tranqportasi darat, maka dikembangkan angkutan
penyeberangan antarpulau. Untuk pulau-pulau yang keterkaitannya akan
(1) Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani safu semakin meningkat dan jaraknya relatif dekat, sezuai dengan kebutuhan
kabupaten atau beberap a kecamatan; dapat dibangun jembatan antarpulau.

'r1
Dengan demikian, lintas pada masing-masing pulau dan angkutan beratkan pada jaringan rel kereta api untuk angkutan masal tidak
penyeberangan antarpulau dikembangkan sebagai ruatu kesatuan untuk sebidang dengan jaringan transportasi jalan dan khuzus di
mendorong pertumbuhan dan pemerataan di wilayah nasional. Jakarta akan dibangun jaringan kereta api bawah tanah.
(3) untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan budi daya
Dengan memperhatikan sebaran kawasan andalan, sistem permukiman, dan pengembangan ekspor-impor, pengembangan jaringan
pintu-pintu keluar dan orientasi ekspor nasional ditentukan lintas pada transportasi Kereta Api di P. Sumatera dikembangkan secara
masing-masing pulau dan angkutan penyeberangan yang menghubungkan bertahap untuk dapat mewujudkan keterpaduan sistem Utara,
pulau seperti digambarkan pada peta V.2 sampai dengan petaY.Z.1
Tengah dan Selatan sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
(4) direncanakan pembangunan jaringan rransportasi kereta api di
a) Jaringan transportasi jalan
P. Kalimantan dan P. Sulawesi untuk melayani angkutan
barang khusus.
(1) Dengan memperhatikan perkiraan arus penumpang dan barang
Pola Jaringan Kereta Api di P. Sumatera dan Jawa diberikan pada Peta
antarkawasan, kota dengan kawasan dan orientasi ekspor
V.2.I dan Peta V.2.2
produk nasional serta memperhatikan lintas pada masing-
masing pulau, kawasan-kawasan andalan, pusat-pusat c) Jaringan Transportasi Sungai dan Danau
permukiman kota dan desa dan pintu-pintu keluar yang ada,
Pengembangan jaringan tranqportasi sungai, diprioritaskan di P.
dikembangkan pola jaringan darat sebagai :
Kalimantan, P. Sumatera dan Irian Jaya. Sementara pembangunan
(a) jaringan arteri primer berperan melayani dan jaringan transportasi danau diprioritaskan pada danau-danau besar
mengfuubungkan kota antar PKN, PKN dengan PKW dan seperti Danau Toba.
antar kota-kota yang melayani kawasan skala besar
dan/atau cepat berkemb eng, danlatau pintu keluar utama; d) JaringanTranqportasiPenyeberangan
(b) jaringan kolektor primer berperan menghubungkan PI{M
Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan dititik-beratkan
dengan PKL dan/atau kawasan-kawasan skala kecil pada jaringan transportasi penyeberangan lintas utara dari Sabang
dan/atau pintu keluar kedua dan ketiga. sampai Jayapura melalui Pontianak" Nunukan, Manado, Temate dan
Biak. Jaringan transportasi penyeberangan lintas tengah dari
(2) Unfirk mengoptimalkan fungsi lintas dalam menunjang Palembang ke Jayapura melalui Banjarmasin, Ujung Pandang,
pertumbuhan dan pemerataan pada lintas-lintas yang Kendari, Ambon" Sorong dan Biak. Jaringan transportasi
menghubungkan pusat-pusat kota besar de,ngan kota metro, penyeberangan lintas selatan dari Sabang sampai Merauke melalui
pintu-pintu keluar utama dan untuk memenuhi kebutuhan Jakarta, Bali, Bima Ifupang, Dili dan Tual. Pola jaringan transportasi
pergerakan cepat dapat dikembangkan jalan bebas hambatan penyeberangan diberik an pad.a Peta Y .2
(Jalan tol).
e) Jembatan Antarpulau
Pola Jaringan transportasi darat diberikan pada peta V. 2 sampal Meryerhatikan perkiraan kepadatan pola lalu lintas antar P. Sumatera
dengan V.2.7. dan P. Jawa, P. Jawa dan P. Madura. dan P. Jawa dan P. Bali maka
pada PJP tr perlu dikembangkan jembatan antarpulau :
b) Jaringan Tranqportasi Kereta Api (l) P. Jawa - P. Sumatera
Dengan meryerhatikan perkiraan arus penumpang dan barang, lintas (2) P. Jawa - P. Madura
yang ada, serta kondisi jaringan jalan kereta api yang ada, (3) P. Jawa - P. Bali
direncanakan pengembangan jalan Kereta Api sebagai berikut :
(1) pengembangan jaringan transportasi kereta api dititik beratkan
2) Rencana Pola Pengembangan Jaringan Transportasi Laut
di P. Jawa dan P. Sumatera sehingga terwujud lintas kereta api
Sumatera-Jawa. Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berada di antara beberapa benua.
(2\ pembangunan transportasi kereta api di P. Jawa dititik beratkan
Untuk itu, disamping harus menyatu satu sama lain, masing-masing pulau
pada pengembangan rel jalur ganda secara bertahap. perlu dfoubungkan melalui laut ke pusat-pusat perdagangan internasional di
Pengembangan jaringan rel kereta api di kota-kota besar dititik
benua lain.

28
Kawasan-kawasan yang ada tidak sama perkembangannya, sehingga volume pelabuhan di luar negeri atau antarpelabuhan utarna
ekspor-impomya tidak sama. Untuk me,njamin skala ekonomi transportasi primer.
laut yang optimat perlu dikembangkan pola jaringan dan prasarana ii. jaringan pelayanan tranryortasi laut utama sekunder,
perhubungan laut yang berhirarki, terpadu dengan pola jaringan yaitu jaringan pelayanan transportasi laut yang
perhubungan darat. me,nghubungkan p elabuhan utama sekunder ke/dari
pelabuhan di luar negeri atau yang menghubungkan
a) Hirarki Pelabuhan Laut pelabuhan utama primer dengan pelabuhan ut4ma
(1) Pelabuhan utama (Trunk Port), terdiri dari : selernder atau yang menghubtrngkan pelabuhan
(a) pelabuhan utama primer, yaitu pelabuhan utama yang utama sekunder dengan pelabuhan utama sekunder
berfrrngsi kfiusumya untuk melayani kegiatan dan alih lainnya.
muat angkutan laut nasional dan internasional dalam iii. janngan pelayanan transportasi laut utama tersier,
jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang sangat luas jaringan pelayanan transportasi laut yang
serta merupakan siryut dalam sistemjaringan transportasi
menghubungkan pelabuhan utama tersier ke/dai
pelabuhan di luar negeri atau yang menghubungkan
laut intemasional
pelabuhan utama sekunder dengan p elabuhan utama
(b) pelabuhan utama sekunder, yaitu pelabuhan utama yang
tersier atau yang menghubungkrn pelabuhan utama
berfungsi khusumya untuk melayani kegiatan dan alih
tersier dengan pelabuhan utama tersier lainnya.
muat angkutan laut nasional dan intemasional dalam jaringan pelayanan transportasi laut penguryan terdiri
(b)
jumlahbesar danjangkauan pelayanan yang luas dan lebih
dari:
besar peranannya sebagai simpul pada sisem jaringan
i. jaringan pelayanan transportasi laut pengumpan
transportasi nasional. regionaf yang menghubungkan pelabuhan utama
(c) pelabuhan utama tersier, yaitu pelabuhan utama yang tersier dengan pelabuhan penguqpan regional atau
berfirngsi khusumya unnrk melayani kegiatan dan alih yang menghubungkan antarpelabuhan pengumpan
muat angkutan laut nasional dan intemasional dalam regional.
jumlah menengah dan jangkauan pelayanan yang ii jaringan pelayanan tranqportasi laut pengumpan
menengah. lokal, yang menghubungkan pelabuhan pengumpan
(2) Pelabuhan pengumpan (Feeder-Port) terdiri dari : regional dengan dan antarpelabuhan pengumpan
(a) pelabuhan pengumpan regional yaitu pelabuhan lokal.
pengumpan yang berfrrngsi Lfiuzumya untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil Pola transportasi laut diberikan pada Peta Y.2 s/d Peta
dan jangkauan pelayanan relatif dekat serta merupakan V .2.7 . Dsarying itu daftar pelabuhan laut dalam RTRWN
pengumpan kepada pelabuhan utama. diberikan pada Tabel 5.2.
(b) pelabuhan pengumpan lokal, yaitu pelabuhan pengumpan
yang berfungsi khususrya untuk melayani kegiatan
angkutan laut dalam jlmlah kecil serta merupakan
pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan
pengumpan regional.

b) Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Laut.

(l) Jaringan pelayanan transportasi laut dapat dibedakan sebagai


berikut:
(a) jaringan pelayanan transportasi laut utama, terdiri dari :
i. jaringan pelayanan transportasi laut utama primer,
yaitu jaringan pelayanan transportasi laut yang
menghubungkan pelabuhan utama primer ke/dai

29
Tabel 5.2. z Hirarki simpul rransportasi Laut pada Akhir pJp II
3) Rencana Pola Pengembangan Jaringan Transportasi Udara

PELABIIHAN
No. menyalukan p enumpang dan bareng-barang
Tranqp ortasi udara berfirngsi
PENGI'MPAI\ secara cepat. Mengingat kondisi wilayah nasional pengembangan
UTAMA transportasi udara disamping untuk menghubungkan kawasan-kawasan
REGIONAL LOKAL
dalam rurng wilayah nasional dengan pusat perkembangan internasional,
I Prirrrer Kruing Raya Gunung Sitoli Mangole juga digunakan untuk membuka dan mendorong perkembangan kawasan-
I Batam Kuala Lmgsa Tanjung Balai L,eiuwi
2 Tanjung Priokr) kawasan kurang berkembang dan terisolasi.
Sibolga Benglalis hbuha
2)
J Biak Kuala Tanjung Air Bangis Bobong
Jambi Kuala Tuagkal Sedanau Mengingat perkembangan kawasan dan kota tidak sama, maka kebutuhan
tr Selarnder Bengkulu Toboali Selat Lampah
I Belawan tranqportasi udara akan berbeda. untuk itu dibutuhkan hirarki bandar udara.
Pangkel Batam' fuwawa Ranai
2 Panjang Tegal Pazuruan Dabo Singkep
J Tanjung Emas Meneng Badas Iptung Sesuai dengan fi.rngsinya dalam tata ruang wilayah nasional, jaringan
4 Tmjung Perak Lombar Kalabahi Tarompa
5 Bitung Maumere
transportasi udara menggambuftxl lokasi pelabuhan udara untuk pelayanan
Sintete Enggano
6 Ujlng Pandang Tarakan Gorontalo Pulau Tello penumpang dan bongkar-muat barang untuk melayani kawasan dan wilayah
Pantoloan Bau-Bau Siborut p elayanannya masing-masing.
m Tersier Temate
I Lhokseumawe Dili
Tual
Dobo
Siuban
gikakap a) Hirarki Bandar udara
2 Dumai Falf,ak B-yo Bintuhan [trrarkibandar udara adalah sebagaiberikut :
4
TelukBayrr
Palembang
Merauke
Manokwari
Pangkal Pinang
Tanjung Pandan
Seumeue (l) bandar udara utarna berperan melayani penuqpang dengan
Pangkalan Bun
5 Benoa Luwuk Muara Sabak
jrrmlah besar dengan lingkup pelayanan nasional atau beberapa
Ketapang
6 Pontiaak Pareaare Wahai Kendawangan propinsi dan pintu utama untuk keluar negeri;
7
8
Bali$apan
Samarinda
Eade
Bima
Ssrmi
Serui
Toli:Toli (2) bandar udara kedua berperan melayani penumpang dengan
Poso
9 Tenau Kupang Amahai
jumlah sedang dengan lingkup pelayanan satu propinsi dan
Ampenan
l0 Ambon Larat Banggai terhubungkan dengan pelabuhan utama.
lt Sorong Saumlaki Raha (3) bandar udara kelas tiga berperan melayani penumpang dengan
T2 Pekmbaru Namlea Bulukumba
13 TanjungPinang Tobelo Labuhm Bajo
jumlah rendah dengan lingkup pelayanan beberapa kabupaten
l4 Banjarmasin Band"qaire Waikelo dan terhubungkan dengan pelabuhan utamr atau kedua.
l5 Ialapura
l6 Cilacap
Nsbfue
IGkuan
Lsrmtuks
Sangkulirag/Bontang
b) Jaringan Pelayanan Transportasi Udara
t7 Bahrlicia Amamaparc Kolonedale Jaringan pelayanan tranqportasi udara dapat dibedakan sebagai
18 Gresik Sasana Pagimana berikut:
Cirebon
( 1) jaringan pelayanan transportasi primer, yaitu:
L9 Kainana
20 Sampit dll.
2L Kendari jaringan pelayanan transportasi yang menghubrrngkan
22 Anggrelc/Kuandang antarbandar udara primer
23
24
Kuala Enok
Kariangau
(2) jaringan pelayanan tranqportasi sekunder, yaitu :
25 Nunukan jaringan p elayanan transp ortasi yang menghubrrn gkan bandar
26 Kumai
udara primer dengan sekunder dan antar- bandar udara
sekunder.
(3) jaringan pelayanan transportasi tersier, yaitu :
Keterangan :
jaringan p elayanan transp ortasi yang menghubungkan bandar
l) Pengembangan Tanjung Priok termasuk pelabuhan Bojonagara sebagai satu kesatuan yang udara sekunder dengan tersier dan antarbandar udaru tersier.
disebut sistem Tanjung Priok.
2) Pengembangan Pelabuhan Biak diarahkan untuk menghadapai pertumbuhan transportasi laut di Arahan lokasi bandar udara diberikan pada Peta V-2. dan daftar bandar
Kawasan Timur lndonesia dan Kawasan Asia pasifik dalam jangka panjang. udara serta hirarkinya diberikan pada Tabel 5.3.

30
Tabel 53. : Hirarki Simpul Transportasi Udara pada Akhir pJp II Rencana Pola Pengembangan Jaringan Prasarana Tenaga Kelistrikan

PUSATPENYEBARAN l) Pola pengembangan prasarana kelistrikan nasional adalah suatu pola yang
No meryerlihatkan sebaran pusat-pusat pembangkit tenaga listrik dan jaringan
PRIMER SEKUNDER TERSIER distribusi untuk melayani kota-kota atau kawasan. Dalam pola prasarana
Jakarta Palembang Timika kelistrikan, dibedakan pola jaringan yang interkoneksi dan lokal.
Medan Jayapura Bima
Ujung Pandang
Surabaya
Pontianak Nabire 2) Dengan memperhatikan sebaran pengembangan kawasan andalan, sistem
Banjarmasin Wamena permukiman serta strategi pengembangan ruang wilayah nasionaf pola
Denpasar Ambon Bengkulu
Menado
j"ringao prasarana kelisrikan yang akan dikembangkan diberikan pada Peta
Mataram Pangkal Pinang
Biak Pekanbaru Manokwari v.3.
Balikpapan Palangkaraya Ternate
Batam
Solo
Padang Gorontalo 3) Pelaksanaan pengembanganjaringan kelistrikan nasional.
Tarakan Maumere Dalam pelaksanaan pe,ngembangaillya, perlu dikembangkan Strategi
Kupang Ende
Bandung
Pengembangan Kelistrikan Nasional yang memuat tahapan pengembangan
Pangkalan Bun
Merauke Kendari pembangkit tenaga listnh jaringan-ja.iogao transmisi" dengan
Semarang Bandar Lampung meryerhatikan perkembangan ekonomi nasional kawasan dan permukiman
Banda Aceh Jambi serta kemaryuan pendanaan nasional dan teknolog yang ada seiring dengan
Palu Kupang ini diperlukan juga strategi pengembangan energi untuk melengkapinya.
Dilli
Tanjung Pinang
Samarinda d. Rencana Pola Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
Tanjung Pandan
Sampit l) Pola pengembangan jaringan telekomunikasi adalah suatu pola yang
Katapang
memperlihatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi di seluruh wilayah
Waingapu
Yoryakarta
nasional untuk melayani kota, desa, kawasan-kawasan, dan keperluan
Sorong khusus.

2) Dengan memperhatikan sebaran pengembangan kawasan andalan, sistem


4) Arahan Pengembangan Pola Jaringan Transportasi Nasional permukiman serta strategi pengembangan wilayah nasional pola jaringan
telekomunikasi yang dikembnngkan diberikan pada Peta V.3.a.
Pola jaringan transportasi yang ada dalam RTRWN adalah pola jaringan
yang dihxlapkan tersedia pada akhir PJP tr. Untuk dapat mewujudkan 3) Pelaksanaan pengembangan jaringan telekomunikasi dilakukan dengan
jaringan pola tranqportasi secara sistematis dan efisien dalam 25 tahun memperhatikan keseimbangan pelayanan antar pusat-pusat permukinun,
mendatang, perlu dizusun strategi Pe,ngembangan Transportasi. strategr ini industri, antara kawasan barat dengan kawasan timur Indonesia, serta
meliputi tahapan pengembangan jaringan moda-moda tranqportasi agar memadukan pembangunan dengan sektor prasarana lain.
selalu terpadu dan optimal dalam menunjang perkembangan kawasan-
kawa san. Dalam Strategi ini disamping tahap an-tahap an dan ket erp a duan 4) Strategi Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Nasional memuat tahapan
moda juga ditentukan penentuan jalur sezuai dinamika perkembangan pengembangan telekomunikasi dengan terintegrasi meliputi sentral telepon,
kawasan-kawasan. Dalam pengembangannya perlu diperhatikan jatingao kabel, transmisi, stasiun bumi dan sarana pemrnjang lainnya sejalan
perkembangan teknologi" perkembangan ekonomi daerah dan nasional, dengan p erkembangan teknolo gi.
keterkaitan internasional (globalisasi) untuk dapat menentukan optimasi
kombinasi moda pada masing-masing lintas di darat dan besaran serta jenis Pola Pengembangan Prasarana Pengelolaan dan Distribusi Air Nasional
angkutan pada masing-masing jalur pelayaran dan jalur penerbangan.
strategi ini dapat juga disebut sebagai sistem pengembangan transportasi 1) Pola pengembangan prasarana pengelolaan dan distribusi air nasional adalah
nasional atau Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS). suatu pola yang memperlihatkan sebaran daerah-Daerah Pengaliran Sungai
(DPS)/Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Satuan Wilayah Sungai (SWS)
yang merupakan kumpulan beberapa DPS/DAS serta kawasan-kawasan

3l
yang perlu dilayani (service area) oleh masing-masing DPS/DAS atau SWS
Bersama dengan itu dipilih kota prioritas yang dapat berperan sebagai:
dan juga arahan pengembang an air baku dan pola prasarana distribusti air
baku ke kawasan yang dilayaninya.
1) kota-kota pusat pertumbuhan pada kawasan yatrg cepat berkembang;
2) Dengan menryerhatikan sebaran kawasan andalan, sistempermukiman kota
2) kota-kota pada kawasan yang potensial berkembang untuk mendorong
penyebaran perkembangan ekonomi di wilayah nasionaf serta sekaligus
dan kondisi serta pote,nsi DPSiDAS atau SWS dirumuskan Pola Persediaan
sebagai'counter magnett ;
Air Baku yang diberikan pada peta v.4.1 vd v.4.7 dengan penjelasan
3) kota-kota sebagai "Buffer cityu atau penyang3a di sekitar kota metro/besar
diberikan pada Tabel 5.1.
yang cepat berkembang.
Cotatan: mengingat keterbatasan dota pola pengembangan prasararur
d*tribusi air hanya memperlihotl<an pola persediaan air balat
Pertimbangan ini didasarkan pada masalah utama yang dihadapi pada l0 tahun
berupa l<eterkaitan DPS/DAS sebagai daerah sumber air baku
mendatang yaitu :
dan lrnwasan andolam yang dilayani.
i. memantapkan perkembangan kota-kota pusat pefiimbuhan ekonomi;
3) Pelaksanaan pengembangan prasarana pengelolaan dan distribusi air
ii. mendorong pertumbuhan kota-kota secara menyebar agar perkembangm
kegiatan ekonomi menyebar sehingga peqpindahan penduduk tidak terlalu
nasional.
terpusat ke kota-kota besar.
Dalam pelaksanaan pengembangannya, perlu dizusun suatu strategi
Daftar kota prioritas (sampai akhir Repelita Vtr) diberikan pada Taber 5.5.
pengembangan dan pengelolaan sumber daya air nasional yang memuat
kegiatan-kegratan pengembangan, pelestarian sumber at dengan
b. Kawasan Tertentu
memperhatikan perkembangan ekonomi nasional dan kawasan,
Dengan kondisi perkembangan wilayah, tujuan pemanfaatan ruang wilayah
perkembangan kota dan kemampuan pendanaan nasional serta teknologi
nasional strategi pengembangan dan p emanfaatan kawa san, kawasan-kawasan
yang tersedia serta tahapan pengembangannya.
tertentu perlu dikembangkan, antara lain adalah :
Dalam setiap satuan wilayah sungai atau daerah pengaliran sungai perlu
disusun suatu tata air yang memperlihatkan kaitan antara sumber daya air,
bangunan-bangunan pengairan dan kawasan-kawasan yang dilayani seperti
1. Kawasan yang cepat tumbuh
a. Kawasan Industri Cilegon
daerah irigast, permukiman kota dan desa, daerah produksl pariwisata dan
b. Kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek)
lain lain.
c. Kawasan Pantai Utara DKI - IawaBarat
d. Kawasan Gersrlq Bangkalan, Kertosono, Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan (Gerben gkerto zusila )
4. Kawasan yang Diprioritaskan Pengembangannya dan Kawasan Tertentu.
e. Kawasan Denpasar dan sekitanrya
a. KawasanYang Diprioritaskanpengembangannya
2. Kawasan yang potensial tumbuh
Untuk keperluan penyiapan investasi pembangunan yang bersifat nasional yang
a. Kawasan Industri Lhoksenmawe
merupakan salah satu aqpek penting delam penataan ruang wilayah nasional perlu
b. Kawasan Mebidang (Medaa Binjai dan Deliserdang) dan sekitarnya
termasuk segitiga pertumbuhan Indonesia, Malaysia, Thailand
ditentukan kawasan yang diprioritaskan pengembangantrya.
(Indonesian" Malaysian, Thailand Growth Triengls)
Mengingat 10 tahun pertama PJP tr merupakan tahapan persiapan pernantnpaa
c- Kawasan Batam" Bintan dan kawasan-kawasan lain di propinsi Riau
dan Sumatera Barat yang termasuk dalam segrtiga pertumbuhan
pencapaian sasaran pembangunan jangka panjang kawasan yang diprioritaskan
lndonesia, Malaysia, Singapura (Indonesian, Malaysian, Singapore
pengembangannya secara nasional adalah kawasan-kawasan andalan yang dapat
Grow'th Triangle)
segera beqperan sebagai kawasan pertumbuhan untuk mendorong peog"mbanguo
Kawasan Pulau Natuna dan sbkitanrya
sektor-seltor yang ada didalarnnya maupun di daerah sekitarnya. Kawasan
Kawasan Palembang dan sekitarnya
andalan prioritas urtuk Repelita VI dan Repelita VII diberikan pada Tabel 5.4.
Kawasan Teluk Ratai dan sekitamla
Kawasan Borobudur dan sekitarnya
Kawasan Bontang dan sekitamya
Kawasan Nunukan dan sekitamya
Kawasan Soroako
Kawasan Toraja dan sekitamya
Kawasan Bitung dan sekitarnya

32
m Kawasan Timika
n. Kawasan Biak
o. KawasanKahayan-Kapuas-Barito(KAKAB)
J. Kawasan yang kritis lingkungan
a. . Kawasan Danau Toba dan sekitarnya
b. Kawasan Kerinci Seblat
c. Kawasan Taman Nasional Berbak di Propinsi Jambi
d. Kawasan Riam Kanan dan Rian Kiwa (Kalimantan Selatan)
e. Kawasan Timika
f Kawasan Bogor, Puncak, Cianjur (Bopunjur)
4. Kawasan Perbatasan
a. Kawasan Segtiga Perttrmbuhan Timor Gap
b. Kawasan Perbatasan Kalimentan - Serawak (Malaysia)
c. Kawasan Perbatasan kian Jaya - Papua Nugini
5. Kawasan Sangat Tertinggal
a. Kawasan Pulau Weh dan Pulau Aceh
b. Kawasan Pulau-pulau di Pantai Barat Pulau Sumatera

33
BAB VI 3. Pokok-pokok Kebijaksanaan Kawasan Lindung

KRITERIA DAN POI-A PENGELOLAAN KAWASAN a. Umum


Pengelolaan kawasan lindung dilakukan dengan hati-hati untuk melestarikan
A. Kriteria dan Pola Pengelolaan Kawasan Lindung kawasan-kawasan yang berfirngsi lindung bagi daerah bawahannya, daerah
seteryat suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya urtuk menghindari
l. Tujuan dan Sasaran kegiatan di daerah rawan bencana.

a. Pengelolaan kawasan lindung bertujuan mtuk mencegah timbulnya kerusakan b. Kriteria Kawasan Lindung
fungsi lingkungan hidup. Kriteria kawasan lindung adalah ukuran-ukuran yang digtrnakan untu
b. Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah: penentuan kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai kawasan berfirngsi
l) meningkatkan firngsi lindung terhadap tanall air, iklim, tumbuhan dan lindung.
satwa ssrtx nilai sejarah dan budaya bangsa;
2) mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem c- Pe,ngelolaan Kawasan Lindung
dan keunikan alam- Pengelolaan kawasan lindung adalah bagian dari kegiatan penataan ruang
wilayah nasional untuk kawasan berfirngsi lindung meliputi perencanaan,
2. Ruang Lingkup pemanfaatan dan pengendalian. Pere,ncanaan, peman-faatan dan pengendalian
kawasan berfirngsi lindung adalah ruatu bagian dari penataan ruang wilayah.
a. Kawasan lindung tersebut meliputi: Kawasan berfrrngsi lindung disrsln dalam be,ntuk arahan pengelolaan kawasan
1) kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; lindung dalam RTRWP dan Pengelolaan Kawasan Lindung dalam RTRWI(
2) kawasan perlindungan setempat; Penetapan kawasan lindung dilalnrkan secara satu kesatuan dengan penetapan
3) kawasan zuaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; rencana tata ruang wilayah Dati I dan Dati tr.
4) kawasan rawan bencana alam
d. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
b. Kr',:?SrD yang memberikan perlindrmgan kawasan bawahannya terdiri dari: 1) Kawasan Hutan lindung
1) kawasan hutan lindung; a) Perlindunganterhadapkawasanhutanlindungdilakukanuntuk
2) kawasan bergambut; mencegah terjadinya erosi bencana banjir, sedimentasi dan
3) kawasan resapan air. menjaga fungsi hidroorologis tanah untuk menjamin
ketersediaan un$rr hara tanah" air tanah dan air permukaan.
c. Kawasan perlindungan setempat terdiri dari: b) Kriteria Penetapan
1) seryadan pantai; Kriteria kawasan hutan lindung adalah:
2) sempadan sungai; (1) Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan,
3) kawasan sekitar danau/waduk; jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai skor 175
4) kawasan sekitar mata air. dan/atau;
(2) Kawasan hutan yang mem:punyai lereng lapangan 40
d. Kawasan zuaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya terdiri dari: o/o atau lebih,
dan/atau;
1) kawasan suaka alam; (3) Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas
2) kawasan zuaka alam laut dan perairan lainnya; permukaan laut 2000 m atau lebih;
3) kawasan pantai berhutan bakau; (4) Kawasan hutan yang mempunyai tingkat
4) kawasan pelestarian alam, taman buru, cagar biosfer, daerah keanekaragaman hayati yang tinggr.
pengungsian satwa, daerah perlindungan plasma nutfah; 2) Kawasan Bergambut
5) kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. a) Perlindungan terhadap kawasan bergambut dilalcukan untuk
mengendalikan hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai
e. Kawasan rawan bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa bu-i, penambat air dan pencegah banjir, serta melind.rngt ekosistem
longsor dan lain-lain. yang khas di kawasan yang bersangkutan.

34
b) Kritena daya yang dapat me,ngganggu kelesarian fungsi danau/waduk.
Kriteria kawasan bergambut adalah tanah bergambut dengan b) Kriteria Penetapan
ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu Ikiteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan
srngai dan rawa. Kawasan bergambut yang memenuhi kriteria sepanjang tepian danau/waduk yang lebamya proporsional
ini dinyatakan sebagai kawasan lindung. dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 - 100
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
3) Kawasan Resapan Air
a) Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk 4) Kawasan Sekitar Mata Air
memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan pada a) Perlindtrngan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan
daerah tertentu untuk ke,perluan penyediaan kebutuhan air untuk melindungi mata air dari kegiatan budi daya yang dapat
tanah dan penanggulangan banjir, baik unnrk kawasan merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya.
bawahannya rnaupun kawasan yang bersangkutan. b) Kriteria Penetapan
b) I(riteria Penetapan Kawasan sekitar mata air adalah sekurang-kuransya dengan
Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, jari-jari 200 meter di sekitar mata air.
struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk
geomorfolog yang maqpu meresapken ah hujan secara besar- Kawasan Suaka Alaq Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
besaran. 1) Kawasan Suaka Alam
a) Perlindungan terhadap kawasan zuaka alam dilakukan untuk
e. Kawasan Perlindungan Setempat melindungi keanekaragaman hayatl, tlpe ekosisem, gejala dan
1) Seryadan Pantai keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu
a) Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk pengetahuan dan pembanguran pada umunmya.
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu b) Kriteria Penetapan
kelestarian fi-gri pantai. Kawasan $raka alamterdiri dari cagat slam, dan suaka marga
b) Kriteria Penetapan satwa.
Kriteria se,ryadanpantai adnlah daratan sepa{ang tepian yang Kriteria Cagar Alam adalnh:
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai (1) kawasan yang ditunjuk meryunyai keanekaragaman
minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. jenis tumbuhan dan satwa serta tipe ekosisemnya;
(2) mewakili formasi biota terte,lrtu dan/atau wit-unit
2) Sempadan $rrngai penyusunnya'
a) Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk (3) mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya
melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat yang masih asli dan tidak atau belum diganggo
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik manusia.
pinggir dan dasar sungai serta mengsmankan aliran sungai. (4) mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menrnjang
b) Kriteria Penetapan. pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga
Kriteria sempadan sungai adalah: yang cukup luas;
(l) sekurang-kurangnya 100 meter di kfui kanan sungai (5) mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-
besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai y"ng satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya
berada di luar permukiman; memerlukan konserva si.
(2) untuk sungai di kawasan permukiman berupa
sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk Kriteria Suaka Marga Satwa adalah:
dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter. (1) kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan
perkembangbiakan dari satu jenis satwa yang perlu
3) Kawasan Sekitar DanauAMaduk dilakukan up aya konservasinya ;
a) Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/ waduk (2) memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang
dilakukan untuk melindunei danau/waduk dari keeiatan budi tingg;

35
(3) merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis sarwa b) Kriteria Penetapan.
mlgran tertentu, (l) areal yang dittrnjuk mempunyai luas yang cukup dan
(4) mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis lapangannya tidak membahayakan,
satwa yang bersangkutan. (2) mengandung satwa buru yang dikembangbiakkan
2) Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya sehingga memungkinkan perburuan secara teratur
a) Perlindungan terhadap kawasan suaka alam laut dan perairan dengan mengutamakan segi rekreasi, olahraga, dan
lainnya dilalcukan untuk melindungi keanekaragaman biota, kelestarian satwa.
tipe ekosistenl gejala dan keunikan alam bagi kepentiogao 6) Cagar Biosfer
kelestadan plasma nutfah, dan pengembangan ihnu a) Perlindungan terhadap cagar biosfer dilakukan untuk
pengetahuan. melindungi ekosistem asli, ekosistem unik, dan/atau ekosistem
b) Kriteria Penetapan yang telah mengalami degradasi dari gangguan kerusakan
Kriteria kawasan zuaka alam laut dan perairan lainnya adalah sehrnrh unsu-unsr alarrrnya untuk penelitian dan pendidikan.
kawasan berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, b) Kriteria Penetapan
muara sungal, gugusan karang dan atol yang mempunyai ciri (1) kawasan yang mempunyai keperwakilan ekosistem
khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem- yang mastr alami dan kawasan yang sudah mengalami
3) Kawasan Pantai Berhutan Bakau degradasi, modifikasi, dan/atau binaan.
a) Perlindungan berhadap kawasan pantai berhutan bakau
dilalcukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk (2) mempunyai komunitas alam yang unik, langka, dan
ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya indah.
berbagai biota laut disamping sebagai petindung pantai dari (3) merupakan landscape atau bentang alam yang cukup
pengikisan ak laut serta pelindung usaha budi daya luas yang mencenninkan interaksi antata komunitas
dibelakangnya. alami dengan manusia beserta kegiatannya secara
b) Kriteria Pe,netapan harmonis.
Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 (4) te,ryat bagipenyelenggaraan pemantauan perubahan--
kali nilai m1a-rataperbedaan air pasang tertinggi dan tere,ndah perubahan ekologi melalui kegiatan penelitian dan
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. pendidikan.
4) Kawasan Pelestarian Alam 7) Daerah Pengungsian Satwa
a) Perlindungan terhadap kawasan pelestarian alam yang terdirl a) Perlindungan terhadap daerah pengungsian satwa dilakukan
dari taman nasional taman hutan raya, dan taman wisata alam untuk melindungi daerah dan ekosistemnya bagi kehidupan
dilaktrkan unttrk pengembangan pendidikan, reheasi dan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut.
pariwisata serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya b) Kriteria Penetapan
dan perlindrrngan dari pencemaran. (l) areal yang ditu"j"k menrpakan daerah kehidupan
b) Kriteria Penetapan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut.
Kriteria Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Tamen (2) mempunyai luas tertenfu yang memungkinksl
Hutan Wisata adalah kawasan berhutan atau bervegetasi tetap berlangsungnya proses hidup dan kehidupan serta
yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memitki berkembang biaknya safwa tersebut.
arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang 8) Daerah Perlindungan Plasma Nutfah
baik untuk keperluan pariwisata, perlindungan sistem a) Perlindungan terhadap Daerah Perlindungan Plasma Nutfah
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dilahkan untuk melindungi daerah dan ekosistemnya beserta
dan ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari. keadaan flora dan faunanya untuk pelestarian keberadaannya.
s) Taman Buru b) Kriteria Penetapan
a) Untuk melindungi kawasan dan ekosistemnya serta (1) areal yang memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang
kelangsungan perburuan satwa ; belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang
telah ditetapkan:

36
(2) merupakan areal tempat pemindahan satwa sebagai Ruang Wilayah Kabupaten/Kotamadya Dati II disertai dengan lampiran dan
tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut; peta dengan tingkat ketelitian minimal skala I : 100.000. tebih lanjut
(3) mempunyai luas tertentu yang memungkinkan Pemerintah Daerah Tingkat tr menjabarkan kawasan lindung ke dalam
kelangsrngan proses pertumbuhan jenis plasma nutfah Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat
tersebut. tr' untuk wilayah di dalam Daerah Tingkat tr yang memerlukan rencana rinci
9) Kawasan Cagar Budaya dan llmu Pengetahuan dalam penataan ruang Daerah Tingkat II disertai dengan peta dengan
a) Perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dan ilmu ketelitian I : 25.000 atau lebih besar.
pengetahuan dilalcukan untuk melindungi kekayaan budaya d. Pelaksanaan penetapan kawasan lindung Dati I dilakukan secara terpadu dan
bangsa berupa peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan lintas sektoral dengan mempertimbangkan mazukan dari Pemerintah Daerah
arkeologi dan monumen nasional serta keanekaragaman Tingkat tr.
bentukan geologi yang berguna untuk pengembangan ilmu e. Apabila dalam penetapan kawasan lindung terjadi perbenturan kepentingan
pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh antar sektor dan antar sektor dengan daerah, Pemerintah Daerah Tingkat I
kegiatan alam maupun manusia. dapat mengajukan permasalahan dalam kawasan tersebut kepada Tim Tata
Ruang Daerah Tingkat I dan apabila tidak dapat diselesaikan diajukan kepada
b) Kriteria Penetapan Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) trntuk memperoleh
Kriteria kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah penyelesaian.
teryat serta nrang di sekitar bangunan bernilai budaya tingg f Pemerintah Dati tr mengupayakan kesadaran masyarakat akan tanggung
situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu jawabnya dalam pengelolaan kawasan lindung.
yang mempunyai manfaat tingg untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. g. Pemerintah Dati I dan Dati tr mengumumkan kawasan-kawasan lindung
sebagaimana dimaft5u4 kepada masyarakat.
g. Kawasan Rawan Bencana Alam
1) Kawasan Rawan Bencana Alam
a) Pertindungan terhadap kawasan rawan benoana alam 5. Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Lindung
dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari
bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak a. Larangan Dalam Kawasan Lindung
langsung oleh perbuatan manusia. 1) Di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budi daya,
b) Kriteria Penetapan kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung.
K.riteria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang 2) Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang
diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi me,ngalami bencana melakukan kegiatan budi daya apapun, kecuali kegiatan yang
alam seperti letusan gunung berapr, gempa bumi dan tanah berkaitan dengan fungsi kawasan tersebut dan tidak mengubah
longsor serta gelombang pasang dan banjir. bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alam yang
ada.
4. Perencanaan dan Penetapan Kawasan Lindung 3) Kegiatan budi daya yang zudah ada di kawasan lindung dikenakan
ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam
a. Pemerintah Dati I menetapkan wilayah-wilayah tertentu sebagaiman2 Peraturan Pemerintah Nomor 5l tahun 1993 tentang Analisis
dimakzudkan pada bagian A butir 3 sebagai kawasan lindung di daerah Mengenai Damp ak Lingkungan.
masing-masing dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Dati I, disertai ' 4) Apabila menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan kegiatan
dengan lampiran penjelasan dan peta dengan tingkat ketelitian minimal skala budi daya mengganggu firngsi lindung harus dicegah
I : 250.000 serta memperhatikan kondisi wilayah yang bersangkutan. perkembangannya, dan f.rngsi sebagai kawasan lindung dikembalikan
b. Dalampenetapan kawasan lindung sebagaimana dimaksud, Pemerintah Dati secara bertahap.
I hanrs meryerhatikan peraturan penrndang-undangan yang berkaitan dengan
penetapan wilayah tertentu sebagai bagian dari kawasan lindung.
c. Pemerintah Dati II menjabarkan lebih lanjut kawasan lindung sebagaimana
dimaksud tlalam butir a. dan b. di atas bagi daerahnya ke dalam Rencana Tata

37
b. llal yang Dimungkinkan Dalam Kawasan Lindung B. Kriteria dan Pola Pengelolaan Kawasan Budi daya
r) Dengan tetap memperhatikan frrngsi lindung kawasan yang
bersangkutan, di dalam kawasan lindung dapat rlilakukan penelitian 1. Tujuan dan Sasaran
eksplorasi mineral dan air tanah, serta kegiatan lain seperti : a. Pengelolaan Kawasan Budi daya bertujuan untuk meningkatkan daya guna
pariwisata, transportasi dan lain-lain yang berkaitan dengan dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumber daya unfuk menyerasikan
pencegahan bencana alam- pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup.
2) Apabila ternyata di kawasan lindung sebagaimana dimakzud terdapat b. Sasaran pengelolaan kawasan budi daya adalah:
indikasi adanya deposit mineral atau air tanah, kekayaan alamlainnya 1) Tersele,nggaranya pemanfaatan ruang dan sumber daya alam untuk
yang bila diusahakan dinilai amat berharga bagi negara, atau di kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian
kawasan lindung dibunrhkan bangunan atau dilewati jaringan lingkungan.
prasarana dasar yang 5angat bermanfaat bagi negara, maka kegiatan 2) Terhindarkannya konflikpemanfiatan zumber daya dengan pengertian
budi daya atau pengembangan bangunan atau jaringan prasarana dasar pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi
di kawasan lindrmg tersebut dapat diizinkan sezuai dengan kete,lrtuan kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat.
p eraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Pengelolaan kegiatan budi daya sebagaimana dimaksud pada butir 2. Ruang Lingkup
2) dilalcukan dengan tetap memelihara firngsi lindung kawasan yang
bersangkutan. a. Kawasan budi daya seperti dime[$rdkxn pada buttr 2.a meliputi:
4) Apabila penambangan bahan galian dilakukan, penambang bahan 1) Kawasan Hutan Produksi.
galian tersebut wajib melaksanakan npaya perlindungan terhadap 2) Kawasan Pertanian.
lingkungan hidup dan melaksanakan rehabilitasi daerah bekas 3) Kawasan Pertambangan.
penambangannya, sehingga kawasan lindung dapat berfirngsi kembali. 4) Kawasan Peruntt*kan Industri.
5) Kawasan Pariwisata.
5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir l), 2\,3) dan a) di atas 6) Kawasan Permukiman.
diatur lebih lanjut oleh Me,nteri yang berwenang setelah mendapat
pertimbangan dari Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional b. Kawasan Hutan Produksi
Kawasan Hutan Produksi seperti dimakstrd pada butir 3.a.1 terdiri dari:
c. Pengendalian Kawasan Lindung 1) Kawasan Hutan Produksi Terbatas.
1) Pemerintah Dati tr wajib menge,ndalikan pemanfaatan nrang di 2) Kawasan Hutan Produksi Tetap.
kawasan lindung. 3) Kawasan Hutan yang dapat dikonversl
2\ Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1) meliputi kegiatan
pemantauan, pengawasan dan penertiban. c. Kawasan Pertanian
3) Apabila Pemerintah Dati II tidak dapat menyelesaikan permasalahan Kawasan pertanian seperti dimakzud pada butir 3.a.2 terdiri dari:
dalam pengendalian pemanfaatan kawasan lindtrng sebagaimana 1) Kawasan Pertanian Lahan Basah.
dimaksud dalambutir 1) dan 2), maka permasalahan tersebut diajukan 2) Kawasan Pertanian Lahan Kering.
kepada TimKoordinasi Tata Ruang Daerah Tingkat I untuk diproses 3) KawasanTanamanTahunan/Perkebunan.
langkah tindak lanjutnya. 4) Kawasan Peternakan.
4) Apabila Tim Koordinasi Tata Ruang Daerah Tingkat I tidak dapat 5) Kawasan Perikanan.
menyelesaikan permasalahan dalam pengendalian pemanfaatan
sebagaimana dimaksud dalam butir 3), maka permasalahan tersebut 3. Pokok-Pokok Kebijaksanaan Kawasan Budi daya
diajukan kepada Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional.
a. Umum
Pengelolaan kawasan budi daya dilakukan secara seksama dan berdaya grrna
budi
sebesar-besanrya bagikeperfingan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
daya dengan menryertimbangkan aqpek-aspek teknis seperti daya dukung dan
kesesuaian lahan, aspek sosial serta aspek-aqpek keruangan seperti synergl

38
kegiatan-kegiatan dan kelestarian lingkungan. Untuk itu, dalam penetapan Dalampene,rrtuan sratu kegiatan dalam kawasan budi daya perlu diperhatikan
kegiatan-kegiatan kawasan budi daya drlbutuhkan penimbangan teknis sektoral kondisi tata ruang yang ada, zumber daya alam dan buatan, sumber daya
sosial drn keruangan de,ngan menggunakan kriteria teknis sektoral dan kriteria menusia, sosial ekonomi dan budaya lingkungan hidup, tujuan pembangunan
keruangan. dan tujuan penataan ruang wilayah.
b. Kriteria
Kriteria kawasan budi daya adalah ukuran yang digunakan trntuk penentuan Proses penentuan suatu kegiatan budi daya dalpm kawasan dilakukan bertahap
suatu kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan budi daya, rlibagr dalam mulai dari pemeriksaan kesezuaian dengan laiteria teknis sektoral untuk
kriteria teknis sektoral dan kriteria rueng. melihat kesesuaian secara teknis sektoral.
l) Kriteria Teknis Sektoral
Kriteria teknis seltoral adalah ukuran untuk menentukan bahwa Kriteria Teknis Sektoral yang meliputi ukuran untuk menyatakan kesesuaian
pemanfaatan ruang untuk ruatu kegiatan dalam kawasan memenuhi lahan, kemampuan daya dukung dan kondisi aman dari bahaya bencana,
ketentuan-ketentuantelnis, daya dukung, kesesuaian lahan dan bebas mempergunakan kiteria yang dikeluarkan oleh berbagai instansi terkait seperti
bencana alam- Dep. Pertanian, pep. Kehutanan, Dep. Perindustriaq Dep. Pekerjaan
2) Kriteria Ruang Umunc, Dep. Perhubungan dan lain-lain.
Kriteria ruang adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan
ruang untuk ruatu kegiatan budi daya dalam kawasan, menghasilkan Pemeriksaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan (alternatif)
nilai qarergi terbesar terhadap kesejahteraan masyarakat sekitanrya kegiatan dalam ruanglkawasan.
dan tidak bertentangan dengan pelestarian lingkungan.
Kriteria ruang didasarkan pada azas-azas sebagai berikut: I€bih lanjut, setiap alternatif pemanfaatan yang sesuai secara teknis sektoral
a) Saling menunjang antar kegiatan, meliputi: dinilai dengan triteria rurng untuk melihat nilai qalsrgi kegiatan-kegiatan
(l) peningkatan daya guna pemanfaatan sang serta yang ad,a dalam ruang terhadap kesejahteraan masyarakat dan pengembangan
sumber daya yang ada di dalamnya guna nutng kawasan/wilayah sekitamya. Kegiatan yang dipilih adalah kegiatan yang
perkembangan kegiatan sosial ekonomi dan budaya; memberikan nilai sinergi terbesar.
(2) dorongan terhadap perkembangan kegiatan sekitanrya.
b) Kelestarian linghmgaq meliputi Dalam pe,ne,nfuan pemanfaatan suafu satuan ruang atau kawasan unfuk
(1) iaminsn terhadap ketersediaan sumber daya dalam kegiatan pada suatu saat terte,lrtu dapat terjadi an-kemungkinan
waktu panjang;
(2) iaminxa terhadap kualitas lingkmgan. 1) Kegiatan yang ada tetap dipertxfuankan.
c) Tanggap terhadap dinamika perkembangan, meliputi: 2\ Kegiatan yang ada tetap tetapi ditingkatkan inte,nsitasnya.
(1) peningkatanpendapatanmaqyarakat; 3) Kegiatan yang ada dirubah.
(2) peningkatanpendapatan daerahdannasional;
(3) peningkatan kesempatan kerja; Ketentuan mengenai pengembangan kawasan budi daya dituangkan dalam
(4) peningkatan ekspor; arahan pengelolaan kawasan budi daya dalam RTRWP dan Pengelolaan
(5) peningkatan peran serta maqyarakat dan kesezuaian Kawasan Budi daya dalam RTRWIC
sosial budaya.
Arahan pengelolaan kawasan budi daya pada RTRWP diwujudkan dalam
Pengelolaan Kawasan Budi daya bentuk arahan mnasi pemanfaatan nrang untuk kegiatan budi daya dan arahan
Pengelolaan kawasan budi daya adalah bagian dari kegiatan pemanfaatan pengembangan budi daya serta kelestarian kawasan budi daya. Pengelolaan
ruang nasional untuk kegiatan budi daya meliputi perencanaan, pemanfaatan Kawasan Budi daya pada RTRWK diwujudkan dalam be,lrtuk rencana-rencana
dan pengendalian. zonasi kawasan, ketentuan-ketentuan mengenai ratio kepadatan bangunan,
intensitas kegiatan budi daya dan ketentuanuntuk konservasi kawasan.
Perencanaan dan penentuan suafu kegiatan budi daya dalam suatu kawasan
adalah bagian dari perencanaan tata ruang wilayah. Penetapan kawasan budi daya dilakukan sebagai satu kesatuan dengan
penetapan RTRWP dan RTRWI(

39
Pemanfaatan kawasan budi daya meliputi pengembangan kegiatan budi daya masyarakat, industri, dan ekspor dengan tetap menjaga
oleh masyarakat, swasta dan pemerintah dalam kawasan budi daya, selaras dan kelestarian linglarngan dan keanekaragaman hayati.
saling menguatkan dengan kegiatan pemanfaatan ruang yang lain. b) Kriteria Penetapan
(I) Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis
Penge,ndalian pemanfratan ruang kawasan budi daya dengan membandingkan tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing
rencana pe,ngembangan kawasan budi daya dan pemanfaatan kawasan budi dikalikar dengan engjke penimbang mempunyai jumlah
daya yang ada. nilai (score) 124 atau kurang, diluar hutan zuaka alam
dan hutan pelestarian alam-
Kawasan Hutan Produksi (2) Kawasan yeng secara ruang apabila digunakan untuk
1) Kawasan Hutan Produksi Terbatas budi daya hutan alam dan hutan tanaman dapat
a) Pengelolaan terhadap kawasan hutan produksi terbatas memberi manfaat:
dilakukan untuk memanfaatkan ruang beserta sunnber daya (a) mendorong perkembangan sektor atau
hutan, dengan cara tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan kegiatan ekonomi disekitarnya;
hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri (b) meningkatkan fungsi lindung;
dan ekspor dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan (c) meningkatkan upaya pelestarian sumber daya
keanekaraganan hayatl hutan.
(d) menhgkatkan pendapatan masyarakat
b) Iftrteria Penetapan I(riteria Kawasan Hutan Produksi Terbatas terutama di daerah setenryat;
adalah: (e) meningkatkanpendapatandaerahden nasional.
(1) kawasan hutan dengan faktor-frktor kelas lere,ng, jenis (0 meningkatkan kesempatan kerja terutama
tanah dan intensitas hujan, setelah masing-masing untuk masyarakat daerah setempat.
dikalikan dengan engka penimbang jumlah (g) meningkatkan ekqpor.
nilai 5fos1 125 - 174 diluarhutan suaka alam dan hutan (h) mendorong perkembangan usaha dan peran
pelestarian alan serta maqyarakat terutama di daerah seteryat.
(2) kawasan yang secara ruang apabila digunakan untu
budi daya hutan alam dapat memberikan menfaxl; 3) Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
(a) mendorongperkembangansektorataukegiata a) Pengelolaan terhadap kawasan hutan produksi yang dapat
ekonomi disekitarnya; dikonversi dilakukan untuk memanfaatkan ruang kawasan
(b) meningkatkan fungsi lindung ; hutan produksi guna meme,lruhi kebutuhan pengembangan
(c) meningkatkan upaya pelestarian sumberdan, transportasi, pertanian, perkebunan, industri, permukiman dan
hutan; lain-lain, dengan tetap menjaga kelestarian linglomgan.
(d) meningkatkan pendapatan masyarakat b) Kriteria Penetapan Kriteria kawasan hutan produksi yang
terutamr di daerah setempat; dapat dikonversi adalah:
(e) meningkatkan pe,ndapatan daerah dan nasional. (1) [-uas sehrnrh hutan yang ada (di wilayah propinsi yang
(D meningkatkan kesempatan kerja terutama bersangkutan) dikurangi dengan luas kawasan hutan
untuk masyarakat daerah setempat. yang perlu dipertahankan meliputi kawasan hutan
(e) meningkatkan ekspor. termasuk kawasan lindung kawasan hutan produksi
(h) mendorong perkembangan usaha dan peran terbatas dan kawasan hutan produksi tetap yang
serta masyarakat terutama di daerah 5gfsmFat. disesualkan dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Kawasan yang secara ruang apabila digunakan untuk
2) Kawasan Hutan Produksi Tetap pengembangan transmigrasi, pertanian, perkebunan,
a) Pengelolaan terhadap kawasan hutan produksi tetap dilakukan industri, permukiman dan lainJain dapat memberikan
untuk memanfaatkan ruang beserta sumber daya hutan, baik manfaat:
dengan cara tebang pilih mauprur tebang habis, dan tanaman (a) mendorong perkembangan sektor atau
urtuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, kegiatan ekonomi disekitamnya;

40
(b) medrykatkan ftrysi ltudung; b) Iciteria Perct patr
(o) meningkatkan upayr pele*ariatr $mber daya (l) Ititeria hutaa nkyat adalah:
hutar (a) hus nhindlo,25 ha datr menpl|tryai ftrgsi
(d) medngkatkar pendapatan msslarakat hidmlogid pelestarian ekosisteq
terutrm. did.erah s€teqat; (b) luas penutupatr tajuk rninin,l 50% datr
(e) msiona\
rneringk'1k'n p€ndapatrtr daerah dar Eerupekar t'n.m'n oeprt tnmbuh-
(0 meningkrtkm kererystan k€da t€.lutadr (c) d4at dibagun parla tanah Eilik, tatrsh tregara
ulb* sasyrrakat daerah s€teryat; bebes, d|n psda hutatr produksi yary dapat
(g) meningkatkau ek5por; dikoDversi ymg tidakberhut{r.
(h) mendorong p€rkedaryatr usala daa peran (2) Kawasal pag 4abila digwakan lmtuk kegiatar hutan
serta orsyarakst ternt$rr di dsgrah sefeqot ralqrrt secan ruang dapat memberikal mrtrfiat:
(a) m€td4katkan perkembrngaa sel(or dar
e. Kawrsmlfutrrr Kota kegiatan ekorromi sekit.rtrva:
l) Kota
Krwrsatr llttran (b) .iirgt"*"" O"gS fioau"g;
a) Pengelohar teriodap kawssan hutu kota dilahkan utnk (c) upaya pele*arirn srmber daya alaq
memanftatkan ruatrg guna mencipt'k'n kondisi litrglorDgrtr (d) menciptakrn keseryatan ketja;
yrng l6ih sehat berdr, indah, daa rhenawan bagikep€nthgatr (e) E€oeertahaDkm sumber daya air.
daerah d&r bas''stakst dengatr tetrp menjaga kele,staria' (D reningk'tk'n petrdap.tan oaE"rakat.
liryklmgaIr. (C) rn€ringk rk'n p€odapa{rn nasional dan daerah.
b) Kdt€da Penetapan (h) meoingkatkar ekspor.
(D Kdtedr Hutatr Kota adalrh: (t) meodorong perkembangaa masyankat.
(a) hushtttan lninimll 0,25 ha dspat dabmbeatuk
koDerk rtaujrh (3-5 jafur); f Kawasatr Pertanirn
O) j€ois t naE n b€mk$ d8h!n, tidd. mrdrh l) Kawas& Pertadar bhan Basah
u€coDtokkan dautr rtsutumbang, oeryuayai a) Pergelolaan kawasan pertraiaa lahaa basah dilahtkstr ultuk
nil'i est€tis dall b€rdru rinbur" meEdfi.tkm poteNi hh4 yEng sesui uhrk khaa basa
(2\ Kawumyrog qratfla a;g'nrtm unrk kegiafanhrlan dalam menghadtkr" produksi panga4 deogatr tstap
kota secara ruug dapat nenberikrn DflSrc menperhatikan kelesarirn liDghng& untuk mewujuilkao
(s) ncningkrtkm C'ngsi pa$-paru kotr; pembangunaa yarg berkelonjutan.
O) pe*embangrn selcor dan b) Iftiteds Perctapatr
tegiataa ekonomi selitamya; Kriteda utuk p€netapaa kawasan pertadan lahan basah
(c) menioekatk ntungsilidung. meliputi
(d) upsya pelestsriatr srober daya alam untuk (1) Kawasat yang seaan tehris dapat digunrka" untu
hutan kota; pefania! lahar basah-
(e) E€rcbtakan keseryatatr keda; (2\ Kaw.sm yatrg apabila diguakan urtuk kegiatan
(0 meryertahmkan umber d4y{ air telut.Da sir pertanirn lrhsn basah seoam nratrg dapat memb€f,ikaa
tamh. manfrat:
(a) pedrykatao produksi pangan datr
2) Kswasan Ifutan Rakyat meodayagunakan invest&si ]qng telah ada;
a) P€ngelolaatr teftadap kawasan hutatr rakyat dilakukar unhrk (b) me.ningkatkan perkembangan sektor dan
m€mtnbstkatr Iuatrg bes€rts sumbsr daya hutal gutl8 kegiatan ekolomi sekitamp;
menhgkatkrn produlrfuitas lahan, m€ry€(briki tata air drlr G) mqfrykatke fugsi litrilug;
linghrngaq neoingta*ar pendapata kesejahteraan (d) upal'r pelesarian sumber dayr alam uatuk
maryarakat dan penyediaan kayl pertaaial palgan;
(e) neningkatkrnpetrdapatatrm&sy.nkat;

4l
(0 meningkatkan pe,ndapatan nasional dan daerah; (c) meningkatkan firngsi lindung;
(g) menciptakan kesempatan kerja; (d) upaya pelestarian sumber daya alam;
(h) meningkatkan ekspor; (e) meningkatkanpendapatanmasyarakat.
(i) mendorong perkembangan masyarakat. (0 meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
(g) meningkatkankesempatankerja;
2) Pertanian Lahan Kering (h) meningkatkan ekspor,
a) Pengelolaan kawasan pertanian lahan kering dilakukan untuk (i) meningkatkanperkembanganmasyarakat.
memanfaatakan potensi lahan yang sezuai untuk kegiatan
pertaniatr lahan kering dalam meningkatkan produksi pengan, 4) Kawasan Petemakan
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk a) Pengolahan kawasan peternakan dilakukan untuk
mewujudkan p embangunan yang berkelanjutan. memanfaatkan lahan yang sesual untuk kegiatan petemakan
b) Kriteria Penetapan dalam menghasilkan produksi petemakan seperti ternak (bibit
(l) Kawasan yang secara teknis dapat dimanfa"lp* dan bakalan) dan hasil ternak (dagng, telur dan zusu) hasil
sebagai kawasan pertanian lahan kering. lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
(2) Kawasan yang apabila dimanfaatkan untuk kegiatan untuk mewujudkan p embangunan yang berkelanjutan.
pertanian lahan kering secara ruang dapat memberikan b) Kriteria Penetapan
manfaxl; Kriteria untuk menetapkan kawasan peternakan meliputi:
(a) meningkatkan produksi pertanian dan (1) Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
pendayagunaan investasi yang ada; usaha peternakan (sambilao, cabang usaha, usaha
(b) perkembangill sgktol lain; pokok dan industri).
(c) meningkatkan firngsi lin&rng; (2) Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan
(d) upaya pelestarian sumber daya alam; petemakan secara ruang dapat memberikan manfaat.
(e) Meningkatkanpendapatanmasyarakat; (a) meningkatkan produksi potemaken dan
(0 meningkatkanpe,rrdapatannasionaldandaerah; mendayagunakan investasi yang ada;
(g) menciptakan kesempatan kerja; (b) meningkatkan perkembangan pembangunan
(h) meningkatkan ekspor. lintas sektor dan sub seltor serta kegiatan
(i) meningkatkan perkembangan maqyarakat; ekonomi sekitanrya;
(c) meningkatkan firngsi lintlung.
3) Kawasan Perkebunan (d) tidak menggffiggu upaya pelestarian sumber
a) Pengelolaan kawasan perkebunan dilakukan untuk daya alam;
memanfaatkan potensi lahan yang sezuai untuk kegratan (e) meningkatkanpendapatanmasyarakat.
perkebunan dalam meningkatkan produksi perkebunan, (0 meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk (g) menciptakan kesempatan kerja;
mewujudkan p embangunan yang berkelanjutan. (h) meningkatkan ekspor;
b) Kriteria Penetapan (t mendorongperkembanganmasyarakat.
Kriteria untuk penetapan kawasan perkebunan meliputi:
(l) Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk 5) Kawasan Perikanan
kegiatan perkebunan. a) Pengelolaan kawasan perikanan dilakukan untuk
(2'l Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan memanfaatkan potensi wilayah yang sesuai untuk perikanan
perkebunan secara ruang dapat memberikan manfaat: dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap
(a) meningkatkan produksi perkebunan dan memperhatikan kelestarian lingkungan unnrk mewujudkan
mendayagunakan investasi yang ada p embangunan yang berkelanjutan.
disekitarnya;
(b) mendorong kegiatan sektor dan ekonomi di
daerah sekitarnva.

42
b) Kriteria Penetapan lGiteria utuk penetapaa kawasatr h- Kawasan Peruanrkan Industri
perikanan meliputi. 1) Pelgelolaaa kawasan budi daya perurtukan industri <lihhrkan utuk
(l) Kawrsstr y.trg seoara telnis dspat digumkatr untuk m€nfugkatkatr niLi tatrbah pemrnhrtatr ruang dahm memenuhi
kegiafin perikamn. k$utuhatr ruary uduk p€ng€obang.tr kegirtan indu$ri d€ngm tetap
(2) K,rwasan yang apabila digunakan utuk kegiatan mempertaharkan kelesadar lirykungrn dalam mewujudkan
perikanal s€oara nuug dapat memborikar oatrfi.f pembalguun ],a!g berkehrtutrl
(a) neaingkatkan produksi perikamn dan 2) Kdtefr Petrdapatr
mendayaguakan investasi yarg ads Kdt€da perctapan kawasan peruntukan industri Delbuti:
disekitamya; a) Kawassn ymg secan telnis dapat diguakan untuk kegiatan
(b) merdorotrg kegirt rl seltor drn ekommi di indu$ri ssrta tidak Eeflggaaggu kelestarim linghtlgan.
daerah sekitamya; b) Kawasan yary apabila digunakan unnft kegiatar indu$d
(c) lindung;
medngkatkar fungsi seoara ruaag daprt membedkan maDfaat:
(d) ah4
qrya pelestarira olmber daya (l) nenirgkatkrtr produksi h'"i! itrdu$tr dan
(e) ossyNrrkst;
nreningkatkar peodapat& meningk'rts dan daya guna inve$asi ydtrg .ds ali
(0 daerah;
neningk4rk'n p€adapsfa[ nasional dan daerah selitamya;
G) keds;
meoingkstkatr kesqatatr (2\ mendorong perkembaogrn kegiatan selcor dan
(h) meningkatkan ekspor ekonomi pag ada di sekitamya;
(r) nasyalakat
meningkstkan perksmbangatr (3) tidak mengganggu fimgsi lhdung;
(4) tfulak mengganggu upaya kelestariaa sumber daya
g. Kawasan Penambrngal drm;
l) Pengelohatr kawasar budi daya pertdDbmgan dilahrkm untuk (5) me-ingtetlan pendapatar ltaslarakat;
memnfi*km srmber daya oineral energi dan bahan galhr 1ai6t", (6) m€oiEgkrtkd. p€ndrpatar nasioDal drn drerah.
untuk s€besar-besamya kepentingan oaqruakst, d€ngan teta! (7) lretrfugkatl'tr kesery.t8n keda;
nemelihara smber rlaya tssebut s&agai aadsl8irn penbmgurn yan (8) meringt*tan e[5pqL
berkelanjutan datr tetap loeryertr&m kafulah-kaidrh kelestarian (9) meningk*km perkembangrn masyarakat
linghttrgstr.
2) Krit€rir Penetapar i Pokok-Pokok Kriteria Ruaug P€ng€mbmgatr Kawasan Prdwissta
Kriteria peoetapatr kawasar pertrnb&gm mdbutl
a) Kaw8sanymg sewstelnds d.pat digualonutrtukp€ousatm l) Pengelolaan kawasar budi drya pariwisatr dib.h*rn utuk meman-
kalest.rim
kegiatan pertambaagr4 s€rts tidak n€oggarggu ertk,tr pot€$i keindahar alam dal budaya guna meardorong perkem-
lingkrmgan. bs$gatr padwisata dengan meqohatikan kele*arirn nilai-nilai
b) Kawasaa yalg aprbila digunakm uotuk kegiatatr budaya, adat i$iadat D[tu daa keindtftsn li4kungao alam untuk
petambangan secara rurng dapat memberikatr mao-hat: mewuju,lkt pembangunan yang berkelanjutat
( 1) medngkatkan produksi pertambangar;
(2\ meningkstkal k€giatan sehor dan ekotroEi di daenh 2) Kriteria Petretapan
sekitamya; Kdteria penetapnl unnrk kawasan pariwisata meliputi
(3) tidek meryganggu fttrgsi lindtng; a) Kawasan yarrg seoara telnis dapat digunakan uatuk kegiatan
(4) tidak Desggarygu upaya kelestrdar sumber daya paiwisata, sena tidak mengg.nggu kelestarian budaye,
alam; keiodahar alam dan li4kungat
(5) meningkatkaa pendapatatr masyankrt; b) Kawasan yang apabila diguakan untuk kegiatar padwisata
(6) meningkatkao ko*ribusi parla pendapatan nasional s€cara ruang dapat memb€dkatr mm&rt:
dan daerah; (1) meningkriLm devisa d{d prdwisata datr
(7\ metrirykatkan keseryatan kerja; mendayagunaksn iNestasi yary ada di sekitamya;
(8) menirgkatkan ekspor; (2) mendorotrg kegiatan lain yang ada di sekitamya;
(9) meningkatkan perkembatrgar mrsyarrkat. (3) tidak mensgarygu fulrCsi lindutrg;

43
(4) tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya Pada Dati I dengan memperhatikan butir b. diteliti ruang kawasan budi daya
alam; dengan kriteria teknis sektoral untuk menentukan kemungkinan-kemrurgkinan
(5) meningkatkanpendapatanmasyxlxftnlt pengembangan kegiatan-kegiatan budi daya dalam ruatu kawasan, sezuai
(6) meningkatkan pendapatan nasional dan daerah, dengan kriteria teknis sektoral. Lebih lanjut, dengan menggrruakan kriteria
(7) meningkatkankesempatankerja; ruang ditetapkan kegiatan budi daya secara sendiri atau bersamaan
(8) melestarikan budaya; berdasarkan nilai manfaat terbesar, dan dituangkan dalam arahan
(9) Mendorongperkembanganmasyarakat. pengembangan kawasan budi daya vang meliputi pembagian ruang wilayah
Dati I dalam arahan zona atau kawasan penrntukan. Penetapan ini sesuai
j. Kawasan Permukiman dengan stnrlftur ruang wilayah Dati I serta ketentuan-ketentuan teknis seperti:
1) Pengelolaan kawasan permukiman dilahrkan untuk me,lryediakan arahan kepadatan bangunan atau intensitas kegiatan budi daya dan arahan
teryat bermukimyang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat konservasi atau kelestarian kawasan budi daya. Arahan-arahan untuk
memberikan linghrngan yang se$ai untuk pengembangan masyarakat, kawasan ini merupakan salah satu muatan RTRWP. Secara bersama-sama
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk denganmuatanRTRWP lainnya digambarkan pada peta skala 1 :250.000.
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
2) Kriteria Penetapan Kriteria penetapan untuk kawasan permukiman d. Dalam menetapkan arahan pengelolaan kawasan budi daya sebagaimana
meliputi: dimaksud dalam butir c. Pemerintah Dati I harus memperhatikan peraturan
a) Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk perundang-undangan yang berkaitan.
permukiman yang aman dari bahaya bencana alanc, sehat dan
mempunnyai akses untuk kesempatan berusaha. e. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam butir c, dilakukan secara terpadu
b) Kawasan yang apabila digunakan untuk permukiman dapat dan lintas sektoral dengan mempertimbangkan masukan dari Pemerintah Dati
memberikan manfaat: rI.
(1) meningkatkan ketersediaan permukiman dan
mendayagunakan fasilitas yang ada di sekitanrya; Apabila dalam penetapan arahan pengelolaan kawasan budi daya terjadi
(2) meningkatkan perkembangan kegiatan sektor dan perbenturan kepentingan antar seklor, Pemerintah Dati I mengajukan
ekonomiyang ada di sekitarnya. permasalafumnya kepada Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional untuk
(3) Tidak mengganggu firogsi lindung. memp eroleh saran penyelesaian.
(4) Tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya
alam- Pada Dati II, dengan memperhatikan arahan pengelolaan kawasan budi daya
8.
(5) meningkatkanpendapatan masyarakat; pada RTRWP, dan dsntan menggunakan kriteria teknis sektoral dan kriteria
(6) meningkatkan pendapatan nasional dan daerah; nung, Pemda Tk. I melakukan pengkajian-pengkajian yang lebih detail pada
(7) menyediakan kesempatan kerja; kawasan budi daya. Penentuan kegiatan dalam kawasan budi daya, didasarkan
(8) mendorongperkembanganmasyarakat. pada nilai manfaat terbesar terhadap pemanfaatan ruang. Penetapan kegiatan-
kegiatan budi daya diwujudkan dalam re,ncana pengelolaan kawasan budi daya
yang dilakukan secara bersamaan dengan rencana pengembangan sruktur
4. Perencanaan dan Penetapan Kawasan Budi daya ruang dan sisem prasarana Dati tr. Rencana pengelolaan kawasan budi daya
meliputi rencana pembagian wilayah Dati tr dalam zone atau kawasan
a. Perencanaan kawasan budi daya dilakukan sebagai satu bagian yang tidak peruntukan, arahan kepadatan bangunan, intensitas kegiatan budi daya dan
terpisahkan dengan perencanaan tata ruang wilayah Dati I dan Dati tr. arahan ketenfuan untuk konservasi atau kelestarian kawasan lindune.

b. Perencanaan kawasan budi daya dilakukan dengan memperhatikan kondisi h. Rencana pengelolaan kawasan budi daya tersebut bersama dengan muatan
sumber daya alam dan buatan, sumber daya manusia, geografi, demografi, tata RTRWK lainnya digambarkan pada peta dengan tingkat ketelitian minimal
ruang yang ada, yang meliputi pola pemanfaatan ilffig, sistem permukiman I : 100.000 untuk luar Pulau Jawa dan I : 50.000 untuk hrlau Jawa.
dan sistem in-fratsnrktur, serta tujuan pembangunan dan penataan ruang
wilayah Dati I dan Dati II.

44
i. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam butir g. dilakukan secara terpadu. 7) Apabila tenryata di kawasan peruntukan kegiatan budi daya baik yang
zudah dibudi dayakan rnaupun yang masih dalam rencana dimaksud di
j atag terdapat indikasi adanya deposit mineral atau air tanah dan atau
fuabila dalampenetapan kawasan budi daya di tingkat II terdapat perbenturan
kepentingan antar sektor, Pemda Dati tr me,ngajukan permasalahannya kepada kekayaan alam lainnya yang belum diusahakan dan dapat memberikan
Dati I untuk memperoleh saran dan penyelesaian. nilaipemanfaatan ruang serta menfaatbagtrnegara yang lebih baik dari
pada rencana peruntukan yang ada, aka arahan peruntukan
pemrnfaatan mang yang ada pada RTRWP atau perunfukan yang ada
k. 1) Pemerintah Dati tr mengupayakan kesadaran rnasyarakat akan
tanggungiawabnya dalam pengelolaan kawasan budi daya. dalam RTRWK dapat disesuaikan untuk menampung kegiatan
penambangan mineral air tanah atau kekayaan alam lainnya tersebut
2) Pemerintah Dati I dan Dati tr mengumumkan kawasan-kawasan
sebagaimana dimaksud di atas kepada maqyarakat. dengan melakukan penggantian-penggantian yang sewajarnya dan
seadil-adilnya.
Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Budi daya 8) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dalambutir 7) di atas diatur lebih
lanjut oleh Menteri yang bersangkutan, setelah mendapat
a. Pemanfaatan Kawasan Budi daya pertimbangan dari Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional.
1) Program-program kegratan budi daya dalam kawasan budi daya
dif<embangkan sesuai d"og* arahan pengelolaan kawasan budi daya b' Pengendalian Kawasan Budi daya
dan arahan pengembangan kegiatan budi daya dalam RTRWPI serta l) Pemerintah Daerah Tingkat tr wajib mengendalikan pemanfaatan
dengan pengelolaan kawasan budi daya dan rencana si$em kegiatan
ruang di kawasan budi daya.
pembangunan dan sistem permukiman dalam RTRWI( 2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir l) meliputi kegiatan
2) Dalampelaksanaan pengembangan kegiatan budi daya terlebih dahulu pemantauan, pengawasan dan penertiban.
dilakukan pengkajian daryak lingkungan sebagaimana dimeksud 3) Apabila Pemerintah Daerah Tingkat tr tidak dapat menyelesaikan
permasalahan dalam pengendalian pemanfaatan kawasan budi daya
dalam Peraturan Pemerintah No 51 tahun 1993 tentang Analisis
Menge,nai Dampak Lingkungan.
sebagaimena dimakzud dalam butir 1) dan butir 2), maka
permasalahan tersebut diajukan kepada Tim Koordinasi Tata Ruang
3) Untuk menjamin kesesuaian pengembangan kegiatan dengan
ketentuan yang ada dalam pe'ngelolaan kawasan budi daya, setiap Daerah Tingkat unnrk diproses langkah lebfr lanjutnya.
kegiatan perlu mendapatkan izin kesesraian lokasi dari instansi tli Dati
4\ Apabila Tim Koordinasi Tata Ruang Daerah Tingkat I tidak dapat
II yang ditunjuk untuk memberi izin lokasi sesuai dengan ketentuan menyelesaikan pengendalian pemanfaatan sebagaimana dimaksud
yang ada, yang berisi pernyataan bahwa lokasi yang akan digunakan dalam butir 3), maka permasalahan tersebut diaj rkan kepada Badan
sezuai dengan peruntukan yang dire,ncanakan dalam pengelolaan Koordinasi Tata Ruang Nasional
kawasan budi daya yang ada di RTRWI(
4) Untuk menjamin bahwa bangunan yang akan di bangun benar-benar
sesuai untuk menrnjang kegiatan yang direncanakan, maka
pelaksanaan bangunan perlu mendapat Tzin Mendirikan Bangrrnan
G/D) dari Pemda Dati II.
5) Dalampemberian izin bangunan seperti dimaksud di atas Pemda Dati
tr harus meryerhatikan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang ada.
6) Dengan tetap memperhatikan arahan pengelolaan kawasan budi daya
yang ada dalam RTRWP, dan pengelolaan kawasan budi daya serta
rencana sistem kegiatan pembangunan dan sistempermukiman yang
ada dalam RTRWK di kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan budi
day4 dapat dilakukan penelitian eksplorasi mineral dan air tanah, serta
kegiatan lain yang berkaitan de,ngan pencegahan bencana alam, dengan
meryerhatikill kgsmanan dan kelestarian lingkungan serta kelanjutan
kegiatan-kegiatan budi daya yang ada.

45
C. Kriteria dan Pola Pengelolaan Kawasan Tertentu c. Kawasan tertentu potensial untuk berkembang yang dimaksud pada butir 3.
a. 2) adalah kawasan budi daya yang didalamnya terdapat sumber daya alam
1. Tujuan dan Sasaran yang dapat dikembangkan untuk pengembangan kegiatin ekonomi nasional
dan daerah, memiliki posisi yang strategis dalam kaitannya dengan pusat
a. Pengelolaan kawasan tertentu bertujuan unfirk mewujudkan terselenggaranya pertumbuhan nasional dan regional serta pengembangannya akan sangat
pemanfaatanruang kawasan yang bersifat strategis secara serasi, selaraq dan berpengaruh terhadap tata ruang wilayah disekitarnya.
seimbeng, serta me,qjamin pembangunan yang berkelaqiutan- Dalam kaitan ini,
tujuan utama pengembangan kawasan tertentu adalah dalam rangka: d. Kawasan tertentu kritis lingkungan yang dimak5u6 pada butir 3. a. 3) adelnh
kawasanbudi tlaya atau kawasan lindung yang memiliki atau potensial untuk
1) Meningkatkanpertumbuhanekonomi. mengalami masalah lingkungan yang berdampak nasiona! yang meliputi:
2) Mempercepat pertumbuhan kawasan sangat tertinggal. 1) Kawasan kritis lingkungan yang diakibatkan oleh dampak
3) Menjamin upaya pertahanan kemnnanan negara. kegiatan/ulah manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam/ruang
4) Memperkuat integrasi nasional 2) Kawasan kritis lingkungan yang diakibatkan oleh terjadinya be,ncana
5) Meningkatkan daya dukung lingkungan. alam yang bersifat alami
3) Kawasan kritis lingkungan yang memprulyai resiko tinggilrentan
b. Sasaran pengelolaan kawasan tertentu adalah: terhadap kerusakan lingkungan, baik yang diakibatkan oleh kegiatan
l) Terselenggaranya pe,lrataan ruang kawasan yang strategis dan manusia maupun oleh kemungkinan terjadinya bencana alanc-
diprioritaskan, dalam rangka penataan ruang nasional atau ruang
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I atau nrang wilayah e. Kawasan tertentu perbatasan yang dimaksud pada butir 3. a. 4) adalah
Kabupaten/Ifutamadya Daerah Tingkat tr. kawasan budi daya maupun lindung yang berbatasan langsung dengan negara
2\ Meningkatkan ftngsi kawasan lindung dan fungsi kawasan budi daya tetangga.
yang berada dalam kawasan tertentu.
3) Mengatur pemanfaatan ruang guna meningkatkan kesejahteraan dan f Kawasan tertentu sangat tertinggal yang dimakzud pada butir 3. a. 5) adalah
p ertahanan keamanan negara. kawasanbudi daya yang secara ekonomljauhtertinggal dari rata-rata nasional
4\ Menciptakan nilai tambah dan pengaruh positif secara ekonomis dari baik akibat kondisi geografi maupun kondisi sosial beserta infiastrukturnya.
pengembangan kawasan strategis, baik bagi pembangunan nasional
maupun bagi pembangunan daerah. g. Kawasan tertentu Hankammeg yang dimaksud pada butir 3. a. 6) adalah
kawasan budi daya/lindung yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan
2. Ruang Lingkup upaya pertahanan keamanan negara yang meliputi daerah latihan" daerah
penyiryenan dan pemb,rangp amrrnisi, pangkalan-pangkala4 lokasi radar dan
a. Kawasan tertentu seperti dimaksudkan pada butir 2.a. dapat memiliki satu lainnya yang berhubungan langsung dengan kepentingan Hankamneg.
atau lebih ciri-ciri berikut :
1) Kawasan tertentu cepat tumbuh. 3. Pokok-Pokok Kebijaksanaan Kawasan Tertentu
2) Kawasan tertentu potensial berkembang.
3) Kawasan tertentu ffi1is lingkungan. a- Umum
4) Kawasan tertentu perbatasan. Penataan kawasan tertentu diselenggarakan untuk mengembangkan kawasan
5) Kawasan tertentu sangat tertinggal yang $rategis dan diprioritaskan dalam rangka penataan wilayah nasional atau
6) Kawasan tertentu pertahanan keamanan negara. penataan ruang wilayah propinsi Dati I atau penataan ruang wilayah
kabup aten/I(otamadya Dati II.
b. Kawasan tertentu cepat tumbrh yuog dimakzud pada butir 3.a.l) adalah b. Kriteria kawasan tertentu adalah sebagal berikut:
kawasan budi daya yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegratan produksi, 1) Mempunyai potensi sumber daya yang besar pengaruhnya terhadap
jasa dan atau permukiman yang memberikan kontribusi penting bagi aspek ekonomi, demografi, politis dan Hankam, serta pengembangan
pengembangan ekonomi nasional dan daerah, serta pengembangannya san gat wilayah disekitarnya.
berpengaruh terhadap tata ruang wilayah disekitarnya. 2) Mempunyai dampak penting baik terhadap kegiatan yang sejenis
maupun kegiatan lainnya.

46
3) Merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial Kawasan Tertentu Potensial Berkembang
ekonomi masyarakat baik di wilayah yang bersangkutan maupun di 1) Pengelolaan Kawasan Tertentu Potensial Berkembang
wilayah sekitarnya. Pola Pengelolaan Kawasan Tertentu Potensial Berkembang dilalcukan
4) Mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan untuk mernacu perkembangan kawasan/daerah dengan memanfaatkan
yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan baik dalam potensi-potensi yang ada secara optimal melalui pola investasi yang
lingkup nasional maupun regional. terarah, baik pemerintah maupun swasta dan masyarakat, dengan
5) Mempunyai dampak terhadap kondisi politis dan pertahanan mengupayakan rynergy pembangunan yang tinggi
keamanan nasional serta regional. 2') Kriteria Kawasan Tertentu Potensial Berkembang
a) Kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam yang
Pengelolaan Kawasan Tertentu potensial unttrk pengembangan sektor-seft1s1 rtnggulan namlln
Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian kawasan tertentu merupakan behrm dikembangkan secara optimal
stratu bagian daipenataan rwtng nasional. b) Kawasan yang memiliki posisi strategis dalam hubungannya
Penentuan kawasan tertentu dilakukan de,ngan meryerhatikan faktor geografi, terhadap kerjasama dengan pasar regional dan intemational
poleksosbudhankam dan kriteria kawasan tertentu. serta didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang
Penentuan kawasan tertentu dapat berasal dari i"isiattp pemerintah pusat atau p otential untuk dikembangkan.
daerah tetapi penetapannya oleh pemerintah pusat.
Pemanfaatan kawasan tertentu dilalqrkan secara serasi, selaras dan saling Kawasan Tertentu Kritis Lingkungan
menguatkan dengan kawasan sekitarnya. 1) Pengelolaan Kawasan Tertentu Kritis Lingkungan
Pengendalian kawasan tertentu dilakukan dengan membandingkan antara a) Pengelolaan kawasan lxitis lingkungan akibat dampak
rencana pengembangan kawasan tertentu yang ada terhadap kondisi kegiatan manusia dilakukan untuk mengembalikan
perkembangan yang terjadi. keseimbangan lingkungan di kawasan itu, serta upaya-upaya
lainnya guna melestarikan lingkungan. Dalam hal ini
d. Kawasan Tertentu Cepat Tumbuh diperlukan pengelolaan yang cermat antara kegiatan
1) Pengelolaan KaWasan Terte,lrtu Cepat Tumbuh pembangunan dengan pelesarian lingkungan
Pengelolaan Kawasan Tertentu Cepat Tumbuh dilakukan untuk b) Pengelolaan kawasan kritis lingkungan akibat bencana alam
mengoptimalkan pemanfaatan ruang agar sesuai de'ngan pote,lrsinya, dilakukan unnrk mengembalikan kegiatan di kawasan tersebut
dapat mengarahkan pola investasi baik pemerintah mauprm swasta dan serta upaya-upaya perlindungan, pencegahan, dan
maqyarakat rmtuk me'ningkatkan pembangunan kawasan" meminimasi penanggulangan terhadap kemungkinan kerusakan akibat
konflik- pemanfiatan numg, dan mengupayakan synergt pembangunan bencana alam yeng akan datang.
yang tinggi baik terhadap Daerah Tingkat tr, Tingkat I maupun c) Pengelolaan kawasan lilitis lingkungan berisiko tinggihetan
nasional. tertadap kerusakan lingtrilngan dilakrrkan untuk memperkecil
2) Kriteria Kawasan Tertentu Cepat Tumbuh: resiko tersebut baik berupa penyezuaian kegiatan sosial
a) Kawasan budi daya yang mempunyai kegiatan sektor produksi ekonomi maupun kegiatan penanggulangan-penanggulang"o
de,ngan skala besar dan berperan menunjang kegiatan produksi bencana yang akan terjadi.
nasional dan ekspor nasional.
b) Kawasan budi daya yang memberikan efek (multiplier effect) 2) Kriteria Kawasan Tertentu Kritis Lingkungan
tertinggi terhadap kegiatan ekonomi dan sosial lainnya di a) Kawasan Tertentu Kritis Lingkungan akibat dampak kegiatan
tingkat nasional dan wilayah sekitarnya. manusia.
c) Kawasan yang mempunyai aglomerasi prasarana perkotaan (1) kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan
yang berfirngsi sebagai pusat pertumbuhan yang berperan kawasan resapan air serta pantai yang firngsinya telah
mendorong pengembangan sektor produksi dan ekspor serta berubah sehingga menimbulkin dampak negatif dan
pengembangan wilayah sekitanrya. atau tidak dapat lagi memberikan perlindungan
terhadap kawasan dihilirnya;
(?-) kawasan linftrng yang menghadapi desakan dari
kegiatan yang dominan dan permukiman yang dapat

47
berkembang disuatu daerah sehingga mengakibatkan dengan negara tetangga, karena kegiatan sosial ekonomi yang
dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan mempunyai sifat komplementer dengan negara tetangga.
budaya nasional drn daerah maupun terhadap kawasan c) Kawasan perbatasan yang meryunyai lokasi strategis terhadap
budi daya lainnya yang berada disekitarnya; akses kepusat-pusat pertumbuhan Regional dan Intemasional
(3) kawasan budi daya yang mengalami kerusakan d) Kawasan perbatasan yang terkait dengan masalah pertahanan
lingkungan akibat kegiatan sosial ekonomi terhadap den keamanan bersifat srpra regional dan merupakan kawasan
pemanfax6l sumber daya alam secara tidak benar, yang spesifik, karena berbatasan langsung dengan negara
serta adanya akibat negatif dari produk sampingan tetengga, sehingga pe,lranganannya memerlukan kekhususan
dalam kegiatan sosial ekonomi/ pemanfaatan sumber tersendiri.
daya alam tersebut.
b) Kawasan Terte,ntu Kritis lingkungan akibat bencana alam h. Kawasan Tertentu Sangat Tertinggal
kawasan lindung atau budi daya yang mengalami kerusakan l) Pengelolaan kawasan sangat tertinggal dilakukan untuk meningkatkan
akibat bencana alam yang terjadi secara alamialq seperti tingkat kesejahteraan sosial ekonomi maqyarakat dan wilayah tersebut
letusan gunung berapi, banjir, g€mpa bt mi, longsoq angin melalui pelaksanaan program-program khuzus yang diarahkan pada
topan dan lain-lain. kawasan-kawasan tertinggal secara terpadu dan lintas sektoral.
c) Kawasan Tertentu Kritis Lingkungan yang rentan terhadap 2, Kriteria Kawasan Tertentu Sangat Tertinggal
kerusakan lingkungan: a) Kawasan dengan kondisi zumber daya alam yang sangat
(l) kawasan budi daya maupun lindung yang mengandung rendab" seperti kezuburan tanahnya yang rendab, rawan
resiko tingg untuk terjadi bencana alam; longsor, rawan banjir, terbatamya sumber air, daerah dengan
(2\ kawasan budi daya maupun lindung yang terancam topografi yang terjal tanah berawa-rawa./ gambut.
kerusakannya akibat kegiatan sosial ekonomi di b) Kawasan yang sumber daya slamnya meTpunyai potensi,
kawasan itu sendiri maupun di wilayah sekitanrya. namun daerah tersebut belum berkembang/terbelakang.

(t
c) Kawasan yang memiliki kondisi geografis pada umumnya di
D. Kawasan Tertentu Perbatasan daerah yang tidak terjangkau, sehingga walaupun lokasinya
1) Pengelolaan Kawasan Terte,ntu Perbatasan relatif dekat namun tidak tersedia akses dari kawasan tersebut
a) Pengelolaan kawasan tertentu perbatasan dilakukan untuk ke kawasan pusat pertumbuhan.
dapat mendorongperkembangan kawasan tersebut agar dapat d) Kawasan dengan penguasaan dan penerapan teknologi yang
mengikuti p erkembangan kawasan lainnya diwilayah nasional relatif rendalq sehingga pe,ngetahuan dan tingkat,
sehingga disparitas perkembengan yang ada dapat dihindarkan. keterampilannyapun relatif rendah unttrk mampu mengelola
b) Pengelolaan kawasan tertentu perbatasan untuk kerja sama sumber daya alam yang ada di kawasan tertinggal tersebut.
dengan negara tetangga dilakukan untuk memanfaatkan e) Kawasan dengan penguasaan dan penerapan teknologi yang
potensi sosial ekonomi dan sumber daya lainnya pada relatif sangat rendah, dikarenakan kruangnya pembinaan dan
kawasan-kawasan yang berbatasan dengan negara tetangga keterbatasan dukungan prasarana teknologi itu sendiri.
yang dilakukan melalui kerjasama antar negara.
c) Pongelolaan kawasan tertentu perbatasan dilakukan untuk
0 Kawasan yang memilikitingkat ketersediaan yang rendah atau
keterbatasan dalam prasarana dan sarana komunikasi,
memelihara stabilitas tlankameg pada kawasan-kawasan yang transportasi, air bersih. air irigasq kesehatan, pendidikan, dan
berbatasan dengan negara tetangga yang mempunyai nilai lainnya yang menyebabkan kawasan tertinggal tersebut makin
strategis bagi Hankamneg. sulit untuk berkembang.
2) Kriteria Kawasan Tertentu Perbatasan
a) Kawasan p erbatasan yang loka sinya relatif terisolir/terp encil Kawasan Tertentu Pertahanan Keamanan Negara
dengan tingkat aksesibilitas yang rendah, sehingga 1) Pengelolaan kawasan tertentu Hankamneg, dilakukan agar upaya
me,nyebabkan rendahnya tingkat mobilitas kehidupan dan Hankamneg dapat diselenggarakan secara optimal dan dapat
gerak langkah masyarakat di kawasan tersebut dalam mengantipasi setiap bentuk ancamnn yang akan timbul.
mengikuti dinamika pembangunan di daerah lainnya. 2) Kriteria Kawasan Tertentu Hankamneg
b) Kawasan perbatasan yang mempunyai potensi kerjasama a) kawasan yang posisi dan lokasinya strategis bagi upaya

48
pertahanan keamanan negara;
I dan Dati ll dimana kawasan tertentu berlokasi.
dengan Dati
b) kawasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. 3) Dalam suatu kawasan tertentu dapat dilakukan penelitian dan
c) kawasan yang digunakan sebagai daerah latihan ABRI yang eksplorasi untuk keperluan pengembangan pendidikan, pengembangan
bersifat menetap; ilmu pe,ngetahuan danpertambangan setelah terlebih dahulu mendapat
d) kawasan yang digunakan sebagai penyimpanan, pembuangan izin dari In$ansi atau unit/badan yang ditunjuk pemerintah mengelola
dan penghancuran amunisi serta sistem senjata ABRI. kawasan tertenfu tersebut.
4) Apabila berdasarkan penelitian pada butir 3) diperoleh kesimpulan
4. Perencanaan dan Penetapan Kawasan Tertentu bahwa kegiatan pengembangan ihnu pengetahuan atau pertambangan
perlu dilakukan karena sangat perlu untuk kepentingan negara,
a. Pemerintah menetapkan sratu kawasan sebagai kawasan tertentu beserta pola kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan pertimbangan
pengelolannya dengan memperhatikan kriteria dimaksud pada bagian C butir
sejauh mungkin fungsi kawasan tertentu tidak terganggu.
4, sesuai denganjenis kawasan tertentu seperti dimakzud pada bagian C butir
a
s) Ketentuan-ketentuan mengenai butir 3) dan 4) di atas diatur dalam
J
Keputusan hesiden mengenai Kawasan Tertentu.

b. Dalam menetapkan kawasan tertentu dan pola pengelolaannya seperti b. Pengendalian Kawasan Tertenfu
dimaksud pada butir 5.a., Pemerintah harus memperhatikan penrndang Pengendalian kawasan tertentu dilakukan untuk membandirgkan rencana
undangan yang berkaitan, dan dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral pengembangan kawasan tertentu untuk mewujudkan firngsi kawasan dalam
denganmeryertimbangkan mesukan dari Pemerintah Dati I maupun Dati tr. ruang wilayah nasional dengan kondisi dan tingkat perkembangannya yang
ada.
c. Pemerintah Daerah TingkatI maupun Tingkat tr dapat mengusulkan kepada
Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), zuatu kawasan untuk
ditetapkan sebagai kawasan tertentu setelah melakukan pengkajian serta
memenuhi kriteria seperti dimaksud dalam Bab M untuk kemudian
ditetapkan oleh BKTRN.

d. Indikasi Kawasan Tertentu ditetapkan dalam RTRWN.

e. Deliniasi kawasan tertentu dilah*an pada Tingkat I untuk kawasan yang


luasnya lebih dari satu Dati II, pada Tingkat tr untuk kawasan yang luamya
lebih kecil dari luas Dati tr.

f Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Tertentu disusun dengan


memperhatikan fungsinya dan setelah rencana tata ruangnya selesai
diintegrasikan dengan RTRWP dan/atau RTRWIC

g. Ketentuan deliniasi dan penyrsunan rencana tata ruang kawasan tertentu


diatur dalam Keputusan hesiden mengenai Kawasan Tertentu.

Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Tertentu

a. Pemanfaatan Kawasan Tertentu


l) Pe'ngelolaan Kawasan Tertentu dapat diberikan pada Instansi tertentu
atau unit atau badan khuzus yang ditunjuk oleh pemerintah.
2) Pemanfa6l6 Kawasan Tertentu dilakukan melalui penjabaran rencata
dalam program pembangunan dan pembiayaan melalui koordinasi

49
TABEL5.1
POLA PENGEMBANGAN KAWASAN PROPINST/KAWASAN
:':', r,rrilD--A3 ,T:
' '.1::r:
;,',,

;,,,:,,' .,:,K-O-TA. .,,: ARAIIAN


PALAf"f 4q...IGEMBANGAI\r
XIWAS.AN.OARA SIJNIBERDAIAAIR

Kw.Banda Aceh dsk - Air untuk lrigasi

Kw. Pantai Barat Selatan

Kw.Medandsk - Kebutuhan air bersih

- Kebutuhan air bersih

Pengendalian Banjir

- Kebutuhan air bersih

- Kebutuhan air bersih

Krv,Solokdsk KL Siberutdsk - Air untuk lrigasi


Sektor unggulan: Solok - Kebutuhan air bcrsih

dsk = dan sekitarnya


dsk = dan sekitarnya
50
; :::;:;:':'i: :::::i:i;::l:::ri'

.. AX.AIIAN
rnOrWSf l:XnWaSerrl PENGEMBANGAI{ pnornriri aH PA{GEMEAI\IGAI\I
DARAT .'. StntnffO*Y*;*n .DAIIJ{T :,,:S,- *,4IR

Kota Orienta-ei : Kw. Muara Bulian dsk

- Air bersih untuk domes

Kw. Muara Bungo - Sarol,a-

Kw. MuaraEnim dsk

Krv.Lubuk Linggau dsk


mestik dan industri

Krv. Zona Batam dsk

- Air untuk pertanian

dsk = dan sekitarnya dsk = dan sekitarnya


51
ri:. " KAWASAN ,,.','.
A44rrAN
::::,:',,,::,,::trAIlf :.,::, PBNGSMBANGAN
'YANGTERKAIT
SIJIV{BERDAYAAIR

Krv.Mannadsk

rv.Bandar Lampung- Metro - Air bersih un$k domes


Metro ran air dan intrusi asin

untuk irigasi,konservasi
- Pengendalian pelcema-
ran air dan intrusi asin

Krv.Mesuii - Air bersih untuk domes

ran air dan intrusi asin

Perikanarr laut

- Kebutuhan air bersih


Pengendalian intrusi

- Pengendalian air tanah


Pengendalian banjir

JAWABARAT

KL Pulau Seribu - Kebutuhan air bersih


untuk irigasi,konservasi

ran air dan intrusi asin


- Kebutuhan air bersih
Sektor unggrrlan:

dsk = dan sekitarnya dsk = dan sekitarnya


52
,: , :KAWdS{!{:,, ,
ARAIHN
.i: ,,:: ,;tAUrI,l:,.... ,i'i PENGEMBANGAN
4ry ,+
y,c icrER'KAII . :Kq,TA
I
STMBESDAYAAil. wes"rg.N

-Pengendalian Banjir

Karimun |arva dsk

Kebutuhan air bersih

- Keburuhan air bersih

Kebutuhan air bersih


Kw.Pangandaran dsk - Kebutuhan air bersih

Krv.Yogyakarta dsk Kebutuhan air bersih


KL Karimun |arva dsk Kebutuhan air bersih
Sektor unggulan:

Penanggulangan ban-

Kota Orientaei:
JAWATTI{r_rR

Pengendalian pence-
KL Karinun fawa dsk Kebutuhan air bersih
K. Seragi dan irigasi

dsk = dan sekitarnya


dsk = dan sekitarnya
53
,- ,,,, ,tr(GTA , A44I-r4r{ I<Aj/VASAI\I
,':'::
, 4g g,lt',',,,,
,,ItN.AM P.EIqc-T.4vP 4!!I rLAUT PEr\cE\{q4l!g4l-,r
xawtslrv oe*a SUMEERDAYA::r[rR YAl,{g,ir,mKAIT SUI\,trEXDAXA

Kebutuhan air bersih

- Kebutuhan air bersih

- Air bersih untuk domes

Pengendalian muara

Krv. Malang dsk. - Kebutuhan air bcrsih

- Air untuk pertanian


Kebutuhan air bersih Ketidak seragaman
-TanamanPangan curah hujan
Air Untuk Domestik
- Penanggulangan ban-

dsk = dan sekitarnya dsk = dan sekitarnya


54
:KAWASI\N ::i:.:.:KOJI . ARAIIAN:: FUI{GSr
: r': ,LAttI: ,, ,," DATAM P.ENGBMBANGAN KOTA
YlANG:ilERKdf[',', :,::
: : xlruslry.PenA SIIIV{BEREAYAAIR NASIONAL

Krv. Los Pa-los-Ehucau


Kw. Bimadsk tik dan air untuk per-

KALIMANTANBARAT

Kw. Kupang dsk tik dan air pertanian

- Air Untuk Domestik

Air untuk pertanian dan

Kw. Komodo dsk Air untuk perbnian dan

- Air Untuk Domestik


KL Ketapang dsk Air bersih untuk
tik dan air pertanian

- Air bersih untuk domes


tik dan air untuk per-

- Ai, b*tih r"rrt d;;; X*. fu"fa X"pu"s ast


Sektor unggulan: - Jaringan transportasi

dsk = dan sekitarnya dsk = dan sekitarnya


PDKS€ACEWElff
55
ry.Nq'sr ]
:ARAHAN 4R
:
,KOTA. :
TTNGEMEANGAN r.rrvc lrrt
NASIO.N,:rL survtrnnolyt,AIR ST'MBERDAYAAIR

Kw. Sampitdsk
- Jaringan transportasi

- Air bersih untuk domcs

Sungai l:mandau

- Air bersih untuk

sebagai sumber air dan

Kw. TanjungRedep dsk - Air bersih untuk


tik dan industri
Air unruk ransportasi
dan energi air
- Air unruk pertanian
- Jaringan transportasi

Kw. Taralan dsk


tik dan industri
- Air unruk transportasi

- Air bersih untuk


tik dan industri
- Air untuk transportasi
dan energi air - Air bersih untuk domes
tik dan industri
- Air untuk transportasi

- Drainase lahan

dsk = dan sekitarnya PK.SEACEffW dsk = dan sekitarnya


56
{f s\N,
P,Br\rellgANcAltr
FT'NGSI r,
A{I9,IIAN
KOTA Iq.{GETfBANGAN
ST'MBERDAYAAil, NASIONA SI'MBERDAYAAIR

Kw.Gorontalo dsk Air untuk domestik dan

Krv.Toli-Toli dsk - Air ber.sih


""tuk
do;;
tik dan pertaniarr

Krv.Manado dsk - Air untuk domestik dan

Air Untuk Parirvisata


SULAWESISELATAN

Kw.Ujung Pandang dsk


tik, pertanian dan peri-

- Air Untuk Pariwisata

Air untuk domestik dan


tik, pertanian dan peri-

- Air Untuk Pariwisara

Krv.PaIu dsk

Kw.Bulukumba-Watarrrpone - Air bersih untuk domes


Air Unruk Pariwisata
tik, pertanian dan peri-

KL Tomini dsk - Air bersih untuk


Sektot unggulan: tik dan pertanian
Energi air

- Air bersih untuk d


- Air bersih untuk domes tik, pertanian dan peri-
tik dan pertanian
Energi air

- Air be..itGrrk d;;es


Kw.Kolonedale dsk Sungai Laa - Air bersih untuk tik, pertanian dan peri-

dsk = dan sekilarnya dsk = dan sekilarnya


57
ARAIIAN
PENGEMBANGAN
I(OTA
DALAM
'
,:i s
PENGFMBANCAN
,.

sulmrnonveen KAWASAI{ DARA SUMBENDAYAAIR

Air Untuk Pariwisata

Krv. GuFus Pu-lau Kai Aru


Sunsai Karaweka - Air unruk pertanian
- Air untuk energi

Sektor unggulan:

Air untuk pertanian

Kw. ]ayapura dsk

Air Untuk Domestik

Kw. Buru Seram

Air Unruk Domestik

Kw. Tembagapuradsk Air unfuk Dertanian

KL Cenderawasih dsk
Kw. Hatrrahera Utara - Air bersih untuk domcs
Sektor unggulan: tik dan air untuk per- - Pariwisata
- Perkebunan - Perilanan tanian

dsk = dan sekitarnya dsk = dan sekitarnya


58
KAw 4N ,,KoTA ,, EqrNg,.!J,,',
l ',:D?s AB$IAN
NO PROTTNST/KAWAFAI! IT.YT DALAM KOTA PEI.ICIWAI\rcAN
rr:":. , ,Y:ar.r
DARAT 'i YANGT.ERKAIT K.tw$alc DARA: NACIoNAI ryIETAYANT SUiVTNSRDEIAAIR
-Perikanan Pariwisata
Kota Orientasi:
- Bia,k

Kw. Sorong dsk 3orong PKW Sungai Warsam- - Air untuk pcrtanian
3ektor unggulan: Mega PKL son - Air untuk energi
- Induski Air Untuk Domesrik
- Perikanan - Air Untuk Pariwisata
- Kehutanan
- Pertambangan

Kw. Nabire dsk KL Cenderawasih dsk Nabire PKL Sungai Wanggar - Air unfuk pertanian
Sektot unggulan: Sektor unggulan: - Air untuk energi
Tanaman pangan .Perikanan
- Perkebunan - Pertambangan
: Pertambangan - Pariwisata
Kota Orientasi:
- Nabire

Kw. Fak-Fak dsk Fak-Fa.k PKL Sungai Bamberai - Air untuk pertanian
Sektor unggulan: Kokas PKL - Air untuk energi
- Talarrran pangan Piar PKL
- Perkebunan Kairrana PKL
- Pebrnal,an
- Perikanan

Kw. Manokwaridsk KL Cenderawasih Manokwari PKL Sungai Wawagari - Air untuk pertanian
Sektor unggulan: Seklor anggulan: Ransiki PKL - Air untuk energi
- Tanaman pangan -Perikanan Prafi PKL
- Perkebunan - Pertanbangan )erul PKL
- Perikanan - Pariwisata

- Pertanbangan Kota Orierrtasi:


-Manokwari

Krv. Wa:rrena dsk Wamena PKL Sungai Membe- - Air untuk pertanian
Sektor unggulan: Kurir:ra PKL ramo - Air untuk energi
- Tanarrran pangan Air Untuk Domestik
Perkebunan Air Unfuk Parirvisata

dsk = dan sekitarnya


59
Tabel5.4 NO. PROPINSI/KAWASAN SEKTOR UNGGULAN
KAWASAN ANDAI-AN PRIORITAS REPELITA VI DAN REPELTTAVII DARAT
13 Kw- Muara Bulian dsk - lndustri
NO. PROPINSI/KAWASAN SEKTOR UNGGULAN - Perkebunan
DARAT - Pariwisata
- Tanaman Pangan
1 Kw. Banda Aceh dsk - Tanaman Panqan - Perikanan
- Pariwisata
14 Kw. Palembanq dsk lndustri
2 Kw. Lhokseumawe dsk - lndustri - Tanaman Pangan
- Tanaman Pangan - Kehutanan
- Perkebunan
Pertambangan 15 Kw. Manna dsk - Perkebunan
- Perikanan Laut Tanaman Pangan
- Industri
Kw. Medan dsk - lndustri
- Perkebunan 1€ (w. Bandar Lamouno - Metro - Perkebunan
- Tanaman Panoan - Pariwisata
- Pariwisata - Tanaman Panqan
- Perikanan - Aneka Industri
- Perikanan Laut
4 Kw. Rantau Prapat - Kisaran - Perkebunan
- Tanaman Panqan 17 Kw. Mesuiidsk - Tanaman Pangan
- Perkebunan
Kw. Danau Toba dsk - Pariwisata
18 Kw. Jakarta lndustri
6 Kw. Nias dsk - Pariwisata - Perikanan Laut
- Perkebunan - Pariwisata
- Perdaoanqan
7 Kw. Padanq Pariaman dsk - Industri - Jasa
- Tanaman Pangan
- Pariwisata 19 Kw. Boioneqara - Merak - - lndustri
Cilegon - Pariwisata
I (w. Aqam - Bukit Tinooi - Pariwisata - Tanaman Pangan
- Tanaman Panqan - Perikanan Laut
Pertambangan
o Kw. Dumaidsk Industri
Perikanan 2A (w. Penyangga DKI lndustri
- Perkebunan Pariwisata

10 Kw. Pekanbaru dsk - Tanaman Panqan 21 (w. Cirebon - lndramayu dsk - lndustri
Industri - Perikanan
Pertambangan - Tanaman Panqan
- Perkebunan Pertambangan
- Perikanan Laut
11 Kw. Natuna dsk Pertambanoan
- Perikanan 22 Kw. Bopuniur dsk Pertanian
- Pariwisata
12 Kw. Zona Batam dsk - lndustri lndustri
- Pariwisata

60
NO. PROPINSI/KAWASAN SEKTOR UNGGULAN NO. PROPINSI/KAWASAN SEKTOR UNGGULAN
DARAT
23 Kw. Cekungan Bandung
DARAT
lndustri
35 Kw. Mataram dsk - Tanaman Panqan
- Tanaman Pangan
- Pariwisata
- Pariwisata
- lndustri
- Perkebunan
36 Kw. Kupanq dsk - Industri
24 Kw. Pangandaran dsk Pariwisata
- Pertanian
- Pariwisata
2a Kw. Subosuko - lndustri
- Perikanan
- Pariwisata
- Petemakan
- Tanaman Pangan
- Perdagangan
37 Kw. Dilli- Manatuto - Perkebunan
26 Kw. Semarang - Demak
Tanaman Pangan
- lndustri
- Peternakan
- Pariwisata
- Perikanan
- Tanaman Pangan
- Perikanan Laut
38 Kw. Buru - Seram - Perkebunan
- Perikanan Laut
27 Kw. Bregas - Tanaman Pangan
- Pertambanqan
- Kehutanan
- lndustri ?o Kw. Taliabu dsk Perikanan Laut
- Perikanan Laut
- Industri
28 Kw. Cilacap dsk - Tanaman Pangan
40 Kw. Gugus Pulau KaiAru - Perkebunan
- Perikanan
- Perikanan Laut
lndustri
41 Kw. Sorong dsk - Perikanan Laut
29 Kw. Borobudur dsk - Pariwisata
- lndustri
- Pertambanqan
30 Kw. Yogyakarta dsk - Tanarnan Pangan
- Kehutanan
- Pariwisata
42 Jayapura dsk - Perkebunan
31 Kw. Gerbangkertosusila - Tanaman Pangan
- Kehutanan
- Perikanan
- Ianaman Pangan
- Industri
- Pariwisata 43 Kw. Biak dsk - lndustri
- Perikanan Laut
32 Kw. Malang dsk lnduslri
- Pariwisata
Tanaman Pangan
- Pariwisata
44 Kw. Tembagapura dsk - Kehutanan
- Perkebunan
- Tanaman Pangan
Pertambangan
33 Kw. Madiun dsk - Tanaman Pangan
Industri
- Perikanan

34 Kw. Denpasar - Ubud - - Tanaman Pangan


Kintamani - Pariwisata
- lndustri

6t.
TABEL 5.5-
KO TA
DAFTAR KOTA-KOTA PRIORITAS REPELITA VI DAN REPELITA VII NO PROPINSI KOTA YANG KOTA PENYEBAR
MEMPUNYAI POTENSI EKONOMI PENYANGGA KEGIATAN EKONOMI
Cipanas
Lembang
KOTA
Baniaran
NO PROPINSI KOTA
YANG KOTA FENV€BAR
Maialava
MEMPUNYAI POTENSI EKONOMI PENYANGGA KEGIATAN EI(ONOMI
u.r.AcEt-l Banda Acehr * Bireun Sigli Cileoon * 5erano Pandegelang
Lhok Sheumawe* Tapak Tuan Cikande Rangkas Bitung
ft/leulaboh
Balaraia Pantai Carita
z SUMATERA Medan * Lubuk Pakam Rantau Prapat
Krawano* Cikarang
UTARA Biniai Taniung Balai Cikampek
Stabat (saran
Purwakarta
Tebing Tinggi
Sumber
Pem. Siantarr Porsea t
Cirebon Palimanan
Drap€t
Kuninqan
3alige

I Tasikmalaya' Banjar
Sibolqa r * ).Sidemouan
Ciamis
Tarutunq Panqandaran
Sununo Sitoli
Sukabumi' Pelabuhan Ratu
J SUMATERA Padano * * * Bukit Tinggi
BARAT Pariaman
Padang Panjang
Solok 11 JAWA TENGAH Semaranor Kendal
Sawah Lunto Demak
Batu Sanokar unqaran
Payahkumbuh Salatiqa

4 RIAU Pakanbarui * * Bangkinang feqal * * Pemalang


)umair Rengat
Batang
Batam* Teluk Kuantan Pekalongan
Brebes
c JAMBI lambi* l Muara Bunoo Slawi
Muara Bulian
Kuala Tunskal Cilacap'
6 BENGKULU Senqkulu * * * Curup +
Purwokerto Purbalingga
Argamakmur Baniarnegara
Bintuhan Kebumen

7 SUMATERA Palembano* Muara Enim Macelano *


SELATAN Prabumulih
Sekayu Surakarta * Boyolali
Sukohardio
Lubuk Linqgau* Kayu Agung Karano Anvar
Batu Ra.ia Sraoen
Klaten
8 LAMPUNG Bandar Lampunq * * Metro
Kota Bumi Kudus* Jepara
Pringsewu Pati
Kalianda
Rembang
Kota Aquno

o D.K.I Jakarta * Tanoerano* 12 D.I.YOGYAKARTA Yoqvakarta + r Wates


Bekaei* Bantul
Ciputal Sleman
Parung
Depok 13 JAWA TIMUR Surabaya t LAmongan
Serponq Gresik
Cileunosi Bangkalan
Moiokerto
10 JAWA BARAT Booof * Sidoardjo
Bandung* Padalarano Drioreio
Cimahi Gempol

62
K OTA
NO PROPINSI KOTA YANG KOTA PENYEBAR
MEMPUNYAI POTENSI EKONOMI PENYANGGA KEGIATAN EKONOMI

Madiun r \agetan
Ngawi
\qaniuk

Kediri r frenggalek
fulung Agung
3litar

Boioneooro * r * l-uban

Malang *' >lngo6arl


KOTA
Porbolinqgo r * * 3anoil NO PROPINSI KOTA
YANG KOTA PENYEBAR
Pasuruan MEMPUNYAI POTENSI EKONOMI PENYANGGA KgGIATAN EKONOMI

Jember r ! 22 SULAWESI
*l
Bondowoso Manado Bituno ' Tondano
Banvuwanoi Situbondo UTARA Gorontalo *' Kotamubago
Limboto
tq BALI DenDasar r Tabanan
Ubud 23 SULATA/ESI Palu Donggala Toli-toli
Gianjar TENGAH Poso
Menowi Singaraja Kolonedale
Luwuk

24 SULAWESI U.jung Pandang * Maros


SELATAN Pare-pare 5rnjal
N.T.B Mataram r l Praya Maiene
Sumbawa Besar *rr Palopo
Raba rrt Bima

16 NTT Kuoano r:* Camplong 25 suLAwEsl Kendari * t' Unaaha Kolaka


Labuhan Baio TENGGGARA Bau-bau
Ende
Maumere 26 MALUKU Ambon *' Dofa
Larantuka I ernate
Tual
17 TIMOR TIMUR Di[i t**
Ermeta
Suai
Ainaro 27 IRIAN JAYA Jayapura * Wamena
Baucau Meurauke
Maliana Biak * Nabire
Pante Macassar Sorono *' Monokwari
Fak-fak
18 KALIMANTAN Pontianak r Singkawang Timika
BARAT Sintang TOTAL 7 az E1 121 231
Sanggau
Ketapang Keterangan : Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Pusat Pertumbuhan Ekonomi Potensial
Pusat Pen gembangan Wilayah
19 KALIMANTAN Palangkaraya * Pangkalan Bun
TENGAH Sampit
Kuala Kapuas
Buntok
Muarateweh

2C KALIMANTAN Baniarmasin * * Batulicin


SELATAN Banjarbaru

21 KALIMANTAN Samarinda * Tanah Groqot


TIMUR Balikpapan ' fenggarong
Bontang
Taniuno Redep
Tarakan

63
PETA V I

POLA PEMANFAATAN RUANG


AKHIR PJP II

/\
4

l
I I \
BIMP_EAGA I I
LAU SULAIiESI
a!,rD.^

\
.r: t
_t I

LAUT BANDA
a ARU

c<
tr

LAUT ARAFURU

\ 2\
s-J \r-
I{ETERANGAN: \

FUNGSI UTAMA KA1VASAN :

1 Indusf ri t
2 Perkebun.rn Kawasan Andalan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Perlambangan Kawasan Laut FUNGSI KOTA Batas Negara Hutan Lindung dan
6 Perrkanan Hutan Konservasi
? PeLernakan
B
O
Pariwisata
Dorr]aftan^!n
A Segitiga Pertumbuhan I
A
Pr{N
PKW
Batas Propinsr
Batas Laut Teritoriai
Kawasan Budidaya, masih
dirnungkinkan Kawasan
10 Jasa
uuEq, rSLrrr
t:] Taman Laut
O PKL Batas ZEE
Berfungsi Lindung dalam
rencana yang lebih detil

BKTRN
F]?P{I({BS
PETA V 11

PC[.A PEI\,|ANFAATAN RUANG

AKHR PJP II

LAUT CIM SELATAN


$,hTAIERA
-r
rKL. Lhokseu
I

./7
9ar
|

'trMTG MALAYSfA I
Balas Negara
.MEbAN
Batas Propinsr
Balas Laut Teritorial
il.6, P? \ FUNGSI KOTA
.'&€
K+ kld
KL. Natuna dsk
I PKN
\c
A PKw
O PKL

o0 HuLan Linduns dan


Hutan Konseriasi
-'- Kawasan Budidaya, masih
T""^
K!.\iau
dimungkinkan Kawasan
, dsk Berfungsi Lindr,rng daiam
l'\r'* rencana )iang lebih detil
ts'{\
- \ Kawasan Andalan
bt
KL- Siberut

Kawasan Laut

FUNGSI UTAMA KAWASAN :

1
t1 ,*/ Nt 2
3
Industri
Perkebunan
ru^ 4
Kehutanan
Pertanian Tanaman Pangan
r. KL Bengkulu 5 Pertambangan
6 Perikanan
7 Peternakan
B Pariwisata
LAUT JAWA 9 Perdagangan
Kep. Seribu dsk 10 Jasa
,/n\
BLAMPUNG
Z\ Segitiga Pert.umbuhan
r .Di
I I Taman Laut
1***'*. $;o

P U L A U S UMAT-ERA BKTRN
BTPP{I(€
PETA V 12
POLA PEMANFAATAN RUANG
AKHIR PJP II

Kep Ser rb,.r

P Bowecrr

/\
LAUT J A\,JA -L--/

KL?Karimun Jawa
noo
e^
U
Kep Kor rm,nJcuo

-{(LDIS-fPARA

$
?\

(\ qJ
P Squ.dr

KL. Madura dsk

-rw
/ -'-

I(ETERANGAN: S4MUDERA tP N|lso Bq wci

EINDIA KL. Dali


FUNGSI UTAMA KAWASAN :

1 Industrl
2 Perkebunan
3 KehuLanan
4 Pert,anian Tanaman Pangan Kawasan Andalarr Hutan Linduns dan
5 Pertambangan FUNGSI KOTA Balas Negara Hutan Konservasi
6 Perrkanan
7
B
Peternakan
Pariwisata
Kawasan LauL I PKN
Batas Proprnsi
Kawasan Budidaya, masih
dimungkinkan Kawasan
9 Perdagangan A PKW Berfungsi Lindung dalam
10 Jasa Taman Laut o PKI, Batas Laut Teritorial rencana yang lebih detil

PULAU JAWA DAN BALI BKTRN


mPP-CXffi
PETA V 13

PCLA PEMANFAATAN RUANG

AKHR PJP II

KALIMANTAII

RLNEI DARIJSALAM
I

l
Balas Negara
I

I Batas Propinsi
I
Batas Laut Terilorial
I

FUNGSI KOTA
t PKN
l PKw
O PKL

MTLJNA
Hutan Linduns dan
rlUIan nonservasr
Karvasan Budidaya, masih
dirnunskinkan Kawasan
1r ;z fi*"-ea ts Berfungsi Llndung daiam
rencana yang lebifu 4"1i1
ool, BonLang dsk
f -\ Kawasan Andalan
I
c \--.
q

I{al,v*asan Laul
+
oo
$ FTJNGSI UTAMA KA\{ASAN :
(-)
o
P Ss.:tv b 1 industri
2 Perkebunan
xL x"tJl+'e o"t 3 I(chutan arl
{ + Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertambangan
6 Perikanan
7 Peternakan
B Pariwisata
9 Perdagangan
10 Jasa
KL Kuala Pembuane dsk
'laman La ut
LAUT JA|,.JA KL. P. laut dsk

BKTRhI
BT?P{K-@6
PETA V 14

POLA MMANFAATAN RUANG

AKHIR PJP II

SULA\VESI

BIMP-EAGA
fl** rL li
LAUT ULAI"/ESf T N u A L\

Batas Negara

Batas Propinr^r
wru KL Bunaken dsk
Batas LauL I'eritorial

F.1]l.JGSI KOTA

KL Tomigi g! I Pr{N

q
A PKlv
O PKL

Flutan Lindung dan


Hut.an Konservasr
Kawa-san Buclida]'ir, masifr
s dinr u n rtkirrliirn Ka rvirslrn
Berfungsi Linclung daiarn'r
rencan.l 1'ang lebih detil

tu
c/)
f) Iiau,asan Arrdalan

Kal.asan Laut

TTJNGSI LTTAMA KA\IA:SAN


1 Induslri
2 Perkebunan
3 Keh Lrtanan
4 Pertanian 'l'trnarnarn i','Ll;iLrll
5 Pertambangan
KL Srngkarang dsk
Eeb!
6 Perikanan
? Peter-nal<an
'0 KL Tukangbesi dsk B Pariwisata
9 Perclagangan
t K9 8*+" i0 Jasa
.o,,fr P et6
:D
P Ep.-ote
xbrero
v f] Taman Laul

BKTRN
BnP-CK-&96
PETA V.1.5

-)
L A U F L 0 r\ E )

P ADo\IAFA Bolu rrtg

,/T;AW PARIW]SATA
\*
Sumba dsk

KUP
KL. Sawu dsk
AU SAHTJ

FUNGSI UTAMA KAWASAN


1 Industri f-\
2 Perkebunan 9t
Kawasan Andalan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertambangan Kawasan Laut FUNGSI KOTA
6 Perikanan Batas Negara
7
I
I
Peternakan
Pariwisata 4\ Segitiga Pertumbuhan I
A
PKN
Batas Propinsi t Hutan Lindung dan
Hutan Konservasi
10
Perdagangan
Jasa fl Taman Laut
a
PKW
pKL Batas Laut

POLA PEMANFAATAN RUANG


TAHUN 2O1B NTB, NTT DAN TIMTIM BKTRN
Pt-DBt?2/01e5
PETA V.I.6

POLA PEMANFAATAN RUANG


TAHUN 2O1B

MALUKU

/
s
ERANGAN
a
Batas Negara
o Batas Propinsi
KL Batutoli dsk
Batas Laut

KL Halmahera dsk
FUNGS] KOTA

I PKN

T SEPAM A PKIT
o PKL

n Hutan Lindung dan


Hutan Konservasi

AF
I \ Kawasan Andalan
\t J2

Kawasan Laut

FUNGSI UTAMA KAWASAN :

,/-5-'s-.- 1 Industri
a/ Z Perkebunan
LAUT BANDA ,te 3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
t' 5 Pertambangan
6 Perikanan
n
U / 7 Peternakan
/ B Pariwisata
.
dv--dof
a /s,. 9 Perdagangan
/ 10 Jasa
-'- Tarnan Laut
.D\ 4 -' ?--a--
ll

uq /
4\?: $

M A L U K U BKTRI[
Pt-DBIP2/0195
PETA V I7
POLA ruMANFAATAN RUANG
P llorga
.$ AKHR PJP II

t./ F 'ros

P
IRIAN JAYA
P lGf ,o
so ,i.Q

P Mrol
rr ; Batas Negara

Batas Propinsi
t**" *
Batas Laut Teritorial
\
F'UI{GSI KOTA
KATJ FAK+
I PKN
A PKW
o PKL

N usr
-\ Hutan Lindung dan
Hutan Konservasi
Kawasan Budidaya, masih
dimungkinkan Kawasan
Berfungsi Lindung dalam
rencana yang lebih detil

\ Kawasan Andalan
-
Kawasan Laut
LAUT ARU
FLINGSI UTAMA KAWASAN :

I Industri
Getat rr r
$ 2 Perkebunan
3 Keh u Lanan
uGsre t\ \
4 Pertanian Tanaman
5 Pertarnbangan
Pangan
\ {3 Perikanan
\ o.+. 2 7 Peternakan
B Pariwisata
4 9 Perdagangan
t0 Jasa
,/ \
Z\ Segitiga Pertumbuharr

| | Taman Laut

R A N J A Y A BKTRN
BIfl.TX-W
PETA V?
POLA JARINGAN TRANSPORIASI
AKHIR PJP II

r
\v I
.^,t'.uLAvesr aaur^^
I I -dsr^

t' t,
'{k

I
,
LI U T s ERA H

I
I

\- I \
\ LAUT ARU

I FLORES
\\ ,,
\A
g
\ --
--- /\
\
\ ^r
I LAUT ARAFURU

--./\€-- \,\ o-r/


KEI'ERAN(j AN: r.
J /-\
5-'-\
\--
Batas Negara PEI,ABUI{A,f t-AUr ----- ) I \
)
Ba'ras Propirisi t Pel.rbuhan Iitalna J)rirner

Batas Laul Te,r'itoria.l


FTINGSI JAI-AN n Pelabr-rhan Uttrnra Selrrrnilc.r' I],.\NDAR LTDARA F'UN(;SI KOTA ,]ern bat-rttL Antar Pr,rlau

Rat.as ZEE Jirlan Arl-eri


tl Pelabul-ran Lltanta T'ersier-
E Iitarri-r Il PhN I.,itrttr"-
.^ Pelarbuhan Pengurrrpan Regionerl
A Dua A PKW Bebas Hambat.arr
Jalan I{olerktor' A Pelabr-rhan Pr:ngrtmpan J,clkal
@ Tiga O PKL Jalan Rel Kerei-a
ei Api
Ap
Pen yeberanqan

-
v BK'i' ii 1\

BTPP{K-@S
PETA V.2.1

POLA IARINGAN TRA NSPORTASI


TAHLIN 2O1B
LAUT CINA SELATAI.J
S.[,IATERA

KETE RANGAN
Batas Negara
Batas Plopinsi
Batas Laut

FUNSI JALAN
Jalan Arteri
LAUT NATLNA
Jalan KoieliLor
q0
FIINGSI KOTA
I PriN
A PKW
O PKL

PADA
PEI,ABI.IHAN I,AL]T

I Pelabuhan Lltarna
Primer
I] Pela buharr
Sekunder
[:tama

trl Pelabuhan
Tersier'
Utama

A Pelabuhan
Resional
Pengurrpan
A Pelabuhan
Lokal
Penqumpan

BANDAR UDARA

tr Utarna

LAUT JAWA
A Dua
Tiga
d--rl;

RLAMPUNG Ltntas
.91
Bebas Harnbatarn
'
Jalan Rel l{ereta Api

BK'fRhI
PETAY.2.2

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


TAHUN 2O1B

JA\,TA DAN BALI

A J A \,j \_)

i
t
t
"I I AKA

'--_*_(\orovv
\
Y
Ll
t).,
t--:.-.-'*-
q:-7

I
\

j C,ttocd
- rfr4ffiLT

S r opr o.1o

Klur$u'g
s lr
T'T (,/ \\*:-L) brrpnsa
D ,4
i
H 1V D

PELABUHAN LAUT
Negara
I Pelabuhan Utama Primer
FUNGSI JALAN BANDAR UDARA
Propinsi E Pelabuhan Utama Sekunder FUNGSI KOTA
Laut Jalan Arteri t] Pelabuhan Utama Tersier E Utama
I PKN
Lintas
Dua pKw Bebas Hambatan
Transportasi Laut
1\ Pelabuhan Pengumpan Regional
Jalan Kolektor
A Pelabuhan Pengumpan Lokal
Tiga o PKL '- Jalan Rel Kereta Api

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


TAHUN 2O1B PULAU JAWA DAN BALI BKTRN
L.U.l- lr Pr-DBrn/0,196
Peta V.2.3

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


AKHIR PJP II

IiAL,IMANTAN

ERUNEI DARUSALAI'1

RANGAN:
Batas Negara
Batas Propinsr
Batas Laut Teritorial

F'UNSI JALAN
Jaian Arteri
Jalan Kolektor
FTINGSI KOTA
I PI{N
a PKW
c Pr(L
PELABLTHAN LAL]T

Pelabuhan Litama
Primer
E Pelabuhan lltama
Sekunder
e P.arp T,te(
\
tl Pelabuhan LItama
T'erster
A Pelabuhan Pengunlpan
Reslonal
e
2 S-qtq
ct
A Pelabuhan Penqurnpan
Lokal
t
B,\NDAR UDARA

E Utama
A
l_5
Dua

fA
\ -/ Tisa

I-,intas

LAUT JA\,IA

LI BKTRhI
BIPP{K-{ffi
PETA V.2.4

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


TAHIJN 2O1B

SULA1{ES]
,!

LAUT SUTAWESI \J

o
o
Batas Negara
Batas Propinsi
Batas Laut

FUNSi JALAN
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
FUNGSI KOTA
I PKN
A PKw
O PKL

PELABUHAN LAUT

t Pelabuhan Utama
Primer
[ S:lli"T:1"
Utama
f-l Pelabuhan Utama
Tersier
a E:i1::1,""
Pengumpan
n PeFa-brihan Pengumpan
Lokal

BANDAR UDARA
Utama
E
$-*- A Dua
riga
btq O
Lintas

P U L A U S U L A VV E S BKTRN
Pr-DBI"2/0195
PETA V.2.5

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


TAHUN 2O1B

NTB. NTT DAN TIMTIM

t_ A IJ R S

Ko P A-M
p AD.MRA Bo lor rr,g I

AJ SA|rtJ
t-J

PELABUHAN LAUT
Batas Negara Pelabuhan Utama Primer
FUNGSI JALAN I BANDAR UDARA
Batas Propinsi Pelabuhan Utama Sekunder FUNGSI KOTA
n
Batas Laut Jalan Arteri E Pelabuhan Utama Tersier E Utama
I PKN

Jalur Transportasi Laut 1\ Pelabuhan Pengumpan Regional A Dua


A PKw Lintas
Jalan Kolektor l\ Pelabuhan Pengumpan Lokal (rt Tiga
O PKL

NTB, NTT DAN TIMTIM BKTRN


Pt-DRIPz/0{96
PTTA V.3.3

POIA JARINGAN TISTRIK


AKHIR PJP II

I(ALIMANTAN
BRUI'EI DAJ?JSALAI"I
I

I
\r
l

i
Batas Negara
l

i
Batas Propinsl
I

I
I Batas Laut Teritorial

FIJNGSI KOTA

.1
t Pr{N
A PKW
/,.)._" e PKL

NATItlA
ls
Oms
I JARINGAN LISTRIK
Rrt€ la
/
- c\
G 5OO KV
o
275 KV
I%t-, K-.9
i,r 150 KV
(
) - 70 I(V
,,;
5-l Kawasan Andalan
I
FIJNGSI LT'IAMA KAI{ASAN :

6-* \ 1 Industri
40 +
Z Perkebunan
o 3 Kehutanan
Q 4 Pertanian Tanaman Pangan
c
5 Pertambangan
!*=t 6 Perikanan
? Peternakan
6) B Pariwisata
!r 9 Perdagangan
10 Jasa

LAUT JA\./A

P U L A U K A L M A N T A N B K T R I{
BIPP-{K-(P96
PETA V 31
POLA JARI'IGAN LISTRK
AKHIR PJP II

LAUT CIM SELATAN

$T,|ATMA
I
I

ALA\
/?l
FI
l KETERANGAN:
Batas Negara
Bertas Fropinsi

[\ o
<t\ Batas Laut Teritorial

FU SI KOTA
1-)u**
1_Al-lT i$ATl-[..lA I PIiN
\\ A PKW
o0
o PKL

JARINGAN I,ISTRIK
500 K\'
275 I{V
,..1rut*.*
s*'k
- 15Q IiV
\
?0 t{\i

f -r \ Kir\Yasan Anclalan
\- r+ ru.r+r"
FI.JNGSI TJTAT{A IiAIf ASAN :

1 Indusl li
I Z Perliehrunan
O L.,* Fa
a 3 liehutanan

6 Perikanan
(-l 7 Peternakan
B Paliwisata
I Perdagangal
LArUl t A{n,A l0 Jasa

A S MATERA il{
PETA V 32
POLA JARINGAN LISTRIK
AKHIR PJP II

f(ep Ser rbu

r>Q o
o ()p0 P Bcrureon
/a

xAf tnoN[utnA
LAt-J T .,l
al

rt {3 O
l'.ep Kor- imrJoJo
n

't LI ek J DS(

o \'-rrt,l-ro,L \
lf-rre
q-Lc \ a
I lY",ol Kep K.:rrgrer'
,J--..--
L, (...-J..-
r/ \:'

) -Lt -qIJc 'l \-i


P 9rpd
los I
Nr
- -\o'
_+^ 4
|

lkmo rrk
s

J . r>il--1rffipc6,
-.
d'":9 o

ra
1s' )

f4!r,.g
BAAI\IJAAGI

KE'IERANGAN: ^s .4 .Lt tr ^ t,R"a


FUNGSI UTAI\,IA KAWASAN :
ETNDTA
1 It-rdustri
2 Perkebunan JARINGAN LISTRIK
3 Kehutanan 500 I(v
4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertambangan 2?5 l(V
6 Perikanan 150 r(v
FIJNGSI KOTA Balas Negara
7 Peternakan
I
B Pariwisata 70 KV
PI{N
Batas Propinsi
9 Perdagangan A PKW
10 Jasa (- -) I(awa-san Andalarr
O PKL Batas Laut Teritorial

PULAU JAWA DAN BALI BK RN


PETA V 3

I
I
I
I
I
\
\
\
I

BKTRN
BTPP_CK-0296
PETA V.2.7

/\,-\-'t\ POLA JARINGAN TRANSPORTASI


-/' \
-/" \
..t TAHUN 2O1B
\

\\-/-----.\ IRIAN JAYA


,
so esrr ). 't- ) B oli
,1€> | ,/1. ''t'i

-P
KETERANGAN:
Batas Negara
*/
Batas Propinsi
Batas Laut

\,^i
\: i- JALAN
\
Emotol
f
,
Jalan Arteri
)
\\ Jalan Kolektor
!
I
FUNGSI KOTA

I PKN
A PKlr
O PKL
PELABUHAN LAUT

I F;lilx*""
Utama

LAUT APU E
l-l
5."111"11?'
Utama
Pelabuhan Utama
f-l Tersier
An
H:133H}i"
Pengumpan
Pelabuhan Pengumpan
'l-J Lokal
BANDAR UDARA
Utama
E/\
la uua
(:i) riga

Lintas

R I N J BKTRN
PT-DBIPz/{X95
PETA V.2.6

POLA JARINGAN TRANSPORTASI


TAHUN 2O1B

MALUKU

KETE RANGAN
Batas Negara
\ lJ Batas Propinsi
Batas Laut

FUNSI JALAN
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
FUNGSI KOTA
Il PKN
A pKw
O pKL
PELABUHAN LAUT
I Pelabuhan Utama

I]
f-l
rrlmer
5:11'"11?"
Utama
Pelabuhan Utama
L"J Tersier
.-Al,l T FAi''r[:t ( +
a
Pengumpan
fi:'"13x1f"
Pengumpan
f:lx\"n""
/l BANDAR UDARA
v
' I Utama
^'rc'S
A Dua
( ''1.'j Tiga
"D"
Lintas
o€;' s

L U BKTRN
L.[r - 15 Pr-m?ri0{s6
PETA V 36
PO-A JARIISAN LISTRIK
AKHIR PJP II

MALUKU

/
d

Batas Negara
Batas Propinsi
Babas Laut Teritorial

qa\ FUNGSI I{OTA

I PKN
A PKW
C PKL

JARINC+AN LISTRIK
G 5OO KV
275 KV
150 KV
70 I(V

Kep BglJr \.
"*
*,*,. 1^ \ Kawasan Andalan
0
F'UNGSI UTAMA KA\{ASAN :

1 Industri
2 FerltebLlnan
L.ALJI BANDA 3 Kehutanan
\ 4 Pertanian Tanaman Pangan
o / o 'ry )"*
t 5
6
Pertambangan
Perikanan

'EslNNd'*o
"*,'.
i\w
( Af
I ?
B
I
Pet,ernakan
Pariwisata
Perdagangan
. cJ '--
uoo
10 Jasa
-2
i
--

M A U K U BKTRN
BTPP-CK.{BM
PETA V 4

P0LA JARI'reAN LISTRIK


AKHR P.P II

fahu!

LAUT SULAIJE-SI \J

Batas Negara
Batas Propinsi
Kry TCI-
Batas Laut Teritorial

FL]NGSI KO'IA
t PKN
A PKw
O PKL

JARINGAN LISTRIK
500 KV
: 275 KV
- 150 KV
70 KV

t-\
t_ j Kawasan Andalan
FUNGSI UTAMA KAI4IASAN :

1 Industri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanarnan Pangan
5 Pertambangan
Pbvrw, 6 Perikanan
\ 7 Peternakan
Fisrnro
\. B Pariwisata
I Perdagangan
10 ,trasa

i
I X$ scv-at.
p aaL,.N
P Xdl4
et^ . F Pct€toto
F+.-*. O

U L A U S ULAufTSI BKTRN
BT?P-C(-m0e
I
Ii
I

I
I

LAIJT FTORES
5n
Lonrb<;k

Sr-rr,bcrr.ro K - Et.D€ P Tr

Torreke
To, r€ke ,//

/
P-Por..1

KE]'ERANGAN:
FUNGSI UTAMA KAWASAN :

1 Industri JARINGAN LISTRIK


2 Perl<ebunan
3 Keirutanan 5OO KV
4 Pertanian Tetnaman Pangan
275 Kv FUNGSI KOTA
5 Pertambangan
6 Peril<anan 150 KV Batas Negara
? Peternakan I PKN
B Pariwisa[a 70 KV pKW Batas propinsi
9 Perdage\11gan -:\-/ \ Kawason Anctalan /t
lO Jasa
- --- Batas Laut Teritorial

NIB, NTT
tr | | nA[l
untr
BfPP-{K
I)II1'A V 37

P llorp POLA JARINGAN LISTRIK


.$

0p o*
KAH MT'D<IIARI IRIAN JAYA
P Kofro r') K+,Srvl*Jo''
sc
,lQ
\-?

P rso
l,J I
t',
[]at trs Negat'u
LJL-It,us [tletpirrsi
\ llert.trs t,auL'fr-"r'il,orial
ter+tr o \u "r*ae,nr
\
Fd<-t'i
KAU FAK-
']t
--t I i'tJN[+SI KC)'l'A

-
4'
hlcbrrc
') | t Pr(N
c\ ''-
/a
' Ero-ot., |
\'A
'
A PI(W
CJ
G Plir

RIN(iAN l,ltl'l'lilli
,l A

G 50() Ir.V
r-r P7i5 IiV
I5O KV
- ?0 t(v
,-].\ Ituwasan Anelnltrn
IAUT /' R l,,l [i'I]N(JSI T.,I'TAM A I(AWAI.]AN
I Indrrsl,ri
'e Perkeburrntr
il Keft u tatrarr
G's!$t,1r I
4 IJerf anin n Tsnaniiln []nngarr

IUtrI G :ffi]
'l f)erternt-rl<an
\ tJ Lrerriwistr t,a
\o*o- ? \ I Perdagnrrgan
IU J AST1
4t
t'o ,
\
KAll I'E €

A N J A BKTRN
mw.ff-mfr
LrEIA V 3a

TLTKOMUNIKASI NASIONAL
AKHIR PJP II

t /^--
/ r-:l
'o
I
E Li.n @ gTS
I ruM
I
I

I I
I I
\ I
LAUT 5ULAI{ESI
0t- "auLjDF^
- (4 r^,{ s -
-" tk

I
at'- \ I
\ /H\

s" a A{F \}' 1a


o-
taF*\ I
I
t.- -- _ .t
t ;,
dht
1,
I r.. UT

Il'\.
II -AY\,-

j ,..,,
*'

LAU- AIQAFURU

*-, \ \ \
/----/
-+9--
KETERANGAN: r\
)
Batas Negara
FUNGSI KOTI\ \\
Batas Propinsi Micro Digital
I PKN Fiber Optik
Batas Laut Teritorial A PK$ F Kabel Laut
Batas ZEE O PKL
Stasiun Bumi

N D 0 N t S A BKTRN
ETPP-{[-M8
,/-
/
/
'.
MALAYSIA KETERAf{GAN:
tsatas Negara
Batas Propinsi
qlt
'3'n P
tsatas Laut Teritorial

FUI*IGSI KOTA

qO t PKN
A PK$
PEKANBARI] o FKL

Micro Digital
:. 3-bd
PADANG b
? Fiber Optik
/
F Kabel Laut
Stasiun Bumi

LAUT JAIJA

PUI{G

iot

PULAU SUMATE
Kep Ser r bu

% oo o
o ooo P. Bolecr-r
1
LAU TJ A\,./A 0 a
? I
n
$ Kep Kor rrnLd'rJohrc
Ct
noo
"D
t,
(., \
i

Dsnd< a tt I

Rcdu Dorgkcl 1wcApmg

Tosrkmolo"o-al*," :,.9 O1&>volol'


?

G flodrm Kedrr r p. I
Pordry, I PrcSol rrggo
Lece O
f'lo la:g O <ta..+'
o
TulLrgogrrg f*,3 o-

sTtauDg KI

R4 HtNp/t

KETERANGAN:
FUNGSI KOTA lvlicro Digital
Batas Negara
Fiber Optik
Batas Propinsi I PKN
I(abel Laut
A PKw
Batas Laut Teritorial O PKL Stasiun Bumi

PULAU K

Blru-@
BRU\ET DARUSALAM
I

I KETERA
I

I
S*ot,k
Negara
I

i
Batas Propinsi
I

I $a^* Batas Laut Teritorial

FUNGSI KOTA
t PKN
A PKW
O PKL

Micro Digital
Fiber Optik
Kabel Laut
Stasiun Bumi

flmlor rpa
a x.ta"_,
a

LAUT JAIJA \ 04-

P U L A U K A L I M A N'I BKTRN
i.
I

{!
LAUT SUtAI./TSI
rlruu
\J RANGAN:
oP T&l*E
OP Blao Batas Negara
Batas Propinsi
Batas Laut Teritorial

FUNGSI KOTA
I PKN
A PKT{
O PKL

{
** P ItTLJl
tcntrmO ^fl

Micro Digital
Fiber Optik
Kabel Laut
Stasiun Bumi

:'0

..P K.r6bto
+trd. *,/

P U L A U S U L A W E S BKTRN
EI?P
JARINGAN TTLTKOMUNIKASI
AKHIR PJP II

LAUT VF
t\Lv \

P Sngeo '9
P Lombok
U __________-__

So ltre'J.E

Stirnbowo
P Trmor lG I lcrro S<tne
o 10
Por

,,/)r* **
\-J
^
hRorjtro

KETERANGAN:
FUNGS] KOTA Micro Digital
G Batas Negara Fiber Optik
Batas Propinsi
t PKN
Kabel Laut
A PKW
Batas Laut Terilorial O PKL
Stasiun Bumi

NTB, NTT DAN TIMTIM


AKHIR PJP II

MALUKU

P llsp p RANGAN:
Batas Negara
Batas Propinsi
Batas Laut Teritorial

FUNGSI KOTA

I PKN
A PKi4r
O PKL

r Micro Digital
r Fiber Optik
Kabel Laut
Stasiun Bumi

BAN DA

. d,4c, -..
FNrlo

F.H-.

M A U K U
0(
PETA V 42

POIA PRASARANA PTNGAIRAN


TAHUN 2018

P Bculecn

lAtl-T
L AU JA\,^/A L)
t:\
I

at m.&
t)
V
.t'j I l'.ep Kor rmr,J&/cl
0
O6
0
-<IDIS-fF'ARA

q \J

[eK -- 6u4et,i
T- a>
JV

-P
S';1j[UDERA Nuso Bcrmg,'

KETERANGAN.
fIINDTA N Lenrbongron
FIJNGSI UTAilfA KAWASAN :

1 lndustri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
Batas Negara
5 Pertambangan
6 Perikanan FUNGSI KOTA
7 Peternakan Batas Propinsi l{aduk yang Lelah selesai
B Pariwisata
I Perdagangan Batas LauL Teritorial
T
A
PKN
PKW Kawasan Andalan \z Waduk yang sedang dibangun

10 Jasa Batas DPS/DAS O PKL VZ Waduk yang direncanakan

PULAU JAWA DAN BALI BKTRN


81PP{#
l-' Fr \
Fl F'l l-{ \\ \
\
J RINGAN TELEKOMUNIKASI
i//
'0 ,--'
t? 1
1 i
./'
-.*----\
t\1 .lalrFrl{*-q\\
HIR PJP II

1)e J 1 I
P Bototo
r a .t IRIAN JAYA
P.l{lp-e

su
Pr3f,iil
:rQ
a
Prof r
o
P at

P |4i*l Y*E.I
KETERANGAN:
a

1' 1 Batas Negara


T 1
o
Sam r Orntc Batas Propinsi
Batas Laut Teritorial
o

F&--fd<

\ FUNGSI KOTA
Elro[ol i Kri
o I PKN
l4er c
I tion* A PKtr
a a O PKL

Tinrko
a

Micro Digital
Fiber Optik
Kabel Laut
Stasiun Bumi
LAUT ARU

r'
G.tol ir r

RIT ]C tDFO

J BKTRN
nPl-cT-0ar
PIITA V 4I
? \.--(-,-.
\l\. \\ POIA PRASARANA PTNGAIRAN
\!1
\<
\ \
t TAHUN 2O1B
LAUT CINA SELATAN
$[JATERA

/?
Ls

Batas Negara
Batas Propinsi
m,&, syt \
p
<_/
Batas Laut Teritorial
Batas DFS/DAS
t
a,o I Kar-ral

\f LAIJT NATL,[\A

n nt"
d).r=-\'\
o0
FUNGSI KO'I'A
\ \4
I PKN
\'-'ll A PKW
O pKL

f -\ \ Kawasan Andalan
bt
FUNGSI UTAMA KAWASAN :

I Industri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
Mo LiDtRng 4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertambangan
'{ -/J 8 6 Perikanan
a& ?' Peternakan
B Pariwisata
o
I Perdagangan
10 Jasa

Waduk yang telah selesai


LAUT.JAI^/A
\:u7 lltaduk yang sedang dibangun

UZ Iltaduk yang direncanakan

P U L A U S U M A T E R A BKTRN
PE'I'A V ,4.'J

POIA PRASARANA PINGAIRA


TAHUN 2O1B

I(ALIMANTAN

Batas Negara
Batas Propinsi
Batas Laut Terilorial

Batas DPS/DAS

FUNGSI KOTA
I PKN
a PKW
O PKL

,/- \
r-) Kawasan Andalan
FUNGSI UTAMA I(AWASAN :

i Industri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertan-rbangan
6 Perikanan
7 Peternakan
B Pariwisata
I Perdagangan
10 Jasa

\:I7 I{aduk yang telah selesai

\ZZ lfaduk yang sedang dibangun

\I/ Waduk yang direncanakan

P U L A U K A L M A N T A N BKTRN
BI?P{K-M
ff,rA u ,+.+
POLA PRASARANA PTNGAIRAN
TAHUN 2018

SULAWESi
ruuu p\ '*
Q\
aJ'

LAUT SUL,AlJESI 0*"*

: Batas Negara
Batas Propinsi
Kry T(I- Batas Laut Teritorial

Batas DPS/'DAS

FUNGSI KOTA
T PKN
A PKtry
O PKL
he
.o

r-\
V

\ _' Kawasan Andalan


FUNGSI UTAMA KAWASAN :

1 Industri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
4 Pertanian Tanaman Pangan
5 Pertambangan
6 Perikanan
7 Peternakan
B Pariwisata
I Perdagangan
10 Jasa

Iladuk yang telah selesai

e
W fladuk yang sedang dibangun
.W
I iladuk yang direncanakan
& t\r
-D o

P L A U S U L A VV E S
BITP
PTTA V 45
POIA PRASARANA PENGAIIRAN
TAHUN 2O1B

TAIJT FLORE

P Trmor

KUP

!,) -'/j-* **
-\-----r/
Al^i G

h P.orguo

KETERANCAN:
FTJNGSI UTAMA KA'IYASAN ;

lL Industri
Z Perkebunan
3 Kehutanan
1 Pentanian Tanaman Pangan Batas Negara
FUNGSI KOTA
5 Pentarnbangan
6 Perikanan Batas Propinsi
7 Peternakan
B Pariwisat.a
I Perdagangan
Batas Laut Teritorial
I
A
PKN
PKW
\--) Kawasan Andalan \w ITaduk yang lelah selesai
'lfaduk yang sedang dibangun

10 Jasa Batas DPS/DAS O PKL \-57 I[aduk yang direncanakan

NTB, NTT DAN TIMTIM BKTRN


B|PP{X-@96
PETA V 46

POLA PRASARANA PINGAIRAN


TAHUN 2018

MALUKU

Batas Negara
Batas Propinsi
Batas Laut Teritoriai

Batas DPS/DAS

\' \
| ^.
FUNGSI KOTA

I PKN
A PKw
O PKL

1- \ Kawasan Andalan
FUNGSI UTAMA KAWASAN :

1 Industri
2 Perkebunan
3 Kehutanan
S-- 4 Pertanian Tanaman Pangan
\ 5 Pertambangan
\ 6 Perikanan
LAUT BANDA \ 7 Peternakan
I Pariwisata
'/ P@
I 9 Perdagangan
10 Jasa
/ 0 I

' ,*ur**$ t e r, to 8'


P Hol!
/
4os@€-&
,too/ \:7 Tiaduk yang telah selesai

r'"/
r-P Ddr
u/e \:Y waduk yang sedang dibangun

\F-l waduk yang direncanakan

M A U K U BKTRN
l'Ll'|,\ V .'l^l

rP0 PRASARANA PTN(;AII?AN


TAHUN 2018

IRIAN JA\ A

c
ItA \r
-\ t^
r
l\
\r
-\

Brr tas Negtrt'a

Batas Pr-opinsi
H;rtns l,irut 'l'eri ior-rirl

Ilalas l)P.s '[)A>-

li0'tA
PK\
Ph ll
PIit,

H,l\\'irls(rIt,\ ndalrrtr

Pattgtrlr

ltarirrk varru telrrh sr,lt'siii

\tadtrk virrrt sedanq dibangrtn

I{atlrrli v;trru rliterrt arrakan

I-\
IJ K'fR I

1\
'\

8f?P-CX-0ts
PENGERTIAN ISTII.AH a
J. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I (RTRWP)
adalah rencana tata ruang wilayah administrasi propinsi daerah tingkat I dengan tingkat
kedalaman setara dengan tingkat ketelitian peta skala 1 : 250.000, yang berjangka waktu
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) digunakan berbagai istilah dengan perencanaan 15 tahun.
pengertian sebagai berikut :
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten l)aerah Tingkat II (RTRWIQ adalah rencana
Pada BAB L dieunakan istilah sebaeai berikut : tata ruang administrasi kabupaten daerah lingkat tr dengan tingkat kedalaman setara dengan
tingkat ketelitian peta skala I : 100.000 Vd 1 : 50.000, berjangka waktu p,ets.ncanaan l0
t. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, rueng lautan dan ruang udara; termazuk tahun.
didalamya tanalq air, udara dan benda lainnya serta daya dan keadaan, sebagai satu kesatuan
wilayah teryat menusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara 5. Wilayah adalah rua$ yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait pfua
kelangsungan hidupnya. yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek/pengarnatan adminiira\if
i
pemerintahan dan auatu aspet/petrgamatan firngsional.
) Tata Ruang adalah wujud struktueral dan pola pemanfaxml rurng baik yang direncanakan 1
maupun tidak" yang menunjukkan adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang. 6. Kawasan adalah zuatu wilayah yang mempunyai fungsi dan atau aspek/pengamatan
frrngsional tertentu.
a
Penataan Ruang adalah proses perencanaan, pelaksanaan re,ncana dan penge,ndalian
pelaksanaan rencana tata ruang. 1 I(awasan Lindung adalah kawsan yang ditetapkan dengan fungsi uatama melindungi
kelestarian hidup yang mencakup zumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
4. Tata Guna Tanah adalah pola yang menggambarkan alokasi penggunaan tanah baik yang
direncanakan maupun tidak 8. I(awasan Budidaya adalah kawasan yang dietapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi zumbetdaya alam, sumberdaya manusia dan
5. Tataguna Air adalah pola penggrrnaan air sebagai sumber daya alam maupun sebagai zumberdaya buatan.
prasarana baik yang direncanakan maupun tidalq yang menggambarkan keterkaitan lokasi-
lokasi sumber air, jaringan sarana dan prasarana serta kawasan produksi, pusat-pusat 9. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termazuk
permukiman pengguna air. pengelolaan zumberdaya alam dengan susunan firogsi kawasan sebagai teryat permukiman
perdesaan, pelayananjasa pemerintahan, pelayanan sosiat dan kegiatan ekonomi.
6. Tataguna Udara adalah pola penggunaan ruang udara sebagai sumberdaya alam maupun
untuk sarana prasarana kegiatan budidaya dan permukiman beserta sarana prasarana 10. I(awasan Perkotaan adalah kawasan yang meryunyai kegiatan utama bukan pertanian
penunjangnya, baik yang direncanakan maupun tidak. dengan susunan frrngsi kawasan sebagai teryat permukirum perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pememrintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
7. Tataguna Hutan xdalah pola yang menggambarkan penggunaan alokasi pemenfaatan hutan
sebagai sumberdaya alam (hayati dan non hayati) 11. Kawasan Andalan adalah kawasan di dalam kawasan budidaya yang memiliki potehsi
terterfu baik yang sudah berkembang maupun yang prospeltif untuk dikembangkan, kawasan
ini strategis bagi pembangunan serta pengembangan ruang wilayah nasional.
Kawasan andalan yang sudah berkembang mempunyaipotensi untuk lebih dikembangkan
1. Rencana Tata Ruang adalah hasil Perencanaan Tata Ruang berupa arahan kebiaksanaan karena didalanmya terdapat antara lain aglomerasi kota, aglomerasi kegiatan sektor produksi
pemanfaatan ruang secara terpadu untuk berbagai kegiatan. yang didukung oleh ketersediaan zumberdaya manusia, zumberdaya alam, kedekatan lokasi
terhadap pusat-pusat pernrmbuhan regional dan mempunyai in-frastruktur pendukung.
2. Rencana Tata Rriang Wilayah Nasional (RTRWN) Kawasan andalan yang prospektif untuk berkembang mempunyai peluang untuk
adalah re,ncana tata rurng dalam wilayah administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dikembangkan karena didalamnya terdapat sumberdaya alam, mempunyai akses terhadap
dengan tingkat kedalaman setara dengan lingkat ketelitian peta skala 1:1.000.000, yang pusat pertumbuhaq dekat dengan pusat-pusat permukiman dan dimungkinkan untuk
berjangka waktu perencanaan 25 tahun. p engadaan prasarana p endukung.
12. Kawasan Tertentu adalah kawasan tempat pengembangan kegiatan-kegiatan yang strategis e) Bersifat khusus karena mendorong perkembangan sektor strategis atau kegiatan
secara nasional yaitu : khusus lainnya di wilayah kabupaten.
a. Kegiatan yang mempunyaipenganrh besar terhadap upaya pengembangan tata ruang
di wilaYah sekitarnYa. 4. Pola ruang nasional adalah gambaran indikatif sebaran kegiatan pelestarian alam dan cagar
b. Kegiatan yang mempunyai dampak terhadap kegiatan lain dalam bidang yang sejenis budaya, kegiatan produksi serta persebaran permukiman-
maupun terhadap kegiatan di bidang lain.
c. Kegiatan yang merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan 5. Struktur ruang nasional adalah s.ratu stnrktur yang metrperlihatkan pola jaringan prasarana
mesYarakat' tranqportasi, kelisrikan, dan air dalammendukung sis*empermukiman dan kawasan-kawasan
d. Kegiatan yang berdampak pada kepentingan pertahanan keamanan negara yang andalan di darat maupun di laut serta kawasan-kawasan kerjasama dengan negara tetangga.
bersifat strategis.
6. Pelabuhan utama primer adalah pelabuhan utama yang berfrrngsi khuzusnya untuk melayani
13. Kawasan Yang Diprioritaskan/Kawasan Prioritas adalah kawasan yang mendapat kegiatan dan alih muat anglortan laut nasional dan intemasional dalam jumlah besar dan
prioritas paling utama untuk dilahrkan pengembangannya dan atau penanganannya dalam jangkauan pelayanan yang sangat luas serta merupakan simpul dalam sistem jaringan
wilayah daerah tingkat I untuk mewujudkan sasaran pembangunan nasionaf propinsi dan transp ortasi laut intemasional
daerah tingkat II sesuai dengan arahan pembangunan nasionaf potensi dan kondisi :
geografis; sosial; ekonomi dan budaya di daerah tingkat I atau daerah lingkat tr yang 7. Pelabuhan utama sekunder adalah pelabuhan utama yang berfrrngsi lfiususnya untuk
bersangkutan. melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan intemasional dalamjumlah besar
dan jangkauan pelayanan yang luas dan lebih besar peranannya sebagai simpul pada sistem
Pada BAB V. dieunakan istilah sebasai berikut: j aringan transp ortasi nasional.

1. PKN adalah Pusat Kegiatan Nasionaf yang merupakan : 8. Pelabuhan utama tersier adalah pelabuhan utama yang berfrrngsi khususnya untuk melayani
a) Pusat yang memptrnyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan intemasional dalam jumlah menengah dan
intemasional dan mempunyai potensi unttrk mendorong daerah sekitanrya. jangkauan pelayanan yang menengah.
b) Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani nasional atau melayani
beberapa proPinsi 9. Pelabuhan pengumpan regional, yaitu pelabuhan pengumpan yang berfungsi kluzusnya
o) Pusat pe,ngolahan/penguryulbarang s@ara nasional atau meliputi beberapa propinsi. untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam ju-lah kecil dan jangkauan
d) Simpul transportasi secara nasional atau meliputi beberapa propinsi pelayanan yang relatif dekat serta menrpakan penguryan kepada pelabuhan utama.
e) Pusat jasa pemerintahan untuk nasional atau meliputi beberapa propinsi
0 Pusat jasa-jasa publik yang lain untuk nasional atau meliputi beberapa propinsi 10. Pelabuhan pengumpan loka[ yaitu pelabuhan pengumpan yang berfirngsi lfiususnya untuk
melayani kegiatan anglutan laut dalam jumlah kecil serta merupakan pengumpan kepada
2. PKW adalah Pusat Kegiatan Wilayah, yang merupakan : pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpan regional.
a) Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani propinsi atau beberapa
kabupaten. 11. Bandar udara utama, yaitu bandara udara yang berperan melayani penumpang dengan
b) Pusat pengolahan/penguryul barang yang melayani propinsi atau beberapa kabupaten. jumlah besar dengan lingkup pelayanan nasional atau beberapa propinsi dan pintu utama
c) Simpul transportasi untuk satu propinsi atau beberapa kabupaten. untuk keluar negeri.
d) Pusat jasa pemerintahan untuk satu propinsi atau beberapa kabupaten.
e) Pusat jasa-jasa yang tain untuk satu propinsi atau beberapa kabupaten. l2 Bandar udara kedua, yaitu bandar udara yang berperan melayani penumpang dengan jumlah
sedang dengan liogkop pelayanan satu propinsi dan terhubungkan dengan pelabuhan utama.
3. PKL adalah Pusat Kegiatan Lokal yang merupakan :
a) Pusat jasa-jasa keuangan/bank yang melayani satu kabupaten atau beberapa 13. Bandar udara kelas tiga, yaitu bandar udara yang berperan melayani penumpang dengan
keoamatan. jumlah rendah dengan lingkup pelayanan beberapa kabupaten dan terhubungkan dengan
b) Pusat pengolahan/penguryul barang rmtuk satu kabupaten atau beberapa kecamatan. pelabuhan utama atau kedua.
c) Simpul transportasi unfuk satu kabupaten atau beberapa kecamatan.
d) Pusat jasa pemerintahan untuk satu kabupaten atau beberapa kecamatan.
14. Pola pengembangan prasarana kelistrikan nasional adalah suatu pola yang 9. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di
memperlihatkan sebaran pusat-pusat pembangkit tenaga listrik dan jaringan distribusi untuk perairan yang mempunyai firngsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis
melayani kota-kota atau kawasan. tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai penyangga sistem
kehidupan.
15. Pola pengembangan prasarana pengelolaan dan distribusi air nasional adalah suatu pola
yang meryerlihatkan sebaran daerah-daerah pengaliran sungai (DPSy Daerah Aliran Sungai 10. Kawasan Suaka Alam l-aut dan Perairan lainnya adalah daerah yang mewakili ekosistem
(DAS) atau Satuan Wilayah Sungai (SWS) kawasan-kawasan yang perlu dilayani dan arahan khas di lautan natrpun perairan lainnya, yang merupakan habitat alami yang memberikan
prasarana distribusi air pendularngnya. tenryat maupun perlindungan bagt perkembangan keanekaragarnan tumbuhan dan satwa yang
ada.
16. Kawasan Produksi atlalah bagian dari kawasan budidaya baik di perkotaan maupun di
perdesaan dengan dominasi firngsinya kegiatan-kegiatan sektor produksi dan jasa (kawasan 11. Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat
industri kawasan pertambangan, kawasan pertadan pangan, kawasan perkebunan, kawasan alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan
petemakan, kawasan perikanan, kawasan periwisata, kawasan hutan produksi dan pantai dan lautan.
sebagainya).
t2. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun
Pada BAB VI. disunakan istilah sebagai berikut : di perairan yang mempunyai fi-gsi perlindungan, sistem pe,nyangga kehidupan, pe'ngawetan
keanekaragamanjenistumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
1. Pengelolaan l(awasan Lindung adalah upaya penetapan, pemenfaatan dan pengendalian hayati dan ekosistenmya.
peman faatan kawasan lindung.
13. Taman Nasional adalah kawasan peiestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang
2. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat lfias yang mampu dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilnu pengetahuan" pendidikan, pariwisata dan
memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar mauprm bawahannya sebagai pengatu tata rekreasi serta perlindungan ekosistem-
air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kezuburan tanah.
14. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelesarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk
3. Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa, alami dan buatan" jenis asli dan/atau bukan asli,
berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. pengembangan ilmu pengetahuaq pendidikan dan latihan, budaya, pariwibata dan rekreasi

4. Kawasan Resapan Air adalah daerah yang me,ryunyai tttgg untuk meresapkan 15. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelesarian alam di darat maupun di laut yang terutama
air hujan sehingga menrpakan teryat pengrsian xi1ltrmi (akife| yang berguna sebagai sumber dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam-
air.
16. Taman Buru adalah kawasan yang didalamnya terdapat satwa buru dan memungkinkan
5. Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat untuk diselenggarakan secara teratur serta ditetapkan dan dibina untuk kepentingan rekreasi
penting untuk mempertahankan kelestarian frrngsi pantai. dan perburuan.

6. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk strngai t7 Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik,
buatanlkanaVsaluran irigasiprimer, yang meryunyai manfaat penting untuk mempertahankan dan/atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keselunrhan unsur alamnya
kelestarian firngsi sungai. dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.

7. Kawasan Sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang 18. Daerah Pengungsian Satwa adalah kawasan yang karena keadaan dan sifat fisilrrya perlu
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danar.r/waduk. dibina dan dipertahankan sebagai teryat hidup dan kehidupan satrva tertentu yang dilindungi.

8. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling matr an yang mempunyai manfaat 19. Daerah Perlindungan Plasma Nutfah adalah daerah yang karena keadaan flora dan/atau
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. faunanya perlu dilindungi secara khusus untuk melestarikan ekosistemnya.
32 Kawasan Peruntukkan Industri adalah kawasan di luar kawasan lindung yang berupa
20. Kawasan Cagar Budaya dan IImu Pengetahuan adalah kawasan yang merupakan lokasi
bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang
bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggl maupun bentukan geologi alami yang
Wilayah yang ditetapkan oleh Pemda Dati II yang bersangkutan.
khas.

JJ. Kawasan Pariwisata adalah Kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
2r. Kawasan Rawan Bencana Alam adatah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
me,ngalami bencana alam, seperti letusan gunung berapl, gempa bumi, longsor dan lain-lain.

34. Kawasan Permukiman adalah kawasan diluar kawasan tindung yang diperlukan sebagai
22. pengelolaan Kawasan Budidaya adalah upaya penetapan, pemanfaatan dan pengendalian
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perkotaan atau
p eman faatan kawasan budidaya.
perdesaan.

23. Kawasan Hutan Produksi Tetap adalah kawasan hutan yang karena pertimbangan 35. Kriteria kawasan budidaya adalah ukuran yang digunakan untuk penentuan zuatu kawasan
kebutuhan sosial ekonomi dan negara dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi yang yang ditetapkan untuk kegiatan budidaya, dibagi dalam triteria teknis sektoral dan kriteria
berfimgsi untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri
ruang.
dan ekspor.
JO. Kriteria teknis sektoral adalah ukuran untuk menentukanbahwa pemanfaatan ruang untuk
24. Kawasan Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan
suatu kegiatan dalam kawasan memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung,
budidaya hasil-hasil hutan secara terbatas dengan tetap memperhatikan firngsinya sebagai kesezuaian lahan dan bebas bencana alanr
hutan untuk melindungi kawasan dibawahnya.
37. Kriteria ruang adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang untuk suatu
25. Kawasan Hutan Produksi yang dapat l)ikonversi adalah areal hutan produksi tetap yang kegiatan budidaya dalam kawasan, menghasilkan nilai sjnergl terbesar terhadap kesejahteraan
dapat dirubah peruntukkannya guna memenuhi kebutuhan pengembangan transmigrasi, masyarakat sekitarnya dan tidak bertsntangan dengan pelestarian lingkungan.
pertanian, perkebunan, industri, permukiman, lingkungan dan lain-lain.
38. Pengelolaan kawasan budidaya adalah bagian dari kegiatan pemanfaatan ruang nasional
26. Kawasan Pertanian Lahan Basah adalah kawasan yang fungsi utamenya untuk kegratan untuk kegiatan budidaya meliputi perencanaen, pemanfaatan dan pengendalian.
pertanian tahan basah karena didukung kondisi topografi tanah yang sezual
39. Kawasan tertentu cepat tumbuh adalah kawasan budidaya yang di dalamnya terdapat
27. Kawasan Pertanian Lahan Kering adalah kawasan yang fungsiutamanya diperuntukkan
kegiatan-kegiatan produksi, jasa dan atau permukiman yang memberikan kontribusi penting
bagikegiatanpertanian lahan kering krr"o. didukung oleh kondisi dan topografitanah yang
bagipengembangan ekonominasional dan daerah serta pengembangannya sangat berpengaruh
sesuaL
terhadap tata ruang wilayah sekitarnya.

28. Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan adalah kawasan di luar kawasan lindung yang
40. Kawasan tertentu potensial berkembang adalah kawasan budidaya yang di dalamnya
fungsiutemanya dipenrntukkan bagi kegiatan perkebunan karena didukung oleh kondisi dan
terdapat zumberdaya alamyang dapat diliembangkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi
topografi tanah yang sesuai.
Nasional dan daerall memilikiposisiyang sfrategis dalamkaitanya dengan pusat pertumbuhan
nasional dan regionaf serta pengembangannya akan sangat berpengaruh terhadap tata ruang
29. Kawasan Peternakan adalah kawasan di luar kawasan lindung yang frrngsi utamanya dipe-
wilayah sekitarnya.
runtukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya.
4t. Kawasan tertentu kritis tingkungan adalah karvasan budidaya ataupun kawasan lindung
30. Kawasan Perikanan adalah kawasan yang f,rngsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan yang memiliki, atau potensial rurtuk mengalami, masalah lingkungan dengan dampak nasional.
perikanan dan segala kegiatan penunjangnya.
42. Kawasan tertentu perbatasan adalah kawasan budidaya meupun lindung yang berbatasan
31. Kawasan Pertambangan adalah kawasan dengan luas tertentu yang digunakan untuk langsung dengan negara tetanga.
pemusatan kegiatan pertambangan karena terdapat sumberdaya tambang yang potensiil untuk
diolah guna menunj ang p embangunan.
43. Kawasan tertentu sangat tertinggal adalah kawasan budidaya yang secara ekonomi jauh
tertinggal dari rata-rata nasional baik yang diakibatkan oleh kondisi geografi, kondisi sosial
maupun infrastruk;turnya.

44. Kawasan tertentu hankamneg adalah kawasan bemilai strategis untuk pertahanan
keamanan negara yang keberadaan lokasinya sangat vital untuk upaya pertahanan keamanan
negara.

45. Kriteria kawasan tertentu adalahseperangkat ukuran yang digunakan untuk menentukan
suatu kawasan apakah memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai kawasan tertentu.

46. Pola peirgelolaan kawasan tertentu adalah pola penanganan kawasan tertentu, meliputi
p€netapaq penyusrnan renmna tata ruang, serta pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang.

"':'l;l;jf -i,,--l.rs:i j.:f ti+'er43,'r.*.,.


:. r. r+ r,f i ;5.

Anda mungkin juga menyukai